140
TITIK BALIK KESADARAN Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA, Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI

TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

TITIKBALIK

KESADARAN

Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA

Pasca Rehabilitasi Sosial

Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA, Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial

Kementerian Sosial RI

Page 2: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA, Direktorat Jenderal Rehabilitasi SosialKementerian Sosial RI

Ada anggapan keliru di kalangan masyarakat terkait korban penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya). Bahwa pecandu NAPZA akan selamanya menjadi pecandu atau pemakai. Bahwa pecandu adalah sampah masyarakat, karenanya layak distigma sampai kapan pun.

Anggapan tersebut disebut keliru karena setiap pecandu mempunyai kesempatan untuk bertobat, menyadari kesalahan yang telah dilakukannya, dan bangkit menjadi manusia yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat luas.

31 (tiga puluh satu) profil alumnus Rehabilitasi Sosial, mantan pecandu NAPZA, yang diangkat dalam buku ini menjadi bukti akan anggapan keliru tersebut. Memang tidak mudah bagi mereka menemukan titik balik kesadaran. Proses panjang dan berliku mereka lalui untuk bisa menemukan titik kembali itu.

Materi buku dibagi ke dalam dua kelompok besar. Pertama, fokus pada pembahasan peran penting Lembaga Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA dalam membantu korban menemukan titik balik kesadaran, pulih dari ketergantungan. Bagian kedua, menceritakan kisah sukses 31 orang alumnus RSKP NAPZA yang telah berhasil bangkit dari keterpurukan akibat pengaruh NAPZA.

Kemensos RI memandang penting menerbitkan buku ini sebagai upaya mensosialisasikan kepada masyarakat betapa berbahayanya NAPZA, karena itu jangan pernah sesekali mendekatinya, apalagi mencobanya.

Juga, memberikan penyadaran betapa pentingnya Rehabilitasi Sosial bagi semua pecandu NAPZA. Sekiranya anggota keluarga anda terpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka.

Page 3: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

TITIK BALIK KESADARAN:

Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA, Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial

Kementerian Sosial RI

Page 4: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

TITIK BALIK KESADARAN:Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA

Pasca Rehabilitasi Sosial

Pengarah:Drs. Waskito Budi Kusumo, M.Si

(Direktur Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZAKementerian Sosial RI)

Penanggung Jawab:Indrajaya

Tim Pengumpul Data dan WawancaraSri Gantini

Agus DwiyanaAsri Muninggar Sari

Laura Florensia BarekWatam

Dwi Wahyu SusiloFerisa Yudhiarlina

Yudha Prima Haryadi

Tim Penulis:Afriadi Rosdi

Arif Darmawan HasibuanLina Marlina

Layout & Cover:Luqman El-Hadi

ISBN:978-602-5931-17-8

Cetakan I :Desember 2018

Diterbitkan oleh:Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA

Kementerian Sosial RI

Dicetak oleh:PT. Semesta Rakyat Merdeka

© Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA, Kemensos RI

Page 5: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

GLOSARIUM

Kemensos RI Kementerian Sosial Republik Indonesia

NAPZA Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnnya, atau Narkoba

Rehabsos Rehabilitasi Sosial

Residen Klien / pasien Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgu-naan NAPZA

RSKP NAPZA Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA

BRSKP NAPZA Balai Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA

IPWL Institusi Penerima Wajib Lapor ( lembaga/Institusi milik masyarakat yang menjadi mitra Kemensos RI melakukan RSKP NAPZA )

UEP Usaha Ekonomi Produktif

Page 6: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

iv Titik Balik Kesadaran

Page 7: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

vPotret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

Oleh: Waskito Budi Kusumo(Direktur Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA

Kementrian Sosial RI)

REHABILITASI SOSIAL ITU MENYENANGKAN DAN PERLU:

Sebuah Pengantar

Ada sebuah cerita populer di tengah masyarakat terkait betapa berbahayanya NAPZA (Narkotika, Psikotorapika, dan Zat Adiktif lainya). Ceritanya demikian: si Fulan dipersilahkan memilih satu

di antara tiga jenis dosa: membunuh, mem perkosa, dan mengonsumsi NAPZA. Setelah melalui pemikiran matang, si Fulan memilih aternatif ketiga (mengonsumsi NAPZA) yang menurut dia dosanya paling ringan. Tetapi apa yang terjadi? setelah mengonsumsi NAPZA, dia melakukan dosa lainnya yang sebelumnya ingin dia hindari. Karena pengaruh NAPZA yang merusak kesadaran dan fungsi otaknya, menyebabkan dia tak lagi bisa berpikir jernih.

NAPZA adalah zat yang sangat berbahaya bagi manusia, karena menyerang organ paling vital, yakni otak, yang merupakan sumber pengendali dari kinerja semua organ tubuh. Pada otak juga terdapat daya kesadaran, fungsi berfikir dan memori. Maka jika otak itu rusak maka akan merusak fungsi berfikir dan kesadaran, yang pada akhirnya menjadi pemicu bagi lahirnya banyak tindak kejahatan. Selain itu, NAPZA juga merusak kesehatan. Beragam penyakit diderita oleh pecandu NAPZA, baik penyakit fisik seperti rusaknya fungsi hati, jantung, hingga penyakit HIV, maupun penyakit yang berhubungan dengan saraf, seperti penyakit gila.

Dampak NAPZA yang begitu luar biasa terhadap kesadaran dan kesehatan si pemakai, serta implikasi sosial yang ditimbulkannya, sangat disadari oleh

Page 8: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

vi Titik Balik Kesadaran

semua pihak. Karena itu, negara-negara di dunia menjadikan NAPZA sebagai musuh utama negara. Indonesia pun begitu. Bahkan Presiden Joko Widodo memerintahkan aparat kepolisian untuk menembak mati pengedar NAPZA pada bulan Juli 2017 lalu, dan diulang di beberapa kesempatan.

Akan tetapi, perang terhadap NAPZA tidak menyurutkan upaya Bandar menyelundupkan NAPZA ke Indonesia. Akibatnya, angka korban penyalahgunaan NAPZA meski sedikit mengalami penurunan, namun jumlahnya masih sangat besar dan membahayakan. Berdasar survei BNN dan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia, prevalensi penyalahgunaan NAPZA pada 2014 sebesar 2,18 persen dari total penduduk atau 4 juta jiwa lebih. Sedangkan pada 2017, angka ini menurun menjadi 1,77 persen atau 3,3 juta jiwa. Pada 2014, angka kematian akibat NAPZA mencapai 12.044 orang atau 33 orang per hari. Sedangkan pada 2017 angka ini menurun menjadi 11.071 orang atau 30 orang per hari. Namun kerugian negara akibat NAPZA meningkat dari Rp 63,1 triliun pada 2014 menjadi Rp84,7 triliun pada 2017. 

Sinergi Antara Pemerintah dan MasyarakatBerdasarkan UU nomor 35 tahun 2009, pengguna NAPZA tidak lagi

dipandang sebagai pelaku kejahatan atau kriminal (kecuali bandar dan pengedar), melainkan korban atau pasien. Penanganan yang tepat terhadap mereka bukan penjara, melainkan rehabilitasi medis dan sosial. Karena jumlah korban begitu banyak, maka butuh sinergi dan kerjasama yang intens dari semua pihak terkait dalam menanggulangi masalah ini. Tidak cukup hanya mengandalkan pemerintah.

Kementerian Sosial RI memiliki 4 (empat) Balai Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA (BRSKP NAPZA) sebagai berikut:

1. BRSKP NAPZA “Insyaf ” di Medan (Sumatera Utara)2. BRSKP NAPZA “Galih Pakuan” di Bogor ( Jawa Barat)3. BRSKP NAPZA “Satria” di Baturraden (Purwokerto, Jawa Tengah)4. BRSKP NAPZA “Bambu Apus” di Jakarta (DKI Jakarta) Untuk membantu pemerintah menyelamatkan para korban penyalahgunaan

NAPZA, Kemensos RI melalui Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA menetapkan 161 Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) yang tersebar di penjuru tanah air. Hal itu tercantum dalam Keputusan Menteri Sosial No 43 tahun 2018 tentang Penunjukan Lembaga Rehabilitasi Sosial sebagai Institusi Penerima Wajib Lapor Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA. Dengan adanya keputusan ini, kesepahaman dan

Page 9: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

viiPotret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

kesatuan gerak langkah dalam memulihkan korban penyalahgunaan NAPZA antara pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat tercapai.

IPWL melaksanakan tugas merehabilitasi sosial para pecandu atau korban penyalahgunaan NAPZA, serta melakukan beberapa program untuk menjaga kepulihan, yakni pencegahan, pendampingan dan pemberdayaan. Program pencegahan dilakukan melalui sosialisasi dan kegiatan edukasi kepada masyarakat agar lebih mengetahui dan memahami dampak yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan NAPZA.

Menjaga kepulihan mantan pecandu yang telah menjalani program rehabilitasi sosial sama beratnya dengan upaya melepaskan mereka dari ketergantungan. Itu membutuhkan waktu lama dan berkesinambungan. “Panggilan” ketagihan yang pernah menguasai kesadaran, godaan dari teman sesama pecandu, masyarakat yang masih men-stigma dia, menjadi beberapa tantangan serius yang dihadapi oleh mantan pecandu pasca rehabilitasi sosial. Lulusan rehabilitasi sosial bisa kembali jatuh menjadi pemakai (relapse) jika tidak kuat menahan godaan dan tantangan tersebut. Kesadaran baru yang telah tumbuh dan tertanam pada masa rehabilitasi, menjadi sirna seketika.

Alumnus RSKP NAPZA dapat dikatakan benar-benar pulih jika tidak mengonsumsi NAPZA sama sekali (semua jenis) selama minimal lima tahun. Menyadari hal tersebut, Kemensos RI memiliki program yang dinamakan Program Reintegrasi dan Pembinaan Lanjut dalam rangka membantu alumnus rehabilitasi sosial tetap menjaga kepulihan. Pendampingan dan komunikasi intensif terus dilakukan setelah mereka keluar dari panti rehabilitasi sosial. Komunikasi intensif antara pihak lembaga rehabilitasi sosial dengan alumnusnya bisa menjadi faktor pencegah dan penguat dalam menjaga kesadaran untuk selalu berada dalam kepulihan, jauh dari NAPZA.

Cara lainnya, alumnus RSKP NAPZA yang bertempat tinggal tidak jauh dari panti rehabilitasi sosial, dihimbau untuk sering-sering berkunjung ke panti dan menghadiri pertemuan Narcotic Anonimous (NA). Komunitas yang memiliki pemikiran yang sama mengenai bahaya NAPZA diharapkan bisa menjaga kesadaran untuk selalu menjauhi zat berbahaya tersebut.

Program lainnya dari Pembinaan Lanjut adalah dengan memberikan bantuan USAHA EKONOMI PRODUKTIF (UEP) kepada beberapa alumnus RSKP NAPZA yang dipandang memiliki rencana jelas terhadap sebuah usaha atau telah mulai merintis usaha. Bantuan UEP disalurkan melalui IPWL yang tersebar di seluruh Indonesia. Tujuannya tak lain agar mereka yang sudah pulih dapat kembali menjalankan fungsi sosialnya di masyarakat dan khususnya dapat memenuhi kehidupan diri dan keluarga yang mereka nafkahi.

Page 10: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

viii Titik Balik Kesadaran

Tentang BukuBuku ini diterbitkan sebagai bentuk apresiasi terhadap program RSKP

NAPZA yang dilakukan oleh IPWL. Materi buku dibagi ke dalam dua kelompok besar. Pertama, fokus pada pembahasan peran penting IPWL sebagai lembaga RSKP NAPZA dalam membantu korban penyalahgunaan NAPZA menemukan titik balik kesadaran, pulih dari ketergantungan. Bagian kedua, menceritakan kisah sukses 31 orang alumnus RSKP NAPZA yang telah berhasil bangkit dari keterpurukan. Setiap cerita para korban disajikan dengan gaya tulisan populer, mengalir tanpa mengurangi dan melebihkan kisah yang sebenarnya, sehingga mudah dipahami, baik kisahnya maupun hikmah dari kisah tersebut.

Diharapkan, kehadiran buku ini dapat bermanfaat tak hanya bagi pemerintah, IPWL ataupun korban itu sendiri, tapi juga bermanfaat bagi masyarakat luas.

Dalam tahap awal, belum semua IPWL yang terwakili dalam buku ini. Dari 161 IPWl dan tiga Balai RSKP NAPZA milik Kemensos RI, kisah sukses alumnus RSKP NAPZA yang termaktub dalam buku ini baru berasal dari 10 Propinsi: DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, DI Yogyakarta, NTB, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur, dengan 28 IPWL. Direncanakan, Kemensos RI kembali akan mengangkat kisah sukses alumnus RSKP NAPZA dari IPWL berbeda, termasuk profil dari masing-masing IPWL sehingga masyarakat lebih mengenal metode dan pendekatan rehabilitasi sosial di setiap IPWL.

Selain sebagai bentuk apresiasi terhadap IPWL, Kemensos RI memandang penting menerbitkan buku ini sebagai upaya mensosialisasikan kepada masyarakat betapa berbahayanya NAPZA itu sendiri. Semua pihak dihimbau untuk semakin meningkatkan kewaspadaan terhadap peredaran dan pemakaian NAPZA. Terutama kepada orang tua, diharapkan lebih memberikan perhatian kepada pergaulan anak, apakah lingkungan pergaulan mereka bebas dari NAPZA ataukah bersentuhan dengan NAPZA. Sekiranya ada indikasi anak memakai dan terkena kecanduan NAPZA, maka segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial Kemensos RI ataupun IPWL yang sudah ditunjuk.

Jika ada para orang tua atau korban penyalahgunaan NAPZA beranggapan bahwa mengikuti program rehabilitasi sosial NAPZA itu seperti penjara, maka itu sungguh kekeliruan besar. Seperti cerita semua alumnus yang diangkat dalam buku ini, sungguh rehabilitasi sosial itu menyenangkan dan sangat dibutuhkan.

Selamat membaca!

Jakarta, Desember 2018

Page 11: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

ixPotret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

REHABILITASI SOSIAL ITU MENYENANGKAN DAN PERLU: SEBUAH PENGANTAR Oleh: Drs. Waskito Budi Kusumo, M.Si (Direktur Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA Kemensos RI) __ v

Daftar IsI ___ ix

BAGIAN 1 : MENEMUKAN TITIK BALIK KESADARAN• Peran Penting IPWL Rehabilitasi Sosial Dalam Membantu Korban

Penyalahgunaan NAPZA untuk Bangkit __ 2• Daftar IPWL Rehabilitasi Sosial Seluruh Indonesia __ 13

BAGIAN 2 : BANGKIT JADI PENGUSAHA• Anto : Keuangan Lebih Teratur Setelah Pulih (Yogyakarta) __ 22• Rusdianto : Bangkit Dengan Usaha Bengkel Motor (Bogor) __ 26• Al-Aziz : Bertransformasi Menjadi Sutradara Film ( Jakarta) __ 30• Irwan : Pengusaha Konter Pulsa (Bengkulu) __ 33• M Hasbillah : Jadi Pengusaha Dan Konsultan (Palembang) __ 36• Zulfahri : Jatuh Bangun si Pengusaha Baju (Samarinda) __ 39

BAGIAN 3 : MAJU BERSAMA BANTUAN UEP (USAHA EKONOMI PRODUKTIF) KEMENSOS RI• Risman : Liku Pencarian Jati Diri Anak Broken Home (Cianjur) __ 43• Aksa : Bertransformasi Jadi Pengusaha Pet Shop (Makasar) __ 47• Mawardi : Bangkit Menjadi Pengusaha Mebel (NTB) __ 50

DAFTAR ISI

Page 12: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

x Titik Balik Kesadaran

• Bu Lala : Biar Telat Daripada Tidak Sama Sekali (Yogyakarta) __ 54• Wawan : Berbalik Sebelum Terlalu Jauh (Yogyakarta) __ 58• Edy : Berulang Kali Bunuh Diri (Medan) __ 62• Eva : Menemukan Kasih Sayang Yang Hilang (Bengkulu) __ 65• Roy : Menjadi Seorang Fotografer (Medan) __ 68• Ari : Karyawan Leasing dan Jual Baju Online (Samarinda) __ 71

Ryan Muhlis : Bahagianya Berjualan Empek-Empek (Bandar Lampung) __ 75

• Albertus Afriyadi : Sang Mekanik Motor (Bandar Lampung) __ 78• Oki Tarigan : Dari Preman Pasar Jadi Pedagang (Medan) __ 81• Yanto : Dapat Modal Tak Terduga (Bengkulu) __ 84

BAGIAN 4 : MENGABDI DI PANTI REHABILITASI SOSIAL• Yudho : Bangkit Menjadi Konselor Dan Trainer ( Jakarta) __ 88• Panji Ridho : Pasien Dulu Konselor Kemudian, (Palembang) __ 92• Nanda : Merajut Kembali Kehidupan Yang Pernah Hancur (Bogor) __ 96• Sawirman : Usaha Bengkel Motor Dan Tambal Ban (Bengkulu) __ 100• Ayu : Buka Salon Dan Mengabdi (Ciamis) __ 102• SH : Ingin Membahagiakan Orang Tua (Ciamis) ___ 105• Fauzan : Pengusaha Nasi Kuning Dan Konselor Sekata (Samarinda) __ 108

BAGIAN 5 : MENYELAMATKAN KARIR DAN PENDIDIKAN• Wira : Kesadaran Tanggung Jawab Pada Anak (Makasar) ___ 114• Wely : Sang PNS Yang Terselamatkan (Palembang) __ 117• Kamal : Melanjutkan Pendidikan (Tasikmalaya) __ 120• Derry : Polisi Insyaf (Bandar Lampung) __ 123• Tedy : Sekarang Ingin Melakukan Yang Terbaik (Bogor) __ 126

Page 13: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

1Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

MENEMUKAN TITIK BALIK KESADARAN

BAGIAN 1

Page 14: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

2 Titik Balik Kesadaran

Ada anggapan keliru di kalangan masyarakat terkait Korban penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya). Di antaranya, pertama: bahwa pecandu NAPZA akan

selamanya menjadi pecandu atau pemakai. Kedua, pecandu adalah sampah masyarakat, karenanya layak distigma sampai kapan pun. Anggapan tersebut disebut keliru karena setiap pecandu mempunyai kesempatan untuk bertobat, menyadari kesalahan yang telah dilakukannya, dan bangkit menjadi manusia yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat luas.

31 (tiga puluh satu) profil alumnus Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA (RSKP NAPZA) yang diangkat dalam buku ini menjadi bukti akan anggapan keliru tersebut. Memang tidak mudah bagi mereka menemukan titik balik kesadaran. Proses panjang dan berliku mereka lalui untuk bisa menemukan titik kembali itu. Di dalamnya ada sejarah kelam dan pilu, juga catatan hitam yang tak mungkin dihapus tetapi juga tak perlu disesali, cukup menjadi pelajaran bagi diri sendiri dan juga orang lain agar terhindar dari dunia kelam tersebut.

Susah lepas bukan berarti tak Bisa lepas Tak bisa dipungkiri bahwa korban penyalahgunaan NAPZA mengalami

kesulitan untuk lepas dari pengaruh zat berbahaya tersebut. Mereka seperti hidup dalam lingkaran setan tak berujung. Tak mudah bagi mereka untuk menemukan jalan kembali. Bagai terjebak di goa labirin, susah menemukan jalan pulang. Banyak di antara korban NAPZA yang selama hidupnya berada dalam pengaruh kecanduan. Sebagian besar bahkan hanya bisa berhenti menjadi pemakai ketika nyawa berpisah dengan badan.

Peran Penting IPWL Rehabilitasi Sosial Dalam Membantu Korban Penyalahgunaan NAPZA untuk

Bangkit

MENEMUKAN TITIK BALIK KESADARAN

Page 15: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

3Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

NAPZA menyerang dan menguasai pusat komando dari manusia, yaitu otak. Karena menyerang otak, maka NAPZA mempengaruhi perasaan, cara berpikir, kesadaran dan perilaku pemakainya. Seperti dijelaskan Dr Idrat, dari Rumah Sakit Raden Mattaher (RSRM), Jambi, bahwa penyalahgunaan NAPZA memiliki pengaruh terhadap kerja sistem saraf. Pertama, gangguan saraf sensorik, di mana ada rasa kebas, penglihatan buram hingga bisa menyebabkan kebutaan. Kedua, gangguan saraf otonom. Gangguan ini menyebabkan gerakan yang tidak dikehendaki melalui gerak motorik sehingga orang yang dalam keadaan mabuk bisa melakukan apa saja di luar kesadarannya, seperti mengganggu orang, berkelahi dan sebagainya.

Ketiga, gerakan gangguan saraf motorik. Gerakan tanpa koordinasi dengan sistem motoriknya. Orang yang sedang on, kepalanya goyang-goyang sendiri, pengaruh narkotika hilang, baru berhenti. Keempat, gangguan saraf vegetatif yakni terkait bahasa yang keluar di luar kesadaran. (Okezone, 19/9/2016)

Selain itu, NAPZA juga menimbulkan rasa takut dan kurang percaya diri jika tidak menggunakannya. Dalam jangka panjang secara perlahan bisa merusak sistem saraf di otak mulai dari ringan hingga permanen. Saat penggunaan narkotika, muatan listrik dalam otak berlebihan, jika ini sudah kecanduan, maka lama kelamaan saraf bisa rusak. 

Yang terjadi pada ketergantungan adalah semacam pembelajaran sel-sel otak pada pusat kenikmatan. Jika mengonsumsi NAPZA, otak membaca tanggapan orang itu. Jika merasa nyaman, otak mengeluarkan neurotransmitter dopamin dan akan memberikan kesan menyenangkan.  Otak merekamnya sebagai sesuatu yang dicari sebagai prioritas sebab menyenangkan. Akibatnya, otak membuat program yang salah, seolah-olah orang itu memerlukannya sebagai kebutuhan pokok, terjadi kecanduan atau ketergantungan. Dalam keadaan ketergantungan, pecandu merasa sangat tidak nyaman dan kesakitan. Untuk mendapatkan narkotika, dia akan melakukan segala cara seperti mencuri, bahkan membunuh. (Okezone, 19/9/2016)

Dari 31 profil alumnus RSKP NAPZA yang kami angkat dalam buku ini, rata-rata melakukan tindakan kejahatan dan kriminal dalam bentuk yang beragam pada saat berada di bawah pengaruh NAPZA. Pertama, berbohong kepada keluarga dan orang tua. Semua pecandu hampir melakukan kejahatan ini. Tujuan berbohong tergantung pada kondisi masing-masing. Bagi yang belum punya penghasilan, kebohongan dilakukan untuk tujuan mendapatkan uang. Alasan yang dibuat bisa atas nama keperluan sekolah, sumbangan kegiatan di sekolah, kegiatan olahraga, uang SPP, dan sebagainya.

Page 16: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

4 Titik Balik Kesadaran

Kedua, menjual barang-barang milik sendiri, milik orang orang tua atau keluarga. Hampir semua profil yang diangkat di sini melakukan hal itu. Ketika duit dari orang tua tidak didapat, sementara otak dan fisik sudah menuntut untuk mengonsumsi NAPZA, maka mereka menjual barang-barang yang bisa menjadi uang.

Ketiga, melakukan tindak kriminal seperti mencuri, merampok, menggarong uang kantor, melakukan penipuan, dan sebagainya. Hal ini dilakukan ketika alternatif pertama dan kedua sudah tidak tersedia. Tak sedikit dari 31 profil yang diangkat di sini terlibat dalam tindak kriminal tersebut.

Keempat, menjadi kurir atau bandar NAPZA. Naik tingkat menjadi agen perusak orang lain dengan menjadi bandar atau kurir. Tak banyak yang bisa naik ke level ini. Selain membutuhkan kepercayaan dari bandar dan para pemakai, juga diperlukan nyali besar karena resikonya jauh lebih besar daripada sekedar menjadi pemakai, yaitu jika tertangkap, terancam hukuman seumur hidup, bahkan hukuman mati. Dari 31 profil, dua orang pernah menjadi kurir dan bandar, tapi tak lama, karena ketakutan segera menghantui mereka.

Kejahatan yang dilakukan oleh para korban penyalahgunaan NAPZA semata-mata demi mendapatkan uang untuk membeli NAPZA. Karena pada saat ketergantungan, orang harus senantiasa memakai NAPZA. Jika pemakaian dihentikan atau jumlahnya dikurangi, maka timbul gejala putus zat alias sakau. Gejala sakau berbeda-beda, mulai dari seperti orang sakit flu berat, yaitu hidung berair, keluar air mata, bulu badan berdiri, mual, muntah, diare, sulit tidur, sampai derita sakit yang menyerang semua tubuh dengan derajat sakit tak tertahankan. “Sakau karena Putaw sakitnya lima kali sakit orang melahirkan,” ujar Agus, salah seorang mantan pemakai, yang sekarang menjadi konselor di lembaga rehabilitasi sosial di Yogyakarta.

Karena efek ketergantungan yang begitu menyiksa fisik, serta sensasi kenikmatan yang dihasilkannya jika dipakai, menjadi sebab mayoritas pecandu sulit untuk lepas dari NAPZA. Mereka menghambakan seluruh hidupnya untuk memperoleh NAPZA secara berketerusan, meski efek buruk sosialnya jauh lebih berbahaya dibanding kenikmatan semu yang mereka rasakan.

Peran IPWL Rehabilitasi Sosial

Pertanyaannya, kenapa sebagian orang bisa menemukan titik balik kesadaran, lepas dari ketergatungan NAPZA, seperti yang terjadi pada diri mantan pemakai yang diangkat dalam buku ini, sementara sebagian lagi selalu hidup di bawah pengaruhnya sampai mati?

Page 17: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

5Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

Menemukan titik balik kesadaran pada dasarnya adalah pengalaman yang bersifat sangat pribadi. Antara satu pribadi dengan pribadi yang lain mempunyai sebab berbeda dalam menemukan titik balik tersebut. Tetapi ada satu hal yang pasti. Jika berkaca pada pengalaman 31 orang mantan pecandu yang diangkat dalam buku ini, maka peran IPWL Panti Rehabilitasi Sosial sangat besar dalam membantu mereka menemukan kesadaran baru dan bangkit dari keterpurukan, untuk selanjutnya menikmati dan menjalani hidup nyata dengan segala fungsi sosial dan tanggung jawab sosial yang harus diemban.

Keberadaan panti rehabilitasi sosial sesuai dengan amanat UU nomor 35 tahun 2009. Dalam UU disebutkan bahwa pengguna NAPZA tidak lagi dipandang sebagai pelaku kejahatan atau kriminal (kecuali bandar dan pengedar), melainkan korban atau pasien, sehingga penanganan yang tepat bagi mereka bukan penjara, melainkan rehabilitasi medis dan sosial. Karena itu, sejak tahun 2009, pemerintah melakukan pembinaan kepada panti atau lembaga rehabilitasi sosial NAPZA.

Berbeda dengan rehabilitasi medis yang membantu korban ketergantungan lepas dari NAPZA dengan memberi mereka obat-obatan, rehabilitasi sosial menghilangkan ketergantungan korban tanpa memakai obat sama sekali. Semua pasien atau residen langsung putus zat ketika masuk panti rehabilitasi sosial. Pemikiran yang dianut adalah, sakaw memang menyiksa, tapi tidak pernah

Page 18: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

6 Titik Balik Kesadaran

menjadi sebab kematian. Masa sakaw parah (seperti semua badan terasa sakit dengan derajat sakit sangat luar biasa, sehingga penderita sakau sampai teriak-teriak, berguling-guling menahan sakit, hingga berak di celana; atau seperti gejala flu pilek berat, dll) biasanya dialami dalam tiga hari. Pada hari selanjutnya, efek sakit terhadap fisik semakin ringan, dan dalam 15 (lima belas) hari biasanya sudah lepas dari masa sakaw.

Dalam rehabilitasi sosial, masa pelepasan korban dari ketergantungan disebut sebagai tahap detoksifikasi. Pada tahap ini, residen benar-benar dijaga, diawasi dan dipantau selama 24 jam oleh para konsoler dan pekerja sosial. Mereka ditempatkan pada ruangan yang tidak bercampur dengan residen lainnya.

Salah satu keunggulan rehabilitasi sosial adalah targetnya tidak hanya menghilangkan ketergantungan (kecanduan), tapi juga memulihkan keberfungsian sosial korban. Keberfungsian sosial adalah kemampuan menjalankan peran sosial, memenuhi kebutuhan dan aktualisasi diri, sehingga pasca rehabilitasi sang korban dapat pulih dan kembali ke tengah keluarga dan masyarakat. Karena itu, setelah masa detoksifikasi, semua residen ikut program-program yang sudah dirancang secara sistematik dan terstruktur oleh setiap lembaga yang bertujuan untuk mengembalikan kesadaran, keberfungsian sosial dan tanggung jawab sosialnya.

