Tugas FHA

  • Upload
    ismayna

  • View
    232

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sistemotot

Citation preview

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUANBAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Otot Bergaris2.2 Otot Licin2.3 Otot Jantung 2.4 Otot penggerak Tubuh2.5 Otot Putih,Merah dan Merah Muda Pada Ikan2.6 Organ Listrik BAB III PENUTUP3.1 KesimpulanDAFTAR PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Sistem urat daging atau sistem otot pada ikan secara fungsional dibedakan menjadi dua tipe, yaitu yang dibawah rangsangan otak dan yang tidak dibawah rangsangan otak. Pada prinsipnya ikan mempunyai tiga macam urat daging berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu: otot polos, otot bergaris, dan otot jantung.Dari penempelannya juga bisa dibedakan menjadi dua yaitu otot yang menempel pada rangka yaitu otot bergaris, dan yang tidak menempel pada rangka yaitu otot jantung dan otot polos. Pekerjaan urat daging atau otot untuk setiap aktifitas kehidupan ikan sangat penting. Dari mulai gerakan tubuh hingga kepada peredaran darah, kegiatan utama gerakan tubuh disebabkan karena keaktifan otot tersebut.Myoelectric merupakan modifikasi otot tertentu yang menghasilkan arus listrik. Beberapa ratus spesies ikan memiliki organ penghasil listrik, namun hanya sedikit yang dapat menghasilkan daya listrik yang kuat. Organ penghasil listrik yang dimiliki oleh kebanyakan ikan tersusun dari sel saraf dan sel otot yang telah mengalami perubahan penting. Bentuk organ listrik seperti piringan kecil yang memproduksi lendir disebut elektrosit, tersusun dan menyatu di bagian atas dari susunan lain yang sejajar.Pada umumnya semua spesies ikan tawar hanya bersifat listrik ringan, kecuali sembilang listrik dan belut listrik. Ikan listrik yang hidup di laut memiliki tenaga listrik yang lebih kuat dan berbahaya, karena air laut mengandung garam yang membuat dirinya lebih tahan terhadap arus listrik. Posisi dan bentuk listrik ini bervariasi tergantung pada spesies.

1.2. Rumusan MasalahRumusan masalah dari penyusunan makalah ini sebagai berikut:a. Bagaimanakah fungsi sistem otot pada ikan?b. Bagaimanakah hubungan sistem otot dengan pergerakan ikan?c. Bagaimanakah peranan organ listrik pada ikan?d. Jenis-jenis ikan apa sajakah yang memiliki organ listrik?

1.3. TujuanTujuan dari penyusunan makalah ini sebagai berikut:a. Sebagai tugas mata kuliah ikhtyologi perikananb. Sebagai bahan bacaan agar dapat mengetahui dan memahami lebih jelas tentang ikhtyologi ikan khususnya pada sistem otot dan organ listrik pada ikan

