26
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL Tugas Mata Kuliah International Business Dosen : Enny Noegraheni Hindarwati, SP, MM disusun oleh: Fendi Tandrian 1601251341 Rian Setiawan 1601252054 Sheren Felina 1601254356 Vanessa Setiawan 1601248605 Vina Claudia P 1601250553 INTERNATIONAL BUSINESS MANAGEMENT UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Tugas International Business - Teori Perdagangan Internasional

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teori perdagangan

Citation preview

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Tugas Mata Kuliah International Business

Dosen : Enny Noegraheni Hindarwati, SP, MM

disusun oleh:

Fendi Tandrian 1601251341

Rian Setiawan 1601252054

Sheren Felina 1601254356

Vanessa Setiawan 1601248605

Vina Claudia P 1601250553

INTERNATIONAL BUSINESS MANAGEMENT

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

2016

Daftar Isi

BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................................. 3

1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................. 3BAB II. PEMBAHASAN................................................................................................ 42.1 Teori Pra-Klasik..................................................................................................... 4

2.1.1 Merkantilisme.............................................................................................. 42.2 Teori Klasik............................................................................................................ 5

2.2.1 Teori Keuntungan Mutlak........................................................................... 5

2.2.2 Teori Keuntungan Komperatif.................................................................... 62.3 Teori Moderen....................................................................................................... 9

2.3.1 Teori Heckscher Ohlin............................................................................. 9

2.3.2 Teori Siklus Hidup Produk...................................................................... 11

2.3.3 Teori Perdagangan Baru............................................................................. 12

2.4.4 Teori Keuntungan Kompetitif (Porters Diamond) ................................... 122.4 Manfaat Teori Perdagangan Internasional........................................................ 15BAB III. PENUTUP...................................................................................................... 16DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 17BAB I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan pendapatan nasional. Perdagangan internasional adalah suatu hubungan kerjasama ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain yang berkaitan dengan barang dan jasa sehingga mampu membawa suatu kemakmuran bagi negara negara yang melakukan kerjasama.. Pada awal perkembangan sistem ekonomi dunia, kita mengenal merkantilisme namun perdagangan yang diterapkan merkantilisme dengan meningkatkan ekspor dan menghambat impor yang sepenuhnya dilakukan pemerintah tidak akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena negara tak selalu dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya sendiri. Seiring berjalannya aktivitas perdagangan ini muncul teori teori mengenai perdagangan internasional yang didahului oleh teori Adam Smith yang mengungkapkan teori keunggulan mutlak. Sekitar abad 19, David Ricardo mengembangkan teori dari Adam Smith yang dikenal dengan teori keunggulan komparatif. Kemudian sebagai penyempurnaan dari teori teori sebelumnya, pada abad ke-20 muncul teori perdagangan internasional modern, seperti teori Heckscher Ohlin, teori siklus-hidup produk, teori perdagangan baru, dan teori keuntungan kompetitif. Maka dari itu kelompok kami menyusun tulisan ini untuk membahas lebih dalam mengenai konsep dari masing masing teori perdagangan internasional tersebut dan manfaat mempelajarinya.1.2 Rumusan Masalah

a. Apa saja macam macam jenis teori perdagangan internasional ?

b. Bagaimanakah konsep dari masing masing teori perdagangan internasional ?

c. Apakah manfaat dari teori perdagangan internasional ?

