Upload
farah-fahira-brahim
View
10
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Contoh Layout Buku
Citation preview
ISI BUKUPENGANTAR
I. PERAN ARSITEK
II. KARYA ARSITEKBuku ini ditulis untuk berbagi pengalaman ber arsitektur
dari waktu kewaktu, dari satu pendekatan ke
pendekatan yang lain. Beberapa desain dengan
berbagai pilihan pendekatan merupakan cara untuk
menentukan hasil akhir sebuah desain yang diharapkan.
Dengan demikian maka tulisan disini lebih dititik
beratkan pada proses kreatif sebuah desain, semenjak
dari awal dengan segala dinamika pemikiran hingga
hasil akhir secara apa adanya.
Dalam ber arsitektur selalu ada kebersamaan untuk
mendapatkan hasil terbaik. Untuk itu saya sampaikan
terima kasih kepada rekan-rekan kerja, baik yang masih
b e r s a m a h i n g g a k i n i m a u p u n y a n g t e l a h
mengembangkan diri mengamalkan ilmu dan kaidah-
kaidah arsitektur dimanapun berada. Semoga tali
silaturahmi tetap kita jaga selamanya.
Sebagai akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat bagi
semuanya, amin.
DAFTAR PUSTAKA
KISAH PENULIS
.
KATA PENGANTAR
Book Tittle 1 Book Tittle 2
ARCHITECTURES BOOK BY WONDO
III. BER ARSITEKTUR1. Kantor PP Muhammadiya, Yogyakarta
2. Redesain Masterplan Kampus UMY, Yogyakarta
3. Asri Medical Center, Yogyakarta
4. Redesain Masterplan Kampus UIN SUKA, Yogyakarta
5. Fisip Undip, Semarang
6. Sportorium UMY, Yogyakarta
7. Masterplan Kampus UAD, Yogyakarta
8. Proposal Eric Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta
9. Instalasi Gawat Darurat RSIY, Yogyakarta
10. Struktur Pelindung Situs Sumurupas, Trowulan
11. Masterplan Kawasan Museum Situs Dayu, Sangiran, Jawa Tengah
12. Proposal Revitalisasi Panggung Terbuka Ramayana, Prambanan
13. Proposal Pengembangan Kawasan Taman Majapahit, Trowulan,
Jawa Timur
14. Beberapa Karya Lain : Wisma LPP Yogyakarta, Hotel Mutiara 1,
Bangunan SMA, P3G Kesenian, Puri Arha Cottage, Laboratorium
Fakultas Sastra Kebudayaan UGM, Malioboro Mall, Hotel Ibis
Malioboro, Edu Hostel, Kampus Stikes Aisyiyah, Armada Town Square
ARTOS Mall dan Hotel, Awana Condotel dan Townhouse, Masjid
Daarut Tauhid, Masjid Nurul Huda UNS Surakarta, Interior RS. DR.
Kariadi Semarang, dan Grand Dafam Rohan Jogja.
ARCHITECTURES BOOK BY WONDO
sumber gambar : Buku Regionalisme Wondo sumber gambar : Buku Regionalisme Wondo
ISI BUKUPENGANTAR
I. PERAN ARSITEK
II. KARYA ARSITEKBuku ini ditulis untuk berbagi pengalaman ber arsitektur
dari waktu kewaktu, dari satu pendekatan ke
pendekatan yang lain. Beberapa desain dengan
berbagai pilihan pendekatan merupakan cara untuk
menentukan hasil akhir sebuah desain yang diharapkan.
Dengan demikian maka tulisan disini lebih dititik
beratkan pada proses kreatif sebuah desain, semenjak
dari awal dengan segala dinamika pemikiran hingga
hasil akhir secara apa adanya.
Dalam ber arsitektur selalu ada kebersamaan untuk
mendapatkan hasil terbaik. Untuk itu saya sampaikan
terima kasih kepada rekan-rekan kerja, baik yang masih
b e r s a m a h i n g g a k i n i m a u p u n y a n g t e l a h
mengembangkan diri mengamalkan ilmu dan kaidah-
kaidah arsitektur dimanapun berada. Semoga tali
silaturahmi tetap kita jaga selamanya.
Sebagai akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat bagi
semuanya, amin.
DAFTAR PUSTAKA
KISAH PENULIS
.
