Tugas Jadi Hukum Dagang Perseroan Terbatas

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perseroan terbatas di zaman Romawi Kuno dahulu kala sudah dikenal. Suatu badan hukum yang sangat mirip dengan perseroan terbatas pada zaman modern sekarang ini, dahulu sudah dikenal pada zaman Romawi Kuno, yang dikenal dengan nama etairia. Pada zaman itu, sudah terdapat perundang-undangan yang mengakui suatu etairia yang dapat bergerak di bidang komersial apa saja sepanjang badan usaha tersebut tidak bertentangan dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selanjutnya pada zaman Romawi Kuno tersebut, terdapat pula perseroan terbatas yang kemudian disebut dengan istilah collegium yang disebut juga dengan istilah corpus (berasal dari bahasa Inggris corporation) yang dapat diterjemahkan sebagai perseroan terbatas. Sedangkan istilah societas yang ada pada zaman Romawi Kuno setara dengan firma atau persekutuan perdata yang ada pada saat itu. Kosep Collegium (istilah Indonesia = kolegium) ini kemudian menyebar ke berbagai negara, termasuk Inggris, Perancis, yang kemudian juga di bawa ke Amerika Serikat (USA) dan ke berbagai koloni dari Inggris lainnya. Sebuah collegium pada zaman itu haruslah beranggotakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dimana para pendiri dan collegium disebut dengan istilah collegue atau solades yang dalam istilah sekarang disebut para pendiri dan pemegang saham perseroan terbatas. Adapun kewenangan dari para collegium adalah : - Dapat memiliki aset sendiri ; - Hak dan kewajiban collegium terpisah dari hak dan kewajiban para anggotanya (sekarang pemegang saham) ; - Harta milik collegium dapat disita dan menjadi jaminan hutang yang dibuat oleh collegium. Pada zaman itu, proses untuk mendirikan suatu collegium adalah dilakukan oleh sekelompok orang atau individu yang secara sukarela melakukannya dan mempunyai

otoritas hukum untuk itu. Namun, jika suatu perkumpulan yang bertindak seperti collegium, tetapi dia tidak didirikan dan tidak mendpat lisensi sebagai collegium, maka istilahnya disebut sebagai collegia illcita. Selain collegium, zaman Romawi Kuno ada juga perkumpulan yang mirip dengan perseroan terbatas yang disebut dengan istilah universitas, hanya saja universitas ini sejak abad pertengahan kecenderungannya lebih banyak bergerak di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan seni. Istilah universitas sendiri terus berkembang sampai pada saat ini dan pada taraf perkembangan selanjutnya dibakukan menjadi istilah untuk menyebutkan perguruan tinggi. Pada zaman Romawi Kuno ini, ada pula dikenal istilah Municipum. Municipum adalah suatu perusahaan yang memiliki kewenangan dan karakteristik seperti perusahaan biasa disertai dengan hak dan kewajiban dari pemerintah daerah sebagai konsekuensi dan keikutsertaan pemerintah daerah dalam municipum tersebut. Dalam sistem hukum Romawi, collegium dan universitas mempunyai suatu peraturan dasar yang disusun dan disetujui oleh para anggotanya dan dalam peraturan dasar ini diangkat seorang atau lebih pengurus. Isi peraturan dasar tersebut ditentukan bebas dan dibuat oleh para pendirinya, sehingga sifat peraturan dasar dalam hal ini adalah perjanjian (kontraktual) sepanjang tidak bertentangan dengan hukum yang ada. Peraturan ini yang sekarang dikenal sebagai anggaran dasar (statuta).

