Upload
afandi89
View
58
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Tugas MIDMAKALAHMANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA OLEH :NAMA : AFANDISTAMBUK : F1C1 12 048KELAS : KIMIA BJURUSAN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI2015KATA PENGANTARSesuaidengan Undang-Undang No. 1 tahun 1970 mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan mengingat bahwa di Laboratorium/Ruang Praktikum pada Program Studi KIMIA MIPA UHO beresiko untuk terjadinya gangguan kesehatan lingkungan dan keselamatan kerja, serta dalam upaya meningkatkan perlindungan maupun pelestarian lingkungan dalam segala aktivitas, maka dibutuhkan tindakan pencegahan. Barkaitan dengan hal tersebut diatas, maka diperlukan Pedoman Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) maupun penyediaan sarananya. Pedoman Pelaksanaan K3 ini disusun dan ditujukan khususnya untuk kepentingan dosen, mahasiswa dan karyawan di lingkungan fakultas MIPA dengan tujuan untuk memastikan komitmen jurusan kimia dalam hal penerapan K3 bisa terlaksana secara rutin dan berkelanjutan.Untuk itu seluruh dosen, mahasiswa dan karyawan maupun pihak-pihak terkait diwajibkan melaksanakan dan mentaati ketentuan-ketentuan standar K3 yang disyaratkan dalam buku pedoman ini, dengan demikian pencegahan terhadap hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihindari.Atas perhatian dan kerjasama semua pihak, saya ucapkan terima kasih.PenulisDAFTAR ISIKata Pengantar iDaftar Isi iiBAB I. PENDHULUANA. Latar belakang 1B. Rumusan Masalah 2C. Tujuan 2BAB II. PEMBAHASAN1. Laboratorium kimia 31.1. Pengertian laboratorium 31.2. Fungsi laboratorium 41.3. Tujuan pengelolaan laboratorium 61.4. Layout (Tata Ruang) Laboratorium 71.5 Infrastruktur Laboratorium 132. Alat-alat laboratorium 172.1. Prinsip-prinsip penyimpanan Peralatan Praktikum kimia 172.2. Penggolongan Alat Praktikum Kimia 172.3. Peralatan Keselamatan Laboratorium/Safety Equipment 193. Bahan kimia 203.1. Bekerja aman dengan bahan kimia 223.2. Memindahkan bahan Kimia 233.3. Memindahkan bahan Kimia cir 233.4. Memindahkan bahan Kimia padat 233.5. Menyiman bahan-bahan kimia 23BAB III PENUTUPA. KESIMPULAN 29B. SARAN 30DAFTAR PUSTAKABAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangLaboratorium adalah suatu tempat atau ruangan tertutup dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan. Laboratorium juga merupakan sebagai sumber belajar untuk membuktikan kebenaran dari konsep yang sudah dipelajari. Sehingga untuk memenuhi tujuan dari pembelajaran tersebut dibutuhkan laboratorium yang aman dan nyaman serta memenuhi standar keselamatan.Laboratorium kimia merupakan salah satu laboratorium yang cukup berbahaya dalam melaksanakan percobannya, sehingga sering kali kita mengabaikan percobaan kimia yang dianggap berbahaya meskipun harapan pada tujuan pembelajaran hal ini harus dilakukan. Pelaksaan percobaan kimia sebenarnya dapat dilakukan dengan baik apabila ada penanganan dan pengoperasian laboratorium yang baik dan benar. Untuk mendapatkan penanganan dan pengoperasian yang baik dan benar perlu dilakukan suatu strategi pengelolaan yang baik dalam penanganan alat, bahan dan tata letak laboratorium disamping kesadaran dalam menggunakan peralatan laboratorium yang baik dan benar.Pengelolaan laboratorium hendaknya merupakan tanggung jawab bersama baik si pengelola dan si pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Dan hendaknya pemerintah juga harus serius dalam mengelola laboratorium baik dari segi anggaran yang dibutuhkan untuk terpenuhinya laboratorium yang bersifat aman, nyaman dan keselamatan yang terjamin bagi siapapun yang bekerja di dalamnya.Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu kerja di laboratorium dan penan
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laboratorium merupakan tempat penelitian atau penyidikan yang
dilakukan oleh para peneliti untuk meneliti sampel. Salah satu contoh
laboratorium yang sering digunakan adalah laboratorium kimia analitik.
