Upload
dayu-mas-swandewi
View
243
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
n
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan kesehatan mental dan psikiatrik adalah suatu bidang spesialisasi
praktek keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan
penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya ( ANA ). Semuanya
didasarkan pada diagnosis dan intervensi dari adanya respons individu akan masalah
kesehatan mental yang actual maupun potensial. Ada empat karakteristik
keperawatan:
1. Fenomena yaitu rentang respons-respons yang berkaitan dengan kesehatan yang
teramati pada orang sakit dan sehat yang menjadi focus diagnosa dan penanganan
keperawatan.
2.Teori yaitu konsep-konsep, prinsip-prinsip dan proses yang memandu intervensi
keperawatan dan pemahaman tentang respons yang berhubungan dengan
kesehatann.
3. Tindakan-tindakan yaitu intervensi untuk mencegah kesehatan.
4. Pengaruh yaitu evaluasi tindakan keperawatan yang berhubungan dengan respon
kesehatan yang teridentifikasi dan hasil asuhan keperawatan yang diantisipasi.
Pelayanan yang menyeluruh difokuskan pada pencegahan penyakit mental,
menjaga kesehatan, pengelolaan atau merujuk dari masalah kesehatan phisik dan
mental, diagnosis dan intervensi dari gangguan mental dan akibatnya, dan rehabilitasi
(Haber & Billing, 1993).
Keperawatan jiwa / mental diharapkan mampu mengkaji secara komprehensif,
menggunakan ketrampilan memecahkan masalah secara efektif dengan pengambilan
keputusan klinik yang komplek (advokasi), melakukan kolaborasi dengan profesi lain,
peka terhadap issue yang mencakup dilema etik, pekerjaan yang menyenangkan,
tanggung jawab fiskal. Jadi peran keperawatan jiwa profesional telah berkembang
secara komplek dari elemen-elemen sejarah aslinya.
B. Rumusan Masalah :
1. Bagaimana perkembangan keperawatan kesehatan jiwa di dunia ?
2. Bagaimana perkembangan keperawatan kesehatan jiwa di Indonesia ?
1
C. Tujuan Penulisan :
1. Untuk mengetahui perkembangan keperawatan kesehatan jiwa di dunia.
2. Untuk mengetahui perkembangan keperawatan kesehatan jiwa di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Keperawatan Jiwa Di Dunia
Sejarah perkembangan keperawatan jiwa dalam sejarah evolusi keperawatan jiwa,
kita mengenal beberapa teori dan model keperawatan yang menjadi core keperawatan
jiwa, yang terbagi dalam beberapa periode. Pada awalnya perawatan pasien dengan
gangguan jiwa tidak dilakukan oleh petugas kesehatan (CustodialCare) (tidak oleh tenaga
kesehatan). Perawatan bersifat isolasi dan penjagaan.Mereka ditempatkan dalam suatu
tempat khusus, yang kemudian berkembangmenjadi Primary Consistend of Custodial
Care.
Selama abad 7 sebelum masehi, Hippocrates menjelaskan perubahan perilaku atauwatak dan
gangguan mental disebabkan oleh perubahan 4 cairan tubuh atau hormon, yangdapat menghasilkan
panas, dingin, kering dan kelembaban. Aristotle melengkapi dengan hati,dan Seorang Dokter Yunani,
Galen : menyatakan emosi atau kerusakan mental dihubungkandengan otak. Orang Yunani
menggunakan kuil sebagai rumah sakit dan memberikanlingkungan udara bersih, sinar matahari dan air
bersih untuk menyembuhkan penyakit jiwa/mental. Bersepeda, Jalan-jalan, dan mendengarkan suara air
terjun ini sebagai contohpenyembuhan.