Bab II. PEMBAHASAN2.1 Teori Pra Klasik

2.1.1 Merkantilisme

Teori mengenai perdagangan internasional pertama kali berkembang di negara negara Eropa pada abad ke-16, yakni merkantilisme. Sistem ini mengatakan bahwa pemerintah campur tangan dalam transfer barang barang antar bangsa agar meningkatkan kekayaan diantara bangsa bangsa yang terlibat. Merkantilisme didasarkan pada gagasan bahwa kekayaan didapat dengan mengumpulkan logam berharga, terutama emas. Agar dapat mencapai hal tersebut pemerintah membuat kebijakan dengan memaksimalkan ekspor dan meminimalkan impor. Salah satu cara pemerintah meminimalkan impor adalah memberlakukan tarif dan kuota sedangkan untuk memaksimalkan ekspor diberlakukan pemberian subsidi. Namun dalam sistem merkantilisme ini terdapat kelemahan dimana logam berharga atau emas tidak memiliki nilai intrinsik, karena emas tidak dapat digunakan untuk konsumsi maupun produksi. Selain itu merkantilisme tidak memiliki efisiensi dalam spesialisasi produksi sehingga biaya produksi tidak dapat ditekan.2.2 Teori Klasik2.2.1 Teori Keuntungan MutlakMerkantilisme kemudian dikritik oleh Adam Smith di abad ke-18. Dalam bukunya yang berjudul The Wealth of Nations, ia mengkritik bahwa ukuran kesejahteraan bukan dari banyaknya logam mulia tetapi dari jumlah barang yang dimiliki oleh suatu Negara dan sumbangan perdagangan luar negeri sehingga muncul Teori Keuntungan Mutlak.Teori Keuntungan Mutlak (Absolute Advantage Theory) mengatakan masing-masing negara unggul terhadap satu produk, sehingga masing-masing negara menspesialisasikan produksinya untuk memproduksi satu barang yang memiliki keunggulan mutlak bagi negara tersebut. Menurut Adam Smith bahwa dengan melakukan spesialisasi internasional, maka masing masing negara akan berusaha untuk menekan produksinya pada barang barang tertentu yang sesuai dengan keuntungan yang dimiliki baik keuntungan alamiah maupun keuntungan yang diperkembangkan. Yang dimaksud dengan keuntungan alamiah adalah keuntungan yang diperoleh karena suatu negara memiliki sumberdaya alam yang tidak dimiliki oleh negara lain baik kualitas maupun kuantitas. Sedangkan yang dimaksud dengan keuntungan yang diperkembangkan adalah keuntungan yang diperoleh karena suatu negara telah mampu mengembangkan kemampuan dan keterampilan dalam menghasilkan produk-produk yang belum dimiliki oleh negara lain.

Kelebihan dari teori keuntungan mutlak yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak ada keuntungan.Contoh perhitungan teori keuntungan mutlakTeh KainDaya tukar dalam negeri

Indonesia6 kg3 m1 kg = m

1 m = 2 kg

Cina2 kg4 m1 kg = 2 m

1 m = Kg

Daya Tukar Dalam Negeri :

Harga teh di Indonesia lebih murah, yaitu 1 kg = M kain jika dibandingkan harga teh di Cina senilai 1 kg = 2 M. Harga kain di Cina lebih lebih murah, yaitu 1M = kg kain jika dibandingkan dibandingkan harga teh di Cina senilai 1 M = 2 kg.

Keuntungan mutlak masing masingmasing masing negara berdasar nilai DTDN adalah Indonesia mempunyai keunggulan mutlak dalam produksi kopi sehingga akan melakukan spesialisasi produksi dan ekspor kopi ke Cina. Sebaliknya Sebaliknya Cina mempunyai mempunyai keunggulan keunggulan mutlak dalam produksi kain sehingga akan melakukan spesialisasi produksi dan ekspor kain ke Indonesia.Keuntungan dari perdagangan:

Spesialisasi produksi kopi dan ekspor 1 kg teh Negara Indonesia ke Cina akan menghasilkan keuntungan perdagangan. Indonesia akan memperoleh 2 M kain dibandingkan jika hanya dijual di dalam negeri yaitu hanya sebesar M kain. Dengan demikian keuntungan perdagangan yang diperoleh Indonesia sebesar 1,5 M kain. (2 M = 1,5 M).

Spesialisasi produksi kain dan ekspor 1 M kain Negara Cina ke Indonesia akan menghasilkan keuntungan perdagangan. Cina akan memperoleh 2 kg teh dibandingkan jika hanya dijual di dalam negeri yaitu hanya sebesar kg teh. Dengan demikian keuntungan perdagangan yang diperoleh Cina sebesar 1,5 kg teh. (2 kg = 1,5 kg).2.2.2 Teori Keuntungan KomparatifTeori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage Theory) dikemukakan oleh David Ricardo untuk melengkapi teori Adam Smith yang tidak mempersoalkan kemungkinan adanya negara-negara yang sama sekali tidak mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksi suatu barang terhadap negara lain misalnya negara yang sedang berkembang terhadap negara yang sudah maju. Sebab pada kenyataannya tidak semua negara dapat melakukan spesialisasi produksi sekalipun memiliki sumber daya yang mencukupi karena adanya keterbatasan modal dan teknologi. Untuk melengkapi kelemahan-kelemahan dari teori Adam Smith, maka David Ricardo membedakan perdagangan menjadi dua keadaan yaitu: perdagangan dalam negeri dan perdagangan luar negeri.

