4
Trauma Uretra Trauma uretra posterior 1. Emergensi Syok dan perdarahan harus dihentikan terlebih dahulu Manajemen awal Melakukan sistostomi suprapubis untuk mengeluarkan urine Cara: lakukan insisi dibagian abdominal bawah bagian tengah dengan menghindari daerah hematoma. Lakukan insisi pada vesika urinaria pada bagian tengah dan periksa apakah terdapat laserasi. Jika terdapat laserasi, vesika urinaria harus dijahit dengan benang yang dapat diserap dan pemasangan sistostomi untuk drainase urine. Sistostomi suprapubis dipertahankan selama 2 bulan. Setelah resolusi dari hematoma pelvic, prostat dan vesika urinary akan kembali ke posisi anatomis. Laserasi inkomplit uretra posterior akan sembuh dengan sendirinya dan sistostomi suprapubis dapat dilepaskan setelah 2-3 minggu. Tabung sistostomi tidak boleh dilepas hinggi hasil sistouretrography menunjukkan tidak ada eekstravasasi Rekonstruksi uretra tertunda Rekosntruksi uretra akibat gangguan prostat dapat dikerjakan dalam 3 bulan, dengan asumsi tidak terdapat abses pelvic atau kejadian infeksi pelvic persisten. Sebelum konstruksi, sistogram dan uretrogram harus dilakukan untuk mengukur panjang dari striktur uretra. Biasanya panjang strikut 1-2 cm. Cara yang dilakukan adalah 1 tahap rekonstruksi daerah striktur dengan anastomosis bulbo uretra langsung ke apex dari prostat. Pemasangan kateter 16F silicon dilakukan saat sistostomi suprapubis. Kateter dilepas dalam waktu 1 bulan Realignment uretra lansgung Beberapa dokter memilih untuk perbaikan uretra langsung. Perdarah persisten dan daerah hematoma merupakan masalah teknis. Kejadian striktur, impotensi dan

Trauma Uretra

Embed Size (px)

DESCRIPTION

GUS, trauma uretra

Citation preview

Page 1: Trauma Uretra

Trauma Uretra

Trauma uretra posterior

1. EmergensiSyok dan perdarahan harus dihentikan terlebih dahulu

Manajemen awalMelakukan sistostomi suprapubis untuk mengeluarkan urineCara: lakukan insisi dibagian abdominal bawah bagian tengah dengan menghindari daerah hematoma. Lakukan insisi pada vesika urinaria pada bagian tengah dan periksa apakah terdapat laserasi. Jika terdapat laserasi, vesika urinaria harus dijahit dengan benang yang dapat diserap dan pemasangan sistostomi untuk drainase urine. Sistostomi suprapubis dipertahankan selama 2 bulan. Setelah resolusi dari hematoma pelvic, prostat dan vesika urinary akan kembali ke posisi anatomis. Laserasi inkomplit uretra posterior akan sembuh dengan sendirinya dan sistostomi suprapubis dapat dilepaskan setelah 2-3 minggu. Tabung sistostomi tidak boleh dilepas hinggi hasil sistouretrography menunjukkan tidak ada eekstravasasi

Rekonstruksi uretra tertundaRekosntruksi uretra akibat gangguan prostat dapat dikerjakan dalam 3 bulan, dengan asumsi tidak terdapat abses pelvic atau kejadian infeksi pelvic persisten. Sebelum konstruksi, sistogram dan uretrogram harus dilakukan untuk mengukur panjang dari striktur uretra. Biasanya panjang strikut 1-2 cm. Cara yang dilakukan adalah 1 tahap rekonstruksi daerah striktur dengan anastomosis bulbo uretra langsung ke apex dari prostat. Pemasangan kateter 16F silicon dilakukan saat sistostomi suprapubis. Kateter dilepas dalam waktu 1 bulan

Realignment uretra lansgung

Beberapa dokter memilih untuk perbaikan uretra langsung. Perdarah persisten dan daerah hematoma merupakan masalah teknis. Kejadian striktur, impotensi dan inkontinesia lebih tinggi pada sistostomi langsung dan konstruksi yang ditunda. Atetapi beberapa penulis melaporkan kesuksesan dengan perbaikan uretra langung

3. Immediate urethral realignment—Some surgeonsprefer to realign the urethra immediately. Persistent bleedingand surrounding hematoma create technical problems.The incidence of stricture, impotence, and incontinenceappears to be higher than with immediate cystostomy and delayed reconstruction. However, several authors havereported success with immediate urethral realignment