B. Sejarah Perseroan Terbatas di Indonesia Perseroan terbatas pertama sekali diatur dalam Pasal 36 sampai dengan Pasal 56 KUHD yang berlaku di Indonesia sejak tahu 1848 dan aturan tersebut sekaligus membuktikan bahwa perseroan terbatas di Indonesia sudah sejak lama dikenal. Selanjtunya, diatur pula dalam ketentuan Pasal 1233 sampai dengan 1356 dan Pasal 1618 sampai dengan 1652 KUH Perdata. Kemudian, sejak UU No. 1/1995 tentang PT berlaku mulai tanggal 7 Maret 1996,maka ketentuan Pasal 36 sampai dengan 56 KUHD tidak berlaku lagi. Jadi, yang menjadi acuan atau dasar dalam membahas mengenai PT adalah UU No.1/1995 dan KUH Perdata sebagai suatu undang-undang yang bersifat umum. Pada masa jajahan ini, dikenal apa yang disebut dengan VOC yang merupakan perusahaan dagang sebagai perseroan dalam bentuk primitif yang ada di Indonesia.

Lamnya VOC memonopoli perdagangan di Indonesia membuktikan bahwa VOC sebagai perusahaan telah mempunyai sendi-sendi bisnis dan korporat. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, KUHD semula diberlakukan bagi golongan Eropa saja, sedangkan bagi penduduka asli dan penduduk timur asing diberlakukan hukum adat masing-masing. Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya, KUHD diberlakukan untuk golongan timur asing Cina. Sementara untuk golongan timur asing lainnya seperti India dan Arab diberlakukan hukum adatnya masing-masing. Namun, khusus untuk hukum yang berkenaan dengan bisnis, timbul kesulitan jika hukum adatnya masing-masing yang diterapkan, hal ini disebabkan : - Hukum adat masing-masing golongan tersebut sangat beraneka ragam; - Hukum adat masing-masing golongan tersebut sangat tidak jelas dan, - Dalam kehidupan berbisinis banyak terjadi interaksi bisnis tanpa melihat golongan penduduk, sehingga menimbulkan hukum antar golongan yang tentu saja dirasa rumit bagi golongan bisnis. Oleh karena adanya problematika diatas, maka dirancanglah suatu pranata hukum yang disebut dengan penundukan diri dimana satu golongan tunduk kepada suaut hukum dari golongan penduduk lain, Atas dasar itu, maka kemudian bebas mendirikan perseroan terbatas yang dahulu disebut Naamlooze Vennotschap, singk. NV. Hal inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya peseroan terbatas di Indonesia. Belanda yang pada waktu itu menjajah Indonesia serta merta menerapkan KUHD di engara jajahan, sehingga sejarah hukum dagang Belanda tidak terlepas dari sejarah hukum dagang Perancis dan Romawi . Corpus Iuris Civilis peninggalan Romawi terdiri dari empat buku, yaitu : a. Institusioanl (kelembagaan). Buku I ini memuat tenang lembaga-lemabga yang ada pada masa kekaisaran Romawi, termasuk didalamnya Consules Mercatorum (pengadilan untuk kaum pedagang); b. Pandecta. Buku II ini memuat asas-asas dan adagium hukum, seperti asas facta sun servanda (berjanji harus ditetapi) ; asas partai otonom (kebebasan berkontrak) unus testis nullus teestis (satu saksi bukanlah saksi), dan lain-lain ; c. Codex. Memuat uraian pasal demi pasal yang tidak terpisahkan antara hukum perdata dan hukum dagang ; d. Novelete. Berisi karangan atau cerita.