Ada anggapan di kalangan masyarakat bahwa rehabilitasi sosial itu menakutkan, seperti ruang penjara. Itu sebuah anggapan yang sangat keliru. Faktanya, ikut program Rehabilitasi sosial tak ubahnya seperti mengikuti pendidikan di sekolah berasrama (boarding school). Tentu berbeda dengan kehidupan luar yang jadwal kehidupan diatur secara sendiri-sendiri. Di rehabilitasi sosial, kegiatan harian sudah diatur dan terjadwal rapi. Semua residen harus mengikutinya dengan penuh disiplin dan tanggung jawab. Pada IPWL Rehabilitasi Sosial yang menerapkan pendekatan Terapi Komunitas, mereka yang melanggar disiplin akan dikenai sanksi yang sudah ditetapkan dan diketahui bersama.

Mayoritas IPWL menggunakan pendekatan Terapi Komunitas dalam melaksanaan pembinaan terhadap residen. Konsep utama dari Terapi Komunitas adalah Man Helping Man to Help Himself, yang berarti seseorang menolong orang lain untuk menolong dirinya sendiri. Kelebihan metode Terapi Komunitas mampu mengubah aspek kognitif, afektif, sikap dan perilaku serta spiritual residen menjadi lebih baik. (De Leon, 2000).

Penerapan Terapi Komunitas dilakukan dengan menggunakan lima pilar sebagai asas dan dan empat struktur sebagai komponen utama. Lima pilar yang menjadi asas atau acuan Terapi Komunitas sebagai berikut:

Page 19: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

7Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

1) Konsep lingkungan keluarga (family milieu concept), yaitu menyamakan individu satu dengan lainnya di kalangan komunitas supaya bersama menjadi bagian dari sebuah keluarga, dengan norma dan nilai-nilai kasih sayang.

2) Konsep Tekanan Teman Sebaya (peers), situasi bahwa teman sebaya (teman senasib) memerlukan dorongan untuk kesembuhan.

3) Konsep lingkungan yang mendukung proses terapi (therapeutic session) , merupakan proses dimana kelompok menekankan contoh seorang residen dengan menggunakan teknik yang ada dalam Terapi Komunitas.

4) Konsep kegiatan keagamaan (religious session), yaitu proses untuk meningkatkan nilai- nilai dan pemahaman agama.

5) Konsep peran contoh / ketauladanan (role modeling). Proses pembelajaran dimana seorang residen belajar dan mengajar mengikuti mereka yang sudah sukses.

Selain lima pilar tersebut, Terapi Komunitas memiliki empat struktur yang menjadi komponen utama sebagai berikut:

1) Pembentukan tingkah laku (behaviour management shaping). Perubahan perilaku diarahkan pada kemampuan untuk mengelola kehidupannya sehingga terbentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai, norma-norma kehidupan masyarakat.

2) Pengendalian emosi dan psikologi (Emotional and psychological control). Perubahan perilaku diarahkan pada peningkatan kemampuan penyesuaian diri secara emosional dan psikologis.

3) Pengembangan pemikiran dan kerohanian (Intellectual and spiritual development). Perubahan perilaku diarahkan pada peningkatan aspek pengetahuan, nilai-nilai spiritual, moral dan etika, sehingga mampu menghadapi dan mengatasi tugas-tugas kehidupannya maupun permasalahan yang belum terselesaikan.

4) Keterampilan kerja dan keterampilan bersosial serta bertahan hidup (vocational and survival training). Perubahan perilaku yang diarahkan pada peningkatan kemampuan dan keterampilan residen yang dapat diterapkan untuk menyelesaikan tugas-tugas sehari-hari maupun masalah dalam kehidupannya.

Dengan ciri khas seperti demikian, maka menu-menu program yang diberikan kepada residen atau pasien rehabilitasi sosial di IPWL meliputi empat menu terapi: terapi fisik, terapi mental spiritual, terapi psiko-sosial, dan

Page 20: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

8 Titik Balik Kesadaran

terapi livelihood (penghidupan berkelanjutan). Seperti ditegaskan oleh Dirjen Rehabilitasi Sosial Kemensos RI, Bapak Edi Suharto, PhD, keempat menu ini harus menjadi menu terapi wajib bagi setiap IPWL pada masa mendatang. Pada saat sekarang, beberapa IPWL masih belum menerapkan keempat menu tersebut karena terkait dengan keterbatasan SDM dan fasilitas.

Pertama, terapi fisik. Terapi fisik bertujuan menumbuhkan kesadaran dan kepedulian pada kesehatan fisik, kebersihan diri, dan kebersihan lingkungan. Beberapa program yang dilakukan di IPWL tekait hal ini seperti program mandi teratur, olahraga teratur, merapihkan tempat tidur, menjaga kebersihan alat-alat yang dipergunakan pada keseharian seperti peralatan makan, kamar mandi, dsb. Pemeriksaan kesehatan secara berkala menjadi bagian dari terapi fisik ini.

Kedua, terapi mental-spiritual. Semua IPWL memiliki program pembinaan keagamaan, dengan intensitas yang berbeda-beda. Beberapa panti seperti IPWL Inabah (Tasikmalaya), IPWL Hikmah Syahadah “Telunjuk Petir” (Tangerang), IPWL Ar-Rahman (Palembang), bahkan menjadikan pendekatan agama sebagai metode utama pemulihan.

Tujuan utama dari terapi mental-spiritual adalah menanamkan kesadaran ketuhanan kepada setiap residen, memberikan bekal pengetahuan agama

Pelatihan sablon salah satu bentuk latihan keterampilan di IPWL rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan NAPZA

Page 21: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

9Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

sebagai dasar tuntunan hidup utama dalam menjalani kehidupan dunia dan akhirat. Diharapkan, nilai-nilai agama benar-benar merasuk ke dalam jiwa dan kesadarannya sehingga bisa menjadi benteng kokoh dalam memagari kehidupannya sepanjang hayat untuk tidak kembali memakai NAPZA.

Ketiga, terapi psiko-sosial. Terapi psikososial menjadi menu dengan porsi terbesar dalam program rehabilitasi sosial. Terapi psikososial diberikan dalam bentuk konseling individu, konseling kelompok, program edukasi pribadi, edukasi kelompok, sampai program outbound. Hal-hal utama yang ditanamkan dalam program psikososial adalah mengembalikan kesadaran mereka sebagai makhluk sosial yang memiliki fungsi dan tanggung jawab; pengetahuan dan kesadaran tentang jenis-jenis NAPZA dan bahayanya teradap otak dan perilaku; pembentukan sikap disiplin, kepemimpinan, tanggung jawab yang mereka butuhkan pada saat kembali ke tengah masyarakat.

Terapi psikososial tidak saja diberikan kepada residen, tetapi juga terhadap keluarga. Disadari bahwa keluarga memiliki peran terbesar dalam membantu dan menjaga kepulihan korban dari NAPZA. Karena itu, orang tua dan anggota keluarga harus memiliki pengetahuan dan kesadaran terkait peran mereka tersebut. Terapi psikososial kepada keluarga dilaksanakan baik secara pribadi maupun kelompok.

Keempat, terapi Livelihood (penghidupan berkelanjutan). Latihan keterampilan adalah salah satu bentuk program terkait menu ini. IPWL mempunyai program berbeda, tergantung potensi ekonomi dan peluang usaha daerah bersangkutan. Sebagian memberikan pelatihan keterampilan montir, komputer / IT, sablon, mebel, sehingga alumusnya ada yang bekerja menjadi montir, pengusaha bengkel, pengusaha mebel, menjadi guru komputer dan sekretaris desa, dan lain-lain. Ada juga IPWL yang memberikan pelatihan bidang pertanian, perkebunan, dan peternakan.

Tak hanya pelatihan keterampilan, hampir semua IPWL memberikan kesempatan kepada residennya menimba ilmu dan kemahiran untuk menjadi konselor. Diharapkan mereka bisa menjadi konselor adiksi dan mengabdi di lembaga rehabilitasi sosial, entah di lembaga tempat mereka menjalani rehabilitasi maupun lembaga rehabilitasi lainnya. Pada saat sekarang, Indonesia masih kekurangan tenaga konselor adiksi. Setiap lembaga rehabilitasi sosial diwajibkan mewakili konselor adiksi. Idealnya, dalam setiap 10 orang residen, harus ada 1 orang konselor adiksi. Artinya, untuk lembaga rehabilitasi sosial yang memiliki residen di atas 50 orang, mereka wajib memiliki lima orang konselor adiksi.

Page 22: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

10 Titik Balik Kesadaran

Pengkaderan menjadi konselor adiksi di lembaga rehabilitasi sosial IPWL relatif berhasil. Terbukti, mantan pencandu yang mengabdikan diri menjadi konselor di lembaga rehabilitasi sosial cukup banyak. Bahkan sebagian dari mereka ada yang dipercaya menjadi program manager.

Program rehabilitasi sosial di IPWL ada yang bersifat rawat inap dan rawat jalan. Pendekatan terapi komunitas, maupun empat menu wajib program rehabilitasi sosial merupakan menu bagi program rawat inap. Program rawat inap rata-rata berlangsung selama 4 bulan sampai 6 bulan, tergantung perkembangan residen. Bahkan ada juga residen yang mengikuti program selama satu tahun.

Sementara program rawat jalan, residen atau klien tidak diwajibkan menginap di IPWL rehabilitasi sosial. Kategori pecandu yang bisa mengikuti program rawat jalan adalah, pertama pemakai rekreational, memakai NAPZA untuk tujuan bersenang-senang, belum sampai pada tahap kecanduan akut; kedua, pecandu yang menjadi tulang punggung ekonomi keluarga tetapi ingin pulih.

Materi program rawat jalan berupa konseling, baik konseling pribadi maupun konseling kelompok, secara berkala. Materi konseling berkenaan dengan pengetahuan akan ragam NAPZA dan bahayanya, narkotika anonimus, edukasi agama dan tanggung jawab sosial, dan sebagainya. Semua materi konseling bertujuan untuk membantu mereka untuk pulih dari ketergantungan, serta memiliki kesadaran yang kuat akan menjauhi NAPZA kapan pun dan dimana pun. Selain konseling, juga ada program tes urin untuk mengontrol bahwa mereka benar-benar tidak memakai NAPZA selama program berlangsung. Juga ada pemeriksaan kesehatan. Kepada pasien yang kesehatannya terganggu karena

Fasilitas keterampilan montir disalah satu IPWL

Page 23: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

11Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

memakai NAPZA akan dibantu dan didampingi menjalani perawatan di rumah sakit ataupun puskesmas rujukan.

Titik Balik KesadaranPengalaman yang diutarakan oleh 31 orang mantan pecandu yang ditulis

dalam buku ini membuktikan bahwa program rehabilitasi sosial yang mereka jalani, baik yang bersifat rawat inap maupun rawat jalan, telah membantu mereka menemukan kesadaran baru, atau titik balik. Dengan kesadaran barunya, mereka yang tadinya dianggap sebagai sampah masyarakat, dibuang oleh keluarga, berbalik menjadi kebanggaan keluarga, bermanfaat bagi banyak orang.

Ada banyak pesan anti-NAPZA yang disampaikan para alumnus RSKP NAPZA yang dimuat di buku ini, yang merupakan perwujudan dari titik balik mereka. Beberapa pesan bisa kita klasifikasikan sebagai berikut:

Pertama, menjadi pecandu NAPZA hanya menghabiskan umurmu. Setiap alumnus RSKP NAPZA menyesali umur dan proses kehidupan yang mereka lalui secara percuma karena terjebak sebagai pecandu. Tak ada peningkatan kualitas kehidupan yang mereka dapatkan selama menjadi pecandu. Dibandingkan dengan teman-teman mereka yang menjalani hidup bebas dari NAPZA, kualitas kehidupan mereka tertinggal jauh. Ibaratnya, mereka masih saja pada step pertama kehidupan, tak pernah beranjak, sementara kawan seangkatan mereka sudah melangkah jauh. Tetapi, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Karena itu, mereka berpesan kepada siapapun untuk menjauhi NAPZA, karena NAPZA akan mengantarkan mereka menjadi manusia tak bermanfaat seumur hidup, sebaliknya bahkan menjadi virus dan penyakit masyarakat.

Kedua, menjadi pecandu menjauhkan kita dari keluarga dan masyarakat. Hampir semua pecandu menjadi virus bagi keluarganya. Menyusahkan orang tua, istri, anak, saudara, keluarga dekat, keluarga jauh. Juga menyusahkan masyarakat. Tak sedikit pecandu yang menjadi musuh keluarga. Derita batin yang dialami pecandu akibat dimusuhi dan dianggap sampah oleh keluarga sangat berat. Pecandu yang menyadari itu kemudian mendatangi panti rehabilitasi sosial agar bisa lepas dari pengaruh NAPZA, sebagai syarat untuk merebut kepercayaan dan kasih sayang keluarga.

Ketiga, sadarilah bahwa gengsimu tak akan naik karena NAPZA. Banyak anak muda yang terjebak memakai NAPZA karena faktor tidak mau dibilang banci oleh kawan sepergaulan. Sungguh itu anggapan keliru. Dengan mengonsumsi NAPZA, yang kamu dapatkan bukan gengsimu naik, tapi yang kamu peroleh adalah harga dirimu, harga diri keluargamu menjadi hancur. Semua alumnus RSKP NAPZA di buku ini mengatakan itu.

Page 24: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

12 Titik Balik Kesadaran

Keempat, kesenangan NAPZA bersifat semu, sementara penderitaannya bersifat nyata. Kesenangan NAPZA hilang bersamaan dengan hilangnya pengaruh zat tersebut. Anda harus mengonsumsinya lagi untuk mendapatkan kesenangan serupa. Jadi, sifat kesenangannya sangat bersifat semu, fatamorgana. Sementara derita yang dihasilkannya sangatlah nyata.

Kelima, kepada orang tua, berilah kami kasih sayangmu, perhatianmu. Rata-rata anak mulai terkena pengaruh NAPZA pada usia SMP dan SMA, sebuah masa pencarian jati diri. Pada usia ini, anak-anak tersebut belum memiliki kesadaran terhadap resiko apapun. Mereka masih berorientasi kesenangan dan ingin diakui. Lingkungan pergaulan sangat menentukan apakah mereka terjerembab ke dalam kelamnya kehidupan ataukah tetap dalam rel kehidupan yang benar. Karena itu, faktor perhatian dari orang tua sangat diperlukan dalam menyelamatkan anak usia SMP dan SMA tersebut dari pengaruh NAPZA. Jangan biarkan mereka mencari jati dirinya sendiri tanpa bimbingan dan arahan dari orang tua, karena bahaya besar sedang mengintai mereka jika lepas dari kendali orang tua.

Semoga semua pesan-pesan anti NAPZA yang dihadirkan dalam buku ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu menjauhi NAPZA. Lebih baik mencegah daripada mengobati. Tetapi jika sudah terkena, bersegeralah jalani rehabilitasi sosial di IPWL Rehabilitasi Sosial, baik IPWL terdekat di kota anda, maupun di kota-kota lainnya yang menurut anda baik bagi keluarga anda.

Page 25: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

13Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

DAFTAR IPWL RSKP NAPZA DI SELURUH INDONESIA

No. Urut NAMA LEMBAGA ALAMAT

I. NANGGROE ACEH DARUSSALAM

1 Yayasan Permata Hati Kita (Yakita) Aceh

Jl. Tuan Keramat No.1, Desa Stui, Kec. Lamteumen Timur, Banda Aceh

2 Yayasan Tabina Aceh Jl. Tgk. Imeum Leung Bata No. 7C Kel. Lamseupeung Kec. Leung Bata Kota Banda Aceh

3 Yayasan Pintu HijrahLr. Nyak Awan Lamdiningin Kuta Alam/Dusun Meunasah Tuhas Gampong Rukoh Kec. Syiah Kuala Banda Aceh

II. SUMATERA UTARA

4 Balai RSKP NAPZA “Insyaf ” Jl. Berdikari, Desa. Lau Bakeri, Kec. Kutalimbaru, Kota Deli Serdang

5 Lembaga Rehabilitasi Sibolangit Jl. Suka Makmur Km.12, Desa. Suka Makmur, Kec. Sibolangit, Deli Serdang

6 Yayasan Nazar Jl. Bajak II Gg Jaya No. 11, Ds. Harjosari II, Kec. Medan Amplas, Medan

7 Yayasan Medan Plus Jl. Jamin Ginting Pasar VII No. 45 Padang Bulan Medan

8 Yayasan Keris Sakti Jl. Asahan Gg. Air Bersih Nagori Perdagangan II Kec. Bandar, Simalungun

9 Lembaga Terpadu Pemasyarakatan Anti NAPZA

Jl. Medan Binjai KM 15,5 Sumber Melati Diski Kab. Deli Serdang

10 Yayasan Haga Christ Jl. PNPM Mandiri No. 2 Kec. Gunung Sitoli Nias

11 Yayasan Sungai Jordan Kasih Jl. Sandang Pangan Ujung No. 2 Perdagangan, Kab. Simalungun

12 Yayasan Bukit Doa Taman Getsemane

Jl. Tuntungan Golf No. 120 Desa Jurin Jangak, Kec. Pancur Batu, Kab. Deli Serdang

13 Yayasan Minyak Narwastu Jl. Sandang Pangan Ujung No. 2 Perdagangan, Kab. Simalungun

14 Yayasan Rahmani Kasih Jl. Tuntungan Golf No. 120 Desa Jurin Jangak, Kec. Pancur Batu, Kab. Deli Serdang

15 Yayasan Pondok TrenkelyJl. Sibatu-batu Blok I, Bahsorma, Kec. Siantar Sitalasari, Pematang Siantar, Prov. Sumatera Utara Pematang Siantar

16 Yayasan Mitra Masyarakat Sehat Jl. Stella Raya No. 142 Kel. Simpang Selayang Kota Medan

17Lembaga Rehabilitasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika (LRPPN) Bhayangkara

Jl. Glugur Rimbun No. 135 Ds. Sei Glugur Kec. Pancur Batu, Kab. Deli SerdangKec. Pancur Batu, Kab. Deli Serdang

Page 26: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

14 Titik Balik Kesadaran

18 Yayasan Minar Christ Jl. Penampungan Ds. III Namorambe, Deli Serdang

19 Yayasan Rumah Ummi Jl. Rajawali Simp. Kiwi No. 91 Medan Sunggal

20Pusat Rehabilitasi Korban NAPZA “MARI INDONESIA BERSINAR”

Jl. Nusa Indah 4 No. 27 Simpang Selayang Medan

21 Panti Rehabilitasi NAPZA Esa Prakarsa

Jl. KH Dewantara Kel. Sei Limbat Kec. Selesai Kab. Langkat

22 Amanat Agung Jl. Qubah Gg. Sosial No. 2 Ds. Kuala Bekala, Kec. Medan Johor, Medan

III. RIAU

23 Yayasan Mercusuar Jl. Mustika Gg. Mustika No 32, Kab. Sumahilang, Kec. Pekanbaru Kota, Pekanbaru, Riau

24 Yayasan Siklus Tulus Untuk Semua Jl. Meranti No. 3 A Pekanbaru

25 Yayasan Satu Bumi Jl. Sei Geringging/ Jl. Serasi, Simpang Tiga, Kec. Bukitraya, Kota Pekanbaru, Prov. Riau

IV. SUMATERA BARAT

26 Yayasan Al Ikhwan Suci Hati Jl. Gunung Ledang RT 005 RW 01 Kel. Tabiang Banda Gadang Nanggalo, Padang

27 Yayasan New Padoe Jiwa Jl. H. Abdul Manan No. 1 Rt 1/1 Kel. Campago Guguk Bulek Kec. MKS Bukittinggi

28Lembaga Swadaya Masyarakat Generasi Muda Payakumbuh( Gempa)

Jl. PGRI No. 4 RT 01/01 Kel. Parakbatuang Kec. Payakumbuh Barat Kota Payakumbuh

29 Lembaga Swadaya Masyarakat “Ganggam Solidaritas”

Perum Dinas Sosial Kab. Agam Jl. Surau Usang Jorong Parit Putus Nagari Ampang Gadang Kec. IV Angkek Candung Kab. Agam

V. JAMBI

30 Yayasan Sahabat Jambi Jl. Org Kayo Pingai No. 41 RT 25 Kota Jambi

31 IPWL “ Al Jannah” Jl. Jambi Muara Bulian Nes 2 RT 08 Desa Sungai Buluh Kec. Muara Bulian Kab. Batanghari

32 Yayasan Mitra Kencana Cendekia Natura Jambi

Jl. RB Siagian No. 126 RT 01 Kel; Talang Bakung Kec. Paal Merah Jambi

VI. SUMATERA SELATAN

33 IPWL “Sriwijaya” Jl. Raya Palembang Kayu Agung KM. 32 Kel. Timbangan Kec. Indralaya Utara Kab. Ogan Ilir

34 Yayasan Ar Rahman Jl. Tegal Binangun Rt.20/10, Komp. Ponpes, Kec. Plaju Darat

35 Yayasan Mitra Mulia Jl. Talang Buluh Kel. Talang Buluh Kec. Talang Kelapa Kab. Banyuasin

36 Yayasan Cahaya Putra Selatan Jl. Opi Cluster Anggrek Blok AB 10 RT 33/09 Kel. 15 Ulu Kec. Sebrang Ulu Kota Palembang

37 Yayasan Dharma Wahyu Insani Jl Dempo Raya No. 107 RT 05 RW 03 Kel. Sialang Kec. Sako Kota Palembang

Page 27: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

15Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

38 Yayasan Syifaa Alif Ar RahmanJl. Garuda No. 185 RT 03 Kel. Watas Lubuk Durian Kec. Lubuk Linggau Barat I Kota Lubuk Linggau

VII. BENGKULU

39Yayasan Kantong Informasi Pemberdayaan Kesehatan Adiksi (KIPAS)

Jl. Cimanuk I C No. 1 Padang Harapan Kel. Gading Cempaka Kota Bengkulu

40 Ormas Peduli Sosial Nasional (PESONA)

Jl. Kinibalu No. 22 RT 11 Kel. Padang Jati Kec. Ratu Samban Kota Bengkulu

41 Yayasan Dharma Wahyu Insani (DWINS) Bengkulu

Jl. S Sukowati No. 22 Kota Curup kab. Rejang Lebong

VIII. LAMPUNG

42 Yayasan Sinar Jati Jl. Marga No.200, Desa. Sambirejo, Kec. Kemiling, Bandar Lampung

43 Wisma Ataraxis Jl. RA. Basyid Gg. Kelapa III, Fajar Baru, Jati Agung, Lampung Selatan

44 Lembaga Kesejahteraan Sosial Riyadlotunnufus

Dusun Kampung Tua 1 RT 2 Kec. Way Dente Kab. Tulang Bawang

45 Yayasan Srikandi Bandar Surabaya Subang Jaya Kec. Bandar Surabaya, Lampung Tengah

46 Panti Rehabilitasi NAPZA “House Of Serenity”

Jl. Panglima Polim Gg. Sawo Raya No. 59 Segalamider Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung

IX. KEPULAUAN RIAU

47 Yayasan Lintas Nusa Jl. Taman Dotamana Indah Blok F No. 2 Kel. Belian Kec. Batam Kota, Kota Batam 29464

48 Yayasan Rumah Rehabilitasi Sosial Sahabat Anak Indonesia

Perumahan Balai Garden Blok D5 No. 29 Kab. Karimun

49 Yayasan Rumah Harapan Kav. Sagulung Sempurna No. 4 RT 003/002 Kel. Rempang Cate Kec. Galano, Batam

X. BANGKA BELITUNG

50 Yayasan Dharma Wahyu Insani Bangka Belitung

Jl. Patin 6/Jl. Mujair Raya RT 004/02 Kel. Rejo Sari Kota Pangkal Pinang

51 Wado Health Care Babel Foundation Jl. Ekor Kuning VII RT 10 RW 03 Pangkal Pinang

52Yayasan Generasi Penerus Bangsa Bangka Belitung (GENESA BABEL)

Jl. Beo RT 03/01 Kel. Air Kelapa Tujuh Kec. Gerunggang Kota Pangkalpinang

53 Lembaga Kesejahteraan Sosial Atap Langit

Jl. Pangkol RT 08 No. 111 Desa Air Mesu Timur Kec. Pangkalanbaru Kab. Bangka Tengah Prov. Babel

XI. DKI JAKARTA

54 Yayasan Karya Peduli Kita (Kapeta) Jl. Pluto I Kel. Karang Tengah Tangerang Selatan/ Jl. Abdul Majid Cipete, Jaksel

55 Yayasan Karitas Sani Madani (Karisma)

Jl. Kikir No. 27/Jl. Teratai No. 11 RT 10 RW 06 Condet Raya Jakarta Timur

Page 28: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

16 Titik Balik Kesadaran

56 Madani Mental Health Care Jl. Pancawarga III Rt. 03/04 No.34, Kel. Cipinang Besar Selatan, Kec. Jatinegara, Jakarta Timur

57 Yayasan Mitra Kencana Cendekia (Natura) Jakarta

Lebak Bulus I No. 9 Kel. Lebak Bulus Kec. Cilandak Jakarta Selatan

58 Yayasan Stigma Jl. Anggrek VI No. 5 Kel. Pesanggrahan Kec. Kebayoran Lama Jaksel

59 Yayasan Sehat Menuju Bina Lanjut Jl. Gelong Baru Dalam No. 22-22A RT 003 RW 02 Kel. Tomang Kec. Grogol Jakarta Barat

60 Garda Mencegah Dan Mengobati (GMDM)

Jl. Malaka Merah III Blok D No. 2 Komp. Ruko Malaka Kel. Pondok Kopi Kec. Duren Sawit Jaktim

61 Yayasan Sahabat Rekan SebayaPurisentra Niaga Blok E-72 Rt 12/07 Jl. Inspeksi Kalimalang, Jakarta Timur/ Komplek Simpang Tiga Kalibata No. 17 Jakarta Selatan

62 Yayasan Al Jahu Jl. Hidup Baru nomor 47 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

63 Yayasan Jakarta Plus Center Jl. Kebon Kosong XVI No. 41 RT 013/03 Kemayoran, Jakarta Pusat

64 Yayasan Mutiara MaharaniJl. Menteng Atas Gg. Lontar V No. 24 A RT 007/015 Kel. Menteng Atas Kec. Setiabudi, Jakarta Selatan

65 Yayasan Balarenik Jl. Pahlawan Komaruddin No. 61 RT 04/05 Kel. Penggilingan Kec. Cakung, Jakata Timur

66 Yayasan Kasih Mulya Jl. Pluit Karang Permai Blok T 7 Selatan No. 40-42 Jakarta Utara

67 Yayasan Catur Wangsa NusantaraJl. Kedoya Agave VII Taman Kedoya Baru Blok C No. 1 No. 16 Kel. Kedoya Selatan Kec. Kebon Jeruk, Jakarta Pusat

68 TENAR Indonesia Foundation Jl. Kalibata Timur I No. 17 Rt.02 Rw.08 Kel. Kalibata Kec. Pancoran Jakarta Selatan

69 Yayasan Sapu Jagad Jl. Mawar Indah No. 69 Lebak Bulus Raya Jakarta Selatan

XII BANTEN

70 Yayasan Hikmah Syahadah Jl. Kedondong Ds. Pasir Nangka Kec. Tigaraksa Tangerang

71 Yayasan Nururrohman Lingk. Kebon Baru RT 01 RW 01 Kel. Sawahluhur Kec. Kasemen Kota Serang

XIII. JAWA BARAT

72 Balai RSKP NAPZA “Galih Pakuan”

Jl. H. Miing No. 71, Desa Putat Nutug, Kec. Parung, Bogor

73 Yayasan Untuk Segala Bangsa Kel. Tugu Utara, Kec. Cisarua, Kota Bogor

74 Yayasan Permata Hati Kita (Yakita) Bogor Jl. Ciasin No. 21 Ds. Bendungan Kec. Ciawi, Bogor

75 Panti Sosial Korban NAPZA Penuai

Kp. Ciguntur RT 06/03 Ds. Cipendawa, Kec. Pacet, Cianjur

76 Yayasan Sekar Mawar Jl. Surya Kencana No.2, Bandung

Page 29: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

17Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

77 Yayasan Sirnarasa Cisirri (Inabah 2 Puteri) Desa. Ciceuri, Ciomas, Kec. Panjalu, Ciamis

78 Yayasan Nurul Jannah At Taubah Jl. Swadaya No.65 Rt.03/06, Desa. Karang Asih, Kec. Cikarang Utara, Bekasi

79 Inabah XV Jl. Pagerageung Wetan RT 1/10 Ds. Pagerageung, Tasikmalaya

80 Yayasan Maha Kasih Jl. Ir. H. Juanda No. 72 Link Serang Kuningan

81 Breakthrough Missions Jl. Bali Sentul City, Bogor

82 Yayasan As Sabur (Bumi Kaheman)

Komp. Banda Asri Blok C3 No. 06 Banda Sari Cangkuang Bandung

83 Yayasan Rumah Asa Anak Bangsa Kp. Pasir Menjul No. 137 RT 02 RW 02 Desa Pasir Jaya Kec. Cigombong Kab. Bogor

84 Yayasan Al Karomah Jl. Pelabuhan Ratu Km. 28 No. 33 Kp. Baeud RT 03/03 Ds. Warung Kiara, Sukabumi

85 Yayasan Pelayanan Agape Jl. Citeko No. 96 RT 2/04 Desa Citeko Kec. Cisarua Kab. Bogor

86 Yayasan Pradita Madani Cempaka (Prama)

Cempaka Wangi Regency Blok H No. 2 Desa Cempaka Kec. Talun, Cirebon

87 Yayasan Putra Agung Mandiri Jl. Jend. Sudirman RT 03/08 Harjamukti, Cirebon

88 Lembaga Informasi dan Konsultasi (LIK) Sadulur Jl. Jurang No. 53 Kota Bandung

89 Yayasan Generasi Jabez Indonesia Jl. Galaksi No. 2 RT 07 RW 05 Kopo Elok Cirangrang, Babakan Ciparay, Bandung

90 Yayasan Katarsis Sarasati Edukasi Jl. Raya Jati Makmur Gg. Sentul Nerva Residences No. 2 RT 01/11 Jatimakmur, Pondok Gede, Bekasi

