Upload
ratna-kusumawardhani
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 tugas 3. K3
1/4
PENGARUH POTENSI BAHAYA TERHADAP RESIKO KECELAKAAN
KERJA DI INDUSTRI MINYAK DAN GAS
AbstrakKeselamatan dan kesehatan kerja(K3) adalah suatu program yang dibuat pekerja
maupun pengusaha sebagai upaya untukmencegah timbulnya kecelakaan akibat kerjadan penyakit akibat kerja dengan mengenalai hal
yang berpotensi menimbulkan kecelakaan danpenyakit akibat kerja serta tindakan antisipatifapabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat
kerja. Tujuannya adalah untuk menciptakantempat kerja yang aman, sehat, sehingga dapat
menekan serendah mungkin resiko kecelakaandan penyakit akbiat kerja.
Kata Kunci: Keselamatan dan kesehatan kerja
(K3)
PENDAHULUAN
Pembangunan sector industry minyak dangas saat ini merupakan salah satu andalan dalam
pembangunan nasional Indonesia yangberdampak positif terhadap penyerapan tenagakerja, peningkatan pendapatan dan pemerataan
pembangunan. Seperti telah diketahui,kecelakaan kerja bukan hanya menimbulkan
korban jiwa maupun kerugian material bagi
pekerja dan pengusaha tetapi dapat jugamenganggu proses produksi secara menyeluruhdan merusak lingkungan yang akhirnya
berdampak pada masyarakat luas.
Di Indonesia disadari bahwa pelanggarantentang norma K3 masih sering ditemukan di
lapangan.Penerapan K3 di sector industri migasmasih belum menunjukkan hasil yangdiharapkan, hal ini terindikasi dari tingkat
kecelakaan kerja yang relative masih tinggi.Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3
merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam
system ketenagakerjaan dan sumber dayamanusia. Keselamatn dan kesehatan kerja tidaksaja sangat penting dalam meningkatkan
jaminan social dan kesejahteraan para
pekerjanya akan tetapi keselamatan dankesehatan kerja akan berdampak positif ataskeberlanjutan produktivitas kerjanya. Oleh sebabitu, isu keselamatan dan kesehatan kerja padasaat ini bukan sekedar kewajiban yang harus
diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi jugaharus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan.
LATAR BELAKANG K3
Keselamatan kerja merupakan segala sarana
dan upaya untuk mencegah terjadinya suatukecelakaan kerja (Silalahi, 1995). Dalam hal ini,
keselamatan yang dimaksud bertalian ertadengan mesin,alat kerja dalam proses landasantempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara
melakukan pekerjaan. Tujuan keselamatan kerjaialah melindungi keselamatan tenaga kerja
didalam melaksanakan tugasnya, melindungi
keselamatan setiap orang yang berada di lokasitempat kerja dan melindungi keamananperalatan serta sumber prduksi agar selalu dapatdigunakan secara efisien.
Keselamatan kerja diutamakan dalam bekerjauntuk menghindari terjadinya kecelakaan.Menurut Sumakmur (1989), kecelakaan dapatdiartikan sebagai suatu peristiwa yang tidakdiinginkan dan tidak diduga, yang kejadiannya
dpaat menyebabkan timbulnya bencana ataukerugian.
RESIKO LINGKUNGAN KERJA
Resiko yang terjadi dalam aktivitas kerjamanusia berkaitan dengan kemungkinan
terjadinya kecelakaan kerja. Setiap kecelakaantidak terjadi begitu saja, tetapi terdapat faktor
penyebabnya. Apabila faktor tersebut dapat kita
ketahui, maka kita dapat melakukan pencegahanataupun penanggulangan terhad kecelakaan
tersebut. Penyebab utama kecelakaan adalah :a. Kondisi tidak aman (unsafe condition)
Hal ini berkaitan dengan mesin / alat kerja
seperti mesin yang rusak ataupun tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Selain itukondisi tidak aman juga dapat berupa kondisilingkungan kerja yang kurang mendukung,seperti penerangan yang kurang, keadaan
bising, kebersihan maupun instalasi yangkurang baik. Kondisi tidak aman juga dapatdiakibatkan oleh metode / proses produksiyang kurang baik. Hal ini dilihat dari sistem
7/26/2019 tugas 3. K3
2/4
pengisian bahan kimia yang salah,pengangkutan beban secara manal /
menggunakan tenaga manusia.b. Tindakan tidak aman (unsafe action)
Tindakan tidak aman ini lebih berkaitanterhadap personal pekerja, antara lain :
menggunakan peralatan yang kurang baik,sembrono dalam bekerja, tidak menggunakanalat pelindung diri maupun menjalan sesuatutanpa wewenang.
c. Kelemahan sistem manajemenKelemahan sistem manajemen ini
seringkali terkait dengan sistemprosedur kerja yang tidak jelas ataupun
tidak adanya standar yang dapat menjadiacuan bagi pekerja dalam melakukan
kegiatan kerja nya.
