toxoplasmosis Okular Uli

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ppt ppt ppt kedokteran mata

Citation preview

  • 5/20/2018 toxoplasmosis Okular Uli

    1/26

    ULIZA NUR AINI

    110.2010.283

    PEMBIMBING :Dr. Surtiningsih, Sp.M

    OKULAR TOXOPLASMOSIS

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA

    RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARJAWINANGUN

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

  • 5/20/2018 toxoplasmosis Okular Uli

    2/26

    TOXOPLASMA GONDII

  • 5/20/2018 toxoplasmosis Okular Uli

    3/26

    Pendahuluan

    Toxoplasmosis adalah penyakit zoonosis yaitu penyakit

    pada hewan yang dapat ditularkan ke manusia

    Disebabkan oleh sporozoa yang dikenal dengan nama

    Toxoplasma gondii.

    Pertama kali ditemukan oleh Nicole dan Manceaux

    tahun 1908 pada limfa dan hati hewan pengerat

    Ctenodactylus gundi di Tunisia Afrika dan pada seekor

    kelinci di Brazil.

    Janku pada tahun 1923 menemukan protozoa tersebut

    pada penderita korioretinitis

  • 5/20/2018 toxoplasmosis Okular Uli

    4/26

    Epidemiologi

    Penyebaran Toxoplasmagondiisangat luas,

    hampir di seluruh dunia,termasuk Indonesia baik

    pada manusia maupunpada hewan

    Di Indonesia, prevalensi zat anti padahewan adalah sebagai berikut :

    kucing 35-73 %

    babi 11-36 %

    kambing 11-61 %

    anjing 75 %

    ternak lain kurang dari 10 %.

    Prevalensi zat anti yangpositif pada manusia di

    Indonesia berkisarantara 2-63 %

  • 5/20/2018 toxoplasmosis Okular Uli

    5/26

    Klasifikasi

    Toxoplasma gondii dalam klasifikasi termasuk kelas Sporozoasida, karena

    berkembang biak secara seksual dan aseksual yang terjadi secara

    bergantian. Klasifikasi parasit sebagai berikut :

    Dunia : Animalia

    Sub Dunia : Protozoa

    Filum : Apicomplexa

    Kelas : Sporozoasida

    Sub Kelas : coccidiasina

    Bangsa : Eucoccidiorida

    Sub Bangsa : Eimeriorina

    Suku : Sarcocystidae

    Marga : Toxoplasma

    Jenis : Toxoplasma gondii.

  • 5/20/2018 toxoplasmosis Okular Uli

    6/26

    Morfologi

    Toxoplasma gondiimerupakan protozoa obligat intraselulerTakizoid

    Bentuk proliferatif

    Menyerupai bulan

    sabit, satu ujungruncing, ujung lainagak membulat

    Terdapat dalahtubuh hospesperantara dan

    hospes definitf Ditemukan pada

    infeksi akut

    Dapat masuk kesetiap sel berinti

    Kista

    Berisi bradizoit

    Dibentuk dalam

    sel hospes Ditemukan seumur

    hidup dalam tubuhhospes (otak, ototjantung, dan lurik)

    Stadium istirahat

    dari ToxoplasmaGondii

    Sering ditemukandalam infeksikronis terutama diotak

    Ookista

    Berisi sporozoid

    Bentuk lonjong

    Ookista keluarpada tinja hospesdefinif

    Bentuk infektif

  • 5/20/2018 toxoplasmosis Okular Uli

    7/26

    Usus halus kucing

    Skizon-skizon

    merozoid

    Sporozoid

    Skizon matang

    ookista

    mikrogametosit

    makrogametosit makrogamet

    Mikrogamet

    Trofozoid

    bradizoit

    Takizoid (tropozoid)

    tembus sel epitel

    Intinya membelah

    pecah

    tertelan

    aseksual

    seksual

    Infeksi menahun

    pembuahan

    kista

  • 5/20/2018 toxoplasmosis Okular Uli

    8/26

  • 5/20/2018 toxoplasmosis Okular Uli

    9/26

    Sumber Infeksi

    Makan daging mentah /kurang masak

    Buah dansayuran

    terkontaminasi

    Transplantasiorgan tubuh

    Kecelakaanlaboratorium

    Infeksikongenital

  • 5/20/2018 toxoplasmosis Okular Uli

    10/26

    30-50 % penyebab uveitis posterior

    Toxoplasmosis kongenital

    Toxoplasmosis didapat

    TOXOPLASMOSIS OKULAR

  • 5/20/2018 toxoplasmosis Okular Uli

    11/26

    Toxoplasmosis Kongenital

    Terjadi ketika seorang wanita terinfeksi Toxoplasma gondiisewaktu

    hamil.

