Upload
sandranamahen2
View
235
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 TK trauma
1/5
TINDAKAN KHUSUS PADA HEMATOM PARIETAL
TREPANASI
a. Definisi
Trepanasi/ kraniotomi adalah suatu tindakan membuka tulang kepala yang bertujuan mencapai
otak untuk tindakan pembedahan definitif.
Epidural Hematoma (EDH) adalah suatu perdarahan yang terjadi di antara tulang dan lapisan
duramater.
Subdural hematoma (SDH) adalah suatu perdarahan yang terdapat pada rongga diantara lapisan
duramater dengan araknoidea
b. Ruang lingkup
Hematoma epidural terletak di luar duramater tetapi di dalam rongga tengkorak dan cirinya
berbentuk bikoneks atau menyerupai lensa cembung. Sering terletak di daerah temporal atau
temporoparietal yang disebabkan oleh robeknya arteri meningea media akibat retaknya tulang
tengkorak. !umpalan darah yang terjadi dapat berasal dari pembuluh arteri" namun pada
sepertiga kasus dapat terjadi akibat perdarahan ena" karena tidak jarang EDH terjadi akibat
robeknya sinus enosus terutama pada regio parieto#oksipital dan fora posterior. $alaupun
secara relatif perdarahan epidural jarang terjadi (%"&' dari seluruh penderita trauma kepala dan
' dari penderita yang dalam keadaan koma)" namun harus dipertimbangkan karena memerlukan
tindakan diagnostik maupun operatif yang cepat. erdarahan epidural bila ditolong segera pada
tahap dini" prognosisnya sangat baik karena kerusakan langsung akibat penekanan gumpalan
darah pada jaringan otak tidak berlangsung lama.
ada pasien trauma" adanya trias klinis yaitu penurunan kesadaran" pupil anisokor dengan refleks
cahaya menurun dan kontralateral hemiparesis merupakan tanda adanya penekanan brainstem
oleh herniasi uncal dimana sebagian besar disebabkan oleh adanya massa e*tra aksial.
c. Indikasi Opeasi
+ enurunan kesadaran tiba#tiba di depan mata
+ ,danya tanda herniasi/ lateralisasi
7/26/2019 TK trauma
2/5
+ ,danya cedera sistemik yang memerlukan operasi emergensi" dimana -T Scan epala tidak
bisa dilakukan.
d. K!n"a indikasi !peasi #"idak ada$
e. Diagn!sis %anding
Hematom intracranial lainnya
f. Pe&eiksaan Penun'ang
-T Scan kepala
Teknik Opeasi
P!si"i!ning
etakkan kepala pada tepi meja untuk memudahkan operator. Headup kurang lebih 0& derajat
(pasang donat kecil diba1ah kepala). etakkan kepala miring kontralateral lokasi lesi/
hematoma. !anjal bahu satu sisi saja (pada sisi lesi) misalnya kepala miring ke kanan maka
ganjal bantal di bahu kiri dan sebaliknya.
(as)ing
-uci lapangan operasi dengan salon. Tujuan salon2 desinfektan" menghilangkan lemak yang
ada di kulit kepala sehingga pori#pori terbuka" penetrasi betadine lebih baik. eringkan dengan
doek steril. asang doek steril di ba1ah kepala untuk membatasi kontak dengan meja operasi
Makeing
Setelah markering periksa kembali apakah lokasi hematomnya sudah benar dengan melihat -T
scan. Saat markering perhatikan2 garis rambut 3 untuk kosmetik" sinus 3 untuk menghindari
perdarahan" sutura 3 untuk mengetahui lokasi" 4ygoma 3 sebagai batas basis cranii" jalannya 5
677 ( kurang lebih 0/8 depan antara tragus sampai dengan canthus lateralis orbita)
Desinfeksi
Desinfeksi lapangan operasi dengan betadine. Suntikkan ,drenalin 029%%.%%% yang mengandung
lidocain %"&'. Tutup lapangan operasi dengan doek steril.
7/26/2019 TK trauma
3/5
Opeasi
7ncisi lapis demi lapis sedalam galea (setiap &cm) mulai dari ujung. asang haak tajam 9 buah
(oleh asisten)" tarik ke atas sekitar :% derajat. ;uka flap secara tajam pada loose connectie
tissue. ompres dengan kasa basah. Di ba1ahnya diganjal dengan kasa steril supaya pembuluhdarah tidak tertekuk (bahaya nekrosis pada kulit kepala). lem pada pangkal flap dan fiksasi
pada doek. ;uka pericranium dengan diatermi. elupas secara hati#hati dengan rasparatorium
pada daerah yang akan di burrhole dan gergaji kemudian dan ra1at perdarahan. enentuan lokasi
burrhole idealnya pada setiap tepi hematom sesuai gambar -T scan. akukan burrhole pertama
dengan mata bor tajam (Hudsonasukan
penuntun gigli pada lubang boorhole. asang gigli kemudian masukkan penuntun gigli sampai
menembus lubang boorhole di sebelahnya. akukan pemotongan dengan gergaji dan asisten
memfi*ir kepala penderita.
atahkan tulang kepala dengan flap ke atas menjauhi otak dengan cara tulang dipegang dengan
knabel tang dan bagian ba1ah dilindungi dengan eleator kemudian miringkan posisi eleatorpada saat mematahkan tulang.
