14
TREND DAN ISSUE PADA GANGGUAN SISTEM IMUN DAN HEMATOLOGI PENGGUNAAN MADU I. Definisi Madu adalah cairan yang lengket dan manis yang dihasilkan oleh lebah dan serangga lainnya dari nektar bunga. Madu merupakan cairan alami yang memiliki rasa manis yang dihasilkan lebah madu dari sari bunga tanaman atau dari bagian lain dari tanaman atau ekskresi serangga (Badan Standarisasi Nasional, 2000) Madu lebih manis dari gula meja dan memiliki ciri-ciri kimia yang menarik untuk pemanggangan. Madu memiliki rasa yang berbeda yang membuat orang lebih menyukainya daripada gula dan pemanis lainnya. Kandungan madu Madu memiliki komponen kimia yang memiliki efek koligemik yaitu asetilkolin. Asetilkolin berfungsi untuk melancarkan peredaran darah dan mengurangi tekanan darah. Gula yang terdapat dalam madu akan terserap langsung oleh darah sehingga menghasilkan energi secara cepat bila dibandingkan dengan gula biasa. Disamping kandungan gulanya yang tinggi (fruktosa 41,0 %; glukosa 35 %; sukrosa 1,9 %) madu juga mengandung komponen lain seperti tepung sari dan berbagai enzim pencernaan. Disamping itu madu juga mengandung berbagai vitamin seperti vitamin A, B1, B2, mineral seperti kalsium, natrium, kalium, magnesium, besi, juga garam iodine bahkan radium. Selain itu 1

Tren Dan Isu Penggunaan Madu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tren Dan Isu Penggunaan Madu

TREND DAN ISSUE

PADA GANGGUAN SISTEM IMUN DAN HEMATOLOGI

PENGGUNAAN MADU

I. Definisi

Madu adalah cairan yang lengket dan manis yang dihasilkan oleh lebah dan serangga

lainnya dari nektar bunga. Madu merupakan cairan alami yang memiliki rasa manis yang

dihasilkan lebah madu dari sari bunga tanaman atau dari bagian lain dari tanaman atau

ekskresi serangga (Badan Standarisasi Nasional, 2000) Madu lebih manis dari gula meja dan

memiliki ciri-ciri kimia yang menarik untuk pemanggangan. Madu memiliki rasa yang

berbeda yang membuat orang lebih menyukainya daripada gula dan pemanis lainnya.

Kandungan madu

Madu memiliki komponen kimia yang memiliki efek koligemik yaitu asetilkolin.

Asetilkolin berfungsi untuk melancarkan peredaran darah dan mengurangi tekanan darah.

Gula yang terdapat dalam madu akan terserap langsung oleh darah sehingga menghasilkan

energi secara cepat bila dibandingkan dengan gula biasa. Disamping kandungan gulanya yang

tinggi (fruktosa 41,0 %; glukosa 35 %; sukrosa 1,9 %) madu juga mengandung komponen

lain seperti tepung sari dan berbagai enzim pencernaan. Disamping itu madu juga

mengandung berbagai vitamin seperti vitamin A, B1, B2, mineral seperti kalsium, natrium,

kalium, magnesium, besi, juga garam iodine bahkan radium. Selain itu madu juga

mengandung antibiotik dan berbagai asam organic seperti asam malat, tartarat, sitrat, laklat,

dan oksalat.

Jenis-jenis Madu

Kualitas madu umumnya ditentukan dari asal bunga seperti Mix Flower ( Aneka bunga

hutan ), Madu Bunga Klengkeng, Madu bunga Kopi , Madu Bunga Rambutan, Madu bunga

Kapuk.

Berdasarkan informasi penelitian madu yang termanis berasal dari nektar bunga Rambutan

(Nephelium lappaceum ).

1

Page 2: Tren Dan Isu Penggunaan Madu

II. Manfaat madu

1. Dilihat dari kandungan asam folatnya, madu sangat baik dikonsumsi ibu hamil. Asam

folat merupakan nutrien penting bagi pertumbuhan janin. Kekurangan asam folat pada

masa awal kehamilan dapat menyebabkan bayi yang lahir beresiko besar mengalami

cacat bawaan pembuluh syaraf. Madu yang mengandung asam folat dapat

menurunkan resiko kanker rahim dan penyakit jantung. Asam folat ini juga

dibutuhkan dalam metabolisme lemak, metabolisme kolesterol, dan sistem kekebalan

tubuh.