Menurut Ricardo keuntungan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith dapat berlaku di dalam perdagangan dalam negeri yang dijalankan atas dasar ongkos tenaga kerja, karena adanya persaingan bebas dan kebebasan bergerak dari faktor-faktor produksi tenaga kerja dan modal. Karena itu masing-masing tempat akan melakukan spesialisasi dalam memproduksi barang-barang tertentu apabila memiliki ongkos tenaga kerja yang paling kecil. Sedangkan untuk perdagangan luar negeri tidak dapat didasarkan pada keuntungan atau ongkos mutlak. Karena faktor-faktor produksi di dalam perdagangan luar negeri tidak dapat bergerak bebas sehingga barang-barang yang dihasilkan oleh suatu negara mungkin akan ditukarkan dengan barang-barang dari negara lain meskipun ongkos tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang tersebut berlainan.

Dengan demikian inti keuntungan komparatif dapat dikemukakan bahwa jika suatu negara unggul terhadap dua produk maka negara tersebut akan menspesialisasi dalam memproduksi barang yang tingkat biaya produksinya lebih rendah daripada barang lainnya atau dengan kata lain yang menghasilkan keuntungan palng besar bagi negara tersebut. Untuk itu bagi negara yang tidak memiliki faktor-faktor produksi yang menguntungkan dapat melakukan perdagangan internasional, asalkan negara tersebut mampu memproduksi barang yang paling produktif dibandingkan negara lainnya.Contoh perhitungan teori keunggulan komperatif

MobilTVDTDN

Jepang

Amerika Serikat20

302202401 mobil = 11 TV1 TV = 1/11 mobil1 mobil = 8 TV1 TV = 1/8 mobil

Berdasarkan data pada tabel diatas dapat diketahui bahwa :

(1) Harga relatif mobil di AS lebih murah bila dibandingkan dengan harga relatif di Jepang. Harga relatif mobil di AS adalah 1 mobil = 8 TV, sedangkan di Jepang harganya adalah 1 mobil = 11 TV. Dengan demikian AS memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage) dalam produksi mobil bila dibandingkan dengan Jepang.

(2) Sebaliknya harga relatif TV di Jepang lebih murah bila dibandingkan dengan harga relatif di AS. Harga relatif TV di Jepang adalah 1 TV = 1/11 mobil, sedangkan di AS harganya adalah 1 TV = 1/8 mobil. Jadi Jepang memiliki keunggulan komparatif dalam produksi TV bila dibandingkan dengan AS.

Agar perdagangan bebas menguntungkan kedua belah pihak, maka AS berspesialisasi dalam produksi mobil dan Jepang harus berspesialisasi dalam produksi TV.Kondisi Spesialisasi

AS yang memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi mobil, maka AS harus menggunakan seluruh faktor produksi yang dimilikinya sebanyak 2 unit untuk menghasilkan mobil. Dengan demikian AS akan menghasilkan mobil sebanyak 60 mobil, karena setiap unit faktor produksi dapat menghasilkan 30 mobil.

Sedangkan Jepang yang memiliki keunggulan komparatif dalam produksi TV, maka harus berspesialisasi dalam produksi TV dan produksi yang akan dihasilkan sebanyak 440 TV. Karena tiap unit faktor produksi di Jepang dapat menghasilkan 220 TV, sehingga seluruh faktor produksi sebanyak 2 unit yang dimiliki Jepang dapat menghasilkan 440 unit.Spesialisasi ProduksiNegaraProduksi MobilProduksi TV

Jepang

Amerika Serikat -

60440

-

Misalnya harga relatif perdagangan internasional yang disetujui oleh kedua belah pihak adalah 1 mobil = 11 TV. Harga ini terletak diantara harga relatif masing-masing negara sebelum dilakukannya perdagangan internasional yaitu 1 mobil = 10 TV, ini terletak antara 1 mobil = 8 TV dan 1 mobil = 11 TV (1 mobil = 11 TV > 1 mobil =10 TV > 1 mobil = 8 TV).Kondisi setelah Perdagangan (After Trade)

