7
TRIAGE DAN MANJEMEN GAWAT DARURAT TRIAGE A. Defenisi Triage Suatu sistem seleksi penderita yang menjamin supaya tidak ada penderita yang tidak mendapat perawatan (kapukonline.com). Sebuah tindakan pengelompokan pasien berdasarkan berat ringannya kasus, harapan hidup dan tingkat keberhasilan yang akan dicapai sesuai dengan standar pelayanan UGD yang dimiliki (kompasiana.com) Triage is derived from french word, “trier,” meaning to sort out. It was first used by the french military during world war I, when victim were sorted and clasified according to the type

Triage Dan Manjemen Gawat Darurat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Triage Dan Manjemen Gawat Darurat

TRIAGE DAN MANJEMEN GAWAT DARURAT

TRIAGE

A. Defenisi Triage

Suatu sistem seleksi penderita yang menjamin supaya tidak ada penderita yang

tidak mendapat perawatan (kapukonline.com). Sebuah tindakan pengelompokan pasien

berdasarkan berat ringannya kasus, harapan hidup dan tingkat keberhasilan yang akan

dicapai sesuai dengan standar pelayanan UGD yang dimiliki (kompasiana.com)

Triage is derived from french word, “trier,” meaning to sort out. It was first used

by the french military during world war I, when victim were sorted and clasified

according to the type and urgency of their condition for the purpose of determining

medical treatment priorities (Grossman, 2003)

Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi kondisi mengancam nyawa . Tujuan

kedua adalah untuk memprioritaskan pasien menurut ke akutannya . Pengkatagorian

mungkin ditentukan sewaktu-waktu. Jika ragu, pilih prioritas yang lebih tinggi untuk

menghindari penurunan triage.

Page 2: Triage Dan Manjemen Gawat Darurat

     B. Golongan Triage

Dalam triage ada 5 golongan

1.    Golongan I (Label Hijau) :

Penderita tidak luka / menderita gangguan jiwa sehingga tidak memerlukan tindakan

bedah.

2.    Golongan II (Label Kuning) :

Penderita dengan luka ringan dan memerlukan tindakan bedah minor.

3.    Golongan III (Label Merah) :

Penderita keadaan luka berat / syok.

4.    Golongan IV (Label Putih) :

Penderita dengan luka berat tetapi sulit ditolong

5.    Golongan V (Label Hitam) :

Penderita meninggal dunia

    C. Sistem Triage

Sistem triage ada 2 yaitu :

1.    Non Disaster

Untuk menyediakan perawatan sebaik mungkin bagi setiap individu pasien

2.    Disaster

Untuk menyediakan perawatan yang lebih efektif untuk pasien dalam jumlah banyak

   D. Tipe-tipe Triage di Rumah Sakit

1.    Type 1 : Traffic Director or Non Nurse

a.    Hampir sebagian besar berdasarkan system triage

b.    Dilakukan oleh petugas yang tak berijasah

c.    Pengkajian minimal terbatas pada keluhan utama dan seberapa sakitnya

d.    Tidak ada dokumentasi

e.    Tidak menggunakan protocol

2.    Type 2 : Cek Triage Cepat

a.    Pengkajian cepat dengan melihat yang dilakukan perawat beregristrasi atau dokter

Page 3: Triage Dan Manjemen Gawat Darurat

b.    Termasuk riwayat kesehatan yang berhubungan dengan keluhan utama

c.    Evaluasi terbatas

d.    Tujuan untuk meyakinkan bahwa pasien yang lebih serius atau cedera mendapat