KATA PENGANTAR
Book Tittle 1 Book Tittle 2
ARCHITECTURES BOOK BY WONDO
III. BER ARSITEKTUR1. Kantor PP Muhammadiya, Yogyakarta
2. Redesain Masterplan Kampus UMY, Yogyakarta
3. Asri Medical Center, Yogyakarta
4. Redesain Masterplan Kampus UIN SUKA, Yogyakarta
5. Fisip Undip, Semarang
6. Sportorium UMY, Yogyakarta
7. Masterplan Kampus UAD, Yogyakarta
8. Proposal Eric Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta
9. Instalasi Gawat Darurat RSIY, Yogyakarta
10. Struktur Pelindung Situs Sumurupas, Trowulan
11. Masterplan Kawasan Museum Situs Dayu, Sangiran, Jawa Tengah
12. Proposal Revitalisasi Panggung Terbuka Ramayana, Prambanan
13. Proposal Pengembangan Kawasan Taman Majapahit, Trowulan,
Jawa Timur
14. Beberapa Karya Lain : Wisma LPP Yogyakarta, Hotel Mutiara 1,
Bangunan SMA, P3G Kesenian, Puri Arha Cottage, Laboratorium
Fakultas Sastra Kebudayaan UGM, Malioboro Mall, Hotel Ibis
Malioboro, Edu Hostel, Kampus Stikes Aisyiyah, Armada Town Square
ARTOS Mall dan Hotel, Awana Condotel dan Townhouse, Masjid
Daarut Tauhid, Masjid Nurul Huda UNS Surakarta, Interior RS. DR.
Kariadi Semarang, dan Grand Dafam Rohan Jogja.
ARCHITECTURES BOOK BY WONDO
sumber gambar : Buku Regionalisme Wondo sumber gambar : Buku Regionalisme Wondo
Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat
bagi orang lain. Bermanfaat bagi orang lain tentunya
tergantung pada niat dan amalan seseorang, apakah
niat dan amalannya bermanfaat bagi orang lain ataukah
tidak.
Sebagai seorang ars i tek maka dengan
mengamalkan ilmu maupun kaidah-kaidah arsitektur
secara baik dan benar, akan memberi manfaat bagi
orang lain, bagi lingkungannya maupun bagi
masyarakat luas, yaitu melalui penciptaan dan
pengelolaan ruang untuk menjadikan sebuah karya
arsitektur yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Bermanfaat bagi kehidupan manusia berarti dapat
memenuhi kebutuhan maupun keinginan manusia,
dalam hal ini tentu saja melalui karya-karya arsitektur.
Kehidupan manusia mempunyai kebutuhan yang
bersifat sik maupun kebutuhan yang bersifat non sik.
Kebutuhan sik yaitu kebutuhan-kebutuhan
yang berkaitan erat dengan tubuh dan kegiatan
manusia, sedangkan kebutuhan non sik berkaitan erat
dengan perasaan maupun citarasa manusia.
Agar karya arsitektur dapat memberi keleluasan
maupun kenyamanan terhadap tubuh maupun
kegiatan manusia, maka diperlukan beberapa
persyaratan. Persyaratan ini berupa kelayakan, yaitu hal-
hal yang berkaitan erat dengan standar, peraturan-
peraturan maupun persyaratan-persyaratan lainnya.
Agar karya arsitektur dapat mempengaruhi dan
membangkitkan perasaan maupun citarasa manusia,
maka diperlukan persyaratan-persyaratan pula.
Persyaratan-persyaratan ini berupa kreatitas desain.
Adapun kreatitas desain dapat diwujudkan melalui
konsep maupun tema desain untuk menghasilkan
sebuah karya arsitektur yang mempunyai makna bagi
pemakainya.
Dengan demikian maka dapat disimpulkan
bahwa : Karya arsitektur yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia adalah karya arsitektur
yang memenuhi persyaratan kelayakan dan
mempunyai kreatitas tinggi.
I. PERAN ARSITEK
Book Tittle 3 Book Tittle 4
ARCHITECTURES BOOK BY WONDO ARCHITECTURES BOOK BY WONDO
sumber gambar : wikipedia sumber gambar : Buku Regionalisme Wondo (1)
wikipedia (2)
(2)
(1)
(1)
Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat
bagi orang lain. Bermanfaat bagi orang lain tentunya
tergantung pada niat dan amalan seseorang, apakah
niat dan amalannya bermanfaat bagi orang lain ataukah
tidak.