2. Madu yang diberikan kepada bayi yang telah makan dan minum selain ASI, dapat

memacu pertumbuhan sel darah merah dan otaknya. Madu juga baik bagi

pertumbuhan gigi bayi. Karena, madu mengandung antibiotika yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk.

3. Kandungan mineral dalam madu bermanfaat untuk menjaga kesehatan gigi yaitu

sebagai anti bakteri yang ada di mulut, menjaga kekuatan enamel dan dentin. Serta

kandungan zat besi dalam madu erat hubungannya dengan pewarnaan darah

(hemoglobin).

4. Madu bermanfaat juga untuk obat turun panas, mengurangi rasa mual, gangguan

pencernaan, mencegah radang usus besar, sariawan, gatal-gatal, gigitan serangga,

untuk mata bintiten dan untuk menjaga kesehatan mata.

5. Madu dapat dipergunakan sebagai obat penyakit hati (lever) dan hepatitis. Glukosa

yang terkandung di dalamnya menghasilkan hidrat arang putih dalam hati manusia

yang membantu kerja hati sebagai penyaring dan pelawan racun, bakteri dalam, serta

menjaga daya tahan tubuh dari infeksi.

6. Madu asli juga bermanfaat membantu proses penyembuhan berbagai penyakit dan

gangguan kesehatan, seperti :Tekanan darah tinggi, lemah jantung, anemia, infeksi,

gangguan saluran kemih, sembelit, sistem pencernaan, maag, masalah saluran

pernafasan termasuk batuk kronis, mengeluarkan reak pada perokok, gangguan sistem

saraf pusat termasuk sulit tidur, gangguan pikiran, sakit kepala, kejang-kejang dan

masalah kesehatan kulit.

2

Page 3: Tren Dan Isu Penggunaan Madu

7. Meningkatkan pertumbuhan bakteri yang menguntungkan serta menghambat bakteri

yang merugikan.

Madu membantu meningkatkan pertumbuhan bakteri bifido yang merupakan

bakteri yang sangat penting untuk menjaga kesehatan pencernaan.

Membantu menghambat bakteri yang merugikan seperti Helicobacter pylori,

yang dapat menyebabkan tukak pada lambung.

8. Memperbaiki dan melindungi sistem pencernaan.

Efektif dalam mengatasi diare, dengan cara membantu penyerapan elektrolit

dan air, serta dapat menghambat bakteri E.coli yang menyebabkan diare.

Membantu memperlancar buang air besar, sehingga dapat membantu

mengatasi konstipasi/sembelit.

Beberapa penelitian membuktikan bahwa madu dapat membantu mengatasi

tukak (luka) pada lambung serta membantu melindungi lambung dari risiko

terjadinya iritasi yang disebabkan karena mengonsumsi minuman beralkohol

dan obat-obatan tertentu.

9. Membantu penyerapan kalsium. Kandungan asam glukonat dalam madu dapat

membantu meningkatkan penyerapan kalsium.

10. Sebagai sumber energi yang baik. Madu terdiri dari fruktosa dan glukosa yang mudah

diubah menjadi energy glukosa oleh tubuh.

11. Aman untuk penderita diabetes. Madu dapat digunakan sebagai pengganti gula, dan

aman untuk penderita diabetes.

12. Mempercepat penyembuhan luka.

Madu memiliki sifat higroskopis yang tinggi (mudah menyerap air). Ketika

dioleskan pada luka yang terbuka, madu menarik kandungan air dari luka

tersebut, membuat luka cepat kering, sehingga dapat membantu mempercepat

penyembuhan luka.

3

Page 4: Tren Dan Isu Penggunaan Madu

Madu juga dapat mengurangi pembengkakan pada luka sehingga luka dapat

sembuh lebih cepat.

Sifat antimikroba dari madu dapat membantu menghambat pertumbuhan

bakteri dan jamur penyebab infeksi pada luka.

14. Terdapat kandungan zat laktobasilin yang dapat menghambat pertumbuhan sel

kanker dan tumor, serta kandungan asam amino bebas dalam madu mampu membantu

penyembuhan penyakit, juga sebagai bahan pembentukan neurotransmitter atau

senyawa yang berperan dalam mengoptimalkan fungsi otak

15. Vitamin yang ada dalam kandungan madu, di antaranya: Vitamin B2

(Riboflavin), B5 (asam pantotenat), B6 (Piridoksin), vitamin A, vit C, vit K, dan

betakaroten. Vitamin A pegang peran penting bagi pertumbuhan dan perkembangan,

serta mempertahankan kesehatan tubuh. Juga berkaitan dengan hormon andrenalin

dan hormon teroid serta mengatur bekerjanya sel-sel saraf. B2 (Riboflavin) berfungsi

membantu pertumbuhan dan reproduksi. Kekurangan riboflavin mengakibatkan bibir

pecah-pecah, iritasi pada lidah, mata terasa gatal, dan seringkali terjadi katarak. B5

(Pantotenat) pegang peran dalam produksi hormon andrenalin dan sel-sel darah

merah. B6 (Piridoksin) pegang peran

penting sebagai benteng pertahanan keseimbangan hormon dan mengatur fungsi

kekebalan. Vit C (berguna sebagai suplemen) sangat berguna bagi penyembuhan luka,

antioksidan serta kekebalan.

