23
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PRINSIP IKHLAS DAN TOLONG-MENOLONG DALAM PELAYANAN KESEHATAN BIDANG KEGIATAN : Disusun oleh : Muhammad Heriatun Hibzi (M12.01.00 32) Angkatan 2012 Taslim Koli (M12.01.00 09) Angkatan 2012 Heider Madinah (M13.01.00 06) Angkatan 2013 i

Tolong-menolong Dalam Pelayanan Kesehatan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TUgas PKM

Citation preview

Page 1: Tolong-menolong Dalam Pelayanan Kesehatan

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PRINSIP IKHLAS DAN TOLONG-MENOLONG DALAM PELAYANAN KESEHATAN

BIDANG KEGIATAN :

Disusun oleh :

Muhammad Heriatun Hibzi (M12.01.0032) Angkatan 2012Taslim Koli (M12.01.0009) Angkatan 2012Heider Madinah (M13.01.0006) Angkatan 2013

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MADANI YOGYAKARTAPERIODE 2015

i

Page 2: Tolong-menolong Dalam Pelayanan Kesehatan

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Prinsip Ikhlas dan Tolong-menolong dalam Pelayanan Kesehatan

2. Biang Kegiatan : PKM3. Bidang Ilmu : Keperawatan4. Ketua Pelaksana Kegiatan

Nama : Muhammad Heriatun HibziNIM : M12.01.0032Jurusan : S1 KeperawatanUniversitas : STIKes MadaniAlamat : Jl. Wonosari Km 10. Karanggayam.

Sitimulyo. Piyungan. Bantul. Yogyakarta 55792

5. Anggota Pelaksana : 3 Orang6. Dosen pembimbing

Nama : Tri Hardi Miftahul Ulum S.Kep, Ns, AKPNIK : 01.191065.10.0000Alamat Rumah : Jl. Pemugaran no.216 RT 10, UH

Pandeyan UmbulharjoNo Telp/Hp : 085649966132

7. Biaya Kegiatan TotalDIKTI : Rp.Sumber Lain : Rp.Jangka Waktu Pelaksanaan :

Yogyakarta, 14 Maret 2015

Menyetujui

ii

Ketua Jurusan

Tri Hardi Miftahul Ulum S.Kep, Ns, AKPNIK.01.191065.10.0000

Ketua Pelaksana Kegiatan

Muhammad Heriatun HibziNIM : M12.01.0032

Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan

Ngaji Babar STNIK. 04.290484.10.0005

Dosen Pembimbing

Tri Hardi Miftahul Ulum S.Kep, Ns, AKPNIK. 01.191065.10.0000

Page 3: Tolong-menolong Dalam Pelayanan Kesehatan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

DAFTAR ISI iii

A. KATA PENGANTAR 1

B. RINGKASAN 2

C. Pendahuluan 3

D. Tujuan 3

E. Luaran 3

F. Kriteria dan Pengusulan 3

LAMPIRAN iv

iii

Page 4: Tolong-menolong Dalam Pelayanan Kesehatan

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah ta’la atas segala limpahan rahmat-Nya kepada kita semua sebagai hamba-nya. Sehingga tim penulis dapat menyusun sebuah gagasan demi kemajuan program “Prinsip Ikhlas dalam Pelayanan Kesehatan”.

Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alihi wa salam yang memperjuangkan kebebasan umat islam dari segala bentuk penindasan.