91 Yayasan Bakti Putra Kp. Cilintung Cipeundeuy No. 45 RT 01/16 Kec. Cipeundeuy Kab. Bandung Barat

92 Yayasan Karang Madya Depok Jl. Pitara Raya Kp. Sempu No. 119 RT 03/01 Cipayung, Depok

93 Yayasan Bersama Kita Pulih Jl. Ciwaringin 2 No. 2 Bogor

94 Yayasan Bunga Bangsaku Jl. Ciwalen No. 26 Garut

95 Lembaga Kesejahteraan Sosial Societa Indonesia

Jl. Cibeleng Sukaratu Kp. Cibeleng Kebon Kelapa RT 03 RW 02 Sukaratu, Gekbrong, Kab. Cianjur

96 Pondok Remaja Inabah XVII Puteri

Dusun Desa RT 01/01 Nomor 2, Desa Sukamulya Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis

97 Pondok Remaja Inabah XVIII Putera

Dusun Desa RT 01/01 No. 2 Desa Sukamaju Kec. Cihaurbeuti Kab. Ciamis

98 Yayasan Peduli Kasih Bekasi Jalan Swadaya Kamp. Cerewet RT 006 RW 08 No. 12 Kel. Duren Jaya Bekasi Timur Bekasi

99 Yayasan Nurido Sabar Abadi Jl. Tugu 1 RT 01 RW 08 Kel. Tugu Mukti Kec. Cisarua Kab. Bandung Barat

100 Yayasan Tenjo Laut Blok Tenjo Laut Desa Babakan Mulya Cigugur Kab. Kuningan

101 Yayasan Graha Prima Karya Sejahtera (GRAPIKS)

Komp. Bina karya 1 Blok C no.56 Ds. Cimekar kec. Cileunyi, Bandung

Page 30: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

18 Titik Balik Kesadaran

102 Yayasan Prioritas Utama Pertiwi Jl. Snakma Cisalopa RT 01 RW 06 No. 108 Kel. Pasir Buncir Kec. Caringin Kab. Bogor

103 Yayasan Pemulihan Azalea Desa Sukamanah Kec. Megamendung Kab. Bogor

104 Komunitas Aksi Kemanusiaan Indonesia

Jl. Curug Raya Beji Kota Depok/ Jl. H. Asnawi RT 03 RW 5 No. 14 Kec. Beji Kota Depok

XIV. JAWA TENGAH

105 Balai RSKP NAPZA “Satria” Baturaden

Jalan Raya Barat No. 35 Ketenger Kec. Baturaden Kab. Banyumas

106 Yayasan Rumah Damai Desa Cepoko Rt.004/001, Desa. Cepoko, Kec. Gunungpati, Semarang

107 YPI Nurul Ichsan Al Islami Legoksari RT 04/02, Karangsari, Kalimanah, Purbalingga

108 Yayasan Rehabilitasi At Tauhid Jl. Gayamsari Selatan II RT 03/03, Sendangguwo, Sendang, Tembalang - Semarang

109 Yayasan Cinta Kasih Bangsa Ds. Susukan, Kec. Ungaran Timur, Kab. Semarang

110 Yayasan Maunatul Mubarok Dk. Lengkong Ds. Sayung Kab. Demak

111 Yayasan Sinai Ds. Kutu RT 2/08 Telukan, Grogol, Sukoharjo

112 Yayasan Mitra Alam Jl. Sidomukti Utara No. 14 RT 4 RW V Kel. Pajang Kec. Laweyan Surakarta

113 Yayasan Al Ma’laa Getas Rejo Jl. Purwodadi - Blora KM.1 No. 50 RT 2 RW 2 Getas Rejo, Purwodadi, Grobogan

114 Yayasan Panti Asuhan Raden Sahid

Dukuh Sampang Ds. Mangunan Lor Kec. Kebon Agung, Kab. Demak

115 Yayasan Lentera Bangsa Indonesia Gabusan RT 021 RW 06 Tanon Kec. Tanon Kab. Sragen

116 Yayasan Cahaya Kusuma BangsaJl. Hasanudin RT 07 RW VI Ngawen Perum Villa Permata Indah A1-A2 Mangunsari Sidomukti Kota Salatiga

XV. DI YOGYAKARTA

117 Lembaga Rehabilitasi Kunci Rt.01/38, Nandan, Sariharjo, Desa. Nandan, Kec. Sariharjo, Sleman

118 Griya Pemulihan Siloam Jl. Godean, Tempel Km. 3 Klangkapan II, RT 01/05, Margoluwih - Sleman

119 Yayasan Indo Charis Ds. Kowang Solo Km. 5 RT 01/01 Taman Martini, Kalasan, Sleman

120 Yayasan Al Islami Pandakan RT 19/9 Ds. Banjarharjo, Kec. Kalibawang, Kab.Kulon Progo

121 Yayasan Galilea Elkana Jl. Panggang Wonosari KM 7 Giri Sekar Kec. Panggang Kab. Gunung Kidul

XVI. JAWA TIMUR

122 Inabah XIX Jl. Raya Semampir 43-47 Surabaya, Desa. Semampir, Kec. Semampir, Surabaya

123 Yayasan Orbit Jl Bratang Binangun V c No. 19 dan 54 Surabaya

124 Yayasan Bambu Nusantara Jl. Salak Tengah II No. 1 Madiun

Page 31: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

19Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

125 Eklesia Kediri Foundation Jl. Supersemar No. 9 Ngronggo Kediri

126 Plato Foundation Jl. Tambang Boyo No. 154 Surabaya

127 Pemulihan Doulos Malang Jl. Arumdalu No. 47 Songgoriti, Batu, Malang

128 Komunitas Pemuda Peduli Masyarakat Banyuwangi

Perum GPM Blok Rambutan 2 Gentengkulon, Genteng, Banyuwangi

129 Yayasan Bambu Nusantara II (Rumah Kita) Jl. Bukit Citra Darmo Blok A/10 Kota Surabaya

130 Yayasan Bahrul Maghfiroh Cinta Indonesia

Perum Joyo Grand XIII/195 Kel. Merjosari Kec. Lowokwaru Kota Malang

131 Yayasan Guest House Adiksi Narkotika PKBI Pamekasan Jl. Jamlak No. 62 Pamekasan

132 Yayasan Lembaga Kesejahteraan Sosial Daruddawam

Jl. Manukan Kasman I/16A Kel. Manukan Kulon Kec. Tandes Kota Surabaya

133 Yayasan Pelita Nusantara Jawa Timur Jl. M. Yamin Gang Batu Bintang No. 8 Kab. Pacitan

XVII. BALI

134 Yayasan Kasih Kita Jl. Moh Yamin IX No. 9 A Renon Denpasar

135 Yayasan Pesona Sivana Bali Jl. Batu Mejan Np. 60 Canggu Bali

136 Yayasan Kesehatan Bali Jl. Ciung Wanara IV B No. 2 Renon Denpasar Selatan Kota Denpasar

XVIII. NUSA TENGGARA BARAT

137 Aksi NTB Jl. Jepara No. 16 Perum Tana Aji Mataram, NTB

138 Rumah Dampingan Lentera Jl. Jend. Sudirman Gg. Solor Gegutu Barat, Rembiga, Kota Mataram

XIX. NUSA TENGGARA TIMUR

139 Yayasan Warna Kasih Kupang Jl. TPU RT 45 RW 01 Kel. Liliba Kec. Oebobo, Kupang

140 Yayasan Mitra Harapan Jl. Jurusan Kapan KM 5 Monohanis Soe, Timor Tengah Selatan

XX. KALIMANTAN BARAT

141 IPWL “ Teratai Khatulistiwa” Desa Arang Limbung Kec. Sungai Raya Kab. Kubu Raya

142 Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) Bumi Khatulistiwa

Jl. Putri Chandramidi Gg Suka Damai No. 17A Sei Bangkong Kota Pontianak

143 Lembaga Swadaya Masyarakat Merah Putih

Jl. Gunung Merapi No. 89 Kel. Pasiran Kec. Singkawang Barat Kota Singkawang

144 Yayasan Pontianak Plus Jl. Gusti Hamzah Gg. Nursalim No. 5B Kota Pontianak

145 Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) Juang

Jl. Mad Abon Dusun Istana Desa Baru Kec. Nanga Pinoh Kab. Melawi

XXI. KALIMANTAN SELATAN

146 Yayasan Lentera Hati Bumi Indonesia Jl. Sakapermai RT 12 No. 12 Banjarmasin

Page 32: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

20 Titik Balik Kesadaran

147 Yayasan Serba Bakti Jl. Banua Anyar RT 06 No. 50 Banjarmasin

148 IPWL “Intan Banua” Kalsel Kel. Gambut Kec. Gambut Kab. Banjar

149 Yayasan Griya Pemberdayaan Jl. A Yani KM 30 Kel. Guntung Manggis RT 025/04 Banjarbaru

XXII. KALIMANTAN TENGAH

150 Yayasan Galilea Jl. Cilik Riwut Km.18, Desa. Marang, Kec. Bukit Batu, Palangkaraya

XXIII. KALIMANTAN TIMUR

151 Pondok Modern Ibadurrahman L3 Blok C Rt.21, Jl. Tsani Karim, Desa Bangun Rejo, Kec. Tenggarong

152 Yayasan Laras Jl. Suwandi No. 46 RT 24 Samarinda

153 Yayasan Selamatkan Anak Kita Jl. KH Wahid Hasyim Gg Assalam No. 83 Kota Samarinda

XXIV. SULAWESI BARAT

154 Yayasan Amanat Muda Jl. Letjen Hertasning No. 141 Kasiwa Mamuju

XXV. SULAWESI UTARA

155 IPWL “Kalooran” Desa Tampusu Kec. Remboken Kab. Minahasa

156 Yayasan Bunga Bakung Jl. 5 September (Sea Raya) Kel. Malalayang Kota Manado

XXVI. SULAWESI SELATAN

157Yayasan Kelompok Peduli Penyalahgunaan Narkotika dan Obat-Obatan Terlarang (YKP2N)

Jl. Faisal XII No. 48 Kec. Rappocini, Kota Makassar

158 Yayasan RBM Nirannuang Jl. Faisal XI No. 50 A Kota Makassar

159 Rumah Sehat Lembaga Peduli Anak Indonesia Cerdas (LPAIC)

Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Jl. Kebahagiaan Utara Blok A No. 63 Kota Makassar

XXVII. SULAWESI TENGAH

160 Yayasan Tiara Nusantara Jl. Imam Bonjol No. 52 B Kel. Baru Kec. Palu Barat Kota Palu

XXVIII. MALUKU

161 Lembaga Pengabdian Pemuda Bangsa

Belakang Kantor BIP/Karantina Ikan RT 05 RW 03 Waiheru Kota Ambon

XXIX. MALUKU UTARA

162 IPWL “Akelano Oba Utara” Sofifi, Kota Tidore Kep. Halmahera

XXX. PAPUA

163Yayasan Pendampingan dan Pemberdayaan Masyarakat Papua dan Papua Barat (YP2MP)

Jl. Lele Expo Waena Flora Kencana, Waena Jayapura

XXXI. KALIMANTAN UTARA

164 Yayasan Selamatkan Anak Kita (SEKATA) Cabang Kaltara

Jl. Bhakti 2 RT 057 Kec. Karang Anyar Kec. Tarakan Barat Kota Tarakan

Page 33: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

21Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

BANGKIT JADI PENGUSAHA

BAGIAN 2

Page 34: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

22 Titik Balik Kesadaran

Albertus Rinanto Utomo, biasa dipangil Anto, telah menekuni usaha peternakan

ikan Koi sejak tahun 2002 hingga sekarang. Pelanggannya berasal dari banyak kota di Indonesia. Beberapa peternak Ikan Koi bahkan menitipkan ikannya ke Anto untuk dijualkan karena kepintaran Anto dalam menjaring pembeli. Dengan kompetensi seperti itu, omset dan keuntungan yang dia peroleh dari usaha ikan Koi relatif besar. Akan tetapi karena terjebak candu NAPZA, manajemen keuangannya amburadul. Belanja untuk konsumsi NAPZA, serta efek negatif NAPZA yang mendorong dia untuk selalu membeli apapun yang dia inginkan dalam jumlah besar, membuat pengeluarannya selalu lebih besar dari pemasukan.

Hal berbeda dirasakan Anto ketika sudah lepas dari kecanduan NAPZA. Pasca pulih setelah menjalani

rehablitasi sosial di Yayasan Galilea Elkana, panti rehabilitasi sosial yang menjadi mitra Kemensos RI, dia merasakan pola pikirnya lebih jernih, kontrol diri lebih meningkat, punya tujuan jangka panjang dalam hidup. Hal demikian berpengaruh kepada manajemen keuangan dan cara dia berbisnis ikan Koi. Dibandingkan dengan masa berada di bawah pengaruh obat, omset dia sedikit berkurang, tetapi sekarang dia lebih managable, pola keuangannya lebih rapi.

Terjerat NAPZA Sejak SMAAnto lahir pada tahun 1976.

Mengeyam pendidikan sejak SD hingga SMP di Solo, tempat kota asalnya. Tahun 1993, atas saran dari kakaknya, dia masuk ke sekolah SMA favorit di Jakarta. Di Jakarta, dia tinggal di rumah kost, jauh dari pengawasan orang tua.

Akibat pergaulan, ketika Anto

ANTO KEUANGAN LEBIH TERATUR SETELAH PULIH(IPWL GALILEA ELKANA, YOGYAKARTA)

Page 35: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

23Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

duduk di kelas 2 SMA, seorang teman mengenalkan ekstasi pada dirinya. Menurut Anto, ia menggunakan ekstasi ketika berada di club malam, di sana ada dentuman musik. Pengalaman pertama memakai esktasi tak begitu dinikmatinya. Dia menggunakan ekstasi hanya seperempat saja karena ada rasa takut. “Waktu itu masih diliputi rasa takut, karena ada cerita seorang artis meninggal disebabkan ekstasi,” ujar Anto. Itu pertama dan terakhir dia memakai ekstasi.

Perkenalan Anto lebih lanjut dengan zat narkotika adalah ketika dia kuliah di Yogyakarta. Ia berkenalan dengan narkotika jenis sabu. Awalnya dia memakai sabu untuk rekreasional, memakai bersama teman-teman jika sedang berkumpul saja. Namun karena

sudah tahu pengaruhnya, mulailah ia memakai sabu secara rutin, memakai sendiri.

“Memakai Sabu karena dahulu menjamur di Jogja, selain putaw. Tapi saya ga pernah cobain putaw,” kisahnya.

Kebiasan dia memakai sabu tak pernah berhenti. Uang kiriman dari orang tua serta penghasilan dari kerja membantu saudara di sebuah toko baju, dipakai untuk membeli zat adiktif tersebut. Apatah lagi ketika tahun 2002 ia membuka usaha ikan koi. Duitnya semakin lancar untuk membeli barang haram tersebut.

Antara Ikan Koi dan SabuIde berbisnis ikan Koi berawal

dari hobi memelihara ikan Koi. Anto

Page 36: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

24 Titik Balik Kesadaran

sudah memelihara ikan Koi sejak kuliah. Hobi tersebut mengantarkan dia berkenalan dengan komunitas ikan Koi. Dia juga sempat mengajari beberapa orang tentang bagaimana cara memelihara ikan Koi dengan baik. Suatu saat, ketika sedang bekerja menjaga toko baju, salah seorang yang pernah dia ajari tentang ikan Koi datang menemuinya dan mengajak untuk berbisnis ikan Koi. Berbisnis ikan Koi pun akhirnya menjadi pilihan usaha Anto hingga sekarang.

“Dia mengajari saya tentang cara berjualan ikan koi. Dari situ saya tekuni cara memotret, cara mengukur, dan cara memvideokan. Saya juga pelajari seluk beluk bisnis ikan Koi,” ujarnya.

Dia menyewa sebuah tempat untuk beternak ikan Koi. Mempromosikan ikannya lewat internet dan media chatting. “Mulai dari situ banyak orang yang telpon. Banyak keanggotaan ini telpon. Sampe pada puncaknya orang-orang Jogja nitip kalau jual koi ke saya,” ujar Anto.

Memiliki uang lebih banyak membuat konsumsi Sabu Anto juga meningkat. Dia merasakan, sabu membuatnya jadi berani sehingga penjualannya bisa meningkat. “Selama memakai NAPZA lebih berani memutuskan, mengambil semua kesempatan tanpa pernah memikirkan efeknya. Fantasinya disitu. Tetapi saat bersamaan, keuangan saya juga amburadul karena tak pernah ada

perhitungan,” ujarnya.

Penjara dan Menjalani RehabAktivitasnya yang intens dengan

NAPZA menyebabkan Anto berurusan dengan hukum. Pada awal Juli 2013, ia tertangkap polisi, kemudian ditahan dan dipenjara selama 1,5 tahun di Semarang. Tahun 2015 dia kembali menghirup udara kebebasan.

Penjara belum membuatnya kapok, sehingga kembali berurusan dengan kepolisian karena ketahuan memakai sabu. Ia ditangkap namun tidak ditahan, melainkan hanya diperintahkan menjalani rehabilitasi di panti rehabilitasi sosial yang bermitra dengan Kemensos RI, yaitu Yayasan Galilea El Kana. Dia menjalani rehab selama enam bulan, Juli 2017 hingga Januari 2018.

Di Galilea El Kana, ia belajar banyak. Awalnya ada kejenuhan karena semua serba diatur. Setiap orang harus mengikuti jadwal yang sudah ditetapkan sejak bangun pagi hingga tidur lagi. “Awalnya berat banget. Tetapi pada bulan ketiga saya sudah bisa menikmati,” ujarnya.

Diceritakan Anto, kegiatan yang paling berkesan di Galilea adalah rutinitasnya itu. Dari rutinitas itu dia jadi terbiasa bangun pagi, mandi, beres-beres tempat tidur. Kepedulian antar teman juga sangat berkesan bagi dirinya. Setiap orang menegur dan mengingatkan kesalahan orang.

Page 37: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

25Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

Menurutnya, di Galilea El Kana sistemnya ketat, bahkan merokok saja tidak boleh. Jadwal dijenguk dan menelpon orang terdekat juga sangat dibatasi.

Di panti Rehab ini juga dia mendapatkan konseling mengenai seluk beluk bahaya memakai NAPZA, akibat negatif yang akan dirasakan oleh mereka yang memakai NAPZA, semua hal yang sudah dia rasakan.

Semua disiplin dan program yang ketat tersebut, diakui Anto, membuat dia jadi terdidik dan bisa terlepas dari NAPZA.

Titik Balik

Selepas dari Galilea, dia mendapatkan kesadaran baru. Bahwa selama ini dia telah menjalani kehidupan secara keliru. Sejak SMA hingga berumur kepala empat, dia mempersembahkan semua jerih payahnya untuk bandar NAPZA. “Selama ini saya hanya memperkaya bandar,” ujarnya.

Kini ia berbisnis ikan Koi dengan sebuah tujuan untuk dirinya, untuk masa depannya, dan untuk untuk membahagiakan orang tua. “Dulu, keuangan amburadul. Bahkan memberi orang tua duit saja tak pernah. Saya hanya memperkaya bandar, dan mengikuti keinginan belanja yang tak terkontrol. Tapi sekarang manajemen keuangan saya lebih baik, sudah bisa

menyisihkan penghasilan untuk orang tua,” tuturnya.

Anto berpesan kepada siapa pun untuk jangan coba-coba memakai NAPZA. “Hanya merugikan. Kalau lu mau enaknya, juga akan merasakan ga enaknya,” tegasnya.

Kepada mereka yang sudah terjerat NAPZA, dia berkata semoga segera diberi hidayah. “Berhenti lah, karena ga ada nilai plusnya. Cuman rasa untuk pribadi doang, tapi orang terdekat dirugikan. Kesenangannya hanya rasa tak nyata. Setelah rasa itu hilang, baru mikir. Kerugiannya kerasa setelah rasa itu hilang. Kerugian yang delay,” tutur Anto.

“Berhenti lah, karena ga ada nilai plusnya. Cuman rasa untuk pribadi doang, tapi orang terdekat dirugikan. Kesenangannya hanya rasa tak nyata. Setelah rasa itu hilang, baru mikir. Kerugiannya kerasa setelah rasa itu hilang. Kerugian yang delay,”

Page 38: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

26 Titik Balik Kesadaran

RUSDIANTO BANGKIT DENGAN USAHA BENGKEL MOTOR(BRSKPN Galih Pakuan, Bogor)

Rusdianto menemukan kesadar-an baru ketika menjalani rehabilitasi sosial di BRSKPN

Galih Pakuan, Bogor. Keinginannya untuk menjadi pribadi yang berguna bagi keluarga mendorongnya untuk fokus menekuni usaha perbengkelan, sebuah keahlian yang dia dapatkan ketika menjalani program rehabilitasi sosial.

Menuju BRSKPN Galih PakuanSaat itu tahun 1999, ia belum juga

mendapat pekerjaan tetap selepas lulus STM. Bukan berarti dia pengangguran karena sejak kelas 3 STM ia telah mengajar di TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an). Namun, ada konflik batin yang menyiksa dirinya. Ia juga suka minum atau mabuk-mabukkan. Bagaimana mungkin guru Al-Quran berperilaku seperti dirinya?

Ia juga merasa sebagai anak sulung dari empat saudara ia harus mengubah nasib. Tidak bisa terpuruk terus tanpa perubahan apa-apa.

Suatu saat, ia bertemu dengan seorang pegawai Dinas Sosial Kabupaten Cirebon. Pegawai itu memperkenalkan BRSKPN Galih Pakuan di Bogor dan menceritakan program-program rehabilitasi sosial di lembaga ini, termasuk program bengkel motor. Ia mulai tertarik. Ia sadar waktu sekolah di STM lebih banyak ikut-ikutan saja.

Akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti program di BRSKPN Galih Pakuan. Waktu itu, awal tahun 2000, Dinas Sosial Cirebon mengantarkan 10 orang untuk menjadi residen lembaga ini. Dalam setahun, dari 10 orang itu hanya 6 orang yang berhasil menyelesaikan program.

Tak dinyana, di sini ia bukan hanya mendapat pelatihan keterampilan bengkel motor, tapi juga mendapat banyak sekali ilmu dan pembinaan terutama terkait kepemimpinan dan wirausaha. Lebih dari keterampilan perbengkelan, ia mendapat hal luar biasa yang membentuk karakter

Page 39: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

27Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

dirinya menjadi lebih baik. Yaitu menjadi orang yang berpikir maju.

Meski ia lulusan STM, tapi ia harus mengakui dirinya lulusan STM nol besar. Untuk bongkar pasang body saja ia tidak paham. Namun setelah mengikuti program BRSKPN Galih Pakuan, ia memperoleh banyak sekali kemajuan dari Pak Junaedi, instruktur bengkel motor lembaga ini.

Salat di Sebelah Botol-botol Minuman Keras

Akhir tahun 2000 Rusdianto lulus dari BRSKPN Galih Pakuan. Ia ingin sekali punya bengkel motor. Ia pun melangkah mulai dari nol. Ia lulus dari lembaga ini pada Desember 2000. Maka pada Januari 2001 ia langsung mencari tempat kerja. Tapi ia tidak punya target untuk mencari uang. Ia ikut bekerja tapi yang terpenting buatnya adalah mengambil ilmunya.

Rusdianto bekerja di banyak bengkel. Ia pernah bekerja di bengkel dekat rumahnya di Cirebon. Tapi karena bengkel kurang ramai, baru 7 hari ia mengundurkan diri. Ia mencari lagi bengkel yang memerlukan tenaganya. Ia pernah juga bekerja di bengkel di desa Cemara, namun hanya satu hari saja. Majikannya memohon maaf dan mengatakan sudah ada orang lain. Lalu ia bekerja di Indo Motor di kota Cirebon selama 8 bulan. Ia mulai sedikit matang dan menabung uang sedikit-sedikit.

Setelah itu Rusdianto bekerja di bengkel di daerah Indramayu. Majikan bengkel ini sangat berjasa sekali. Karena Rusdianto mendapat banyak sekali ilmu perbengkelan terutama pengelasan dan pengepresan. Banyak sekali ilmu yang kala itu tidak didapatkan di BRSKPN Galih Pakuan itu, ia mendapatkannya dari bengkel ini.

Ia bukan hanya mendapat pelatihan keterampilan bengkel motor, tapi juga mendapat banyak sekali ilmu dan pembinaan terutama terkait kepemimpinan dan wirausaha.

Di bengkel itu ia hanya bekerja 3 bulan. Tapi ia mendapat banyak ilmu walau harus ditebus dengan banyak pengalaman pahit. Salah satu karakter majikannya di bengkel ini adalah temperamental, suka minum minuman keras. Kalau ia bekerja salah sedikit saja, ia dibentak. Lebih pahit dari dibentak, ia bekerja penuh seharian, dari pagi pukul 06.30-19.00 malam, dan hanya digaji 3 ribu. Tapi ia tidak patah semangat. Karena ia sadar ia harus

Page 40: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

28 Titik Balik Kesadaran

banyak menggali ilmu dari majikannya. Rusdianto di bengkel ini tidak

punya saudara dekat, sehingga malamnya ia menginap setiap hari di rumah Pak RT. Pak RT sangat senang menyambutnya. Saya juga di rumah Pak RT ini suka mengajar mengaji sekitar 60 anak murid.

Tiap hari ia bekerja di bengkel itu. Tapi yang membekas baginya adalah ia pernah melakukan kesalahan sepele. Ia tidak hanya dibentak tapi juga hampir dilempar dengan kunci besar. Hampir saja ia menangis. Tapi justru dalam tangisan itu ia merasa semakin encer otaknya untuk memahami ilmu perbengkelan.

Walau majikannya itu sangat temperamental, Rusdianto beranggap-an majikannya itu sebagai gurunya.

Majikannya ini pemabuk, sehingga kesalahan sedikit saja dilakukan Rusdianto pasti ia dibentak. Namun karena selalu dibentak akhirnya ia menjadi cepat bisa. Sampai Rusdianto bisa melakukan “turun mesin”, memperbaiki kesulitan yang sulit di perbaikan motor. Semua ini ia mendapatkannya di bengkel Indramayu.

Bengkel ini tempatnya menyatu dengan WC dan gudang. Tidak ada tempat khusus untuk salat. Gudang itu Rusdianto rapihkan. Ia salat zuhur dan asar di ruang gudang ini, bersebelahan dengan banyak sekali botol-botol minuman keras. Setiap Rusdianto salat, ia langsung menangis. Ia berdoa, “Ya Allah berilah aku pemahaman tentang ilmu perbengkelan motor

Page 41: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

29Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

ini. Biar aku tidak lama-lama di sini, dan saya bisa membuka lapangan pekerjaan sendiri.”

Setelah itu Rudianto bekerja di bengkel milik orang China di Kebon Jeruk Jakarta. Ia bekerja di sini hanya 1 minggu. Tapi tetap ia mendapat banyak ilmu. Pertama ia mendapat keilmuan dari majikan China ini tentang manajemen perbengkelan terutama soal pembukuan. Kedua, etos kerja dan disiplin majikan China ini luar biasa. Setelah sekitar 11 bulan sejak lulus BRSKPN Galih Pakuan, Rusianto sudah bekerja di 6 bengkel.

6 Bulan Bengkel Itu Kosong dan Sepi, Tapi....

Akhirnya setelah pulang dari Kebun Jeruk Jakarta, Rusdianto dengan niat bismillah dan memohon doa orangtua, membuka bengkel motor di desa Cangkring Cirebon. Tepatnya bengkel yang masih seperti tempat tambal ban di pinggir jalan. Kurang lebih ukurannya sekitar 2 kali 4 meter. Dari sisa tabungan ia bisa membeli alat compressor dan alat-alat lainnya. Spare part-nya banyak yang belum ada.