Pada pertengahan abad ke-13 di Eropa, dibangun rumah sakit untuk pasien dengangangguan
mental. Tetapi di dalam rumah sakit tersebut belum ada perawat perawat yangmerawat pasien tersebut
dan pengobatan untuk pasien pasien tersebut juga jarang diberikan.Fasilitas rumah sakit jiwa sewaktu itu
hanya sebagai perumahan untuk mereka atau dengankata lain untuk menampung pasien dengan
gangguan jiwa saja. Saat itu ketika penyebaranagama nasrani di Eropa, rumah sakit untuk pasien dengan
gangguan mental menggunakanintervensi kepercayaan agama tersebut.Hal ini berdampak positif
terhadap perkembangankeperawatan. Kemajuan ini terlihat pada zaman pemerintahan Lord Constandne
yaitu dengandidirikan xenodhoecin atau hospes (penampungan orang yang membutuhkan
pertolonganterutama orang yang menderita sakit) seperti yang telah disebutkan di
atas.Merekamenganggap pasien gangguan jiwa itu adalah teman sehingga mereka mempunyai
tanggung jawab untuk membantu memulihkan kembali kondisi agar dapat kembali
mengadakanhubungan dengan masyarakat.yang menjadi perhatian utama disini adalah menjadi teman
yangmempunyai hubungan spiritual yang intim dengan mereka yang memiliki gangguan jiwa.
Selanjutnya rumah sakit jiwa pertama, Bethlehem Royal Hospital, telah dibukadi England.
Kemudian muncul beberapa rumah sakit jwa di tempat lain di kawasan Eropa,diantaranya Pinel, seorang
dokter Perancis membuka sebuah rumah sakit untuk seorangpenderita jiwa / mental di pilih kota
3
La Bicetre, Paris. Dia memulai dengan tindakankemanusiaan dan advokasi, melalui observasi
perilaku, riwayat perkembangan danmenggunakan komunikasi dengan penderaita. Ada juga Weyer,
seorang dokter Jermanpsikiatrik pertama yang dapat menjelaskannya melalui kategori diagnostik.
1. Sejarah Psikiatri
Berikut ringkasan kejadian – kejadian penting yang mempengaruhi
perkembanganKeperawatan Psikiatri :
a. Tahun 1856 – 1929 : Emil Kreepelin mebedakan antara depresi psikosis
manicdan schizoprenia dan menyatakan bahwa schizoprenia tidak dapat
disembuhkan.
b. Tahun 1856 – 1939 : Sigmund Freud memperkenalkan teori psikoanalisis
danterapinya. Dia menjelaskan perilaku manusia dalam tahapan psikologi
danmembuktikan bahwa perilaku dapat berubah dalam situasi tertentu.
c. Tahun 1857 – 1939 : Eugene Bleur menjelaskan gangguan psikotik
padaschizophrenia (sebelumnya disebut dementia praecox)
d. Tahun 1870 – 1937 : Alfred Adler mempelajari tentang obat –
obatan psikosomatik yang mengarah pada organ luar sebagai penyebab kausatif.
e. Tahun 1875 – 1961 : Carl Jung menjelaskan jiwa manusia .
f. Tahun 1920 : Harriet Bailey menulis buku keperawatan Psikiatrik yang
pertama(Nursing Medical Disease)
g. Tahun 1930 an : Terapi shock insulin, Obat Pentylnetetrazol (Metrazol), ECTdan
Prefrontal lobotomy untuk tindakan pasien penyakit mental dengan
gangguan psikotik. Munculnya International Committee for Mental Hygiene.