Semua ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dan dorongan dari semua pihak, oleh karena itu tim penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Darmasta Maulana S.Kep, M.Kes2. Arif Rohman Mansyur M.Kep3. Tri Hardi Miftahul S.Kep, Ns, AKP4. Ngaji Babar ST5. Ibu-bapak kami yang telah memberikan motivasi dalam penulisan

gagasan.6. Teman-teman Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta7. Dan semua pihak yang memberikan dukungan dan bantuan

Tim penulis menyadari bahwa gagasan tertulis yang kami susun ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaannya. Semoga program ini nantinya dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya sebagaimana yang diharapkan. Amin

Yogyakarta, 25 Februari 2015

Tim Penulis

Page 5: Tolong-menolong Dalam Pelayanan Kesehatan

2

RINGKASAN

Kurangnya kepedulian dan kesadaran akan makhluk sosial yang membutuhkan satu sama lain, serta ketidak pedulian terhadap perintah Allah yang mewajibkan saling tolong-menolong dalam kebaikan mengakibatkan pelayanan yang diberikan haruslah dibalas dengan sesuatu yang bersifat materia secara langsungl, bila tidak ada materi maka pelayanan tidak dapat diberikan, atau diberikan dengan tidak memperhatikan kualitas pelayanan.

Tulisan ini berisikan gagasan yang bisa dijadikan prinsip dalam pelayanan kesehatan, prinsip yang perlu ditanamkan sejak dini oleh tenaga kesehatan agar pelayanan yang diberikan tidak selalu bersifat material. Prinsip yang dimaksud adalah keikhlasan dan tolong-menolong dalam pelayanan kesehatan sebagai bukti realisasi perintah Allah yang tertuangkan dalam al-qur’an suroh al-maidah ayat 2 :

ـق�و�ى) ـ� �ر� والت �ب �وا ع�ل�ى ال �و�ن �عا (و�ت“Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa”

Tujuan dari penulisan gagasan ini adalah memberi dan menanamkan prinsip ikhlas dan tolong-menolong dalam pelayanan kesehatan sehingga tujuan pelayanan kesehatan yang diberikan tidak berprioritas pada material semata

Keikhlasan dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai pelayanan yang diberikan dengan mengharapkan ganjaran dan balasan selain material yang disediakan oleh Allah subhanah wa ta’ala untuk akherat kelak. Keikhlasan bukan berarti tidak dibayar, namun keikhlasan adalah tujuan lain dari sebuah pelayanan yang diberikan kepada klien. Bila niat1 yang ikhlas dalam pelayanan kesehatan telah tertanam kuat dalam diri petugas pelayanan kesehatan maka pelayanan dapat diberikan secara maksimal tanpa memperhitungkan jumlah materi yang akan diterima. Dengan demikian maka perlu adanya penanaman prinsip ikhlas dan tolong-menolong dalam segala bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien baik pasien dengan pembayaran tunai maupun pasien yang pembayanannya dilakukan dengan media pembayaran lainnya (Jamkes, BPJS dll).

1Niat Niat secara bahasa adalah maksud dan keinginan. Adapun secara istilah, niat adalah memaksudkan sesuatu dengan disertai pengamalan sesuatu tersebut. Lihat Al-Fatawa(18/251) dan (22/218) dan Hasyiyah Ar-Roudhul Murbi’ (1/189)

A. PENDAHULUAN

Page 6: Tolong-menolong Dalam Pelayanan Kesehatan

3

Pemerintah dinilai tidak serius dalam menjalankan amana UU No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dalam bidang kesehatan. Menurut Direktur Eksekutif Jaminan Kesehatan Watch (Jamkes Watch), Iswan Abdullah, ketidak seriusan itu bisa dilihat dari ketidak pedulian pemerintah terhadap jaminan kesehatan nasional untuk seluruh rakyat Indonesia.( http://www.hukumonline.com)

Beberapa masalah penting lainnya yang perlu ditangani segera adalah peningkatan akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan, penanganan masalah gizi buruk, penanggulangan wabah penyakit menular, pelayanan kesehatan di daerah bencana, dan pemenuhan jumlah dan penyebaran tenaga kesehatan.

Kepuasan pasien dapat berhubungan dengan berbagai aspek diantaranya mutu pelayanan yang diberikan, kecepatan pemberian layanan, prosedur serta sikap yang diberikan oleh pemberi pelayanan kesehatan itu sendiri.