Saat awal membuka bengkel ini, orang-orang hanya tahu Rusdianto sebagai pengangguran. Tidak ada yang tahu dirinya selama ini telah kursus di BRSKPN Galih Pakuan dan banyak bekerja di bengkel motor. Lalu tiba-tiba Rusdianto membuka

bengkel. Orang-orang pun tak ada yang percaya. Selama sekitar 6 bulan ia malah hanya tiduran saja di bengkelnya itu.

Ia berangkat pagi, tapi pulang tidak membawa uang. Begitu setiap hari. Sampai ibunya bertanya, “Kamu bagaimana usahanya, lancar?” Rusdianto menjawab, “Alhamdulillah masih belum dipercaya sama Allah. Rezekinya saya itu.”

Tapi ajaibnya, setelah perbincangan dengan ibu tersebut, mulai ada 1 orang yang mau tambal ban motor. Sedikit-sedikit terus bertambah, sampai sehari mendapat uang 25 ribu atau 30 ribu di tahun 2001.

Kini setelah sekitar 15 tahun membuka bengkel motor, banyak pencapaian material dan non material yang dicapai Rusdianto. Ia sudah punya 3 rumah termasuk bangunan bengkelnya dan sawah. Ia punya 7 karyawan. Ia juga membuka usaha baru, yaitu pengepresan. Ternyata usaha ini perkembangannya sangat bagus, menjadi sumber rezeki utama selain perbengkelan.

Dan Rusdianto pun bersyukur, cita-cita hidupnya untuk menjadi anak sulung yang bisa membantu adik-adiknya tercapai. Bahkan lebih dari itu, sekarang dia tidak hanya bermanfaat bagi keluarganya, tetapi juga bagi orang lain.

Semoga bisnisnya terus ber-kembang Bro Rusdianto.

Page 42: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

30 Titik Balik Kesadaran

Al-Aziz, kelahiran Jakarta, tahun 1996. Pria berperawakan kurus tinggi

dan bermata sipit ini merupakan anak tunggal yang hidup dalam suasana kesepian, sebab ibu dan bapaknya asik dengan pekerjaannya masing-masing. Ya, bapaknya merupakan karyawan di salah satu bandar udara, sedangkan ibunya seorang guru.

Kondisi seperti itu membuat Aziz mencari suatu hal yang bisa membuatnya lebih bisa menikmati hidup. Di sekolah menengah pertamanya ia bertemu dengan seorang teman yang mengenalkannya dengan obat-obatan terlarang. Saat itu ia merasa menemukan hal yang selama ini ia cari, memiliki banyak teman dan ketenangan hidup. hingga pada akhirnya hal itu menjadi sebuah rutinitas yang sulit ditinggalkan.

Menaiki jenjang pendidikan yang semakin tinggi, SMA, membuat Aziz mulai mengganti kebiasaannya mengonsumsi pil ektasi menjadi

mengonsumsi putaw, bahkan terkadang ia mengonsumsi sabu yang ia dapati dari pemberian kawan. Semua mulai menjadi sulit ketika orang tuanya mengetahui bahwa ia adalah seorang pecandu. Peristiwa itu terjadi lantaran mamahnya menemui bekas suntikan yang ia pakai. Uang jajan ditarik, fasiltas ditarik, hidup semakin terkekang walaupun sudah mencoba memanipulasi dengan melabelkan dirinya berhenti menggunakan NAPZA.

Semenjak itu ia mulai kelimpungan mencari uang untuk membeli putaw. Menjambret, mencopet, dan tindakan kriminal lainnya adalah satu-satunya cara agar dia bisa mendapatkan uang untuk membeli putaw dan ganja. Beberapa kali ia pernah tertangkap polisi, dikeroyok massa hingga babak-belur namun tak pernah membuatnya jera untuk mengulang kesalahan.

Tahun 2013 merupakan tahun kelulusan untuk Aziz. Pada tahun itulah ia juga memberanikan diri

Al-AZIZBERTRANSFORMASI MENJADI SUTRADARA FILM(IPWL Karitas Sani Madani, Jakarta)

Page 43: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

31Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

untuk merehabilitasi dirinya si sebuah tempat rehabilitasi bernama Yayasan Karitas Sani Madani selama 6 bulan. Hal itu ia lakukan atas kesadaran sendiri, tanpa suruhan apalagi paksaan orang tua. Sebab, orang tuanya tidak tahu kalau dia masih memakai NAPZA. Yang mereka tahu adalah bahwa anaknya sudah tidak lagi mengonsumsi zat berbahaya tersebut.

Menjalani perawatan selama 6 bulan di panti rehabilitasi belum membawa hasil positif bagi Al-Aziz. Dia kembali terjatuh (relapse). Dia kembali mengonsumsi Putaw dan alkohol di penghujung tahun 2014 sebab baginya tak ada yang berbeda antara menjadi pecandu atau tidak. Hal tersebut diketahui orang tuanya hingga pada tahun 2015 ia kembali mencoba masuk ke panti rehabilitasi yang berbeda. Sebelumnya, ia dijanjikan oleh orang tuanya hanya tinggal di panti tersebut selama tiga

bulan. Namun, hal tersebut tak sesuai kenyataan. Ia harus hidup di dalam panti tersebut selama 4 bulan. 1 bulan pertama di panti ia harus memasuki masa detoksifikasi di ruangnya yang cukup menyeramkan, gelap dan sepih. Setelahnya ia harus memasuki masa perawatan yang membuatnya merasa layaknya seorang pekerja restoran. Tak ada yang mengesankan dari panti itu. Ia memutuskan untuk meninggalkan panti tersebut sebelum masa perawatannya selesai.

Tidak butuh waktu lama untuk Aziz kembali menggunakan NAPZA lagi. Sepulangnya ia dari panti rehabilitasi, ia langsung menggunakan barang haram tersebut. Semuanya terus berlanjut hingga kekalapan melanda dirinya. Ia menjual segala barang yang ada di dalam rumahnya. Rumah yang sedang dibangun seketika terhenti di tengah jalan akibat perbuatannya. Tangis dan sakit hati orang tuanya

Page 44: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

32 Titik Balik Kesadaran

bukan lagi masalah yang harus dipertimbangkan. Saat itu, yang ia butuhkan hanya uang untuk membeli alkohol dan NAPZA. Pernah suatu hari, dia sampai hati meninggalkan mamahnya yang pingsan lantaran ia mencuri uang mamahnya.

Kini ia gencar mengumandangkan kesaksiannya tentang bahaya NAPZA kepada masyarakat. Ia selalu berusaha meyakinkan orang lain bahwa sesungguhnya NAPZA tak pernah bermanfaat untuk kehidupan.

Semuanya berjalan hingga pada akhirnya ia tak lagi dianggap sebagai anggota keluarga. Ia mulai hidup di luar. Tinggal di rumah kekasihnya dan memutuskan untuk kembali melakukan rawat inap di Yayasan Karisma pada akhir tahun 2015 hingga 2016.

Pasca rehabilitasi, lagi-lagi ia tak kuat menahan keinginannya untuk menggunakan NAPZA. Ia kembali menjadi pecandu. Sejak itu, ia benar-benar kehilangan semuanya. Kehilangan keluarga, kekasih, dan

orang-orang terdekatnya. Hinaan adalah makanan rutinnya. Dari situ ia mulai marah kepada semua orang yang telah meninggalkan ia dalam kondisi seperti itu.

Titik BalikTak kuat menjadi sampah keluarga,

ia kembali ke Yayasan Karisma. Dari situlah titik balik perubahannya. Tekadnya amat bulat semenjak peristiwa itu hingga akhirnya pada tahun 2017 ia benar-benar dianggap bebas dari penggunaan obat-obatan terlarang sampai saat ini.

Tahun 2018 merupakan tahun bahagia untuknya, sebab di tahun ini ia dipertemukan oleh seorang wanita yang ia nikahi pada Maret 2018. Di tahun ini juga ia bisa diterima kembali oleh keluarganya, mendapat kebahagian hidup yang selama ini cari dan ia rindukan. Kebahagiannya semakin bertambah ketika ia berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai penulis naskah sekaligus sutradara di sebuah tim produksi film.

Saat ini, ia gencar mengumandang-kan kesaksiannya tentang bahaya NAPZA kepada masyarakat. Ia selalu berusaha meyakinkan orang lain bahwa sesungguhnya NAPZA tak pernah bermanfaat untuk kehidupan, ia bahkan selalu memberikan motivasi kepada teman-temannya yang masih menjadi pecandu bahwa dalam hidup kita harus membunuh ketakutan demi mencapai cita-cita.

Page 45: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

33Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

Irwan Riyadi bersyukur karena tak perlu di penjara untuk menjadi orang yang kembali pada jalan

yang benar. Ia juga bersyukur tak diberikan cobaan berupa penyakit parah atau bahkan kematian yang mengenaskan seperti teman-temannya. Irwan masih diberikan kesempatan untuk memperbaiki hidup, sementara ada beberapa dari teman-temannya meninggal karena kecanduan NAPZA.

Sebuah harapan untuk menjalani kehidupan normal kembali terbentang saat Allah Swt menurunkan rahmat-Nya. Harapan itu bermula sejak seorang konselor mengenalkan Irwan kepada sebuah yayasan bernama “Karunia Kasih Insani“ D’WIN Foundation, Bengkulu. Sebuah yayasan tempat rehabilitasi bagi para korban NAPZA. D’WIN fondation yang akhirnya membantu Irwan untuk lepas dari NAPZA dan menjadikannya kembali menjadi manusia seutuhnya.

***

Irwan Riyadi, pria kelahiran Curup, 22 Juni 1977 itu sudah mengenal NAPZA sejak usia SMA. Tepatnya saat situasi di rumahnya sedang kalut karena persoalan ekonomi keluarga yang tak seperti dulu. Hampir setiap hari Irwan mendengar Ibu dan Ayahnya cek-cok hanya karena persoalan yang sepele. Akhirnya Irwan jarang pulang ke rumah dan lebih sering tinggal di rumah teman yang kebetulan dekat dengan sekolahnya.

Situasinya makin memburuk. Sampai menjelang ujian akhir SMA Irwan semakin mementingkan egonya. Ia kerap sekali bergadang, menggunakan ganja, sampai seks bebas. Sampai satu ketika Irwan harus dihadapkan pada situasi yang sangat berat. Sang Ayah dipanggil Yang Maha Kuasa. Sialnya setelah kejadian nahas itu, Irwan baru mengetahui ternyata sang Ayah menderita kangker usus. Sungguh, penyesalan datang menghantui Irwan. Ia merasa bersalah dan merasa berdosa dengan kepergian

IRWAN PENGUSAHA KONTER PULSA(IPWL DWIN FOUNDATION, BENGKULU)

Page 46: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

34 Titik Balik Kesadaran

sang Ayah. Bahkan Irwan seperti tidak bisa menerima kenyataan bahwa dirinya telah menjadi anak yatim.

Di dalam kekacauan dan kesendirian, bisikkan setan dan pengaruh buruk lingkungan tumbuh subur di hatinya. Irwan menjadi lepas tak terkendali. Tak ada kawan sejati, tak ada tempat bersandar, Irwan melarikan semuanya pada minuman keras, seolah hanya alkohol pelipur lara, hanya marijuana yang membuatnya bahagia.

Saat itu kebetulan Irwan sudah selesai SMA dan ingin sekali kuliah. Namun hasrat hati ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, semua hancur seiring terperosoknya ia ke lembah yang suram. Bergumul dengan kesedihan dan keputusasaan. Irwan seakan tidak sanggup hidup dengan penyesalan yang selalu membayangi hidupnya. Makin lama makin larut, Irwan mulai cari pelarian, mencari penawar hati yang gundah, mencari cahaya pada jiwa yang gelap, di antara perjalanan yang penuh liku dan gelap. Dan Irwan akhirnya melarikannya selalu saja pada alkohol. Hanya itu yang bisa memenangkan pikirannya. Hanya lintingan daun surga yang menjadi pendamai jiwa.

Irwan semakin tidak bisa berpikir jernih. Apalagi untuk menekuni rutinitas kerja. Hanya rasa malas, kesenangan, bergaul dan entah apalah

yang bisa menghibur dirinya. Saat itu pula Irwan tidak memliki apa-apa. Kehidupan yang ia jalani hanya bergantung dari teman yang satu ke teman yang lain. Hidup Irwan semakin kacau.

Bertahun-tahun Irwan menjalani hidup dalam ketidakpastian itu. Terombang ambing dalam kenikmatan semu. Sampai satu ketika Irwan berada pada titik jenuh dan tersadar bahwa semua terasa menjauh. Baik teman, saudara, sanak famili, dan kerabat pun sudah memandang sebelah mata padanya. Irwan seperti kehilangan semua. Ia merasa hidup ini sendirian dan terasingkan.

Saat-saat inilah yang mendorong Irwan untuk berubah. Muncul kesadaran untuk menyudahi segala perbuatan yang membuatnya hancur. Ditambah lagi satu persatu temannya berurusan dengan polisi karena terlibat NAPZA. Satu per satu juga mati karena overdosis akibat NAPZA.

Kekuasaan Allah kemudian berjalan. Hidayah terasa masuk dalam dirinya. Terbesit di hati Irwan untuk tobat kembali ke jalan yang benar. Ia hanya ingin hidup seperti orang-orang pada umumnya. Bisa dihargai di lingkungan masyarakat dan memiliki keluarga kecil yang bahagia. Langkah pertama kali yang ia lakukan saat itu adalah meminta ampun pada sang Ibu. Ada dosa yang sangat besar yang baru disadarinya, yakni menyia-nyiakan

Page 47: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

35Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

ibu dan adik perempuannya di rumah. Seharusnya sebagai anak laki-laki apalagi anak pertama dari almarhum sang Ayah, sudah sepantasnya Irwan menjaga dan mengurus mereka.

Seperti pepatah lama mengatakan, Di mana ada kemauan disitu pasti ada jalan, Alhamdulillah, berkat tekad yang kuat dan doa sang Ibu, Irwan mendapatkan petunjuk. Ada ajakan seorang sahabatnya dulu untuk memperbaiki diri di sebuah Yayasan yang bergerak di bidang rehabilitasi sosial. Kebetulan seorang sahabat itu adalah konselor di yayasan bernama “Karunia Kasih Insani “ D’WIN Fondation.

Langkah pertama kali yang ia lakukan saat itu adalah meminta ampun pada sang Ibu. Ada dosa yang sangat besar yang baru disadarinya, yakni menyia-nyiakan ibu dan adik perempuannya di rumah.

Berkah dari D’WIN FoundationHari demi hari ia jalani setiap

program rehabilitasi di D’WIN Foundation. Irwan dibimbing dan

terus diarahkan untuk melakukan perbaikan diri menjadi manusia yang terbebas dari jeratan zat-zat psikotropika dan zat adiktif lainnya. Pengarahan demi pengarahan memang sangat berguna untuk menghilangkan rasa kecanduannya. Tiga bulan telah Irwan lewati dari jadwal-jadwal pertemuan yang mengasyikkan. Hingga tes urine yang terakhir Irwan dinyatakan negatif setelah sebelumnya positif. Selepas menjalani program rehab di D’WIN Foundation Irwan merasa seperti menjadi manusia kembali. Irwan begitu sangat bersyukur tak hanya sekadar pulih dari jerat NAPZA, tapi ia bersyukur karena kembali dapat merasakan kenikmatan beribadah.

Tak cukup sampai di sana. Usai mengikuti program rehab, Irwan mendapat berkah dari D’WIN Foundation. Ia menerima bantuan dana dari Kementerian Sosial RI yang diberikan melalui D’WIN Foundation. Bantuan itu menjadi bekal Irwan untuk kembali ke masyarakat. Bantuan dana itu ia alokasikan untuk membuka konter HP. Sungguh bantuan modal usaha yang diberikan Kemensos sangat membantu Irwan memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Apalagi saat ini Irwan sudah berisitri dan memiliki anak. Irwan kemudian berpesan kepada para generasi muda untuk menjauhi yang namanya nakoba kalau tidak ingin mati sia-sia.

Page 48: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

36 Titik Balik Kesadaran

Muhammad Hasbillah (25) pria kelahiran Palembang, 17 Agustus 1993 ini mulai

menggunakan NAPZA sejak SMP. Berawal dari momen perayaan tahun baru, ia terpengaruh teman-temannya mencoba-coba mencicipi NAPZA berjenis ganja. Awalnya tak membuatnya ketagihan. Tapi karena intensitas pertemanan berlanjut ke SMA, ia mulai menjadi seorang pengguna NAPZA berjenis sabu. Semasa itu, ia rela mengeluarkan uang hingga 400 ribu hanya untuk mendapatkan barang haram itu.

Sebelumnya, sejak kecil, pria yang akrab di sapa Abi ini sudah menghadapi kenyataan yang pahit. Kedua orang tuanya telah berpisah. Sejak itu pula Abi ikut dengan sang ibu yang kemudian menikah lagi. Hingga akhirnya ia tinggal serumah bersama ibu dan seorang ayah tiri. Waktu terus berjalan. Didikan ayah tiri yang keras dan dinilai terkesan mengekang membuat Abi semakin tak kerasan di rumah. Abi yang beranjak remaja memilih pulang larut malam dan sering nongkrong dengan teman-temannya. Hal ini membuat sang ayah kerap menegur dan memarahi Abi yang

pulang di atas jam 9 malam. Tapi Abi tak menghiraukan itu. Ujungnya, Abi kemudian diusir dari rumah.

Keadaan itu membuat Abi semakin menjadi-jadi. Ia terus menggunakan sabu secara rutin seperti makan nasi tiga kali sehari. Dampak NAPZA terhadap fisik Abi mulai terlihat. Tubuhnya begitu kurus, tingginya 127 centimeter sementara berat badanya hanya 400 kilogram. Di sekolah misalnya, guru-guru Abi sudah banyak menaruh curiga dengan fisik Abi yang tak biasa. Tapi keaktifan Abi di sekolah bisa menutupi dunia hitam NAPZA dari mata dan kepala para guru, orangtua, dan saudaranya.

Begitu lulus SMA, Abi bekerja di sebuah perusahaan terkenal. Ia sudah mendapatkan penghasilan per bulan sebesar 4 juta. Namun karena ulah NAPZA, setiap gaji ia terima saat itu pula gaji tersebut sirna. Semua gaji ia alihkan hanya untuk membeli sabu-sabu. Nyaris tiap hari uang Abi keluar minimal 600 ribu untuk membeli barang haram itu. Jika gaji sudah habis dan uang tak ada, Abi rela mengutang bahkan menjual barang-barang seperti televisi dan handphone yang ia miliki.

M HASBILLAH JADI PENGUSAHA DAN KONSULTAN(YAYASAN MITRA MULIA, PALEMBANG)

Page 49: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

37Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

Sumber uang lain ia dapatkan dari hasil meminta kepada sang ibu. Di tahun-tahun ini menjadi puncak tertinggi Abi sebagai pengguna sekaligus pecandu.

Saat kesadaran itu muncul, ia begitu jijik dengan NAPZA yang telah merusak hidupnya. Ia lalu pergi meminta pertolongan dan mencari orang yang dapat menyembuhkannya dari penyakit cinta NAPZA.

Abi yang melihat pekerjaannya yang tak berkembang memutuskan untuk berhenti. Ia mulai bekerja serabutan. Sementara itu syahwat ingin menggunakan NAPZA terus meronta-ronta. Abi mencari cara untuk tetap bisa menggunakannya. Ia akhirnya ikut seorang bandar dengan menjadi kurir. Saat itu Abi tak peduli dengan uang yang ia dapatkan. Yang ia hanya inginkan adalah bagaimana bisa tetap menggunakan barang jahanam itu. Semua keinginan Abi saat itu terpenuhi. Aktivitasnya selain menggunakan sabu adalah bermain judi on line dari pagi hingga sore. Begitu seterusnya kegiatan Abi sehari-hari.

Hingga suatu ketika. Kesadaran itu muncul dengan segala macam caranya. Masalah demi masalah datang bertubi-tubi. Abi benar-benar dalam kondisi terpuruk. Hatinya kering. Ia kehilangan kepercayaan diri. Ia juga kehilangan kasih sayang dan kepedulian dari semua orang, terutama orangtuanya sendiri. Melihat kenyataan ini, Abi memutuskan ingin lepas dari pengaruh NAPZA. Saat kesadaran itu muncul, ia begitu jijik dengan NAPZA yang telah merusak hidupnya. Ia lalu pergi meminta pertolongan dan mencari orang yang dapat menyembuhkannya dari penyakit cinta NAPZA.

Saat itu Abi bertemu dengan “orang pintar” atau lebih tepatnya bapak tua yang diyakini adalah paranormal. Abi menyampaikan keinginannya untuk sembuh. Ia menangis dan bersimpuh di hadapan bapak tua itu. Abi kemudian di-ruqiyah dengan berbagai cara penyembuhan. Abi disuruh minum segelas air putih yang sudah lebih dulu melalui proses bacaan-bacaan yang dikomat-kamitkan si bapak tua itu. Berbagai nasihat-nasihat yang menurut Abi ganjil disampaikan sang bapak tua kepadanya.

Saat itu Abi mulai merasakan hal yang tak biasa dalam hidupnya. Abi mengalami halusinasi. Ia selalu mendapatkan bisikkan-bisikkan gaib setiap jauh dari bapak tua. Begitu dekat dengan si bapak tua tiba-tiba halusinasi itu hilang. Bisikkan itu selalu terdengar untuk meminta Abi mencari “guru” atau pertolongan kepada orang lain. Bisikkan itu menurut Abi sangat jelas terdengar.

Page 50: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

38 Titik Balik Kesadaran

Suatu ketika, pikiran Abi sudah seperti tiada hilang menuju entah. Abi mengayuh sepedanya dengan jarak berkilo-kilo meter jauhnya tanpa arah yang jelas. Hingga di suatu tempat keramaian tepatnya di salah satu mall di Palembang, Abi memanjat hingga ke pucuk bangunan mall. Sontak semua kaget melihat seorang anak remaja yang berada di atas sana. Untungnya, bisikkan itu tak membuat Abi terjun bebas dari atas gedung. Tak lama berselang, Seorang security meneriakki Abi dan akhirnya terjadilah perkelahian. Abi yang dengan pikiran dan jiwa yang entah ke mana itu menjadi bulan-bulanan orang-orang yang mengiranya adalah seorang maling.

Enam Bulan di Yayasan Mitra MuliaNasib baik, akhirnya orang tua

menjemput Abi yang tengah babak belur. Begitu dibawa ke rumah, Abi mengamuk dan sempat menyerang sang ayah tiri. Suasana saat itu mendadak kacau. Ini yang disebut sebagai dampak dari penggunaan meskipun Abi sudah tak lagi menggunakan NAPZA saat itu. Abi sempat dibawa ke Rumah Sakit Jiwa dan direhabilitasi. Ia menginap selama sebulan di ruang detoksifikasi. Begitu sebulan, dengan berbagai alasan Abi kemudian dipindahkan oleh orangtuanya ke Pusat Rehabilitasi Sosial bernama Yayasan Mitra Mulia.

Di yayasan ini, Abi menjalani program rehabilitasi selama 6 bulan. Tepatnya di tahun 2015. Selama menjalani program di yayasan, keadaan Abi berangsur-angsur mulai pulih. Bekas pemakaian yang menyebabkan ia

mengalami halusinasi hilang seketika. Selain itu, Abi juga mendapatkan banyak edukasi tentang bahaya NAPZA. Ia juga banyak mendapat asupan gizi yang sehat. Pola makan dan pola hidup yang teratur membuat badan dan jiwa Abi menjadi sehat dan kuat. Obat medis yang kemudian dikonsumsi rutin juga sangat membantu pemulihannya. Di tambah logika dan pemahaman dalam melihat kehidupan, juga diajarkan dalam yayasan ini. Di Yayasan Mitra Mulia, Abi memiliki buku yang berisi schdule time pribadi untuk kegiatan sehari-hari. Mulai dari jam bangun, hingga mandi, shalat dan membaca al-qur’an.

Program yang mengedepankan aspek spiritual sangat berkesan bagi Abi selama ia direhab di yayasan. Mulai dari ritual mengaji, wiridan, shalat tahajud dan lain-lain. Memang pada akhirnya hati dan raga butuh siraman rohani. Agama jualah yang dibutuhkan. Allah lah pada akhirnya tempat berkeluh kesah dan menjadi sandaran diri serta tempat meminta pertolongan.

Kini, setelah keluar dari rehab, ia sudah jauh melepaskan NAPZA dari hidupnya. Bahkan Abi sudah tak lagi merokok. Ia kini membuka usaha di peleburan alumunium dan menjadi seorang marketing dan analis konsultan sebuah perusahaan. Abi memiliki pesan, supaya para generasi muda untuk menjauhi NAPZA sampai ke akar-akarnya. Abi bisa menjamin bagi orang yang menggunakan NAPZA akan mendapatkan efek yang sangat berbahaya. “Tinggalkan lah NAPZA kalau tidak mau gila,” ujar Abi.

Page 51: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

39Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

Zul adalah panggilannya. Kisah-nya direhabilitasi berawal ketika dirinya ditangkap oleh

Polres Kalimantan Timur. Dari sana ia mengaku dilimpahkan ke BNN Balikpapan. Ia pun diminta untuk selalu wajib lapor hingga empat kali. Namun pada tes terakhir ia positif tetap menggunakan NAPZA. Akhirnya diputuskan untuk menjalani rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Sosial LARAS.

Bearawal dari Ingin GaulTahun 2016, sebagai seorang

pengusaha sekaligus pedagang baju di kawasan Kalimantan Timur, Zul dilimpahi banyak uang. Apalagi ia merupakan pemasok baju-baju yang didatangkan dari pulau jawa untuk dijual di berbagai pasar dan toko di Kalimantan Timur. Omsetnya dapat mencapai ratusan juta rupiah setiap bulannya, belum lagi jika musim lebaran atau hari raya tiba, untungnya bisa berlipat-lipat. Ia juga mengenal banyak orang terutama

para pelanggan baju yang datang dari berbagai kalangan, termasuk pemakai NAPZA.

Sebagai pedagang, rupanya ada satu kelemahan Zul yakni ia adalah pribadi yang kurang memiliki rasa percaya diri dalam pergaulan. Dalam proses mendapatkan pengakuan dari orang lain tersebut, Zul keliru mengambil langkah. Ia tergiur ajakan kawan pelanggannya untuk mencoba memakai sabu.

“Udah coba ini belum? Enak lho…” ungkap Zul menirukan kata kawannya yang menawari sabu pertama kalinya.

Zul yang saat itu butuh pengakuan dalam pergaulan pun langsung mengiyakan dan mencoba sabu. Ada rasa senang dan tenang yang ia rasakan saat tiap kali ia memakai sabu. Sebagai pengusaha baju, ia tak memiliki beban kerja yang berat, pekerjaan yang ia lakukan bersifat santai, oleh sebab itu ia mengaku menggunakan sabu hanya untuk bersenang-senang semata.

“Apalagi kan saya saat itu gaul sama bandarnya juga, jadi, saya dapat

ZULFAHRI JATUH BANGUN SI PENGUSAHA BAJU (IPWL LARAS, SAMARINDA)

Page 52: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

40 Titik Balik Kesadaran

memakai sabu itu secara gratis,” ungkapnya.

Pada awalnya Zul masih jarang menggunakan sabu, bisa dikatakan hanya satu minggu sekali. Namun lambat laun, tubuhnya semakin ketagihan dengan sensasi senang yang ditimbulkan oleh zat adiktif tersebut. Ia kecanduan.

Hal yang paling dia sukai dari kegiatan rehabilitasi sosial adalah sharing yang dilakukan pada setiap malam. “Kegiatan itu yang menurut saya sangat membantu saya semakin ingin keluar dan pulih dari kecanduan,” ungkapnya.

Menyesal, Tak Ada GunanyaSebagai orang yang memiliki uang,

Zul tak terbebani oleh biaya pembelian NAPZA. Hanya saja tiap kali efek kesenangan yang diberikan oleh sabu itu hilang, otak jernihnya mengusik, hatinya merasa sakit dan menyesal dengan apa yang dilakukannya, menjadi hamba obat terkutuk itu.

“Kalau efek obatnya hilang, saya jadi merasa menyesal, ngapain coba saya begini, nggak ada gunanya, tapi besoknya ulang lagi, make lagi,” ungkap pria asal Bukit Tinggi itu.

Apalagi efek negatif dalam hubungan sosial terutama dalam hubungan keluarga kian buruk. Perilaku Zul jadi berubah, emosian dan mudah marah. Cenderung murung dan tak bisa diajak bicara. Ia juga jadi orang yang sangat pandai berbohong, dapat dikatakan bohong menjadi hobinya kala itu.

Orang tua dan kakaknya sangat bingung dengan apa yang terjadi dengan Zul kala itu. Akhirnya sebuah kejadian menimpa Zul, ia tertangkap polisi dan dinyatakan postif menggunakan NAPZA jenis sabu.