Laboratorium kimia analitik merupakan tempat pemeriksaan sampel yang secara
umum menggunakan alat instrumen.
Laboratorium kimia analitik berisi alat-alat instrument yang digunakan
untuk mengidentifikasi sampel secara kualitatif dan kuantitatif. Sampel yang akan
dianalisis oleh alat instrumen, dialkukan proses preparasi terlebih dahulu. Alat-
alat intrumen yang biasa digunakan yaitu Atomic Absorption Spectroscopy (AAS),
spektrofotometer UV-Vis, HPLC (High Perfomance Liquid Chromatography) dan
lain-lain.
Penggunaan alat-alat instrument tersebut membutuhkan keahliaan agar
dapat mengoprasikannya dengan baik dan benar, sehingga perlu adanya latihan
ketrampilan khusus. Pengetahuan penggunaan yang sesuai adalah mengetahui
Standar Operasional Prosedur unntuk memahami cara penggunaan alat-alat
instrument yang digunakan. Berdasarkan uraian diatas, maka makah ini akan
menjelaskan SOP alat-alat instrumen yang ada di laboratorium kimia analitik serta
perawatan dan penggunaan alat-alat tersebut.
Makalah Manajemen Laboratorium 1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang makalah, maka rumusan masalah pada
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana ketersedian alat-alat instrument yang ada di laboratorium
kimia analitik ?
2. Apa bagian-bagian dari alat instrumen yang ada dilaboratorium kimia
analitik ?
3. Bagaimana perawatan dan penggunaan alat-alat instrumen yang ada
dilaboratorium kimia analitik ?
4. Apa kelebihan dan kekurangan alat-alat instrumen yang ada
dilaboratorium kimia analitik ?
C. Tujuan Makalah
Tujuan yang ingin dicapai pada pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui ketersedian alat-alat instrument yang ada di
laboratorium kimia analitik.
2. Untuk mengetahui bagian-bagian dari alat instrumen yang ada
dilaboratorium kimia analitik.
3. Untuk mengetahui perawatan dan penggunaan alat-alat instrumen yang
ada dilaboratorium kimia analitik.
4. Untuk megetahui kelebihan dan kekurangan alat-alat lnstrumen yang
ada dilaboratorium kimia analitik.
Makalah Manajemen Laboratorium 2
D. Manfaat Makalah
Manfaat yang ingin didapatkan pada pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui ketersedian alat-alat instrument yang ada di
laboratorium kimia analitik.
2. Dapat mengetahui bagian-bagian dari alat instrumen yang ada
dilaboratorium kimia analitik.
3. Dapat mengetahui perawatan dan penggunaan alat-alat instrumen yang
ada dilaboratorium kimia analitik.
4. Dapat megetahui kelebihan dan kekurangan alat-alat lnstrumen yang
ada dilaboratorium kimia analitik.
Makalah Manajemen Laboratorium 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ketersedian perlengkapan Instrumen Laboratorium Kimia Analitik
Laboratorium kimia dikhususkan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif
bahan-bahan tertentu serta uji karakterisasi hasil sintesis suatu bahan.
Laboratorium ini dilengkapi dengan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS),
Spektrofotometer UV-Visible, dan High Perfomance Liquid Chromatography
(HPLC). Instrumen yang ada masih belum memadai karena kerbatasan sumber
daya manusia yang belum dapat mengoprasikan instrumen tersebut. Utuk itu
diperlukan suatu pelatihan yang baik sehingga dapat mengoprasikan instrument
tersebut dengan baik dan benar.
B. Instrumen di Laboratorium Kimia Analitik
Ada tiga alat yang penting di dalam laboratorium kimia analitik adalah
sebagai berikut :
1. Atomic Absorption Spectroscopy (AAS)
Spektrometri Serapan Atom (SSA) adalah suatu alat yang digunakan pada
metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metalloid yang
pengukurannya berdasarkan penyerapan cahaya dengan panjang gelombang
tertentu oleh atom logam dalam keadaan bebas.
Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom, atom-atom
menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat
unsurnya.
Makalah Manajemen Laboratorium 4
2. Spektrofotometer UV-Visible
Spektrofotometri UV-Vis merupakan gabungan antara spektrofotometri
UV dan Visible. Alat ini menggunakan dua buah sumber cahaya yang berbeda,
yaitu sumber cahaya UV dan sumber cahaya Visible. Larutan yang dianalisis
diukur serapan sinar ultra violet atau sinar tampaknya. Konsentrasi larutan yang
dianalisis akan sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terapat
dalam larutan tersebut.
