11
POTENSI BAHAYA BIOLOGI ( Insect Bite & Snake Bite ) Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kesehatan Kerja Disusun oleh : IPAN JUANDA 0312210 – 13 PROGRAM STUDI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA STIKES BINAWAN 2012

Tugas higiene faktor biologi ipan juanda

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas higiene faktor biologi  ipan juanda

POTENSI BAHAYA BIOLOGI

( Insect Bite & Snake Bite )

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Kesehatan Kerja

Disusun oleh :

IPAN JUANDA

0312210 – 13

PROGRAM STUDI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

STIKES BINAWAN

2012

Page 2: Tugas higiene faktor biologi  ipan juanda

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pada Pasal 1 menyatakan bahwa

tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana

tenaga kerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat

sumber-sumber bahaya. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan

sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.

Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat mempengaruhi

kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja. Potensi bahaya

adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan, cidera, sakit,

kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan kematian yang berhubungan dengan proses dan sistem

kerja. Potensi bahaya mempunyai potensi untuk mengakibatkan kerusakan dan kerugian kepada : 1)

manusia yang bersifat langsung maupun tidak langsung terhadap pekerjaan, 2) properti termasuk

peratan kerja dan mesin-mesin, 3) lingkungan, baik lingkungan di dalam perusahaan maupun di luar

perusahaan, 4) kualitas produk barang dan jasa, 5) nama baik perusahaan.

Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja merupakan dasar untuk mengetahui pengaruhnya

terhadap tenaga kerja, serta dapat dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya pengendalian dalam

rangka pencegahan penyakit akibat kerja yagmungkin terjadi. Secara umum, potensi bahaya lingkungan

kerja dapat berasal atau bersumber dari berbagai faktor, antara lain :

1. faktor teknis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada peralatan kerja yang

digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri;

2. faktor lingkungan, yaitu potensi bahaya yang berasal dari atau berada di dalam lingkungan, yang

bisa bersumber dari proses produksi termasuk bahan baku, baik produk antara maupun hasil

akhir;

3. faktor manusia, merupakan potensi bahaya yang cukup besar terutama apabila manusia yang

melakukan pekerjaan tersebut tidak berada dalam kondisi kesehatan yang prima baik fisik

maupun psikis.

Potensi bahaya di tempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan dapat dikelompokkan

antara lain sebagai berikut :

1. Potensi bahaya fisik, yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan

terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya: terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim

(panas & dingin), intensitas penerangan kurang memadai, getaran, radiasi.

2. Potensi bahaya kimia, yaitu potesni bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia yang digunakan

dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh tenga kerja

Page 3: Tugas higiene faktor biologi  ipan juanda

melalui : inhalation (melalui pernafasan), ingestion (melalui mulut ke saluran pencernaan), skin

contact (melalui kulit). Terjadinya pengaruh potensi kimia terhadap tubuh tenaga kerja sangat

tergantung dari jenis bahan kimia atau kontaminan, bentuk potensi bahaya debu, gas, uap. asap;

daya acun bahan (toksisitas); cara masuk ke dalam tubuh.

3 Potensi bahaya biologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kuman-kuman

penyakit yang terdapat di udara yang berasal dari atau bersumber pada tenaga kerja yang

menderita penyakit-penyakit tertentu, misalnya : TBC, Hepatitis A/B, Aids,dll maupun yang berasal

dari bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi.

4. Potensi bahaya fisiologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau yang disebabkan oleh penerapan

ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam

melakukan pekerjaan serta peralatan kerja, termasuk : sikap dan cara kerja yang tidak sesuai,

pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan pekerja

ataupun ketidakserasian antara manusia dan mesin.

5. Potensi bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-

aspek psikologis keenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti :

penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi,

temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai,

kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya

latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi

dalam organisasi kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja.

6. Potensi bahaya dari proses produksi, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh

bebarapa kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi, yang sangat bergantung dari: bahan dan

peralatan yang dipakai, kegiatan serta jenis kegiatan yang dilakukan.

B. Tujuan

Penyusunan makalah di susun untuk mempelajari potensi bahaya di tempat kerja terkait potensi

bahaya biologis yang disebabkan dari jenis fauna yang memiliki sengatan dan gigitan yang mematikan

(Insect Bite & Snake Bite ).

C. Perumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan binatang berbahaya ?

2. Penyebab gigitan serangga & binatang berbisa

3. Penjelasan gigitan dan sengatan (Insect Bite & Snake Bite)

4. Gejala akibat gigitan

5. Potensi bahaya biologis (Insect Bite & Snake Bite) di tempat kerja

6. Penatalaksanaan gigitan serangga & binatang berbisa

7. Pertolongan Pertama

Page 4: Tugas higiene faktor biologi  ipan juanda

BAB II

PEMBAHASAN

A. Faktor Biologis

Faktor biologis ditempat kerja biasanya dikenal dalam bentuk microorganisme seperti virus,

bakteri, jamur, protozoa, cacing, kutu, pinjal, tumbuhan dan juga dalam bentuk microorganisme seperti

binatang berbisa, binatang buas dan lain-lain, dalam makalah ini akan di jelaskan hanya Faktor biologis

dalam bentuk binatang berbisa yang memiliki sengatan dan gigitan yang berbahaya bagi manusia.

1. Binatang Berbahaya

Binatang Liar adalah semua binatang yg hidup di darat dan di air yg masih mempunyai sifat liar,

baik yg hidup bebas maupun yg dipelihara oleh manusia, Binatang berbisa seperti ular, kalajengking,

lipan,dan lain-lain biasanya terdapat pada kegiatan pertanian, perkebunan dan kehutanan.demikian

pula binatang-binatang buas seperti macan,buaya,beruang dan lain-lain (golongan macroorganisme).

Hazards biologis yang berupa binatang dapat dikenali/ diidentifikasi dengan adanya kehidupan binatang

yang dapat dilihat, seperti binatang buas dan binatang penyebar penyakit ( lalat, nyamuk, dan tikus).

Akan tetapi untuk jenis2 bakteri, jamur dan virus tidak mudah dilakukan identifiikasi terutama bagi

kesehatan. Binatang buas bukan merupakan hazards kesehatan, akan tetapi dapat mengggangu

keselamatan jiwa, misalnya karyawan penebang kayu ditengah hutan mempunyai resiko terhadap

ancaman binatnag buas. Sedangkan binatang seperti nyamuk, lalat, dan tikus dapat menyebabkan

penyakit menular.

2. Penyebab Gigitan Serangga & Gigitan Binatang Berbisa

Serangga dan binatang berbisa tidak akan menyerang kecuali kalau mereka digusar atau

diganggu. Kebanyakan gigitan dan sengatan digunakan untuk pertahanan. Gigitan serangga untuk

melindungi sarang mereka. Sebuah gigitan atau sengatan dapat menyuntikkan bisa(racun) yang tersusun

dari protein dan substansi lain yang mungkin memicu reaksi alergi kepada penderita. Gigitan serangga

juga mengakibatkan kemerahan dan bengkak di lokasi yang tersengat. Lebah, tawon, penyengat, si jaket

kuning, dan semut api adalah anggota keluarga Hymenoptera. Gigitan atau sengatan dari mereka dapat

menyebabkan reaksi yang cukup serius pada orang yang alergi terhadap mereka. Kematian yang

diakibatkan oleh serangga 3-4 kali lebih sering dari pada kematian yang diakibatkan oleh gigitan ular.

Lebah, tawon dan semut api berbeda-beda dalam menyengat. Ketika lebah menyengat, dia melepaskan

seluruh alat sengatnya dan sebenarnya ia mati ketika proses itu terjadi. Seekor tawon dapat menyengat

berkali-kali karena tawon tidak melepaskan seluruh alat sengatnya setelah ia menyengat. Semut api

menyengatkan bisanya dengan menggunakan rahangnya dan memutar tubuhnya. Mereka dapat

menyengat bisa berkali-kali.