“Jadi kan saya berteman dengan bandar NAPZA, saat itu saya mengantar istrinya si bandar ke Bank, dimana kakak saya bekerja untuk mengurus sesuatu, sebelum ke Bank saya dikasih sama si istri bandar dan saya pakai saat itu. Saat perjalanan ke Bank, rupanya kami sudah dalam Target Operasional (TO) polisi dan ditangkaplah kami,” paparnya.

Mulai saat itulah sang kakak yang merupakan salah satu pegawai di Bank Swasta dan keluarganya tahu jika Zul memakai sabu. Mereka sedih bukan main. Zul pun dinyatakan untuk wajib lapor oleh pihak kepolisian. Dari mulai wajib lapor pertama hingga ke tiga ia

Page 53: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

41Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

tak di tes urin, tapi pada wajib lapor ke empat positif menggunakan sabu.

“Karena sebelum itu saya ketemu kawan dan pakai lagi, saya bilang ke polisi sih nggak makai, sudah dua minggu yang lalu, padahal saya bohong,” papar dari anak keempat dari lima bersaudara itu.

Maka sang kakak pun menyarankan Zul untuk direhabilitasi. Ia direhabilitasi di Lembaga Rehabilitasi Sosial LARAS. Zul tak terima untuk direhab. Ia merasa dibuang. Namun lambat laun, rasa ingin keluar dari zona adiktif itu kian menguat, penyesalan semakin menyelimuti.

Di LARAS, banyak hal yang ia dapatkan. Suasana kekeluargaannya yang paling Zul membuatnya betah. Selain itu ia juga diajari untuk peduli pada kebersihan diri, lingkungan, konseling, seminar dan saling menghargai dengan orang lain yang dikemas dalam terapi psiko-sosial. Hal yang paling dia sukai dari kegiatan rehabilitasi sosial adalah sharing yang dilakukan pada setiap malam.

“Kegiatan itu yang menurut saya sangat membantu saya semakin ingin keluar dan pulih dari kecanduan,” ungkapnya.

Zul menghabiskan waktu rehabilitasinya selama empat bulan dua puluh hari. Ia mengaku kegiatan-kegiatan di Lembaga Rehabilitasi Sosial LARAS dapat mengalihkan keinginannya untuk memakai

NAPZA kembali, lebih dari itu ia jadi terbiasa bangun pagi, karena sebelumnya ia selalu bangun di tengah siang bolong. Dan semenjak direhabilitasi juga, kegiatan ibadah Zul semakin baik dan disiplin.

Pengusaha Baju Kalimantan TimurSetelah dinyatakan pulih dari

NAPZA, Zul melanjutkan kembali usahanya yang sempat ia tinggalkan untuk masa pemulihan. Usahanya tersebut diambil alih sementara oleh sang kakak. Sang kakak kini senang karena usahanya dapat berlanjut kembali dengan keluarnya sang adik dari Lembaga Rehabilitasi Sosial LARAS.

“Justru, berkahnya sekarang nambah lagi kios dan toko di pasar pagi Samarinda,” ungkapnya seraya terkekeh.

Kini Zul menangani empat kios baju di Samarinda, dari setiap kios itu omzet penjualan bajunya perbulan mencapai hingga 120 juta hingga 300 juta. Ia tak menafikkan bahwa dukungan keluarga dan sang kakak sangat berharga baginya. Tak lupa Zul berpesan untuk tak sekali-kali menggunakan NAPZA, karena sekali terjerat akan sangat sulit untuk keluar dari cengkramannya.

“Jangan sekali-kali walau mencoba, karena sekali coba akan sulit keluar dari cengkramannya,” pungkasnya.

Page 54: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

42 Titik Balik Kesadaran

MAJU BERSAMA BANTUAN UEP

(USAHA EKONOMI PRODUKTIF)

KEMENSOS RI

BAGIAN 3

Page 55: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

43Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

Seorang anak pada dasarnya terlahir layaknya selembar kertas putih kemudian dibentuk sesuai

sistem pendidikan yang ia dapati dan lingkungan yang ia temui. Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang baik apabila mendapat didikan dan pergaulan yang baik, pun sebaliknya. Sekolah pertama dan utamanya adalah keluarga. Didikan dan perhatian dari orang tua akan berperan penting dalam tumbuh kembangnya. Ketika dia mendapat didikan yang keliru, atau tidak mendapat curahan kasih sayang sama sekali, seorang anak mencari dunianya sendiri.

Hal tersebut dirasakan oleh Risman, kelahiran Jakarta 8 November 1987. Ditinggalkan seorang ibu sejak usia empat tahun membawa depresi tersendiri baginya. Sejak perpisahan itu terjadi, ia tinggal bersama ayahnya yang merupakan seorang pemabuk. Bersama ayahnya, ia tinggal di sebuah kawasan yang sangat rentan terhadap kejahatan. Ia bahkan dapat menyaksikan para penikmat NAPZA yang dimulai dari anak-anak hingga orang tua. Semua peristiwa itu sangat kuat terekam oleh jejak ingatannya.

Bukan hanya perihal perceraian kedua orang tuanya, hidup Risman semakin tidak karuan ketika ia harus merasakan pahitnya putus sekolah setelah SMP lantaran kondisi ekonomi yang tidak mendukung. Ia merasa tak lagi mendapat perhatian dan kasih sayang. Ia merasa bahwa hidup yang ia jalani tak perlu lagi campur tangan seorang ayah dan keluarga. Ia marah terhadap ayahnya, terhadap keluarganya, terhadap hidup yang membuatnya seperti ini. Ia melampiaskan amarahnya dengan menjadi seorang pemabuk, persis seperti ayahnya.

Kebiasannya menjadi seorang pe-mabuk lambat laun membuatnya juga menjadi seorang pecandu NAPZA. Ia mulai mengonsumsi NAPZA sejenis pil ekstasi yang kemudian berlanjut menjadi pecandu putaw.

Risman mulai pergi meninggalkan keluarganya. Hidup seorang diri di tengah ibu kota secara nomaden. Menjadi seorang pekerja serabutan. Semuanya ia lakukan untuk membeli minuman keras dan putaw, untuk menjaga dirinya agar tidak sakau dan dapat bertahan hidup.

RISMANLIKU PENCARIAN JATI DIRI ANAK BROKEN HOME(IPWL YAYASAN MAHARANI,

Page 56: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

44 Titik Balik Kesadaran

Namun, hidup selalu berputar. Pekerjaan semakin sulit ia dapatkan sementara kebutuhan hidupnya tak dapat lagi ditunda lebih lama. Otaknya sudah kehabisan akal baik untuk meneruskan kehidupan. Hatinya mulai tersentuh niat-niat jahat. Sejak itu, Risman memutuskan untuk menjadi seorang pencuri. Semua itu dilakukan Risman hingga pada tahun 2011 ia tertangkap di Polsek Setia Budi yang kemudian berlanjut ke Polsek Cipinang.

Hidup di dalam penjara ternyata tak membuat Risman berhenti menjadi seorang pecandu. Ia tetap rutin menggunakan putaw yang ia dapat dari para bandar di dalam penjara. Tak ada sanak saudara yang menjenguk apalagi mengiriminya uang. Dirinya tak lagi diakui oleh keluarga. Dalam keadaan terdesak, Risman nekat

mencuri barang-barang pengunjung tahanan, bahkan ia menjadi pekerja para bos di tahanan. Ia rela memukuli orang-orang suruhan bosnya agar mendapat bayaran untuk menghindari sakau, sebab mengalami sakau baginya sangatlah menyeramkan, seluruh tubuhnya akan merasakan sakit yang terhingga jika ia tak mengonsumsi putaw.

Lima bulan bertahan hidup di penjara nyatanya tidak membuat perubahan dalam diri Risman. Setelah hukuman 5 bulan kurungan penjara, Risman tetap menjadi seorang pecandu dan pencuri. Bedanya saat itu ia tak lagi mencuri barang melainkan berubah menjadi seorang penipu. Ia membuat proposal acara palsu semisal perayaan hari bakti sosial, Maulid Nabi, dan acara lainnya. Ia menjajakan proposal tersebut dari toko ke toko untuk mendapatkan uang sumbangan yang akan ia gunakan untuk kebutuhan hidupnya. Untuk membeli minuman keras dan putaw.

Walaupun demikian, pada dasarnya Risman sadar bahwa menjadi pecandu adalah jalan yang salah. Ia bahkan sudah beberapa kali keluar-masuk panti rehabilitasi NAPZA sejak tahun 2007. Hal tersebut rutin ia lakukan hampir setiap tahun lantaran mencari situasi aman dari keadaanya yang tak lagi mampu membeli putaw.

Namun, yang demikian belum bisa membuat Risman berhenti menjadi pecandu. Selain karena lingkungan yang tidak mendukung, dia juga merasa tidak mempunyai tujuan dalam hidup karena keluarga dia

Page 57: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

45Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

sudah sangat berantakan. “Hidup saya tak punya tujuan. Karena saya merasa keluarga saya berantakan banget, ” tuturnya.

“Setelah mengikuti program rehabilitasi, pikiran saya mulai terbuka. Saya bisa melihat kawan-kawan saya telah sukses. Saya pun ingin mengubah hidup saya jadi lebih baik,”

Menemukan Kesadaran Baru di Panti Rehabilitasi Mutiara Maharani

Menjalani hidup tanpa arah dan tujuan selain menikmati NAPZA dilakoni Risman sampai dia menjalani Rehabilitasi Sosial di Yayasan Mutiara Maharani, Cianjur, Jawa Barat, yang menjadi mitra Kemensos RI ini. Perkenalannya dengan Yayasan Mutiara Maharani lebih bersifat kebetulan. Pada Desember 2015, dia hendak mengambil insulin di Puskesmas Pasar Rumput. Disana dia bertemu dengan salah seorang pekerja LSM dari Yayasan Mutiara Maharani. Mereka berdiskusi, kemudian Risman mengikuti saran pekerja LSM tersebut untuk menjalani rehab di Panti yang

terletak di Cianjur tersebut.Risman mengikuti program

rehabilitasi di Yayasan Mutiara Maharani selama 3 bulan, tepatnya 18 Desember 2015 hingga Maret 2016. Di yayasan itu Risman mendapatkan beberapa macam program yang bersifat terapi psikososial, seperti konseling, edukasi tentang bahaya NAPZA, motivasi hidup, narkotika anonymous (pertemuan antar pecandu membahas beragam persoalan NAPZA). Selain itu juga ada program olahraga untuk menjaga kebugara fisik. Program olahraga bersifat kelompok dilakukan dua kali dalam satu minggu.

Vocational skill (keterampilan hidup) juga diberikan oleh Yayasan Mutiara Maharani kepada semua residennya. Ada dua bentuk pelatihan yang diberikan, yaitu pelatihan peternakan dan perkebunan. “Saya menekuni kedua pelatihan tersebut,” ujar Risman.

Itikad menjadi pribadi yang lebih baik dalam diri Risman muncul setelah dia menjalani semua program terapi tersebut. Jika selama ini ia merasa hidupnya tak punya arah, maka sekarang ia ingin bangkit, ingin seperti teman-temannya yang telah suses. “Setelah mengikuti program rehabilitasi, pikiran saya mulai terbuka. Saya bisa melihat kawan-kawan saya telah sukses. Saya pun ingin mengubah hidup saya jadi lebih baik,” tuturnya.

Risman menceritakan segala kegelisahannya kepada salah satu staff di yayasan rehabilitasi tersebut. Dia

Page 58: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

46 Titik Balik Kesadaran

ingin bagaimana mendapat pekerjaan untuk memulai kehidupan yang baru. Alhamdulillah, lewat bantuan staff yayasan Mutiara Maharani, ia dikenalkan kepada seseorang yang memiliki usaha gondola (usaha membersihkan kaca gedung). Lokasi kerja Gondola tempat Risman bekerja selalu berpindah-pindah. Kadang di Tangerang, Bekasi, Kebayoran, dan sebagainya.

Berpindah lokasi kerja sesuai projek yang dijalankan perusahaan tempatnya bekerja dijalani Risman dengan penuh ketekunan. Tetapi, selama bekerja menjadi karyawan gondola, Risman selalu meminta izin cuti seminggu perbulan untuk kembali menguatkan dirinya di Yayasan Rehalibitasi Mutiara Maharani.

Risman tak lagi punya pikiran untuk pulang ke rumah orang tuanya di Manggarai sana, sebab pikirnya, kembali ke rumah berarti akan membawanya kembali ke duna NAPZA yang sudah ingin dia tinggalkan.

Tahun 2017 merupakan tahun istimewa bagi Risman. Di tahun itu, ia bertemu dengan tambatan hatinya, seorang gadis Cianjur, yang tak jauh dari tempat dia menjalai rehabilitasi. Cintanya tak bertepuk sebelah tangan, sang tambatan hati dan keluarganya menerima Risman dengan tangan terbuka. Sebagai bentuk keseriusan, Risman pun menemui ayahnya di Manggarai dan meminta restu sang ayah untuk menikahi gadis Cianjur. Rencana Risman ternyata mendapatkan sambutan yang hangat.

06 Agustus 2017, Risman menikah dengan didampingi sang ayah.

Setelah menikah, Risman memulai usaha perkebunan di daerah Cianjur. Kebetulan pula ia mendapat bantuan UEP (Usaha Ekonomi Produktif ) dari Kemensos RI, dan keluarga sang istri mempersilahkan dia menggarap tanah keluarga untuk berkebun. Berbekal keterampilan berkebun yang dia dapat ketika di Maharani, dia pun serius menjalani profesi sebagai petani perkebunan. Usahanya berjalan lancar hingga saat ini. Dan, hidupnya pun semakin tertata rapi bersama istri tercinta.

Risman betul-betul tumbuh menjadi manusia yang mempunyai kesadaran baru. Selain sibuk di perkebunannya, sesekali Risman menyempatkan dirinya menjadi sukarelawan di yayasan tempatnya direhab untuk memberi edukasi tentang bahaya NAPZA.

Selain itu, Ia juga acap kali mengunjungi kawasan-kawasan yang rentan NAPZA untuk memberikan wawasan tentang bahaya NAPZA. Ia selalu berpesan kepada semua orang untuk tidak memulai menggunakan NAPZA sebab itu adalah bentuk kehidupan yang amat kelam. Kepada yang telah terlanjur terjerat NAPZA dia selalu berpesan agar tidak takut mengambil risiko demi berubah menjadi lebih baik. Untuk pulih, sudah pasti menahan sakit Sakau pada awalnya. Tapi, setelah bebas dari Sakau dan NAPZA, cita-cita dan masa depan selalu menunggu untuk dijemput.

Page 59: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

47Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

Aksa. Begitulah orang-orang biasa memanggilnya. Nama lengkapnya Andi

Muhammad Aksanur Mukhtar, seorang remaja kelahiran 02 April 1998. Dia berkenalan dengan Narkotika sejak kelas dua SMA, tahun 2015. Diakuinya, faktor kurangnya kasih sayang dari orang tua menjadi sebab dia mencari kesenangan dengan mengonsumsi NAPZA bersama kawan-kawan pergaulannya.

Pada tahun 2016, dia mengikuti program rehabilitasi sosial di Yayasan Kelompok Peduli Penyalahgunaan Narkotika dan Obat-Obat Terlarang (YKP2N) Makasar, panti rehabilitasi sosial yang bermitra dengan Kemensos RI. Pasca rehab, dia bangkit menjadi pengusaha Pet Shop.

Orang Tua Selalu SibukAksa merupakan seorang anak

yang lahir dari keluarga pekerja. Kedua orang tuanya sama-sama bekerja, sehingga waktu bersama anak-anak tidak terlalu banyak.

Memiliki orang tua yang sibuk dengan pekerjaan membuat Aksa merasa kesepian dan kurang kasih sayang serta perhatian. Hal demikian

membuatnya berpikir untuk mencari jati dirinya, mencari kebahagiaan bersama kawan sebaya. Dari pergaulan itulah kemudian dia berkenalan dengan NAPZA. Jenis NAPZA yang sering dia pakai adalah sabu dan ganja.

“Saat itu saya pindah daerah dan sekolah, lalu bertemu dengan teman-teman dan di situlah saya dikasih coba pertama kali daun-daunan ganja. Setelah itu dikasih coba sabu,” tutur Aksa.

Aksa memakai NAPZA lebih bersifat rekreasional, untuk bersenang-senang ketika berkumpul dengan kawan-kawan. Terutama pada hari Sabtu dan Minggu. Ketika memakai NAPZA membuatnya merasa bahagia. Namun ketika efek obat terlarang itu hilang, badannya terasa sakit, malas, dan menggigau ketika tidur. “Katanya kalau tidur suka ngigo, tetapi saya tidak sadar,” lanjut Aksa.

Meski merasakan efek yang kurang bagus, Aksa tetap mengkonsumsi barang terlarang tersebut ketika berkumpul dengan kawan-kawannya pada Sabtu dan Minggu. Hingga pada tahun 2015 dia berurusan dengan polisi. “Saya tertangkap polisi karena ketahuan memakai NAPZA,” ujarnya.

AKSA BERTRANSFORMASI JADI PENGUSAHA PET SHOP(IPWL YKP2N, MAKASAR)

Page 60: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

48 Titik Balik Kesadaran

Setelah tertangkap, ia dibawa ke YKP2N Makassar untuk direhabilitasi atas permintaan dari orang tuanya.

Ketahuan memakai NAPZA, membuat kedua orang tua Aksa sadar, kemudian meluangkan lebih banyak waktu untuk Aksa. “Waktu dulu orang tua selalu pulang jam 4 pagi. Jadi mana peduli anaknya main sama siapa. Makanya bisa kayak gini. Tapi sekarang orang tua bisa pulang jam 10, bisa bertemu ketika pagi hari dan berbincang bincang,” tutur aksa.

“Kalau orang tua tidak memberikan kasih sayang, maka anak akan berpikiran negatif kepada orang tua. Kalau orang tua tidak mempedulikan anak-anak, maka mereka akan mencari jati dirinya sendiri, dan menjadi pemakai NAPZA,”

Bangkit menjadi pengusaha Pet Shop

Aksa mengikuti program rawat jalan di YKP2N selama 3 bulan. Selama rawat jalan, Aksa mendapat konseling dari YKP2N. Dia diberi motivasi-motivasi untuk bangkit, mandiri, serta diberi tahu dampak atau efek negatif kalau ia terus mengonsumsi barang

tersebut. Konseling dari YKP2N Makassar membuatnya menemukan kesadaran baru untuk menjauhi NAPZA dan mandiri.

Faktor perhatian dan kasih sayang dari orang tua, diakui Aksa, sangat berperan penting membentuk kesadaran dalam dirinya untuk mandiri dan menjauhi NAPZA. “Orang tua faktor utama yang saya ambil. Kemaren-kemaren kan tidak dapat kasih sayang. Sekarang alhamdulillah orang tua sudah memberikan kasih sayang, memberi motivasi juga,” ujarnya.

Pasca menjalani rawat jalan di YKP2N, Aksa merintis usaha Pet Shop. Ide merintis usaha Pet Shop muncul karena sejak SMP dia sudah memiliki kecintaan terhadap hewan, terutama kucing. “Awalnya saya diberi modal oleh orang tua. Trus dapat bantuan modal UEP (Usaha Ekonomi Produktif ) dari Kemensos. Alhamdulillah saya sekarang memiliki Pet Shop,” kisahnya.

Sebagai bagian dari strategi marketing, Aksa ikut perlombaan kucing. Hasilnya sangat memuaskan, kucingnya mendapatkan juara satu dari segi kebersihan, bentuk muka, hidung yang sejajar dan lain-lain. “Alhamdulillah, waktu itu baru pertama kali buka Pet Shop dan juara satu, lalu kucing itu langsung dibeli 15 juta padahal waktu itu saya beli 10 juta”, ujarnya.

Pet Shop yang ia miliki bisa dibilang sebagai wujud bangkitnya dari keterpurukan dan keinginan untuk berguna bagi orang lain.

Page 61: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

49Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

Sekarang sudah memiliki ruko sendiri. Pet Shop-nya menjual aneka ragam kucing, mulai dari kucing himalaya, persia medium, dan persia rednos adapter, dan lain-lain.

Kini ia sudah menjadi bos, bos Pet Shop. Ia memiliki dua orang karyawan yang dia rekrut dari YKP2N. Jadi, karyawannya juga adalah mantan pecandu. Dia sengaja memberdayakan mantan pecandu dengan niat membantu mereka untuk bangkit seperti dirinya. Sebuah niat luhur yang perlu ditiru oleh siapa saja.

Sekarang, Aksa menanamkan motivasi pada kedua karyawannya agar bisa bangkit dan sukses seperti dia. Selain itu, ia pun membantu dan memberikan modal untuk para karyawannya agar bisa punya usaha sendiri.

Selain sibuk mengembangkan usahanya, Aksa tak pernah lupa pada YKP2N yang telah membantunya bangkit dari kecanduan. Di sela-sela waktu senggangnya, dia berkunjung ke YKP2N, baik untuk tujuan silaturrahmi maupun menjaga kesadaran untuk selalu menjauhi NAPZA.

Orang Tua, Berikanlah Waktu Untuk Anak

Dengan pengalamannya yang buruk sebagai pemakai, Aksa berpesan kepada siapa pun agar menjauhi NAPZA. “Jangan pernah coba-coba NAPZA, karena ia berbahaya untuk masa depan kita,” ujarnya.

Dan kepada siapapun yang sudah terkena NAPZA, dia berpesan untuk segera menjauhi barang tersebut, dan bangkit. “Dari sekarang, bebaskanlah diri dari NAPZA. Kita tidak bisa berpikir untuk maju jika masih memakainya. Bangkit lah agar bisa membantu sesama manusia,” pesan Aksa.

Dan yang paling penting, Aksa berpesan kepada para orang tua agar lebih peduli, memberikan kasih sayang, serta memperhatikan pergaulan anaknya. “Kalau orang tua tidak memberikan kasih sayang, maka anak akan berpikiran negatif kepada orang tua. Kalau orang tua tidak mempedulikan anak-anak, maka mereka akan mencari jati dirinya sendiri, dan menjadi pemakai NAPZA,” pesannya.

Page 62: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

50 Titik Balik Kesadaran

Mawardi Kecil Yang Terjerumus Dikubang Barang Haram

Mawardi kelahiran 20 Juli 1982, lahir di Kelurahan Kebun Sari Kecamatan Ampenan Kota Mataram, ia tumbuh dipingir Kota Mataram, kelurganya pun terlihat sederhana, penghasilan orang tua sebagai buruh dan ibu sebagai pedagang kecil-kecilan cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

Mawardi tumbuh seperti anak biasanya, bahkan menurut penuturan tetangganya dulunya dia anak yang rajin, baik dan tidak seperti anak anak lain di sekitar rumahnya. Mawardi sendiri mulanya susah bergaul dengan teman temannya karena orang tuanya takut jika Mawardi melakukan hal hal yang tidak diinginkan, maklum di lingkungan tempat tinggal Mawardi sudah terkontaminasi dengan yang namanya NAPZA.

Pada tahun 1995 disinilah mulai berubah peta kehidupan seorang Mawardi yang terkenal pendiam, rajin,

dan nurut pada orang tua, Mawardi mulai berani coba menggunakan NAPZA jenis Ganja, karena tidak kuat menolak ajakan dari teman-temannya. Usia yang relatif masih belia masa depan yang begitu cerah menanti, rusak gara gara NAPZA, tidak jarang kemudian citra mawardi yang dulu rajin dan tidak pernah buat onar berubah menjadi suram.

Mawardi terus bergelut dengan dunia adiksinya, perilaku yang buruk seperti mencuri berbohong, dan perbuatan kriminal lainnya menyatu dalam diri Mawardi. Orang tuanya sudah putus asa bagaimana merubah kondisi anaknya yang terjerumus pada kehidupan yang tidak seharusnya digeluti atau di jalani, harapan orang tuanya pupus di tengah jalan, padahal Mawardi anak satu-satunya sebagai harapan penopak kehidupan keluarga dimasa yang akan datang.

Sebenarnya Mawardi sudah bosan menjalani hidup yang ia jalani, bagaimana tidak penggunaannya

MAWARDIBANGKIT MENJADI PENGUSAHA MEBEL(IPWL AKSI NTB)

Page 63: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

51Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

sudah tak terkendali semua yang dimiliki bahkan orang tuanya miliki raip dijual untuk membeli barang haram itu, keputus asaan terus menghantui pikiran, rasanya mau menyudahi hidup yang tidak penuh makna ini dan berlangsung kurang lebih 10 tahun.

Mengikuti kegiatan Vokasional yang ada di lembaga AKSI NTB berupa sablon, pelatihan komputer dan perbengkelan dan las, membuat ia termotivasi untuk terjun pada bidang usaha.

Titik balik kehidupan “Perjumpaan Dengan Lembaga AKSI NTB”

Terkadang nasib baik itu muncul setelah kehidupan mentok pada titik nadir, kehidupan sudah dianggap sebagai musibah tidak lagi menjadi berkah dari TUHAN, impian dan harapan hancur seolah olah tidak ada harapan masa depan yang menjanjikan untuk bertahan hidup, akan tetapi TUHAN berkata lain, Mawardi dibukakan jalan kemudahan dalam merubah kebuntuan hidupnya.

Perjumpaannya dengan lembaga AKSI NTB yang selama ini bergelut pada isu-isu NAPZA menjadi titik balik dalam kehidupan saudara Mawardi, di lembaga ini lah Mawardi mengikuti program layanan rehabilitasi sosial, Mawardi mendapatkan informasi dan edukasi persoalan kecanduannya akibat mengkonsumsi barang haram itu, mengikuti setiap agenda kegiatan yang sudah disepakati menjadi tujuan utama dalam hidupnya demi yang namanya pulih dari kecanduannya.

Perubahan pola pikir dalam menjalani kehidupannya sebagai modal untuk mengembalikan kehidupan masa lalunya yang lebih baik, keberfungsian sosial pun menjadi penting di tengah krisis kepercayaan melanda dalam dirinya, apa yang bisa dilakukan oleh setiap orang jika krisis kepercayaaan sudah nyaris tidak ada. Sedikit demi sedikit perubahan prilaku itu muncul, pola pikir kecanduannya sudah nampak berubah kepola pikir orang normal dengan landasan keyakinan tidak ada manusia yang terpuruk terus menurus jika mau mengubah diri.

Tentu dalam menjalani pemulihannya, banyak tantangan yang muncul terutama dari lingkungan sekitar, untuk mengajak kembali kedunia yang penuh ketidakjelasan itu, tapi syukurnya dia tolak dengan harapan sudah tidak mau lagi mengenal barang

Page 64: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

52 Titik Balik Kesadaran

haram itu, yang membuat dirinya menderita bertahun-tahun dan merusak impian serta masa depan yang ia pupuk selama ini.

Mengikuti kegiatan Vokasional yang ada di lembaga AKSI NTB berupa sablon, pelatihan komputer dan perbengkelan dan las, membuat ia termotivasi untuk terjun pada bidang usaha, apalagi dia punya modal mengambar dan memahat kayu, bakat yang selama ini terpendam oleh adiksinya.

Menjalani Usaha Mebel Babak Baru Kehidupan

Sudah setahun lamanya menjalani kehidupan, waktu yang cukup lama bagi seorang pecandu dalam menjalani hidupnya yang penuh liku, jalan curam yang terjal untuk sampai pada saat ini. Saat masih aktif

mengunakan NAPZA mawardi susah sekali diajak bekerja, yang ia tahu adalah bagaimana menggunakan itu saja, tanpa memikirkan pekerjaan apa yang ia ingin lakukan.

Sekarang situasinya sudah berubah, pola pikirnya pun berubah, maka dia memutuskan untuk mencari pekerjaan dan alhamdulillah dia jadi tukang parkir, ya lumayan ketimbang nganggur yang nantinya bisa bisa terjerumus lagi dalam dunia masa lalunya, tidak puas bekerja jadi tukang parkir dia menjadi tukang batu, meskipun lelah dan relatif ini merupakan pekerjaan berat ia bisa menabung untuk modal usaha apa nantinya yang cocok untuk dijalankan, singkat cerita.

Dari hasil perenungan panjangnya Mawardi memberanikan diri membuka usaha kecil-kecilan yaitu

Page 65: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

53Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

mebel, maklum bakat menggambar dan mengolah kayu menjadi plecut untuk menggarap usaha ini.

Tentu dengan modal kecil susah untuk membangun usaha supaya cepat besar, tempat dan dana kecil menjadi kendala seorang Mawardi, minjam modal di bank pun tak berani dilakukan khawatirnya usahanya tidak jalan sesuai dengan yang diharapkan sehingga dia akan menanggung beban hutang.

Hatinya berkecamuk antara menyudahi usahanya atau melanjutkannya dengan segala konsekuensi yang didapatkan, maklum tidak hanya modal yang kecil akan tetapi alatpun tidak memadai untuk menjalani usaha mebel yang menjanjikan itu, padahal orderan setiap minggu ada.