BAB IITinjauan Pustaka

Otot merupakan sistem organ tubuh yang mempunyai peranan sentral dalam gerak ikan. Dilihat dari struktur histologis otot, ikan mempunyai tiga macam otot, yakni otot bergaris, otot licin, dan otot jantung. Secara fungsional otot dibedakan menjadi dua tipe. Tipe pertama, otot yang dibawah rangsangan otak (voluntary) yaitu otot bergaris. Tipe kedua, otot yang tidak di bawah rangsangan otak (involuntary) yaitu otot licin dan otot jantung. 2.1 Otot BergarisBila dilihat secara keseluruhan, otot bergaris di seluruh badan ikan terdiri atas kumpulan blok otot. Tiap-tiap blok otot ini dinamakan miotom (pada masih embrio dinamakan miomer), yang dilapisi oleh mioseptum. Pada otot yang menempel pada tubuh ikan di sebelah kiri dan kanan, dari belakang kepala sampai ke batang ekor, miotom tersusun menurut pula tertentu yang bias dibedakan menjadi dua tipe, yakni tipe cyclostomin dan piscine. Otot yang terdapat pada kedua sisi tubuh ikan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yakni bagian atas (epaksial) dan bagian bawah (hipakial). Kedua bagian tersebut dipisahkan oleh suatu selaput yang dinamakan horizontal skeletogenous septum. Otot merah pada ikan yang bergerak aktif lebih besar daripada yang dipunyai oleh ikan yang diam (sedenter).Pada kepala ikan otot berhubungan terutama dengan rahang dan tulang lengkung insang. Otot ini mempunyai dua komponen, yaitu komponen otot permukaan (superfisialis) dan komponen dibagian dalam. Muka ikan cucut bila dikuliti akan menampakan beberapa otot rahang, antara lain otot penggerak rahang bawah (musculus adductor mandiburalis). Pada bagian insang, otot penarik eksternal (dorsal dan ventral) yang tampak dipermukaan. Otot yang sama tampak pula dipermukaan pada muka ikan bertulang sejati. Bagian besar otot bergaris pada tubuh ikan yang berkaitan langsung dengan fungsi gerak ada 4 yaitu, : 1. Otot okulomotor yang terdapat pada mata dengan jumlah 3 pasang.2. Otot hipobrankial yang terdapat pada dasar tekak, rahang hyoid, dan lengkung insang, berfungsi sebagai pengembang.3. Otot brankiomerik yang terdapat pada muka rahang, lengkung insang, berfungsi sebagai pengerut.4. Otot apendikular yang berfungsi untuk menggerakan sirip.2.2 Otot LicinOtot licin adalah otot tidak bergaris dan bekerjanya tidak di bawah rangsangan otak. Otot terdapat pada : Otot usus, baik yang melingkar, maupun yang memanjang. Kedua otot itu digunakan untuk menggerakan makanan ( gerakan peristaltik). Gerakan peristaltic adalah satu gerakan usus yang berfung si dalam pencernaan makanan, yaitu meremas dan menghancurkan makanan. Otot yang terdapat dalam arteri, yaitu otot melingkar yang berguna untuk mengatur tekanan darah. Otot pada mata yang mengatur akomodasi dengan menggerakan lensa mata dan mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata melalui membuka dan menutup iris mata. Otot yang terdapat pada saluran ekskresi dan reproduksi untuk menggerakan produk yang ada di dalamnya.

2.3Otot JantungJaringan otot jantung memperlihatkan garis-garis melintang pada serabutnya. Pada otot ini tidak ada serabut yang terpisah, masing-masing berhubungan satu sama lainnya. Otot jantung berkontraksi kuat dan terus menerus bekerja, sampai individu ini mati.Kerja otot jantung ini sifatnya involuntary karena bekerja di luar rangsangan otak. Secara embriologi, otot jantung merupakan tipe istimewa dari otot polos, dimana sel-selnya menjadi bersatu seperti syncytium.Otot ini berwarna merah tua, berbeda dengan otot bergaris yang berkisar antara warna putih hingga warna merah jambu bergantung pada jenis ikannya. Otot ini disebut pula sebagai myocardium. Myocardium ini dilapisi oleh selaput pericardium (selaput luar) dan endocardium (selaput dalam).

2.4Otot Penggerak TubuhIkan bergerak dengan berbagai cara. sederhananya adalah melayang pasif berbagai bentuk larva, tetapi penyimpang tersebut dengan cepat bermetamorfosis menjadi bentuk yang mampu gerakan yang diarahkan aktif. meskipun berbagai ikan telah berevolusi kemampuan untuk menggali, berjalan, merangkak, meluncur, dan bahkan terbang, berenang cara yang paling penting dari locomotion. untuk berenang maju atau mundur, sebagian besar ikan menggunakan undulations berirama sebagian atau seluruh badan atau sirip mereka. kolom vertebral yang relatif kaku memberikan ketahanan kompresi, sehingga tubuh membungkuk dari sisi ke sisi hingga memperpendek. di hiu, jaringan heliks kolagen kaku di kulit, dimana myomeres melampirkan distal, bertindak sebagai tendon eksternal untuk transmisi yang lebih efisien kekuatan otot ke ekor (wainwright et al. 1978). perubahan sudut serat kolagen selama berenang mencegah hilangnya ketegangan dan menjaga kulit dari kerutan di sisi cekung hiu.