Page 5: Tugas higiene faktor biologi  ipan juanda

3. Gigitan dan sengatan

3.1. Insect Bites

Adalah gigitan atau serangan serangga. Gigitan serangga seringkali menyebabkan bengkak, kemerahan,

rasa sakit (senut-senut), dan gatal-gatal. Reaksi tersebut boleh dibilang biasa, bahkan gigitan serangga

ada yang berakhir dalam beberapa jam sampai berhari-hari. Beberapa contoh masalah serius yang

diakibatkan oleh gigitan atau serangan gigitan serangga diantaranya adalah:

Reaksi alergi berat (anaphylaxis). Reaksi ini tergolong tidak biasa, namun dapat mengancam kahidupan

dan membutuhkan pertolongan darurat. Tanda-tanda atau gejalanya adalah:

• Terkejut (shock). Dimana ini bisa terjadi bila sistem peredaran darah tidak mendapatkan

masukan darah yang cukup untuk organ-organ penting (vital)

• Batuk, desahan, sesak nafas, merasa sakit di dalam mulut atau kerongkongan/tenggorokan

• Bengkak di bibir, lidah, telinga, kelopak mata, telapak tangan, tapak kaki, dan selaput lendir

(angioedema)

• Pusing dan kacau

• Mual, diare, dan nyeri pada perut

• Rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak

Gejala tersebut dapat diikuti dengan gejala lain dari beberapa reaksi.

Berikut beberapa jenis serangga yang berbahaya :

• Semut api merupakan jenis semut yang paling berbahaya di dunia. Racun atau bisa semut ini

bisa berakibat fatal bahkan kematian korbannya. Dilaporkan 20 kematian setiap tahunnya

karena sengatan semut beracun ini. Bila terkena sengatan anda akan merasakan panas seperti

luka bakar,pembengkakan yang sangat menyakitkan,dan kematian jika ada reaksi alergi. Semut

api ini bisa ditemukan di Asia, Amerika dan Eropa.

• Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera termasuk Anopheles, Culex,

Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus Sewaktu

nyamuk hinggap di tubuh dia menempelkan mulutnya yang mirip sedotan disebut juga probosis.

Lalu terdapat pisau yang akan merobek kulit korban maju mundur hingga menemukan urat

darah, setelah itu baru darah yang ada dihisap. Dalam prosesnya nyamuk juga mengeluarkan air

liur yang mengandung antikoagulan untuk mencegah darah yang ia hisap membeku. Proses ini

berlangsung cepat dan seolah-olah proses yang terjadi adalah nyamuk menusuk tubuh padahal

tidak begitu, nyamuk membedah kita seperti layaknya dokter bedah yang cepat dan akurat.

Setalah nyamuk kenyang dia akan mencabut probiosis dan terbang. Air liur nyamuk yang

tertinggal di kulit korban akan merangsang tubuh layaknya ada benda asing yang mengganggu,

terjadilah proses yang dikenal dengan alergi, dan yang terjadi adalah bentol-bentol dan gatal

Page 6: Tugas higiene faktor biologi  ipan juanda

selain itu nyamuk dikenal sebagai penyebar virus seperti malaria, demam berdarah dan

chikungunya

• Laba-laba janda (widow) Black Widow Spider adalah laba-laba yang mudah untuk dikenali oleh

tanda merah yang khas pada perutnya. Ini adalah laba-laba janda besar yang biasa ditemukan di

seluruh dunia dan umumnya terkait dengan habitat perkotaan atau daerah pertanian. Black

Widow racunnya sangat kuat 15 kali lebih kuat dari racun ular derik.

• Kalajengking adalah serangga berbisa yang sangat mematikan di dunia. Serangga berkaki delapan ini menyuntikkan bisa melalui ujung ekornya yang menyebabkan kematian paling fatal. Dalam setahun saja, sekitar 800 bahkan hingga 2.000 orang meninggal akibat sengatan kalajengking.

• Tawon memiliki sengat yang terdapat di ujung abdomennya. Hanya tawon betina yang memiliki

sengat, sementara pejantannya tidak memiliki sengat. Sengat tawon sebenarnya adalah

semacam saluran yang terhubung ke kelenjar bisa. Tawon menggunakan sengatnya untuk

melumpuhkan korbannya dan mempertahankan diri. Sengat tawon tidak bergerigi sehingga

tawon bisa menggunakan sengatnya untuk menyengat berulang kali tanpa khawatir sengatnya

