Upload
latifatul-fajriyah
View
25
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Teknologi Pengolahan Kakao
Citation preview
Surakarta 2010
TEKNOLOGI PENGOLAHAN KAKAO
Jurusan Ilmu & Teknologi Pangan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
R. Baskara Katri Anandito, STP, MP.
PENDAHULUAN
• Biji kakao yang diperoleh dari dalam buah
kakao yang berasal dari tanaman Theobroma
cacao, mula-mula dalam keadaan :
1. kadar air 50 – 55 %
2. terbungkus oleh lapisan lendir (pulp)
3. berwarna ungu muda sampai ungu tua
(tergantung varietasnya)
4. berasa pahit dan sepat (astringen)
5. tidak cukup mengandung senyawa
bakal flavor jika disangrai tidak
menimbulkan flavor khas kakao
• Biji kakao segar kemudian diolah sehingga
menjadi biji kakao dengan sifat-sifat :
1. kadar air maksimal 7 %
2. tidak terbungkus lendir (pulp)
3. berwarna coklat kemerahan dan rata
4. rasa pahit & sepat banyak berkurang
5. mengandung senyawa bakal flavor
dalam jumlah maksimal
PEMOTONGAN BUAH DAN
PENGAMBILAN BIJI
PENGANGKUTAN KE
TEMPAT FERMENTASI
FERMENTASI
PERENDAMAN, PENCUCIAN,
PENIRISAN
PENGERINGAN
Biji kakao kering pada
berbagai tingkatan mutu
SORTASI KERING
Air
Cangkang buah
Plasenta
Air limbah
SORTASI BASAH
DIAGRAM ALIR PENGOLAHAN KAKAO
PEMETIKAN BUAH
Perlakuan pendahuluan
(pemeraman buah)
Perlakuan pendahuluan
(pulper,aerasi,penjemuran)
Perlakuan pendahuluan
(aerasi, penjemuran)
Bahan Mentah
• Bahan mentah pengolahan kakao adalah biji kakao yang
berasal dari buah kakao yang masak optimal
• Buah kakao mengalami perkembangan maksimal jika telah
berumur 143 hari.
• Buah kakao masak optimal setelah berumur 170 hari,
ditandai dengan perubahan warna kulit buah sesuai dengan
varietas kakao. Buah kakao yang pada waktu masih muda
berwarna merah bata, maka jika sudah masak berubah
menjadi kekuning-kuningan. Buah kakao yang pada waktu
masih muda berwarna hijau, jika sudah masak berubah
menjadi kuning tua atau kuning jingga.
Buah kakao Buah kakao muda
Buah kakao muda Buah kakao masak
1. Pada buah yang masak :
kandungan gula, dan asam serta tekstur daging buah cocok untuk pertumbuhan jasad renik (mikrobia) yang diperlukan selama fermentasi
2. Kalau buah tersebut sehat dan tidak rusak buah yang masih agak muda dapat diperam selama 5 hari sebelum difermentasi
3. Buah yang lewat masak tidak baik untuk difermentasi, karena akan menjadi busuk
4. Tanda buah masak :
- perubahan warna kulit buah bagian luar
- dari getaran yang ditimbulkan bila buah diketuk- ketuk, yaitu seperti benda yang dalamnya kosong
PEMETIKAN BUAH
Dipilih buah yang masak optimal :
1. Berdasarkan perubahan warna kulit buah, dari merah bata
menjadi kuning, dari hijau kekuningan menjadi kuning tua
atau kuning jingga
2. Berdasar getaran yang timbul jika buah diketuk-ketuk, buah
masak seperti benda yang dalamnya berongga, buah mentah
seperti benda padat
Menggunakan pisau/golok pendek, golok panjang dan pisau yang dikaitkan pada tangkai bambu. Tergantung pada posisi buah kakao yang akan dipanen.
Harus dilakukan hati-hati, pisau jangan merusak bantalan bunga. Tempat ini merupakan tempat pembuahan pada periode panen berikutnya.
