TRENSLET

Embed Size (px)

Citation preview

teknologi kurikulum sebagai teknologi bertujuan membuat pembelajaran menjadi sistematik da n efisien. biasanya pembelajaran ini menjadi standar dan mencari hasil yang sede rhana. fokusnya ada pada teknologi yang mana pengetahuan disampaikan dan pembela jaran difasilitasi, bukan pada individualitas pelajar atau pelajaran itu sendiri (Goodlad & Su, 1992). permasalahan dalam mengemas dan menyampaikan material kep ada pelajar secara efisien terpecahkan dengan adanya kurikulum teknologi, melalu i pembelajaran terprogram, sistem instruksi terpersonal, dan progam instruksiona l berbasis komputer. kurikulum menggunakan pendekatan ini beranggapan bahwa pembelajaran terj adi secara sistematis dan terprediksi, dan dapat dibuat lebih efisien dengan org anisir yang baik. jenis materi yang dapat diajarakan menggunakan teknologi itu t erbatas dan harus disampaikan menggunakan kata=kata dan simbol. biasanya materi seperti ini ada dalam bentuk bertingkat, dapat diurutkan dari sederhana ke rumit . LATARBELAKANG kurikulum sebagai teknologi pertama disorot pada awal abad ke 10 dimana Franklin Bobbit dan W.W. Charters berupaya menerapkan manajemen ilmiah k e pembelajaran. (ini adalah aspek efisiensi sosial pada kontrol sosial yang dise butkan dalam diskusi hubungan-rekonstruksi sosial). berdasarkan pada kepercayaan bahwa kegiatan sehari-hari harus menjadi tujuan kurikulum, orang2 ini menerapka n analisis pekerjaan kepada penyusunan kurikulum, pendekatan yang sangat cocok u ntuk kebiasaan psikologis dan populer pada masa itu. akibatnya, Bobbitt dan Char ters dihargai sebagai pelopor penyusunan kurikulum secara teknis. pada tahun 1924 Sidney L Pressey memperkenalkan alat/mesin pembelajaran pertama, yang dia anggap cukup memberikan efisiensi dalam pembelajaran dikarenak an pelajar mendapat pengetahuan terhadap hasil secara langsung. namun, mesin ini kurang berhasil, dikarenakan krisis ekonomi pada 1930an (Niemiec & Walberg, 198 9) pada akhir 1950an B. F. Skinner memperkenalkan kembali mesin pembelajara n dan pembelajaran terprogram. pendekatan ini menekankan pada penyajian informas i faktual dalam langkah2 kecil, tugas sederhana yang direspon pelajar, dan tangg apan secara langsung. Skinner mempunyai visi bahwa mesin pengajaran, yang termas uk bermacam2 alat audiovisual, dapat "mendukung ceramah, demonstrasi, dan buku t eks. . . alat2 tersebut mempunyai 1 fungsi yang sama dengan guru : alat2 tsb men yajikan materi secara gamblang dan menarik sehingga pelajar dapat menyerap pelaj aran" (Skinner, 1968, hal.29) meski umur penggunaan mesing pengajaran sederhana sangatlah singkat, nam un ide tersebut terus diterapkan di computer assisted instruction (CAI) di siste m pada University of Illinois dan pada Bringham Young University (Clandinin & Co nnelly, 1992; Niemec & Wallberg, 1989). Juga, pada masa 1970an dan 1980an produs en software mikrokomputer memproduksi material instruksi berlatih-dan-berpraktek untuk banyak subjek di area kurikulum. melihat contoh sekilas dari matematika komputer menunjukkan bagaimana ko nsep teknologi bekerja. dalam contoh 3.3 murid kelas 2 atau kelas 3 menggunakan program bernama Array. di monitor memperlihatkan beberapa baris objek dengan nom or di tiap baris. anak2 harus mengetahui jumlah total objek tersebut. program in i memberikan ketepatan dan dapat melihat hasil saat itu juga. ini adalah ide das ar di konsep teknologi, entah itu di layar komputer atau dalam format lain. dalam beberapa tahun terakhir, meski demikian, penggunaan komputer tealh berubah sehingga lingkungan pembelajaran komputer, semisal World Institute for Computer Assisted Teaching (WICAT) (Niemiec & Wallberg, 1989) dan sistem komunik asi melalui media komputer (Clandinin & COnnelly, 1992), memfasilitasi interaksi antar guru dan murid. banyak guru dan murid sering menggunakan sumber dari inte rnet. penggunaan komputer tak dapat lagi diasosiasikan secara penuh dengan konse psi teknologi. di pertengahan tahun 1970 Benjamin Bloom menyatakan bahwa waktu pembelaj aran dan kualitas instruksi adalah sesuatu yang dapat dirubah. dy percaya bahwa mengatur kondisi2 ini untuk kebutuhan secara individual, dapat membuat banyak drmereka mempelajari apa yang tidak dapat dipelajari oleh yang lain. pendekatan i ni, yg disebut mastery learning, diharapkan sebagai ketrampilan yang digunakan s ecara terus menerus. dalam praktek, pendekatan mastery menggunakan kurikulum seb agai ide teknologi, meskipun kepala sekolah tak perlu menggunakan pendekatan ini (Tanner & Tanner, 1990). Mastery Learning terus digunakan di sekolah2. tabel 3.2 meringkas kejadian yg ditunjuk di sejarah pendidikan yg berhub ungan dengan konsepsi kurikulum. perhatikan bbahwa banyak konsep kurikulum bersa ing untuk saling mendapatkan perhatian. PERTIMBANGAN DALAM MENGATUR KONTEN dikarenakan sangat banyak jumlah konten yg tersedia untuk tiap konsep kurikulum, pengembang harus memilih dan mengatur konten secarqa hati2. di level sekolah m aupun distrik, pengembang kurikulum harus membuat keputusan melalui pertimbangan di pengaturan konten yang termasuk lingkup , keberlanjutan, urutan, dan integra si.Lingkup lingkup merujuk pada jangkauan kurikulum pada waktu yg diberikan - the horizonta l organization of content (Goodlad & Su, 1992). Menentukan apa yang dibutuhkan u ntuk kelulusan Sekolah tingkat atas atau apa yg dibutuhkan untuk menyelesaikan k elas 2 adalah pertanyaan lingkup. Haruskah lulusan sekolah atas menguasai seni, matematika, dan bhs inggris untuk masuk ke kuliah? Haruskah murid kelas 4 memili ki kemampuan fisik, dan membaca menulis sebelum memasuki kelas 5? pertanyaan lingkup juga beroperasi di situasi yang tidak terlalu ketat. penyetujuan tentang dalil mana yg digunakan dalam kelas geometri atau bahan baca an untuk kelas pertama juga termasuk dalam pertimbangan lingkup. lingkup merujuk pada ide penting dan konsep yg tersedia di kurikulum (Ta ba, 1962). dalam keadaan apapun tidak boleh seluruh konten dari semua bidang dia jarkan semua di sekolah. malah seharusnya, beberapa ide besar dan konsep yg mewa kili banyak yg lain digunakan sebagai dasar konten kurikulum. misalnya, salahsat u studi sosial menyatakan "orang2 secara intuitif beradaptasi dengan lingkungann ya" murid sekolah dasar biasanya mempelajari ide ini beberapa kali di konteks pe ndudukan pertama di Amerika Serikat, orang2 daerah barat menduduki dataran besar , dan orang2 modern bertahan di tempat bersuhu ekstrim. Ketika pemahaman ini dia jarkan sebagai generalisasi, murid mengaplikasikan ini untuk seluruh penduduk du nia, tanpa mempelajari seluruh benua ataupun peradaban lain. aspek kedua lingkup merujuk pada keputusan proses intelektual dan materi afektif yang harus di cantumkan dalam kurikulum (Taba, 1962). Tidak semua prose s dapat dikerjakan secara berkesinambungan lebih dari semua hal hal afektif yg d i di masukkan. Sikap dan kepekaan pada banyak topik sangatlah penting di situasi sekolah. misal, dalam perbedaan yang meningkat antar murid, pengembang kurikulu m harus harus memilih tipe pembedaan mana yang harus ditekankan di kurikulum yg bersangkutan. keputusan lingkup kurikulum adalah salah satu hal terpenting yg ha rus dibuat pengembang kurikulum.Keberlajutan dan urutan keberlanjutan dan urutan termasuk di organisir vertikal kurikulum. keberlnajutan memastikan bahwa pemahaman, tema, dan ketrampilan digunakan lebih dari 1 kuriku lum sekolah (GOodlad & SU, 1992). dikarenakan banyak murid yang belum bs memaham i