15

Click here to load reader

TUGAS 7 ERGON

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TUGAS 7 ERGON

TUGAS 7

CONTOH DISPLAY / ALAT PERAGA HP DAN LAMPU LALULINTAS

Disusun Guna Untuk Memenuhi Mata Kuliah Ergonomi Industri

Dosen :

Goenawan Tridjoko Prijono, Ir. MT.

OLEH :

NAMA : MOHAMAD MURSYID

NIM : 0 9 0 4 1 1 0 4 2

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

TAHUN 2013

Page 2: TUGAS 7 ERGON

2

DISPLAY

1 .Pengertian Display

Display merupakan bagian dari lingkungan yang perlu memberi informasi kepada pekerja agar tugas-tugasnya menjadi lancar (Sutalaksana, 1979). Arti informasi menyangkut semua rangsangan yang diterima oleh indera manusia baik langsung maupun tidak langsung; biasanya berupa energi, seperti cahaya, suara, panas, tekanan, gelombang, dan lain-lain. Jarum penunjuk speedometer, keadaan jalan raya yang memberikan informasi langsung ke mata pengemudi kendaraan, peta yang menggambarkan keadaan suatu kota, semuanya merupakan contoh-contoh dari display. Jalan raya merupakan contoh dari display langsung, karena kondisi lingkungan jalan bisa langsung diterima oleh pengemudi. Jarum penunjuk speedometer merupakan contoh display tak langsung karena kecepatan kendaraan diketahui secara tak langsung melalui jarum speedometer sebagai perantara atau pemberi informasi (Sutalaksana, 1979). Display menjadi penting apabila ransangan tersebut tidak bisa dirasakan dengan cukup baik, hal ini disebabkan karena (Sutalaksana, 1979):

1. Terlalu kecil, sehingga diperlukan alat-alat pembesar elektronik, optik atau alat lain, misalnya bakteri dilihat melalui mikroskop.

2. Terlalu besar, sehingga agar bisa ditangkap dengan indera perlu diperkecil.

3. Bercampur dengan berbagai gangguan (noise), sehingga perlu menyaringnya atau memperbesarnya.

4. Diluar batas kemampuan manusia, sehingga untuk mengetahuinya perlu dirubah kedalam bentuk energi lain yang bisa menunjukkan keadaan aslinya.

5. Perlu diamati dengan teliti, sehingga manusia bisa membedakannya.

6. Perlu disimpan dalam jangka waktu yang panjang.

7. Rangsangan tersebut bisa diterima dengan lebih baik apabila diubah kedalam bentuk lain.

8. Display merupakan cara terbaik untuk menyatakan informasi tersebut.

Page 3: TUGAS 7 ERGON

3

Display merupakan alat peraga yang menyampaikan informasi kepada organ tubuh manusia dengan berbagai macam cara (Nurmianto, 2008). Penyampaian informasi tersebut di dalam sistem manusia-mesin merupakan suatu proses yang dinamis dari presentasi visual indera penglihatan. Proses tersebut akan sangat banyak dipengaruhi oleh desain dari alat peraganya. Kebanyakan desain display lebih mengutamakan faktor kesan (impression) daripada faktor fungsionalnya, sehingga tidak sedikit kecelakaan kerja (operator industri) yang tidak dikehendaki. Kecelakaan tersebut dapat diakibatkan oleh salah satu faktor dari beberapa faktor, misalnya kesalahan baca, kelambatan dalam menginterpretasikan data atau informasi, dan lain-lain. Hal tersebut dapat diminimumkan dengan mendesain display yang sesuai dengan prinsip-prinsip ergonomi (Nurmianto, 2008).

