47
Iwan Triyuwono Jurusan Akuntansi – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya [email protected] ; [email protected] ”SUSUSAYA” MELAMPAUI PARADIGMA-PARADIGMA METODOLOGI PENELITIAN

Triyuwono_SUSUSAYA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Triyuwono_SUSUSAYA

Citation preview

Page 1: Triyuwono_SUSUSAYA

Iwan TriyuwonoJurusan Akuntansi – Fakultas Ekonomi dan

BisnisUniversitas Brawijaya

[email protected]; [email protected]

”SUSUSAYA” MELAMPAUI PARADIGMA-PARADIGMA METODOLOGI PENELITIAN

Page 2: Triyuwono_SUSUSAYA

Pengantar Pengantar PARADIGMA (yang sering juga disebut

Perspektif atau Pandangan Dunia) adalah sudut pandang yang digunakan oleh seseorang untuk melihat sebuah simbol

Page 3: Triyuwono_SUSUSAYA

Paradigma juga merupakan kristalisasi dari beberapa pikiran yang sama atau mirip dari kelompok masyarakat ilmiah

Page 4: Triyuwono_SUSUSAYA

Contoh: Paradigma Akuntansi Positif mendefinisikan akuntansi sebagai:› sebuah aktivitas yang dirancang untuk

mengidentifikasi, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi tentang entitas ekonomi yang dimaksudkan dapat berguna dalam membuat keputusan-keputusan ekonomi

Page 5: Triyuwono_SUSUSAYA

Contoh: Paradigma Akuntansi Kritis mendefinisikan Akuntansi sebagai:› teknik-teknik yang digunakan untuk

mengeruk kesejahteraan [wealth], dalam rangka mendukung kelompok elit tertentu dengan mengorbankan Mother Nature dan orang-orang yang dipekerjakan untuk melayani kepentingan orang lain

Page 6: Triyuwono_SUSUSAYA

Contoh: Paradigma Akuntansi Syari’ah mendefinisikan Akuntansi sebagai:› seni dan ilmu meracik informasi yang

berfungsi sebagai doa dan dzikir dalam rangka memenuhi kebutuhan ekonomi, mental, dan spiritual manusia untuk membangkitkan rasa kesadaran ketuhanan dan kembali pada Allah dengan jiwa yang suci dan tenang

Page 7: Triyuwono_SUSUSAYA

Definisi akuntansi sangat bervariasi. Bahkan variasi ini sebanyak pikiran manusia yang ada di bumi ini

Page 8: Triyuwono_SUSUSAYA

Ragam Paradigma Paradigma Positivis Paradigma Interpretivis Paradigma Kritis Paradigma Posmodernis Paradigma Spiritualis

Page 9: Triyuwono_SUSUSAYA

Paradigma positivis

Page 10: Triyuwono_SUSUSAYA

Realitas sosial (social reality) dipahami secara obyektif, terpisah dengan subyek, ditemukan, diindra, seragam, hukum universal, cocok untuk semua

Page 11: Triyuwono_SUSUSAYA

Hakikat manusia (human nature) pada dasarnya manusia adalah makhluk rasional, tunduk pada hukum di luar dirinya, dan tanpa kehendak bebas (free will)

Page 12: Triyuwono_SUSUSAYA

Ilmu pengetahuan (science) dibangun berdasarkan prosedur dan peraturan yang ketat, deduktif, nomotetis, dan bebas nilai

Page 13: Triyuwono_SUSUSAYA

Tujuan penelitian (the purpose of research) adalah menjelaskan (to explain) dan meramalkan (to predict)

Page 14: Triyuwono_SUSUSAYA

Paradigma interpretivis

Page 15: Triyuwono_SUSUSAYA

Realitas sosial dipahami secara subyektif, dibangun melalui proses interaksi sosial, dan diinterpretasikan

Page 16: Triyuwono_SUSUSAYA

Hakikat manusia: manusia adalah pencipta dan pemberi makna pada dunianya, pencipta sistem makna, dan tidak dibatasi oleh hukum yang ada di luar dirinya

Page 17: Triyuwono_SUSUSAYA

Ilmu pengetahuan adalah akal sehat, induktif, ideografis, tergantung pada penafsiran, dan sarat nilai (value-laden)

Page 18: Triyuwono_SUSUSAYA

Tujuan penelitian adalah untuk menafsirkan (to interpret) dan untuk memahami (to understand)

Page 19: Triyuwono_SUSUSAYA

Paradigma kritis

Page 20: Triyuwono_SUSUSAYA

Realitas sosial bersifat sangat kompleks, diciptakan melalui interaksi sosial, selalu dalam tekanan, penuh dengan kontradiksi, opresi, dan eksploitasi

Page 21: Triyuwono_SUSUSAYA

Hakikat manusia: makhluk yang dinamis, pencipta nasibnya sendiri, ditekan, dieksploitasi, disimpangkan, diasingkan, dan dikondisikan, serta tertekan dalam merealisasi potensi dirinya

Page 22: Triyuwono_SUSUSAYA

Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang digunakan untuk membebaskan, memberdayakan, mengubah, dan sarat nilai

Page 23: Triyuwono_SUSUSAYA

Tujuan penelitian adalah untuk membebaskan (to emancipate) dan mengubah (to transform)

Page 24: Triyuwono_SUSUSAYA

Paradigma posmodernis

Page 25: Triyuwono_SUSUSAYA

Realitas sosial bersifat sangat kompleks, majemuk, dan saling-bergantung, dibangun berdasarkan pada interaksi sosial yang kompleks

