7
TUGAS KEUANGAN NEGARA dan DAERAH ANALISIS PERKEMBANGAN APBN 2013, 2014 dan RAPBN 2015 Republik Indonesia NAMA : RIZKI ANDRIANI NIM : A11112276 JURUSAN : ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

TUGAS KND (RIZKI ANDRIANI) A11112276 .docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TUGAS KND (RIZKI ANDRIANI) A11112276 .docx

TUGAS KEUANGAN NEGARA dan DAERAH

ANALISIS PERKEMBANGAN APBN 2013, 2014 dan

RAPBN 2015 Republik Indonesia

NAMA : RIZKI ANDRIANI

NIM : A11112276

JURUSAN : ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

Page 2: TUGAS KND (RIZKI ANDRIANI) A11112276 .docx

Analisis perkembangan APBN tahun 2013 dan 2014 dan R-APBN tahun 2015,

Pendapatan Negara, Pengeluaran, dan Defisit.

ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN POSTRUR APBN 2013 – RAPBN 2015(Trilliun Rupiah)

URAIAN2013 2014 2015

APBNP APBNP RAPBNA. PENDAPATAN NEGARA 1.502,0 1.635,4 1.762,3

I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1.497,5 1.633,1 1.758,9

1. Penerimaan Perpajakan 1.148,4 1.246,1 1.370,8

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 349,2 387 388,1

II. PENERIMAAN HIBAH 4,5 2,3 3,4

B. BELANJA NEGARA 1.726,2 1.876,9 2.019,9

I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1.196,8 1.280,4 1.379,9

1. Belanja Kementrian Negara/Lembaga 622,0 602.3 600,6

2. Belanja Non-Kementrian Negara/Lembaga 574,8 678,1 779,3

II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 529,4 596,5 639,9

1. Transfer ke Daerah 445,5 596,5 630,9

2. Dana Desa 83,8 0,0 9,0

C. KESEIMBANGAN PRIMER (111,7) (106,1) (103,5)

D. SURPLUS DEFISIT ANGGARAN (A-B) (224,2) (242,5) (257,6)

% Defisit terhadap PDB(2,38)

(2,40) (2,32)

E. PEMBIAYAAN (I+II) 224,2 241,5 257,6

I. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI 241,1 254,9 281,4

1. Perbankan Dalam Negeri 34,6 5,4 4,7

2. Non-Perbankan Dalam Negeri 206,5 249,5 276,7

II. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (neto) (16,9) (13,4) (23,8)

1. Penarikan Pinjaman LN (bruto) 49,0 54,1 47,1

2. Penerusan Pinjaman (SLA) (6,7) (3,4) (4,4)

3. Pembayaran Cicilan Pokok Utang LN (59,2) (64,2) (66,5)

- Pertumbuhan ekonomi (%)

- Inflasi (%) y-o-y

6,3

7,2

5,5

5,3

5,6

4,4

Page 3: TUGAS KND (RIZKI ANDRIANI) A11112276 .docx

- Tingkat bunga SPN 3 bulan (%)

- Nilai Tukar (Rp/US$1)

- Harga minyak (US$/barel)

- Lifting minyak (ribu barel/hari)

- Lifting Gas (MBOEPD)

5,0

9.600

108,0

840,0

1.240,0

6,0

11.600

105

818

1.224

6,2

11.900

105

845

11,245

Sumber: Kementrian Keuangan Republik Indonesia 2014

Grafik perkembangan APBN 2013, 2014 dan RAPBN 2015

2013 2014 20150

500

1000

1500

2000

2500

15021635

176217261876

2019

224 241 257

PENDAPATAN NEGARA BELANJA NEGARADEFISIT ANGGARAN

Pada gambar grafik di atas menunjukkan perkembangan APBN dari tahun 2013 hingga

RAPBN tahun 2015. Dari gambar grafik tersebut bisa dilihat bahwa APBN Indonesia dengan

pertimbangan asumsi ekonomi makro mengalami kenaikan di setiap tahunnya baik dari sisi

pendapatan atau penerimaan, belanja, maupun defisit.

Dari data diatas, kita bisa melihat Perkembangan dari sisi Penerimaan Negara tahun

2013 dan 2014 serta R-APBN tahun 2015. Penerimaan dari tahun 2013, 2014 dan RAPBN

2015 terus mengalami peningkatan, terlihat di tahun 2013 sebesar 1.502,0 Triliun, tahun

2014 pendapatan negara mengalami peningkatan sebesar 165,1 Triliun sehingga menjadi

1.667,1 Triliun, rancangan anggaran pendapatan pada tahun 2015 ditargetkan sebanyak

Page 4: TUGAS KND (RIZKI ANDRIANI) A11112276 .docx

1.762,0 Triliun, atau mengalami peningkatan sebanyak 949 Triliun. Adapun komposisi dari

pendapatan negara masih didominasi oleh penerimaan yang bersumber dari pajak yang

jumlahnya dari tahun ke tahun semakin meningkat. Pendapatan negara bukan pajak juga

terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, namun pertambahannya masih

cenderung sedikit. Satu hal yang unik dari APBN 2013 dan 2014 serta R-APBN 2015 belanja

negara dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, namun yang menjadi masalah

ialah terjadinya defisit pada APBN, sehingga terus menambah jumlah pinjaman Indonesia.

