18
Amalgam kedokteran gigi merupakan alloy yang terdiri dari merkuri, perak, tembaga, dan timah,dan mungkin juga bisa mengandung palladium, zinc, dan elemen-elemen lain untuk meningkatkan karakteristik dan kinerja klinis amalgam itu sendiri. (Phillips’ Science of Dental Materials) Komposisi dan fungsi masing-masing komponen Perak (Ag) 67-74% a. Elemen utama dalam reaksi b. Menaikkan setting expansion c. Menaikkan tarnish resistance dalam memproduksi amalgam d. Memperputih alloy e. Menaikkan strength f. menurunkan creep Timah (Sn) 25-28% a. Mengontrol reaksi antara silver&mercury b. Mengurangi strength & hardness c. Mengurangi resistance terhadap tarnish & korosi Tembaga (Cu) 0-6% a. Menaikkan hardness & strength b. Menaikkan setting expansion Seng (Zn) 0-2%

tugas makalah amalgam klas 2 decidui

Embed Size (px)

DESCRIPTION

restorasi amalgam kavitas klas 2 pada gigi decidui

Citation preview

Page 1: tugas makalah amalgam klas 2 decidui

Amalgam kedokteran gigi merupakan alloy yang terdiri dari merkuri, perak,

tembaga, dan timah,dan mungkin juga bisa mengandung palladium, zinc, dan elemen-

elemen lain untuk meningkatkan karakteristik dan kinerja klinis amalgam itu sendiri.

(Phillips’ Science of Dental Materials)

Komposisi dan fungsi masing-masing komponen

Perak (Ag) 67-74%

a. Elemen utama dalam reaksi

b. Menaikkan setting expansion

c. Menaikkan tarnish resistance dalam memproduksi amalgam

d. Memperputih alloy

e. Menaikkan strength

f. menurunkan creep

Timah (Sn) 25-28%

a. Mengontrol reaksi antara silver&mercury

b. Mengurangi strength & hardness

c. Mengurangi resistance terhadap tarnish & korosi

Tembaga (Cu) 0-6%

a. Menaikkan hardness & strength

b. Menaikkan setting expansion

Seng (Zn) 0-2%

a. Dalam jumlah kecil, tidak memengaruhi setting reaction & sifat amalgam

b. Zinc menyebabkan tertundanya ekspansi jika campuran amalgam

terkontaminasi oleh uap lembab selama manipulasi

c. Mencegah masuknya O2 ketika terjadi fusi logam paduan

Air raksa (Hg) 0-3%

Kadang-kadang ditambahkan untuk menciptakan kondisi pre-amalgamisasi pada

logam paduan.

Page 2: tugas makalah amalgam klas 2 decidui

A. Sifat Fisik Amalgam

1. Creep

Creep adalah sifat viskoelastik yang menjelaskan perubahan dimensi secara

bertahap yang terjadi ketika material diberi tekanan atau beban. Untuk tumpatan

amalgam, tekanan mengunyah yang berulang dapat menyebabkan creep. ANSI – ADA

specification no.1 menganjurkan agar creep kurang dari 3%.  Amalgam yang rendah

tembaga lebih rentan mengalami kerusakan di bagian tepi, dibandingkan dengan

amalgam yang tinggi kandungan tembaga. (Craig, 2000)

Amalgam dengan kandungan tembaga yang tinggi mempunyai nilai creep yang

jauh lebih rendah, beberapa bahkan kurang dari 0,1%. Tidak ada data yang

menunjukkan bahwa mengurangi nilai creep 1% akan dapat mempengaruhi kerusakan

tepi. Secara umum besarnya creep yang terjadi adalah sebagai berikut :

Creep alloy konvensional > creep blonded alloy > creep alloy komposisi tunggal.

(Combe, 1992)

Kekurangan; Amalgam yang memiliki tingkat creep tinggi akan mengalami

kerusakan marginal dan mengakibatkan menurunnya nilai estetik.