Gerakan Hill-Burton mendirikan unit psikiatri.
h. Tahun 1940 : Gerakan kesehatan mental menyusun kurikulum pendidikan
keperawatan untuk spesialis klinik pada tahun 1946.
i. Tahun 1946 s/d 1971 : Gerakan kesehatan mental nasional membuka
program pelatihan profesi, Organisasi dunia untuk kesehatan mental mengadakan
reset dan pendidikan.
j. Tahun 1947 : Helen Render menulis buku “ Hubungan Perawat–Pasien
diPsikiatri”
k. Tahun 1952 : Hildegard E. Peplau menulis buku “ Hubungan personal
dikeperawatan “ sebagai dasar untuk hubungan perawat-pasien.
l. Tahun 1963-1979 : Perbaikan tingkat ekonomi menekan bertambahnyagangguan
jiwa. Amerika meluluskan 50 lulusan perawat psikiatrik. Adanya RSJswasta dan
4
unit Psikiatrik. Perusahaan asuransi memberikan jaminan asuransi pada
perawatan psikiatrik. Diijinkannya pasien untuk hidup di masyarakat
denganmenitikberatkan pada pemberian pendidikan kepada pasien mengenai
kegiatansehari – hari dan perawatan diri. Perawat – perawat Amerika dan
Kanadamembentuk North American Nursing Diagnosis Association (Asosiasi
DiagnosaKeperawatan Amerika Utara).
m. Tahun 1980 an : Gerakan Sistem Kesehatan Mental (1980), yang disusununtuk
memperkuat kemampuan masyarakat dan mengembangkan inisiatif – inisiatif
baru, belum pernah diimplementasikan sampai dengan tahun 1981.Gerakan
rekonsiliasi
n. Tahun 1990 an : Munculnya jaminan asuransiPada tahun 1970-1980, perawatan
beralih dari perawatan rumah sakit jangka panjang ke lama rawat yang lebih
singkat. Fokus perawatan bergeser ke arahcommunity based care / service
(Pengobatan berbasis komunitas). Pada tahun-tahun ini banyak dilakukan riset
dan perkembangan teknologi yang pesat.Populasi klien di rumah sakit jiwa yang
besar berkurang, sehingga banyak rumahsakit yang ditutup. Pusat-pusat kesehatan
komunitas jiwa sering tidak mampumenyediakan layanan akibat bertambahnya
jumlah klien. Tunawisma menjadimasalah bagi penderita penyakit mental kronik
persisten yang mengalamikekurangan sumber daya keluarga dan dukungan sosial
yang adekuat
2. Masa Peradaban
Keperawatan jiwa dimulai antara tahun1770 dan 1880 seiring dengan
kejadian penanganan pada seorang penyakit mental. Sebelumnya, pada masa
peradabandimana roh-roh dipercaya sebagai penyebab gangguan dan mengusirnya
agar sembuh. Para leluhur Yunani, Romawi dan Arab percaya bahwa
gangguanemosional diakibatkan tidak berfungsinya organ pada otak. Mereka
menggunakan berbagai pendekatan tindakan seperti : ketenangan, gizi yang baik,
kebersihan badan yang baik, musik dan aktivitas rekreasi.Selama abad 7 sebelum
masehi, Hippocrates menjelaskan perubahan perilaku atauwatak dan gangguan mental
disebabkan oleh perubahan 4 cairan tubuh atauhormon, yang dapat menghasilkan
panas, dingin, kering dan kelembaban.Aristotle melengkapi dengan hati, dan Seorang
Dokter Yunani, Galen :menyatakan emosi atau kerusakan mental dihubungkan dengan
otak. OrangYunani menggunakan kuil sebagai rumah sakit dan memberikan
lingkungan udara bersih, sinar matahari dan air bersih untuk menyembuhkan penyakit
5
jiwa/mental. Bersepeda, Jalan-jalan, dan mendengarkan suara air terjun ini sebagai
contoh penyembuhan.
3. Masa Pertengahan
Era dari Alienation, social exclusion dan confinement.Dokter menjelaskan gejala :
a. Depression
b. Paranoia
c. Delusions
d. Hysteria
e. NighmaresRumah Sakit Jiwa pertama, Bethlehem Royal Hospital, telah dibuka di
England.