Sebagai seorang ars i tek maka dengan
mengamalkan ilmu maupun kaidah-kaidah arsitektur
secara baik dan benar, akan memberi manfaat bagi
orang lain, bagi lingkungannya maupun bagi
masyarakat luas, yaitu melalui penciptaan dan
pengelolaan ruang untuk menjadikan sebuah karya
arsitektur yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Bermanfaat bagi kehidupan manusia berarti dapat
memenuhi kebutuhan maupun keinginan manusia,
dalam hal ini tentu saja melalui karya-karya arsitektur.
Kehidupan manusia mempunyai kebutuhan yang
bersifat sik maupun kebutuhan yang bersifat non sik.
Kebutuhan sik yaitu kebutuhan-kebutuhan
yang berkaitan erat dengan tubuh dan kegiatan
manusia, sedangkan kebutuhan non sik berkaitan erat
dengan perasaan maupun citarasa manusia.
Agar karya arsitektur dapat memberi keleluasan
maupun kenyamanan terhadap tubuh maupun
kegiatan manusia, maka diperlukan beberapa
persyaratan. Persyaratan ini berupa kelayakan, yaitu hal-
hal yang berkaitan erat dengan standar, peraturan-
peraturan maupun persyaratan-persyaratan lainnya.
Agar karya arsitektur dapat mempengaruhi dan
membangkitkan perasaan maupun citarasa manusia,
maka diperlukan persyaratan-persyaratan pula.
Persyaratan-persyaratan ini berupa kreatitas desain.
Adapun kreatitas desain dapat diwujudkan melalui
konsep maupun tema desain untuk menghasilkan
sebuah karya arsitektur yang mempunyai makna bagi
pemakainya.
Dengan demikian maka dapat disimpulkan
bahwa : Karya arsitektur yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia adalah karya arsitektur
yang memenuhi persyaratan kelayakan dan
mempunyai kreatitas tinggi.
I. PERAN ARSITEK
Book Tittle 3 Book Tittle 4
ARCHITECTURES BOOK BY WONDO ARCHITECTURES BOOK BY WONDO
sumber gambar : wikipedia sumber gambar : Buku Regionalisme Wondo (1)
wikipedia (2)
(2)
(1)
(1)
Karya arsitektur maupun pemikiran
para arsitek yang mempengaruhi dalam
perjalanan ber arsitektur, sedikit banyak
memberi warna seiring dengan perjalanan
waktu. Beberapa contoh karya-karya
a r s i t e k t u r m e l a l u i p e n d e k a t a n
regionalisme, kontekstual, arsitektur hijau,
ekspresi arsitektur maupun jiwa sebuah
karya arsitektur merupakan contoh-contoh
yang diperlukan sebagai referensi.
Beberapa karya ars i tektur bahkan
m e r u p a k a n p e r p a d u a n b e r b a g a i
pendekatan secara bersama-sama.
ARSITEKTUR REGIONALISME
Bermula dari munculnya arsitektur modern yang
berusaha meninggalkan masa lampaunya, meninggalkan
ciri serta sifat-sifatnya. Pada periode berikutnya, mulai
timbul usaha untuk mempertautkan antara yang lama
dan yang baru. Aliran-aliran tersebut antara lain
tradisionalisme, regionalisme dan post modernisme.
Regionalisme sebagai salah satu perkembangan
arsitektur modern yang mempunyai perhatian besar
pada ciri kedaerahan, terutama tumbuh di daerah
berkembang. Adapun ciri kedaerahan yang dimaksud
berkaitan erat dengan budaya setempat, iklim dan
teknologi pada saatnya. Selanjutnya Suha Ozkan
membagi regionalisme menjadi dua yaitu Concrete
regionalism dan Abstract regionalism.
Concre te reg iona l i sm me l iput i semua
pendekatan kepada ekspresi daerah atau regional
dengan mencontoh kehebatannya, bagian-bagiannya
atau seluruh bangunan di daerah tersebut. Hal lain yang
penting adalah mempertahankan kenyamanan pada
bangunan baru, ditunjang oleh kualitas bangunan
lama. Salah satu contoh adalah Kyoto Conference Hall.