Bagian-bagian dari spektrofotometer Uv-Vis adalah Sumber cahaya,
Monokromator, Wadah sampel (kuvet), Detektor danVisual display / detector
prinsip kerja dari spektrofotometer Uv-Vis adalah cahaya yang berasal dari lampu
deuterium maupun wolfram yang bersifat polikromatis diteruskan melalui lensa
menuju ke monokromator pada spektrofotometer dan filter cahaya pada fotometer.
Monokromator kemudian akan mengubah cahaya polikromatis menjadi cahaya
monokromatis (tunggal). Berkas-berkas cahaya dengan panjang tertentu
kemudian akan dilewatkan pada sampel yang mengandung suatu zat dalam
konsentrasi tertentu. Oleh karena itu, terdapat cahaya yang diserap (diabsorbsi)
dan ada pula yang dilewatkan. Cahaya yang dilewatkan ini kemudian diterima
oleh detector. Detektor kemudian akan menghitung cahaya yang diterima dan
mengetahui cahaya yang diserap oleh sampel. Cahaya yang diserap sebanding
dengan konsentrasi zat yang terkandung dalam sampel sehingga akan diketahui
konsentrasi zat dalam sampel secara kuantitatif dengan membandingkan
absorbansi sampel.
Makalah Manajemen Laboratorium 5
3. High Perfomance Liquid Chromatography (HPLC).
Kromatografi cair kinerja tinggi dapat dilakukan dengan teknik
kromatografi cair-padat) maupun kromatografi cair-cair. Peralatan KCKT dibagi
ke dalam 5 unit yaitu a.) unit penghantar solven bertekanan tinggi, b.) unit system
penyuntikan atau penginjeksian sampel, c.) unit kolom, d.) unit detector, dan e.)
unit pencatat atau recorder.
C. bagian-bagian dari alat instrumen yang ada dilaboratorium kimia
analitik
bagian- bagian alat instrumen yang sering digunakan adalah Atomic
Absorption Spectroscopy (AAS).
1. Lampu Katoda (Hollow Chatode Lamp)
Lampu katoda merupakan sumber cahaya pada AAS. Lampu
katoda memiliki atau umur pemakaian selama 1000 jam. Lampu katoda
pada setiap unsur yang akan diuji berbeda-beda tergantung unsur yang
akan diuji, seperti lampu katoda Cu, hanya bisa digunakan untuk
pengukuran unsur Cu. Lampu katoda terbagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Lampu Katoda Monologam : Digunakan untuk mengukur 1 unsur.
2. Lampu Katoda Multilogam : Digunakan untuk pengukuran beberapa
logam sekaligus.
Soket pada bagian lampu katoda yang hitam, yang lebih menonjol
digunakan untuk memudahkan pemasangan lampu katoda pada saat lampu
dimasukkan ke dalam soket pada AAS. Bagian yang hitam ini merupakan
bagian yang paling menonjol dari ke-empat besi lainnya. Lampu katoda
Makalah Manajemen Laboratorium 6
berfungsi sebagai sumber cahaya untuk memberikan energi sehingga unsur
logam yang akan diuji, akan mudah tereksitasi. Selotip ditambahkan, agar
tidak ada ruang kosong untuk keluar masuknya gas dari luar dan keluarnya
gas dari dalam, karena bila ada gas yang keluar dari dalam dapat
menyebabkan keracunan pada lingkungan sekitar.
Sumber cahaya biasanya merupakan lampu katoda cekung dari
elemen yang sedang diukur. Laser juga digunakan dalam instrumen
penelitian. Karena laser yang cukup intens untuk membangkitkan atom ke
tingkat energi yang lebih tinggi, mereka mengijinkan AAS dan fluoresensi
atom pengukuran dalam satu instrumen. Kerugian dari sempit-band ini
sumber cahaya adalah bahwa hanya satu elemen yang dapat diukur pada
suatu waktu.
2. Tabung Gas
Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung gas
yang berisi gas asetilen. Gas asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu ±
20000K, dan ada juga tabung gas yang berisi gas N2O yang lebih panas
dari gas asetilen, dengan kisaran suhu ± 30000K. regulator pada tabung
gas asetilen berfungsi untuk pengaturan banyaknya gas yang akan
dikeluarkan, dan gas yang berada di dalam tabung. Spedometer pada
bagian kanan regulator. Merupakan pengatur tekanan yang berada di
dalam tabung.