III. Mekanisme klinis madu

Madu sebagai Antimikrobial

Madu dikenal memiliki efek antibakteri spektrum luas serta antifungal. Adapun yang

menjadikan alasan mengapa madu memiliki efek tersebut adalah sebagai berikut:

a) Efek osmotik madu

Konsentrasi gula yang tinggi menarik air keluar dari organisme sehingga membuat

organisme ini dehidrasi dan menyebabkan sel mati. Potensi antibacterial pada madu pertama

kali ditemukan pada tahun 1892 oleh Van Ketel. Potensi antibakterial ini sering diasumsikan

4

Page 5: Tren Dan Isu Penggunaan Madu

berkaitan erat dengan efek osmotik dari kandungan gula yang tinggi pada madu. Madu

sebagaimana sirup gula yang terlarut mempunyai osmolaritas yang cukup untuk menghambat

pertumbuhan mikroba, tetapi jika digunakan sebagai lapisan kontak pada luka, pengenceran

oleh eksudat luka mengurangi osmolaritasnya pada tingkat yang dapat menhentikan control

infeksi. Walaupun demikian, luka yang terinfeksi dengan staphilococcus aureus cepat dibuat

steril oleh madu. Madu mempunyai aktivitas antibacterial tingkat medium untuk mencegah

pertumbuhan staphilococcus aureus jika diencerkan 7-14 kali dari titik dimana

osmolaritasnya tidak mampu menjadi inhibitor lagi (Cooper, 1999).

Fakta bahwa efek antibacterial madu meningkat jika diencerkan telah terobservasi dengan

jelas dan dilaporkan pada tahun 1919. Penjelasan dari hal ini berasal dari penemuan bahwa

madu mengandung enzim yang mampu memproduksi hydrogen peroksida ketika diencerkan

(White, 1963). Agen ini pada awalnya lebih dikenal sebagai “inhibine” untuk

mengidentifikasinya sebagai peroksida hydrogen.

Hal yang penting dari aktivitas antibakteri madu adalah ketika efek terapeutik madu ini

dibandingkan dengan gula. Dalam studi eksperimen yang dilakukan pada luka bakar yang

diciptakan di kulit babi, ada lebih sedikit koloni bakteri yang terlihat pada luka yang diberi

madu jika dibandingkan dengan luka yang diberi gula, lebih sedikit pustula mikro pad

neoepidermis, dan lebih sedikit bakteri yang terlihat dalam eschar pada luka yang diobati

dengan madu. Sebuah laporan kasus klinik juga melaporkan adanya luka tekan dalam yang

berespon terhadap bermacam-macam pengobatan, termasuk pembalutan dengan gula, tetapi

dapat sembuh total dalam waktu 6 minggu ketika dibalut dengan madu (Hutton, 1966)

Madu juga menyediakan glukosa untui leukosit yang esensial untuk pembakaran

respiratori yang menghasilkan hydrogen peroksida sebagaimana senyawa ini adalah

komponen dominan untuk aktivitas antibakteri pada makrofag. Selanjutnya pembakaran

respiratori ini menyediakan substrat juga untuk glikolisis yang merupakan mekanisme utama

dalam produksi energi dalam makrofag, dan hal ini memungkinkan energy untuk difungsikan

bagi pemulihan sel yang rusak. Area yang mempunyai suplai oksigen yang baik juga

menyebabkan produksi eksudat yang rendah.

b) Keasaman madu

Keadaan asam ini menghambat pertumbuhan bakteri. Madu bersifat sangat asam dan

memiliki Ph antara 3 dan 4 yang dapat disamakan dengan keasaman jus jeruk atau sekaleng

koka kola. Bakteri akan terbunuh dalam lingkungan asam seperti ini. Namun, jika madu

5

Page 6: Tren Dan Isu Penggunaan Madu

diencerkan (misalnya pada saat pengeluaran cairan tubuh dari luka), keasaman madu menjadi

berkurang, menyebabkan bakteri dapat berkembang kembali.