    Infeksi selama trimester pertama, 17% dari bayi akan mendapat

    toxoplasmosis bawaan, tingkat keparahan penyakit lebih besar

    Jika infeksi yang diperoleh selama trimester ketiga, 65% dari bayi

    akan menderita toksoplasmosis kongenital, namun banyak yang

    asimtomatik

    Temuan yang paling umum dalam toksoplasmosis bawaan adalah

    retinokoroiditis yang memiliki kecenderungan untuk mengenai kutub

    posterior (75-80% kasus ) dan bilateral di 85% kasus.

  • 5/20/2018 toxoplasmosis Okular Uli

    12/26

    Toxoplasmosis Kongenital (2)

    Macular scar secondary to congenital toxoplasmosis Inactive chorioretinal scar secondary to toxoplasmosis

  • 5/20/2018 toxoplasmosis Okular Uli

    13/26

    Toxoplasmosis Didapat

    Infeksi yang didapat, biasanya subklinik dan

    asimtomatik.

    Pada 10-20% kasus yang mempunyai gejala, pasien

    mempunyai gejala penyakit seperti flu yang ditandai

    dengan malaise demam, limfadenopati, mialgia,

    hepatosplenomegali dan ruam kulit makulopapular.

    Toxoplasmosis okular didapat cenderung unilateral

    Toxoplasmosis didapat biasa dianggap sebagai aktivasi

    dari bentuk kongenital. Pada keadaan ini kista pecah

    sehingga timbul retinitis yang aktif.

  • 5/20/2018 toxoplasmosis Okular Uli

    14/26

    Toxoplasmosis Didapat (2)

    Acute macular retinitis associated with

    primary acquired toxoplasmosis

    Papillitis secondary to toxoplasmosis

  • 5/20/2018 toxoplasmosis Okular Uli

    15/26

    Gejala Klinis

    Penurunan tajam penglihatan

    Tidak Nyeri

    Floaters

    Fotopsia

    Mata tenang

    Oftalmoskop

    - Retinitis, retinokoroiditis

    - Papilitis, edema papil

    - Kelainan viterus

    - Uveitis Anterior, iridosiklitis,

    skleritis

    Subjektif Objektif

  • 5/20/2018 toxoplasmosis Okular Uli

    16/26

    Pemeriksaan Laboratorium

    Uji serologi Toxoplasma Gondii yang positif

    Disertai dengan tanda-tanda klinis yang sesuai

    Peningkatan titer antibodi biasanya tidak terdeteksi selama

    reaktivasi, tetapi meningginya titer IgM merupakan bukti kuat infeksi

    yang didapat baru-baru ini.

  • 5/20/2018 toxoplasmosis Okular Uli

    17/26

    Diagnosis Toxoplasmosis

    Okular

    Anamnesis

    Kabur

    Tidak

    nyeriFloaters

    Fotopsia

    Pemeriksaan

    oftamologisMata tenang

    Oftalmoskop

    - Retinitis,retinokoroiditis

    - Papilitis, edemapapil

    - Kelainan viterus

    - Uveitis Anterior,iridosiklitis,skleritis

    L

    aboratorium

    Uji serologiToxoplasmaGondii yangpositif

    - harus dicurigai jika bayi lahir

    dengan hidrosefalus

    Ko

    ngenital

  • 5/20/2018 toxoplasmosis Okular Uli

    18/26

    Diagnosis

    Polymerase chain reaction (PCR) dari spesimen aquos dan vitreous adalah

    spesimen dengan sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi

    Inframerah dan autofluorescence dapat meningkatkan kemampuan untuk

    menentukan tingkat retinochoroiditis.