Abstract regionalism, hal yang utama adalah
menggabung unsur-unsur kualitas abstrak bangunan
misalnya massa, padat dan rongga, proporsi, rasa
meruang, penggunaan pencahayaan serta prinsip-
prinsip struktur dalam bentuk yang diolah kembali.
Salah satu contoh adalah National Olympic Games,
Tokyo 1964.
SKEMAPERSYARATAN
DESAIN
Book Tittle 5 Book Tittle 6
ARCHITECTURES BOOK BY WONDO ARCHITECTURES BOOK BY WONDO
II. KARYAPARA
ARSITEK
skema : Buku Regionalisme Wondo(1)
Karya arsitektur maupun pemikiran
para arsitek yang mempengaruhi dalam
perjalanan ber arsitektur, sedikit banyak
memberi warna seiring dengan perjalanan
waktu. Beberapa contoh karya-karya
a r s i t e k t u r m e l a l u i p e n d e k a t a n
regionalisme, kontekstual, arsitektur hijau,
ekspresi arsitektur maupun jiwa sebuah
karya arsitektur merupakan contoh-contoh
yang diperlukan sebagai referensi.
Beberapa karya ars i tektur bahkan
m e r u p a k a n p e r p a d u a n b e r b a g a i
pendekatan secara bersama-sama.
ARSITEKTUR REGIONALISME
Bermula dari munculnya arsitektur modern yang
berusaha meninggalkan masa lampaunya, meninggalkan
ciri serta sifat-sifatnya. Pada periode berikutnya, mulai
timbul usaha untuk mempertautkan antara yang lama
dan yang baru. Aliran-aliran tersebut antara lain
tradisionalisme, regionalisme dan post modernisme.
Regionalisme sebagai salah satu perkembangan
arsitektur modern yang mempunyai perhatian besar
pada ciri kedaerahan, terutama tumbuh di daerah
berkembang. Adapun ciri kedaerahan yang dimaksud
berkaitan erat dengan budaya setempat, iklim dan
teknologi pada saatnya. Selanjutnya Suha Ozkan
membagi regionalisme menjadi dua yaitu Concrete
regionalism dan Abstract regionalism.
Concre te reg iona l i sm me l iput i semua
pendekatan kepada ekspresi daerah atau regional
dengan mencontoh kehebatannya, bagian-bagiannya
atau seluruh bangunan di daerah tersebut. Hal lain yang
penting adalah mempertahankan kenyamanan pada
bangunan baru, ditunjang oleh kualitas bangunan
lama. Salah satu contoh adalah Kyoto Conference Hall.
Abstract regionalism, hal yang utama adalah
menggabung unsur-unsur kualitas abstrak bangunan
misalnya massa, padat dan rongga, proporsi, rasa
meruang, penggunaan pencahayaan serta prinsip-
prinsip struktur dalam bentuk yang diolah kembali.
Salah satu contoh adalah National Olympic Games,
Tokyo 1964.
SKEMAPERSYARATAN
DESAIN
Book Tittle 5 Book Tittle 6
ARCHITECTURES BOOK BY WONDO ARCHITECTURES BOOK BY WONDO
II. KARYAPARA
ARSITEK
skema : Buku Regionalisme Wondo(1)
M e n u r u t W i l l i a m C u r t i s ,
R e g i o n a l i s m e d i h a r a p k a n d a p a t
menghasilkan bangunan yang bersifat
abadi, melebur atau meyatukan antara
yang lama dan yang baru, antara regional
dan universal. Sedangkan Kenzo Tange
menjelaskan bahwa regionalisme selalu
melihat kebelakang, tetapi tidak sekedar menggunakan
karakteristik regional untuk mendekor tampak
bangunan.
Arsitek Jepang Kenzo Tange dengan karyanya
National Olympic Games Tokyo 1964, merupakan
contoh Abstract regionalism. Bagaimana Kenzo
mendesain kompleks bangunan dengan teknologi
yang cukup baru pada saat itu, yaitu bangunan
dengan struktur kabel dengan material beton, tetapi
m a s i h t e r a s a J e p a n g n y a . D u a b a n g u n a n
berhadapan di atas panggung. Tiang-tiang beton
s e b a g a i p e m e g a n g l e n g k u n g h i p e r b o l i k ,
mempunyai pengakhiran miring bergaya Jepang.