Kurangnya kesadaran tenaga kesehatan akan kewajiban dan tugasnya dalam pelayanan kesehatan. Dan meningkatnya daya tarik material yang tinggi dalam pelayanan kesehatan. Dengan alasan ini tenaga kesehatan dalam pelaksanaan tugasnya tidak semaksimal yang diharapkan, pelayanan yang diberikan asal-asalan sehingga kepuasan pasien yang menjadi tujuan utama pelayanan kesehatan tidak tercapai secara maksimal. Kendala-kendala ini dapat diatasi dengan merubah prinsip para petugas pelayanan kesehatan, material yang awalnya menjadi prioritas tujuan akan digantikan dengan prinsip tolong-menolong dalam kebaikan dan ikhlas menjalankan perintah Allah subhanah wa ta’ala.

Kesadaran akan makhluk sosial yang membutuhkan satu sama lain, adanya perintah Allah subhanah wa ta’ala untuk saling tolong-menolong dan ganjaran yang akan didapatkan di akhirat kelak cukup menjadi motivasi terlaksananya pelayanan yang baik dan hasil yang didapatkan akan maksimal.

Tujuan dari kegiatan ini adalah menanamkan prinsip tolong-menolong sebagai prioritas tujuan dalam pelayanan kesehatan dan mengikhlaskan pelayanan untuk mendapatkan ridho dan ganjaran yang dijanjikan Allah subhanah wa ta’ala, sehingga tujuan dalam pelayanan kesehatan yang diberikan tidak hanya bersifat material.

B. KRITERIA DAN PENGUSULAN

Page 7: Tolong-menolong Dalam Pelayanan Kesehatan

4

1. Konsep Keikhlasan dalam Tolong-menolongKeikhlasan adalah menjadikan niat hanya untuk Allah dalam

melakukan amalan ketaatan. Jadi, amalan ketaatan tersebut dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Sehingga yang dilakukan bukanlah ingin mendapatkan perlakuan baik dan pujian dari makhluk (Abul Qosim Al Qusyairi)

Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain untuk dapat bertahan hidup. Hubungan timbal balik yang paling sering dialami oleh tiap individu adalah ditolong atau menolong.

Seperti apa engkau berbuat maka seperti itupula engkau akan diperlakukan, bila anda memberi maka anda akan diberi. Itulah sunnah Allah yang tidak akan pernah berubah sepanjang masa :

ه� ( �ر� ا ي ��ر ي ة خ� �ق�ال� ذ�ر� �ع�م�ل� م�ث �ق�ال�7(ف�م�ن� ي �ع�م�ل� م�ث ) و�م�ن� يه�) �ر� ا ي ر, ة ش� ذ�ر�

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apapun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya., Dan barangsiapa yang mengerjakan

kejahatan sekecil apapun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.”(Q.S. Az-Zalzalah ayat 7-8)

اء� و�ف�اق�ا) (ج�ز�“Sebagai pambalasan yang setimpal.” (QS: An-Naba' ayat: 26)

Tolong-menolong adalah perbuatan mulia yang bernilai pahala, terlebih menolong seseorang yang sedang dalam kesusahan atau menderita. Islam bahkan memerintahkan umatnya agar saling tolong-menolong satu sama lain :Allah berfirman :

“Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa dan janganlah kalian saling tolong-menolong dalam dosa dan pelanggaran,

dan takutlah kalian kepada Allah, sesungguhnya siksaan Allah sangatlah berat” (QS: Al-Maida ayat 2)

Dan Sabda Nabi :

Page 8: Tolong-menolong Dalam Pelayanan Kesehatan

5

ف�س� الله� ـ� �ا ، ن �ي ب� الد6ن �ر� �ة� م�ن� ك ب ر� ـ� ف�س� ع�ن� م�ؤ�م�ن ك ـ� (م�ن� نى ر� ع�لـ� �س� �ام�ة�، و�م�ن� ي �ق�ي � ال �و�م ب� ي ر� ـ� �ة� م�ن� ك ب ر� ـ� �ه� ك ع�ن