Display berfungsi sebagai suatu sistem komunikasi yang menghubungkan antara fasilitas kerja maupun mesin kepada manusia (Nurmianto, 2008). Hal yang bertindak sebagai mesin adalah stasiun kerja dengan perantaranya adalah alat peraga. Manusia berfungsi sebagai operator yang dapat diharapkan untuk melakukan suatu respon yang diinginkan. Display dapat menyajikan informasi-informasi yang diperlukan manusia dalam melaksanakan pekerjaannya, maka display harus dirancang dengan baik. Perancangan display yang baik adalah bila dapat menyampaikan informasi selengkap mungkin tanpa banyak kesalahan dari manusia yang menerimanya. Informasi-informasi yang dibutuhkan dalam menentukan atau membuat suatu display diantaranya:

1. Tipe teknologi yang digunakan untuk menampilkan informasi.

2. Rentang total dari variabel mengenai informasi mana yang akan ditampilkan.

3. Ketepatan dan sensitivitas maksimal yang dibutuhkan dalam pengiriman informasi.

4. Kecepatan total dari variabel yang dibutuhkan dalam pengiriman informasi.

5. Minimasi kesalahan dalam pembacaan display.

6. Jarak normal dan maksimal antara display dan pengguna display.

7. Lingkungan display tersebut digunakan.

Pembuatan atau penentuan suatu display terdapat 3 hal dalam kriteria dasar pembuatan display tersebut, antara lain:

1. Pendeteksian

Page 4: TUGAS 7 ERGON

4

Kemampuan dasar dari display untuk dapat diketahui keberadaannya atau fungsinya, untuk visual display harus dapat dibaca, contohnya petunjuk umum penggunaan roda setir pada mobil dan untuk auditory display harus bisa didengar, contohnya bel rumah.

2. Pengenalan

Tahap pendektesian selanjutnya pesan dari display tersebut harus bisa dibaca atau didengar.

3. Pemahaman

Pembuatan display tidaklah cukup apabila hanya memenuhi 2 kriteria diatas, display harus dapat dipahami sebaik mungkin sesuai dengan pesan yang disampaikan. Menurut Barrier pemahaman dapat dibagi menjadi 2 level:

a. Kata-kata atau simbol yang digunakan dalam display mungkin terlalu sulit untuk dipahami oleh pengguna atau pekerja, contohnya velocity dan coolant mungkin kurang cepat dipahami daripada speed dan water.

b. Pemahaman mungkin menjadi lebih sulit apabila pengguna memiliki kesulitan dalam memahami kata-kata dasar.

Peran ergonomi sangat penting dalam membuat rancangan display yang memiliki daya sambung tinggi dengan pembaca. Display harus mampu memberikan informasi yang jelas. Konsep Human Centered Design sangat kuat dalam pembuatan display karena terkait dengan sifat-sifat manusia sebagai penglihat dan pemaham isyarat.

Display yang baik harus dapat menyampaikan pesan tertentu sesuai dengan tulisan atau gambar yang dimaksud dalam display. Ciri-ciri display yang baik adalah sebagai berikut (Sutalaksan, 1979):

1. Menyampaikan pesan.

2. Bentuk atau gambar menarik dan menggambarkan kejadian.

3. Menggunakan warna-warna mencolok dan menarik perhatian.

4. Bentuk gambar dan huruf memungkinkan untuk dapat dilihat atau dibaca.

5. Menggunakan kalimat-kalimat pendek.

6. Menggunakan huruf yang baik sehingga mudah dibaca.

7. Sesuai dengan permasalahan.

8. Tidak membosankan.

Page 5: TUGAS 7 ERGON

5

.2 .Tipe-Tipe Display

Tipe-tipe display dikelompokan menjadi 3 bagian yaitu berdasarkan tujuan, lingkungan, dan informasi. Berdasarkan lingkungan, display terdiri dari 2 macam. Berikut adalah tipe-tipe display berdasarkan lingkungannya yaitu:

1. Display Statis

Display yang memberikan informasi sesuatu yang tidak tergantung terhadap waktu, contohnya peta yang menggambarkan sebuah kota.

2. Display Dinamis

Display yang menggambarkan perubahan menurut waktu sesuai dengan variabelnya, contohnya jarum speedometer dan mikroskop.