Sekitar tahun 1920 s/d 1930 tercatat dalam sejarah bahwa seorang pengusaha golongan bumi putera bernama Nitisemito merupakan pemilik perusahaan rokok Norojo yang merupakan salah satu bisnis tangguh pada masa itu. Tidak lama setelah itu, pada tahun 1930-an seorang pengusaha golongan Cina mendirikan pabrik rokok dibawah naungan perusahaan rokok dengan merek produk Dji Sam Soe. Pada masa dasawarsa 1930 dikenal pula golongan Cina yang berbisnis gula dan trading dibawah satu perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh Oei Tiong Ham. Sedangkan golongan bumiputera lain yang mendirikan perusahaannya masing-masing seperti : H. Samanhudi, Djohar Soetan Sulaiman, Rahman Tamin, Agoes Dasaad, H. Syamsuddin, dan lain-lain. Sementara itu, terdapat pula pengusaha Belanda yang pada masa itu dianggap menonjol dengan perusahaan yang didirikan olehnya seperti Lideteves. Selanjutnya, pada masa kemerdekaan Presiden Soekarno dalam rangka memajukan pengusaha pribumi pernah pula mencanangkan program benteng. Dimana dalam program ini, pengusaha golongan pribumi diberikan kemudahan tertentu, seperti pemberian kredit dan hak-hak tertentu yang bersifat monopoli. Pada tahun 1957 Perdana Menteri Juanda menghentikan program benteng karena program ini lemah pengontrolan dari pihak pemerintah dan cenderung disalahgunakan. Pada fase berikutnya, yang dikenal pada masa Orde Baru, Presiden Soeharto memberikan kebijakan longgar bagi pengusaha Golongan Cina, sehingga golongan Cina berkembang pesat sebagai pengusaha terbukti dirikan banyak perusahaan baru, diantara mereka yang menjadi orang kaya dengan banyak perusahaannya, seperti Soedono Salim yang terkenal dengan perusahannya dibawah payung Salim Grup. Pada masa orde baru ini, disahkan dan diundangkan UU No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan terbatas, dimana lahirnya undang-undang ini merupakan lex specialis dari pengaturan mengenai perseroan yang tercantum dalam KUHD. Dengan berlakunya UU No., 1 tahun 1995, maka hal-hal yang berkaitan dengan perseroan ditentukan oleh UU No. 1 tahun 1995. Dari segi bentuk, lahirnya UU No. 1 tahun 1995 telah memperkenalkan bentuk-bentuk peseroan seperti BUMN dan BUMD yang saham-sahamnya sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh Pemerintah.

Pada era reformasi, kemudian disahkan dan diundangkan UU No. 40 tahun 2007 dimana adanya pengaturan hal-hal baru dalam undang-udang, seperti : Tanggung Jawab Sosial (CSR), perubahan modal perseroan, penegasan tentang tanggung jawab pengurus perseroan dna pendaftaran perseroan yang sudah mempergunakan Information Tehnology (IT) sehingga pendaftaran perseroan sudah dapat dilakukan secara on-line. Lahirnya UU No. 40 tahun 2007 sekaligus mencabut pemberlakuan UU No.1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.

BAB II PEMBAHASAN

A. PERSEREOAN TERBATAS Istilah Perseroan Terbatas (PT) dulunya dikenal dengan istilah Naamloze Vennootschap (NV). Istilah lainnya Corporate Limited (Co. Ltd.), Serikat Dagang Benhard (SDN BHD). Pengertian Perseroan Terbatas terdiri dari dua kata, yakni perseroan dan terbatas. Perseroan merujuk kepada modal PT yang terdiri dari sero-sero atau saham-saham. Adapun kata terbatas merujuk kepada pemegang yang luasnya hanya sebatas pada nilai nominal semua saham yang dimilikinya. Berdasar Pasal 1 UUPT No. 40/2007 pengertian Perseroan Terbatas (Perseroan) adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya. PT merupakan perusahaan yang oleh undang-undang dinyatakan sebagai perusahaan yang berbadan hukum. Dengan status yang demikian itu, PT menjadi subyek hukum yang menjadi pendukung hak dan kewajiban, sebagai badan hukum, PT memiliki kedudukan mandiri (persona standi in judicio) yang tidak tergantung pada pemegang sahamnya. Dalam PT hanya organ yang dapat mewakili PT atau perseroan yang menjalankan perusahaan (Ery Arifudin, 1999: 24). Hal ini berarti PT dapat melakukan perbuatan-perbuatan hukum seperti seorang manusia dan dapat pula mempunyai kekayaan atau utang (ia bertindak dengan perantaraan pengurusnya). Walaupun suatu badan hukum itu bukanlah seorang manusia yang mempunyai pikiran/kehendak, akan tetapi menurut hukum ia dapat dianggap mempunyai kehendak. Menurut teori yang lazim dianut, kehendak dari persero pengurus dianggap sebagai kehendak PT. Akan tetapi, perbuatan-perbuatan pengurus yang bertindak atas nama PT, pertanggungjawabannya terletak pada PT dengan semua harta bendanya (Normin S. Pakpahan, 1997: 75).

