13
MODUL OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) / IUD Fasilitator : dr. Fionaliza, MKN Oleh : Tutorial - 19 Satrya Edo Permana Robby Syahputra Ariel Alhamda Sarah Pertiwi Bahari Fouri Salci Thantry Ovilia Intan Kumala Sari Irena Dwi Saputri Nurul Hidayati Sarah Ayu Emilda

Trigger 4 Obgyn 19

Embed Size (px)

DESCRIPTION

DSFS

Citation preview

MODUL OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

Alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) / IUD

Fasilitator : dr. Fionaliza, MKN

Oleh : Tutorial - 19

Satrya Edo Permana

Robby Syahputra

Ariel Alhamda

Sarah Pertiwi Bahari

Fouri Salci

Thantry Ovilia

Intan Kumala Sari

Irena Dwi Saputri

Nurul Hidayati Sarah

Ayu Emilda

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

2014

BAB I

PENDAHULUANTrigger 4:

Alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) / IUD

Seorang ibu P4 sudah pasang IUD, 4 tahun yang lalu ingin diganti, saat ini sedang haid si ibu datang sengaja buka pasang IUD, A/I : masa kerja habis, namun waktu membuka spiral, tidak berhasil/tidak dapat diidentifikasi.STEP 1:IUD : intra uteri device. Alat konstrasepsi dalam Rahim.STEP 2:

1. Tujuan pemasangan IUD

2. Berapa lama durasi penggunaan IUD

3. Kenapa pada saat sedang haid ibu ini buka/pasang IUD

4. Apa keuntungan/kerugian pemasangan IUD

5. Cara kerja IUD

6. Apa yang terjadi jika IUD tidak di ganti

STEP 3:

1. Mencegah kehamilan

2. IUD tembaga (10 tahun)

IUD hormonal (3-5 tahun)

3. Pada saat haid lebih mudah oleh karena servik agak terbuka dan lembek. Nyeri tidak seberapa keras, perdarahan tidak seberapa dirasakan.

4. Kerugian:

Perubahan siklus haid Haid lebih banyak/lama

Perdarahan antar menstruasi

Sakit haid lebih sakit

Keuntungan:

Tidak ada efek samping hormonal

Tidak memengaruhi kualitas dan volume asi

5. Mencegah pelepasan sel telur ( tidak terjadi perubahan.

Selain itu mengurangi mengurangi motilitas sperma agar tidak dapat membuahi telur serta mencegah sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding Rahim.

6. Perforasi uterus

Cairan vagina berbau

Nyeri perut

STEP 4:

STEP 5:1. IUD:

Jenis

Cara kerja dan cara pemasangan

Keuntungan dan kerugian

Komplikasi

Efek samping

Alat-alat KIT

Bahaya pemasangan bila tidak benar

BAB II

ISISTEP 7:

1. IUD:

Jenis :

a. Copper-T

IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru

IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.

b. Copper-7

IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.

c. Multi Load

IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.

d. Lippes Loop

IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Yang banyak dipergunakan dalam program KB masional adalah IUD jenis ini. Cara Kerja dan Cara Pemasangan:

Cara Kerja: Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri. IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi.

Cara Pemasangan:Langkah 1

Setelah uterus diukur, buka separuh dari kemasan . Pegang kedua ujung benang dan tarik alat secara hati-hati kedalam tabung insersi sampai knop di ujung lengan horizontal menutupi lubang tabung. Knop tidak perlu ditarik ke dalam tabung. Benang bisa putus kalaau ditarik terlalu keras.

Langkah 2

Luruskan flens berwarna kuning dengan satu tangan, tarik tabung insersi sampai ujung bawah flens menunjukkan ukuran yang didapat dari sonda uterus.

Pegang benang lurus di dalam tabung dengan satu tangan, masukkan plunger (alat penghisap) ke dalam tabung insersi. Ini untuk memastikan bahwa benang tidak tertekan pada alat oleh plunger.

Sebelum dipasang, tabungg dapat ditekuk untuk disesuaikan dengan posisi uterus. Tetukan harus dilakukan ketika alat masih berada dalam kemasan steril setelah memasukkan plunger kedalam tabung insersi.Langkah 3

Pastikan bahwa flens menunjukkan arah lengan horizontal akan membuka di dalam uterus. Keluarkan tabung insersi yang telah terisi dari kemasan .

Masukkan tabung insersi ke dalam uterus melalui kanalis servikalis sampai flens menyentuh os servikal.