Tidak jarang Mawardi saat membuat pesanan ia meminjam alat ditemannya, tapi tidak mungkin itu terus-terusan dilakukan, bagimanapun meskipun teman tapi dalam dunia bisnis itu merupakan persaingan, persaingan dalam merebut pasar, terkadang Mawardi ditawari bekerja ditempat temannya pinjam alat tersebut, tapi ia tolak dengan prinsip pasti akan ada jalan untuk membuat usahanya berkembang.

Meski Mawardi sudah tidak menjadi klien AKSI NTB, tapi ia terkadang datang mengikuti program Narcotic Anonimous (NA) untuk

sering pengalaman, tantangan dan harapan dalam menjalani kehidupannya, tidak jarang dia menceritakan usaha yang dirintis sebagai mata pencaharian memenuhi kebutuhan sehari-hari, support atau dukungan terus berdatangan dari teman-temannya menjadi pelecut motivasi untuk terus berusaha dan berdoa semoga ada jalan untuk menekuni usahanya itu.

Mawardi Mendapatkan Bantuan Usaha Ekonomi Kreatif (UEP)

Sedikit terjawab doa dan usaha yang selama ini di rintis oleh saudara Mawardi, dengan adanya program Usaha Ekonomi Kreatif (UEP) tahun 2017 dari Kementerian Sosial RI, sehingga alat dan yang selama ini masih kurang bisa dibeli dari bantuan modal usaha itu, dari situlah ada perkembangan usahanya, dan sudah bisa menerima orderan yang relatif banyak dari sebelumnya, sekarangpun produk mebelnya banyak yang order baik dari lingkungan sekitar sampai ada keluar daerah, dengan bantuan promosi dari sosmed.

Tidak ada kata telat jika mau berubah, ini ungkapan yang terus dipegang oleh saudara Mawardi sembari mengucapkan banyak terima kasih khususnya pada Kementerian Sosial RI yang telah memberikannya sumbangan dana untuk menjalankan usaha kreatif yang dijalani selama ini.

Page 66: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

54 Titik Balik Kesadaran

Bu Lala adalah potret korban penyalahgunaan NAPZA karena faktor broken home,

kurang mendapatkan kasih sayang akibat perceraian orang tua, juga dipasung oleh aturan yang ketat. Ia tak dapat merasakan kehangatan dan kegembiraan dalam rumahnya. Kegembiraan itu akhirnya ia dapatkan bersama teman sebayanya ketika berkunjung ke tempat kakek dan bibinya di Jakarta, kegembiraan yang berbaur dengan hayalan karena NAPZA.

Ibu Lala, wanita kelahiran 1973 anak kedua dari delapan bersaudara yang kini berprofesi sebagai pedagang Soto Surabaya di daerah Yogyakarta. Ia anak yang cerdas. Bangku SD dia selesaikan dalam lima tahun. Tetapi faktor broken home dan aturan serba tak boleh dari orang tua membuatnya merasa tak nyaman berada di rumah. Hingga pada tahun 1985, tepatnya ketika ia naik kelas 2 SMP,

membuatnya mencari kebahagiaan lain.

Lala memiliki kakek dan tante yang tinggal di Jakarta. Dekat stasiun Senen. Lala mendapatkan kebahagian di sini. Karena itu, setiap hari libur sekolah Sabtu-Minggu, dia naik kereta dari Surabaya ke Jakarta. Ketika SD, dia selalu ditemani kakaknya. Tetapi ketika kelas 2 SMP, dia sudah berani pergi sendiri naik kereta. Tujuannya untuk mencari kesenangan. “Tujuan ke Jakarta pelarian cari teman. Senenglah. Soalnya Jakarta lingkungannya meriah, banyak teman. Kan seneng. Kalo di rumah merasa tertekan,” ujarnya.

Kesenangan yang didapat Lala pada masa kelas 2 SMP itu berbalut kesenangan penuh hayalan karena NAPZA. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih, kebetulan lingkungan tempat kakeknya tinggal adalah lingkungan pecandu. Para pecandu tersebut memiliki tempat

BU LALA BIAR TELAT DARIPADA TIDAK SAMA SEKALI (IPWL INDO CHARIS, YOGYAKARTA)

Page 67: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

55Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

tongkrongan di warung milik Tante Lala.

“Di sana ada pemulung Semarang yang tinggal di belakang rel. Mereka belanja dan nongkrong di warung Tante. Jadi waktu itu kena di lingkungan rumah situ,” tutur Lala mengisahkan pengalaman berkenalan dengan NAPZA. Karena masih kelas 2 SMP, Lala tak menyadari efek negatif barang yang dia nikmati. Yang dia tahu, barang tersebut membuat hidupnya merasa enak dan bahagia.

Awal mula Lala memakai NAPZA hanya coba-coba, sekedar bersenang-senang dengan kawan-kawan. Tetapi seiring perjalanan waktu, dia memakai NAPZA tidak lagi hanya ketika

berkunjung ke Jakarta, tetapi juga mencari zat berbahaya tersebut di Surabaya.

Kebiasaannya menggunakan NAPZA tak pernah berhenti. Hingga Tantenya mengirim dia ke Panti Rehabilitasi di Riau. “Panti itu terletak di perkampungan. Rumah jarang. Selama di situ, saya tidak memakai,” tuturnya. Tetapi pada saat keluar dari panti Rehabilitasi, Lala kembali mencari zat adiktif tersebut.

Selama menjadi pecandu, Lala melakukan berbagai upaya untuk mendapatkan barang haram tersebut. Ketika duitnya habis, dia akan menjual barang yang ada di rumah. “Ngabisin barang rumah, jual barang rumah

Page 68: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

56 Titik Balik Kesadaran

buat beli itu. Kerja sekian tahun dapet barang ini. Nanti kalo udah berenti kerja, tidak ada kesibukan, entar ketemu temen lagi. Kena Bisikan-bisikan setan, yang dikumpulin di celengan langsung habis,” ceritanya.

Senang itu bisa didapat dengan gratis, tak perlu dengan cara membeli NAPZA. Dan kesenangan yang tidak dibeli itu lebih nyata dibanding kesenangan NAPZA yang hanya bersifat hayalan

Anak Jadi Faktor Penguat, Tetapi Belum Bisa Lepas

Lala menjelajah banyak kota dalam mencari penghidupan. Setelah Jakarta, Surabaya, dia pergi ke Jogjakarta. Di kota inilah dia mendapatkan tambatan hatinya. Tahun 2006, ia bertemu dengan teman masa kecilnya di Surabaya dulu, yaitu Haris, yang juga pemakai NAPZA. Pertemuan itu menumbuhkan benih-benih cinta dia antara mereka hingga akhirnya menikah.

Bu Lala dan Haris menjalani hidup dengan berdagang. Mereka pernah jadi

pedagang angkringan. Ketika lapak tempat berjualan angkringan digusur, mereka beralih jualan telor asin. Ketika stok telor dari peternak tidak lancar, mereka akhirnya berjualan Soto Surabaya, hingga sekarang.

Bu Lala dan Haris punya cara sendiri dalam mengusir kerasnya kehidupan, yaitu memakai NAPZA. Tetapi NAPZA pula yang membuat keuangan mereka menjadi tidak stabil. Pada akhirnya timbul kesadaran untuk berhenti memakai NAPZA dalam diri Bu Lala. Alasannya adalah anak. “Anak saya perempuan. Saya tidak ingin dia mendapatkan karma seperti saya,” ujarnya.

Lala ingin suaminya juga berniat sama dengan dirinya, meninggalkan NAPZA demi anak. “Mas, kalo mau los-losan, ayok, saya kasih. Tapi kasihan anak. Kalau kamu mau los, ya los sendiri, aku sama anak, aku ga bisa.” Begitu cara Bu Lala mengajak suaminya berhenti memakai NAPZA.

Sejak saat itu, mereka jarang memakai NAPZA. Akan tetapi tidak sepenuhnya berhenti. Bisikan setan itu selalu terngiang di pikiran mereka, terutama di saat-saat penghasilan dari berjualan tidak lancar.

Mantap Meninggalkan NAPZA Setelah Rehab di Indo Charis

Tahun 2017 Bu Lala berkenalan dengan Yayasan Indo Charis, yayasan rehabilitasi NAPZA yang

Page 69: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

57Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

menjadi binaan Kemensos RI. Bu Lala kemudian mengikuti program rehabilitasi sosial tanpa harus menginap (rehab jalan) selama tiga bulan mulai dari Maret-Mei 2017. Dia mendapatkan pelayanan konseling, edukasi akan bahaya NAPZA, sharing pengalaman dengan konselor, mendiskusikan keluh kesah dan problem solving dari persoalan yang dihadapi, juga mendapat perawatan.

Saraf belakang kepala Bu Lala ikut terpengaruh akibat pemakaian NAPZA yang terlalu lama. Akibatnya dia sering merasa pusing dan sakit kepala. “Saraf kena. Kalo kepalanya sakit suruh istirahat. Kalo kumat, sakitnya parah. Kalo 1—2 hari ga ilang-ilang, saya pergi ke Indo Charis, nanti dikasih obat, entar ilang,” sambung Bu Lala ketika diwawancarai.

Selama rehab di Yayasan Indo Charis, bu Lala menjadi dekat dengan Tuhan dan menjadi manusia yang baru. Dulu dia merasakan masih labil, tidak memiliki kesabaran dan pertimbangan yang matang dalam menghadapi kehidupan. Diakui Lala, setelah dapat konseling, dia lebih jernih berpikir dalam memutuskan sesuatu dan memiliki semangat lebih besar dalam berusaha.

“Kalo dulu trauma, takut, ga jelas mau kemana. Mau ambil keputusan, masih ragu. Dulu masih ngeluh kalo dagangan ga laku, tapi sekarang lebih

pasrah, namanya orang jualan,” tutur Bu Lala.

Selama ia rehab di sana, kini ia dan suaminya menyadari bahwa mereka telah menyiakan-nyiakan hidupnya untuk sesuatu yang tidak berguna. Waktu mereka terbuang percuma. Kesenangan yang mereka nikmati selama ini hanyalah semu belaka. Dia telah tertinggal jauh dibandingkan dengan teman-teman seusianya dulu. “Menyesal sih. Tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali,” ujar Bu Lala lirih dan penuh semangat.

Bu Lala dan suami berpesan agar semua orang yang belum mencoba NAPZA untuk jangan coba-coba mamakainya. Dia menghimbau semua pemakai untuk segera berhenti.

“Tidak ada untungnya. Senangnya hanya sesaat, setelah itu wah baru dirasain kerugiannya,” nasehatnya.

Disampaikan Bu Lala, senang itu bisa didapat dengan gratis, tak perlu dengan cara membeli NAPZA. Dan kesenangan yang tidak dibeli itu lebih nyata dibanding kesenangan NAPZA yang hanya bersifat hayalan. Dan keperihan hidup kembali dirasakan ketika pengaruhnya hilang.

“Ingat waktu. Kami sudah merasakan, menghabiskan waktu, umur, dengan percuma puluhan tahun karena terjerat NAPZA,” ujarnya.

Page 70: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

58 Titik Balik Kesadaran

Berawal dari hobi balap motor jalanan bersama kawan-kawan sebaya, ngetrek pada

malam minggu, Wawan ter jebak mengonsumsi NAPZA. Jenis NAP-ZA yang sering dia konsumsi adalah Sabu. Dia kemudian dipercaya oleh teman-temannya menjadi perantara untuk mendapatkan zat adiktif tersebut, bandar kecil-kecilan. Ke-tika bandar NAPZA yang men jadi langganannya mencari incaran polisi, dia pun ketakutan dan ingin insyaf. Setelah berembuk dengan orang tuanya, dia pun menjani rehabilitasi di Yayasan Kunci, panti rehabilitasi sosial di Yogyakarta yang bermitra dengan Kemensos RI. Sekarang dia menekuni usaha tambak ikan, dan menjadikan Yayasan Kunci sebagai tempat aman menghindari godaan memakai NAPZA.

Hobi NgetrekFransiskus Hermawan atau

biasa dipanggil Wawan merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Ia merupakan pria kelahiran 1989.

Saat ini ia tinggal berdua dengan bapaknya, sedangkan ibunya telah tiada. Berbeda dengan pengguna NAPZA yang lain, Wawan tergolong pemakai NAPZA rekreational, mengonsumsi NAPZA pada saat dirinya sedang bingung atau galau saja. “Saya memakai ganja sama sabu. Kalo punya uang terus pikiran bingung atau galau larinya ke situ. Ga kecanduan sih Pak. Make kalo ada masalah aja,” demikian penuturan Wawan.

Perkenalan Wawan dengan NAPZA karena faktor pergaulan. Sejak SMP, dia sudah hobi bermain motor. Bergabung dengan komunitas motor di daerah tempat tinggalnya, Yogyakarta. Dari pergaulan anak motor inilah ia ditawari memakai NAPZA.

Pada awalnya, Wawan ikut mengisap ganja. Seiring perjalanan waktu, mulai mengonsumsi sabu. Pengaruh sabu membuat dia ingin terus aktif, susah tidur dan nafsu makan berkurang. Selain itu, sabu juga berpengaruh terhadap gejala

WAWAN BERBALIK SEBELUM TERLALU JAUH(IPWL YAYASAN KUNCI, YOGYAKARTA)

Page 71: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

59Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

fisiknya, yaitu sering memainkan lidah dan mulut ketika pengaruhnya hilang.

“Suka mainan lidah atau mulut. Misalnya, melet-melet gitu kalo terlalu lama ga makai. Itu pengaruhnya. Tapi itu biasanya sendiri-sendiri, pengaruh fisiknya beda-beda,” tuturnya.

Wawan tipe orang yang menyenangkan dan bisa dipercaya. Dia kemudian mendapat kepercayaan dari teman-temannya untuk menjadi kurir atau perantara antara pembeli dan bandar. Teman-teman terdekatnya percaya padanya dan meminta untuk dicarikan barang tersebut. Dari situlah ia pun bisa mencari, memakai sekaligus mendapatkan uang dari NAPZA.

“Saya menjadi kurir atau semi bandar. Banyak temen yang percaya suruh carikan. Jadi saya bisa make, saya bisa punya uang. Tapi orangnya tertentu. Ga semua orang bisa minta tolong. Untuk orang terdekat aja,” tuturnya.

Meski mendapat uang dari menjadi kurir, tapi batin Wawan tak tenang. Rasa was-was selalu menghantui dirinya. Apalagi pada saat mendapat informasi bahwa bandar yang menjadi langganannya masuk daftar incaran polisi. Dia pun ketakutan dan ingin insyaf. “Kalau bandar tersebut tertangkap, saya juga bisa tertangkap. Saya takut,” ujarnya.

Hubungan Wawan dengan ayahnya cukup harmonis. Tetapi dia tidak pernah cerita kepada ayahnya kalau dia adalah seorang anak yang akrab dengan dunia NAPZA. Ayahnya juga tak pernah bertanya kepada anaknya meski menaruh kecurigaan terhadap tingkah aku anak. Pada momen ketakutannya memuncak, Wawan pun berterus-teras kepada ayahnya. Tak ada kemarahan yang terlontar dari mulut ayahnya. Dengan nada bijak, ayahnya menyarankan dia untuk ikut program rehabilitasi sosial.

Menjalani Rehabilitasi SosialYayasan Kunci menjadi pilihan

Wawan dan keluarga untuk menjalani rehabilitasi sosial. Perkenalan dia

Page 72: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

60 Titik Balik Kesadaran

dengan Yayasan Kunci berawal dari informasi dari kakaknya, seorang Biarawan. Kebetulan, yayasan Kunci juga didirikan oleh seorang Biarawan.

Wawan mulai menjalani reha-bilitasi sosial selama empat bulan, tepatnya pada Agustus 2015 hingga Januari 2016. Yayasan Kunci me-nerap kan pendekatan Terapi Ko-munitas yang dikombinasi dengan pendekatan religi. Semua residen mengikuti program terstruktur dan terprogram secara sistematis. Semua aktivitas sudah ditentukan sejak bangun pagi hingga tidur lagi. Ghalib nya pendekatan Terapi Komunitas, sesama residen saling peduli dan kerjasama untuk menuju pemulihan.

Selama ia menjalani rehab, hidupnya sangat teratur. Mengikuti jadwal harian dari pagi hingga malam menjelang mau tidur, membuatnya sibuk dan terlupa untuk kembali memakai NAPZA. Ditambah dengan sentuhan religi, membuat dia lebih dekat kepada Tuhan. “Setiap malam Jumat Rosario, malam Minggu harus wajib ke gereja jam 5—7 sore, didampingi konselor. Saya lebih dekat kepada Tuhan,” tutur Wawan.

Diceritakan Wawan, di Yayasan Kunci dia diajarkan juga tentang bagaimana menolak ajakan teman. Yaitu, menolak dengan halus, menying kir atau menghindari. Menolak dengan halus dengan tujuan menghindari konflik.

Menyingkir atau menghindari dalam artian pergi ke tempat aman, seperti panti Rehab, benar-benar menjauh dari teman pecandu.

Semua pengajaran tersebut betul-betul dirasakan manfaatnya oleh Wawan ketika dia sudah selesai menjalani program rehabilitasi. Baru saja dia keluar Panti, seorang kawan pecandu menghubungi dia, mengajak dia berkunjung ke rumahnya. Undangan tersebut dipenuhi sekedar untuk tidak mengecewakan. Tetapi dia sudah tahu bahaya yang mengintai. Karena itu, sebelum berangkat, Wawan berpesan kepada bapaknya untuk segera menelponnya kalau mendapat kiriman sms dari dia.

Benar saja. Tujuan undangan dari sang kawan tak lain dan tak bukan adalah membujuk Wawan kembali mengonsumsi NAPZA. Maka Wawan pun berkirim sms ke bapaknya. Tak lama setelah itu datang telpon dari bapaknya. Panggilan telpon dijadikan Wawan sebagai alasan kembali ke rumah. Inilah yang dimaksudnya dengan penolakan halus.

Setelah pengalaman itu, Wawan selalu mencari alasan untuk menolak bertemu dengan kawan-kawan dia yang dulu sesama pecandu. Ini yang disebutnya menyingkir. Dan pada setiap malam minggu, dia pergi ke Yayasan Kunci untuk menghindari godaan ngetrek. Diakui Wawan, malam Minggu merupakan malam yang terberat untuknya, oleh karena

Page 73: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

61Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

itu dia memilih untuk pergi ke Yayasan Kunci. “Setiap malam minggu, selama 2 bulan, saya tidur disitu, ikut kebaktian” tuturnya. Sampai sekarang, rutinitas seperti itu masih dia lakoni.

Kepada semua orang yang belum terkena NAPZA agar jangan sekali-kali untuk mencobanya. Dan kalau sudah kena, segeralah lepaskan diri dari mata rantai lingkaran pecandu, untuk kemudian memulai lembaran hidup baru.

Beternak IkanSebelum menggunakan NAPZA

dan masuk Yayasan Kunci, Wawan sudah memiliki sebuah usaha, yaitu memiliki kolam ikan, beternak ikan nila. Tetapi dia merasakan perubahan menjalani rehabilitasi, yaitu hidupnya menjadi lebih teratur dan terarah. “Sebelum masuk rehab biasa aja, ga ada target dari beternak ikan. Sesudah masuk rehab jadi ada target, maksimal 3 bulan panen. Kalau panen lebih dari 3 bulan maka akan rugi,” ujarnya.

Wawan beternak ikan di lahan berukuran 4 x 12 meter. Lahan seluas itu dia sekat. Dia menjaga betul antara rasio jumlah ikan dengan debit air kolam. Ikan bisa mati kalau rasio air dan ikan tidak seimbang karena kekurangan oksigen. Usaha dia makin berkembang ketika mendapat bantuan dari Kemensos RI, yaitu bantuan modal usaha dari program UEP (Usaha Ekonomi Produktif ). Dalam hitungan bisnisnya, dalam tiga bulan Panen dia bisa mendapatkan keuntungan. “Alhamdulillah, tiap tiga bulan panen bisa nabung,” ujarnya.

Wawan berpesan kepada semua orang yang belum terkena NAPZA agar jangan sekali-kali untuk mencobanya. Dan kalau sudah kena, segeralah lepaskan diri dari mata rantai lingkaran pecandu, untuk kemudian memulai lembaran hidup baru. Salah satu cara efektif untuk lepas, menurut Wawan, adalah pergi ke panti rehabilitasi menjalani program pemulihan. “Kesadaran untuk pulih itu penting. Karena godaan akan tetap ada, tetapi kita harus menghindarinya,” ujarnya.

Sekiranya tidak kuat menjalani lembaran baru di tempat asal, maka hijrah bisa menjadi solusi. Sering-sering berkunjung ke tempat rehabilitasi juga bisa menjadi pilihan untuk lepas dari semua godaan, seperti yang telah dia jalani.

Page 74: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

62 Titik Balik Kesadaran

Kesadaran Edy sudah muncul pada tahun 2010 untuk berhenti dari jerat NAPZA.

Tapi tak bisa. Berulang kali ia ingin berhenti berulang kali pula ia jatuh ke lubang yang sama. Saat itu ia sudah seperti orang gila. Karena merasa hidupnya sudah tak berguna. Sampai tak ada jalan keluarnya. Ia melakukan berbagai percobaan bunuh diri tapi tak mati-mati. Berbagai macam percobaan bunuh diri sudah ia lakukan. Mulai dari gantung diri di tengah malam sampai berjam-jam berada dalam tiang gantungan. Menyayat-nyat urat nadi dan wajah dengan pisau kater, sampai yang terakhir minum cairan pembasmi nyamuk sebanyak dua botol.

Tapi tetap saja malaikat pencabut nyawa tak kunjung datang kepadanya. Takdir kematian belum tiba pada waktunya. Edy seakan punya banyak nyawa karena kejadian percobaan bunuh diri yang ia lakukan selalu gagal

dan gagal lagi. Hidup Edy benar-benar hancur berantakan. Tak ada gunanya ia hidup. Tak ada lagi artinya. Ia sudah putus asa. Keinginan untuk berhenti dari jerat NAPZA, malah membuatnya semakin terjerembab ke jurang yang salah.

***

Awalnya pria kelahiran Medan, 2 Maret 1981 ini menggunakan NAPZA jenis ekstase di sebuah diskotik atas bujukan teman-temannya. Mulai kelas 2 SMA sampai akhirnya lulus sekolah ia aktif menggunakan barang haram itu. Dampak NAPZA mulai dirasakannya, ia lebih sering tak tidur dan gelisah. Saat itu sudah muncul kesadaran Edy untuk berhenti menggunakan NAPZA. Sayangnya Edy salah langkah karena saat ingin berhenti ia konsultasi kepada seorang psikiater yang keliru. Semua berawal dari sini. Sang psikiater mengarahkan

EDY BERULANG KALI BUNUH DIRI (IPWL SIBOLANGIT CENTER, MEDAN)

Page 75: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

63Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

Edy untuk mengkonsumsi obat penenang.

Obat penenang yang dikonsumsi-nya itu seperti aprajolam, sanak, pleksitas dan lain-lain. Mulanya Edy mengkonsumsi obat itu sesuai dosis, tapi karena tak mempan ia konsumsi lebih dari dosis yang dianjurkan. Tujuan awal dari obat penenang itu supaya Edy bisa tidur. Tapi lama kelamaan pil penenang itu ia gunakan untuk aktivitas sehari-hari.

Edy mengikuti kegiatan vokasional, berupa keterampilan memangkas rambut. Edy terus berlatih, hingga akhirnya dipercaya memangkas rambut para pasien lainnya. Begitu selesai menjalani proses rehabilitasi, Edy membuka usaha salon di rumahnya.

Edy merasakan ketenangan yang luar biasa meskipun badanya terasa lemas tiap mengkonsumsi obat penenang. Jika ada masalah keluarga dan kerjaan, ia selalu melampiaskan semuanya ke obat penenang yang diarahkan sang psikiater. Yang

awalnya Edy mengkonsumsi per hari 5 butir, setelah ketergantungan itu ia konsumsi pil penenang sebanyak 70 butir per hari. Edy bahkan tak perlu lagi pergi ke psikiater. Ia bisa membeli obat penenang ke tempat yang lain. Tak ada yang bisa ia lakukan saat itu, kecuali terus, terus, dan terus, menggunakan obat. Edy benar-benar sudah bergantung dengan obat itu.

Hingga pada suatu ketika, setelah percobaan bunuh diri yang ketiga, dalam keadan antara sadar dan tak sadar Edy di bawa sang Ibu ke Sibolangit Center. Keluarga Edy awalnya sudah putus ada melihat keadaan anak kesayanngannya itu. Tapi dalam kepasrahan, Sang Ibu tak berhenti mencari jalan keluar untuk Edy. Akhirnya Edy diselamatkan dengan dibawa ke Sibolangit Center. Pada waktu dibawa Edy dalam kondisi tidak sadar. Edy bahkan sempat berontak. Tapi proses penyembuhan terus berlangsung. Pihak Sibolangit Center terus melakukan usaha yang maksimal. Mulai dari melakukan pemeriksaan medis, sampai terus memaksa Edy meminum jamu racikan setiap hari..

Tak Sadar, Tubuh Sudah SegarTepat tahun 2014, Edy direhab di

Sibolangit Center. Sampai akhirnya Edy terjaga. Ia siuman. Matanya berkunang-kunang sembari melihat ke sekelilingnya. Tubuhnya menjadi

Page 76: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

64 Titik Balik Kesadaran

lebih terasa enteng dan segar. Sudah seminggu lebih ia tak sadarkan diri. Selama itu pula pihak Sibolangit Center berusaha semaksimal mungkin merawatnya.

Tapi Edy tak pernah tahu apa yang terjadi. Ia mendadak amnesia. Tak sadar apapun yang ia alami selama seminggu. Ia hanya berasa seperti tidur selama dua jam lalu terbangun dan kaget melihat dirinya sudah berada di tempat rehabilitasi. Tapi ia tak peduli. Ia tak lagi berontak seperti sebelumnya. Ia hanya heran, sebab tubuhnya terasa segar dan enteng, pikirannya pun begitu tenang.

Selanjutnya, Edy menjalani program rehabilitasi. Rasa ingin menggunakan pil penenang tak lagi muncul. Ia sangat bersyukur saat itu. Kemudian, ia jalani berbagai program rehabilitasi selama setahun di Sibolangit Center. Program yang berkesan bagi Edy adalah kepedulian terhadap sesama.

Selain itu ia sangat senang bisa diajarkan dan dibimbing tentang kemandirian, kebersihan, dan tata krama. Selama di Sibolangit Center, Edy merasakan bahwa prilakunya menjadi lebih baik dan jauh lebih baik dari yang sebelumnya. Selain itu, Edy juga mendapatkan banyak penguatan

dari konselor. Ia banyak mendapatkan edukasi tentang penyalahgunaan NAPZA.

Menariknya lagi, setelah enam bulan menjalani proses rehab di Sibolangit Center, Edy mengikuti kegiatan vokasional, berupa keterampilan memangkas rambut. Edy terus berlatih, hingga akhirnya dipercaya memangkas rambut para pasien lainnya. Bahkan juga para staf yang ada di Sibolangit Center. Begitu selesai menjalani proses rehabilitasi, Edy membuka usaha salon di rumahnya. Hingga kini Edy berprofesi sebagai style hair.

Edy bersyukur mendapat bantuan modal usaha dari Kementerian Sosial RI, berupa dana Usaha Ekonomi Produktif (UEP). Dari dana UEP ia bisa mengembangkan usahanya itu. Ia juga tak lupa berterima kasih kepada Sibolangit Center. Ia berpesan supaya pihak Sibolangit Center tak pernah lelah untuk membantu memulihkan para korban penyalahgunaan NAPZA. Edy juga berpesan agar para generasi muda menjauhi pergaulan bebas. Menurutnya, pergaulan bebas akan identik dengan NAPZA. “Jadi jauhi NAPZA, karena tak hanya merusak diri kita, tapi juga keluarga dan sekeliling kita,” ujar Edy.

Page 77: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

65Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

Eva Fitria namanya. Ia menjalani masa kecil dengan penuh kebahagiaan. Ia selalu di manja

kedua orang tuanya. Sejak kecil Eva tak boleh keluar rumah tanpa didampingi sang ayah. Boleh saja pergi sendiri kecuali pergi sekolah dan mengaji. Semua berjalan tanpa ada masalah, Eva menikmati betul kebahagiaan bersama keluarga. Terutama sang Ayah yang begitu ia sayangi. Senda gurau dan kebersamaan bersama orang-orang yang ia cintai sungguh satu hal yang indah baginya kala itu.

Tapi semua itu tiba-tiba mulai sirna tatkala sebuah duka menyelimuti keluarganya. Sang Ayah terkena serangan jantung. Takdir menjemput sang Ayah menemui Yang Maha Kuasa lebih dulu. Eva, wanita kelahiran Curup 4 Agustus 1982 itu begitu sedih dan terluka menerima kenyataan. Sejak saat itu, tinggallah Eva bersama ibu dan adiknya di rumah.