Lengkung yang lembut dan ekspresi struktural juga
merupakan pertanda bangunan tradisional Jepang,
sehingga rasa Jepang terasa kental pada lengkung
bangunan, walaupun secara keseluruhan sangat
berbeda dengan bangunan arsitektur tradisional
Jepang. Ciri lengkung atap dan aksen bubungan
bangunan tradisional Jepang diungkapkan ke dalam
bentuk lengkung hiperbolik. Penggunaan detil tiang
pemegang lengkung hiperbolik dan bubungan pada
puncak lengkung hiperbolik dengan skala dan
mater ia l berbeda tetapi masih menunjukkan
ekspresi tradisional. Secara prinsip mengambil
beberapa karakter detil tradisional diungkapkan
kembali pada karakter bangunan baru. Secara visual
ekspresi bangunan tradisional Jepang menyatu di
dalam National Olympic Games, Tokyo 1964.
Book Tittle 7 Book Tittle 8
ARCHITECTURES BOOK BY WONDO ARCHITECTURES BOOK BY WONDO
sumber gambar : Buku Regionalisme Wondo(1)
wikipedia (2,3)
archdaily (4)
sumber gambar : Buku Regionalisme Wondo(1)
wikipedia (2)
(2)
(1)
(1)
(2) (3) (4)
M e n u r u t W i l l i a m C u r t i s ,
R e g i o n a l i s m e d i h a r a p k a n d a p a t
menghasilkan bangunan yang bersifat
abadi, melebur atau meyatukan antara
yang lama dan yang baru, antara regional
dan universal. Sedangkan Kenzo Tange
menjelaskan bahwa regionalisme selalu
melihat kebelakang, tetapi tidak sekedar menggunakan
karakteristik regional untuk mendekor tampak
bangunan.
Arsitek Jepang Kenzo Tange dengan karyanya
National Olympic Games Tokyo 1964, merupakan
contoh Abstract regionalism. Bagaimana Kenzo
mendesain kompleks bangunan dengan teknologi
yang cukup baru pada saat itu, yaitu bangunan
dengan struktur kabel dengan material beton, tetapi
m a s i h t e r a s a J e p a n g n y a . D u a b a n g u n a n
berhadapan di atas panggung. Tiang-tiang beton
s e b a g a i p e m e g a n g l e n g k u n g h i p e r b o l i k ,
mempunyai pengakhiran miring bergaya Jepang.
Lengkung yang lembut dan ekspresi struktural juga
merupakan pertanda bangunan tradisional Jepang,
sehingga rasa Jepang terasa kental pada lengkung
bangunan, walaupun secara keseluruhan sangat
berbeda dengan bangunan arsitektur tradisional
Jepang. Ciri lengkung atap dan aksen bubungan
bangunan tradisional Jepang diungkapkan ke dalam
bentuk lengkung hiperbolik. Penggunaan detil tiang
pemegang lengkung hiperbolik dan bubungan pada
puncak lengkung hiperbolik dengan skala dan
mater ia l berbeda tetapi masih menunjukkan
ekspresi tradisional. Secara prinsip mengambil
beberapa karakter detil tradisional diungkapkan
kembali pada karakter bangunan baru. Secara visual
ekspresi bangunan tradisional Jepang menyatu di
dalam National Olympic Games, Tokyo 1964.
Book Tittle 7 Book Tittle 8
ARCHITECTURES BOOK BY WONDO ARCHITECTURES BOOK BY WONDO
sumber gambar : Buku Regionalisme Wondo(1)
wikipedia (2,3)
archdaily (4)
sumber gambar : Buku Regionalisme Wondo(1)
wikipedia (2)
(2)
(1)
(1)
(2) (3) (4)
ARSITEKTUR REGIONALISME
Mendesain dengan pendekatan kontekstual
merupakan gagasan tentang perlu adanya tangggapan
dan keselarasan antara lingkungan atau bangunan baru
dengan lingkungan sekitar yang telah ada sebelumnya.
Secara prinsip arsitektur kontekstual adalah adanya
dialog antara yang lama dan yang baru. Dengan
demikian maka mendesain dengan pendekatan
kontekstual, membutuhkan kreatitas dan keahlian
yang sangat tinggi.