ة�) خ�ر� �ا و�اآل� �ي �ه� ف�ـي الد6ن �ي ـر� الله� ع�ل �س� ر ، ي م�ـع�س�“Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya di hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya kesulitan di

dunia dan akhirat………….” (Hr. Muslim)

Perintah adalah ibadah, dan hukum asal perintah adalah wajib dan dihitung berdosa jika meninggalkannya. maka tolong-menolong adalah ibadah yang diwajibkan atas setiap individu. Oleh karenanya tolong-menolong yang dilakukan harus berdasarkan niat yang ikhlas/tulus, tolong-menolong jika tidak dilakukan atas dasar ikhlas karena Allah, maka tidak bernilai disisi Allah.

( �ه� الد�ين� ل�ص�ين� ل �ه� م�خ� �د�وا الل �ع�ب �ي �ال� ل وا إ �م�ر� (و�م�ا أ “Padahal mereka tidak disuruh kecuali beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang

lurus” (Qs: Al-Bayyinah : 5)

Nabi juga bersabda :

(إنما األعمال بالنيات وإنما لكل امرئ مانوي)“Sesungguhnya setiap amalan harus disertai dengan niat. Setiap orang

mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang diniatkannya” (HR. Bukhari )

Bila tolong-menolong yang dilakukan ikhlas karena Allah maka selain mendapatkan balasan di dunia Allah akan menggantikannya dengan pahala untuk di akherat kelak.

2. Keutamaan Menolong Tolong-menolong memiliki banyak sekali keutamaan dan manfaat, diantaranya yang dapat disampaikan oleh penulis dalam tulisan ini adalah :

Page 9: Tolong-menolong Dalam Pelayanan Kesehatan

6

1) Menolong orang berarti merealisasikan perintah Allah dan Rosul-Nya.

2) Allah akan memudahkan kesulitan orang yang suka menolong dan senantiasa memberinya pertolongan dalam menghadapi permasalahan dunia dan akhirat. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Nabi :

(والله في عون العبد ما كان العبد في عون أخيه)“Sesungguhnya Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba

itu menolong orang yang lain” (Hadits muslim, abu daud dan tirmidzi)

3. Penerapan Konsep Ikhlas dan Tolong-menolong dalam Pelayanan Kesehatan

Pelayanan yang baik meliputi pengetahuan dan skill. Kompetensi yang baik akan berdampak pada kualitas layanan yang baik pula. Kompetensi tidak akan baik jika dilakukan tanpa memerhatikan prinsip-prinsip serta menghormati hak-hak pasien. Prinsip-prinsip ini menjadi acuan petugas pelayanan kesehatan dalam melakukan tindakan pelayanan.

Sudah selayaknya kita berkaca pada sejarah keperawatan islam yang telah memberikan sosok figur perawat teladan, yaitu Rufaidah Binti Sa’ad Al Asalmiya. Rufaidah adalah seorang wanita anshar kelahiran Yatsrib yang hidup pada masa Rasulullah pada abad ke-8 masehi. Rufaidah selalu berada dalam barisan belakang tentara muslim untuk merawat kaum muslim yang terluka dalam perang perang Badar, Uhud, dan perang Khandaq. Prof. Dr. Omar Hasan Kasule, Sr, 1998 dalam studi paper yang dipresentasikan pada The 3rd International Nursing Conference “Empowerment and Health: An Agenda for Nurses in the 21st Century” di Brunei Darussalam 1-4 Nopember 1998, menggambarkan Rufaidah adalah perawat profesional pertama dimasa sejarah islam. Rufaidah diilustrasikan sebagai perawat teladan, baik dan bersifat empati, berjiwa pemimpin, organisatoris, serta mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain. Rufaidah adalah public health nurse dan social worker yang dapat menjadi inspirasi bagi profesi perawat di dunia Islam.