Sepeninggalan sang Ayah membuat Eva seperti kehilangan figur. Eva seperti tak lagi punya tempat untuk mengadu seperti dulu. Eva

mulai malas sekolah, malas sholat, dan mengaji. Eva hanya melewati hari-hari dengan kegiatan tak bermanfaat. Kumpul bersama teman dan begadang hingga larut malam.

Semua berlangsung sejak Eva SMP. Ia mulai liar, tak ada lagi gairah untuk belajar, tak ada lagi disiplin waktu yang dulu diajarkan oleh sang Ayah. Semua sirna ditelan kebiasaan yang makin tak punya aturan. Inilah awal dari kejatuhannya. Eva mulai kenal rokok, alkohol bahkan ganja. Jiwa Eva yang kosong seolah mendapatkan sebuah pelarian yang menyenangkan, ketika ia menikmati barang-barang haram itu. Mabuk menjadi pilihan terbaik Eva kala itu. Seolah semua beban pikirannya hilang berganti dengan angan-angan yang membuatnya terbang jauh.

Perubahan sikap itu, membuat kelakuan Eva makin menjadi. Ia rela menjual dan menggadaikan barang yang ada di rumah. Itu menjadi biasa ia lakukan hanya untuk membeli rokok, miras, dan ganja. Cek-cok pun sering terjadi antara ia dengan sang ibu d rumah. Tapi Eva begitu keras

EVAMENEMUKAN KASIH SAYANG YANG HILANG(IPWL DWIN FOUNDATION, BENGKULU)

Page 78: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

66 Titik Balik Kesadaran

kepala. Ia membangkang tak peduli apapun nasihat sang Ibu.

Satu hari, Eva diajak teman-temannya ke sebuah diskotek. Di situlah Eva menggunakan NAPZA dengan jenis yang lain, sebut saja ineks/butiran pil. Hari demi hari dilewati Eva mulai ketagihan dan semakin sering untuk menikmatinya. Sampai suatu hari, Eva pulang ke rumah setelah beberapa hari tidak pulang.

Sejak itu Eva benar-benar terpukul. Kesadaran untuk berhenti muncul lagi. Eva bertekad untuk melepaskan diri dari belenggu NAPZA. Di tambah kabar duka seorang kawan telah meninggal karena overdosis.

Dan satu situasi yang membuat Eva terdiam, ketika pulang ke rumah, ia dapati sang ibu terbaring sakit di tempat tidur. Spontan Eva memeluk ibunya dengan erat sambil menangis. Pada saat itu sang Ibu berkata “mengapa semenjak ayahmu meninggal kamu seperti burung yang lepas dari sangkar bebas kemana-mana.” Ujar ibu kala itu. Saat itu Eva tersadar ingin menjauhi NAPZA dan ingin berubah.

Tapi perjalanan belum usai. Kesadaran itu ternyata berlalu begitu saja. Seorang teman mengajak Eva untuk menikmati NAPZA jenis sabu. Awalnya Eva menolak, tapi akhirnya tergoda juga karena rasa penasaran. Saat itu Eva duduk di bangku SMA.Saat itu pula Eva kembali tenggelam dalam dunia gelap NAPZA. Sampai akhirnya ia menjadi seorang pecandu barang haram tersebut. Makin parah dan makin membuat Eva tak bisa lagi bepikir waras. Sekolah terbengkalai, sampai-sampai harus dikeluarkan dari sekolah.

Tersentuh dengan Pendekatan D’WIN

Sejak itu Eva benar-benar terpukul. Kesadaran untuk berhenti muncul lagi. Eva bertekad untuk melepaskan diri dari belenggu NAPZA. Di tambah kabar duka seorang kawan telah meninggal karena overdosis. Hal itulah yang menguatkan niat Eva untuk berhenti dan pulih. Di situ ada niat di situ ada jalan. Ternyata Allah Swt menolong Eva. Seorang yang baik hati mengenalkan Eva dengan sebuah yayasan yang di dalamnya memberikan bimbingan dan masukan bagi orang yang ingin berhenti dari kebiasaan konsumsi NAPZA. Yayasan itu bernama D’WIN Foundation.

Tanpa pikir panjang, Eva langsung tertarik. Ia kemudian mengikuti berbagai program pembinaan di D’WIN Foundation. Satu hal yang paling berkesan baginya, bahwa para konselor D’WIN begitu sangat peduli dengannya. Eva merasa tersentuh

Page 79: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

67Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

dengan kepedulian, ketulusan dan bimbingan yang selama ini hilang semenjak sang Ayah tiada. Tak berlebihan dikatakannya bahwa di D’WIN Eva menemukan kembali kasih sayang sang Ayah.

Eva mengaku banyak mendapatkan edukasi berupa pemahaman dan pengetahuan tentang dampak buruk NAPZA. Selama proses program rehabilitasi berjalan Eva mengalami banyak perubahan sikap dan prilaku. Eva semakin menguatkan kesadaran dan mengembalikan akal sehat Eva yang selama ini menghilang. Eva kemudian kembali belajar mengaji dari awal. Shalat tepat waktu dan melaksanakan amalan-amalan ibadah lainnya. Eva juga sangat berkesan dengan setiap kegiatan tausiyah dan ceramah yang diadakan D’WIN. Selain itu, Eva juga berkesempatan bisa belajar masak, mengerjakan kerajinan tangan dan kreativitas yang lainnya.

Selepas melalui program rehabilitasi, Eva lebih bahagia lagi. D’Win Foundation melalui bantuan dari Kemensos RI memberikan Eva modal untuk membuka usaha. Dari situlah Eva memulai hidup baru. Ia pun membuka usaha kecil di rumah. Mulai membuka warung nasi/cathering dan mengerjakan usaha-usaha kreatif, seperti merajut tas dan dompet.

Kini usaha Eva terbilang laris, ia kebanjiran pesanan. Bahkan para ibu-ibu di lingkungan sekitar tempat ia tinggal kini banyak yang belajar memasak dengannya. Itulah sekelumit kisah kehidupan Eva. Ia kemudian berpesan supaya para generasi muda menjauhi dan tidak mencoba-coba menggunakan NAPZA. Ia juga berterima kasih kepada D’WIN foundation yang sudah membimbingnya keluar dari NAPZA yang telah menjeratnya selama ini.

Page 80: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

68 Titik Balik Kesadaran

Roy Suryanta Surbakti, pria kelahiran Brastagi 8 Desember 1994 ini akhirnya menuruti

permintaan sang Ibu untuk menjalani rehabilitasi di Balai Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA (BRSKPN) Insyaf. Sebelumnya permintaan sang Ibu tak digubrisnya. Roy kerap menolak setiap ajakan untuk menjalani rehabilitasi, karena ia merasa tak kenapa-kenapa. Setelah sang Ibu jatuh sakit dan dirawat akibat terkena serangan jantung, hati Roy pun luluh kemudian bersedia untuk direhabilitasi.

Celakanya, sebulan menjalani rehab di Insyaf, Roy malah membuat ulah. Ia mengajak kabur 10 pasien lainnya dengan membobol pintu kecil yang tergembok. Ketika sudah berada di jalan raya, begitu hendak menumpangi truk yang melintas di jalanan, secara tak disengaja aparat kepolisian menemui mereka. Akhirnya mereka digelandang ke kantor kepolisian. Pihak kepolisian lalu berkordinasi langsung ke pihak Insyaf. Roy dan 10 pasien lainnya kemudian dikembalikan ke tempat rehabilitasi.

Setelah kejadian itu, Roy mendapatkan bimbingan konseling cukup intensif. Pelan-pelan kesadaran demi kesadaran muncul dalam dirinya.

Roy berusaha ikhlas menjalani program rehabilitasi. Di tambah dengan adanya orang tua angkat atau pendamping khusus yang selalu ada untuk dirinya, membuat ia semakin nyaman berada di Insyaf.

Roy menjalani program rehab selama 1 tahun 9 bulan di Insyaf. Sebenarnya di Insyaf sendiri jangka waktu wajib menjalani program hanya 9 bulan. Tapi Roy sadar ia belum sepenuhnya pulih dari barang haram NAPZA. Karena itu ia meminta untuk tetap melanjutkan proses rehab selama 1 tahun. Selama 9 bulan di Insyaf, ia seperti mendapatkan kembali dirinya yang dulu. Meskipun program rehab terasa sangat berat, tapi karena kesadaran untuk pulih, ia lalui itu semua dengan ikhlas.

Ia ingat dengan nasihat orangtua angkatnya di Insyaf yang berkata: “9 tahun dirimu menggunakan NAPZA dan menyusahkan orangtua, tapi 9 bulan saja di sini kau harus jalani untuk membayar semua kesalahanmu,”. Pernyataan itu sangat mengena di hati Roy. Karena sangat mengena, 9 bulan bagi Roy sangat kurang. Ia lalu melanjutkan setahun lagi di Insyaf.

Tentu berbeda ketika menjalani program rehab berdasarkan kesadaran

ROY MENJADI SEORANG FOTOGRAFER(BRSKPN INSYAF MEDAN)

Page 81: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

69Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

sendiri. Berbeda pula perlakukan ketika sudah melewati proses program selama 9 bulan. Semasa 1 tahun itu, Roy mendapatkan berbagai pelatihan vokasional. Saat itu ia memlih untuk menekuni bidang fotografi. Roy terus berlatih menjadi fotografer. Dari Senin-Kamis Roy mendapat banyak pelatihan dari instruktur yang didatangkan ke Insyaf. Selama 10 bulan pelatihan itu diikutinya. Hingga 2 bulan selanjutnya Roy diberikan kesempatan magang di salah satu studio foto yang ada di Medan. Dan begitu selesai menjalani program selama setahun di Insyaf, Roy kembali ke masyarakat. Roy mendapatkan modal usaha berupa kamera. Ia lalu membuka jasa kamera sendiri. Saat ini sudah banyak kalangan masyarakat yang menggunakan jasa Roy untuk proses foto keluarga, pra weading maupun weading, dan lain-lain.

Gunakan NAPZA di Pesantren

Roy, anak ketiga dari empat bersaudara ini terjerembab di dunia NAPZA sejak ia duduk di bangku sekolah. Ia mengawali aktivitas itu pada tahun 2008, dengan menggunakan NAPZA jenis sabu. Saat itu ia sekolah di sebuah pesantren di bilangan Sumatera Utara. Atas ajakan kakak tingkat, ia pun terpengaruh menggunakan barang haram itu Mereka berdua melakukan aksinya di atas asbes kamar asrama. Mereka gunakan terus selama di pesantren tanpa sepengetahuan siapapun. Barang haram itu hanya tinggal pakai saja karena sudah tersedia dari kakak tingkat Roy. Namun ia juga harus membayar. Akibatnya, semua uang

sekolah dan tabungan yang dititipkan oleh orangtuanya semua ludes ke barang haram itu.

Sampai pada akhirnya Roy dikeluarkan dari pesantren karena kedapatan membawa satu slot rokok. Hanya setahun Roy bertahan di pesantren. Ia lalu melanjutkan sekolah tak jauh dari rumahnya. Tapi lagi-lagi Roy bermasalah. Berbagai masalah membuat Roy kemudian dikeluarkan dari sekolah. Roy kemudian putus sekolah. Saat itu Roy terus menggunakan NAPZA. Tak berhenti hingga akhir 2017.

Ia bersyukur pernah menjadi bagian dari pasien Rehabilitasi Sosial “Insyaf”. Menurutnya, peran insyaf sangat besar dalam menyelamatkan para korban NAPZA. Ia berharap, Insyaf dapat terus berbuat tanpa kenal lelah untuk memberikan bantuan pada korban NAPZA.

Faktor lingkungan dan kurangnya perhatian orangtua saat itu, membuat Roy semakin menjadi-jadi. Ia menjual berbagai barang yang ada di rumahnya untuk mendapatkan barang haram itu. Sempat ia menjual telepon genggam, beras, hingga laptop kakaknya sendiri

Page 82: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

70 Titik Balik Kesadaran

hanya untuk mendapatkan barang haram itu. Lebih parah lagi, Roy tak hanya sebagai pengguna, Roy juga sudah menjadi seorang pengedar bahkan bandar.

Pernah pelanggan NAPZA Roy tertangkap polisi, membuat nama Roy terseret. Saat itu tahun 2012, Roy akhirnya mendekam di jeruji besi selama 8 bulan. Tapi kejadian itu tak membuat Roy jera. Ia makin lebih andal menjadi bandar NAPZA. Dengan menjadi bandar, Roy tak perlu harus menjual barang-barang di rumahnya lagi. Ia bisa mengkonsumsi NAPZA kapan saja. Pelanggannya pun semakin banyak dan dari berbagai kalangan. Roy menyimpan barang-barang itu di dalam kamarnya. Ada yang diletakkannya di dalam speaker ada pula di atas asbes rumah.

Pada awal tahun 2018, atas pengembangan kasus, polisi menggrebek rumah Roy. Tapi polisi tak menemukan barang bukti apapun termasuk di dalam kamar Roy. Sungguh nasib baik, barang bukti yang disimpan Roy tak tercium Polisi. Hal ini lah kemudian membuat sang Ibu terkena serangan jantung. Melihat kejadian itu, Roy meminta maaf kepada sang Ibu dan menuruti permintaannya untuk direhab di Insyaf.

Setelah tiga bulan di Insyaf, Roy banyak berkonsultasi dengan orangtua angkatnya/pendamping. Ia lalu membeberkan perihal barang haram yang masih tersimpan di dalam rumahnya. Atas saran dari pendamping itu, Roy diminta untuk menghubungi sang Ibu untuk berterus terang. Akhirnya Roy melakukan arahan sang pendamping, dan menelpon Ibunya.

Saat itu pula sang Ibu bertindak cepat mencari NAPZA yang disimpan Roy di beberapa titik rumahnya. Setelah barang haram itu didapati, sang Ibu kemudian dengan bijak memusnahkan barang yang menghancurkan hidup anaknya.

Program yang Menyentuh

Setelah kejadian itu, Roy kemudian dengan tenang menjalani proses rehabilitasi di Insyaf. Banyak kegiatan yang ia jalani. Namun yang paling menyentuh adalah kegiatan rohani. Baik itu kegiatan ibadah rutin maupun ceramah dan tausiyah dari seorang Ustad.

Program menyentuh lainnya adalah dengan adanya orangtua angkat. Roy bersyukur dengan adanya orangtua angkat. Ia banyak mendapat nasihat-nasihat dan penguatan konseling. ”Nasihat-nasihat betul betul menusuk ke hati. Ada Statik atau mamak angkat, yang gak pernah menyalahkan kita. Diberinya kita masukan dan nasihat. Bisa juga menjadi penghubung atau mediator ke orang tua di rumah,” ujar Roy.

Roy mendapatkan banyak hikmah selama menjalani proses rehabilitasi sosial di Insyaf. Ia bersyukur pernah menjadi bagian dari pasien “Insyaf ”. Menurutnya, peran insyaf sangat besar dalam menyelamatkan para korban NAPZA. Ia berharap, Insyaf dapat terus berbuat tanpa kenal lelah untuk memberikan bantuan pada korban NAPZA. Ia kemudian berpesan untuk generasi muda agar menjauhi NAPZA. Ia berpesan, jangan perah coba-coba menggunakan NAPZA apapun jenisnya.

Page 83: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

71Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

ARIKARYAWAN LEASING DAN JUAL BAJU ONLINE(IPWL SEKATA, SAMARINDA)

Motor besar itu memasuki komplek lembaga reha-bilitasi sosial Selamatkan

Anak Kita (SEKATA). Di balik helm itu muncul wajah pria berperawakan sedang dan tinggi berusia sekitar 23 tahun. Sebut saja Ari, ia seorang pega-wai Leasing di sebuah perusahaan pembiayaan keuangan di Samarinda. Senyumannya mengembang takala ia bertemu dengan para konselor SEKA-TA yang selama ini telah membantun-ya untuk keluar dari zona NAPZA.

Ari pun bercerita bagaimana ia bisa terjebak pada godaan NAPZA jenis ganja. Pada awalnya, sangatlah klasik, yakni ditawari kawan. Saat itu ia sedang berkumpul dengan kawan-kawan mainnya. Ia mengaku tak tahu apa yang diberikan oleh sang kawan merokoknya itu.

“Ini hisap saja, biar lebih tenang,” katanya menirukan ucapan sang kawan.

Pada awal pemakaian tak ada efek yang dirasakan oleh Ari. Namun

lambat laun, karena esoknya ia terus menghisap ganja dan itu hampir terjadi setiap harinya, zat itu pun membuatnya kecanduan. Hampir setiap saat Ari mabuk ganja. Saat kerja, pulang kerja ia dalam kondisi mabuk.

Saat awal memakai ganja sekitar tahun 2015, sang istri telah hamil. Setiap harinya ia hanya bekerja, main dan pulang dalam keadaan mabuk serta tidur. Saat itu sang istri tak menaruh curiga. Ia hanya beranggapan sang suami lelah bekerja saja. Begitu pun saat sang istri melahirkan, Ari menganggap hal itu biasa saja.

“Jadi pas istri saya melahirkan, dia telpon, ya sudah lahiran aja, mungkin karena saya lagi mabuk,” paparnya.

Meskipun sang istri telah pulang ke rumah beserta sang bayi, perilaku Ari tak berubah. Ia tetap pulang larut malam dan tidur. Seperti sibuk dengan dunianya sendiri.

Page 84: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

72 Titik Balik Kesadaran

NAPZA Hanya Memperlambat Waktu

Pekerjaannya sebagai tenaga leasing yang meliputi penagihan terhadap klien di lapangan, memiliki tantangan tersendiri. Apalagi jika masalah itu adalah macetnya kredit atau pembayaran dari nasabah, membuatnya pusing. Hal inilah yang akhirnya Ari lampiaskan dengan cara menghisap ganja.

“Tiap ada masalah dikit, saya isep…padahal itu nggak menyelesaikan masalah,” ungkap Ari.

Ari mengakui, pemakaian ganja hanya untuk mengalihkan sementara masalah yang ia pikirkan. Zat itu membuatnya merasa lebih tenang dan pikirannya lebih terang. Namun itu hanya sementara, satu hingga dua jam kemudian ketika efeknya hilang tetap saja, ia harus memikirkan kembali masalah yang menimpa, dan ia pun kembali pusing memikirkan masalah. Untuk itu ia pun kembali menghisap ganja, begitu seterusnya.

Saat menggunakan ganja, uang yang dimilikinya raib, gaji yang setiap bulannya ia dapatkan habis untuk beli ganja. Apalagi Ari bekerja sangatlah santai, ia bukan tipikal orang yang mengejar target. Ia tak memiliki rasa bersalah takala uang yang ia peroleh tak diberikan pada sang istri sebagai nafkah. Ia tak memiliki rasa tanggung jawab dengan apa yang dilakukannya.

“Saat itu saya gak nafkahi istri, saya

biarkan. Saya pikir ada mertua ini,” kata lelaki kelahiran 28 Agustus tahun 1995 itu.

Jangan coba-coba NAPZA, karena ia bukan solusi dari masalah yang kita hadapi, hanya memperlambat waktu saja dan pasti kita akan menyesal. NAPZA menghancurkan semuanya

Rehab, Keluarga itu PentingTak ada bangkai yang bisa

disimpan selamanya, akhirnya tercium juga busuknya. Itulah ungkapan yang mungkin tepat disematkan pada Ari. Ari pun terkena batunya. Suatu hari di tahun 2017 atau tepatnya setelah 2 tahun memakai ganja ia pun terciduk oleh kepolisian. Ia tertangkap dijalanan takala pihak kepolisan dan BNN sedang melakukan operasi jalanan. Ketika di tes urin, Ari positif menggunakan ganja. Ia pun digelandang ke penjara dan mengalami masa tahanan selama 4 bulan.

Sontak saja, sang isri dan keluarganya kaget dengan apa yang

Page 85: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

73Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

menimpa Ari. Mereka tak menyangka Ari bisa terjelembab pada lembah nista itu. Sang istri dan ibu Ari menangis menyaksikan Ari di penjara. Begitu pun dengan kawan-kawan di perusahaan tempat ia bekerja. Semua merasa tak menyangka dengan apa yang menimpa Ari.

“Saat itu hati saya hancur sehancur-hancurnya, benar-benar sedih melihat isri dan ibu saya menangis. Begini ternyata rasanya jauh dari keluarga, tak boleh bertemu, karir hancur dan tak memiliki kebebasan,” paparnya.

Saat itu Ari mengakui kesalahannya. Ia benar-benar merasa berdosa terhadap istri dan keluarganya. Hanya karena kesenangannya, sang istri dan keluarga harus menerima getahnya, nama baik hancur dan malu. Sejak itu Ari mengaku benar-benar tobat, ia berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya, dan berjanji untuk tak lagi bersentuhan dengan NAPZA.

“Akhirnya saya betul-betul tobat, saya minta sama Tuhan saya janji nggak make lagi. Di persidangan Alhamdulillah doa saya dikabulkan saya direhab di SEKATA,” papar lelaki lulusan SMA itu.

Setelah empat bulan menjalani masa tahanan, Ari pun menjalani rehabilitasi sosial di SEKATA selama tiga bulan. Hal ini berdasarkan keputusan sidang di pengadilan. Jaksa saat itu mengantarkannya ke

SEKATA. Saat itu dengan tekad bulat untuk keluar dari kecanduan dan ingat dengan tobatnya, Ari pun menjalani proses rehabilitasi sosial dengan penuh suka cita.

Di SEKATA Ari mengakui banyak hal yang ia pelajari, terutama akan keimanan dan arti tanggung jawab. Tanggung jawab sebagai suami dan tanggung jawab sosial di masyarakat. Jika diingat, ia merasa malu dengan apa yang dilakukannya selama ini, terutama pada mertuanya. Ia saat itu pasrah jika sang mertua tak mau lagi menerimanya, namun rupanya sang mertua justru memberikan dukungannya dan mau memaafkannya dengan syarat Ari benar-benar berubah dan memperbaiki diri.

“Saya paling suka dengan treatmen family support karena saya bisa bertemu dengan keluarga saya, terutama bisa bermain dan bercanda dengan anak dan istri saya yang salama ini tidak pernah saya lakukan,” paparnya dengan mata berkaca-kaca.

Kini setelah usai menjalani rehabilitasi sosial dan hampir satu tahun ini ia juga memulai segalanya dari nol, termasuk bekerja. Berkat bantuan dari seorang kawan, Ari pun bekerja kembali sebagai leasing di sebuah perusahaan pembiayaan yang berbeda dari perusahaan sebelumnya, namun di sini ia disyaratkan untuk tak mengulangi lagi perbuatan hina itu lagi. Selain itu, pintu rezeki

Page 86: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

74 Titik Balik Kesadaran

pun terbuka lagi, pihak SEKATA merekomendasikan Ari mendapat bantuan UEP dari Kemensos. Dana itu ia gunakan untuk memodali sang istri berjualan baju online.

Tantangan yang pa ling sulit bagi Ari setelah pulih adalah rasa ingin kembali memakai, tapi ia tahu itu

sebenar nya hanya sug-esti dan ia sudah tahu bagaimana cara men-gatasinya, yakni dengan mengendalikan pikiran-nya. Tantangan lainnya adalah kawan-kawan sesama pemakai yang hingga kini masih be-lum tobat selalu meng-hubunginya dan men-gajaknya, tapi de ngan sekuat tenaga Ari meng-hindarinya, selain itu ia justru mencoba menga-jak mereka untuk ber-tobat dan mau direhab. Tapi Ari pun menga-takan bahwa itu tak mu-dah, semua kembali pada pribadi masing-masing.

Tak lupa Ari berpesan, “Jangan

coba-coba NAPZA, karena ia bukan solusi dari masalah yang kita hadapi, hanya memperlambat waktu saja dan pasti kita akan menyesal. NAPZA menghancurkan semuanya,” pungkasnya.

Page 87: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

75Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

Ryan Muhlis alias Muhlis adalah seorang bungsu dari tiga bersaudara. Kecanduannya

pada NAPZA berawal dari coba-coba bersama kawan-kawannya. Saat itu ia masih sekolah di tingkat pertama (SMP), seperti pada remaja umumnya yang ingin gaul, Muhlis ikut merokok bersama kawan-kawannya. Namun, hari itu berbeda, rokok yang diberikan oleh kawannya bentuknya dilinting. Ia pun ditantang untuk menghisapnya, tanpa tahu bahwa isinya adalah ganja.

Semenjak itulah, Muhlis menik-mati buaian sesaat barang haram itu. Hampir setiap hari Muhlis harus menghisap ganja. Tubuhnya terus me-nagih dan menagih. Kepalanya sakit jika sehari saja tak bertemu dengan daun memabukkan itu. Akibatnya, ia menjadi mudah marah, perilaku nya begitu agresif dan selalu membuat onar di mana pun ia berada.

“Saya jadi sering marah-marah, bahkan hingga diikat oleh keluarga sama orang-orang di kampung karena saya merusak banyak barang,” ungkapnya.

Keluarga merasa kebingungan dengan sikap dan perilaku Muhlis yang sering kali emosian dan bertindak

agresif. Mereka belum tahu bahwa anak itu telah masuk dalam perangkap NAPZA. Mereka pun akhirnya mencari tahu, dan menemukan kecurigaan bahwa Muhlis terindikasi menggunakan NAPZA.

Muhlis pun dijauhkan dari lingkungan kawan-kawannya dengan cara diminta bekerja pada tukang mebel. namun, rupanya itu bukanlah soslusi, justru menambah masalah. di tukang mebel, Muhlis justru kecanduan lem aibon. Gegara ngelem itu perilakunya makin aneh, mirip orang gila. ia berbicara dan tertawa sendiri.

“Justru di mebel itu dia makin parah, selain agresif dia mengalami halusisnasi, berbicara dan tertawa sendiri, “ ungkap Abdul Azis pimpinan Wisma Ataraxis.

Melihat kondisi yang kian parah itu, orang tua Muhlis yang dalam keadaan diikat dibawa ke panti rehabilitasi sosial NAPZA Wisma Ataraxis Bandar Lampung untuk direbilitasi.

Direhab, Paling Senang Mandi UapTiba di Wisma Ataraxis Muhlis

langsung dites urin. Hasilnya, ia posi-

RYAN MUHLIS BAHAGIANYA BERJUALAN EMPEK-EMPEK(IPWL ATARAXIS, BANDAR LAMPUNG)

Page 88: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

76 Titik Balik Kesadaran

tif menggunakan NAPZA jenis gan-ja. Mengetahui hal itu, keluarga sedih bukan kepalang. Walau mereka sudah menduga Muhlis menggunakan NAP-ZA, tetap saja mereka benar-benar merasa terpukul mengetahui kenyataan tersebut. Mereka pun menyerahkan Muhlis untuk direhab di sana.

Awal direhabilitasi, Muhlis tak terima. Ia marah dan merasa dibuang oleh keluarganya. Kebebasannya sirna. Ia tak bisa melakukan apa pun yang disukainya. Setiap harinya ia di masukkan ke kamar. Namun, lambat laun ia pun akhirnya berfikir dan menyadari bahwa keberadaannya di Wisma Ataraxis adalah buah dari kesalahannya menggunakan NAPZA, dan merupakan hal yang tepat untuk memulihkan dirinya dari kecanduan.

“Saya bingung kenapa saya di sini, saya nggak bisa main hape,” ungkapnya.

Muhlis pun menjalani proses rehabilitasi sosial selama enam bulan. Banyak hal yang ia pelajari selama

menjalani pemulihan, dan hampir semuanya sangat berkesan di benaknya. Praktek agama adalah yang paling menonjol di sini. Pikiran dan hatinya terus diberikan pemahaman akan dosa dan arti hidup yang sebenarnya. Tak hanya itu, kedisiplinan dalam menjalankan ibadah pun menjadi kuncinya.

“Saya jadi sadar, bahwa apa yang saya lakukan adalah dosa besar. Saya bertobat dari semua itu dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Dan di sini saya jadi rajin solat dan belajar banyak tentang agama,” paparnya.

Seperti halnya pada rehabilitasi sosial pada umumnya, Ataraxis juga menggunakan metode konseling dan terapi sosial dalam men-treatmen atau menerapi para kliennya. Mereka diajarkan tak hanya bagaimana menyadari apa yang dilakukannya; kerugian menggunakan NAPZA saja tetapi bagaimana mereka memiliki kemampuan untuk bersosialisasi dan memiliki tanggung jawab sosial di lingkungan masyarakat kelak.

“Kita belajar untuk saling menghargai, menghormati, seperti apa becanda dan bagaimana bersikap sama orang lain, saya sangat terbantu, dimotivasi oleh konselor dan kawan-kawan di sini,” paparnya.

Ada satu treatmen yang khas di Wisma Ataraxis ini, yaitu mandi uap. Mandi uap dilakukan setiap hari jumat. Mandi uap ini bertujuan untuk mengeluarkan racun (detox) dalam tubuh residen. Efeknya, setelah mandi uap, tubuh terasa lebih segar dan bugar. Selain itu nafsu makan menjadi bertambah.