Display langsung termasuk display dinamis, tetapi display tak langsung bisa termasuk display dinamis serta bisa termasuk display statis. Display tak langsung ini menjadi persoalan karena perlu dipikirkan bagaimana merancang suatu alat yang bisa memberikan atau menterjemahkan informasi sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah dimengerti oleh manusia.

Berdasarkan informasi, display terbagi dalam 3 macam. Berikut adalah tipe-tipe display berdasarkan informasinya yaitu:

1. Display Kualitatif

Display yang merupakan penyederhanaan dari informasi yang semula berbentuk data numerik, dan untuk menunjukkan informasi dari kondisi yang berbeda pada suatu sistem, contohnya: informasi atau tanda On – Off pada generator.

2. Display Kuantitatif

Display yang memperlihatkan informasi numerik (berupa angka, nilai dari suatu variabel) dan biasanya disajikan dalam bentuk digital ataupun analog untuk suatu visual display. Analog indikator posisi jarum penunjuknya searah dengan besarnya nilai atau sistem yang diwakilinya, indikator analog dapat ditambahkan dengan menggunakan informasi kualitatif (misal merah berarti berbahaya). Digital indikator cocok untuk keperluan pencatatan dan dapat menggunakan Electromecemichal Courtious.

3. Display Representatif

Page 6: TUGAS 7 ERGON

6

Display Representatif adalah display yang menyediakan pemakai atau pekerja dengan model pekerjaan Working model atau mimic diagram dari mesin atau suatu proses. Salah satu contohnya adalah diagram sinyal lintasan kereta api.

Berdasarkan panca indera display ini hanya berpacu dengan organ tubuh. Tubuh manusia merupakan sarana penting dalam memberikan informasi kepada organ tubuh yang lain.

Display ini terdiri dari 5 panca indera yaitu:

1. Visual Display, yaitu display dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan yaitu mata.

2. Auditori Display, yaitu display dapat didengar dengan menggunakan indera pendengaran yaitu telinga.

3. Tactual Display, yaitu display dapat disentuh dengan menggunakan indera peraba yaitu kulit.

4. Taste Display, yaitu display dapat dirasakan dengan menggunakan indera pengecap yaitu lidah.

5. Olfactory Display, yaitu display yang dapat dicium menggunakan indera penciuman yaitu hidung.

.3 .Perbandingan dari Beberapa Perancangan Display

Selama bertahun-bertahun telah dilakukan beberapa penelitian yang mengamati sejumlah alat peraga tertentu untuk dibandingkan satu dengan yang lainnya, misalnya untuk beberapa penggunaan alat peraga numerik (counters) adalah lebih baik daripada alat peraga analog (Nurmianto, 2008). Simmonds, Galer dan Baines (1981) membandingkan beberapa digital speedometer yang dilengkapi dengan tiga jarum penunjuk alat peraganya dan sebuah alat peraga yang melengkung (curvilinier display). Semua desain yang dipakai dijalankan dengan elektronik, dua dari jarum penunjuknya tersebut dan curvilinier display menggunakan bar dan tidak menggunakan jarum penunjuk untuk menggambarkan nilai numeriknya. Berdasarkan percobaan tersebut ditemukan bahwa digital display lebih baik dalam ketepatan baca dan pemilihan.

Digital display mempunyai beberapa keunggulan untuk mendapatkan nilai numerik tertentu yang mempunyai kecenderungan telaah lama untuk dapat dibaca, analog display mempunyai keuntungan dari sudut lain (Nurmianto, 2008). Fixed scale moving pointer display akan sangat menguntungkan jika nilai-nilainya sering berubah secara kontinyu yang akan mengesampingkan penggunaan dari

Page 7: TUGAS 7 ERGON

7

digital display (karena keterbatasan waktu untuk pembacaan berbagai nilai tertentu).