c) Aksi dari hidrogen peroksida

Senyawa ini juga menghambat pertumbuhan bakteri. Walaupun hidrogen peroksida

terdapat pada madu, tetapi senyawa ini hanya teraktivasi ketika madu diencerkan (Bunting,

2001).Hidrogen peroksida terkenal sebagai agen antimikroba, pertama kali dikenalkan

sebagai antibakteri dan properti pembersih dalam praktek klinik. Pada akhirnya senyawa ini

tidak digunakan sebagaimana dikenalkan karena menyebabkan inflamasi dan merusak

jaringan. Walaupun demikian, konsentrasi hidogen peroksida yang dihasilkan madu ketika

teraktivasi saat pengenceran hanya sekitar 1 mmol/l, atau sekitar 100 kali lebih kecil daripada

larutan 3 % yang biasa digunakan sebagai antiseptik. Efek membahayakan dari hydrogen

peroksida jauh berkurang karena madu mengisolasi dan membuat besi bebas menjadi inaktif

yang mengkatalis formasi radikal bebas oksigen yang dihasilkan oleh hydrogen peroksida.

Komponen antioksidan ini juga membantu membersihkan radikal bebas oksigen. Studi

pada model binatang mendemonstrasikan bahwa madu mengurangi peradangan (dilihat dari

sisi histologi), jika dibandingkan dengan kelompok kontrol yang bervariasi dengan luka bakar

dalam dan superficial dan juga pada luka dalam.

Walaupun kadar hidrogen peroksida pada madu sangat kecil, kadar ini masih efektif

sebagai agen antimikroba. Studi dengan Escherichia coli yang dipaparkan secara konstan

dengan hidrogen peroksida menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri menjadi terhambat

oleh hidrogen peroksida 0,02-0,05 mmol/l, konsentrasi yang tidak berbahaya bagi sel

fibroblast pada kulit manusia.

d) Aksi dari phytochemical

Phytochemical (senyawa kimia tumbuhan) dikenal sebagai faktor antibacterial non

peroksida. Senyawa ini secara alami terdapat pada nectar bunga yang dikumpulkan oleh oleh

lebah madu. Sebagai contohnya pada madu yang didapat dari bunga pohon manuka New

Zealand lebih berpotensi dalam membunuh bakteri. Karena molekul dari senyawa ini belum

teridentifikasi secara pasti maka sifat madu ini dinamakan faktor manuka yang unik.

e) Madu menciptakan lingkungan penyembuhan yang lembab.

6

Page 7: Tren Dan Isu Penggunaan Madu

Hal ini memungkinkan sel untuk tumbuh kembali yang ditandai dengan permukaan

luka yang memerah. Kondisi ini dapat mencegah deformitas pada kulit. Jika terbentuk lapisan

luar luka yang kering, sel kulit hanya dapat tumbuh pada luka yang lebih dalam dari daerah

yang lembab saja.

f) Madu menyebabkan lapisan luar luka yang kering (keropeng).

sel-sel mati terlepas dari permukaan luka, menciptakan sebuah lingkungan luka yang

sehat dimana terjadi pertumbuhan kembali jaringan.

g) Madu menstimulasi pertumbuhan jaringan dalam proses penyembuhan luka.

Madu memicu pembentukan kapiler darah yang baru dan pertumbuhan fibroblast yang

menggantikan jaringan penyambung pad lapisan kulit yang lebih dalam serta menstimulasi

produksi serat kolagen yang memberikan kekuatan pada perbaikan jaringan. Madu juga

memicu pertumbuhan sel epitel yang membentuk kulit baru menutupi seluruh luka yang

sembuh. Madu jug mencegah pembentukan keropeng dan jaringan parut (keloid), sehingga

menghilangkan kebutuhan untuk cangkok kulit walaupun pada luka yang sangat lebar.

h) Madu mencegah timbulnya bau yang biasanya ditemukan pada luka yang parah dan

ulcer pada kulit.

Madu dapat mencegah timbulnya bau dengan membersihkan infeksi luka dengan lebih

cepat dengan menyediakan lingkungan gula untuk bakteri yang ada. Pada kondisi lingkungan

seperti ini akan terbentuk asam laktat walaupun juga bau sebagai hasil dari degradasi protein.

i) Madu dengan cepat dapat membersihkan infeksi dari luka.

Kemampuan madu ini dangat efektif bahkan untuk strain bakteri yang resisten terhadap

antibiotik. Madu tidak seperti antiseptik atau antibiotik, madu tidak menyebabkan kerusakan

pada proses penyembuhan luka melalui efek samping.