Untuk menghasilkan dialog antara yang lama
dan yang baru dapat melalui elemen-elemen
arsitektural. Adapun elemen-elemen arsitektural
tersebut antara lain pola perletakan bangunan, pola
hubungan ruang luar, pola ruang dalam, dan facade
bangunan. Selain itu cara pendekatan arsitektur
kontekstual sangat dipengaruhi oleh pribadi dan
kreatitas si arsitek, serta aliran atau style yang
dianutnya. Selain itu, situasi dan kondisi setempat juga
menjadi pertimbangan arsitek dalam menentukan cara
pendekatannya.
Karya-karya arsitek Amerika I.M.Pei, merupakan
contoh pendekatan Kontekstual dengan membuat
Kontras. Hal ini terlihat pada bagaimana karya Pei selalu
menyesuaikan dengan lingkungannya namun tetap
menunjukkan teknologi maupun arsitektur pada
jamannya.
Arsitek Jepang Sachio Otani dengan karya
Kyoto Conference Hall, merupakan contoh Concrete
regionalism, yaitu contoh "Japan Style" yang paling
meyakinkan. Sebuah kompleks yang luas dengan
danau, di sebuah taman yang terpisah oleh bukit dari
jalan Kyoto. Sachio Otani memenangkan sayembara
ini di antara para peserta lain, para bintang arsitek
Jepang. Yang memberikan keseluruhan desain dalam
kesatuan yaitu karakter Jepang yang luar biasa,
melalui pilihan bentuk trapezoidal. Setiap kolom
muncul dari tanah atau danau, setiap dinding atau
balustrade, baik di dalam maupun di luar, membentuk
sudut dua puluh derajat terhadap arah vertikal.
Dinding-dinding miring bertemu membentuk V
terbuka keatas, mengingatkan perpotongan kasau
bernama "chigi" pada bagian atas kuil Ise yang dalam
desain ini sengaja di pisahkan.
Sachio Otani menjelaskan alasan sebenarnya
mengapa memilih trapezoidal untuk mengatur
potongan melintang bentuk bangunan :
- Bagian bawah untuk mewadahi kegiatan-
kegiatan yang membutuhkan ruang lebar,
sedangkan bagian atas untuk ruang yang lebih
sempit.
- Sesuai dengan tuntutan bentuk auditorium,
bagian bawah di mana banyak orang dituntut
ruang lebih lebar, sedangkan dinding yang tidak
sejajar baik untuk akustik.
- Secara struktural dengan adanya bentuk
tersebut dapat mengatur susunan letak lantai,
melebar kebawah atau menyempit ke atas.
Book Tittle 9 Book Tittle 10
ARCHITECTURES BOOK BY WONDO ARCHITECTURES BOOK BY WONDO
sumber gambar : Buku Regionalisme Wondo(1)
wikipedia (2)
sumber gambar : Buku Regionalisme Wondo(1)
wikipedia (2)
(2)
(1)
(2)
(1)
ARSITEKTUR REGIONALISME
Mendesain dengan pendekatan kontekstual
merupakan gagasan tentang perlu adanya tangggapan
dan keselarasan antara lingkungan atau bangunan baru
dengan lingkungan sekitar yang telah ada sebelumnya.
Secara prinsip arsitektur kontekstual adalah adanya
dialog antara yang lama dan yang baru. Dengan
demikian maka mendesain dengan pendekatan
kontekstual, membutuhkan kreatitas dan keahlian
yang sangat tinggi.
Untuk menghasilkan dialog antara yang lama
dan yang baru dapat melalui elemen-elemen
arsitektural. Adapun elemen-elemen arsitektural
tersebut antara lain pola perletakan bangunan, pola
hubungan ruang luar, pola ruang dalam, dan facade
bangunan. Selain itu cara pendekatan arsitektur
kontekstual sangat dipengaruhi oleh pribadi dan
kreatitas si arsitek, serta aliran atau style yang
dianutnya. Selain itu, situasi dan kondisi setempat juga
menjadi pertimbangan arsitek dalam menentukan cara
pendekatannya.
Karya-karya arsitek Amerika I.M.Pei, merupakan
contoh pendekatan Kontekstual dengan membuat
Kontras. Hal ini terlihat pada bagaimana karya Pei selalu
menyesuaikan dengan lingkungannya namun tetap
menunjukkan teknologi maupun arsitektur pada
jamannya.