Makalah Manajemen Laboratorium 7
3. Ducting
Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap
atau sisa pembakaran pada AAS, yang langsung dihubungkan pada
cerobong asap bagian luar pada atap bangunan, agar asap yang dihasilkan
oleh AAS, tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar. Asap yang dihasilkan
dari pembakaran pada AAS, diolah sedemikian rupa di dalam ducting,
agar polusi yang dihasilkan tidak berbahaya. Penggunaan ducting yaitu,
menekan bagian kecil pada ducting kearah miring, karena bila lurus secara
horizontal, menandakan ducting tertutup. Ducting berfungsi untuk
menghisap hasil pembakaran yang terjadi pada AAS, dan
mengeluarkannya melalui cerobong asap yang terhubung dengan ducting.
4. Kompresor
Kompresor merupakan alat yang terpisah dengan main unit, karena
alat ini berfungsi untuk mensuplai kebutuhan udara yang akan digunakan
oleh AAS, pada waktu pembakaran atom. Kompresor memiliki 3 tombol
pengatur tekanan, dimana pada bagian yang kotak hitam merupakan
tombol ON-OFF, spedo pada bagian tengah merupakan besar kecilnya
udara yang akan dikeluarkan, atau berfungsi sebagai pengatur tekanan,
sedangkan tombol yang kanan merupakan tombol pengaturan untuk
mengatur banyak/sedikitnya udara yang akan disemprotkan ke burner.
Bagian pada belakang kompresor digunakan sebagai tempat penyimpanan
udara setelah usai penggunaan AAS. Alat ini berfungsi untuk menyaring
udara dari luar, agar bersih.posisi ke kanan, merupakan posisi terbuka, dan
Makalah Manajemen Laboratorium 8
posisi ke kiri merupakan posisi tertutup. Uap air yang dikeluarkan, akan
memercik kencang dan dapat mengakibatkan lantai sekitar menjadi basah,
oleh karena itu sebaiknya pada saat menekan ke kanan bagian ini,
sebaiknya ditampung dengan lap, agar lantai tidak menjadi basah., dan uap
air akan terserap ke lap.
5. Burner
Burner merupakan bagian paling terpenting di dalam main unit,
karena burner berfungsi sebagai tempat pancampuran gas asetilen, dan
aquabides, agar tercampur merata, dan dapat terbakar pada pemantik api
secara baik dan merata. Lobang yang berada pada burner, merupakan
lobang pemantik api, dimana pada lobang inilah awal dari proses
pengatomisasian nyala api. Perawatan burner yaitu setelah selesai
pengukuran dilakukan, selang aspirator dimasukkan ke dalam botol yang
berisi aquabides selama ±15 menit, hal ini merupakan proses pencucian
pada aspirator dan burner setelah selesai pemakaian. Selang aspirator
digunakan untuk menghisap atau menyedot larutan sampel dan standar
yang akan diuji. Selang aspirator berada pada bagian selang yang berwarna
oranye di bagian kanan burner. Sedangkan selang yang kiri, merupakan
selang untuk mengalirkan gas asetilen. Logam yang akan diuji merupakan
logam yang berupa larutan dan harus dilarutkan terlebih dahulu dengan
menggunakan larutan asam nitrat pekat. Logam yang berada di dalam
larutan, akan mengalami eksitasi dari energi rendah ke energi tinggi. Nilai
eksitasi dari setiap logam memiliki nilai yang berbeda-beda. Warna api
Makalah Manajemen Laboratorium 9
yang dihasilkan berbeda-beda bergantung pada tingkat konsentrasi logam
yang diukur. Bila warna api merah, maka menandakan bahwa terlalu
banyaknya gas. Dan warna api paling biru, merupakan warna api yang
paling baik, dan paling panas, dengan konsentrasi.
6. Buangan Pada AAS
Buangan pada AAS disimpan di dalam drigen dan diletakkan
terpisah pada AAS. Buangan dihubungkan dengan selang buangan yang
dibuat melingkar sedemikian rupa, agar sisa buangan sebelumnya tidak
naik lagi ke atas, karena bila hal ini terjadi dapat mematikan proses
pengatomisasian nyala api pada saat pengukuran sampel, sehingga kurva
yang dihasilkan akan terlihat buruk. Tempat wadah buangan (drigen)
ditempatkan pada papan yang juga dilengkapi dengan lampu indicator.