Mendapatkan biji kakao dari buah yang masak optimal dan sehat
Evaluasi keadaan kebun, evaluasi kerja para pemetik dan
menentukan upah atau premi Buah yang masih muda sebaiknya diperam dulu, buah yang
tidak sehat diolah terpisah dengan buah yang sehat
SORTASI BASAH
1. Dihindari penggunaan alat pemotong dari besi yang tajam
untuk menghindari biji terpotong dan besi dapat berfungsi
sebagai pemercepat oksidasi, luka pada biji menjadi hitam
2. Dihindari bagian plasenta supaya tidak terikut dalam biji
kakao yang akan diolah
3. Biji yang telah dikeluarkan dari buah sebaiknya
ditempatkan diatas alas tidak langsung bersentuhan
dengan tanah agar tidak terjadi kontaminasi
PEMOTONGAN BUAH DAN PENGAMBILAN BIJI
FERMENTASI
• Tujuan dari proses fermentasi adalah :
1. untuk menghancurkan lapisan pulp yang
membungkus keping biji, sehingga mudah
dilepaskan. Dalam keadaan demikian, biji lebih
mudah dikeringkan.
2. untuk mematikan biji sehingga terjadi reaksi kimia
dan biokimia yang menghasilkan senyawa bakal
flavor.
• Selama proses fermentasi, enzim yang dihasilkan oleh
mikrobia akan menghancurkan pulp sehingga keping biji
menjadi relatif bersih dan mudah dikeringkan.
• Pada biji yang sudah mati, kondisi sel dalam jaringan
sudah tidak terorganisasi dengan baik, sehingga terjadi
pencampuran antar senyawa dalam keping biji. Dalam
keadaan demikian, akan berlangsung reaksi kimia maupun
biokimia yang menghasilkan senyawa yang sangat
berperan dalam pembentukan flavor khas kakao (senyawa
bakal flavor).
• Ketika biji masih hidup, senyawa polifenol yang berwarna
ungu atau violet berada di dalam kantong-kantong sel
tertentu. Jika biji telah mati, senyawa tersebut akan
terdifusi ke seluruh bagian jaringan dan sebagian terdifusi
melalui kulit biji ke permukaan biji. Senyawa tersebut jika
kontak dengan oksigen dan dikatalisis oleh enzim polifenol
oksidase akan berubah menjadi senyawa yang berwarna
coklat.
Perubahan mikroflora selama fermentasi
• Biji kakao di dalam buah dalam keadaan steril, setelah biji
tersebut dikeluarkan dari dalam buah akan terkontaminasi
oleh bernagai mikrobia yang berasal dari udara
sekelilingnya. Selama proses fermentasi berlangsung, akan
terjadi perubahan sifat fisik dan kimia dari pulp yang
membungkus biji sejalan dengan perubahan mikroflora.
• Pulp yang masih segar mempunyai pH sekitar 3,6;
kandungan gula cukup tinggi; pasokan oksigen dalam
masa biji kakao yang diperam rendah. Kondisi ini cocok
untuk pertumbuhan yeast.
• Sebagai akibat dari konsumsi asam sitrat dalam pulp, maka
pH pulp berangsur-angsur naik. Suhu masa biji juga naik,
setelah melebihi 30 0C kondisinya mulai tidak cocok untuk
yeast bakteri asam laktat.
• Bakteri asam laktat mempunyai sifat heterofermentatif,
artinya dapat menghasilkan asam laktat dari substrat gula dan
juga dapat menghasilkan asam asetat. Setelah fermentasi
berlangsung 24 jam, pH pulp mendekati 4 dengan suhu 32 –
36 0C bakteri asam laktat dengan cepat menekan
pertumbuhan yeast.
• Jika pH melampaui 4, kondisi tersebut cocok untuk
pertumbuhan bakteri asam asetat yang tumbuh dalam substrat
alkohol. Begitu aerasi menjadi lebih baik (karena sebagian
pulp telah hancur), yaitu setelah fermentasi 30 jam, bakteri
asam asetat dengan cepat tumbuh dan menekan bakteri asam
laktat.
• pH pulp terus meningkat karena asam laktat dan asam asetat
sebagian terdifusi ke dalam keping biji dan sebagian
direspirasi.
• Pertumbuhan bakteri asam asetat sangat diharapkan karena asam asetat yang dihasilkan sangat diperlukan pada fermentasi kakao :
1. dapat mendifusi ke dalam keping biji secara cepat
2. dapat menyebabkan kematian biji
3. membantu distribusi senyawa polifenol ke seluruh jaringan
biji
4. membantu hidrolisis yang berhubungan dengan
pembentukan senyawa bakal flavor
5. dengan senyawa alkohol dapat membentuk ester
menimbulkan aroma yang segar
• Pada pH di atas 5, mulai tampak adanya pertumbuhan acetobacter. Mikrobia ini menghasilkan senyawa amin dan amonia dari hasil perombakan asam amino. Jika pH mendekati netral, kakao mempunyai flavor busuk, warna kulit biji menjadi coklat gelap karena oksidasi polifenol yang berlebihan akhir proses fermentasi.
