21
Tugas Analisa Kelayakan Tambang BUNGA (INTEREST) Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa ini merupakan suatu kompensasi kepadapemberi pinjaman atas manfaat kedepan dari uang pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Jumlah pinjaman tersbut disebut “pokok utang”(principal). Persentase dari pokok utang yangdibayarkan sebagai imbal jasa ( bunga ) dalam suatu periode tertentu disebut “suku bunga“. Faktor-faktor utama yang memengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah sebagai berikut : 1. Kebutuhan dana 2. Persaingan 3. Kebijakan pemerintah 4. Target laba yang diinginkan 5. Jangka waktu 6. Kualitas jaminan 7. Reputasi perusahaan 8. Produk yang kompetitif 9. Hubungan baik 10. Jaminan pihak ketiga Secara umum ada 2 metode dalam perhitungan bunga yaitu efektif dan flat. Namun dalam praktek sehari-hari ada modifikasi dari metode efektif yang disebut dengan metode anuitas. Sistem Bunga Efektif Sistem bunga efektif adalah kebalikan dari sistem bunga flat, yaitu porsi bunga dihitung berdasarkan pokok hutang tersisa. Sehingga porsi bunga dan pokok dalam angsuran setiap bulan akan berbeda, meski besaran angsuran per bulannya tetap sama. Sistem bunga efektif ini biasanya diterapkan untuk pinjaman jangka panjang semisal KPR atau kredit investasi. Edwin Noviansyah H1C108069

Tugas AKT

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas AKT

Tugas Analisa Kelayakan Tambang

BUNGA (INTEREST)

Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa ini merupakan suatu kompensasi kepadapemberi pinjaman atas manfaat kedepan dari uang pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Jumlah pinjaman tersbut disebut “pokok utang”(principal). Persentase dari pokok utang yangdibayarkan sebagai imbal jasa ( bunga ) dalam suatu periode tertentu disebut “suku bunga“.Faktor-faktor utama yang memengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah sebagai berikut :1. Kebutuhan dana2. Persaingan3. Kebijakan pemerintah4. Target laba yang diinginkan5. Jangka waktu6. Kualitas jaminan7. Reputasi perusahaan8. Produk yang kompetitif9. Hubungan baik10. Jaminan pihak ketigaSecara umum ada 2 metode dalam perhitungan bunga yaitu efektif dan flat. Namun dalam praktek sehari-hari ada modifikasi dari metode efektif yang disebut dengan metode anuitas.

Sistem Bunga EfektifSistem bunga efektif adalah kebalikan dari sistem bunga flat, yaitu porsi bunga

dihitung berdasarkan pokok hutang tersisa. Sehingga porsi bunga dan pokok dalam angsuran setiap bulan akan berbeda, meski besaran angsuran per bulannya tetap sama. Sistem bunga efektif ini biasanya diterapkan untuk pinjaman jangka panjang semisal KPR atau kredit investasi.

Dalam sistem bunga efektif ini, porsi bunga di masa-masa awal kredit akan sangat besar di salam angsuran perbulannya, sehingga pokok hutang akan sangat sedikit berkurang. Jika kita hendak melakukan pelunasan awal maka jumlah pokok hutang akan masih sangat besar meski kita merasa telah membayar angsuran yang jika ditotal jumlahnya cukup besar. Jika dibandingkan kedua sistem bunga itu, maka masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan sistem bunga flat adalah jika kita hendak melakukan pelunasan awal, maka porsi pokok hutang yang berkurang cukup sebanding dengan jumlah uang yang telah kita angsur. Namun kelemahannya, bunga itu cukup besar karena dihitung dari pokok hutang awal. Sistem bunga efektif akan lebih berguna untuk pinjaman jangka

