10
Tugas V Pendidikan Pancasila Dinamika Persatuan Indonesia Nama : Vicky Victorius Iskandar NPM : 2012620050 Kelas : Q Dosen : Hendrikus Endar.s,ss,M.Hum

Tugas 05

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas pancasila

Citation preview

Page 1: Tugas 05

Tugas V

Pendidikan Pancasila

Dinamika Persatuan Indonesia

Nama : Vicky Victorius Iskandar

NPM : 2012620050

Kelas : Q

Dosen : Hendrikus Endar.s,ss,M.Hum

Pusat Kajian Humaniora

Universitas Katolik Parahyangan

Bandung

2012

Page 2: Tugas 05

1. Buatlah rangkuman bagian ini dengan fokus pada peristiwa gerakan yang muncul atau

tumbuh atau berkembang yang pada gilirannya akan menjadi jejak kesadaraan

persatuan Indonesia.

2. Hal-hal atau faktor apa saja yang turut menentukan tumbuh dan berkembangnya

kesadaran akan persatuan Indonesia.

Jawaban :

C. dinamika persatuan Indonesia

Bila melihat proses terbentuknya kesadaran nasional, kebangsaan, persatuan maka

tidak bisa dipungkiri nasionalisme Indonesia lahir karena imperialisme, kolonialisme, atau

penjajahan. Situasi penjajahan ini melahirkan perlawanan yang awalnya masih terkotak

dalam wilayah tertentu. Ciri khas perlawanan pada abad 19 adalah berdasarkan etno-religius

dimana agama dan etnis menjadi alat pemersatu kelompok-kelompok.

Walaupun dalam sejarah perjuangan bangsa ini kelompok tani seringkali tidak begitu

ditonjolkan dalam kesadaran akan nasionalisme, namun bagi seorang indonesianis kenamaan,

George McTurnan Kahin, protes petani kepada Belanda tahun 1890 merupakan hal penting

yang tidak bisa diabaikan dalam sejarah kesadaran terhadap nasionalisme. Bagi Kahin, tanpa

sokongan kelompok tani, gerakan nasionalisme Indonesia tidak mempunyai harapan besar

untuk bisa melawan pemerintah Belanda.

Pada tanggal 17 september 1901, Ratu Wilhemina dalam pidato kerajaan setelah

mendengar seruan para pembaru memandang perlu untuk memperhatikan nasib penduduk

bumiputra. Pidato Ratu ini dianggap sebagai awal pelaksanaan politik etis(etische politiek)

dengan tiga prinsip yaitu, edukasi, irigasi dan emigrasi. Program ini membawa dampak pada

beberapa hal. Di dunia pendidikan, Sekolah Juru Kesehatan Bumiputra atau sekolah Dokter

Jawa (School voor inlandsche Geneeskundigen) ditingkatkan menjadi Sekolah Dokter

Bumiputra (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen-STOVIA) dengan lama belajar 6

tahun. Sekolah ini menjadi bibit penyemaian penting para pemuda Indonesia antara lain :

Wahidin Sudirohusodo, Suradji, Muh. Saleh, Muh. Sulaiman, Gunawan Mangunkusumo, dan

Sutomo. Wahidin kemudian menjadi pemimpin koran Retnodhoemilah yang menggunakan

bahasa Jawa danMelayu. Ia meyakini bahwa pendidikan modern dengan pendalaman budaya

Jawa akan dapat membantu masyarakat mengatasi masalah kehidupan sehari-hari. Kelompok

terpelajar ini menjadi ujung tombak pergerakan dan mengatasi ketakutan para pejabat

Bumiputra dengan mendiikan organisasi baru dan modern. Pada hari minggu, 20 mei 1908,

Page 3: Tugas 05

pukul sembilan pagi, para mahasisa STOVIA berhasil mengumpulkan rekan-rekan mereka

dari seluruh jawa di aula STOVIA, Weltevreden, Batavia dan mendirikan Boedi

Oetomo(BO). Para pemuda ini berasal sari Cultuurschool(Bogor), OSVIA(Magelang.

Probolinggo), Normaalschool(Yogyakarta, Bandung, Probolinggo), dan HBS(Surabaya).

Susunan kepengurusan Budi Utomo terdiri dari Sutomo sebagai ketua dan Gunawam dan

Suwarno sebagai sekertaris.