IV. Keuntungan madu

Secara umum madu memiliki keuntungan sebagai berikut :

a) Sangat baik dikosumsi oleh ibu hamil

7

Page 8: Tren Dan Isu Penggunaan Madu

b) Dapat memacu pertumbuhan sel darah merah ke otak pada bayi yang sudah

mengkonsumsi makanan selain ASI

c) Meningkatkan pertumbuhan bakteri baik

d) Melindungi sistem pencernaan

e) Bisa dikonsumsi oleh penderita diabetes

f) Dapat menyembuhkan luka

V. Kerugian madu

Madu, tidak selalu sehat. Karena dikumpulkan dari bunga-bunga di alam bebas, ada

saat-saat tertentu dan tempat ketika madu yang dihasilkan adalah beracun, lihat Grayanotoxin

. Rhododendron dan azalea memiliki nektar yang beracun untuk manusia walaupun tidak

berbahaya untuk lebah, memproduksi madu beracun. Di beberapa wilayah di dunia sarang

dikosongkan segera setelah musim berbunga dan dibersihkan dari residu apapun untuk

mencegah keracunan.

Chris Wagner dari Dallas Children's Medical Center, menceritakan pengalamannya

merawat pasien yang mengalami keracunan madu murni yang mana alergi terburuk yang

berpotensi muncul meliputi sesak napas, tekanan darah rendah, pusing, pingsan, hingga gagal

jantung. Chris juga mengatakan bahwa seseorang tidak dapat mengendalikan berapa banyak

tepung sari dalam madu murni yang dimakan sehingga dpat terjadi suatu keracunan ataupun

reaksi alergi.

Madu (dan juga pemanis lainnya) juga berpotensi sangat berbahaya bagi bayi. Ini

karena, ketika dicampur dengan cairan asam pencernaan non-bayi itu menciptakan media

yang ideal bagi botulinum spora tumbuh dan menghasilkan toksin. spora Botulinum adalah di

antara beberapa bakteri yang bertahan hidup dalam madu, tetapi juga banyak hadir di

lingkungan. Sementara ini spora tidak berbahaya bagi orang dewasa, karena keasaman perut,

pencernaan sistem bayi belum cukup berkembang untuk menghancurkan mereka, dan spora

dapat menyebabkan bayi berpotensi botulisme . Untuk alasan ini, disarankan bahwa madu

baik, maupun pemanis lainnya, harus diberikan kepada anak-anak di bawah usia 18 bulan.

8

Page 9: Tren Dan Isu Penggunaan Madu

VI. Peran perawat

Perawat sebagai peneliti

Perawat dapat meneliti kandungan yang terdapat dalam madu. Selain itu juga, perawat

meneliti reaksi dan efek samping madu jika digunakan sebagai obat berbagai macam

penyakit. Perawat juga melaksanakan monitoring terhadap perubahan yang terjadi pada

individu, keluarga, kelompok & masyarakat yang menyangkut reaksi, efek samping dan

sejauh mana penggunaan madu di masyarakat melalui kunjungan rumah, pertemuan,

observasi & pengumpulan data.

Perawat sebagai pendidik

Perawat memberikan HE yg berdasarkan dengan semua tahap kesehatan & tingkat

pencegahan, selain itu perawat harus mampu mengajarkan tindakan pelayanan kesehatan,

pencegahan penyakit, pemulihan dari penyakit dan menyusun program HE, memberikan

informasi yang tepat mengenai pemanfaatan madu.. Sebagai pendidik, perawat dapat

memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya madu sebagai alternative pengobatan

yang bisa didapatkan di masyarakat mengingat madu memiliki manfaat yang dapat berguna

di bidang kesehatan misalnya dalam penyembuhan sariawan. Dengan adanya pendidikan

kesehatan yang dilakukan oleh perawat, masyarakat dapat mengetahui penyakit apa saja yang

dapat diobati dengan madu sehingga memandirikan masyarakat dalam menangani masalah

kesehatan.

Perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan

Karena perawat sudah memiliki pengetahuan tentang kandungan madu, reaksi dan efek

samping madu, perawat dapat mengaplikasikannya dalam merawat pasien di rumah sakit

maupun home care. Perawat juga memberikan pelayanan kesehatan kepada individu,

keluarga, kelompok / masyarakat berupa asuhan keperawatan yang komprehensif meliputi

pemberian asuhan pencegahan pada tingkat 1, ke 2 maupun yang 3 baik direct/indirect.

9

Page 10: Tren Dan Isu Penggunaan Madu

10