Berkaca dari sosok Rufaidah, kita sebagai perawat hendaknya mampu melanjutkan perjuangan beliau dan menjadi Rufaidah abad 21. Rufaidah telah memberikan contoh pada dunia mengenai gambaran perawat profesional yang mengedepankan nilai-nilai islam. islam telah memberikan tuntunan yang komprehensif tentang prinsip bekerja yang

Page 10: Tolong-menolong Dalam Pelayanan Kesehatan

7

harus mengedepankan profesionalisme. Menurut Salmiyah (2008), dalam melakukan setiap pekerjaan, prinsip merupakan hal mendasar yang harus selalu diperhatikan. Beberapa prinsip yang diajarkan oleh Rasulullah meliputi :

a. Mengikhlaskan Niat untuk mencari ridha Allah Profesionalitas diawali dari profesionalitas individu sebelum

terbentuknya profesionalitas kolektif pada profesi tertentu. Hal mendasar yang melandasi keseluruhan tindakan dan sikap yang dilakukan oleh individu adalah niat. Sebab, setiap orang akan mendapatkan apa yang telah diniatkan. Sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam :

“Sesungguhnya setiap amalan harus disertai dengan niat. Setiap orang mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang diniatkannya”

(HR. Bukhari )Niat terbaik yang dilakukan seorang mukmin adalah meniatkan

pekerjaannya semata-mata karena meraih ridha Allah, sebagaimana yang diperintahkan Allah :

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang

lurus” (Qs: Al-Bayyinah : 5)

“Katakanlah : Seseungguhnya sholatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam”

(Qs : Al-an’am : 162)

Pemberi layanan kesehatan memiliki peluang amal yang banyak apabila dalam setiap tindakan yang dilakukan diniatkan untuk mencari ridha Allah. Khususnya petugas semisal dokter atau perawat ketika visite pasien bisa meniatkan sekaligus mengunjungi orang sakit. Rosulullah bersabda :

�اد�اه�) �ه� ن �ه� ف�ى الل ا ل �خ� ار� أ و� ز�

� م�ن� ع�اد� م�ر�يض�ا أ�ة� ن �ج� ت� م�ن� ال

� �و�أ �ب اك� و�ت �ت� و�ط�اب� م�م�ش� �ن� ط�ب �اد أ م�ن� �ز�ال (م�ن

“Barangsiapa menjenguk orang sakit, atau mengunjungi saudaranya seislam (karena Allah), maka akan ada yang memanggilnya, bahwa

Page 11: Tolong-menolong Dalam Pelayanan Kesehatan

8

engkau telah berbuat baik dan perjalananmu juga baik serta engkau telah menyiapkan suatu tempat tinggal di dalam Surga.”

(Hr. At-Tirmidzi IV/365 no.2008 dan dinyatakan shahih oleh syaikh Al-Albani di dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib II/349 no.2578)

�ه�) �ي � ص�ل�ى ع�ل �ال �م�ا غ�د�و�ة� إ ل �ع�و�د� م�س� �م ي ل م�ا م�ن� م�س���ة ي �ن� ع�اد�ه� ع�ش� �م�س�ي�، و�إ �ى ي �ل�ف� م�ل�ك ح�ت �ع�و�ن� أ ب س�

، �ح� �ص�ب �ى ي �ل�ف� م�ل�ك ح�ت �ع�و�ن� أ ب �ه� س� �ي � ص�ل�ى ع�ل �ال إ�ة� ن �ج� �ف[ ف�ي ال �ه� خ�ر�ي �ان� ل (و�ك

“Tidaklah seorang muslim menjenguk muslim yang lain di pagi hari melainkan 70.000 malaikat bershalawat atasnya (memintakan ampun untuknya) hingga ia berada di sore hari. Dan jika ia menjenguknya di

sore hari maka 70.000 malaikat bershalawat atasnya (memintakan ampun untuknya) hingga ia berada di pagi hari. Dan ia memiliki

buah-buahan yang dipetik di dalam surga.” (Hr. At-Tirmidzi no. 969, dishahihkan Al-Imam Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash-

Shaghir no. 5767 dan Ash-Shahihah no. 1367)

b. Melakukan pekerjaan dengan ikhlas dan penuh semangatPerintah berkerja tetap berlaku kepada semua orang tanpa

membeda-bedakan pangkat, status dan jabatan seseorang. Berikut ini akan di nukilkan beberapa dalil dari Al-Qur’an dan Sunnah tentang kewajiban bekerja.