Salah satu organisasi yang menggemparkan yaitu Serikat Dagang Islam(SDI) yang

berdiri di Surakarta pada akhir januari 1912. Serikat Dagang Islam kemudian berubah nama

menjadi Sarekat Islam(SI). Dua nama yang melekat pada SI adalah Haji Samanhudi yang

menjadi pendiri SDI di Surakarta dan H.O.S. Tjokroaminoto yang mendirikan cabang dan

menjadi pemimpin organisasi ini di Surabaya. Tjokroaminoto seorang lulusan OSVIA ini

menjadi pemimpin kharismatis yang terkenal. Banyak orang muda seperti Sukarno dan Hatta

juga menjadi pengagum tokoh ini.

Dunia pergerakan pelajar semakin mendapat bentuk dengan munculnya Indische

partij yang terbentuk di bandung, 6 september 1912. Berbeda dengan Budi Utomo dan SI

yang bercita-cita memperjuangkan kelompok tertentu saja, IP hendak menyatukan seluruh

penduduk yang mengakui Hindia sebagai tanah air mereka untuk mencapai “Hindia bebas

dari Netherland”.

Para pendiri IP adalah E.F.E Douwes Dekker, Tjipto Mangoenkoesoemo, dan Soewardi

Soejaningrat. Ketiganya bekerja di surat kabar De Express yang di terbitkan oleh Douwes

Dekker, maret 1912, sepulang belajar dari eropa. Etiga tokoh ini kemudian dikenal degan

sebutan tiga serangkai.

IP merupakan partai politik pertama yang lahir di Hindia Belanda dengan

pernataannya yang begitu baru dan radikal. Mohammad Hatta juga mengatakan bahwa yang

mula-mula sekali mengembangkan cita-cita kemerdekaan Tanah Air dan bangsa adalah IP

yang dipimpin oleh tiga serangkai. Pada tanggal 25 desember 1912, IP mengumumkan

pembentukannya secara resmi. Dalam pengumuman itu, IP melakukan pawai kekuatan

dengan mengusung bendera berwarna hitam. Sikap politis ini membuat ia dibenci oleh

pemerintah Hindia Belanda. Pada tanggal 4 maret 1913, pemerintah menolak mengakui IP

sebagai badan hukum. Ketiga pendiri IP kemudian dibuang ke Belanda.

Page 4: Tugas 05

Kesadaran akan persatuan, nasionalisme, dan kebangsaan tidak hanya ada di antara

para pemuda pelajar di Hindia Belanda tetapi juga menggema kuat di antara para pemuda

yang sedang menuntut ilmu di Belanda. Sebuah organisasi kebangsaan yang merintis

kesadaran kebangsaan adalah Indische Vereeniging yang didirikan pada tanggal 25 oktober

1908. Atas dorongan Mr.J.H. Abendanon kepada R. Sultan Casajangan Soripada maka

organisasi ini terbentuk. Tujuan organisasi ini adalah “meningkatkan kepentingan sosial

orang Hindia di Netherland dan melihat hubungan dengan Hindia Belanda”. Pada tahun 1915,

tampil S.S.J Ratulangie atas dorongan 3 serangkai. tampilnya ratulangie yang berasal dari

Tondano, sulawesi utara menunjukkan bahwa persatuan diantara para mahasiswa tanpa

membedakan kelompok, ras, atau wilayah. Dibawah pimpinan Lukman Djajadiningrat,

terbitlah majalah hindia Poetra yang dipimpin oleh Suwardi Suryaningrat. Pada tanggal 19

febuari 1922, berlangsung rapat IndischeVereeniging untuk pergantian pengurus. Saat itu

hadir Mohammad Hatta yang baru tiba dari Hindia Belanda untuk menempuh pendidikan.

DR. Sutomo digantikan oleh Hermen Kartowisastro sebagai ketua. Dalam pertemuan ini,

nama Indische Vereeniging diganti menjadi Indonesische Vereeniging.

Dinamika perjuangan yang mendorong ke arah kesadaran akan kebangsaan itu

semakin kuat pada acara pemilihan ketua pada januari 1923. Dalam rapat itu, Iwa Kusuma

Sumantri dipilih sebagai ketua, J.B. Sitanala sebagai seketaris, Mohammad hatta tetap

sebagai bendahara, Sastromulyono sebagai komisaris, dan Darmawan Mangunkusumo

sebagai arkivaris. Pada era ini terjadi sebuah peristiwa penting pada tanggal 3 maret 1923,

yaitu “pernyataan asas” (beginselverklaring).