Gambar diatas menunjukkan bagaimana lipatan lateral otot tubuh pada sudut yang tepat dari gerakan ikan mendorong ke depan. Lipatan ini biasanya bergerak mundur sepanjang tubuh dengan meningkatnya amplitudo dan agak lebih besar dari gerakan maju ikan. Sebagai gelombang pendorong ke belakang, air yang berdekatan dengan ikan dipercepat mundur sampai terlepas di sirip ekor dan menghasilkan dorongan (Lighthill 1969). Jika faktor-faktor lain seperti drag(ketahanan gerakan) dari fitur dan bentuk tubuh tetap konstan, ikan yang menghasilkan tenaga lebih dapat mempercepatgerakan lebih dan berenang lebih cepat (Blake 1983a, Webb dan Weihs 1983). Korelasi erat antara frekuensi kontraksi otot locomotory dan kecepatan berenang di lake trout ( Salvelinus namaycush ) dan trout coklat (Salmo trutta) memungkinkan kecepatan renang untuk diperkirakan dari sinyal radio yang ditransmisikan elektromiogram (Thorstad et al. 2000). menggunakan elektroda elektromiografi diposisikan pada 35% dan 65% sepanjang tubuh pollock (Pollachius Virens), Altrincham et al. (1993) menunjukkan bolak (kiri dan kanan) urutan penyusutan, memanjang, dan relaksasi otot-otot lateral mereka dirangsang untuk kontrak dari anterior ke ujung ekor. Webb (1971) mengukur panjang gelombang rata-rata rainbow trout menjadi 0.76 kali panjang ikan, yang merupakan konstanta kecepatan setiap berenang lebih besar dari 0,3 panjang tubuh per detik. Untuk meningkatkan kecepatan berenang,rainbow trout meningkatan frekuensi ekor-beat(pergerakan lateral per menit) dan amplitudo(lendutan lateral pergerakan). Gaya ke depan yang dihasilkan oleh gelombang pendorong ini adalah hasil dari kekuatan yang dihasilkan oleh kelenturan tubuh dan kecepatan gelombang pendorong ke belakang , dan itu dibatasi oleh penurunan efisiensi hidrodinamik pada tinggi frekuensi ekor-beat dan amplitudo.2.5Otot Putih, Merah, dan Merah Muda pada Ikan.Otot merah di selubungi oleh kapiler darah dan berwarna merah karena tingginya konsentrasi pigmen merah, oksigen-mengikat pigmen dalam darah (hemoglobin) serta dalam jaringan otot itu sendiri (mioglobin). Kepadatan kapiler yang tinggi dan adanya pigmen memastikan bahwa otot merah menerima oksigen yang cukup melimpah untuk mitokondria dalam memetabolisme lemak (lipid) dan mempertahankan kinerja (aerobik) renang secara terus menerus. Oleh karena itu, ikan terus aktif (misalnya, bonito dan marlin), sebagian besar massa otot mereka adalah otot merah. Ikan yang tingkat aktivitasnya tinggi sering memiliki segmen otot, yang selalu berwarna merah dan berkembang dengan baik. Misalnya, dalam bluefish ( Pomatomus saltatrix ) dan striped bass (Morone saxatilis), keduanya merupakan predator perairan terbuka, segmen otot merah rata-rata 19% dan 11% masing-masing, dari total otot di pada tubuhnya (Friedman 1979). Dalam beberapa kasus, posisi segmen otot merah dalam tubuh juga mencerminkan kemampuan berenang. Dengan demikian, tuna perenang tercepat (misalnya, Thunnus) otot merah mereka terletak jauh di dalam inti tubuh. Serat otot putih lebih tebal dibandingkan otot merah, memiliki suplai darah yang rendah, dan pigmen merah yaitu, pigmen pembawa oksigen seperti mioglobin. Tidak