Arsitek Jepang Sachio Otani dengan karya
Kyoto Conference Hall, merupakan contoh Concrete
regionalism, yaitu contoh "Japan Style" yang paling
meyakinkan. Sebuah kompleks yang luas dengan
danau, di sebuah taman yang terpisah oleh bukit dari
jalan Kyoto. Sachio Otani memenangkan sayembara
ini di antara para peserta lain, para bintang arsitek
Jepang. Yang memberikan keseluruhan desain dalam
kesatuan yaitu karakter Jepang yang luar biasa,
melalui pilihan bentuk trapezoidal. Setiap kolom
muncul dari tanah atau danau, setiap dinding atau
balustrade, baik di dalam maupun di luar, membentuk
sudut dua puluh derajat terhadap arah vertikal.
Dinding-dinding miring bertemu membentuk V
terbuka keatas, mengingatkan perpotongan kasau
bernama "chigi" pada bagian atas kuil Ise yang dalam
desain ini sengaja di pisahkan.
Sachio Otani menjelaskan alasan sebenarnya
mengapa memilih trapezoidal untuk mengatur
potongan melintang bentuk bangunan :
- Bagian bawah untuk mewadahi kegiatan-
kegiatan yang membutuhkan ruang lebar,
sedangkan bagian atas untuk ruang yang lebih
sempit.
- Sesuai dengan tuntutan bentuk auditorium,
bagian bawah di mana banyak orang dituntut
ruang lebih lebar, sedangkan dinding yang tidak
sejajar baik untuk akustik.
- Secara struktural dengan adanya bentuk
tersebut dapat mengatur susunan letak lantai,
melebar kebawah atau menyempit ke atas.
Book Tittle 9 Book Tittle 10
ARCHITECTURES BOOK BY WONDO ARCHITECTURES BOOK BY WONDO
sumber gambar : Buku Regionalisme Wondo(1)
wikipedia (2)
sumber gambar : Buku Regionalisme Wondo(1)
wikipedia (2)
(2)
(1)
(2)
(1)
Pada Perluasan National Gallery of Art (East
building) di Washington, Pei meneruskan poros
bangunan lama ke bangunan baru. Pada poros antara
bangunan lama dan bangunan baru diciptakan plaza
pemersatu. Salah satu sisi luar bangunan baru
berbatasan dengan jalan yang bersudut miring. Dalam
kondisi demikian Pei membentuk salah satu sisi luar
bangunannya sejajar dengan jalan miring tersebut.
Maka jadilah sebuah desain bangunan segitiga modern
yang unik yaitu terletak pada poros bangunan lama
serta menyesuaikan dengan sudut kemiringan jalan.
Disisi lain wujud bangunan baru yang modern kontras
dengan bangunan lama yang bergaya klasik tersebut.
Book Tittle 11
ARCHITECTURES BOOK BY WONDO
sumber gambar : Buku Regionalisme Wondo(1)
wikipedia (2)
archdailly (3)
blddii kjiljs akyloo (4)
(4)
(3)
(2)
(1)
anggotakelompok
farah fahira 39035
isti sofiyah 39438
nina novita wulandari 39637
Pada Perluasan National Gallery of Art (East
building) di Washington, Pei meneruskan poros
bangunan lama ke bangunan baru. Pada poros antara
bangunan lama dan bangunan baru diciptakan plaza
pemersatu. Salah satu sisi luar bangunan baru
berbatasan dengan jalan yang bersudut miring. Dalam
kondisi demikian Pei membentuk salah satu sisi luar
bangunannya sejajar dengan jalan miring tersebut.
Maka jadilah sebuah desain bangunan segitiga modern
yang unik yaitu terletak pada poros bangunan lama
serta menyesuaikan dengan sudut kemiringan jalan.
Disisi lain wujud bangunan baru yang modern kontras
dengan bangunan lama yang bergaya klasik tersebut.
Book Tittle 11
ARCHITECTURES BOOK BY WONDO
sumber gambar : Buku Regionalisme Wondo(1)
wikipedia (2)
archdailly (3)
blddii kjiljs akyloo (4)
(4)
(3)
(2)
(1)
anggotakelompok
farah fahira 39035
isti sofiyah 39438
nina novita wulandari 39637
1: daftar isi2: pengantar3: isi14: isi25: ISI3 SKEMAPage 6Page 7Page 8Page 9Page 10Page 11Page 12