Setelah dilakukan perdagangan internasional (perdagangan bebas), dengan harga relative 1 mobil = 10 TV, dan dimisalkan dalam perdagangan internasional ini AS ingin mengimpor TV dari Jepang sebanyak 300 TV, sehingga konsumsi masing-masing negara adalah sebagai berikut :Keuntungan dari Perdagangan

NegaraKonsumsi mobilKonsumsi TVKeuntungan

Jepang

Amerika Serikat30

30140

30020 TV*60 TV

*10 mobil 80 TV = 100 TV 80 TV = 20 TV

2.3 Teori Modern

2.3.1 Teori Heckscher Ohlin Teori ini dipelopori Eli Heckscher (guru besar kebangsaan Swedia tahun 1919). Namun teori Heckscher ini kurang diperhatikan sampai 10 tahun kemudian pandangan Heckscher dikenal luas setelah dikembangkan dan dipublikasikan Bertil Ohlin seorang murid Eli Heckscher pada tahun 1933. Teori ini dikenal dengan nama teori perdagangan internasional H-O .

Teori H-O didasarkan suatu dalil bahwa suatu negara akan mengekspor komoditinya yang didukung dengan adanya faktor-faktor produksi yang berlimpah (abundant) dan murah (cheap), dan akan mengimpor komoditi yang langka jumlahnya dan di latarbelakangi dengan mahalnya faktor-faktor produksi di negara tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa teori H-O merupakan kelanjutan dan penyempurnaan teori perdagangan international klasik. Teori klasik keuntungan komparatif menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam produktivitas antar negara. Namun teori ini tidak memberikan penjelasan mengenai penyebab perbedaaan produktivitas tersebut. Teori H-O mencoba memberikan penjelasan mengenai penyebab terjadinya perbedaan produktivitas tersebut yaitu karena adanya jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki ( faktor endowment) oleh masing-masing negara seperti kekayaan alam, buruh dan modal (didukung dengan teknologi), sehingga selanjutnya menyebabkan terjadinya perbedaan harga barang yang dihasilkan.

Spesialisasi produk juga dianjurkan teori H-O. Akan tetapi dasarnya adalah berlimpahnya faktor produksi yang dimiliki suatu negara dan harganya murah (cheap factor price). Disini faktor harga menggantikan produktifitas dalam teori klasik. Factor harga menyangkut harga faktor-faktor produksi seperti upah untuk buruh, sewa untuk kekayaan alam dan tingkat bunga untuk balas jasa modal.Penerapan terhadap teori Heckscher-OhlinTernyata, teori perdagangan internasional berdasarkan teori H-O belum sepenuhnya mampu menerangkan seluruh kegiatan bisnis dan perdagangan internasional. Menurut penelitian Leontief melalui study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta bahwa di tahun 1947, Amerika Serikat cenderung mengekspor komoditi padat tenaga kerja dan mengimpor produk padat modal. Ini adalah suatu keanehan mengingat Amerika Serikat Secara umum AS diasumsikan sebagai negara yang relatif memiliki modal lebih banyak dan tenaga kerja lebih sedikit dibandingkan negaranegara lain. Sehingga berdasarkan teori H-O, maka ekspor AS akan terdiri atas barang-barang yang padat modal dan sebaliknya impornya akan terdiri atas barang barang padat karya. Keanehan yang ditemui Leontief dalam penelitiannya disebut Leontief paradox.2.3.2 Teori Siklus Hidup ProdukUntuk mengembangkan teori H-O, munculah teori siklus produk hidup. Teori ini fokus tempat pembuatan serta penjualan produk. Dulu teori ini dipakai di U.S dikarenakan negara tersebut mendominasi perdagangan bebas, tetapi sekarang negara-negara lain juga mulai menggunakan teori ini

Teori ini di cetuskan oleh Raymond Vernon pada tahun 1960 berdasarkan penelitian yang berpendapat bahwa pertama-tama perusahaan akan mengekspor produk mereka ke negara lain dan seiring berjalannya waktu, negara yang tadinya mengekspor akan mengambil alih menjadi mengimpor. Ada beberapa tahap yang dilalui untuk suatu negara yang bermula dari mengekspor menjadi pengimpor sebagai berikut:

Tahap produksi baru

Ini adalah tahap diamana suatu perusahaan memjual produk mereka hanya di dalam negeri saja dengan harga yg tidak elastik dan mengambil keuntungan yang besar.