Bila lampu indicator menyala, menandakan bahwa alat AAS atau api pada
proses pengatomisasian menyala, dan sedang berlangsungnya proses
pengatomisasian nyala api. Selain itu, papan tersebut juga berfungsi agar
tempat atau wadah buangan tidak tersenggol kaki. Bila buangan sudah
penuh, isi di dalam wadah jangan dibuat kosong, tetapi disisakan sedikit,
agar tidak kering.
7. Unit Atomisasi
A. Atominasi nyala
Tujuan Atomisasi nyala : untuk mendapatkan atom-atom netral.
Atomisasi dapat dilakukan dengan nyala api (paling banyak digunakan)
atau tanpa nyala. Pemilihan pasangan fuel-oksidan sangat tergantung dari
Makalah Manajemen Laboratorium 10
temperatur nyala yang diperlukan untuk proses atomisasi, meskipun
faktor-faktor yang mereduksi pembentukan oksida logam juga penting.
Juga diusahakan agar latar belakang emisi dari nyala tidak mengganggu
analisa.
Fungsi dari atomisasi nyala yaitu:
a. Mengubah zat yang diperiksa dari larutan atau bentuk padat menjadi
bentuk gas penguapan.
b. Mengubah molekul dalam bentuk uap menjadi atom atomisasi.
c. Pada FES untuk mengeksitasi uap atom/molekul sehingga
menghasilkan radiasi emisi.
d. Komponen-komponen dari gas-gas pembentuk nyala membatasi
daerah analisa pada panjang gelombang di luar daerah resapan
atmosfer, yaitu pada panjang gelombang di atas 210 nm.
Perbandingan dari bahan bakar dan oksidan juga menentukan suhu
dan komposisi nyala gas yang terjadi. Bila jumlah oksidan lebih banyak
dari bahan bakan maka nyala yang terjadi disebut oxidising flame dan bila
sebaliknya disebut reducing flame. Nyala jenis mana yang dipakai
tergantung dari sifat unsur yang diperiksa. Misalnya unsur-unsur yang
cenderung utnuk membentuk oksida yang stabil (Al,Si, Ti, dan Lantanida)
diperlukan nyala dengan suhu tinggi dengan lingkungan yang dapat
mereduksi, misalnya nyala asetilendinitrogen monoksida.
Makalah Manajemen Laboratorium 11
B. Sistem Atomisasi Dengan Elektrothermal (Tungku)
Sistem nyala api ini lebih dikenal dengan nama GFAAS. GFAAS
dapat mengatasi kelemahan dari sistem nyala seperti, sensitivitas, jumlah
sampel dan penyiapan sampel. Ada tiga tahap atomisasi dengan tungku
yaitu:
a. Tahap pengeringan atau penguapan laruta
b. Tahap pengabuan atau penghilangan senyawa-senyawa organik
c. Tahap atomisasi
Unsur-unsur yang dapat dianalsis dengan menggunakan GFAAS
adalah sama dengan unsur-unsur yang dapat dianalisis dengan sistem
nyala. Beberapa unsur yang sama sekali tidak dapat dianalisis dengan
GFAAS adalah tungsten, Hf, Nd, Ho, La, Lu, Os, Br, Re, Sc, Ta, U, W, Y
dan Zr, hal ini disebabkan karena unsur tersebut dapat bereaksi dengan
graphit.
Petunjuk praktis penggunaan GFAAS:
1. Jangan menggunakan media klorida, lebih baik gunakan nitrat.
2. Sulfat dan fosfat bagus untuk pelarut sampel, biasanya setelah sampel
ditempatkan dalam tungku.
3. Gunakan cara adisi sehingga bila sampel ada interferensi dapat terjadi
pada sampel dan standard.
8. Monokromator
Monokromator celah dan kisi difraksi. Radiasi nyala dan radiasi yang
diteruskan akan bergabung menuju detector Kesulitan : monokromator
Makalah Manajemen Laboratorium 12
tidak dapat menghalangi radiasi nyala menuju detector. Radiasi nyala dan
radiasi yang diteruskan akan bergabung menuju detector.
9. Detektor
Fungsi : mengubah intensitas radiasi yang datang menjadi arus listrik.