Selama 18 abad, era dari reason dan observation :
a. Pinel, seorang dokter Perancis membuka sebuah rumah sakit untuk
seorang penderita jiwa / mental di pilih kota La Bicetre, Paris. Dia memulai
dengantindakan kemanusiaan dan advokasi, melalui observasi perilaku,
riwayat perkembangan dan menggunakan komunikasi dengan penderaita.
b. Weyer, seorang dokter Jerman psikiatrik pertama yang dapat menjelaskannya
melalui kategori diagnostik.
4. Abad 18 Dan 19
Pada abad ke-18, seorang praktisi kesehatan bernama William Ellis membantumengadakan
perawatan bagi orang dengan gangguan jiwa. Dia mengusulkan pendampingyang terlatih bagi
orang-orang dengan gangguan jiwa. Pada tahun 1836, William Ellismempublikasikan Treatise on
Insanity yang secara terbuka mengemukakan bahwa praktikkeperawatan yang didirikan tersebut
berhasil memberikan ketenangan bagi pasien dengangangguan jiwa dan juga memberikan harapan
demi harapan yang baik. Keperawatan jiwa dimulai antara tahun 1770 dan 1880 seiring dengan
kejadianpenanganan pada seorang penyakit mental. Sebelumnya, pada masa peradaban dimana roh-
roh dipercaya sebagai penyebab gangguan dan mengusirnya agar sembuh.Para leluhur Yunani,
Romawi dan Arab percaya bahwa gangguan emosional diakibatkan tidak berfungsinyaorgan pada
otak. Mereka menggunakan berbagai pendekatan tindakan seperti : ketenangan,gizi yang baik,
kebersihan badan yang baik, musik dan aktivitas rekreasi.keperawatan jiwa mengalami
perkembangan baik di Eropa maupun di USA. Walk (1961)mengungkapkan bahwa
sejarah kejiwaan tidak lengkap rasanya jika tidak ada sejarahkeperawatan jiwa di dalamnya.
Perawat psikiatrik kini makin banyak memberikan perawatan pada orang-orang
dikomunitas, di UK setelah muncul kebijakan pemerintah mengenai keperawatan
6
komunitas.Keperawtan jiwa yang modern berfokus pada upaya meningkatkan atau
mempertahankankesehatan jiwa dan salah satu tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya
gangguan jiwa jikahal ini memungkinkan. Saat ini keperawatan jiwa di Inggris merupakan cabnag
pengetahuanyang diajarkan dalam sekolah keperawatan berijazah dan pendidikan akademi
keperawatan.Kini cabang pengetahuan tersebut semakin banyak dipelajari pula pada tingkat
pascasarjana..
Bejamin Rush, sering disebut Bapak Psikiatric Amerika. Pertama menulis
bukutentang Pskiatric Amerika dan banyak tindakan kemanusian untuk
penderita penyakit mental/jiwa. Tahun 1783, masa tindakan moral dan bekerjasama
denganrumah sakit Pennsylvania. Tahun 1843, Thomas kirkbridge memberikan
pelatihandi rumah sakit Pennsylvania untuk membantu dokter merawat pasien
penyakit jiwa.Tahun 1872, New England Hospital untuk perempuan & anak, dan
Women’sHospital di Philadelphia mendirikan sekolah perawat, tetapi tidak untuk
pelayan pskiatrik. Setelah itu Dorothea Lynde Dix, seorang pengajar yang
memberikancontoh penderita penyakit jiwa.Tahun 1882 Pendidikan keperawatan jiwa
pertama di McLean Hospital di Belmont, Massachusetts. Dan Tahun 1890 siswa
perawat menjadi staff keperawatan di rumah sakit jiwa. Perawat mendapat tugas dan
diharapkanmengembangkan ketrampilan dalam memberikan pengobatan melalui
asuhankeperawatan. Diakhir abad 19 mengalami perubahan atau perkembangan
menjadicohtoh pengobatan dari perawat pskiatrik.Seperti :
a. Membantu dokter
b. Mengelola obat penenang
c. Memberikan hidroterapi
5. Abad 20
Pada masa abad 20, perubahan mengenai kesehatan mental sangat
besar dipengaruhi oleh Clifford Beers dengan diterbitkannya buku yang berjudul
AMind That Found Itself (1908). Dia menulis bukunya berdasarkan pengalamandan
observasi selama 3 tahun sebagai pasien di rumah sakit jiwa. Beers menggunakan
pengaruhnya untuk membentuk National Society for MentalHygiene tahun 1909,
sekarang dikenal dengan National Association for Mental Health. Sebagai hasilnya,
banyak dibangun rumah sakit jiwa di daerah pedesaan, dimana pasien akan
mendapatkan udara segar, sinar matahari danlingkungan alami.Pada tahun 1915,
Linda Richards, lulusan Perawat pertama di AS dan seringdisebut sebagai perawat
psikiatrik pertama di AS, menganjurkan pelayananyang sama terhadap pasien
7
penyakit jiwa dengan pasien penyakit fisik. Diamenempatkan asuhan pada pasien
penyakit jiwa memerlukan tingkatkesabaran yang tinggi dan siswa tidak terpengaruh.