Dinamika persatuan semakin kuat diantaranya para mahasiswa ini di mana salah

satunya dinyatakan secara tegas bahwa Indonesische Vereniging bersifat politik, sebelumnya

sifat politiknya hanya tersirat. Jalur politik menuju persatuan ini tetap menjadi leimotif

organisasi ini. Pada 9 febuari 1924, saat terjadi pemilihan ketua baru, yaitu terpilih Nazir

Pamontjak, Alex Andries Maramis sebagai sekertaris, R. Suwarno sebagai bendahara,

Sukiman sebagai komisaris, dan Mohammad Nazif sebagai arkivaris, ketegasan pernyataan

sikap kembali dikumandangkan. Tanggal 1 maret, Nazir mengumumkan pernyataanasas

dimana persatuan untuki mencapai Indonesia merdeka ditegaskan kembali. Kepercayaan pada

kekuatan sendiri hendak diwujudkan dalam aksi masa dan kemerdekaan tidak hanya di

bidang politik tetapi juga ekonomi. Isi pernyataan asas: “ Hanya Indonesia yang bersatu,

Page 5: Tugas 05

dengan menyingkirkan perbedaan-perbedaan golongan, dapat mematahkan kekuasaan

penjajahan.”

Sejalan dengan asas baru ini maka nama majalah Hindia Poetra diubah menjadi

Indonesia Merdeka. Pada tenggal 11 januari 1925, diadakan pemilihan lagi dengan ketua

Sukiman Wirjosandjojo, wakil ketua ArnoldZ. Monotutu, sekertaris 1 Surono, sekertaris 2

Sunarjo, bendahara 1 Mohammad hatta, bendahara 2 Moh. Nazif dan komisaris Amir

Budiarto dan Moh. Jusuf. Pernyataan asas kembali ditegaskan:

1. Rakyat Indonesia sewajarnya diperintah oleh pemerintah yang dipilih mereka sendiri

2. Dalam memperjuangkan pemerintahan sendiri itu tidak diperlukan bantuan dari pihak

manapun

3. Tanpa persatuan kokoh dari berbagai unsur rakyat tujuan perjuangan itu sulit dicapai.

Pada periode kepengurusan ini nama Indonesische Vereeniging beruah menjadi Perhimpunan

Indonesia(PI). Perjuangan organisasi PI demi persatuan menuju Indonesia merdeka

diteruskan oleh kepengurusan berikut pada tahun 1926. Pada tahun ini Hatta dipilih menjadi

ketua.

Upaya mewujudkan cita-cita PI di bidang pendidikan juga dirintis oleh Taman Siswa,

didirikan oleh Suwardi Suryaningrat di Yogyakarta pada 3 juli 1922, dan Indonesisch

Nederlandsche School yang didirikan oleh Mohammad Sjafei di Kayutanam, 31 oktober

1926. Sementara itu, upaya mewujudkan cita-cita IP dibidang politik dengan membentuk

berbagai Studieclub, yang ternama adalah Indonesische Studievlub Surabaya(ISS), dan

Algemeene Studieclub Bandung (ASB). Ditangkapnya para pemimpin PI di Belanda pada 23

september 1927, yakni Mohammad Hatta, Nazir Pamontjak, Ali Sastroamidjojo, Abdul

Madjid Djojoadiningrat dan di Indonesia dr. Tjipto Mangunkusumo dibuang ke Belanda,

semakin menguatkan ide persatuan.

Pergerakan menuju persatuan ini semakin menguat diantara para pemuda. Pada

kongres pemuda I, 30 april – 2 mei 1926, ditekankan persatuan. Pada bulan juni dibentuk

Panitia Kongres Pemuda II yang memperlihatkan warna beragam. Panitia ini terdiri dari

ketua, Soegando Djojopoespito (PPPI), wakil ketua Djoko Marsaid alias Tirtodiningrat (Jong

Java), sekertaris, Mohammad Yamin (Jong Sumateranen Bond), dan bendahara Amir

Sjarifuddin(Jong batak). Anggota terdiri atas lima orang : Djohan Mohammad Tjai (Jong

Islamieten Bond), Katjasoengkono (Pemuda Indonesia), Senduk (Jong celebes), J. Leimena

Page 6: Tugas 05

(Jong Ambon), dan Rohjani (Pemoeda Kaeom Betawi). Diluar dugaan kongres ini dihadiri

750 orang dari berbagai kelompok pemuda.