suatu ide dalam satu pengalaman, beberapa interaksi harus disajikan sebelum ak hirnya murid bisa paham. misal, murid mulai menulis paragraf hampir dr awal pendidikan mereka danberlanjut pengalaman ini sepanjang sekolah dasar, secara berkala meningkatkan p emahaman mereka di tahun akhir. meski sudah mengulang2 pengalaman ini, beberapa pelajar masih mencapai sekolah menengah namun belum sepenuhnya paham "paragraf". Kurikulum harus direncanakan untuk memberikan bermacam2 pengalaman yg merujuk p ada ide yang sama dalam bentuk yg berbeda supaya cocok untuk pelajar di tingkat kelas yg berbeda. urutan tak hanya merujuk pada pengulangan konten, tapi juga pada kedala mannya (Goodlad & Su, 1992). tiap pengalaman yg berhasil dengan konsep ketrampil an harus dibangun pada hal yg berkembang, tapi pengalaman baru harus lebih dalam dan lebih luas dari pengalamn sebelumnya (Tyler, 1949). dalam kasus paragraf, m isalnya, murid baru harus diajari bahwa semua kalimat di paragraf mengacu pada s atu ide. kemudian, murid belajar memisahkan ide pokok dengan ide pendukung. kemu dian lagi, murid harus belajar tipe penulisan yg berbeda. menggunakan urutan ter sebut menunjukkan bahwa sebuah ide besar di tunjukkan beberapa kali dalam intens itas yg meningkat secara kompleks. konten dapan di urutkan dalam beberapa cara, termasuk menggunakan pendek atan psikologis ato pendekatan logis. urutan konten psikologis termasuk mengatur konten kurikulum dengan cara melihat bagaimana murit memproses informasi. dalam beberapa tahun studi sosial kurikula telah menggunakan urutan familiar-to-unfam iliar dengan awal leingkungan murid dan berkembang ke masyarakat, negara, dan du nia, yg dipercaya bahwa pengaturan tersebut membuat pengajaran lebih mudah untuk anak2 dan remaja. guru sering menemukan bahwa urutan concrete-pictoral-abstract berguna da lam konsep pengajaran untuk anak2. sebelum berusaha menghubungkan label dengan k onsep, guru menggunakan model atau gambar atau keduanya yg didesain untuk menunj ukkan pada anak ttg karakteristik konsep sebagai bantuan untuk pemahaman mereka. kemudian, setelah murid dapat menghubungkan arti dengan ide, guru membantu muri d memberi label atau nama untuk sebuah bastrak, dan ide. urutan yang lain menggunakan pendekatan logis. pendekatan kronologis, yg menggunakan kalender sebagai focus pengaturan, sering digunakan dalam pelajaran sejarah atau rangkaian kuliah. belajar dengan urutan part-to-whole menggunakan penempatan elemen dasar sebuah konten ke elemen yg lebih kopleks. pr-aljabar mis alnya mendahului pelajaran aljabar yg lebih sulit, atau geometri informal dapat diperkenalkan sebelum geomet ri formal. biasanya, rangkaian per pertama dalam ba hasa asing berisi ide dasar yg smua org harus mengetahui untuk melanjutkan studi di bahasa tersebut. belajar dengan urutan whole-to-part membalik pendekatan sebelumnya dan m enawarkan informasi umum ke informasi khusus. sekolah atas dan pelajar universit as bisa mengambil kelas survey di peradaban barat, apresiasi musik, atau literat ur, sebelum melanjutkan ke detail. menjalankan survey pertama memberikan backgro und untuk melanjutkan studi.Integrasi integrasi kurikulum membawa hubungan dekat konsep, ketrambilan, dan nilai yang m ewujudkan kurikulum sehingga elemen ini saling mendukung untuk pelajar (Goodlad & Su, 1992). idealnya, harusnya, integritas di buat di dalam pelajar. dikarenakan pengetahuan meningkat tiap hari, sarjana bekerja dalam bidan g yg lebih spesifik. misal, dulu ada "geografi" sekarang ada "geografi budaya", "geografi fisik", dan "biogeografi". pemecahan sub kategori dalam disiplin ilmu dan tiap bidang membuat ini penting untuk kurikula menyediakan pendidikan umum d alam cara yang mengizinkan integrasi dalam diri pelajar.