Umum digunakan : tabung penggandaan foto ( PMT = Photo Multiplier
Tube Detector).
D. Perawatan dan Penggunaan Alat Instrumen di Laboratorium Kimia
Analitik
Alat instrumen yang sering digunakan adalah Atomic Absorption
Spectroscopy (AAS).
1. Perawatan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS)
a. Sebelum digunakan, biarkan mesin warming-up selama 15-20
menit.
b. Spektrofotometer sebisa mungkin tidak terpapar sinar matahari
langsung, karena cahaya dari matahari akan dapat mengganggu
pengukuran.
c. Simpan spektrofotometer di dalam ruangan yang suhunya stabil
dan diatas meja yang permanen.
d. Pastikan kompartemen sampel bersih dari bekas sampel.
e. Lakukan kalibrasi panjang gelombang dan absorban secara teratur.
2. Penggunaan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS)
Ada tiga jenis pengoprasian AAS yaitu MHS, Furnace, dan Flame. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada penjelasan berikut.
Makalah Manajemen Laboratorium 13
a. Standar Operasional prosedur Furnace
1) Pastikan kabel power supply Komputer, printer dan blower terpasang.
2) Buka regulator Argon dan atur tekanan yang masuk ke instrument ±
50 PSI.
3) Nyalakan instrument dan Komputer kemudian biarkan selesai
inisialisasi.
4) Pada PC, klik 2x icon AAWinlab.
5) Pada window Winlab32, klik File lalu pilih Change Technique pilih
Furnace. Hal ini untuk menentukan tehnik analisa yang akan
dipergunakan. Flame , Furnace , FIAS – Flame.
6) Pada window WinLab32, kliok icon Method Editor .
- Tentukan nama method yang akan dipergunakan. Jika tidak ada ,
- klik pada New Method untuk membuat method yang baru. Isikan
semua parameter yang diperlukan pada halaman Spectrometer,
Sampler, Calibration, Check, QC dan Option.
- Klik icon File lalu pilih Save As. Tentukan nama dari method yang
baru saja dibuat lalu Ok.
7) Klik icon Sample Information untuk menentukan nama-nama dari
sample yang akan dianalisis. Masukkan nama-nama sample yang
akan dianalisis, kemudian klik icon File. Pilih Save As dan buat nama
Sample informasi yang baru saja dibuat.
Makalah Manajemen Laboratorium 14
8) Klik icon Lamp. Pasangkan pada tempat lampu di instrument lampu
dari unsur yang akan dianalisa.Setelah muncul pada window Lamp,
klik Set Up pada lampu unsure yang diinginkan.
9) Optimasi Furnace dengan memutar knob hitam sehingga didapatkan
energi lampu maksimal.
10) Klik ikon Furnace ,pilih Setting Up Tip dilakukan dengan mengecek
terlebih dahulu Tip (klik Align Tip pilih Suspend The Autosampler
Tip Above The Rinse Vessel to Renew and Cut the Plastic Tubing
klik Next)
11) Setting kedalaman Tip ke dalam Cup Sample (klik Set the Depth of
the Autosampler Tip in Sampling Cup dengan memilih Use a
Sample Cup atau Use The Rinse Location) klik Next atur kedalaman
Tip dengan memutar Depth Knob (naik/turun).
12) Cek kedalaman Tip pada Sample Cup (klik Check Depth
Autosampler Tip in the Sampling Cup lalu Next)
13) Setting Tip kedalam Graphite Tube (klik Align the Autosampler Tip
in The Graphite Tube lalu Next, atur kedalaman Tip dengan
mengatur Depth Knob (atas-bawah) dan X-Y Knob (kanan-kiri).
Batas antara Tip dengan dasar Graphite Tube ± 2 mm dengan melihat
melalui Mirror.
14) Cek Tip kedalam Graphite Furnace ( klik Check Autosampler Tip
Alignment in the Graphite Tube lalu Next).
15) Klik icon Auto untuk memulai analisis.
Makalah Manajemen Laboratorium 15
16) Klik Auto, pada Result Data Set Name isi file yang akan di Save.
Klik Open isi nama file lalu Ok.
17) Klik Toolbar Analyze, bila ingin memulai dapat memilih Analyze All
(Running Kalibrasi dan Sample), Calibrate (Running Kalibrasi),
Analyze Samples (Running Sample).
18) Ulangi langkah diatas dari 1-18 untuk semua unsur.