mengherankan, kontraksi otot putih tidak tergantung pada pasokan oksigen. otot putih biasanya mengubah glikogen menjadi laktat melalui jalur anaerob. Dengan demikian, otot putih yang paling berguna untuk kontraksi singkat dan mendominasi massa otot ikan perenang lamban. Misalnya, hiu dogfish memiliki hampir semua otot putih dan bisa pengguna hampir 50% dari glikogen otot yang tersedia setiap 2 menit (Bone 1996). Serat otot putih menggunakan energi yang 2,7 kali lebih besar dari (merah) yang lambat, meskipun ada peningkatan empat kali lipat dalam penggunaan energi untuk Dogfish (Altrincham dan Johnson 1986). Setelah aktivitas kontraksi cepat ini, ikan "memperbarui oksigen" dengan pembaharuan aerobik sumber energi melalui konversi laktat menjadi glikogen dan glukosa oleh otot merah, otot jantung dan hati (Hochachka dan Somero 1984) atau, kadang-kadang, oleh otot putih itu sendiri (Batty dan Wardle 1979). Otot merah mudah, mengandung serat menengah karakter otot putih dan merah, beberapa ikan, otot merah muda digunakan layaknya otot merah di kecepatan lambat; sedangkan pada ikan lain, otot merah muda digunakan untuk berenang pada kecepatan yang cukup tinggi (Davidson dan Goldspink 1984). Merah muda warna otot-otot ini tidak membingungkan jika "merah muda" atau "merah" karena warna disampaikan ke otot putih dari pigmen karotenoid dalam tubuh ikan. Misalnya, salmon (terutama sockeye salmon) yang memakan krustasea akan memiliki otot putih yang nampak pink atau warna merah karena pigmen karotenoid dalam mangsa. Tidak mengherankan jika, kekuatan ikan berenang di identifikasikan dengan warna yang ada di otot ikan baik merah dan putih atau bahkan merah muda. Dengan demikian, serat otot putih di chub mackerel (scomber japonicas mosaik merah dan serat putih campuran dalam salmon, dan serat putih dan merah muda dalam ikan mas (Cyprinus carpio) cukup hanya meningkatkan kecepatan berenang. Selain itu, pergeseran pH otot, tekanan parsial oksigen , suhu, dan biokimia substrat dapat mengubah kegiatan enzyme otot putih, sehingga mengubah kemampuannya untuk berfungsi pada kecepatan berenang yang berbeda (Guppy dan Hochachka 1978).2.6Organ Listrik Pada beberapa Elasmobranchii dan Teleostei, otot-otot tertentu sudah jauh berubah atau merupakan modifikasi dari sel-sel otot yang dapat menghasilkan, menyimpan, dan mengeluarkan muatan listrik. Jumlah ikan yang diketahui mempunyai organ listrik kira-kira 500 spesies yang tergolong dalam tujuh family Chonrichtheys dan Osteichthyes. Organ listrik ini dapat ditemukan pada ekor (ikan pari listrik), di bawah kulit (Teleostei), pada sirip, di belakang mata (star-gazer), atau pada sebagian besar permukaan tubuh (belut listrik). Pada umumnya organ listrik ini berasal dari otot yang memiliki ragam penampilan, lokasi, struktur, dan juga faalnya. Ikan yang hidup pada daerah beriklim sedang mempunyai voltage yang lebih tinggi dari pada ikan yang hidup pada daerah dingin. Pada umumnya ikan laut mempunyai voltase tinggi dibanding ikan air tawar, kecuali electric eel (Electrophoros) dan electric cat fish (Malapterurus electricus).Ikan yang memiliki organ listrik bervoltase tinggi, organ listriknya berfungsi sebagai senjata