Upload
melati-m
View
25
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Transnational actors and International Organizations, International Relations, UGM
Citation preview
Transnational Actors and International Organization
RATIH MELATI E.M. – 12/336328/SP/25465
Terdapat asumsi yang muncul berdasarkan pertanyaan apakah aktor non-negara
memiliki peranan yang signifikan dalam dunia internasional? Pertanyaan ini muncul atas
kontradiksi antara pandangan realisme yang menganggap bahwa aktor negara adalah aktor
yang paling dominan dan pluralisme yang percaya bahwa aktor transnasional memiliki
signifikasi yang sama untuk mempengaruhi dunia internasional.
Aktor non-negara muncul atas konsekuensi adanya loophole dalam konsep state yang
meliputi berbagai hal. Perbedaan makna “state” yang dianggap sebagai identitas legal,
komunitas politik, dan pemerintah membuat adanya ambiguitas dalam diskusi yang state-
centric. States dianggap sebagai unit yang sama secara legal, namun sebenarnya secara politis
berbeda satu dengan yang lainnya. Selain itu, sistem politik suatu negara tidak dapat bisa
dianggap lebih koheren daripada sistem global, khususnya mengenai loyalitas yang tidak
mengenal batasan wilayah, sehingga memunginkan adanya aktor-aktor yang turut
berkontribusi dalam dunia internasional, khususnya organisasi internasional dan aktor-aktor
transnasional yang meliputi TNC, kelompok criminal transnasional, teroris transnasional,
kelompok revolusioner, dan NGO.
Perusahaan transnasional melakukan kegiatan ekonomi transnasional dan terus
berkembang serta bertambah kuantitasnya. Demi kepentingannya untuk mencapai profit
maksimal, tak jarang perusahaan transnasional melakukan lobbying terhadap pemerintah agar
kepentingannya bisa terangkat dan masuk dalam kebijakan negara. Perusahaan-perusahaan
ini melakukan hal-hal yang dapat dianggap sebagai tindakan cheating demi mencapai
tujuannya. TNC menetapkan transfer prices saat tingkat pajak naik hal ini mengakibatkan
pemerintah mengalami kesulitan dalam mengorganisasi transaksi finansial internasionalnya.
Selain itu mereka juga melakukan triangulasi atau perdagangan tidak langsung antar-negara
yang menyebabkan pemerintah kehilangan kontrol atas perdagangan internasional, juga
melakukan regulatory arbitrage yang mempersulit penentuan nilai pajak perusahaan. Hal ini
dapat mempengaruhi kedaulatan pemerintah untuk mengatur TNC, sehingga perlu adanya
regulasi pada tingkat global.
Kriminalitas berkembang pesat terutama perdagangan narkoba dan senjata api.
Kriminalitas berkembang karena pemerintah dianggap kurang intensif dalam melakukan
pengawasan. Kriminal memberikan efek melalui berbagai tindakan serupa MNC dan hal ini
mengancam stabilitas keamanan. Perbedaannya, dalam menyikapi hal ini pemerintah
mengambil jalan high-diplomacy dan berkoordinasi dengan negara lain.
Unsur kekerasan dalam politik tidak dapat memberikan assurance legitimasi pada
aksi, namun kemungkinan besar akan mendapat rekognisi sebagai kelompok revolusioner
atau pembebasan yang memiliki peran dalam diplomasi. Tindakan kriminal transnasional
membuat garis batas isu domestik dan global menjadi buram. Dengan adanya aktivitas ini,
masalah domestik mendapatkan rekognisi dari dunia internasional. Dalam menyelesaikan
masalah ini, negara tidak dapat bertindak main hakim sendiri dan balik melakukan kekerasan,
tetapi harus mencari solusi secara global.
Pengakuan status NGO oleh PBB dan ECOSOC menunjukan bahwa NGO
mendapatkan perhatian dan legitimasi aksinya dalam dunia internasional, seperti halnya
melakukan diplomasi. Arus informasi yang sangat deras tidak lagi dapat dikendalikan oleh
pemerintah, sehingga NGO dapat mengasumsikan peran ini dengan berkelompok dalam
empat cara yaitu membenruk INGO, jaringan advokasi, caucus, dan governance network.
Organisasi internasional dianggap sebagai alat komunikasi politik internasional yang
membatasi perilaku anggotanya. Dengan membentuk intergovernmental organization dan
non-governmental organization, pemerintah dan aktor non negara dapat mencapai seketaraan
status. Organisasi internasional tidak hanya menggalang visi anggotanya saja, tetapi
memberikan dampak yang besar juga pada aktor transnasional yang lain.
Meskipun aktor negara masih tetap menjadi unsur yang dominan dalam hubungan
internasional, peran dan sumbangsih aktor-aktor transnasional tidak dapat dipungkiri
keberadaannya. Aktivitas dan peran aktor non-negara yang mengalami perkembangan pesat
menunjukkan adanya potensi mereka untuk berperan lebih jauh kedepannya. Peran mereka
yang mempengaruhi pemerintah baik secara langsung atau tidak langsung terbukti mampu
memberikan booster terhadap kinerja pemerintah agar lebih efektif dan efisien, seperti peran
NGO pada proes Ottawa tentang ranjau darat, aktivitas Al-Qaedah yang membuat Amerika
Serikan meningkatkan pertahanannya dengan signifikan setelah peristiwa 11 September
2001, dan jaringan drug cartel yang membuat adanya kerjasama antar badan kepolisian
seluruh dunia. Dengan adanya kemajuan-kemajuan ini, diharapkan aktor-aktor negara dapat
berkolaborasi dengan aktor transnasional yang telah memiliki legitimasi untuk dapat
menyelesaikan isu-isu global yang muncul. Hal itu telah terjadi dan tidak menutup
kemungkinan kerjasama itu akan terjalin kembali untuk menciptakan suasana yang lebih
kondusif dalam dunia internasional.
Bibliography
Baylis, John, Steve Smith, and Patricia Owens. The Globalization of World Politics (Ed. 5). New York: Oxford University Press Inc., 2011, p. 326-345.
Leguey-Felleux, John-Robert. Dynamics of Diplomacy. London: Lynne Rienner Publishers, Inc., 2009, p. 101-128.