19) Jika analisa telah selesai, pada icon Lamp klik Off untuk mematikan
lampu. Tutup Regulator pada Suplly Gas Argon, matikan Blower.
20) Tutup Aawinlab, matikan instrument AAS dan HGA kemudian
matikan komputer.
b. Standard Operasional Prosedur Flame
1) Pastikan kabel power supply, printer dan blower terpasang.
2) Nyalakan instrument dan computer kemudian biarkan selesai
inisialisasi.
3) Nyalakan kompresor dan atur tekanan yang masuk instrument ± 50-
60 psi.
4) Buka regulator Acetylen dan atur tekanan yang masuk ke instrument
± 0.9 bar.
5) Pada PC, klik 2x icon AAWinlab.
6) Pada window Winlab32, klik File lalu pilih Change Tehnique. Hal
ini untuk menentukan tehnik analisa yang akan dipergunakan.
7) Pada window WinLab32, kliok icon Method Editor
- Tentukan nama method yang akan dipergunakan. Jika tidak ada ,
Makalah Manajemen Laboratorium 16
- klik pada New Method untuk membuat method yang baru. Isikan
semua parameter yang diperlukan pada halaman Spectrometer,
Sampler, Calibration, Check, QC dan Option.
- Klik icon File lalu pilih Save As. Tentukan nama dari method yang
baru saja dibuat lalu Ok.
8) Klik icon Sample Information untuk menentukan nama-nama dari
sample yang akan dianalisis. Masukkan nama-nama sample yang akan
dianalisis, kemudian klik icon File. Pilih Save As dan buat nama
Sample informasi yang baru saja dibuat.
9) Klik icon Lamp. Pasangkan pada tempat lampu di instrument lampu
dari unsur yang akan dianalisa.Setelah muncul pada window Lamp,
klik pada lampu unsur yang diinginkan.
10) Klik icon Flame, untuk menyalakan api analisa. Kemudian klik On.
11) Klik icon Continous Graphic. Lakukan pengoptimalan pada signal
sesuai dengan sensitivitas check yang tertera pada Characteristic
Concentration.
12) Klik icon Manual. Masukkan pada blangko slang nebulizer.klik
Analyze Blank. Masukkan selang nebulizer pada standard 1 lalu klik
Analyze Standard. Ulangi langkah diatas untuk standard – standard
berikutnya. Setelah standard telah selesai semua., masukkan selang
nebulizer pada sample kemudian klik Analyze Sample.Lakukan hal
diatas untuk semua sample.
13) Ulangi langkah diatas dari 1-12 untuk semua unsur.
Makalah Manajemen Laboratorium 17
c. Standar Operasional Prosedur MHS 15
1) Pastikan kabel power supply, printer dan blower terpasang.
2) Nyalakan instrument dan computer kemudian biarkan selesai
inisialisasi.
3) Buka regulator Argon dan atur tekanan yang masuk instrument ± 30
psi
4) Pada PC, klik 2x icon AAWinlab
5) Pada window Winlab32, klik File lalu pilih Change Tehnique pilih
Flame-MHS. Hal ini untuk menentukan tehnik analisa yang akan
dipergunakan.
6) Pasang Tempat untuk Quard Cell pada Burner Head
7) Pada window WinLab32, kliok icon Method Editor
- Tentukan nama method yang akan dipergunakan. Jika tidak ada ,
- klik pada New Method untuk membuat method yang baru. Isikan
semua parameter yang diperlukan pada halaman Spectrometer,
Sampler, Calibration, Check, QC dan Option.
- Klik icon File lalu pilih Save As. Tentukan nama dari method yang
baru saja dibuat lalu Ok.
- Klik icon Sample Information untuk menentukan nama-nama dari
sample yang akan dianalisis. Masukkan nama-nama sample yang akan
dianalisis, kemudian klik icon File. Pilih Save As dan buat nama
Sample informasi yang baru saja dibuat.
Makalah Manajemen Laboratorium 18
- Klik icon Lamp. Pasangkan pada tempat lampu di instrument lampu
dari unsur yang akan dianalisa.Setelah muncul pada window Lamp,
klik pada lampu unsur yang diinginkan.