Perseroan Terbatas (LLC) telah menjadi alat yang ampuh untuk mencapai tujuan perlindungan aset banyak. The LLC adalah strategi yang paling fleksibel dan nyaman untuk memiliki properti sewa, isolasi Aset Berbahaya, operasi bisnis, dan mencapai tingkat yang sangat baik privasi keuangan.

LLC tidak lagi menjadi badan hukum baru dan belum teruji. Sekarang diakui di lima puluh negara dengan mapan kasus hukum dan ketetapan. Penerapan format LLC mulai di Wyoming dan Florida pada tahun 1970 dengan persetujuan negara-negara lain paling lama setelah itu. Tujuan dari undang-undang LLC adalah untuk memungkinkan individu untuk membuat badan hukum yang menghindari banyak masalah pajak dan bisnis yang melekat dalam struktur perusahaan dan kemitraan. Tujuan hukum adalah untuk memungkinkan individu untuk melakukan keuangan mereka dan urusan bisnis dengan cara yang efisien dan nyaman tanpa pembatasan, formalitas, dan kewajiban yang terkait dengan entitas lain. Lebih khususnya, LLC menyediakan perlindungan dari kewajiban dari suatu perusahaan tanpa formalitas menit perusahaan, peraturan, direktur, dan pemegang saham. Berbeda dengan hukum perusahaan, yang memungkinkan pemegang saham dan petugas untuk secara individual digugat jika formalitas perusahaan tidak diikuti, hukum LLC khusus melarang gugatan terhadap anggota semata-mata karena kegagalan untuk mengikuti formalitas. Itu adalah perbedaan penting yang harus Anda mengerti. Seperti yang kita diskusikan, pemegang saham prinsip dan manajer dari sebuah perusahaan secara rutin sebagai pihak tergugat dalam gugatan terhadap perusahaan-memaksa mereka menanggung biaya pengacara untuk membela diri dan rendering perisai perusahaan berarti dari sudut pandang praktis. Tujuan utama dari undang-undang LLC adalah untuk mengubah hasil ini dengan jelas menyatakan bahwa anggota dan manajer dari LLC tidak dapat disebut dalam gugatan terhadap perusahaan. Undang-undang baru digambar khusus untuk menyediakan kendaraan yang akan melindungi pemilik dari tanggung jawab terkait dengan bisnis-apa perusahaan itu dimaksudkan untuk tetapi tidak lagi dicapai di era litigasi rawan modern. Sejumlah perkecualian untuk aturan umum terbatas yang terkandung dalam undang-undang LLC dan dalam kasus hukum selanjutnya. California Korporasi Kode Bagian 171011 (b) menyediakan:

Seorang anggota suatu perseroan terbatas yang dikenakan kewajiban sesuai dengan hukum umum yang mengatur kewajiban alter ego dan juga akan menjadi pribadi bertanggung jawab dalam keputusan pengadilan atau untuk setiap hutang, kewajiban, atau kewajiban perseroan terbatas, baik kewajiban yang atau kewajiban timbul dalam kontrak, kesalahan, atau, dalam situasi yang sama atau serupa dan pada tingkat yang sama sebagai pemegang saham dari suatu perusahaan mungkin secara pribadi bertanggung jawab atas segala hutang, kewajiban, atau kewajiban dari korporasi; kecuali bahwa kegagalan untuk terus rapat anggota atau manajer atau kegagalan untuk mematuhi prosedur yang berkaitan dengan panggilan atau pelaksanaan rapat tidak akan dianggap sebagai faktor cenderung untuk menetapkan bahwa anggota atau anggota telah mengubah ego atau kewajiban pribadi untuk utang, kewajiban, atau kewajiban perseroan terbatas di mana anggaran organisasi atau perjanjian operasi tidak secara tegas mengharuskan diadakannya rapat anggota atau manajer. Undang-undang itu sendiri memungkinkan untuk menusuk dari selubung perusahaan di bawah teori "alter ego" atau berdasarkan teori lain yang bisa digunakan untuk melawan bentuk perusahaan (selain kegagalan untuk mempertahankan formalitas perusahaan). Selain itu perlindungan kewajiban sederhana ditingkatkan, LLC juga nyaman untuk mempertahankan. Pemilik diijinkan untuk mengadopsi aturan fleksibel mengenai administrasi dan operasi bisnis. Untuk tujuan pajak, itu diperlakukan seperti kemitraan. Itu berarti LLC itu sendiri tidak membayar pajak penghasilan. Semua aliran pendapatan dan pemotongan melalui langsung kepada anggota dan melaporkan pajak pribadi mereka pajak. Jika LLC hanya memiliki satu anggota, pemilik dapat memilih untuk mengobatinya untuk tujuan pajak penghasilan yang tidak ada pajak federal diperlukan "entitas diabaikan.", Dan penghasilan dan beban dilaporkan sebagai kepemilikan tunggal pada pengembalian pribadi.