Pertumbuhan produksi

Ini adalah tahap dimana perusahaan memproduksi produk dalam jumlah yang banyak (massal) untuk di pasarkan di dalam maupun di luar negeri dikarenakan penjualan yang sudah mulai stabil. Penjualan pun terbantu di luar negri dan perusahan mulai mencari perusahan di tempat lain dengan pembuatan produk yang murah harganya. Dengan begitu, perusahaan pengekxpor mengimport barang mereka untuk di olah di negara yang biaya pembuatannya lebih murah. Standarisasi produk

Ini adalah tahap dimana negara pengekspor sekarang menjadi negara pengimpor dikarenakan skala ekonomi.

Dengan kata lain teori ini dapat di katakan sebagai perbandingan efisiensi antar negara dalam menghasilkan produk.2.3.3 Teori Perdagangan BaruSekitar tahun 1980 ahli ekonomi Paul Krugman dari Massachussetts Institue of Technology mengembangkan apa yang nantinya dikenal sebagai teori perdagangan baru. Teori ini menekankan bahwa dalam beberapa hal negara-negara tidak mengkhusukan produksi dan ekspor dari produk tertentu karena mendasari perbedaan dalam faktor endowment, tetapi karena pasar dunia indusri tertentu hanya mendukung suatu jumlah terbatas perusahaan. Dalam industri yang demikian, perusahaan yang pertama masuk pasar dan membangun suatu keunggulan kompetitif, sesudah itu sukar untuk menghadapi tantangan, pola perdagangan tiba pada kemampuan perusahaan di suatu negara yang ditentukan oleh bagaimana untuk menangap first-mover advantage.

Teori Krugman juga berfokus pada dampak skala ekonomi terhadap sektor perdagangan dan lokasi bisnis. Konsep skala ekonomi diperoleh dari analisis yang berakhir pada kesimpulan bahwa makin banyak barang dan jasa diproduksi di satu pabrik yang sama, maka semakin rendah pula biaya produksi yang harus dikeluarkan. Menurut Krugman, pasar tidak akan berkompetisi secara sempurna seperti yang dinyatakan oleh para pencipta teori perdagangan internasional terdahulu.2.3.4 Teori Keuntungan Kompetitif (Porters Diamond)Teori yang dikemukakan oleh Porter lebih menitikberatkan pada persaingan dagang internasional yang ada, Porter menentang teori keunggulan komperatif yang teoritis dan kurang relevan dalam dunia nyata. Menurut Porter, jika perusahaan yang ada si suatu negara itu kompetitif maka negara tersebut memiliki keunggulan daya saing / keuntungan kompetitif. Dan negara yang memiliki daya saing / keuntungan kompetitif akan mampu bersaing di pasar internasional.

A. Faktor sumber daya (resources) Faktor sumber daya suatu negara tediri dari lima kategori sebagai berikut:

1. Sumber daya manusia

2. Sumber daya alam

3. Sumber daya teknologi

4. Sumber daya infrastruktur

5. Sumber daya modal

Porter beragumen bahwa terlalu banyak ketersediaan sumber daya kemungkinan akan disia-siakan, namun ketika sumber daya tersebut mulai jarang ditemui (langka) dapat mendorong negara tersebut untuk berinovasi.

B. Permintaan Domestik

Permintaan domestik timbul atas permintaan di pasar domestik, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, serta tuntutan kualitas / mutu dalam negri untuk hasil industri tertentu sehingga timbul kedekatan hubungan antara pelanggan dan perusahaan

C. Industri Terkait dan Pendukung

Mengacu pada adanya keterkaitan yang kuat antara industri pendukung dan perusahaan sehingga suatu negara memiliki struktur industri yang kuat, dengan demikian mampu mencapai suatu posisi yang kompetitif dan kuat secara internasional.