Page 7: Tugas higiene faktor biologi  ipan juanda

akan menancap dan tidak bisa dicabut. Sengatan tawon sendiri walaupun menimbulkan rasa

sakit biasanya tidak berbahaya bagi manusia, namun pada beberapa orang yang memiliki alergi

pada racun tawon, sengatan yang disebabkan oleh tawon bisa berakibat fatal

3.2. Snake Bite

Adalah gigitan ular, Korban gigitan ular adalah pasien yang digigit ular atau diduga digigit ular. Ular

yang berbisa memiliki ciri- ciri :

a. Bentuk kepala segiempat panjang

b. Gigi taring kecil

c. Bekas gigitan: luka halus berbentuk lengkungan

Sedangkan ciri-ciri ular tidak berbisa seperti :

a. Bentuk kepala segitiga

b. Dua gigi taring besar di rahang atas

c. Bekas gigitan: dua luka gigitan utama akibat gigi taring bisa ular mengandung toksin dan

enzim yang berasal dari air liur.

Bisa tersebut bersifat:

a. Neurotoksin: berakibat pada saraf perifer atau sentral. Berakibat fatal karena paralise

otot – otot lurik. Manifestasi klinis: kelumpuhan otot pernafasan, kardiovaskuler yang

terganggu, derajat kesadaran menurun sampai dengan koma.

b. Haemotoksin: bersifat hemolitik dengan zat antara fosfolipase dan enzim lainnya atau

menyebabkan koagulasi dengan mengaktifkan protrombin. Perdarahan itu sendiri sebagai akibat

lisisnya sel darah merah karena toksin. Manifestasi klinis: luka bekas gigitan yang terus

berdarah, haematom pada tiap suntikan IM, hematuria, hemoptisis, hematemesis, gagal ginjal.

c. Myotoksin: mengakibatkan rhabdomiolisis yang sering berhubungan dengan

h aemotoksin. Myoglobulinuria yang menyebabkan kerusakan ginjal dan hiperkalemia akibat

kerusakan sel-sel otot.

d. Kardiotoksin: merusak serat-serat otot jantung yang menimbulkan kerusakan otot jantung.

e. Cytotoksin: dengan melepaskan histamin dan zat vasoaktifamin lainnya berakibat terganggunya

kardiovaskuler.

f. Cytolitik: zat ini yang aktif menyebabkan peradangan dan nekrose di jaringan pada tempat

patukan

g. Enzim-enzim: termasuk hyaluronidase sebagai zat aktif pada penyebaran bisa.

Page 8: Tugas higiene faktor biologi  ipan juanda

4. Gejala Akibat Gigitan

4.1. Gejala dari gigitan serangga (Insect bite) bermacam-macam dan tergantung dari berbagai macam

faktor yang mempengaruhi. Kebanyakan gigitan serangga menyebabakan kemerahan, bengkak, nyeri,

dan gatal-gatal di sekitar area yang terkena gigitan atau sengatan serangga tersebut. Kulit yang terkena

gigitan bisa rusak dan terinfeksi jika daerah yang terkena gigitan tersebut terluka. Jika luka tersebut

tidak dirawat, maka akan mengakibatkan peradangan akut.

4.2. Gejala dan tanda gigitan ular berbisa (Snake Bite) dapat dibagi ke dalam beberapa kategori mayor :

• Efek lokal : digigit oleh beberapa ular viper atau beberapa kobra (Naja spp) menimbulkan rasa

sakit dan perlunakan di daerah gigitan. Luka dapat membengkak hebat dan dapat berdarah dan

melepuh. Beberapa bisa ular kobra juga dapat mematikan jaringan sekitar sisi gigitan luka.

• Perdarahan : Gigitan oleh famili viperidae atau beberapa elapid Australia dapat menyebabkan

perdarahan organ internal seperti otak atau organ-organ abdomen. Korban dapat berdarah dari

luka gigitan atau berdarah spontan dari mulut atau luka yang lama. Perdarahan yang tak

terkontrol dapat menyebabkan syok atau bahkan kematian. Efek sistem saraf : bisa ular elapid

dan ular laut dapat berefek langsung pada sistem saraf. Bisa ular kobra dan mamba dapat

beraksi terutama secara cepat menghentikan otot-otot pernafasan, berakibat kematian sebelum

mendapat perawatan. Awalnya, korban dapat menderita masalah visual, kesulitan bicara dan

bernafas, dan kesemutan.

• Kematian otot : bisa dari Russell’s viper (Daboia russelli), ular laut, dan beberapa elapid Australia

dapat secara langsung menyebabkan kematian otot di beberapa area tubuh. Debris dari sel otot

yang mati dapat menyumbat ginjal, yang mencoba menyaring protein. Hal ini dapat

menyebabkan gagal ginjal.