ا) ��ه�ار� م�ع�اش �ا الن �ن ع�ل (و�ج�“Kami telah membuat waktu siang untuk mencari kehidupan

(bekerja).” (QS. Naba’ : 11)

“Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jum’ah : 10)

Sabda Nabi :

“Sesungguhnya di antara dosa-dosa, ada satu dosa yang tidak bisa dihapus oleh shalat, tidak pula oleh puasa, tidak pula oleh haji dan tidak pula oleh umrah.” Para sahabat bertanya, “Lantas, apa yang

bisa menghapusnya, ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab,

Page 12: Tolong-menolong Dalam Pelayanan Kesehatan

9

“Semangat dalam mencari rezeki.” (HR. Ath-Thabrani)

Rasulullah pernah ditanya :

“Wahai Rasulullah, bagaimana keuletan seseorang bisa bernilai jihad di jalan Allah?” Rasulullah menjawab, “Apabila dia keluar mencari rezeki karena anaknya yang masih kecil, maka usahanya

bernilai jihad di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rezeki karena orangtuanya yang sudah renta, maka usahanya bernilai jihad di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rezeki agar harga dirinya sendiri terjaga, maka usahanya bernilai jihad di jalan Allah. Apabila dia

keluar mencari rezeki karena riya` dan kesombongan, maka dia telah berjihad di jalan setan.” (At-Targhib wat Tarhib)

c. Bersungguh-sungguh dan RajinKesungguhan merupakan salah satu manifestasi upaya seorang

individu dalam memenuhi amanah yang diberikan kepadanya dengan baik. Bersungguh-sungguh menunjukkan adanya ikhtiar yang optimal dari individu untuk dapat mengusahakan yang terbaik dalam kinerjanya. Berkaitan dengan kesungguhan dalam bekerja, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya Allah mencintai jika seorang dari kalian bekerja, maka ia itqon (profesional) dalam pekerjaannya” (HR Baihaqi).

d. Melakukan Tindakan dengan didasari IlmuIlmu (knowledge) menjadi hal mendasar yang melandasi profesi keperawatan dalam melakukan praktek asuhan keperawatan pada pasien. Ilmu akan memengaruhi pola pikir serta akan membentuk perilaku profesional. Keilmuan yang kuat diperlukan untuk melandasi setiap kegiatan yang dilakukan agar tidak keluar dari etika profesi serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Berkaitan dengan pentingnya ilmu dalam melandasi praktek profesional, Rasulullah bersabda:

“Barang siapa yang beramal tanpa ilmu, maka akan merusak lebih banyak dari pada memperbaiki” (HR Baihaqi).

e. Berdasarkan Kompetensi

Page 13: Tolong-menolong Dalam Pelayanan Kesehatan

10

Selain kapasitas keilmuan yang baik, kompetensi lain berupa skill keperawatan serta softskill pendukung lainnya seperti kemampuan komunikasi individu perawat sangat diperlukan untuk membentuk perawat yang rofesional. Berkaitan denagn kompetensi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Jika sebuah urusan diberikan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya” (Hr.Bukhori).

Apabila konsep ini diterapkan maka materi yang biasanya menjadi prioritas tujuan dalam setiap pelayanan kesehatan dapat digantikan dengan konsep ikhlas dan prinsip tolong-menolong. Sehingga profesionalitas dapat dicapai meski materi yang dijanjikan dalam jumlah yang sedikit

C. KESIMPULANPrinsip ikhlas dan tolong-menolong perlu ditanamkan pada diri para

petugas pelayan kesehatan agar pelayanan yang diberikan bisa maksimal dan tidak berorientasi pada material semata.