B. UNSUR-UNSUR PERSEROAN TERBATAS (PT) Berdasarkan pengertian tersebut maka untuk dapat disebut sebagai perusahaan PT menurut UUPT harus memenuhi unsur-unsur: 1. Berbentuk badan hukum, yg merupakan persekutuan modal; 2. Didirikan atas dasar perjanjian; 3. Melakukan kegiatan usaha; 4. Modalnya terbagi saham-saham; 5. Memenuhi persyaratan yang ditetapkan dlm UUPT serta peraturan Pelaksanaannya. Untuk mendirikan suatu perseroan harus memenuhi persyaratan material antara lain: 1. Perjanjian antara dua orang atau lebih; 2. Dibuat dengan akta autentik ; 3. Modal dasar perseroan; 4. Pengambilan saham saat perseroan didirikan.

C. PROSEDUR PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (PT)

Untuk mendirikan Perseroan Terbatas (PT) dibutuhkan Pendiri yang sekaligus menjadi Pemegang Saham dengan mengambil bagian saham pada saat PT didirikan.Adapun prosedur pendirian perseroan terbatas adalah sebagai berikut: 1. Persiapan, antara lain: kesepakatan-kesepakatan/perjanjian antara para pendiri (minimal 2 org atau lebih) utk dituangkan dalam akta notaris akta pendirian.

2. Pembuatan Akta Pendirian, yg memuat AD dan Keterangan lain berkaitan dg pendirian Perseroan, dilakukan di muka Notaris. 3. Pengajuan permohonan (melalui Jasa TI & didahului dg pengajuan nama perseroan) Pengesahan oleh Menteri Hukum dan HAM (jika dikuasakan pengajuan hanya dpt dilakukan oleh Notaris) diajukan paling lambat 60 hari sejak tgl akta pendirian ditanda-tangani, dilengkapi keterangan dengan dokumen pendukung. Jika lengkap Menteri langsung menyatakan tdk keberatan atas permohonan ybs secara elektronik. Paling lambat 30 hari sejak pernyataan tdk keberatan, yang bersangkutan wajib

menyampaikan secara fisik serta permohonan yang dilampiri dokumen pendukung, 14 hari, Kemudian Menteri menerbitkan keputusan pengesahan BH Perseroan yang ditanda-tangani secara elektronik. 4. Daftar Perseroan (diselenggarakan oleh Menteri, dilakukan bersamaan dg tgl Kepmen mengenahi Pengesahan BH Perseroan, persetujuan atas perubahan AD yg memerlukan Persetujuan; penerimaan pemberitahuan perub AD yg tdk memerlukan persetujuan; atau penerimaan pepberitahuan perub data perseroan yg bukan mrpk perub AD). Daftar perseroan terbuka utk umum. 5. Pengumuman dalam Tambahan Berita Negara RI (pengumuman dalam TBNRI diselenggarakan oleh Menteri, antara lain: akta pendirian perseroan beserta Kepmen ttg Pengesahan BH Perseroan; akta perubahan AD beserta Kepmen sbgmana dimaksud Psl 21 ayat (1); Akta perubahan AD yg telah diterima pemberitahuanya oleh menteri).