- Optimasi Quartz Cell dengan mengatur posisi Flame Atomizer (posisi
naik – turun,samping,maju-mundur)
- Klik icon Continous Graphic . Hingga signal menunjukkan nilai
terendah
- Klik icon Manual
- Masukkan NaBH4 kedalam tabung pereduksi (3/4 volume) dan
pasangkan pada MHS 15
- Pipet 10 mL larutan (blanko/standard/sampel) kedalam sample tube.
Dan masukan ke dalam MHS 15
- Tunggu 5 detik untuk pre-reaction
- klik Analyze Blank untuk blanko
- tunggu 5 detik untuk BOC
- Tekan tombol putih pada MHS selama 15 detik
- Tunggu selama 50 detik untuk Post-reaction
- Setelah itu, lepaskan reaction tube dan bersihkan dengan Aquabidest
- Gantikan dengan standard/sampel yang lain untuk pembacaan
selanjutnya
- Ulangi langkah ke 13, klik Analyze Standard. Ulangi langkah diatas
untuk standard –
- standard berikutnya .
Makalah Manajemen Laboratorium 19
- Setelah standard telah selesai semua, masukkan larutan sample ulangi
langkah ke 13 kemudian klik Analyze Sample.Lakukan hal diatas
untuk semua sample.
Pelaporan Hasil
1) Klik File → Utilities → Data Manager
2) Pilih Data File yang akan di Print
3) Klik Report → Create New Design → Next → Pilih Data-data yang
akan ditampilkan dengan mengklik Enable/Disable
4) Klik Next 2x → Pilih Report Type Detailed → Report Style
(VerticalRepMeanStatistics) → Next
5) Pada Report Title and Page Header dan Page Footer and report
Appendix bisa diisi sesuai kebutuhan
6) Melihat hasil Report klik Preview → Klik Gambar Printer.
Mematikan Alat
1) Jika analisa telah selesai. Tutup semua aliran gas dan exhaust.
2) Tutup Aawinlab, matikan instrument kemudian matikan komputer.
A. Kekurangan dan Kelebihan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS)
Alat instrument yang digunakan seperti Atomic Absorption Spectroscopy
(AAS) memiliki kekurangan dana kelebihan yang ada di laboratorium yaitu :
1. Kelebihan
a. Dapat mengenalisis sampel logam dengan cepat
b. Mudah penggunaannuya
Makalah Manajemen Laboratorium 20
c. Tidak memakan waktu lama unutk menentukan absorbans sampel
2. Kekurangan
a. Tidak dapat menganalisis sampel dengan hasil logam yang
beragam
b. Perawatan alat yang mahal
c. Membutuhkan biaya pembelian gas yang mahal
Makalah Manajemen Laboratorium 21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkna hasil pembahasan, maka kesimpulan pada makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Laboratorium kimia analitik merupakan tempat yang terdiri dari alat-
alat instrumen seperti Atomic Absorption Spectroscopy (AAS),
Spektrofotometer UV-Visible, dan High Perfomance Liquid
Chromatography (HPLC).
2. Bagian-bagian AAS melipiti lampu katoda (hollow chatode lamp),
tabung gas, ducting, kompresor, burner, buangan pada aas, unit
atomisasi, monokromator dan detektor.
3. Perwanantan dan penggunaan alat instrument harus menggunakan
Standar Operasional Prosedur sehingga dapat diunakan dengan optimal
4. Kelebihan dan kekurangan alat instrumen menjadi parameter tertentu
untuk memaksimalkan kinoerja alat instrumen yang digunakan.
B. Saran
Saran yang dapat diajukan dalam pembuatan makalah ini adalah sebaiknya
dilakukan kalibrasi alat instrument yang akan digunakan sehingga pengukuran
dapat optimal serta kinerja alat menjadi maksimum.
Makalah Manajemen Laboratorium 22
DAFTAR PUSTAKA
Zysk AM dkk. 2007. Needle Based Reflection Refractometry of Scattering Samples Using Coherence Gated Detection. Di dalam Opticts Express (15) No. 8. USA: University of Illinois at Urbana Champaign.
Hamdani.2008. Spektrofotometer UV Vis . [terhubungberkala] http://catatankimia . com /catatan/spektrofometri-uv-vis.html ( 11 Juni 2015, 9:36).
Tahir I.2008. Arti Penting kalibrasi Pada Proses Pengukuran Analitik: Aplikasi Pada Penggunaan PH Meter dan Spektrofotometer UV Vis. Jogjakarta: Universitas gadjah Mada.
Makalah Manajemen Laboratorium 23