Namun memang pada umumnya negara berkembang mengalami defisit, karena negara

berkembang dalam tahap pembangunan yang membutuhkan banyak investasi. Dengan

harapan investasi yang dilakukan hari ini bisa memacu pertumbuhan perekonomian negara.

Perkembangan dari sisi Pendapatan Negara pada tahun 2013 sebesar 1.502,0 Triliun

yang didominasi oleh Pendapatan Dalam Negeri, Pendapatan Dalam Negeri tersusun atas

Penerimaan Perpajakan sebesar 1.148,4 Triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar

349,2 Triliun sehingga total Pendapatan Dalam Negeri sebesar1.497,5 Triliun, Pendapatan

Negara tahun 2013 juga tersusun atas Penerimaan Hibah sebesar 4,5 Triliun, sehingga total

Pendapatan Negara pada APBN tahun 2013 sebesar 1.502,0 Triliun. Pada tahun 2014,

Pendapatan Negara meningkat sebesar 165,1 Triliun sehingga menjadi 1.667,1 Triliun, pada

tahun ini Pendapatan Dalam Negeri masih menjadi penyumbang terbesar terhadap

Pendapatan Negara. Pada R-APBN tahun 2015 Pendapatan Negara dirancangkan meningkat

sebesar 1.762,0 Triliun. Pada tahun 2015 Pendapatan Negara didominasi oleh Pendapatan

Dalam Negeri yang tersusun atas Penerimaan Perpajakan sebesar 1.370,2 Triliun dan

Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar 388,0 Triliun, sehingga total dari Pendapatan Dalam

Negeri sebesar 1.758,2 Triliun dan Penerimaan Hibah yang mengalami peningkatan dari

tahun sebelumnya yang sempat menurun, jumlah sebesar 3,8 Triliun. Sehingga total

Pendapatan Negara pada RAPBN 2015 sebesar 1.762,0 Triliun.

Perkembangan dari sisi Belanja negara setiap tahunnya mengalami peningkatan,

pada APBN di tahun 2013 belanja negara sebesar 1.726,2 Triliun kemudian meningkat di

tahun 2014 menjadi 1.842,5 Triliun, dan diproyeksikan pada RAPBN 2015 juga masih

Page 5: TUGAS KND (RIZKI ANDRIANI) A11112276 .docx

mengalami peningkatan yakni menjadi sebesar 2.019,3 Triliun. Pada tahun 2013 belanja

negara masih didominasi oleh Belanja Pemerintah Pusat yang mencapai 69% dari total

belanja negara. Adapun untuk Transfer ke Daereah dan Dana Desa sebesar 31%. Untuk

Belanja Pemerintah Pusat secara persentase mengalami penurunan dari tahun sebelumnya,

tetapi secara nilai nominal tetap mengalami peningktan yakni dari 1.196.8 Triliun pada tahun

2013 dan meningkat menjadi 1.249,9 Triliun pada tahun 2014. Untuk Transfer ke Daerah dan

Dana Usaha baik secara persen dan nilai nominal mengalami peningkatan, peningkatan nilai

riil yakni dari 529,4 Triliun pada tahun 2013 menjadi 592,6 Triliun pada tahun 2014.

Sedangkan untuk Belanja Pemerintah Pusat pada RAPBN tahun 2015 secara persentase

tatap, tidak ada perubahan, namun dari segi nilai nominal tetap mengalami peningkatan

yakni dari 1.249,9 T riliun pada tahun 2014 dan meningkat menjadi 1.379,3 Triliun pada

RAPBN tahun 2015. Untuk Transfer ke Daerah dan Dana Usaha dalam persen juga tidak

mengalami perubahan, namun dari segi nominal tetap mengalami peningkatan yakni dari

592,6 Triliun pada tahun 2014 menjadi 639 Triliun pada RAPBN tahun 2014. Anggaran belanja

selama tahun 2013-2015 dapat dilihat bahwa Transfer Daerah didominasi oleh Dana Alokasi

Umum dan terus mengalami peningkatan hingga RAPBN 2015. Hal ini diakibatkan oleh

Pendapatan Dalam Negeri yang terus meningkat dan meningkatnya rasio alokasi DAU

terhadap PDN.

Perkembangan pada sisis Defisit Anggaran . Defisit anggaran yang dialami Indonesia

pada tahun 2013 dan 2014 serta defisit anggaran yang akan terjadi di tahun 2015. Pada

tahun 2013 Indonesia mengalami defisit anggaran sebesar 224,2 Triliun. Pada tahun 2014

defisit anggaran menurun pada angka 175,3 Triliun, namun defisit anggaran diprediksi akan

kembali meningkat pada tahun 2015 yakni sebesar 257,3 Triliun. Defisit anggaran suatu

negara bukan sesuatu hal yang harus dikhawatirkan, asal jangan melewati ambangnya yang

dalam hal ini 2,5% dari PDB. Demikian juga halnya paket stimulus yang dapat menambah

beban utang pemerintah, namun dapat merangsang pertumbuhan ekonomi nasional. Defisit

terhadap PDB pada tahun 2013 sebesar 2,38 Triliun dan mengalami penurunan pada tahun

2014 yakni sebesar 1,69 Triliun dan kembali meningkat pada tahun 2015 menjadi 2,32 Triliun.

Page 6: TUGAS KND (RIZKI ANDRIANI) A11112276 .docx