Pada sidang pertama, Kogres Pemuda II, sabtu malam 27 oktober 1928, bertempat di

Gedung Pemuda Katolik (Katholieke Jongenlingen Bond, Lapangan Banteng), Moh. Yamin

dalam makalah berjudul “Persatoean dan Kebangsaan Indonesia” menekankan bahwa

persatuan dan kebangsaan Indonesia merupakan hasil kemauan sejarah panjang Nusantara

yang disebut “Roch Indonesia”. Sidang kedua, minggu 28 oktober 1928, digedung Bioskop

Oost Java di Koningsplein Noord bertemakan pendidikan dan perannya dalam mewujudkan

kebangsaan. Sidang ketiga, minggu malam, 28 oktober 1928, digedung Klub Indonesia

(Indinesische Clubgebouw) membahas pengembangan persatuan dan cinta tanah air

(patriotisme) lewat kegiatan kepanduan. Ramelan (Sarekat Islam Afdeeling Padvinderij-

SIAP), Theo Pangemanan(beragama Kristen, dari Kepanduan Nasional), dan Mr.

Soenarjo(Ketua Persaudaraan antara Pandu Indonesia) menegaskan bahwa perbedaan agama

sama sekali tidak menjadi halangan untuk bersama-sama membicarakan perasaan persatuan

dan kebangsaan. Pada rapat itu kemudian dihasilkan keputusan yaitu isi sumpah pemuda:

PERTAMA

KAMI PUTERA DAN PUTERI INDONESIA MENGAKU

BERTUMPAH DARAH YANG SATU, TANAH INDONESIA

KEDUA

KAMI PUTERA DAN PUTERI INDONESIA MENGAKU

BERBANGSA YANG SATU, BANGSA INDONESIA

KETIGA

KAMI PUTERA PUTERI INDONESIA MENJUNJUNG

BAHASA PERSATUAN, BAHASA INDONESIA

Satu organisasi dengan tujuan membangunb kesatuan, menentukan nasib sendiri adalah

GAPI(Gabungan Politik Indonesia). Salah satu program kerjanya adalah kerja sama antara

bangsa Indonesia dan Belanda. Sikap kooperasi ini diulangi lagi oleh GAPI pada tahun 1940,

namun pemerintah Belanda tidak mau menaggapi keinginan ini. Pada tanggal 12 maret 1942,

Belanda menyerahkan Indonesia kepada jepang yang juga membawa suasana baru dalam

perjuangan menuju persatuan. Jepang bertekuk lutut terhadap sekutu tanpa syarat pada 15

agustus 1945. Momentum ini kemudian dipakai oleh para pejuang kemerdekaan untuk

Page 7: Tugas 05

menyatakan kemerdekaan. Hal ini karena ada kevakuman pemerintahan sehingga pada

tanggal 17 agustus 1945, Sukarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia atas nama

Bangsa Indonesia.

Menurut saya ada beberapa faktor utama yang memicu berkembangnya kesadaran akan

persatuan yaitu pendidikan. Karena pemberian pendidikan tersebut tokoh-tokoh penting

dalam sejarah mulai menuntu ilmu untuk di gunakan dalam membantu masyarakat mengatasi

masalah kehidupan sehari-hari. Kelompok terpelajar menjadi ujung tombak pergerakan dan

membangun organisasi-organisasi yang mulai menyulitkan Belanda. karena itu Belanda

mulai mencoba untuk menyingkirkan organisasi-organisasi dengan mengasingkan para

pemimpinnya ke Belanda. hal tersebut malah membuat rasa akan persatuan makin kuat, dan

juga hal tersebut menguntungkan para pemimpin organisasi karena dapat berkumpul

bersama.

Faktor lain adalah menurut George Mcturnan Kahin, protes kelompok tani kepada Belanda

1890 merupakan hal penting yang tidak bisa diabaikan dalam sejarah kesadaran terhadap

nasionalisme. Bagi Kahin, kesadaran ini telah ada dan hanya menunggu timbulnya golongan

pelajar yang semakin menggemakan semangat ini.