• Mata : semburan bisa ular kobra dan ringhal dapat secara tepat mengenai mata korban,

menghasilkan sakit dan kerusakan, bahkan kebutaan sementara pada mata.

Page 9: Tugas higiene faktor biologi  ipan juanda
Page 10: Tugas higiene faktor biologi  ipan juanda

5. Potensi Bahaya

Binatang berbisa seperti jenis ular sangat menyukai tempat-tempat lembab , dan gelap untuk

bersembunyi contohnya kolong-kolong kendaraan, dibawah atau disela-sela tumpukan material di

dalam lubang – lubang tanah atau sela-sela batu, sepatu boots pada saat disimpan, diatas pohon dll.

Selalu berhati-hati sebelum bekerja atau menggunakan alat-alat yang bisa terdapat bahaya binatang

berbahaya.

6. Penatalaksanaan Gigitan Serangga Dan Binatang Berbisa

Rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak adalah gejala yang paling sering ditemui. Paling

sering ini diobati di rumah dengan antihistamin. Jika terjadi infeksi, sangat penting menjaga area gigitan

supaya tidak meluas. Sedang orang yang tidak mempunyai riwayat tergigit serangga juga harus ke

bagian gawat darurat jika:

a. Mendesah

b. Sesak nafas

c. Dada sesak atau sakit

d. Tenggorokan sakit atau susah berbicara

e. Pingsan atau lemah

f. Infeksi

7. Pertolongan Pertama

1) Cegah gigitan sekunder atau adanya korban kedua.

Page 11: Tugas higiene faktor biologi  ipan juanda

2) Buat korban tetap tenang

3) Jika terdapat alat penghisap

4) Buka semua cincin atau benda lain yang menjepit / ketat

5) Monitor tanda-tanda vital korban

6) Jika daerah yang tergigit mulai membengkak dan berubah warna

7) Segera dapatkan pertolongan medis.

8) Jika berada di wilayah yang terpencil dimana transportasi ke instalasi gawat darurat akan lama,

pasang bidai pada ekstremitas yang tergigit.

9) Jika dipastikan digigit oleh elapid yang berbahaya dan tidak terdapat efek mayor dari luka lokal,

dapat dipasang pembalut dengan teknik imobilisasi dengan tekanan.

7.1. Pengobatan Gigitan Serangga Pribadi

Pengobatan tergantung pada jenis reaksi yang terjadi. Jika hanya kemerahan dan nyeri pada bagian yang

digigit, cukup menggunakan es sebagai pengobatan. Bersihkan area yang terkena gigitan dengan sabun

dan air untuk menghilangkan partikel yang terkontaminasi oleh

serangga (seperti nyamuk). Partikel-partikel dapat mengkontaminasi lebih lanjut jika luka tidak

dibersihkan. Pengobatan dapat juga menggunakan antihistamin seperti diphenhidramin (Benadryl)

dalam bentuk krim/salep atau pil. Losion Calamine juga bisa membantu mengurangi gatal-gatal.

Penatalaksanaan tergantung derajat keparahan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Higiene industri didefinisikan sebagai ilmu dan seni dalam melakukan antisipasi, rekognisi,

evaluasi, dan pengendalian terhadap faktor-faktor lingkungan atau stress, yang timbul di atau dari

tempat kerja, yang bisa menyebabkan sakit, gangguan kesehatan dan kesejahteraan atau

ketidaknyamanan yang berarti bagi pekerja maupun warga masyarakat. Higene industri dapat dikatakan

sebagai juru bicara antara profesi keselamatan dan kedokteran.Adapun ruang lingkup hygiene industry

terdiri dari antisipasi, rekognisi, evaluasi dan pengontrolan.Potensi bahaya yang terdapat di lingkungan

industry yaitu bahaya fisik, bahaya kimia, factor biologi, ergonomic dan factor psikologi.

B. Daftar Pustaka

“N.Syamsi, S.Kep. Ns “ Gigitan serangga & binatang berbisa

http://halodokterku.blogspot.com

http://saraung2.blogspot.com

http://ekoteguhprasetiya.blogspot.com

http://id.wikipedia.org/wiki/Ular