untuk bertahan terhadap serangan predator dan alat untuk mencari makan, contohnya, Electrophorus electricus, Torpedo nobilian, Malapterurus electricus. Sedangkan ikan bervoltase rendah, organ listriknya berfungsi sebagai bagian dari system electrosensory dan dapat bula berfungsi sebagai alat komunikasi antar ikan, contohnya, Mormyrus rume, Gymnotus carapo, Gymnoranchus niloticus, Raja clavata. Organorgan tersebut berasal dari kelompok otot branchiomer, sebab diatur oleh saraf kranial ke 7 dan ke 9. Ikan Raja dan Electrophorus, organ listriknya terletak pada ekor dan berubah dari kelompok otot hypaksial. Pada Electrophorus electricus (belut laut), organ listriknya mengeluarkan muatan listrik antara 350 - 650 volt. Ikan ini memiliki ukuran tubuh hingga panjang 3 meter, termasuk ikan dengan pergerakan lamban dan hidup pada daerah yang visibiltasnya rendah. Pada ikan Torpedo nobilian yang hidupnya di dasar laut dengan pergerakannya lamban, mengeluarkan cahaya sampai 220 volt. Malapterurus electricus, hidup di sungai yang gelap di benua Afrika, panjangnya bisa sampai satu meter dan dapat mengeluarkan muatan listrik sebesar 350 volt (Bond, 1979). Komunikasi, orientasi, dan deteksi terhadap mangsa merupakan fungsi yang paling umum dari organ listrik. Pada beberapa spesies, organ listrik dipergunakan juga untuk menyerang lawan atau mempertahankan diri, bahkan ikan-ikan besarpun dapat dilemahkan dengan muatan listrik yang lebih kuat. Ikan-ikan listrik memancarkan muatan yang tetap, dan sangat sensitif terhadap gangguan-gangguan yang dihasilkan oleh obyek di dalam medan listrik dekat tubuhnya. Unit fungsional organ listrik adalah electroplaks, berupa sel berinti banyak, berbentuk uang logam besar. Umumnya sebelah permukaannya datar melipat-lipat kecil; mitokhondria terkonsentrasi di bawah selaput ini. Permukaan datar yang sebelahnya lagi penuh dengan saraf-saraf yang masuk. Beratus bahkan beribu-ribu electroplaks bertumpuk membentuk batang, dan banyak batang-batang terdapat dalam satu organ. Dalam stadium istirahat, potensial listrik tumbuh antara permukaan dalam (negatif) dan permukaan luar dari setiap electroplaks. Jika organ tersebut dirangsang oleh sarafnya, potensial listrik sejenak berbalik dengan demikian arus listrik melampaui potensial istirahatnya.

BAB IIIKESIMPULAN

Sistem otot yang terdapat pada ikan berbeda bentuk dan fungsi di setiap bagian tubuh tempat melekatnya serta berbeda struktur dan cara kerjanya. Ikan bergerak sesuai kerja otot dan syaraf, bagian dasar dari pergerakan ikan adalah berenang,namun beberapa ikan telah dapat bermanuver lebih dari berenang sesuai kondisi lingkungannya. Pada ikan terdapat organ listrik yang fungsinya sebagai senjata serta alat pegnlihatan yang kerjanya sesuai dengan medan listrik yang ada pada tubuhnya.

DAFTAR PUSTAKA

Affandi Ridwan 2011. Ikhtilogi, BandungLagler, K.F., J.E. Bardach, R.R. Miller and D.R.M. Passino. 1977.Ichthyology. Second edition. John Wiley & Sons, New YorkBurhanuddin, Andi.I. 2008. Peningkatan pengetahuan Konsepsi Sistematika Dan Pemahaman System Organ Ikan Yang Berbasis Scl Pada Matakuliah.[online] http://www.unhas.ac.id/lkpp/Ikhtiologi. (10 Oktober 2015)