Langkah 4

Perhatikan bagian plunger yang kasar. Pegang plunger dengan erat dan lepaskan lengan horizontal dari alat dengan menarik tabung insersi ke bawah sampai ujungnya menyentuh bagian yang kasar.

Jarak antara flens dan os servikal sekarang sekitar 1,5 cm.

Langkah 5

Pegang tabung dan plunger secara bersamaan, tekan alat secara hati- hati sampai flens menyentuh os servikal lagi.

Langkah 6

Pegang plunger dengan erat, keluarkan alat dari tabung insersi seluruhnya dengan menarik tabung ke bawah sampai cincin dari plunger.

Supaya alat tidak bergeser dari posisi fundus, pertama-tama lepaskan plunger sambil terus menahan tabung insersi, kemudian keluakan tabung insersi. Gunting benang sampai tersisa 2-3 cm terlihat di luar serviks. Keuntungan dan Kerugian: Keuntungan:

a. Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi.

b. IUD (AKDR) dapat efektif segera setelah pemasangan

c. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)

d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat

e. Tidak mempengaruhi hubungan seksual

f. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil

g. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A)

h. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

i. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi).

j. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun lebih setelah haid terakhir).

k. Tidak ada interaksi dengan obat-obat.

l. Membantu mencegah kehamilan ektopik (Saifuddin. AB, 2006).

Kerugian:

Setelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri dibagian perut dan pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa berjalan selama 3 bulan setelah pemasangan. Tapi tidak perlu dirisaukan benar, karena biasanya setelah itu keluhan akan hilang dengan sendrinya. Tetapi apabila setelah 3 bulan keluhan masih berlanjut, dianjurkan untuk memeriksanya ke dokter. Pada saat pemasangan, sebaiknya ibu tidak terlalu tegang, karena ini juga bisa menimbulkan rasa nyeri dibagian perut. Dan harus segera ke klinik jika:

Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda kehamilan: mual, pusing, muntah-muntah.Terjadi pendarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa.Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu badan meningkat, mengigil, dan lain sebagainya. Pendeknya jika ibu merasa tidak sehat

Sakit, misalnya diperut, pada saat melakukan coitus. Komplikasi:

Merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan

Perdarahan pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia

Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar).

Efek Samping:

Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)

Haid lebih lama dan banyak

Perdarahan (spotting) antara menstruasi

Saat haid lebih sakit

Alat-alat KIT:

IUD Copper T-380A Sarung tangan 2 pasang

Spekulum

Tenakulum

Sonde uterus

Lampu senter

Gunting

Kom berisi povidon

Kasa

Klorin 0,5%

Bahaya Pemasangan Bila Tidak Benar:

Akan terasa sakit dan kejang selama 3 hingga 5 hari setelah pemasangan

Mungkin dapat menyebabkan anemia jika pendarahan pada saat haid sangat banyak

Jika pemasangan tidak benar, bisa saja terjadi perforasi dinding uterus.

Tidak bisa mencegah infeksi penyakit menular seksual

Tidak baik digunakan pada perempuan yang rentan terkena penyakit menular seksual karena sering berganti pasangan

Jika perempuan yang terkena IMS (infeksi menular seksual) memakai IUD, dikhawatirkan akan memicu penyakit radang panggul.BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

IUD (Intra Uterine Device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan ke dalam rahim, terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga, dan bentuknya bermacam-macam. Bentuk yang umum dan mungkin banyak dikenal oleh masyarakat adalah bentuk spiral. Spiral tersebut dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga kesehatan (dokter/bidan terlatih). Sebelum spiral dipasang, kesehatan ibu harus diperiksa dahulu untuk memastikan kecocokannya. Sebaiknya IUD ini dipasang pada saat haid atau segera 40 hari setelah melahirkan (Subrata, 2003).Daftar Pustaka EPO. (2008). Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau Intra Uterine Device (IUD). Diambil pada tanggal 20 Mei 2008 dari http://pikas.bkkbn.go.id/jabar/program_detail.php?prgid=2 Krisnadi, S. R. (2002). Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Intra Uterine Device (IUD). Diambil pada tanggal 20 Mei 2008 dari http://www.ibuhamil.com/lihat_artikel.php?asal=34Spiral tidak berhasil dibuka/

tidak dapat di identifikasi

Setelah dibuka

IUD dibuka

Saat haid

Pasang IUD

Ibu P4

Aalasan:

Masa kerja habis.