Upload
juviandymvp
View
227
Download
37
Embed Size (px)
DESCRIPTION
donwload aja freee
Citation preview
PRODUK BLUE BAND
Sekilah tentang Blue band
Produk Blue Band sudah ada sejak 1920-an, di Indonesia produk ini masuk pertama kali pada
1934. Tema komunikasi yang disampaikan pada awalnya adalah “Buatlah hari mereka
menyehatkan”. Tujuannya adalah untuk meningkatkan market share dan mencari pelanggan baru
sebanyak-banyaknya. Saat ini, tema komunikasi berubah menjadi “mendorong konsumsi melalui
peningkatan relevansi dalam memasak”.
Itulah sebabnya Blue Band selalu melampirkan resep-resep masakan. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan frekuensi konsumsi pelanggan. Strategi pemasaran yang diterapkan pada saat
pasar sudah dewasa (maturity) adalah intensifikasi, yaitu meningkatkan konsumsi pelanggan
loyal. Karena berdasarkan hasil riset, mencari pelanggan baru biayanya 4 kali lebih mahal
dibandingkan dengan mempertahankan pelanggan yang sudah ada.
ASPEK PASAR
1. Produk
Produk Blue Band pertama kali dipasarkan di Indonesia pada tahun 1934 dikemas dalam
bentuk kaleng sebagai produk makanan Unilever pertama di Indonesia. Kualitas
margarine menjadi hal utama dalam memasarkan produk margarine tersebut yang
berupaya membantu ibu Indonesia dalam membesarkan anak-anak dengan cara yang
sehat dan menyenangkan. Sejak awal produk tersebut dipasarkan, Blue band berupaya
berfokus pada gizi anak-anak dan mengenalkan produk itu sebagai pendamping olesan
roti yang lezat dan bergizi, disamping juga fungsi serbaguna lainnya seperti untuk
memasak dan membuat kue dengan mempertahankan kualitas margarin dari sejak
pertama kali dibuat. Perkembangan produk margarin meningkat mengikuti
perkembangan teknologi. Margarin terbuat dari minyak nabati yang secara alami
mengandung vitamin A dan D. Pada tahun 1978, Blue Band margarin diperkaya dengan
Vitamin B1 dan B2, sebagai bagian dari misi Blue Band dalam membantu anak-anak
untuk selalu aktif dalam masa pertumbuhannya. Hingga saat ini, gizi di dalam margarine
blue band lebih lengkap dengan adanya vitamin B3. Menjaga kepuasan pelanggan dari
dulu hingga sekarang, menjadikan Blue Band dianugerahi ICSA (Penghargaan Kepuasan
Pelanggan Indonesia) pada tahun 2005 oleh SWA (salah satu majalah bisnis terkemuka).
Selain itu, di tahun yang sama Blue Band dianugerahi Packing Consumer Branding
Award dengan kategori “Luar Biasa”, oleh majalah SWA, Majalah Mix, Landor, dm
Associates, dan Imago School of Modern Advertising. Penghargaan ini menunjukkan
komitmen Blue Band yang selalu mencoba memberikan yang terbaik kepada para
pelanggannya. Sebagai produk yang ingin dicintai pelanggannya, produk Blue Band
mempunyai visi misi dalam memasarkan produknya. Visi Blue Band adalah untuk
mengoptimalkan tumbuh kembang anak Indonesia menjadi anak yang hebat, sedangkan
misi Blue Band adalah untuk menumbuhkembangkan anak Indonesia menjadi hebat.
a. Kualitas
Kualitas produk ini sudah bisa dibuktikan dengan baik. Terbukti bahwa hingga saat ini
produk masih digunakan dan laku di pasaran. Bahkan, Pada tahun 2004 dan 2005, selama
dua tahun berturut-turut sejak produk ini diikutkan dalam survei kepuasan pelanggan
oleh SWA (salah satu majalah bisnis terkemuka) dan Frontier, produk ini dianugerahi
ICSA (Penghargaan Kepuasan Pelanggan Indonesia).
b. Keistimewaan
Keistimewaan dari produk ini sendiri terlihat dari kandungan nutrisi yang tinggi yang
sudah dibentuk selama 80 tahun saat pertama produk dihadirkan/dipasarkan di
masyarakat. Selain itu, produk ini menjadikan kesehatan yang memegang peranan
penting dalam produk, bisa disajikan dengan simpel dan mudah bagi aneka makanan
seperti roti, kue, hingga nasi goreng.
c. Pilihan Produk
Saat dibentuk, perusahaan melihat bahwa pentingnya kesehatan serta dalam makanan.