Edwin NoviansyahH1C108069

Page 2: Tugas AKT

Tugas Analisa Kelayakan Tambang

panjang yang tidak buru-buru dilunasi di tengah jalan, karena jika kita membandingkan nominal bunga yang kita bayarkan, jauh lebih kecil dari sistem bunga flat.Rumus :Bunga per Bulan = SA x I/12* SA : Saldo Akhir Periode* I : Suku bunga per tahunPerhitungan Bunga Bank Efektif :Bunga bulan pertama = Rp 12.000.000×12%/12 = Rp 120.000Angsuran pokok tiap bulan = Rp 12.000.000/12 = Rp 1.000.000

Sistem Bunga FlatBunga Flat adalah sistem perhitungan suku bunga yang besarannya mengacu pada

pokok hutang awal. Biasanya diterapkan untuk kredit barang konsumsi seperti handphone, home appliances, mobil atau kredit tanpa agunan (KTA). Dengan menggunakan sistem bunga flat ini maka porsi bunga dan pokok dalam angsuran bulanan akan tetap sama. Misalnya besarnya angsuran adalah satu juta rupiah dengan komposisi porsi pokok 750 ribu dan bunga 250 ribu. Maka, sejak angsuran pertama hingga terakhir porsinya akan tetap sama.Rumus:total Bunga = P x I x Nbunga perbulan = total bunga / Bbesar angsuran = (P + total bunga) / B* P : Pokok kredit* I : Suku bunga per tahun* N : Jangka waktu kredit dalam satuan tahun* B : Jangka waktu kredit dalam satuan bulanPerhitungan Bunga Flat :Total Bunga = Rp 12.000.000 × 0,06 × 1 = Rp 720.000Bunga per BUlan = Rp 720.000 : 12 = Rp 60.000Besar Angsuran = (Rp 12.000.000+Rp 720.000 ) / 12 = Rp 1.060.000

PAJAK

Pengertian Pajak Pengertian pajak menurut Undang-undang Nomor 28 tahun 2007 tentang

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Edwin NoviansyahH1C108069

Page 3: Tugas AKT

Tugas Analisa Kelayakan Tambang

Pengertian Pajak menurut Para Ahli1. Menurut Prof Dr Adriani pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan, yang

terutang oleh wajibpajak membayarnya menurut peraturan derngan tidak mendapat imbalan kembali yang dapat ditunjuk secara langsung.

2. Menurut Prof. DR. Rachmat Sumitro,SH pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari kas rakyat ke sektor pemerintah berdasarkan undang-undang) (dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal (tegen prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.

Lima unsur pokok dalam defenisi pajak Iuran / pungutan Pajak dipungut berdasarkan undang-undang Pajak dapat dipaksakan Tidak menerima kontra prestasi Untuk membiayai pengeluaran umun pemerintah

Jenis-jenis PajakSecara umum jenis pajak dibedakan menjadi pajak pusat dan pajak daerah. Contoh dari pajak pusat adalah:

Pajak Penghasilan (PPh) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Khusus jenis pajak Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) mulai tahun 2012 pengelolaannya disebagian dialihkan kepada Pemerintah Daerah (Pemda)

Pengertian Pajak PenghasilanPengertian Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap Subyek Pajak

atas Penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.Jenis Pajak DaerahPajak daerah dan retribusi daerah dibedakan untuk propinsi, kabupaten kota sebagai berikut:Jenis pajak propinsi:1. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air;2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air;3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bemotor;4. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.Jenis pajak kabupaten kota:1. Pajak Hotel;2. Pajak Restoran;3. Pajak Hiburan;

Edwin NoviansyahH1C108069

Page 4: Tugas AKT

Tugas Analisa Kelayakan Tambang

4. Pajak Reklame;5. Pajak Penerangan Jalan;6. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C;7. Pajak Parkir.

DEPRESIASI

Depresiasi adalah penurunan dalam nilai fisik properti seiring dengan waktu dan penggunaannya. Dalam konsep akuntansi, depresiasi adalah pemotongan tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak sehingga pengaruh waktu dan penggunaan atas nilai aset dapat terwakili dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Depresiasi adalah biaya non-kas yang

berpengaruh terhadap pajak pendapatan. Perhitungan depresiasi diperlukan untuk menentukan aliran kas setelah pajak (pendapatan).