Analog display mempunyai suatu keuntungan yang positif untuk mengamati arah atau kecepatan perubahan nilai variabel yang ditunjukkan. Secara umum analog display dengan fixed scale dan moving pointer lebih baik dari moving scale dan fixed pointer. Heglin (1973) memberikan alternatif pertimbangan untuk pemilihan display analog sebagai berikut (Nurmianto,2008):

1. Secara umum dipilih jarum penunjuk bergerak dengan sekala tetap.

2. Nilai dari variabel numerik lebih ditonjolkan seperti misalnya: lebih kurang atau atas bawah. Hal ini lebih mudah untuk diinterpretasikan dengan bantuan garis lurus atau skala termomoter dengan jarum petunjuk bergerak (moving pointer).

3. Tidak dicampur-adukkan berbagai macam penggunaan indikator skala dan jarum petunjuknya, untuk menghindari kesalahan baca yang diakibatkan informasi yang bersifat antagonis (berlawanan).

4. Mendapatkan kontabilitas yang tinggi, maka arah gerakan dari kontrol atau pengendalian dan alat display harus jelas.

Perubahan pengerakan variabel kuantitas adalah penting bagi pengamat, lebih-lebih jika dengan menggunakan jarum petunjuk yang bergerak (moving pointer).

5. Menginginkan nilai numerik, maka nilai skala bergerak (moving scale) pada open window dapat dibaca lebih cepat. Skala yang dimaksud adalah lebih baik jika digital atau counter display.

4. Prinsip-Prinsip dalam Mendesain Visual Display

Menurut Bridger, R.S (1995) ada 4 (empat) prinsip dalam mendesain atau merubah bentuk display. Display dapat didesain dengan ketentuan, antara lain:

1. Proximity

Jarak terhadap susunan display yang disusun secara bersama-sama dan saling memiliki dapat membuat suatu perkiraan atau pernyataan.

2. Similarity

Menyatakan bahwa item-item yang sama akan dikelompokkan bersama-sama (dalam konsep warna, bentuk dan ukuran) bahwa pada sebuah display tidak boleh menggunakan lebih dari 3 warna.

3. Symetry

Page 8: TUGAS 7 ERGON

8

Menjelaskan perancangan untuk memaksimalkan display artinya elemen-elemen dalam perancangan display akan lebih baik dalam bentuk simetrikal. Antara tulisan dan gambar harus seimbang.

4. Continuity

Menjelaskan sistem perseptual mengekstrakan informasi kualitatif menjadi satu kesatuan yang utuh.

.5 .Rumus-rumus Perhitungan dalam Membuat Display

Terdapat beberapa rumus yang diperlukan untuk menghitung ukuran-ukuran dalam membuat display. Ukuran-ukuran tersebut antara lain tinggi, lebar, tebal, jarak antar huruf, dan beberapa ukuran spesifik lainnya. Berikut dibawah ini adalah rumus-rumus yang biasa diperlukan dalam perancangan suatu display:

Tinggi huruf besar/angka dalam mm (H) = Jarak Visual (mm)/200

Tinggi huruf kecil (h) = 2/3 × H

Lebar huruf besar = 2/3 × H

Lebar huruf kecil = 2/3 × h

Tebal huruf besar = 1/6 × H

Tebal huruf kecil = 1/6 × h

Jarak antara 2 huruf = 1/4 × H

Jarak antara dua angka = 1/5 × H

Jarak antara huruf dan angka = 1/5 × H

Jarak antara 2 kata = 2/3 × H

Jarak antara baris antar kalimat = 2/3 × H

Berger pernah menyelidiki seberapa jauh manusia dapat melihat huruf berdasarkan perbandingan antara tebal dan tinggi huruf yang berbeda-beda. Penyelidikannya menyimpulkan bahwa untuk huruf yang berwarna putih dengan dasar hitam perbandingan 1:13,3 merupakan perbandingan paling baik, dalam arti kata dapat dilihat dari tempat yang paling jauh terhadap yang lainnya yaitu dari jarak 36,5 meter. Huruf yang berwarna hitam dengan dasar putih, perbandingan 1:8 merupakan perbandingan terbaik, yaitu dapat dilihat dari jarak 33,5 meter. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut (Sutalaksana, 1979).