Pengalaman klinik dirumah sakit jiwa memberikan kesempatan kepada siswa perawat
untuk mempunyai kemampuan tersebut. Banyak kemajuan terlihat di
NationalCommettee on Mental Hygiene and the American Nurses Association
yangmempromosikan pendidikan kepada pasien penyakit jiwa dengan menerbitkan
journal. Buku – buku tentang keperawatan jiwa ditulis dan dewan NationalLeague for
Nursing mendiskusikan pendidikan Diploma keperawatan psikiatrik (1915-1935).
Adapun tujuan pendidikan adalah :
a. Mengajarkan kepada siswa tentang hubungan antara penyakit jiwa dan penyakit
mental serta penerapannya dalam keperawatan kesehatan jiwa.
b. mengajarkan kepada siswa perawat tentang penyebab gangguan atau penyakit
jiwa dan metode perawatan modern nya.
c. mengajarkan kepada siswa perawat bagaimana mengkaji perilaku pasiensakit
jiwa, sehingga dapat mengetahui gejala – gejala awal.
d. mengajarkan siswa perawat tentang pengaruh lingkungan dan gangguanmental.
e. mengajarkan siswa perawat agar dapat diandalkan dan mudah beradaptasi pada
saat memberikan perawatan.
Pengalaman klinik di Rumah Sakit Jiwa merupakan bagian terpenting daridasar
pengalaman siswa perawat dan sudah distandarisasikan pada tahun1937. siswa
diberikan kesempatan untuk merawat pasien dengan berbagaimacam tingkat gangguan
mental termasuk penyakit organic.
Pengalaman – pengalaman berdasarkan pada : Hidoterapi, Okupasi, rekreasi
dan terapilainnya, dan pendidikan pasien. Tindakan perawatan termasuk kebersihan
diri,eliminasi yang sesuai, dan nutrisi yang adekuat seperti pemberian relaksasisetelah
mandi. Pada tahun 1939 hampir semua sekolah perawatan memberikan pembelajaran
keperawatan psikiatri untuk siswa, tetapi belum dapat diakuisampai dengan tahun
1955.Phenothiazines dan tranquilizer lainnya dikembangkan untuk
tindakan perawatan pada gejala umum psikosis, sehingga membuat pasien
tenang.Kebijakan terbuka telah diterapkan di banyak Institusi mental
denganmengijinkan pasien pulang tetapi masih dalam pengawasan.Baru sekitar tahun
1945-an fokus perawatan terletak pada penyakit, yaitumodel kuratif (model Curative
Care). Perawatan pasien jiwa difokuskan pada pemberian pengobatan. Baru tahun
1950 fokus perawatannya mulai befokus pada klien, anggota keluarga tidak dianggap
8
sebagai bagian dari tim perawatan. Obat-obat psychotropic menggantikan Restrains
dan seklusi(pemisahan). Deinstitutionalization dimulai, mereka bukan partisipan
aktif dalam perawatan dan pengobatan kesehatan mereka sendiri.