Properti yang dapat didepresiasi harus memenuhi ketentuan berikut:1. Harus digunakan dalam usaha atau dipertahankan untuk menghasilkan pendapatan.2. Harus mempunyai umur manfaat tertentu, dan umurnya harus lebih lama dari setahun.3. Merupakan sesuatu yang digunakan sampai habis, mengalami peluruhan/ kehancuran,

usang, atau mengalami pengurangan nilai dari nilai asalnya.4. Bukan inventaris, persediaan atau stok penjualan, atau properti investasi.

Properti yang dapat didepresiasi dikelompokkan menjadi:- nyata (tangible): dapat dilihat atau dipegang. Terdiri dari properti personal (personal property) sepertimesin-mesin, kendaraan, peralatan, furnitur dan item-item yang sejenis; dan properti riil (real property)seperti tanah dan segala sesuatu yang dikeluarkan dari atau tumbuh atau berdiri di atas tanah tersebut- tidak nyata (intangible). Properti personal seperti hak cipta, paten atau franchise.Secara umum, metode perhitungan depresiasi dibagi dua, yaitu:1. Metode klasik, terdiri dari:

a. Metode garis lurus (straight-line, SL)Metode ini mengasumsikan bahwa aset terdepresiasi secara konstan setiap

tahunnya selama umur manfaatnya.

Edwin NoviansyahH1C108069

Page 5: Tugas AKT

Tugas Analisa Kelayakan Tambang

Contoh 1Sebuah gergaji listrik untuk memotong kayu pada perusahaan furniture mempunyai basis harga $40,000 dan umur manfaat 10 tahun. Pada akhir umur manfaatnya diperkirakan alat tersebut tidak mempunyai nilai sisa. Tentukan jumlah depresiasi tahunan menggunkan metode garis lurus. Tabelkan jumlah depresiasi tahunan dan nilai buku alat tersebut pada setiap akhir tahun.

Edwin NoviansyahH1C108069

Page 6: Tugas AKT

Tugas Analisa Kelayakan Tambang

b. Metode declining balance (DB)Disebut juga metode persentase konstan atau formula Matheson, dengan asumsi

bahwa biaya depresiasi tahunan adalah suatu persentase yang tetap dari nilai buku awal tahun. Rasio depresiasi tersebut dilambangkan dengan R (0 ≤ R ≤ 1), dimana R = 2/N (jika digunakan 200% DB) atau R = 1.5/N (jika digunakan 150% DB).Persamaan- persamaan yang berlaku untuk metode DB:

Kelima persamaan tidak memuat term SV (nilai sisa).Contoh 2Kerjakan kembali contoh 1 dengan metode declining balance jika (a) R=2/N dan (b) R=1.5/N

Edwin NoviansyahH1C108069

Page 7: Tugas AKT

Tugas Analisa Kelayakan Tambang

Penyelesaian:Contoh perhitungan untuk tahun ke-6.

Edwin NoviansyahH1C108069

Page 8: Tugas AKT

Tugas Analisa Kelayakan Tambang

c. Metode sum-of-the-years-digits (SYD)Digit yang digunakan pada metode SYD adalah sisa umur manfaat dari aset. Faktor depresiasi adalah sisa umur aset dibagi dengan jumlah total digit. Contoh untuk aset dengan umur manfaat 5 tahun:

Edwin NoviansyahH1C108069

Page 9: Tugas AKT

Tugas Analisa Kelayakan Tambang

2. Sistem perolehan biaya dipercepat termodifikasi (Modified Accelerated Cost Recovery

System,MACRS) Dengan sistem ini, didefinisikan bahwa aset tidak memiliki nilai sisa (SVN) dan perkiraan umur manfaat tidak digunakan secara langsung dalam perhitungan jumlah depresiasi. MACRS terdiri dari dua sistem:1. Sistem depresiasi umum (GDS)2. Sistem Depresiasi Alternatif (ADS), memberikan periode perolehan yang lebih panjang dan hanya menggunakan metode depresiasi garis lurus. Digunakan untuk properti yang tidak dikenai pajak dan yang digunakan di luar Amerika Serikat.Informasi-informasi yang dibutuhkan untuk menghitung depresiasi dengan MACRS adalah:1. Basis harga (B)2. Tanggal atau waktu saat properti atau aset mulai digunakan3. Kelas properti dan periode perolehan.4. Metode yang akan digunakan (ADS atau GDS)5. Konvensi waktu yang diberlakukan (setengah tahun)

Edwin NoviansyahH1C108069

Page 10: Tugas AKT

Tugas Analisa Kelayakan Tambang

DEPLESI

Deplesi adalah pengurangan nilai yang terjadi atas sumber daya alam, seperti pertambangan, sumur minyak dan gas bumi, kehutanan, dan lain-lain. Sejalan dengan ekstraksi dan penjualan sumber daya, cadangan akan menurun dan nilai properti akan terus berkurang. Pada depresiasi, properti dapat diganti dengan properti yang serupa jika properti tersebut sudah terdepresiasi penuh (nilainya sudah habis). Hal ini tidak memunginkan pada deplesi.

Pada depresiasi, jumlah yang dibebankan untuk biaya depresiasi diinvestasikan pada peralatan baru sehingga operasi dapat dilanjutkan tanpa batas. Pada deplesijumlah yang dibebankan untuk biaya deplesi tidak dapat digunakan untuk mengganti sumber daya alam, akibatnya perusahaan akan menutup usahanya sedikit demi sedikit sejalan dengan operasi normalnya. Oleh karena itu, pembayaran terhadap pemilik dilakukan dalam 2 bagian: (1) keuntungan yang diperoleh dan (2) bagian dari modal pemilik yang dikembalikan,dalam bentuk deplesi.Metode perhitungan deplesi:1. Metode biaya:

Satuan deplesi ditentukan dengan membagi basis harga dengan jumlah satuan tersisa yang masih dapat ditambang atau dipanen. Pengurangan deplesi dihitung sebagai hasil perkalian antara jumlah satuan terjual pada tahun tersebut dengan satuan deplesi dalam dolar. Diterapkan untuk semua tipe properti yang dikenai deplesi dan lebih umum digunakan.2. Metode persentase

Deplesi dihitung sebagai suatu persentase dari pendapatan kotor, asalkan jumlah yang dibebankan tidak melebihi 50% dari pendapatan bersih (100% untuk properti gas dan minyak) sebelum pengurangan deplesi. Digunakan untuk hampir semua tipe tambang logam, deposit geotermal, dan tambang batubara, tapi tidak untuk sumber hutan. Jika metode persentase diterapkan untuk suatu properti, beban deplesi harus dihitung dengan kedua metode. Beban yang lebih besar dapat digunakan untuk mengurangi basis properti.

Contoh:PT. Tali Tambang baru-baru ini membeli sebidang tanah yang mengandung bijih logam dengan harga $2,000,000. Cadangan yang dapat diperoleh di tambang diperkirkan 500,000 ton.a. Jika 75,000 ton bijih ditambang selama tahun pertama dan 50,000 ton dijual, berapa beban deplesi untuk tahun pertama?

Edwin NoviansyahH1C108069

Page 11: Tugas AKT

Tugas Analisa Kelayakan Tambang

b. Seandainya pada akhir tahun pertama cadangan dievaluasi kembali dan diketahui hanya 400,000 ton. Jika 50,000 ton tambahan dijual pada tahun kedua, berapa beban deplesi untuk tahun kedua?Penyelesaian:a. Satuan deplesi = $2,000,000/500,000 ton = $4.00 per ton.Beban deplesi tahun 1 = 50,000 ton ($4.00/ton) = $200,000b. Basis biaya pada akhir tahun kedua = $2,000,000 - $200,000 = $1,800,000.Satuan deplesi = $1,800,000/400,000 ton = $4.50/tonBeban deplesi tahun 2 = 50,000 ton ($4.50/ton) = $225,000