POTENSI BAHAYA
Secara umum bahaya yang timbul pada kilangminyak terdiri dari :
1. Jenis Pekerjaan, berhubungan dengan bahayamekanik dan bahan kimia
2. Crude Oil, berhubungan dengan bahaya uapgas, cairan yang mudah meledak, keracunan
sulfur.3. Cuaca, misalnya petir
PENGATURAN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
Usaha untuk menjaga keselamatan dankesehatan lingkungan terutama yang berkaitan
dengan bahan bahan kimia berbahaya padaeksplorasi lepas pantai dilakukan mulai dari
persiapan personal yang menggunakan bahankimia tersebut hingga perlakuan pada bahankimia selama proses produksi.
Hal pertama yang perlu dilakukan :1. Gunakan peralatan kerja seperti
kacamata pengaman untuk melindungimata, jas atau pakaian khusus
penambang
2. Gunakan helm proyek3. Gunakan sepatu proyek
Bekerja aman dengan bahan kimia :
1. Hindari kontak langsung dengan bahanKimia.
2. Hindari mengisap langsung uap bahanKimia.
3. Dilarang mencicipi atau mencium bahanKimia kecuali ada perintah khusus.
4. Bahan Kimia dapat bereaksi langsungdengan kulit menimbulkan iritasi (pedih
atau gatal).
Manajemen Resiko Pertambangan adalahsuatu proses interaksi yang digunakan oleh
perusahaan pertambangan untuk
mengidentifikasi, mengevaluasi, danmenanggulangi bahaya di tempat kerja guna
mengurangi resiko bahaya seperti kebakaran,ledakan, tertimbun longsoran tanah, gas beracun,suhu yang ekstrem,dll. Jadi, manajemen resiko
merupakan suatu alat yang bila digunakan secarabenar akan menghasilkan lingkungan kerja yang
aman,bebas dari ancaman bahaya di tempatkerja.
Adapun faktor resiko lain yang sering
dijumpai pada perusahaan pertambangan ataupengilangan minyak adalah sebagai berikut :
LedakanLedakan dapat menimbulkan tekananudara yang sangat tinggi disertai dengan
nyala api. Setelah itu akan diikuti dengankepulan asap yang berwarna hitam.
Ledakan merambat pada lobang turbulensiudara akan semakin dahsyat dan dapat
menimbulkan kerusakan yang fatal Kebakaran
Bila akumulasi gas-gas yang tertahan
dalam eksplorasi lepas pantai mengalamisuatu getaran hebat, yang diakibatkan oleh
berbagai hal, seperti gerakan roda-rodamesin, tiupan angin dari kompresor dansejenisnya, sehingga gas itu terangkat ke
udara (beterbangan) dan kemudianmembentuk awan gas dalam kondisi batas
ledak (explosive limit) dan ketika itu adasulutan api, maka akan terjadi ledakan
yang diiringi oleh kebakaran Badai pada area eksplorasi
Cuaca pada kegiatan eksplorasi lepas
pantai sangat menentukan berjalanyasuatu proses penambangan. Dimana padasaat cuaca buruk dapat menimbulkan
badai pada areal disekitar eksplorasi .
7/26/2019 tugas 3. K3
3/4
Pengelolaan Risiko menempati peran pentingdalam organisasi kami karena fungsi ini
mendorong budaya risiko yang disiplin danmenciptakan transparansi dengan menyediakandasar manajemen yang baik untuk menetapkan
profil risiko yang sesuai.. Selain itu, melalui
budaya manajemen risiko proaktif danpenggunaan sarana kuantitatif dan kualitatifyang modern, kami berupaya meminimalkan
potensi terhadap kemungkinan risiko yang tidakdiharapkan dalam operasional. Pengendalianrisiko diperlukan untuk mengamankan pekerja
dari bahaya yang ada di tempat kerja sesuaidengan persyaratan kerja Peran penilaian risiko
dalam kegiatan pengelolaan diterima denganbaik di banyak industri. Pendekatan ini ditandai
dengan empat tahap proses pengelolaan risikomanajemen risiko adalah sebagai berikut :
1.
Identifikasi risiko adalahmengidentifikasi bahaya dan situasi
yang berpotensi menimbulkan bahayaatau kerugian (kadang-kadang disebut
kejadian yang tidak diinginkan).2.