2. Stabilitas Dimensional

Idealnya amalgam harus mengeras tanpa terjadi perubahan pada dimensinya

dan kemudian tetap stabil. Meskipun demikian ada beberapa faktor yang

mempengaruhi dimensi awal pada saat pengerasan dan stabilitas dimensional jangka

panjang.

Perubahan dimensional

Amalgam dapat meregang dan berkontraksi tergantung saat manipulasinya.

Idealnya perubahan dimensi amalgam terjadi pada skala kecil. Beberapa kontraksi

dapat mengakibatkan kebocoran mikro dan sekunder karies. (Phillips, 1981)

Beberapa faktor penting yang dapat mempengaruhi perubahan dimensi adalah :

1. komposisi alloy : semakin banyak jumlah silver dalam amalgam, maka akan

lebih besar pula expansi yang terjadi. Semakin besar jumlah tin, maka

kontraksi akan lebih besar.

Page 3: tugas makalah amalgam klas 2 decidui

2. rasio mercuri/alloy : makin banyak mercury, akan semakin besar tingkat

expansinya

3. ukuran partikel alloy : dengan berat yang sama, jika ukuran partikel menyusut,

maka total area permukaan alloy akan meningkat. Area permukaan yang lebih

besar akan menghasilkan mercury dengan kecepatan difusi ke partikel yang

lebih tinggi, saat triturasi. Hal ini akan mengakibatkan kemungkinan kontraksi

lebih tinggi saat tahap pertengahan.

4. waktu triturasi : merupakan faktor paling penting. Secara umum, semakin lama

waktu triturasi, maka expansi akan lebih kecil.

5. tekanan kondensasi : jika amalgam tidak mengalami kondensasi setelah

triturasi, akan terjadi kontraksi dalam skala besar karena tidak terganggunya

difusi mercury ke alloy.

3. Difusi termal

Difusi termal amalgam adalah empat puluh kali lebih besar dari dentin

sedangkan koefisien ekspansi termal amalgam 3 kali lebih besar dari dentin yang

mengakibatkan mikroleakage dan sekunder karies.

4. Abrasi

Proses abrasi yang terjadi saat mastikasi makanan, berefek pada hilangnya

sebuah substansi / zat, biasa disebut wear. Mastikasi melibatkan pemberian tekanan

pada tumpatan, yang mengakibatkan kerusakan dan terbentuknya pecahan/puing

amalgam.

B. Sifat Mekanik Amalgam

1. Kekuatan

Dental amalgam mempunyai berbagai macam struktur, dan kekuatan struktur

tersebut tergantung dari sifat individu dan hubungannya antara satu struktur dengan

struktur yang lainnya. Dental amalgam adalah material yang brittle/rapuh. Kekuatan

tensile amalgam lebih rendah dibanding kekuatan kompresif. Kekuatan kompresif ini

Page 4: tugas makalah amalgam klas 2 decidui

cukup baik untuk mempertahankan kekuatan amalgam, tetapi rendahnya kekuatan

tensile yang memperbesar kemungkinan terjadinya fraktur/retakan.

Beberapa faktor yang mengontrol/mempengaruhi kekuatan amalgam :

1. rasio mercury/alloy : jika mercury yang digunakan terlalu sedikit, maka

partikel alloy tidak akan terbasahi secara sempurna sehingga bagian restorasi

alloy tidak akan bereaksi dengan mercury, menyisakan peningkatan lokal

porositas dan membuat amalgam menjadi lebih rapuh.

2. Komposisi alloy : komposisi tidak terlalu berpengaruh terhadap kekuatan

amalgam. Beberapa sumber mengatakan amalgam yang tinggi copper dengan

tipe dispersi lebih kuat dibanding alloy dengan komposisi konvensional.

3. Ukuran dan bentuk partikel : kekuatan amalgam diperoleh dengan ukuran

partikel yang kecil, mendukung kecenderungan fine atau microfine particles.