AMORTISASI

Amortisasi adalah alokasi kos perolehan aktiva tidak berwujud ke priode-periode yang menerima manfaat dari aktiva tersebut. Amortisasi biasanya menggunakan metode garis lurus. Untuk menghitung besarnya amortisasi harta tak berwujud dibagi menjadi 4 golongan,yaitu:1. Kelompok 1

Kelompok harta tak berwujud yang mempunyai masa manfaat 4 tahun.2. Kelompok 2

Kelompok harta tak berwujud yang mempunyai masa manfaat 8 tahun.3.Kelompok3

Kelompok harta tak berwujud yang mempunyai masa manfaat 16 tahun4. Kelompok 4

Kelompok harta tak berwujud yang mempunyai masa manfaat 20 tahun.METODE & TARIF AMORTISASIMetode yang dipergunakan antara lain :1. Metode garis lurus ( straight line method ).2. Metode saldo menurun ( declining balance method ).Wajib Pajak ( WP ) diperkenankan untukk memilih salah satu metode untuk melakukan amortisasi.

Tabel pengelompokkan harta tak berwujud, metode, serta tarif amortisasinya :

KELOMPOK HARTA MASA TARIF AMORTISASI

BERWUJUD MANFAAT GARIS LURUS SALDO MENURUN

KELOMPOK 1 4 TAHUN 25% 50%

KELOMPOK 2 8 TAHUN 12,50% 25%

Edwin NoviansyahH1C108069

Page 12: Tugas AKT

Tugas Analisa Kelayakan Tambang

KELOMPOK 3 16 TAHUN 6,25% 12,50%

KELOMPOK 4 20 TAHUN 5% 10%

Kelompok, metode dan tarif amortisasi seperti disebutkan diatas berlaku juga untuk :1. Pengeluaran untuk biaya pendirian dan biaya perluasan modal suatu perusahaan. Pengeluaran inidapat juga disebabkan pada tahun terjadinya pengeluaran.2. Pengeluaran yang dilakukan sebelum operasi komersial, misalnya biaya studi kelayakan dan biaya produksi percobaan, yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Pengeluaran ini dikapitalisasikan kemudian diamortisasikan sesuai tabel diatas. Satu hal yang harus diperhatikan adalah bahwa biaya operasional yang bersifat rutin, seperti biaya rekening listrik dan telepon, gaji pegawai, dan biaya kantor lainnya, tidak boleh dikapitalisasi tetapi dibebankan sekaligus pada tahun pengeluaran.Contoh :PT. Asti Jaya pada tanggal 4 November 2001 mengeluarkan uang sebanyak Rp. 100 Juta untuk memperoleh hak lisensi dari Phoenixcycle Ltd selama 4 tahun untuk memproduksi sepeda Phoenix. Penghitungan amortisasi atas hak lisensi tersebut adalah sbb :

Metode garis lurusAmortisasi tahun 2001 adalah 25 % x Rp. 100 Juta = Rp. 25 JutaAmortisasi tahun 2002 adalah 25 % x Rp. 100 Juta = Rp. 25 JutaAmortisasi tahun 2003 adalah 25 % x Rp. 100 Juta = Rp. 25 JutaAmortisasi tahun 2004 adalah 25 % x Rp. 100 Juta = Rp. 25 Juta Metode saldo menurun.Amortisasi tahun 2001 adalah 50 % x Rp. 100 Juta = Rp. 50 JutaAmortisasi tahun 2002 adalah 50 % x (`Rp. 100 Juta – Rp. 50 Juta ) 50 % x Rp. 50 Juta = Rp. 25 JutaAmortisasi tahun 2003 adalah 50 % x ( Rp. 50 Juta – Rp. 25 Juta ) 50 % x Rp. 25 Juta = Rp. 12,5 JutaAmortisasi tahun 2004 adalah karena tahun 2004 merupakan akhir masa manfaat, maka pada tahun 2004 seluruh sisa nilai buku diamortisasikan sekaligus sehingga tahun 2004 adalah Rp. 25 Juta – Rp. 12,5 Juta = Rp. 12,5 Juta