CARA-CARA FERMENTASI
1. CURING DIATAS PLAT PENGERING
biji kakao dihamparkan diatas permukaan alat pengering
setiap siang, dan jika malam hari ditimbun
2. FERMENTASI DALAM KERANJANG
Biji kakao dimasukkan dalam keranjang atau basket, ditutup
dengan daun pisang. Cairan yang terbentuk menetes melalui celah
anyaman.pengadukan dilakukan dengan cara pemindahan biji ke
keranjang lain. Berisi antara 10 s/d 150 kg
3. FERMENTASI DENGAN CARA PENIMBUNAN
Biji kakao ditimbun diatas permukaan tanah, diberi alas daun
pisang, ditutup dengan daun yang sama. Cairan yang terbentuk
tidak dapat terpisah dengan baik. Modifikasi lain diberi alas
ranting, kmd daun, daun diberi lubang-lubang bari diberi biji kakao
dan ditutup. Diatas daun diberi beberapa kayu agar daun tidak
terbawa angin
4. FERMENTASI DALAM KOTAK
Biasanya dilakukan oleh perkebunan. Kotak dibuat dari kayu jati
ukuran bervariasi, panjang antara 1,25 sampai 2 m dan lebar antara
1,25 sampai 2 m tinggi antara 0,5 sampai 0,9 m.Tebal kayu sekitar 3-4
cm. Pada dasar dan dinding diberi lubang diameter 1 cm dengan jarak
antar lubang 10 cm. Dihindarkan penggunaan paku besi yang
menonjol.
5. FERMENTASI CARA LAIN
Untuk mengurangi keasaman biji (pH biji kering >5) :
1. Mengurangi sebagian lapisan pulp sebelum dilakukan fermentasi
dengan cara pengepresan atau dengan pulper
2. Penyimpanan buah kakao 5-12 hari sebelum dilakukan pemotongan
dan pengambilan biji, sebelum fermentasi
3. Penghamparan biji kakao basah dibawah sinar matahari hingga
kandungan air menjadi 10%, sebelum difermentasi
4. Pemanasan pendahuluan sampai suhu masa biji sekitar 45oC sebelum
fermentasi
Tolok Ukur Berakhirnya Fermentasi
• Berdasar Time Schedule
Lama fermentasi sudah ditentukan dari hasil pengamatan terdahulu, fermentasi berikutnya dilakukan dalam waktu yang sama.
• Warna dan kenampakan bagian dalam biji
Jika permukaan biji dipotong, maka akan berwarna coklat merata dan sering kali diikuti oleh warna coklat berbentuk menyerupai cincin di antara keping biji dan kulit biji uji belah (cut test)
• Warna kulit biji kakao
Kulit biji kakao akan berwarna coklat merata
• Bau masa biji kakao
Alkohol dan asam dapat membentuk ester, bersama dengan asam asetet akan menimbulkan bau khas dari masa biji kakao yang difermentasi.
• Terjadi penurunan suhu masa biji kakao
Pada fermentasi biji kakao terjadi reaksi perombakan
senyawa yang menghasilkan panas. Jika sudah tidak terjadi
kenaikan suhu dapat diartikan bahwa tidak ada lagi
senyawa yang dirombak dan fermentasi dianggap selesai.
• Penggelembungan biji kakao
Biji kakao yang sudah mati akibat fermentasi akan
menyerap senyawa yang dihasilkan dari fermentasi. Hal ini
bisa terjadi karena biji yang sudah mati sifat permeabilitas
sel sudah rusak. Difusi cairan hasil fermentasi melalui kulit
biji mengakibatkan biji tampak lebih bulat dan sedikit
menggembung.
PENGERINGAN
• Pengeringan dimaksudkan untuk mengurangi kandungan
air hingga kadar air biji kakao kering mencapai 7,5 %, agar
aman disimpan dan untuk melanjutkan tahap oksidasi yang
berperan dalam pengurangan rasa pahit dan sepat,
pengembangan reaksi pencoklatan secara maksimal. Selain
itu juga bertujuan untuk mengurangi keasaman biji.