Hubungan yangterapetik mulai diterpakan dan ditekankan. Fokus utama pada
preventiv primer. Perawatan kesehatan jiwa diberikan di rumah sakit jiwa yang
besar (swasta atau pemerintah) yang biasanya terletak jauh dari daerah
pemukiman padat.Sekitar dekade berikutnya, pada saat terjadi Pergerakan Hak-Hak
Sipil (TheCivil Rights) di 1960-an, penderita gangguan jiwa mulai mendapatkan hak-
haknya. Gerakan Kesehatan Mental Masyarakat tersebut mendirikan pusatkesehatan
masyarakat yang melayani :
a. Perawatan gawat darurat psikiatrik,seperti pusat masalah dan layanan lewat
telepon;
b. Hospitalisasi;
c. Bagianhospitalisasi seperti pusat perawatan sehari – hari dan kelompok
terapeutik;
d. Post perawatan, termasuk pusat konseling. Diijinkannya pasien untuk hidup di
masyarakat dianggap sebagai tindakan yang positif; namun begitu banyak juga
ditemukan pasien yang tidak mempunyai tempat tinggal.
The Community Mental Health Centers Act (1963) secara
dramatismempengaruhi pemberian pelayanan kesehatan jiwa. Undang-Undang
inilahyang menyebabkan fokus dan pendanaan perawatan beralih dari rumah
sakit jiwa yang besar ke pusat-pusat kesehatan jiwa masyarakat yang mulai
banyak didirikan.
GerakanKesehatan Mental Masyarakat mempunyai peran penting dalam
pelayanankesehatan mental.Pada saat ini, keperawatan jiwa mulai menjadi bagian
klinik khusus.Sebelumnya para perawat berperan sebagai manajer dan koordinator
kegiatandengan melaksanakan perawatan terapeutik sesuai dengan model dasar
medis.Dengan studi lanjutan dan pengalaman praktek klinik di bidang
perawatan psikiatrik, para ahli spesialis dan praktisi perawat mendapat pengetahuan
yang banyak dalam perawatan dan pencegahan gangguan psikiatrik.
Di Amerika, terdapat organisasi Disabilities Act (1990) yang
membantumemastikan bahwa penderita cacat, termasuk penderita gangguan jiwa,
dapat berpatisipasi penuh dalam kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat.Organisasi-
organisasi seperti The National Alliance of Mentally III, menghapus stigma gangguan
9
jiwa dan member dukungan komunitas setempat bagi penderita ganguan jiwa dan
keluarganya. Organisasi tersebut melakukanlobi untuk meningkatkan dana penelitian
dan pengobatan gangguan jiwa.Pengetahuan tentang struktur dan fungsi otak
berkembang pesat. Tahun 1990-an dianggap sebagai “Dekade Otak” karena
pertumbuhan pesat pengetahuantentang cara kerja otak. Seiring dengan kemajuan
genetika, pengetahuan yang dihasilhan telah membentuk kembali pemahaman tentang
penyebab dan pengobatan gangguan jiwa.
B. Perkembangan Keperawatan Jiwa Di Indonesia
Masalah kesehatan yang merupakan masalah fisik, mental, dan sosial menjadi
tantangan, bukan hanya dokter, perawat akan tetapi juga masyarakat pada umumnya.
Di Indonesia sejak dahulu telah mengenal gangguan jiwa yang digambarkan dalam
cerita Mahabarata dan Ramayana terdapat Srikandi Edan, Gatutkaca Gandrung, dan
perilaku Lesmono mirip seorang perempuan.
Bagaimana para penderita gangguan jiwa diperlakukan pada zaman dahulu
belum diketahui dengan jelas. Tindakan terhadap penderita gangguan jiwa seperti
warisan nenek moyang yang turun temurun. Penderita dibuang ke hutan penderita
dipasung, diikat atau dirantai bila penderita dianggap membahayakan orang lain dan
lingkungan. Bila tidak membahayakan penderita dibiarkan berkeliaran dan menjadi
tontonan ataupun objek lelucon bahkan ada yang menganggap orang sakti atau linuwih.