AMORTISASI BERDASARKAN METODE SATUAN PRODUKSI

Hak / pengeluaran di bidang penambangan minyak dan gas bumi. Amortisasi dengan metode ini hanya diterapkan pada amortisasi atas pengeluaran untukn memperoleh hak dan pengeluaran lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun di bidang pertambangan minyak dan gas bumi. Dalam hal ini, metode ini dilakukan dengan

Edwin NoviansyahH1C108069

Page 13: Tugas AKT

Tugas Analisa Kelayakan Tambang

menerapkan persentase tarif amortisasi yang besarnya setiap tahun sama dengan persentase`perbandingan antara realisasi penambangan minyak dan gas bumi pada tahun yang bersangkutan dengan tafsiran jumlah seluruh kandungan minyak dan gas bumi dilokasi tersebut yang dapat diproduksi. Hak penambangan selain minyak dan gas bumi, hak pengusahaan hutan, hak pengusahaan sumber dan hasil alam lainnya. Amortisasi dengan metode ini setinggi – tingginya 20 % setahun dan diterapkan pada amortisasi atas : Pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan selain minyak dan gas bumi. Pengeluaran untuk memperoleh hak pengusahaan hutan. Pengeluaran untuk memperoleh hak pengusahaan sumber dan hasil alam lainnya, yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.Contoh : Pada tahun 2001 PT. Dira Oil mengeluarkan uangnya sebesar Rp. 1.000.000.000,- untuk me mperoleh hak penambangan minyak bumi. Kandungan minyak bumi ditaksir 5.000.000 barel. Produksi minyak bumi tahun 2002 mencapai 1.500.000 barel. Besarnya amortisasi untuk tahun 2002 adalah : Tarif amortisasi = ( realisasi penambangan : taksiran kandungan ) x 100 % = ( 1.500.000 : 5.000.000 ) x 100 % = 30 %. Amortisasi 2002 = 30 % x Rp. 1.000.000.000,- = Rp. 300.000.000,- Seandainya jumlah produksi yang sebenarnya lebih kecil dari yang diperkirakan, sehingga masih terdapat sisa pengeluaran yang belum diamortisasikan, maka atas sias tersebut boleh dibebankan sekaligus dalam tahun pajak yang bersangkutan. PT. Dira Wood pada tahun 2002 mengeluarkan uang sebesar Rp. 1.000.000.000,- untuk memperoleh hak pengusahaan hutan. Potensi hak pengusahaan hutan adalah 20.000.000 ton. Jumlah produksi pada tahun 2002 adalah sebesar 8.000.000 ton. Jumlah yang diamortisasikan dengan persentase satuan produksi yang direalisasikan dalam tahun 2002 adalah sebesar : = ( 8.000.000 : 20.000.000 ) ton x Rp. 1.000.000.000,- = 40 % x Rp. 1.000.000.000,- = Rp. 400.000.000,- Jumlah yang boleh diamortisasi maksimum adalah 20 % dari pengeluaran, maka amortisasi yang diperkenankan hanyalah sebesar = 20 % x Rp. 1.000.000.000,- = Rp. 200.000.000,-

ANALISA SENSITIVITAS

Analisa sensitivitas bertujuan untuk mengkaji pengaruh negative dari perubahan yang mungkin terjadi terhadap komponen biaya dan penerimaan proyek akibat adanya ketidak pastian dalam kegiatan ekonomi. Perubahan yang mungkin terjadi adalah :a. Penurunan penerimaan hasil usaha (alternative 1)b. Kenaikan biaya operasional (alternative 2)c. Penurunan penerimaan dan kenaikan biaya operasional sekaligus (alternative 3)Hasil analisa sensitivitas alternative 1 :

Edwin NoviansyahH1C108069

Page 14: Tugas AKT

Tugas Analisa Kelayakan Tambang

Dalam analisa sensitivitas alternative 1, ternyata proyek ini menjadi tidak layak jika terjadi penurunan pendapatan mencapai 7%, dimana NPV sudah negative, IRR lebih kecil dari suku bunga. Dan Net B.C ratio kurang dari satu. Sementara itu PBP dicapai setelah semester 5 atau dua setengah tahun.