Prinsip ini dapat diterapkan sejak dini pada calon petugas pelayan kesehatan sewaktu dibangku kuliah maupun para petugas pelayan kesehatan yang telah lama menjadi petugas pelayan kesehatan di rumah sakit sehingga prinsip ikhlas dan tolong-menolong ini diharapkan dapat menjadi motivasi dalam setiap pelayanan kesehatan.

Daftar Pustaka

Page 14: Tolong-menolong Dalam Pelayanan Kesehatan

11

Al-bukhori, Muhammad. Shahih al-bukhari. Saudi. al-Aafaaq al-Arabiyyah

Nawawi. Syarah Shahih Muslim. Jakarta : Darus-Sunnah

Al-baihaqi, Abi Bakar Ahmad. 2003. As-sunanul Kubro. Beirut. Darul Kutubil Ilmiyyah

Al-albani, Muhammad Nasiruddin. Shahih At-Targhib Wa-Tarhib : Pustaka Sahifa

At-Thobroni, Abul Qosim Sulaiman. 1997. Mu’jamus Shogir Lil At-thobroni : Darul Fikri

Al-Albani, Muhammad Nasiruddin. Shahih Al-jami’ As-Shaghir. Jakarta : Pustaka Azzam

Qodriyyah, Birru. Urgensi Profesionalitas Perawat Muslim Menyambut Era RUUK. Yogyakarta : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Page 15: Tolong-menolong Dalam Pelayanan Kesehatan

K. LAMPIRAN

A. DAFTAR RIWAYAT HIDUP ANGGOTA KELOMPOK

1. Biodata Ketua Kelompok

Nama Lengkap : Muhammad Heriatun HibziTempat dan Tanggal LahirKedudukan dalam Tim : Ketua kelompokAlamat : Jl Wonosari Km 10. Karanggayam.

Sitimulyo. Piyungan. Bantul. Yogyakarta 55792

Telepon/No. Hp :e-mail :

2. Biodata Anggota I

Nama Lengkap : Taslim KoliTempat dan Tanggal Lahir : Pulau Kura, 06 Oktober 1991Kedudukan dalam Tim : Anggota PelaksanaAlamat : Jl Wonosari Km 10. Karanggayam.

Sitimulyo. Piyungan. Bantul. Yogyakarta 55792

Telepon/No. Hp : 085239305554e-mail : [email protected]

iv

Yogyakarta, 14 Maret 2015

Muhammad Heriatun HibziM12.01.0032

Yogyakarta, 14 Maret 2015

Taslim KoliM12.01.0009

Page 16: Tolong-menolong Dalam Pelayanan Kesehatan

3. Biodata Anggota II

Nama Lengkap : Heider MadinahTempat dan Tanggal Lahir :Kedudukan dalam Tim : Anggota PelaksanaAlamat : Jl Wonosari Km 10. Karanggayam.

Sitimulyo. Piyungan. Bantul. Yogyakarta 55792

Telepon/No. Hp :e-mail :

B. DAFTAR RIWAYAT HIDUP DOSEN PEMBIMBING PKM

Nama Lengkap : Tri Hardi Miftahul Ulum S.Kep, Ns, AKP

Tempat dan Tanggal Lahir :Jenis Kelamin : Laki-lakiFakultas/Jurusan :Bidang Ilmu : KeperawatanPangkat/Golongan/NIK : 01.191065.10.0000

Riset Terakhir :

Pengalaman Membimbing PKM/Skripsi :

v

Yogyakarta, 14 Maret 2015

Heidar MadinahM13.01.0006

Page 17: Tolong-menolong Dalam Pelayanan Kesehatan

vi

Yogyakarta, 14 Maret 2015

Tri Hardi Miftahul Ulum S.Kep, Ns.AKP 01.191065.10.0000