Pada zaman kolonial sebelum ada Rumah Sakit Jiwa para penderita gangguan
jiwa ditampung di Rumah Sakit umum sipil atau Rumah Sakit militer di Jakarta,
Semarang dan Surabaya, pasien yang ditampung pada umumnya merupakan pasien
jiwa berat (psikosa). Namun RumahSakit tersebut lama-lama tidak cukup untuk
menampung penderita sehingga pada tahun 1862 pemerintah Hindia Belanda
mengadakan sensus penderita jiwa di Pulau Jawa dan Madura.
Rumah Sakit Jiwa yang pertama kali dibangun adalah Rumah Sakit Jiwa Bogor
pada tanggal 1 Juli 1882 kemudian Rumah Sakit Jiwa Lawang (1902), Rumah Sakit
Jiwa Magelang (1923) dan Rumah Sakit Jiwa Sabang (1927). Namun Rumah Sakit
Jiwa Sabang hancur waktu pengeboman sekutu dalam perang dunia kedua. Rumah
Sakit Jiwa dibangun jauh dari lingkungan masyarakat, dengan alasan untuk
menghindari cap atau stigma yang tidak baik dari masyarakat. Cara pengobatan yang
dulu sering dipakai di Rumah Sakit Jiwa ialah isolasidan penjagaan (Custodial Care),
suntikan obat penenang, terapi mandi dan pasien dijemur dipanas matahari.
10
Sejak tahun 1910 pasien diberi kebebasan tidak ada penjagaan yang terlalu
ketat. Pada tahun 1930 sudah diterapkan terapi kerja seperti menggarap tanah,
membersihkan alat makan dan membersihkan lantai. Semua Rumah Sakit Jiwa dan
fasilitas lain dibangun dan dibiayai pemerintah Hindia Belanda. Pada Perang Dunia ke-
2 dan penjajahan Jepang, ilmu kesehatan jiwa tidak berkembang. Semua fasilitas tidak
terawat, dirusak dan dihancurkan Jepang.
Setelah merdeka merupakan awal perkembangan keperawatan jiwa. Pada tahun
1947 dibentuk awatan Urusan Penyakit Jiwa namun belum bekerja dengan baik karena
revolusi fisik masih berlangsung. Pada tahun 1966 Jawatan Urusan Penyakit Jiwa
diganti nama menjadi Direktorat Kesehatan Jiwa dipimpin oleh seorang Direktur
Kesehatan Jiwa. Direktur Kesehatan Jiwa pertama kali dipimpin oleh Marzuki Mahdi.
Perkembangan sejarah kesehatan jiwa yang lain penting setelah Indonesia merdeka
yaitu :
1. Undang-undang kesehatan jiwa no 3 tahun 1966 ditetapkan oleh pemerintah
2. Didirikan BKR-PPJ (Badan Koordinasi Rehabilitasi Penderita Penyakit Jiwa)
3. Pembinaan suatu sistem pelaporan diolah dengan komputer sejak 1971
4. Integrasi kesehatan jiwa dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas
Pihak swasta juga mulai memikirkan masalah kesehatan jiwa, ini terbukti
dengan didirikannya sanatorium-sanatorium jiwa diberbagai tempat, seperti Rumah
Sakit “St Carolus” di Jakarta dan Rumah Sakit Gunung Muria di Minahasa dan
didirikan pusat kesehatan jiwa masyarakat di Jakarta dan Surabaya.