• Biji kering yang baik : mempunyai umur simpan yang
panjang, teksturnya crisp, kenampakan gemuk padat
(plump), bagian dalam teroksidasi dengan sempurna,
flavor coklat yang baik, tanpa keasaman yang berlebihan,
tanpa bau asap atau bau asing lain yang tidak dikehendaki.
• Sebelum dilakukan pengeringan, terlebih dahulu dilakukan perendaman dan pencucian biji, tujuannya :
1. mengurangi asam pada biji
2. dapat menaikkan persentase biji bulat
3. memperbaiki warna dan kenampakan biji kakao kering
yang dihasilkan
4. biji kakao menjadi tahan terhadap serangan jamur dan
hama selama penyimpanan.
• Pencucian pada umumnya dilakukan sampai tidak terlalu bersih agar kulit biji tidak terlalu rapuh.
• Kerugian perendaman dan pencucian :
1. berat biji kakao berkurang karena difusi beberapa
senyawa dari dalam biji ke air rendaman.
2. kulit biji menjadi lemah dan rapuh sehingga
memperbanyak persentase biji pecah selama
pengangkutan.
CARA-CARA PENGERINGAN
1. Pengeringan dengan sinar matahari
2. Pengeringan dengan alat pengering
3. Pengeringan dengan cara kombinasi
SORTASI BIJI KAKAO KERING
• TUJUAN : menyeragamkan mutu biji
• METODE :
– Pemisahan berdasarkan ukuran
– Pemisahan kotoran/benda asing/sampah
– Pemisahan berdasarkan sifat fisik (biji cacat, pecah)
Sesuai SNI Biji Kakao 01-2323 yang berlaku
Sumber: Puslit kakao
SORTASI KERING
Masih dilakukan secara manual
Diskripsi: Biji kakao adalah biji tanaman Theobroma cacao LINN yang telah
difermentasikan, dibersihkan dan dikeringkan
Syarat umum:
No Jenis uji Satuan Persyaratan
1 Kadar air (b/b) % Maks. 7
2 Serangga hidup - Tidak ada
3 Serangga mati Tidak ada
4 Biji berbau asap,tak normal,dan
atau berbau asing
Tidak ada
5 Kadar biji pecah, dan atau pecahan
kulit (b/b)
% Maks 3
6 Kadar benda asing (b/b) % Maks 0
Persyaratan khusus
Jenis
mutu
Jumlah biji per
100 g
Persyaratan
maksimal
Kadar biji
berjamur %
biji/biji
Persyaratan
maks
Kadar biji tak terfermentasi
% bi/bi
Kadar biji
berserangga
% bi/bi
Persyaratan
maks
Kadar biji
pipih %
bi/bi
Persyaratan
maks
Biji slaty Biji
putih
kotor/ungu
muda
Persyaratan
maks
Biji ungu
Persyaratan
maks
I-M Maks 85 2 3 10 1 2
I-A 86-100 2 3 10 1 2
I-B 101-110 2 3 10 1 2
I-C 111-120 2 3 10 1 2
I-S > 120 2 3 10 1 2
II-AA Maks 85 4 8 30 2 4
II-A 86-100 4 8 30 2 4
II-B 101-110 4 8 30 2 4
II-C 111-120 4 8 30 2 4
II-S > 120 4 8 30 2 4
SYARAT TAMBAHAN
Syarat Kondisi sekarang
Keasaman biji > 5,00 4,5 – 4,7
Kadar kulit ≤ 12% 16 - 17%
Kadar lemak ≥ 55% < 55%
Flavor = kuat lemah
Kadar asam lemak bebas ≤ 1,3 -----
Pengemas
• Bebas kontaminasi, • Bahan aman kesehatan manusia, • Kuat, rapat, • Bersih, menarik, • Mudah dikenali (beridentitas ) : desa-daerah-negara
asal, jenis / klon / varietas, cara olah, tanggal panen/olah, jenis mutu, ukuran biji – Biji Kakao :
• Cukup kering • seragam mutunya
Sumber: Puslit kakao
• Kondisi gudang :
– Kering : atap tidak bocor, lokasi bukan daerah genangan air/banjir
– Aerasi dan sirkulasi udara baik
– Pencahayaan cukup baik
– Bersih, bebas sumber kontaminasi (hama, tikus)
• Pengaturan gudang :
– Tumpukan rapi di atas palet, berjarak 1 m dari dinding, antar tumpukan berjarak 1 m
– Pencatatan barang
– Monitoring : kadar air, serangan hama gudang/jasad pengganggu
PENYIMPANAN (PENGGUDANGAN)