Hasil analisa sensitivitas alternative 2 :

Dalam analisa sensitivitas alternative 2, proyek ini menjadi tidak layak jika biaya operasional mengalami kenaikan sampai menjadi 10%, dimana NPV negative, IRR lebih kecil dari suku bunga dan Net B/C ratio sama dengan satu. Sementara itu PBP terjadi setelah semester 5 atau dua setengah tahun.

Hasil analisa sensitivitas alternative 3 :

Dalam analisa sensitivitas alternative 3, proyek ini menjadi tidak layak jika biaya operasional mengalami kenaikan sampai menjadi 4% dan penerimaan proyek turun sampai 4%, dimana NPV negative, IRR lebih kecil dari suku bunga dan Net B/C ratio lebih kecil dari satu. Sementara itu PBP terjadi setelah semester 5 atau dua setengah tahun.

Edwin NoviansyahH1C108069

Page 15: Tugas AKT

Tugas Analisa Kelayakan Tambang

RESIKO KEGIATAN PERTAMBANGAN

Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, migas). Sektor pertambangan, khususnya pertambangan umum, menjadi isu yang menarik khususnya setelah Orde Baru mulai mengusahakan sektor ini secara gencar. Pada awal Orde Baru, pemerintahan saat itu memerlukan dana yang besar untuk kegiatan pembangunan, di satu sisi tabungan pemerintah relatif kecil, sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah mengundang investor-investor asing untuk membuka kesempatan berusaha seluas-luasnya di Indonesia.

Adanya kegiatan pertambangan ini mendorong pemerintah untuk mengaturnya dalam undang-undang (UU). UU yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan, UU No. 11/1967 tentang Pokok-pokok Pengusahaan Pertambangan. Dalam UU tersebut pemerintah memilih mengembangkan pola Kontrak Karya (KK) untuk menarik investasi asing. Berdasarkan ketentuan KK, investor bertindak sebagai kontraktor dan pemerintah sebagai prinsipal. Di dalam bidang pertambangan tidak dikenal istilah konsesi, juga tidak ada hak kepemilikan atas cadangan bahan galian yang ditemukan investor bila eksploitasi berhasil. Berdasarkan KK, investor berfungsi sebagai kontraktor.

Pertambangan mempunyai beberapa karakteristik, yaitu (tidak dapat diperbarui), mempunyai risiko relatif lebih tinggi, dan pengusahaannya mempunyai dampak lingkungan baik fisik maupun sosial yang relatif lebih tinggi dibandingkan pengusahaan komoditi lain pada umumnya. Karena sifatnya yang tidak dapat diperbarui tersebut pengusaha pertambangan selalu mencari (cadangan terbukti) baru. Cadangan terbukti berkurang dengan produksi dan bertambah dengan adanya penemuan.

Ada beberapa macam risiko di bidang pertambangan yaitu (eksplorasi) yang berhubungan dengan ketidakpastian penemuan cadangan (produksi), risiko teknologi yang berhubungan dengan ketidakpastian biaya, risiko pasar yang berhubungan dengan perubahan harga, dan risiko kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan perubahan pajak dan harga domestik. Risiko-risiko tersebut berhubungan dengan besaran-besaran yang mempengaruhi keuntungan usaha yaitu produksi, harga, biaya dan pajak. Usaha yang mempunyai risiko lebih tinggi menuntut pengembalian keuntungan (Rate of Return) yang lebih tinggi.

Edwin NoviansyahH1C108069