Analisis resiko adalah menganalisisbesarnya risiko yang mungkin timbul
dari peristiwa yang tidak diinginkan.3. Pengendalian risiko ialah memutuskan
langkah yang tepat untuk mengurangiatau mengendalikan risiko yang tidak
dapat diterima.4. Menerapkan dan memelihara kontrol
tindakan adalah menerapkan kontrol dan
memastikan mereka efektif.
Manajemen resiko pertambangan dimulaidengan melaksanakan identifikasi bahaya untuk
mengetahui faktor dan potensi bahaya yang adayang hasilnya nanti sebagai bahan untukdianalisa, pelaksanaan identifikasi bahaya
dimulai dengan membuat Standart OperationalProcedure (SOP). Kemudian sebagai langkah
analisa dilakukanlah observasi dan inspeksi.Setelah dianalisa,tindakan selanjutnya yang
perlu dilakukan adalah evaluasi resiko untukmenilai seberapa besar tingkat resikonya yangselanjutnya untuk dilakukan kontrol atau
pengendalian resiko. Kegiatan pengendalianresiko ini ditandai dengan menyediakan alatdeteksi, penyediaan APD, pemasangan rambu-rambu dan penunjukan personel yang
bertanggung jawab sebagai pengawas. Setelahdilakukan pengendalian resiko untuk tindakan
pengawasan adalah dengan melakukanmonitoring dan peninjauan ulang bahaya atauresiko.
Secara umum manfaat Manajemen Resiko
pada perusahaan pertambangan adalah sebagaiberikut :1. Menimalkan kerugian yang lebih besar2. Meningkatkan kepercayaan pelanggan dan
pemerintah kepada perusahaan3. Meningkatkan kepercayaan karyawan kepada
perusahaan guna menghindari berbagaikecelakaan kerja pada tambang minyak,
terutama dalam bentuk ledakan perludilakukan tindakan pencegahan. Tindakan
pencegahan ledakan ini harus dilakukan olehsegenap pihak yang terkait dengan pekerjaan
pada tambang tersebut. Beberapa hal yangperlu dipelajari dalam rangka pencegahanledakan adalah seperti pengetahuan dasar-
dasar terjadinya ledakan, membahas:a. Gas-gas yang mudah terbakar/meledak
b. Karakteristik gas
c. Sumber pemicu kebakaran/ledakand.
Metoda eliminasi penyebab ledakan,
antara lain:
Pengukuran konsentrasi gas Pengontrolan sistem ventilasi tambang
Pengaliran gas (gas drainage)
Penggunaan alat ukur gas Penyiraman air (sprinkling water)
Pengontrolan sumber-sumber apipenyebab kebakaran dan ledakan
Teknik pencegahan ledakan tambang- Penyiraman air (water sprinkling)-
Pemakaian alat-alat pencegahanstandar.
Fasilitas pencegahan penyebaran
kebakaran dan ledakan, antara lain:1. Lokalisasi kilang minyak
2. Pengaliran air ke lokasi potensi
kebakaran atau ledakan3. Tindakan pencegahan kerusakan
akibat kebakaran dan ledakan:a. Pemisahan rute (jalur) ventilasi
b. Evakuasi, proteksi diri, sistemperingatan dini, danpenyelamatan secara tim.
7/26/2019 tugas 3. K3
4/4
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
BAHAYA
1. Mengurangi faktor resiko kebakaran darisumber, misalnya hubungan listrik.Pencegahan ini harus dilengkapi dengan
peralatan pemadam kebakaran yang
memadai.2. Penanggulangan kedaruratan termasuk
fasilitas komunikasi dan medis3. Pengawasan kesehatan dan
mempertahankan personal hygiene yangbaik disamping pemakaian Alat
Pelindung Diri (APD) yang tepat,termasuk penyediaan fasilitas
pencegahan keracunan dan pengadaanpertolongan pernafasan.
4. Mematuhi peratran K35. Pelatihan K3 bagi semua pekerja sesuai
dengan bidang kerja dan produk masing masing, termasuk didalamnyaemergency drill.
DAFTAR PUSTAKA
Musoffan, Wildan. Analisa Aspek Keselamatandan Kesehatan Kerja dalam Upaya
Identifikasi Potensi Bahaya di Unit Plastic
InjectionPT Astra Honda Motor. UniversitasGunadarma.
Thariq, Mochamad R. A. Bahaya Eksplorasipada Kilang minyak Lepas Pantai.
Universitas Riau. Pekanbaru:2013Suryani, Ade I., Isranuri, Ikhwansyah, Mahyuni,
Eka L. Pengaruh Potensi Bahaya Terhadap
Resiko Kecelakaan Kerja di Unit ProduksiIndustri Migas PT. X Aceh. PoliteknikKesehatan Kemenkes. Medan: 2012