perawatan pertama

3.    Type 3 : Comprehensive Triage

a.    Dilakukan oleh perawat dengan pendidikan yang sesuai dan berpengalaman

b.    4 sampai 5 sistem katagori

c.    Sesuai protokol

   E. Klasifikasi Triage Berdasarkan Kasus

1.    Prioritas 1 – Kasus Berat

a.    Perdarahan berat

b.    Asfiksia, cedera cervical, cedera pada maxilla

c.    Trauma kepala dengan koma dan proses shock yang cepat

d.    Fraktur terbuka dan fraktur compound

e.    Luka bakar > 30 % / Extensive Burn

f.     Shock tipe apapun

2.    Prioritas 2 – Kasus Sedang

a.    Trauma thorax non asfiksia

b.    Fraktur tertutup pada tulang panjang

c.    Luka bakar terbatas

d.    Cedera pada bagian / jaringan lunak

3.    Prioritas 3 – Kasus Ringan

a.    Minor injuries

b.    Seluruh kasus-kasus ambulant / jalan

4.    Prioritas 0 – Kasus Meninggal

a.    Tidak ada respon pada semua rangsangan

Page 4: Triage Dan Manjemen Gawat Darurat

b.    Tidak ada respirasi spontan

c.    Tidak ada bukti aktivitas jantung

d.    Tidak ada respon pupil terhadap cahaya 

MANAJEMEN GAWAT DARURAT

   A. Defenisi Manajemen Gawat Darurat

Manajemen Gawat Darurat Dalam sebuah pelayanan kesehatan tentunya juga

tidak terlepas dari sebuah unit yang menangani kegawatdaruratan dan di rumah sakit

biasa kita kenal dengan nama dan istilah Unit Gawat Darurat (UGD).

   B. Prinsip Manajemen Gawat Darurat

1.    Bersikap tenang tapi cekatan dan berpikir sebelum bertindak (jangan panik).

2.    Sadar peran perawat dalam menghadapi korban dan wali ataupun saksi.

3.    Melakukan pengkajian yang cepat dan cermat terhadap masalah yang mengancam jiwa

(henti napas, nadi tidak teraba, perdarahan hebat, keracunan).

4.    Melakukan pengkajian sistematik sebelum melakukan tindakan secara menyeluruh.

Pertahankan korban pada posisi datar atau sesuai (kecuali jika ada ortopnea), lindungi

korban dari kedinginan.

5.    Jika korban sadar, jelaskan apa yang terjadi, berikan bantuan untuk menenangkan dan

yakinkan akan ditolong.

6.    Hindari mengangkat/memindahkan yang tidak perlu, memindahkan jika hanya ada

kondisi yang membahayakan.

7.    Jangan diberi minum jika ada trauma abdomen atau perkiraan kemungkinan tindakan

anastesi umum dalam waktu dekat.

8.    Jangan dipindahkan (ditransportasi) sebelum pertolongan pertama selesai dilakukan

dan terdapat alat transportasi yang memadai.

   C. Kesiapan Dalam Gawat Darurat

Page 5: Triage Dan Manjemen Gawat Darurat

1.    Siap mental, dalam arti bahwa ”emergency can not wait”. Setiap unsur yang terkait

termasuk perawat harus menghayati bahwa aritmia dapat membawa kematian dalam 1

– 2 menit. Apnea atau penyumbatan jalan napas dapat mematikan dalam 3 menit.

2.    Siap pengetahuan dan ketrampilan. Perawat harus mempunyai bekal pengetahuan

teoritis dan patofisiologi berbagai penyakit organ tubuh penting. Selain itu juga

keterampilan manual untuk pertolongan pertama.

3.    Siap alat dan obat. Pertolongan pasien gawat darurat tidak dapat dipisahkan dari

penyediaan/logistik peralatan dan obat-obatan darurat.

   D. Urutan Pertolongan Dalam Keadaan Gawat Darurat

1.    Bila mungkin, minta orang lain untuk memanggil dokter/ambulan sementara anda

melakukan pertolongan pertama.

2.    Periksa pernafasan. Bila berhenti, segera mulai dengan pernafasan dari (resusitas)

mulut ke mulut. Prioritas utama adalah mengusahakan penderita bernafas kembali

kecuali pada penderita kasus tersedak.

3.    Periksa adanya perdarahan hebat. Bila ada, hentikan perdarahan

4.    Bila menduga adanya cedera tulang, belakang, jangan merubah posisi penderita.

(Cidera tulang belakang bisa terjadi bila penderita jatuh dari tempat tinggi, kecelakaan

lalu lintas yang serius, atau mengalami rasa kebal/hilang rasa/tidak bisa menggerakkan

anggota tubuh atas ataupun bawah).

5.    Bila penderita pingsan tetapi pernafasan normal tanpa cedera tulang belakang,

baringkan dalam posisi istirahat.

6.    Jangan meninggalkan penderita sebelum petugas medis datang. Bila anda sendirian

dan tidak mungkin memanggil petugas medis, tetapi tidak ada cedera tulang belakang

dan keadaan penderita cukup stabil, bawa penderita ke Unit gawat darurat di rumah

sakit/Puskesmas terdekat.