C.1. Perbedaan Persyaratan PT pada Umumnya dengan PT Bank: PT pada umumnya: 1. Prosedur pengesahan badan hukum: tidak perlu adanya persetujuan prinsip dari intansi terkait 2. Kegiatan Usaha: boleh melakukan kegiatan usaha rangkap/lebih dari satu kegiatan usaha 3. Permodalan: Modal dasar minimal Rp 50 juta. 4. Kepemilikan: tidak ada pembatasan. 5. Direksi dan Komisaris: dapat dilakukan oleh siapa saja yang memenuhi ketentuan UUPT.

PT Bank : 1. Prosedur pengesahan badan hukum: PT bank persetujuan prinsip dari Dewan Gubernur BI mrpkan kausa diberikannya pengesahan 2. Kegiatan usaha: perbankan merupakan satu-satunya kegiatan usaha 3. Permodalan: Modal disetor minimal Rp 3 Trilyun utk pendirian Bank Umum; sedang BPR di DKI Jakarta raya: Rp 5 M, di Ibukota Ibukota Propinsi di P. Jawa & bali dan di wil. Kab/Kota Botabek: Rp 2 M, di Ibukota Prop. Di luar P. Jawa & bali: Rp 1 M,

dan wilayah lain di luar wil. di atas: Rp. 500 juta. (PBI No. 2/27/PB/2000 jo PBI No. 6/22/PBI/2004). 4. Kepemilikan: ada pembatasan sebagaimana diatur dalam UU & perat. Pelaksanaannya (PBI No. 2/27/PB/2000 jo PBI No. 6/22/PBI/2004). 5. Direksi dan Komisaris: untuk PT bank perlu ditambah adanya fit and proper test dari BI dan persyaratan lain yang diatur dalam PBI No. 2/27/PB/2000 jo PBI No.6/22/PBI/2004 jo PBI No. 6/23/PBI/2004 jo SEBI No. 6/35/DPBPR tgl 16 Agustus 2004).

Kelebihan Perseroan Terbatas 1. Tanggung jawab yang terbatas dari para pemegang saham terhadap utang-utang perusahaan. Maksudnya adalah jika anda termasuk pemegang saham dan kebetulan perusahaan punya utang, anda hanya bertanggung jawab sebesar modal yang anda setorkan. Tidak lebih. 2. Kelangsungan perusahaan sebagai badan hukum lebih terjamin, sebab tidak tergantung pada beberapa pemilik. Pemilik dapat berganti-ganti. 3. Mudah untuk memindahkan hak milik dengan menjual saham kepada orang lain. 4. Mudah memperoleh tambahan modal untuk memperluas volume usahanya, misalnya dengan mengeluarkan saham baru. 5. Manajemen dan spesialisasinya memungkinkan pengelolaan sumber-sumber modal untuk itu secara efisien. Jadi jika anda mempunyai manajer tidak cakap, anda bisa ganti dengan yang lebih cakap. Keburukan Perseroan Terbatas 1. PT merupakan subyek pajak tersendiri. Jadi tidak hanya perusahaan yang terkena pajak. Dividen atau laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham dikenakan pajak lagi sebagai pajak pendapatan. Tentunya dari pemegang saham yang bersangkutan. 2. Jika anda akan mendirikan perseroan terbatas, pendiriannya jauh lebih sulit dari bentuk kepemilikan usaha lainnya. Dalam pendiriannya, PT memerlukan akte notaris dan ijin khusus untuk usaha tertentu. 3. Biaya pembentukannya relatif tinggi. 4. Bagi sebagian besar orang, PT dianggap kurang secret dalam hal dapur perusahaan. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas perusahaan harus dilaporkan kepada pemegang saham. Apalagi yang menyangkut laba perusahaan.

BAB III PENUTUP