Tor Pkrs Reaal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

RIO

Citation preview

KERANGKA ACUAN PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN PADA PASIEN/KELOMPOK MASYARAKAT RUMAH SAKIT UMUM SARI MUTIARA MEDANI. LATAR BELAKANG

Pengendalian suatu penyakit tidak hanya dalam bentuk pengobatan, namun juga memiliki keterkaitan erat dengan perubahan perilaku pasien, keluarga dan masyarakat terhadap penyakit itu sendiri. Hasil penelitian pengetahuan, sikap dan perilaku yang merupakan bagian dari survei prevalensi penyakit infeksi tahun 2004 menemukan bahwa 96% keluarga merawat anggota keluarganya yang menderita suatu penyakit infeksi ada 13% menyembunyikan anggota keluarganya tersebut mengidap suatu penyakit menular, misalnya penyakit Paru, meskipun demikian ada 76% keluarga yang mengaku sudah pernah mendengar tentang berbagai macam penyakit infeksi atau menyebutkan dua tanda dan atau gejala utama sebanyak 26%, sedangkan yang memahami cara penularannya ada 19%, serta yang memahami program pengobatannya hanya ada 9%.Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit, tentang gejala, penularan penyakit maupun pengobatannya. Perilaku masyarakat dalam keteraturan berobat masih rendah seperti tidak meneruskan berobat sebelum selesai masa pengobatan karena merasa sudah sembuh atau karena januh dan merasa bosan. Keterlibatan keluarga dalam penanggulangan penyakit pasien, keluarga masih belum optimal. Salah satu kemampuan yang diperlukan untuk mengubah perilaku adalah kemampuan komunikasi dan memberi edukasi dan informasi. Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien dan keluarga harus disesuaikan dengan tahapan yang dilalui ketika seseorang diduga mulai atau belum terkena penyakit atau ditetapkan sebagai pasien atau kelompok, hingga akhir pengobatan memperkuat dukungan sosial kepada pasien sehingga pasien dan keluarga tidak merasa bahwa pengobatan tersebut bukan sebagai beban melainkan sebagai kebutuhan.II. TUJUANTujuan Umum

Setelah menyelesaikan pemberian pendidikan kesehatan, diharapkan pengetahuan peserta tentang penyakit meningkat.

Tujuan KhususSetelah mendapatkan pengajaran pendidikan pasien tentang penyakit, peserta mampu :

1. Menggunakan keterampilan komunikasi yang efektif dalam pengendalian penyakit.

2. Kelompok/keluarga dapat berperan serta dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan masyarakat.

3. Kelompok peserta komunitas dapat berperan serta dalam pengelolaan kesembuhan penyakit keluarga.

4. Peserta kelompok mampu meningkatkan kesehatannya sendiri.Keterampilan memberikan pendidikan kesehatan dimulai dengan komunikasi yang baik, berawal ketika tenaga kesehatan segera menangani pasien/kelompok, memanggil nama pasien, mempersilahkan duduk, melakukan kontak mata dan berbicara dengan nada yang bersahabat serta menghargai. Dengan demikian, akan memotivasi pasien kembali pada kunjungan pengobatan selanjutnya. Komunikasi tidak sekedar berbicara atau memberi nasehat, namun melibatkan keterampilan, bertanya, mendengarkan, mencoba memahami apa yang menjadi kebutuhan pasien dan menunjukkan sikap perduli. Keterampilan ini tidak hanya dibutuhkan ketika memberi edukasi saja, namun penting untuk memotivasi pasien, sehingga termotivasi untuk datang pada kunjungan berikutnya. Mengingat waktu pengobatan yang cukup lama, maka setiap pasien layak untuk diperlakukan dengan baik dan dihargai.Teknik dalam pemberian Pendidikan yang Efektif

Dalam berkomunikasi dengan pasien/keluarga dan masyarakat, harus menggunakan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami, misalnya penyakit TB menjadi penyakit 3 hurf, TBC, Flek, dan lain-lain.a. Bertanya dan Mendengarkan

Bertanya dan mendengarkan dengan seksama sangatlah penting dalam memberikan pendidikan kesehatan pasien karena setiap pasien membutuhkan informasi yang berbeda. Sebaiknya sebelum memberikan informasi, bertanya dulu pada pasien untuk mengetahui apa yang sudah pasien ketahui, karena itu tahap awal adalah mengajukan pertanyaan yang sifatnya terbuka, dimulai dengan kata-kata : Apa, Mengapa, Bagaimana, Dimana (4W). Jangan mengajukan pertanyaa yang akan menimbulkan jawaban ya dan tidak, walaupun adakalanya jawaban tersebut nantinya akan dibutuhkan.Contoh :

Apa yang Bapak ketahui tentang penyakit Bapak?

Menurut Bapak, apa bedanya penyakit bapak dengan penyakit infeksi lainnya?

mengapa Bapak baru datang memeriksakan diri?