Page 2: Trauma Uretra

Pengobatan KomplikasiSekitar 1 bulan setelah operasi rekonstruksi uretra tertunda, kateter uretra dapat dilepas dan sistogram berkemih diambil dari tabung sistostomi. Jika sistogram pasien menunjukkan daerah operasi bebas dari eksravasasi, sistostomi suprapubis dapat dilepas, jika ada ekstrvasasi atau striktur, sistostomi suprapubik harus dipertahankan. Follow –up uretrogram dilakukan selama 2 bulan untuk melihat perkembangan striktur. Jika terdapat striktur (<5%) biasanya sangat pendek dan dapat disembuhkan secara mudah dan penyembuhan cepat.Pasien mungkun mengalami impotensi selama beberapa bulan setelah operasi perbaikan. Impotensi permanene dapat muncul pada 10% pasien .Apabila impotensi masih muncul setelah 2 tahun dapat dilakukan implantasi prostetik

Inkontinensia setelah operasi jarang terjadi (<2%) dan biasanya berhubungan dengan penyakit daripada perbaikan

D. TREATMENT OF COMPLICATIONSApproximately 1 month after the delayed reconstruction,the urethral catheter can be removed and avoiding cystogram obtained through the suprapubiccystostomy tube. If the cystogram shows a patentarea of reconstruction free of extravasation, thesuprapubic catheter can be removed; if there is extravasationor stricture, suprapubic cystostomy should bemaintained. A follow-up urethrogram should beobtained within 2 months to watch for stricturedevelopment.Stricture, if present (<5%), is usually very short,and urethrotomy under direct vision offers easy andrapid cure. The patient may be impotent for severalmonths after delayed repair. Impotence is permanentin about 10% of patients. Implantation of a penileprosthesis is indicated if impotence is still present 2years after reconstruction (see Chapter 38). Incontinenceafter posterior urethral rupture and delayedrepair is rare (<2%) and is usually related to the extentof injury rather than to the repair.

Penatalaksanaan Trauma Uretr Anterior

Tindakan umumKehilangan darah banyak biasanya bukan akibat dari cedera selangkangan. JIka terjadi perdarahan hebab, diperlukan pemeriksaan tekanan untuk kontrol dan diikuti resusitasi bila perlu

Tindakan spesfik1. Kontusio uretraPasien dengan kontusio uretra tidak menunjukkan adanya ekstravasi dan uretra masih bentuk utuh. Setelah uretrografi, pasien diperbolehkan untuk berkemih dan jika pasien berkemih secara normal, tidak ada nyeri atau perdarahan, tidak diperlukan pengobatan tambahan. Jika terdapat perdarahan, dapat dilakukan drainase kateter uretra.

Page 3: Trauma Uretra

2. Laserasi uretraPenggunaan alat uretra seperti uretrografi harus dihindari. Insisi kecil pada area suprapubis bagian tengah dapat menunjukkan kandung kemih kemudian dapat dilakukan pemasangan tabung sistostomi untuk pengalihan kemih sampai laserasi uretra sembuh. Sistostomi perkutan dapat dilakukan untuk cedera ini. Jika hanya terdapat ekstravasasi minor pada pemeriksaan uretragram pemeriksaan berkemih dapat dilakuakn selama 7 minggu setelah drainase sistostomi suprapubis untuk mengetahui ekstravassi. Pada cedera yang lebih berat, pemeriksaan berkemih harus menunggu 2-3 minggu melalui katetr suprapubis. Penyembuhan pada daerah cedera dapat menyebabkan striktur. Striktur yang cedera tidak parah dan tidak memerlukan operasi rekonstruksi. Kateter sistostomi suprapubis dapaat dilepas jika sudah tidak terdapat ekstravasasi. Untuk follow –up dilakukan pemeriksaan flow rate untuk mengetahui apakah terdapat obstruksi akibat striktur.

3. Laserasi uretra dengan ekstravasasi urine yang luaslaserasi uretra dengan ekstravasasi luasSetelah laserasi utama, ekstravasasi urin dapat melibatkan perineum, skrotim dan abdominal bagian bawah. Diindikasikan melakukan drainase pada daerah ini.Infeksi dan abses umum terjadi dan membutuhkan terappi antibiotik

4. Perbaikan langsungPerbaikan langsung dari laserasi uretra dapat dilakukan, tetapi prosedur sulit dilakukan dan insidensi strikur tinggi