    Pencitraan autofluorescence pada bekas luka retinochoroidal toksoplasma

    menunjukkan daerah yang gelap (hipo-autofluorescence) karena kurangnya

    epitel pigmen retina fungsional.

    Lesi aktif juga dapat menunjukkan hipo-autofluorescence karena adanya

    edema retina diatasnya.

    Pencitraan autofluorescence dapat digunakan untuk memantau efek terapi

    medis, karena lebih baik menunjukkan resolusi edema retina aktif.

  • 5/20/2018 toxoplasmosis Okular Uli

    19/26

    Diagnosis Banding

    Serpiginous Choroiditis

    Retinitis nekrosis akibat CMV, herpes simplex

    virus, virus herpes zoster, retinitis jamur,

    retinitis septik, toxocariasis, okular sarkoidosis,sifilis dan TB.

  • 5/20/2018 toxoplasmosis Okular Uli

    20/26

    Penatalaksanaan

    Lesi kecil di retina perifer yang tidak jelas disertai vitritis dapat dibiarkan

    tanpa pengobatan. Sebaliknya infeksi berat atau di daerah posterior

    biasanya diobati selama 4-6 minggu dengan :

    1. Pyrimethamine 25-50 mg/oral/hari

    2. Trisulfapyrimidine 0,5-1 g/oral/6 jam

    Selain itu pasien umumnya diberikan 3 mg kalsium leucovorin 2 kali

    seminggu untuk mencegah depresi sumsum tulang. Pemeriksaan hitung

    darah lengkap harus dilakukan setiap minggu selama terapi dilakukan.

    Alternatif lain : clindamycin, 300 mg empat kali sehari,

    : ditambah trisulfapyrimidine 0,5-1 g empat kali sehari

    Antibiotik lain : spiramycin dan minocycline.

  • 5/20/2018 toxoplasmosis Okular Uli

    21/26

    Komplikasi

    Komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien

    dengan Toxoplasmosis okular adalah :

    1. Neovaskularisasi

    2. Oklusi cabang vena retina

    3. Katarak

    4. Glaukoma

    5. Sinekia posterior

    6. Kerusakan N.Opticus

  • 5/20/2018 toxoplasmosis Okular Uli

    22/26

    Pencegahan

    1. Diusahakan mematikan ookista dengan bahan kimia seperti formalin, amonia

    dan iodin dalam bentuk larutan serta air panas 70C yang disiramkan pada tinja

    kucing.

    2. Mencuci tangan yang bersih dengan sabun sebelum makan.

    3. Mencuci sayur mayur yang dimakan sebagai lalapan harus dicuci bersih,

    karena ada kemungkinan ookista melekat pada sayuran

    4. Makanan yang matang harus di tutup rapat supaya tidak dihinggapi lalat atau

    kecoa yang dapat memindahkan ookista dari tinja kucing ke makanan.

    5. Kista jaringan dalam hospes perantara (kambing, sapi, babi dan ayam)

    sebagai sumber infeksi dapat dimusnahkan dengan memasaknya sampai 66C

    atau mengasap dan sampai matang sebelum dimakan.

    6. Yang paling penting dicegah adalah terjadinya toxsoplasmosis kongenital,

    karena anak yang lahir cacat dengan retardasi mental dan gangguan motorik,

    merupakan beban masyarakat. Pencegahan dengan tindakan abortus artefisial

    yang dilakukan selambatnya sampai kehamilan 21-24 minggu, mengurangi

    kejadian toxsoplasmosis kongenital kurang dari 50 %, karena lebih dari 50 %toxsoplasmosis kongenital diakibatkan infeksi primer pada trimester terakhir

  • 5/20/2018 toxoplasmosis Okular Uli

    23/26

    Prognosis

    Dalam suatu penelitian menyebutkan bahwa,

    40% pasien akan memiliki ketajaman visual

    atau nilai visus 20/100 atau lebih buruk, dan

    16% pasien memiliki ketajaman visual antara20/40 dan 20/80. Retinitis yang disebabkan

    toxoplasma sering aktif kembali, dan tingkat

    kekambuhan 80% dalam waktu 5 tahun.