Page 26: Triyuwono_SUSUSAYA

Hakikat manusia: manusia memiliki kecerdasan yang kompleks, kreatif, kritis, dan berkehendak bebas

Page 27: Triyuwono_SUSUSAYA

Ilmu pengetahuan merupakan refleksi dari sinergi pengetahuan rasional dan intuitif

Page 28: Triyuwono_SUSUSAYA

Tujuan penelitian adalah untuk melakukan dekonstruksi (to deconstruct) terutama pada sesuatu yang dianggap tunggal

Page 29: Triyuwono_SUSUSAYA

Paradigma spiritualis

Page 30: Triyuwono_SUSUSAYA

Realitas sosial merupakan refleksi roh (spirit) dari masing-masing individu anggota masyarakat

Page 31: Triyuwono_SUSUSAYA

Hakikat manusia: manusia adalah makhluk spiritual yang mengalami kehidupan fisik, perwujudan Tuhan, memiliki tubuh fisik, mental, dan spiritual

Page 32: Triyuwono_SUSUSAYA

Ilmu pengetahuan merupakan pancaran dari ilmu Tuhan yang bersifat rasional, rasional-superrasional, dan superrasional

Page 33: Triyuwono_SUSUSAYA

Tujuan penelitian adalah untuk membangkitkan kesadaran ketuhanan (to awaken God consciousness) pada diri manusia

Page 34: Triyuwono_SUSUSAYA

No Paradigma penelitian Tujuan penelitian

1 Paradigma positivis Menjelaskan dan meramalkan

2 Paradigma interpretivis Menafsirkan dan memahami

3 Paradigma kritis Membebaskan dan mengubah

4 Paradigma posmodernis Mendekonstruksi

5 Paradigma spiritualis Membangkitkan kesadaran ketuhanan

Page 35: Triyuwono_SUSUSAYA

Lalu, bagaimana dengan “sususaya?”

Page 36: Triyuwono_SUSUSAYA

Suka-sukaku

Seberkas cahaya terjatuh lepasDari bilik langit dan kedip kelopak bintang Tersungkur rapuh dalam pelukan bumi nan berjarak waktu

Kukira, engkau wahyuKau tak lebih dari seberkas nur IlahiTerangi sunnah Tuhan dalam kefanaan segores kalam’antara remang kejahilan

Mengapa engkau takabur?Bukankan engkau hanya secercah cahaya?’kau selamanya dalam kubangan peluh bumiDan dalam kerontangnya yang membakar

Taatlah pada syari’ah bumi, temukan diri dalam kebumianmu!Kau tak bisa susa-suka, tunduklah pada kebumianmu!

Dan ingat: ”santunlah pada semua!”

Page 37: Triyuwono_SUSUSAYA

Akulah tajalliMu!

Siapa engkau? Aku, tajalliMu

Aku, dengan ijinMu, ’tlah transendentalBiarkan aku beramal suka-sukaku

Tali rahimMu ’tlah membuatku melintas batasBiarkan aku bertafakkur suka-sukaku

Getar suci rohMu ’tlah lemparkan aku ke alam tanpa ruang dan waktuBiarkan aku bersujud suka-sukaku

Rona senyumMu ’tlah hanyutkan aku dalam arus cintaBiarkan aku bermanja suka-sukaku

Sobeklah hijab kebumianku! danLeburkan aku dalam suka-sukaMu yang universal dan abadi_______________________________________________________Malang, 4 Desember 2011Iwan Triyuwono

Page 38: Triyuwono_SUSUSAYA

Diri (Self) Peneliti Peneliti memiliki tiga macam Diri (Self),

yaitu: › Diri Lokal, › Diri Transendental, dan › Diri Universal

Page 39: Triyuwono_SUSUSAYA

Diri Lokal› Diri yang dibentuk oleh lingkungan sosial › Sifatnya lokal, temporer, dan dinamis› Memerlukan input (ilmu pengetahuan)› Di dalam diri bisa jadi ada single paradigm

atau multiparadigm (dalam pengertian terpisah atau menyatu)

Page 40: Triyuwono_SUSUSAYA

Diri Transendental› Pengalaman dari Diri Lokal mengendap

dan berfusi dengan (se)bagian dari Diri Universal

Page 41: Triyuwono_SUSUSAYA

Diri Universal› Tidak memerlukan input apapun› Diri adalah sumber ilmu pengetahuan dan

yang mengetahui› Terbebas dari ruang dan waktu

Page 42: Triyuwono_SUSUSAYA

No Diri Aksi Ilmiah Kecerdasan

1 Diri Lokal Tidak suka-sukanya (tidak susunya)

KecerdasanIntelektual

2 Diri Transendental

Suka-suka saya (sususaya)

Fusi dariKecerdasanintelektual, mental,spiritual, dan ilahi

3 Diri Universal

Suka-sukaNya (susuNya)

Melampaui semuabentuk kecerdasan

Aksi ilmiah

Page 43: Triyuwono_SUSUSAYA

Semua Diri berada dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan

Diri Lokal dan Diri Transendental merupakan perwujudan (tajalli) dari Diri Universal

Page 44: Triyuwono_SUSUSAYA

Namun,… Semua karya ilmiah yang dihasilkan

oleh Diri (baik yang Lokal dan yang Transendental maupun yang Universal) berjarak dengan realitas yang sebenarnya

Semua karya ilmiah tidak akan pernah menunjukkan realitas sebenarnya

Semua karya ilmiah adalah relatif

Page 45: Triyuwono_SUSUSAYA

Lalu,…

Page 46: Triyuwono_SUSUSAYA

… buat apa diperbudak kecerdasan intelektual]?

Page 47: Triyuwono_SUSUSAYA

Thank God!