Berdasarkan jawaban atas pertanyaan tersebut dapat dibuat pesan yang sesuai dengan kebutuhan, termasuk mengoreksi kesalahan pengertian pasien tentang penyakitnya.

b. Menunjukkan Sikap Perduli, Menghargai dan Bersahabat

Sikap bersahabat petugas kesehatan akan cenderung membuat pasien merasa nyaman untuk datang kembali. Petugas kesehatan dapat menunjukkan keperdulian dan sikap bersahabat melalui tindakan, kata-kata, intonasi suara, kontak mata dan lain sebagainya. Tunjukkan perhatian sejak pasien masuk dengan menyebutkan namanya dan mempersilahkan duduk. Jangan membiarkan pasien menunggu, sebaiknya hampiri segera. Ketika memberi penjelasan , melihatlah kepada pasien, dengan begitu edukator bisa mengetahui apakah pasien memperhatikan atau tidak mengerti atau bingung. Bicara secara jelas, jangan terburu-buru dalam memberikan penjelasan. Gunakan tekanan suara yang baik, ramah, dan pilih kata-kata yang menunjukkan perhatian bukan menyalahkan. Tanyakan dengan apa masalah pasien berkenaan dnegan pengobatannya.

c. Memuji dan memberi semangat kepada pasienContoh : Penyakit Stroke. Pengobatan stroke berlangsung lama, harus diberikan pujian dan motivasi kepada pasien/keluarga setiap kunjungan atau tindakan medis yang berhasil diberhasil dijalani. Usahakan sering menyampaikan pesan kepada pasien untuk meyakinkan bahwa penyakitnya dapat disembuhkan, karena dalam pengobatan stroke memerlukan kepatuhan dalam berobat dalam berlatih.

d. Bicara dengan jelas dan sederhana

Contoh : hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa seorang pasien terkena suatu penyakit. Edukator harus mampu menjelaskan bahwa misalnya penyakit Diabetes Mellitus bukan hanya disebabkan oleh keturunan tetapi disebabkan oleh gangguan produksi hormon insulin dalam tubuh.e. Memotivasi pasien untuk bertanya

Pastikan pasien merasa nyaman serta memiliki keinginan dan keberanian untuk bertanya dengan memberikan kesempatan kepada pasien setelah memberikan penjelasan

f. Menilai pemahaman pasien

Petugas kesehatan dapat memastikan pemahaman pasien dnegan bertanya ulang kepada pasien. Dengan demikian petugas dapat mengklarifikasi dan menekankan informasi kesehatan yang dianggap penting.

III. JENIS KEGIATANBerdasarkan sasaran promosi kesehatan, jenis kegiatan pendidikan pasien dan keluarga dengan cara :a. Individual (Bedside Conseling)

Promosi kesehatan secara individu dilakukan dalam bentuk konseling. Konseling dilakukan oleh dokter, perawat, ahli gizi, petugas rehabilitasi medis terhadap pasien atau keluarga pasien yang mempunyai masalah kesehatan khusus, atau penyakit yang di deritanya.b. Kelompok/KomunitasPenyuluhan kelompok dapat di laksanakan dengan mengumpulkan pasien dan atau keluarga pasien di ruangan yang telah ditetapkan. Metode penyuluhan kelompok seperti ceramah, diskusi kelompok, dan simulasi dapat digunakan dalam pendidikan kesehatan ini.c. Massa

Bagi seluruh pengunjung rumah sakit, baik pasien maupun keluarga pasien dan tamu rumah sakit, adalah sasaran pendidikan kesehatan dalam bentuk ini. Bentuk pendidikan kesehatannya adalah dengan menggunakan metode penyuluhan massa seperti poster atau spanduk.IV. JADWAL KEGIATAN PEMBERIAN EDUKASI PASIEN/KELOMPOK RSU. SARI MUTIARA MEDAN V. METODE Dengan mengadakan penyuluhan melalui metode :

1. Ceramah,

2. Diskusi

3. DemonstrasiVI. EDUKATOR

1. DPJP2. Keperawatan 3. Farmasi 4. Gizi5. Rekam medis6. Rehabilitasi Medik7. AdministrasiVI. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

WAKTU1. Pada jam buka klinik jam 08.00-14.00 WIB2. Sewaktu- waktu bila melakukan ada suatu kegiatan TEMPAT PELAKSANAAN

1. Rawat inap

2. Rawat jalan

3. Ruang radiologi

4. RuanganVII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANDilakukan evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan kegiatan pasien dan keluarga dalam mendapat pelayanan di RSU. Sari Mutiara Medan setiap bulan setelah dilakukan pengamatan 3 bulan setelah sosialisasi Kebijakan, Panduan dan sosialisasi.

VIII. PELAPORAN Edukasi tercatat di rekam medis :Evaluasi dan tindak lanjut dari semua kegiatan dilaporkan setiap bulan/tri wulan. Dibuat berupa laporan kepada tim PKRS dan kepada Direktur RSU. Sari Mutiara Medan.Medan, 19 Mei 2015

Ketua Tim PKRS

RSU. Sari Mutiara Medan

Ns. Raden Mual Purba S.Kep

Disetujui,

Direktur RSU. Sari Mutiara Medan

(dr. Tahim Solin, MMR)

2