    Pasien dengan penyakit berulang lebihcenderung memiliki cacat visual yang

    permanen

  • 5/20/2018 toxoplasmosis Okular Uli

    24/26

    Kesimpulan

    Toxoplasmosis merupakan penyakit zoonosis yaitu penyakit pada hewan yang dapat

    ditularkan ke manusia. Toxsoplasmosis Okular adalah suatu infeksi parasit sistemik

    disebabkan oleh Toxoplasma gondiiyang sering menyebabkan uveitis posterior.

    Bagian mata yang bisa terkena yaitu sklera, traktus uvealis ( iris, corpus ciliare, dan

    koroid ) retina, dan vitreus humour. 1,2,3,8

    Pada mata, Toxoplasma gondiidapat menyebabkan retinokoroiditis. Pasien dapat

    mengeluhkan floaters dan penglihatan kabur. Pada kasus-kasus yang berat, dapat

    pula disertai nyeri dan fotofobia. Lesi okularnya terdiri atas sejumlah daerah putih-

    halus retinokoroiditis nekrotik fokal yang bisa kecil atau besar, tunggal atau multiple.

    Lesi edema yang aktif yang sering didapatkan bersebelahan dengan parut retina

    yang telah sembuh. Pada retina dapat terjadi vaskulitis dan perdarahan. Edema

    makula kistoid bisa menyertai lesi pada makula atau didekatnya. Iridosiklitis sering

    terlihat pada pasien dengan infeksi berat. Lesi kecil di retina perifer yang tidak jelas disertai vitritis dapat dibiarkan tanpa

    pengobatan. Sebaliknya infeksi berat atau di daerah posterior biasanya diobati

    selama 4-6 minggu dengan, Pyrimethamine 25-50 mg/oral/hari dan

    Trisulfapyrimidine 0,5-1 g/oral/6 jam.1

  • 5/20/2018 toxoplasmosis Okular Uli

    25/26

    Daftar Pustaka

    Gandahusada S, Pribadi W, dan Herry H 2006. Toxoplasmosis Gondii dalam Parasitologi Kedokteran. Balai Penerbit

    FKUI, Jakarta, hal. 153-157.

    Heimann H, Kellner U, dan Foerster M 2006. Toxoplasmosis OculardalamAtlas of Fundus Angiography. Thieme, USA,

    hal. 140.

    Ilyas S, dkk 2002.Ilmu Penyakit Mata, Sagung Seto, Jakarta, hal 165, 232.

    Kanski JJ dan Bowling B 2011. Toxoplasmosis Ocular dalam Clinical Ophtalmology - A systemic Approach. Elsevier,

    London, hal. 1705-1708, 1711

    Sachat AP, Murphy RB, dan Patz A 1989. Toksoplasmosis Okular dalam Medical Retina. Vol 2. C.V. Mosby Company,

    Toronto, hal 564-569.

    Soheilian M, Ramezani A, dan Soheilian R 2011. How to Diagnose and Treat Ocular Toxoplasmosis, (Online),

    (http://www.revoptht.com/content/d.retinal, diakses tanggal 28 Agustus 2014).

    Voghan DG, Asbury T, dan Eva PR 2000. Toksoplasmosis dalam Oftalmologi Umum. Cetakan pertama. Widya Medika,

    Jakarta, hal 335.

    Wu L 2011. Ophtalmologic Manifestations of Toxoplasmosis, (Online), (http://emedicine.medscape.com/article, diakses

    tanggal 29 Agustus 2014)

    http://www.revoptht.com/content/d.retinalhttp://emedicine.medscape.com/articlehttp://emedicine.medscape.com/articlehttp://emedicine.medscape.com/articlehttp://emedicine.medscape.com/articlehttp://emedicine.medscape.com/articlehttp://emedicine.medscape.com/articlehttp://emedicine.medscape.com/articlehttp://emedicine.medscape.com/articlehttp://www.revoptht.com/content/d.retinalhttp://www.revoptht.com/content/d.retinalhttp://www.revoptht.com/content/d.retinalhttp://www.revoptht.com/content/d.retinalhttp://www.revoptht.com/content/d.retinalhttp://www.revoptht.com/content/d.retinalhttp://www.revoptht.com/content/d.retinalhttp://www.revoptht.com/content/d.retinalhttp://www.revoptht.com/content/d.retinal
  • 5/20/2018 toxoplasmosis Okular Uli

    26/26