4. Porositas : sejumlah kecil porositas pada amalgam akan mempengaruhi

kekuatan. Porositas dapat dikurangi dengan triturasi yang tepat, dan yang lebih

penting adalah teknik triturasi yang baik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan diantaranya.

1. Efek Triturasi. efek triturasi terhadap kekuatan tergantung pada jenis logam

campur amalgam, waktu triturasi, dan kecepatan amalgamator. Baik triturasi

yang kurang maupun yang berlebih akan dapat menurunkuan kekuatan dari

amalgam tradisional dan amalgam dengan tembaga yang tinggi

2. Efek Kandungan Merkuri. Faktor penting dalam mengontrol kekuatan adalah

kandungan merkuri dari restorasi tersebut. Merkuri dalam jumlah yang cukup

harus dicampur dengan logam campur untuk menutupi partikel-partikel logam

campur dan memungkinkan terjadinya amalgamasi yang menyeluruh. Masing-

masing partikel logam campur harus dibasahi oleh merkuri: bila tidak, akan

terbentuk adonan yang kering dan berbutir-butir. Adonan semacam itu

menghasilkan permukaan yang kasar dan berlubang-lubang yang dapat

menimbulkan korosi. Setiap kelebihan merkuri yang tertinggal pada restorasi

dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan dalam jumlah yang cukup besar.

Page 5: tugas makalah amalgam klas 2 decidui

3. Efek kondensasi. Tekanan kondensasi, dan bentuk partikel logam campur,

semuanya mempengaruhi sifat amalgam. Jika digunakan teknik kondensasi

tipikal dan logam campur lathe-cut, makin besar tekanan kondensasi, makin

tinggi kekuatan kompresinya, terutama kekuatan awal (misalnya pada 1 jam).

Teknik kondensasi yang baik akan memeras keluar merkuri dan menghasilkan

fraksi volume dari fase matriks yang lebih kecil. Tekanan kondensasi yang

tinggi diperlukan untuk mengurangi porositas dan mengeluarkan merkuri dari

amalgam lathe-cut. Sebaliknya, amalgam sferis yang dimampatkan dengan

tekanan ringan akan mempunyai kekuatan yang baik.

4. Efek Porositas. Ruang kosong dan porus adalah faktor-faktor yang

mempengaruhi kekuatan kompresi dari amalgam yang sudah mengeras.

5. Efek Laju Pengerasan Amalgam. Laju pengerasan amalgam penting

diperhatikan oleh dokter gigi. Karena pasien pada umumnya diperbolehkan

pulang dari praktik gigi dalam waktu 20 menit setelah triturasi

amalgam,pertanyaan yang penting diperhatikan di sini adalah apakah amalgam

sudah mempunyai kekuatan yang cukup untuk menjalankan fungsinya. Ada

kemungkinan bahwa persentase patahnya restorasi amalgam yang tinggi.

Amalgam tidak memperoleh kekuatan secepat yang kita inginkan. Spesifikasi

ADA menyebutkan kekuatan kompresi minimal adalah 80 MPa pada 1 jam.

Kekuatan kompresi 1 jam dari amalgam komposisi tunggal yang kandungan

tembaganya tinggi sangatlah besar. (Anusavice, 2004)

Kelebihan;

Ketahanan terhadap keausan sangat tinggi, tidak seperti bahan lain yang pada

umumnya lama kelamaan akan mengalami aus karena faktor-faktor dalam

mulut yang saling berinteraksi seperti gaya kunyah dan cairan mulut.

C. Sifat Kimia Amalgam

1. Reaksi Elektrokimia Sel Galvanik

Korosi galvanic atau bimetalik terjadi ketika dua atau lebih logam berbeda atau

alloy berkontak dalam larutan elektrolit , dalam hal ini adalah air ludah . Besarnya

Page 6: tugas makalah amalgam klas 2 decidui

arus galvanis dipengaruhi oleh lama / usia restorasi , perbedaan potensial korosi

sebelum berkontak dan daerah permukaan. Hubungan lama restorasi dengan besar arus

galvanic berbanding terbalik .artinya semakin lama usia restorasi amalgam dengan

tumpatan lainnya , semakin kecil arus galvanic yang dihasilkan.