Setelah nampak hematom epidural" bersihkan tepi#tepi tulang dengan spoeling dan suctioning
sedikit demi sedikit. edarahan dari tulang dapat dihentikan dengan bone 1a*. !antung dura
(hitch stich) dengan benang silk 8.% sedikitnya = buah. Eakuasi hematoma dengan spoeling dan
suctioning secara gentle. Ealuasi dura" perdarahan dari dura dihentikan degan diatermi. ;ila ada
perdarahan dari tepi ba1ah tulang yang merembes tambahkan hitch stich pada daerah tersebut
kalau perlu tambahkan spongostan di ba1ah tulang. ;ila perdarahab profus dari ba1ah tulang(berasal dari arteri) tulang boleh diknabel untuk mencari sumber perdarahan kecuali dicurigai
berasal dari sinus. ;ila ada dura yang robekjahit dura denga silk 8.% atau icryl 8.% secara simpul
dengan jarak kurang dari &mm. astikan sudah tidak ada lagi perdarahan dengan spoeling
berulang#ulang.
7/26/2019 TK trauma
4/5
ada subdural hematoma setelah dilakukan kraniektomi langkah salanjutnya adalah membuka
duramater. Sayatan pembukaan dura seyogianya berbentuk tapal kuda (bentuk ?) berla1anan
dengan sayatan kulit. Duramater dikait dengan pengait dura" kemudian bagian yang terangkat
disayat dengan pisau sampai terlihat lapisan mengkilat dari arakhnoid. (;ila sampai keluar cairan
otak" berarti arachnoid sudah turut tersayat). >asukkan kapas berbuntut melalui lubang sayatan
ke ba1ah duramater di dalam ruang subdural" dan sefanjutnya dengan kapas ini sebagai
pelindung terhadap kemungkinan trauma pada lapisan tersebut.
erdarahan dihentikan dengan koagulasi atau pemakaian klip khusus. oagulasi yang dipakai
dengan kekuatan lebih rendah dibandingkan untuk pembuluh darah kulit atau subkutan. @eseksi
jaringan otak didahului dengan koagulasi permukaan otak dengan pembuluh#pembuluh darahnya
baik arteri maupun ena. Semua pembuluh darah baik arteri maupun ena berada di permukaan
di ruang subarahnoidal" sehingga bila ditutup maka pada jaringan otak diba1ahnya tak ada darah
lagi. erlengketan jaringan otak dilepaskan dengan koagulasi. Tepi bagian otak yang direseksi
harus dikoagulasi untuk menjamin jaringan otak bebas dari perlengketan. ?ntuk membakar
permukaan otak" idealnya dipergunakan kauter bipolar. ;ila dipergunakan kauter monopolar"
untuk memegang jaringan otak gunakan pinset anatomis halus sebagai alat bantu kauterisasi.
engembalian tulang. erlu dipertimbangkan dikembalikan/ tidaknya tulang dengan ealuasi
klinsi pre operasi dan ketegangan dura. ;ila tidak dikembalikan lapangan operasi dapat ditutup
lapis demi lapis dengan cara sebagai berikut. Teugel dura di tengah lapangan operasi dengan silk
8.% menembus keluar kulit. eriost dan fascia ototo dijahit dengan icryl 9.%. asang drain
subgaleal. Aahit galea dengan icryl 9.%. Aahit kulit dengan silk 8.%. Hubungkan drain dengan
aum drain (@edon drain). Bperasi selesai. ;ila tulang dikembalikan" buat lubang untuk fiksasi
tulang" pertama pada tulang yang tidak diangkat (8#= buah). Tegel dura ditengah tulang yang
akan dikembalikan untuk menghindari dead space. ;uat lubang pada tulang yang akan
dikembalikan sesuai dengan lokasi yang akan di fiksasi (8#= buah ditepi dan9 lubang ditengah
berdekatan untuk teugel dura). akukan fiksasi tulang dengan dengan silk 9.%" selanjutnya tutup
lapis demi lapis seperti diatas.
K!&plikasi !peasi
erdarahan
7/26/2019 TK trauma
5/5
7nfeksi
MORTALITAS
Tergantung beratnya cedera otak
Pea*a"anPascabeda)
>onitor kondisi umum dan neurologis pasien dilakukan seperti biasanya. Aahitan dibuka pada
hari ke C. Tindakan pemasangan fragmen tulang atau kranioplasti dianjurkan dilakukan
setelah :# minggu kemudian.
Follow-up
-T scan kontrol diperlukan apabila post operasi kesadaran tidak membaik dan untuk menilai
apakah masih terjadi hematom lainnya yang timbul kemudian.
TINDAKAN KHUSUS PADA +RAKTUR TI%IA
engobatan definitif
0) @eposisi secara tertutup
>anipulasi secara tertutup untuk mereposisi terbatas hanya pada patah tulang tertentu
Traksi dengan melakukan tarikan pada ekstremitas bagian distal9) 7mobilisasi
a) !ips (plaster of paris castis)
b) Traksi secara kontinue 2 traksi kulit" traksi tulang
8) @eposisi secara terbuka
>elakukan reposisi dengan operasi kemudian melakukan mobilisasi dengan menggunakan
fiksasi interna yang dapat berupa plat" pen dan ka1at