D. Strategi, Struktur, dan Persaingan Perusahaan

Ketiga hal ini juga memiliki peran penting bagi competitive advantage suatu perusahaan. Faktor strategi terdiri dari dua aspek yakni pasar modal dan pilihan karir individu. Pasar modal domestik dapat mempengaruhi perusahaan, sedangkan individu seringkali membuat keputusan karir berdasarkan prestise. Struktur mengikuti strategi, dan biasanya dibangun guna menjalankan strategi.

Sedangkan Persaingan yang berat di dalam negri biasanya akan membangun perusahaan untuk melakukan pengembangan produk, teknologi, kefektifan dan kefesiensian produksi, peningkatan kualitas produk dan pelayanan.

Porter juga menambahkan faktor lain yakni peran pemerintah dan kesempatan. Dimana semakin tinggi tingkat daya saing perusahaan semaking tinggi pula tingkat daya saing internasioalnya. 2.4 Manfaat Teori Perdagangan InternasionalManfaat mempelajari teori perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut :

1. Membantu menjelaskan arah dan komposisi perdagangan antarnegara, serta efeknya terhadap struktur perekonomian suatu negara.2. Dapat menunjukkan adanya keuntungan yang timbul dari adanya perdagangan internasional.3. Dapat mengatasi permasalahan neraca pembayaran yang defisit.4. Membantu berinovasi untuk meningkatkan keunggulan produk dalam negeri.

BAB III. PENUTUPTeori perdagangan internasional didasarkan pada tiga periode, yakni teori pra-klasik, teori klasik dan teori modern. Teori pra-klasik pertama kali berkembang di Eropa yang dikenal dengan sistem merkantilisme. Namun sistem ini ditentang oleh Adam Smith dan David Ricardo karena tidak memuat konsep efisiensi dan efektifitas dari proses produksi. Sehingga timbulah teori klasik yang diawali dengan teori keuntungan mutlak oleh Adam Smith dan dikembangkan lagi dengan teori keuntungan komparatif oleh David Ricardo.

Seiring dengan perkembangan zaman muncul teori modern yang diawali dengan teori Hecskers Ohlin yang menyatakan bahwa terjadinya perdagangan antar negara karena faktor endowment yang berbeda di tiap negara dan disempurnakan oleh Raymond Vernon dengan teori produk siklus hidup. Awal tahun 1980, ahli ekonomi Paul Krugman mengembangkan teori perdagangan baru (New Trade Theory) yang menekankan bahwa negara - negara tdak mengkhususkan produksi dan ekspor dari produk tertentu karena mendasari perbedaan dalam faktor endowment, tetapi karena pasar dunia industri tertentu hanya mendukung suatu jumlah terbatas perusahaan. Dalam teori perdagangan baru, Michael Porter kemudian mengembangkan suatu teori yang dikenal sebagai teori kompetitif (Porter's Diamond). Teori ini mencoba menjelaskan mengapa negara - negara dapat mencapai sukses internasional dalam industri tertentu dengan adanya faktor permintaan dan persaingan domestik .Pada dasarnya seluruh teori perdagangan internasional ini membahas tentang perdagangan bebas yang dapat dilakukan oleh negara mana pun di seluruh dunia dengan asumsi perdagangan itu dapat menguntungkan satu sama lain. Teori teori ini juga mencoba menjelaskan kepada kita bagaimana pola perdagangan yang dilakukan antarnegara sehingga membantu pemerintah negara menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan struktur perekonomian negara.

Daftar Pustaka

Hill, C. W. International Business, Competing in Global Marketplace (8th edition ed.). New York : McGraw Hill .Arifin, S., Rae, D. E., & Joseph, C. P. (2007). Kerjasama Perdagangan Internasional: Peluang dan Tantangan Bagi Indonesia. Elex Media Komputindo.

Stoian, C. and Zaharia, R.M. (2009). Corporate Social Responbility in Tomania : trends, drivers, challenges and opportunities, International Journal of Economics and Business Research. 1(4), pp. 422 437.

http://www.murtiningsih.blog.uns.ac.idhttp://zetzu.blogspot.com/2010/10/teori-porter.htmlhttp://repository.upi.edu/operator/upload/s_pek_030572_chapter2.pdfssbelajar.blogspot.com/2012/03/teori-perdagangan-internasional.htmlIndustri Terkait dan Pendukung

Permintaan Domestik

Faktor Sumber Daya (endowment)

Strategi, Struktur, Persaingan Perusahaan

11