Kekurangan; mengakibatkan rasa nyeri bila menimbulkan arus galvanis

bersama dengan tumpatan logam lain. Solusi; melepas tumpatan logam lain sebelum

memakai tumpatan amalgam.

1) Korosi

Korosi adalah reaksi elektrokimiawi yang akan menghasilkan degradasi

struktur dan properti mekanis. Banyak korosi amalgam terjadi pada bagian pits dan

cervical. Korosi dapat mengurangi kekuatan tumpatan sekitar 50%, serta

memperpendek keawetan penggunaan. (Marke, 1992)

Solusi;

1. memoles tumpatan amalgam

2. meminimalkan timbulnya arus galvanis

3. tidak memakan makanan mengandung asam secara terus menerus.

2) Tarnish

Reaksi elektrokimia yang tidak larut, adherent, serta permukaan film yang

terlihat dapat menyebabkan tarnish. Penyebab discoloration yang paling terkenal

adalah campuran silver dan copper sulfida karena reaksi dengan sulfur dalam makanan

dan minuman.

D. Sifat Biologi Amalgam

1. Alergi

Secara khas respon alergi mewakili antigen dengan reaksi antibodi yang

ditandai dengan rasa gatal, ruam, bersin, kesulitn bernafas, pembengkakan, dan gejala

lain. Dermaititis kontak atau reaksi hipersensitif tipe 4 dari Commbs mewakili efek

samping fisiologis yang paling mungkin terjadi pada amalgam gigi, tetapi reaksi ini

terjadi oleh kurang dari 1 % dari populasi yang di rawat..(Anusavice, 2004)

Solusi; tidak menggunakan tumpatan amalgam (tumpatan jenis lain yang dipakai)

Page 7: tugas makalah amalgam klas 2 decidui

2. Toksisitas

Suatu analisis pada dentin dibawah tambalan amalgam mengungkapkan

adanya air raksa yang turut berperan dalam perubahan warna gigi. Sejumlah air raksa

dilepaskan pada saat pengunyahan tetepi kemungkinan keracunan dari air raksa yang

menembus gigi atau sensititasi terhadap garam-garam air raksa yang larut dari

permukaan amalgam sangat jarang terjadi . kemungkinan yang paling menonjol bagi

asimilasi air raksa dari amalgam gigi adalah melalui tahap uapnya. (Anusavice, 2004)

Kekurangan;

Merkuri adalah elemen yang beracun, baik sebagai logam bebas maupun

unsur dari senyawa kimia. Raksa larut dalam lemak dan sewaktu-waktu dapat terhirup

oleh paru-paru yang mana akan teroksidasi menjasi Hg 2+. Kemudian ia akan

ditransportasikan dari paru-paru oleh sel darah merah ke jaringan lain termasuk sistem

saraf pusat. Merkuri dengan mudah menjadi senyawa metil merkuri, melewati barrier

darah-otak dan juga plasenta kepada janin. Konsekuensinya, metilmerkuri dapat

nerakumulasi di otak dan berefek kepada bayi yang akan dilahirkan. (Nicholson, 2002)

Solusi;

1. Material yang mengandung raksa harus disimpan jauh dari sumber panas.

2. menjamin adanya ventilasi yang baik pada pembedahan

3. penyimpanan amalgam di bawah air atau larutan fiksatif kimia

4. jangan disentuh dengan tangan

5. menggunakan masker

6. memakai teknik hand condensor

7. ruang tidak berkarpet

Page 8: tugas makalah amalgam klas 2 decidui

Tekhnik Preparasi Kavitas Klas II

Tedjosasongko, 2009

1. Proksimal Box

Anatomi servikal gigi sulung yang menyempit meningkatkan resiko rusaknya gingiva

di bagian interproksimal. Juga bila gingival wall terlalu dalam dapat membahayakan