Mulai tahun 2000 keperawatan jiwa di Indonesia mulai bergerak maju. Hal ini
ditandai dengan penanganan perawatan mandiri pada keperawatan jiwa, dengan
ditetapkannya standar penanganan pada pasien gangguan jiwa dengan 4 masalah besar
yang ditemukan. Pada tahun 2002 diperkenalkan bangsal perawatan percontohan paa
pasien jiwa atau dikenal dengan Model Pelayanan Keperawatan Profesional Pemula
(MPKPP). Dengan adanya MPKPP ini perawatan dan penanganan pasien lebih
terstruktur dan tingkat kesembuhan meningkat.
Adanya berbagai bencana di Indonesia telah menggugah bidang kesehatan
terutama bidang keperawatan jiwa untuk lebih meningkatkan kontribusi dalam
pemulihan kondisi masyarakat yang mengalami gangguan psikologis hebat.di daerah
pasca bencana dan pasca konflik, keperawatan jiwa telah mencanangkan sebuah
program rehabilitasi yaitu Community Mental Helath Nursing (CMHN). Di Nangroe
Aceh Darusalam, Poso, NTB, program ini telah berjalan meskipun masih dalam tahap
11
basic. Pada organisasi profesi, keperawatan jiwa telah mempunyai wadah organisasi
yang disepakati berdasarkan hasil kongres Himpunan Perawat Kesehatan Jiwa
Indonesia I di Magelang awal Desember 2006 dengan nama Ikatan Perawat Kesehatan
Jiwa Indonesia.
Keperawatan jiwa terus berupaya mengembangkan diri dengan diadakannya
Konferensi Nasional (Konas) setiap tahunnya. Konas jiwa pertama kali diselenggarakan
di Bandung, kemudian Jogyajarta, dan Semarang. Keputusan yang ditetapkan pada
Konas diantaranya adalah adanya 10 masalah besar pada keperawatan jiwa dan
penggunaan diagnosa tunggal pada rumusan masalah keperawatan jiwa.
12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Sejarah perkembangan keperawatan jiwa dalam sejarah evolusi keperawatan jiwa,
kita mengenal beberapa teori dan model keperawatan yang menjadi core keperawatan
jiwa, yang terbagi dalam beberapa periode. Pada awalnya perawatan pasien dengan
gangguan jiwa tidak dilakukan oleh petugas kesehatan (CustodialCare) (tidak oleh tenaga
kesehatan). Perawatan bersifat isolasi dan penjagaan.Mereka ditempatkan dalam suatu
tempat khusus, yang kemudian berkembangmenjadi Primary Consistend of Custodial
Care.
Perkembangan keperawatan kesehatan jiwa di dunia dimulai dari sejarah psikiatri,
masa peradaban, masa pertengahan, abad 18 dan 19 serta pada abad 20.
Perkembangan sejarah kesehatan jiwa yang lain penting setelah Indonesia merdeka yaitu:
1. Undang-undang kesehatan jiwa no 3 tahun 1966 ditetapkan oleh pemerintah
2. Didirikan BKR-PPJ (Badan Koordinasi Rehabilitasi Penderita Penyakit Jiwa)
3. Pembinaan suatu sistem pelaporan diolah dengan komputer sejak 1971
4. Integrasi kesehatan jiwa dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas
B. Saran
Perkembangan keperawatan kesehatan jiwa sangat penting untuk terus dipelajari oleh
seluruh masyarakat terutama tenaga kesehatan agar dapat memberikan pelayanan yang
baik kepada masyarakat yang bermasalah dengan kesehatan jiwanya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3.Jakarta : EGCTownsend, M.C. (1995).
Buku Saku : Diagnosa Keperawatan pada KeperawatanPsikiatri : Pedoman untuk pembuatan
rencana perawatan. (ed. Indonesia).Jakarta : EGC
Stuart, G.W.,&Laraia,M.T.1998.Pinciples and Practice of Psychiatric Nursing.St.Louis:Mosby Year Book
Psikiatri:Pedoman untuk pembuatan rencana perawatan.(ed.Indonesia).Jakarta:EGC
(n.d.) Retrieved from Fakultas ilmu Keperawatan Unissula:http//fik.unnissula.ac.id/
14