Page 9: TUGAS 7 ERGON

9

2.6 Penggunaan Warna pada Visual Display

Informasi dapat juga diberikan dalam bentuk kode warna. Indera mata sangat sensitif terhadap warna biru, hijau, dan kuning tetapi sangat tergantung juga pada kondisi terang dan gelap. Visual Display sebaiknya tidak menggunakan lebih dari 5 warna. Hal ini berkaitan dengan adanya beberapa kelompok orang yang memiliki gangguan penglihatan atau mengalami kekurangan dan keterbatasan penglihatan pada matanya. Warna merah dan hijau sebaiknya tidak digunakan bersamaan begitu pula warna kuning dan biru. Menurut Bridger R.S (1995) terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan warna pada pembuatan display, diantaranya:

Kelebihan

- Tanda untuk data-data yang spesifik

- Informasi dapat lebih cepat diterima

- Terlihat lebih natural

- Mengurangi tingkat kesalahan

- Memberi dimensi lain

Kekurangan

- Menyebabkan fatique

- Membingungkan

- Memberikan reaksi yang salah

- Tidak bermanfaat bagi buta warna

- Informal

Arti penggunaan warna pada sebuah display adalah sebagai berikut:

1. Merah menunjukkan larangan.

2. Biru dan hijau menunjukkan petunjuk.

3. Kuning menunjukkan perhatian.

Page 10: TUGAS 7 ERGON

10

Contoh display Handphone

1. Display layar, warna keypad, warna handphone yang

memudahkan pembacaan dan tidak melelahkan mata.

2. Dimensi handphone menyesuaikan dengan ukuran standar

manusia.

3. Berat handphone tidak melelahkan manusia saat dibawa.

4. Desain ukuran keypad memudahkan jari-jari untuk navigasi.

5. Sistem operasi yang mudah digunakan

Contoh Display Lampu Lalulintas

Warna lampu lalu lintas

Warna yang paling umum digunakan untuk lampu lalu lintas adalah merah, kuning, dan hijau. Merah menandakan berhenti atau sebuah tanda bahaya, kuning menandakan hati-hati, dan hijau menandakan boleh memulai berjalan dengan hati-hati. Biasanya, lampu warna merah mengandung beberapa corak berwarna jingga, dan lampu hijau mengandung beberapa warna biru. Ini dimaksukan agar orang-orang yang buta warna merah dan hijau dapat mengerti sinyal lampu yang menyala. Di Amerika Serikat, lampu lalu lintas memiliki pinggiran berwarna putih yang dapat menyala dalam kegelapan. Ini bertujuan agar orang yang mengidap buta warna dapat membedakan mana lampu kendaraan dan yang mana lampu lalu lintas dengan posisinya yang vertikal.

Page 11: TUGAS 7 ERGON

11

Sistem lampu lalu lintas

Sistem pengendalian lampu lalu lintas dikatakan baik jika lampu-lampu lalu lintas yang terpasang dapat berjalan baik secara otomatis dan dapat menyesuaikan diri dengan kepadatan lalu lintas pada tiap-tiap jalur. Sistem ini disebut sebagai actuated controller. Namun, para akademisi Indonesia telah menemukan sistem baru untuk menjalankan lampu lalu lintas. Sistem ini dikenal sebagai Logika fuzzy. Metode logika fuzzy digunakan untuk menentukan lamanya waktu lampu lalu lintas menyala sesuai dengan volume kendaraan yang sedang mengantre pada sebuah persimpangan.

Hasil pengujian sistem logika fuzzy ini menunjukkan bahwa sistem lampu dengan logika ini dapat menurunkan keterlambatan kendaraan sebesar 48,44% dan panjang antrean kendaraan sebesar 56,24%; jika dibandingkan dengan sistem lampu konvensional. Lampu lalu lintas pada umumnya dioperasikan dengan menggunakan tenaga listrik. Namun, saat ini sudah perkembangan teknologi lampu lalu lintas dengan tenaga matahari.

http://wikipedia.com/organisasi.org/definisi-pengertian-Display-kegunaan-display-display-secara-lengkap.search/tahun 2011.