pulpa

2. Gingival wall

Lebar gingival wall sekitar 1 mm. Pastikan dinding enamel didukung oleh dentin yang

sehat

3. Axial wall

Pada restorasi kecil, axial wall harus flat. Tetapi untuk restorasi yang luas axial wall

dibentuk pararel dengan kontur gigi aslinya. Kegagalan preparasi axial wall

menyebabkan pulpa terbuka

Page 9: tugas makalah amalgam klas 2 decidui

4. Konvergen

Dinding dan proximal box line angles dibentuk konvergen ke arah oklusal, mengikuti

permukaan bukal dan lingual gigi. Sudut cavosurface angle tetap dipertahankan 90°

Page 10: tugas makalah amalgam klas 2 decidui
Page 11: tugas makalah amalgam klas 2 decidui

5. Line angle

Bucco-gingival dan linguo-gingival line angle dibuat sedikit membulat

6. Cavosurface

Bukal dan lingual cavosurface angle jangan terlalu melebar. Preparasi cukup untuk

akses hand instrumen, tidak terlalu divergen untuk menghindari daerah yang rapuh

7. Cervical enamel rod

Tidak perlu membentuk bevel pada tiap dinding kavitas untuk menghindari

terbentuknya enamel rod yang unsupported. Inklinasi cervical enamel rod sedikit

mengarah ke oklusal

8. Retensi

Grove tambahan diletakkan pada bucco-axial dan lingual-axial line angle, tanpa

mengurangi enamel wall

9. Lebar isthmus

Lebar isthmus sekitar sepertiga lebar cusp bukal dan lingual. Fraktur isthmus sering

terjadi karena kontak prematur amalgam di daerah marginal ridge dengan gigi

antagonis. Cek kontak marginal ridge dengan articulating paper sebelum restorasi

untuk menghindari fraktur.

10. Axio-pulpal line angle

Dibulatkan dengan bur atau ekskavator yang tajam

11. Pulpal wall

Sebaiknya flat atau sedikit membulat, 0.5mm dibawah dentin. Hindari perluasan

berlebihan di daerah mesial

12. Occlusal wall

Dinding buccal dan lingual (Buccal & lingual walls)Harus mengerucut (converging) supaya kavitasnya retentif. Cavosurface angle harus tegak lurus supaya kekuatannya maksimum pada pertemuan enamel-amalgam

Page 12: tugas makalah amalgam klas 2 decidui

Preparasi dibuat sedikit konvergen ke arah oklusal

13. Dovetail

Diperluas hingga daerah yang terkena karies atau fissure yang dalam. Bentuknya

membulat, halus dengan retensi yang baik pada oklusal

DAFTAR PUSTAKA

1. Anusavice,Kenneth J.1996.Phillips’science Of Dental Materials. florida : W.B

2. Combe, E.C. 1992. Sari Dental Material. Balai Pustaka. Jakarta

3. Craig, R.G. et al. 2000. Dental Materials Properties and Manipulation 7th edition.

Toronto: Mosby

4. Marek, M. 1992. Interactions Between Dental Amalgams and the Oral

Environment dalam Adv Dent Res 6:100-109

5. Nicholson, J. W. 2002. The Chemistry of Medical and Dental Materials. RSC:

Cambridge

6. Phillips, R.W. 1991. Science Of Dental Materials 9 th Edition . W.B Saunders

Company. Philadelphia

7. Tedjosasongko, Udijanto. 2009. Perawatan Konservasi Gigi Sulung.

Dept.Kedokteran Gigi Anak. FKG UNAIR

MAKALAH

KONSERVASI GIGI ANAK

RESTORASI AMALGAM KAVITAS KLAS II DECIDUI

Page 13: tugas makalah amalgam klas 2 decidui

DISUSUN OLEH

WELLY ANGGARANI

112080045

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

2013