Oleh karena itu, dibuatlah produk ini untuk memberikan nutrisi makanan terutama bagi
anak-anak dan keluarga. Awalnya produk ini hanya menjual dalam bentuk sachet-an
gram, akan tetapi seiring dengan perkembangan dan permintaan konsumen maka dibuat
pula dalam bentuk kilogram.
d. Nama Merek (Brand Name)
Nama merek produk adalah Blue Band. Tentu nama merek ini dibuat dengan
pertimbangan penuh perusahaan guna menciptakan kepercayaan, keyakinan, kekuatan,
keawetan, serta status di mata masyarakat (konsumen). Dan, ternyata hingga sekarang
nama Blue Band masih melekat kuat di benak masyarakat.
e. Kemasan
Kemasan sama pentingnya dengan kualitas produk yang fungsinya juga mendorong minat
pembeli untuk membeli suatu produk. Dalam hal ini, produk Blue Band memberikan
kemasan yang menarik, memberikan bentuk yang inovasi seiring dengan perkembangan
jaman. Selain itu, warna yang diberikan sengaja dibuat terang (warna kuning) dengan
perpaduan yang harmonis sehingga mudah memberikan delay effect di benak konsumen.
2. Price
Sebagai salah satu merek tertua di Unilever, Blue Band sempat pula mengalami masa
sulit di era 1957-1967, ketika terjadi ketidakstabilan politik dan ekonomi di Indonesia.
Kondisi serupa terulang pada 1997-1998 saat krisis ekonomi menimpa Indonesia. Hal
tersebut berdampak pada daya beli masyarakat yang menurun dan pada penjualan Blue
Band. Blue Band meluncurkan sachet perseginya dengan harga terjangkau, dengan
harapan ibu-ibu akan tetap bisa memberikan hidangan lezat dan bergizi bagi anak-anak
diwaktu kondisi keuangan menjadi lebih sulit. Kini sachet dalam bentu persegi ini telah
menjadi kemasan ikonis dan menjadi sebuah standar kemasan bagi setiap merek margarin
di Indonesia. Ketika krisis global kembali menerjang pada 2008, Blue Band mencoba
menyiasatinya dengan memperkenalkan kemasan sekali pakai 17 gram yang dibanderol
Rp. 700 agar terjangkau semua lapisan masyarakat.
Harga untuk blue band sendiri berbeda-beda, sesuai dengan besarnya ukuran (gram).
Harga mulai dari ukuran 17gr hingga 15kg dari Rp4.800-Rp298.000.
a. Daftar Harga
Tentu daftar harga juga sangat penting dicantumkan dalam produk untuk memudahkan
konsumen dalam melakukan pembelian atau perhitungan. Berikut beberapa daftar harga
Blue Band:
Blue Band 200gr Rp 8500
Blue Band 250gr Rp12500
Blue Band 8kg Rp98.750
Blue Band 4,5kg Rp102.500
Blue Band 15kg Rp298.000
3. Place
Sebagai produk makanan yang menjunjung nilai kesehatan, maka produk harus selalu
higienis agar konsumen benar-benar yakin ketika membeli atau mengkonsumsinya. Salah
satu faktor kesehatan tersebut juga tergantung tempat (place) dilakukannya
pendistribusian. Makah hal-hal itulah yang perlu diperhatikan dalam memilih tempat
sebagai saluran distribusi.
a. Saluran Distribusi (distribusi channel)
Dalam saluran distribusi tentu akan melewati wholesaler, dan peritel (retailer) hingga
akhirnya sampai kepada konsumen. Dalam hal ini Blue Band menggunakan distribusi
yang tidak hanya melalui retailer besar seperti supermarket, tetapi juga kepada toko-toko
agar lebih mudah dijangkau oleh konsumen.
b. Jangkauan
Jangkauan distribusi produk akan didistribusikan tidak hanya ke tempat penjualan
menengah ke atas tetapi juga ke toko-toko di seluruh Indonesia.
Bahkan salesman Unilever sudah menembus 100 outlet dan 9000 desa di seluruh
Indonesia.
c. Lokasi
Lokasi sendiri antara lain di supermarket menengah ke atas dan toko-toko. Agar selain
memudahkan konsumen dalam mendapatkan produk Blue Band, tapi produk tetap
memiliki nilai jual yang baik di mata masyarakat.
d. Inventory/stok produk
Untuk memenuhi permintaan konsumen, stok produk sendiri dibuat secara berlanjut.
Jadi, produk yang berhasil terjual dihitung sesuai persentase permintaan konsumen.
Namun apabila terjadi peningkatan, maka diproduksi secara berkelanjutan seiring dengan
penjualan dan disalurkan oleh wholesaler sehingga retailertetap mempunyai stok produk.
e. Transportasi
Agar pendistribusian lancar, maka sistem pengangkutan dilakukan lebih cepat dari waktu
ditentukannya pendistribusian. Transportasi unilever sendiri menggunakan jalur darat
untuk daerah-daerah daratan, serta transportasi laut untuk wilayah kepulauan. Sehingga
pasar unilever menembus seluruh wilayah Indonesia.