Page 89: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

77Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

“Pokoknya kalau abis mandi uap makan jadi lahap, badan jadi seger dan lebih sehat rasanya, efek lainnya dari mandi uap juga pikiran jadi lebih tenang juga…” ungkapnya.

Muhlis pun mencoba dan berusaha untuk dapat membuktikan diri bahwa ia benar-benar pulih dan mampu menjadi manusia seutuhnya yang memiliki tujuan hidup dan tanggung jawab.

Selama menjalani proses reha-bilitasi sosial, Muhlis juga diajarkan untuk memiliki keterampilan, ia belajar untuk berternak, menanam tanaman, hingga berdagang. Memang di Ataraxis ada beberapa pelatihan vokasi yang dapat diikuti antara lain berternak ikan, ayam, sablon, desain grafis hingga berjualan. Hal ini disesuaikan dengan minat sang klien. Muhlis sendiri lebih tertarik untuk berdagang.

Membuktikan Diri BerubahKini setelah dinyatakan pulih,

Mukhlis pun kembali ke rumah. Di rumah ia memulai hidup barunya dengan membantu orang tuanya

berjualan. Orang tua tentu sangat senang dengan perubahan yang terjadi pada Mukhlis. Mereka bersyukur dengan pulihnya sang buah hati. Muhlis pun mencoba dan berusaha untuk dapat membuktikan diri bahwa ia benar-benar pulih dan mampu menjadi manusia seutuhnya yang memiliki tujuan hidup dan tanggung jawab.

Ia pun memutuskan untuk melanjutkan usaha dagang orang tuanya yakni berjualan empek-empek. Pada awalnya ia mengakui, orang tuanya yang membuat adonan hingga jadi, dan ia hanya menjajakannya saja, namun lambat laun ia belajar membuat sendiri empek-empek tersebut dan berhasil memiliki kemampuan membuatnya sesuai dengan apa yang diajarkan orang tuanya.

Kemudian, Kementrian Sosial melalui program Usaha Ekonomi Produktif (UEP) memberikannya modal usaha. Dana itu pun ia manfaatkan untuk modal berjualan empek-empek. Dengan gerobaknya tersebut, Mukhlis berjualan. Ia sangat senang dan bangga dengan usaha yang dijalaninya. Ia merasa sebagai anak kini telah berdaya dan dapat menghasilkan sesuatu untuk keluargaya. Untuk itu, ia senantiasa selalu bersyukur dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukungnya untuk pulih, terutama orang tua dan Wisma Ataraxis sebagai tempat ia dipulihkan.

“Jangan coba-coba dengan NAPZA, hanya membuat susah,” pesannya.

Page 90: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

78 Titik Balik Kesadaran

Udara siang itu terasa begitu hangat. Cerah dan memanjakan siapa pun yang

menyusuri perbukitan yang diisi oleh rumah-rumah penduduk yang cukup padat. Di dalam sebuah rumah terlihat seorang pemuda yang tengah sibuk mengotak atik sebuah motor dengan seabrek peralatan mekanik melingkarinya. Dari depan rumah sekilas kita dapat melihat bahwa itu sebuah bengkel, bengkel motor tepatnya.

Seorang pria berperawakan kurus tersenyum menyapa. Namanya Albertus Afriyadi. Ia dikenal sebagai siempunya bengkel motor tersebut, selain itu ia juga merupakan penjual motor-motor mekanik yang ia rakit dan menjual sprate part motor di wilayah tersebut, Bandar Lampung. Keberhasilannya membuka bengkel dan mengadakan peralatan dan spare part tersebut bukanlah hal yang mudah, sebuah perjuangan yang sangat memotivasi bagi siapa pun

yang memiliki keinginan hidup lebih baik, keluar dari zona kegelapan, pulih dari ketergantungan NAPZA.

Orang memanggilnya Afri. Sudah lima tahun ia membangun bengkel tersebut, setelah ia dinyatakan pulih dari ketergantungan NAPZA di Panti Sosial Rehabilitasi Penyalahguna NAPZA Sinar Jati Bandar Lampung. Dapat dikatakan, pertama kali ia berkenalan dengan zat haram tersebut adalah karena pergaulan. Awalnya ia hanya minum-minuman beralkohol, namun lambat laun merembet ke obat-obatan.

“Awalnya karna diajak kawan, gaul dan akhirnya saya malah kecanduan,” ungkapnya.

NAPZA yang ia konsumsi adalah sabu. Dengan sabu Afri merasa lebih tenang dan percaya diri. Dirinya yang memiliki sifat pemalu menjadi lebih berani, namun lambat laun justru sikapnya itu berubah lebih pada ke arah agresifitas.

ALBERTUS AFRIYADI SANG MEKANIK MOTOR(IPWL SINAR JATI, BANDAR LAMPUNG)

Page 91: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

79Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

Merasa Tersiksa, Direhab SajaAkibat dari penggunaan NAPZA-

nya tersebut, ia pun mengalami perubahan sikap. Ia memang sosok yang pemalu, namun setelah itu ia justru jadi pemurung, mudah emosi dan yang paling ia sesalkan adalah perilakunya terhadap keluarga yang tidak baik. Ia bahkan berani berbuat yang sangat dilarang, seperti mencuri bahkan menjual apa pun demi membeli NAPZA. Merasa tersiksa dengan ketergantungannya tersebut, Afri pun memutuskan untuk direhab.

“Saya putuskan untuk direhab, saya ingin keluar dari masalah itu,” ungkapnya.

Ia pun masuk di Lembaga Rehabilitasi Sosial Sinar Jati Bandar Lampung. Awalnya ia merasa asing dengan suasana rehab, apalagi ketika awal masuk ia dimandikan. Namun lambat laun itu jadi biasa, karena itu merupakan salah satu treatmen dalam rangka membersihkan diri baik secara fisik maupun kejiwaan dari NAPZA.

Afri sangat berkesan dengan kegiatan yang dilakukan oleh Lembaga Rehabilitasi Sosial Sinar Jati Bandar Lampung. Kagiatan-kegiatan tersebut dilakukan secara bersama-sama, mulai dari makan bersama, melaksanakan sharing, konseling dan kegiatan lainnya yang membuatnya semakin merasa bahwa hidup itu sangat berharga dan memiliki banyak kawan senasib dan sepenanggungan.

“Saya sangat senang karena banyak kegiatan yang dilakukan bersama-sama, terutama sesi sharing” ungkapnya.

Kegiatan yang paling menonjol dari Lembaga rehabilitasi sosial Sinar Jati adalah pendekatan religiusitasnya. Afri merasa di sana menjadi lebih mengerti dan memahami praktek ibadah, mulai dari solat dan kemampuannya untuk mengaji. Dapat dikatakan dengan direhab, solatnya lebih terjaga, karena biasanya ia jarang solat dan kemampuan mengajinya pun bertambah dan semakin lancar dalam membaca al-Quran.

Page 92: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

80 Titik Balik Kesadaran

“Jadi saat direhabilitasi itu, saya pun memiliki mimpi untuk membuka bengkel otomotif sendiri,” ungkapnya.

“Awalnya saya jarang solat dan belum terlalu bisa mengaji, pas direhab saya jadi lebih disiplin solatnya, ngajinya jadi tambah bisa,” paparnya.

Lembaga rehabilitasi sosial Sinar Jati memang tak hanya menggunakan metode religius hingga psikososial saja, tetapi dalam proses treatmennya mereka juga menggunakan metode totok syaraf dan juga senam pernafasan dalam membant proses pemulihan.

Dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh lembaga rehabilitasi sosial tersebut, adalah kegiatan vokasi yang sangat berkesan bagi Afri. Ia yang sudah memiliki hobbi mengotak atik mesin motor atau otomotif motor membuatnya semakin terpacu dan mendalami kemampuannya tersebut. Selama ia menjalani rehabilitasi sosial di lembaga tersebut, ia manfaatkan kegiatan vokasi tersebut untuk memperdalam kemampuannya dan minatnya terhadap dunia otomotif.

Kegiatan hal tersebut membuatnya sibuk dan melupakan keinginannya untuk memakai NAPZA. Ia merasa dengan kesibukannya dalam mengotak atik motor tersebut adalah salah satu terapi yang efektif dalam mengalihkan keinginannya dalam mengonsumsi kembali barang haram tersebut.

“Jadi saat direhabilitasi itu, saya pun memiliki mimpi untuk membuka bengkel otomotif sendiri,” ungkapnya.

Mewujudkan MimpiKini, setelah ia keluar dari

rehabilitasi sosial tersebut, ia pun mewujudkan mimpinya walau dengan dana terbatas dan merintis sedikit demi sedikit. Ia mulai dengan menerima jasa servis motor, hingga akhirnya bisa memofikasi dan merakit motor hingga akhirnya sedikit demi sedikit menjual spare part.

“Untuk omset sendiri Alhamdulillah lumayan lah untuk kehidupan sehari-hari,” katanya.

Jika boleh dihitung, Omsetnya ia perkirakan minimal per bulan ia mendapatkan keuntungan bersih sekitar 500-1 juta rupiah. Afri optimis usahanya ke depan akan lebih baik, ia memiliki mimpi untuk dapat menjadi agen spare part di wilayahnya tersebut, agar warga sekitar tak perlu jauh-jauh dalam mencari kebutuhan untuk motornya.

Afri tak lupa berpesan,”Jangan coba-coba dekati NAPZA, NAPZA itu sangat kejam,” pungkasnya.

Page 93: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

81Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

Oki Tarigan, pria kelahiran Pancur Batu 13 Maret 1983 ini menghabiskan

masa kecil dan remajanya di pasar dan di jalanan. Ia hanya merasakan pendidikan formal sebatas sekolah dasar. Itupun tak selesai alias putus sekolah. Sehari-hari ia bergaul dengan para preman pasar yang umurnya jauh di atasnya. Tapi karena sering bergaul ia banyak dikenal orang. Lambat laun ia pula yang menggantikan posisi para preman di pasar itu.

Kehidupan pasar di jalanan yang ramai, keras, dan kasar sudah dirasakan dan dilalui sejak ia kecil. Sejak itu pula ia sudah menggunakan barang haram bernama NAPZA. Faktor lingkungan dan pergaulan yang tak terkontrol orang tua, membuat Oki jadi begitu mudah terpengaruh ajakan jatuh ke lembah hitam NAPZA.Ya, sejak usianya yang terlampau muda ia sudah kenal dengan yang namanya ganja, sabu, bahkan putaw. Oki tak pernah tahu dampak apa yang ia rasakan ke depan jika mengkonsumsi NAPZA. Yang ia tahu, setelah menggunakan NAPZA, ia merasa nyaman, pikiran tenang, dan seperti melayang-layang

di udara.Beranjak dewasa, Oki

menggantikan posisi preman pasar para pendahulunya. Supaya bisa membeli NAPZA, berbagai cara ia lakukan. Bersama teman-temannya yang lain, Oki melakukan pemerasan terhadap para pedagang pasar dengan dalih uang keamanan. Jika tak dikasih, Oki dan teman-temannya tak segan-segan mengancam untuk merusak bahkan mencuri dagangan mereka. Uang hasil pemerasan itu tadi yang kemudian digunakan untuk membeli NAPZA. Aktivitas ini dilakukan Oki sampai menjelang ia menikahi gadis pilihan hatinya.

Setelah menikah, Oki mengurangi aktivitasnya di pasar. Walau begitu ia masih aktif menggunakan NAPZA. Hingga akhirnya memiliki sang buah hati. Dampak NAPZA saat itu sudah ia rasakan. Ia gampang tersulut emosi. Keadaan fisik dan jiwanya memburuk. Keadaan ekonomi tak pernah cukup. Saat itu, untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, Oki menjadi pedagang sayur. Sialnya, setiap penghasilan yang didapat dari dagangannya selalu saja habis ke NAPZA. Istri dan

OKI TARIGAN DARI PREMAN PASAR JADI PEDAGANG(IPWL BUKIT DOA, MEDAN)

Page 94: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

82 Titik Balik Kesadaran

anak-anaknya saat itu benar-benar menderita akibat tulang punggung mereka sudah menjadi pecandu NAPZA.

Minum Obat TidurSebenarnya Oki sedih melihat

keadaan keluarganya. Ia ingin sekali sembuh. Ia coba berhenti tapi tetap saja tak bisa. Sampai ia sedih dan terpukul untuk membeli sepotong donat saja tak bisa. Pernah suatu ketika, Oki melihat anaknya menangis hanya ingin makan donat karena melihat teman mainnya makan donat yang lezat. Kebetulan saat itu Oki tak punya uang sama sekali untuk sekadar menuruti keinginan anaknya itu. Oki hanya bisa tertunduk lesu meratapi keadaan dirinya dan keluarga yang dinafkahinya. Sang istri yang sudah mengetahui suaminya itu adalah pecandu tak pernah berhenti untuk mengajak Oki ke rehabilitasi. Tapi lagi-lagi Oki selalu menolak.

Melihat keadaan keluarga khususnya keadaan Oki yang sudah

semakin memprihatinkan, sang Istri pun melakukan inisiatif. Tanpa sepengetahuan Oki, sang Istri menjejali obat tidur kepada sang suami. Dalam keadaan terlelap tidur, Oki kemudian dibawa ke tempat rehabilitasi yang bermitra dengan Kemensos RI bernama Bukit Doa pada tahun 2016. Begitu terbangun dari tidur, Oki kaget bukan kepalang begitu melihat dirinya sudah berada di Bukit Doa. Ia melihat di sekelilingnya para korban NAPZA berkumpul.

Saat itu Oki berontak dan bertanya-tanya heran ke semua orang yang ada. Untungnya konselor Bukit Doa segera menenangkan Oki dengan memberi penjelasan bahwa Oki sedang dalam penyembuhan. Konselor juga langsung memberikan pencerahan dan penguatan konseling kepada Oki. Sejurus kemudian Oki sadar bahwa dirinya harus ikhlas menjalani program rehabilitasi. Ia harus pulih dari ketergantungan menggunakan NAPZA. Ia sadar karena salah satunya untuk kembali normal adalah dengan cara direhabilitasi.

Tersentuh Kegiatan RohaniSetidaknya enam bulan Oki

menjalani masa rehabilitasi di Bukit Doa. Selama di rehab Oki sudah tak lagi merokok. Aktivitas sehari-hari dimanfaatkannya untuk menjalani program rehabilitasi yang sangat membantu perubahan prilakunya. Seperti beribadah, olahraga, bersosialisasi dengan baik dan menumbuhkan kepedulian terhadap sesama. Selama menjalani program,

Page 95: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

83Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

yang paling berkesan bagi Oki adalah kegiatan rohani/relegiositas. Oky menyadari sebelum masuk ke Bukit Doa, ia seperti jauh dengan sang Pencipta. Tapi selama di Bukit Doa, Oki berkesempatan memperbaiki hubungannya dengan Tuhan.

Oki sadar bahwa dirinya harus ikhlas menjalani program rehabilitasi. Ia harus pulih dari ketergantungan menggunakan NAPZA. Ia sadar karena salah satunya untuk kembali normal adalah dengan cara direhabilitasi.

Banyak yang dilakukan untuk meningkatkan relegiositas dalam dirinya. Seperti melakukan renungan kerohanian dua hari sekali setiap pagi dan malam hari. Selain itu yang sangat menyentuh bagi Oki selain itu adalah kebersamaan. Oki mengaku bahagia dengan kegiatan-kegitan yang dilakukan secara bersama-sama. Sementara itu, Oki juga berkesempatan mendapatkan program vokasional. Saat itu ia memilih berkegiatan menjadi tukang bangunan.

Selesai di rehab. Oki mendapatkan banyak hikmah dan berkah yang luar

iasa. Pihak bukit Doa memberikan Oki bantuan modal usaha dari dana Usaha Ekonomi Produktif yang diberikan Kemensos RI. Saat itu Oki langsung membuka usaha Mie Balap dan Warung Nasi. Hasil dari usaha itu sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan Istri dan anaknya. Selain mendapatkan berkah bantuan, Oky mengaku bersyukur masih terus menjalin komunikasi yang baik dengan pihak Bukit Doa. Oky mengaku sudah menganggap pihak Bukti Doa seperti keluarga sendiri. Entah bagaimana jadinya kehidupan Oky jika tak pernah direhab di Bukit Doa.

Oky mengaku untuk sembuh dari jerat NAPZA perlu niat yang kuat dan kesadaran diri sendiri. Oki membulatkan tekat dalam dirinya bahwa ia adalah tulang punggung keluarga, maka harus sembuh dan berubah. Oki mengaku tak mudah untuk bisa lepas dari jerat NAPZA. Perlu keikhlasan dan kesabaran menjalani setiap proses pemulihan/rehabilitasi.

Oky mengaku peran Bukit Doa sangat luar biasa dalam perubahan sikap dan prilakunya. Ia berharap, ke depan Bukit Doa untuk terus berjuang dan pantang menyerah untuk membantu para korban NAPZA. Kepada para generasi muda, Oki menyampaikan pesan agar menjauhi NAPZA karena berbahaya. Dampaknya tak hanya merusak diri tapi juga merusak keadaan anak dan istri.

Page 96: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

84 Titik Balik Kesadaran

Anak sulung dari 9 saudara itu bernama Eri Yanto. Pria yang memiliki rambut

panjang, berkulit tak begitu gelap itu lahir di Curup pada 1 April 1979. Yanto tumbuh dan besar dalam keluarga yang sederhana. Keinginannya sejak sekolah untuk menjadi tentara harus pupus karena terbentur biaya. Padahal Yanto sudah menjalani berbagai proses seleksi. Sayang seribu sayang lagi-lagi semua faktor ekonomi.

Maka pupuslah semua harapan Yanto menjadi seorang tentara. Ia cukup prustasi memang dan putus asa. Ia pun melupakan semuanya, dengan bergaul dengan teman-teman. Aktivitas yang ia lalui adalah nongkrong dan bermusik/ngeband. Sebagai anak band, Yanto mau tak mau harus mengikuti irama. Begadang adalah bagian yang harus dilalui setiap malam. Penampilan slenge-an, rambut gondrong sudah menjadi khas seorang anak band.

Waktu berjalan tak terasa, semua mengalir begitu saja. Saat

itu Yanto tak punya pekerjaan, alias pengangguran. Hari-hari berganti, bulan-bulan berganti, tahun-tahun berlalu sehingga membuat Yanto masuk pada pergaulan bebas. Yanto masuk dalam lingkaran yang salah. Sehingga satu saat Yanto berkenalan dengan NAPZA berjenis ganja dari teman satu tongkrongan. Setelah malam itu hari demi hari dan setiap minggunya Yanto terus menggunakan NAPZA. Dari satu barang ke barang lainnya.

Akibatnya, yang awalnya Yanto mulai menjaga penampilan rapi dan bersih, kini menjadi terbalik. Dalam kesehariannya, Yanto tidur selalu larut malam bahkan sampai pagi. Di tambah saat itu sikap emosi mulai hinggap dalam diri. Tak cukup sampai di sana, Yanto kemudian mengkonsumsi alkohol. Emosi dan keadaan diri Yanto saat itu semakin lebih parah. Ia makin tak terkendali, bahkan mencampur alkohol dengan spirtus. Situasi ini membuat Yanto makin terperosok jauh dalam jurang yang gelap.

YANTO DAPAT MODAL TAK TERDUGA(IPWL DWIN FOUNDATION, BENGKULU)

Page 97: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

85Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

Hingga suatu ketika. Memasuki bulan suci Ramadhan. Yanto merasakan ada yang berbeda dalam pikirannya. Yanto bertekad untuk tidak lagi mendekati barang haram itu. Hari pertama dilewati, hari kedua, pun begitu sehingga 1 minggu bulan suci ramadhan efek yang selama ini mulai terasa. Suatu hari di tengah terik panas, Yanto merasakan hal yang ganjil dalam dirinya. Ia merasa seolah-olah jiwanya mendesak ingin keluar. Badannya terasa kaku tak bisa digerakkan. Suhu badan terasa panas sampai-sampai basah oleh keringat. Mata tak mau dipejamkan, gelisah dan Yanto dalam keadaan setengah sadar, seolah tak berpijak di bumi.

Yanto hanya bisa pasrah seolah hidup ini akan segera berakhir.

Sampai ia berucap ”Tuhan kalau engkau sayang dan ingin mencabut nyawa ini saya pasrah dan ikhlas tapi tolong ampuni dosa kedua orang tua saya dan bahagiakan kedua orang tuaku”. Ucapan yang melesat itu rupanya terdengar oleh sang ibu. Sang Ibu lalu menghampirinya, sambil memberikan pelukan. Pelukan itu sungguh membuat Yanto nyaman. Semua kegelisahan yang mendera lenyap. Yanto seolah keluar dari satu ruang yang mencekam.

Energi pelukan dan kasih sayang yang tulus dari seorang Ibu berhasil membuat Yanto sadar. Ia kemudian mencoba melepaskan dirinya dari belenggu NAPZA. Yanto dikenalkan orang seorang teman dengan Yayasan D’Win. Sebuah yayasan bermitra dengan

Page 98: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

86 Titik Balik Kesadaran

Kementerian Sosial RI dalam yang bergerak membantu pemulihan para korban penyalahgunaan NAPZA. Yanto kemudian menjalani program rehabilitasi di yayasan tersebut.

Energi pelukan dan kasih sayang yang tulus dari seorang Ibu berhasil membuat Yanto sadar. Ia kemudian mencoba melepaskan dirinya dari belenggu NAPZA.

Dalam proses program rehabilitasi, Yanto mendapatkan banyak manfaat. Ia semakin mengetahui betapa bahayanya NAPZA. Ia tak hanya merasa dapat bimbingan tapi juga mendapat keluarga baru. Baik metode dan pendekatan-pendekatan humanis yang dilakukan oleh para konselor D’Wins sangat berpengaruh dalam perubahan sikap dan prilaku Yanto. Minggu berganti bulan dan sekian purnama terus berlalu, Yanto melalui program demi program di D’Wins dengan semangat.

Begitu selesai program, Yanto merasa kaget sekaligus terharu ternyata D’Wins memberikan

bantuan berupa dana untuk Yanto membuka usaha. Bantuan itu sangat membantu Yanto untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. “Tenyata D’Wins memiliki kepedulian besar kepada kami yang ikut dalam program itu, dengan cara memberikan bantuan dana segar buat orang-orang yang disebut mantan pengguna NAPZA seperti kami,” ujar Yanto.

Seiring waktu, dari bantuan itu Yanto membuka usaha dirumah dan itu sangat bermanfaat untuk menambah kebutuhan ekonomi keluarga, dengan harapan dari bantuan ini bisa lebih berkembang dan meningkatkan perekonomian keluarga kecil Yanto.

Untungnya sang istri sangat mendukung dan ikut membantu mengembangkan usaha itu. Dan yang terpenting dan terus diingat Yanto adalah sang istri yang tak henti-henti berdoa agar Yanto tidak terjerumus kembali kepada yang namanya NAPZA.

Yanto berpesan kepada para korban pengguna NAPZA untuk bangkit dari keterpurukan. “Jangan sampai salah jalan dan segera jauhi NAPZA kalau tidak mau mati atau dipenjara,” ujar Yanto. Ia kemudian berharap dari cerita singkat ini mengenai perjalanan hidupnya dapat dijadikan pelajaran dan dapat diambil hikmahnya.

Page 99: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

87Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

MENGABDI DI PANTI REHABILITASI SOSIAL

BAGIAN 4

Page 100: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

88 Titik Balik Kesadaran

“Ketika pakai NAPZA, pikiran saya pendek. Mu-dah memberikan kepu-

tusan tanpa adanya pertimbangan. Rata-rata hasilnya tidak baik. Seka-rang, sudah bisa berpikiran jernih, mau mendengarkan orang lain, bisa meli-hat situasi, sehingga apapun keputu-san yang saya ambil Alhamdulillah bisa berjalan dengan baik,” tutur Yudho, mantan pecandu NAPZA yang seka-rang menjadi Direktur di Perusahaan yang didirikan oleh lembaga Rehabi-litasi Sosial NAPZA tempat dia men-jalani rehabilitasi.

Yudho, begitu dia biasa dipanggil. Nama lengkapnya Prayudho Utomo Endarto, lahir di Jakarta, 12 Juli 1978. Menikah pada tahun 2005 dan kini telah memiliki dua orang anak. Tapak tilas kehidupannya untuk bisa sampai di titik saat ini telah melalui berbagai macam sisi gelap kehidupan, dan hampir diceraikan oleh istri. Pada akhirnya ia sampai pada titik bahwa ia harus bangkit. Sekarang dia mendapatkan kepercayaan dari

keluarga besarnya, dibanggakan pihak keluarga istri, dan memberi manfaat kepada banyak orang,

Jatuh pada lingkaran hitamYudho merupakan sosok yang

ceria. Ia sangat senang bergaul dan berteman. Tapi dia tipe orang yang tak bisa ditantang. Pada 1993, ketika kelas satu SMA, seorang temannya berkata, “Cupu kalo ga pake NAPZA. NAPZA bisa bikin keren”. Merasa tertantang, ia pun memulai untuk mencoba NAPZA. Pertama dia memakai ganja disertai dengan minuman beralkohol.

Berawal dari agar terlihat keren, tidak cupu, dan ditantang teman malah membuatnya menjadi pengguna NAPZA aktif. Hal ini terus ia lakukan hingga masuk pada jenjang perkuliahan di Yogyakarta. Selama kuliah, aktivitasnya dalam memakai NAPZA semakin menjadi-jadi, didukung dengan pengawasan orang tua yang minim dan suplai dana yang relatif mencukupi.

YUDHO BANGKIT MENJADI KONSELOR DAN TRAINER (IPWL MADANI, JAKARTA)

Page 101: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

89Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

Karena biaya kecanduan NAPZAnya cukup besar, ia pun terjerat hutang, kuliah pun tidak selesai. Tidak hanya sampai di situ, pada tahun 2001 dia tertangkap polisi karena memakai NAPZA. Beruntung dia tidak sampai ditahan. Orang tuanya kemudian membawanya kembali ke Jakarta, kira-kira tahun 2001.

Di Jakarta, ia tidak beraktivitas, tidak bekerja, dan juga tidak kuliah. Ia Hanya menganggur di rumah. Merasa tidak terhukum, ia kembali memakai NAPZA.

Yudho seorang yang cerdas. Pada tahun 2001 dia diterima bekerja sebagai sales. Karena prestasinya di perusahaan, pada tahun 2007 ia dipercaya sebagai kepala cabang. Namun, penggunaannya terhadap NAPZA tidak berkurang sedikit pun, malah semakin menjadi-jadi. Manajemen keuangannya berantakan karena tingginya biaya yang dia keluarkan untuk belanja NAPZA. Sampai akhirnya dia menggunakan uang kas kantor. Akhirnya timbul masalah lebih besar, perusahaan kolaps, dan ia harus menanggung semua itu.

Tahun 2008, ia mencoba bisnis baru menjadi pengusaha roti, namun lagi-lagi bangkrut dengan alasan yang sama: manajemen keuangan yang amburadul karena mengkonsumsi NAPZA.

Kemudian tahun 2009 kembali bekerja di sebuah perusahaan. Tahun

2010—2013 bisa dibilang merupakan masa yang paling parah, sebab ia intens memakai NAPZA dan melakukan KDRT. “Paling parah tahun 2010—2013 karna intens pakai NAPZA untuk diri saya sendiri dan sempat KDRT,” tutur Yudho.

“Sehat akan lebih baik, pulih akan lebih baik dari pada lo masih pake. Rehabilitasi bukan penjara seperti image yang ada selama ini. Ada banyak tempat rehab yang baik,” ujarnya.

Bangkit dari Zona KelamYudho menikah pada tahun 2005,

tetapi istrinya tidak pernah tahu kalau suaminya seorang pecandu. Dia hanya tahu bahwa suaminya seorang pekerja keras dan memiliki prestasi bagus di perusahaan. Hingga pada tahun 2013, rahasia itu terbongkar. “Hutang-hutang, masalah finansial ketahuan oleh pihak rumah kemudian diselidiki dan akhirnya memang saya harus akui bahwa saya pengguna,” tutur Yudho.

Mengetahui hal tersebut, istri dan keluarga istri Yudho sangat kecewa. Mereka merasa telah ditipu selama ini. Maka istrinya mempersilahkan Yudho

Page 102: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

90 Titik Balik Kesadaran

memilih satu diantara dua pilihan: menjalani rehabilitasi atau bercerai. Pada saat itu, mereka telah memiliki dua orang anak.

Yudho memilih alternatif pertama, menjalani rehabilitasi. Ia merasa beruntung masih diberi kesempatan untuk bisa memperbaiki segalanya, termasuk rumah tangganya. Atas saran istrinya, Yudho pergi ke Prof. Dadang Hawari, dan Prof. Dadang menyarankannya mengikuti program rehabilitasi di Madani Mental Health Care, yayasan Rehabilitasi NAPZA di Jakarta Timur.

September 2013 Yudho mulai masuk untuk rehabilitasi di Madani. ”Alhamdulillah belum masuk mana-mana, masuk Madani langsung cocok,” tutur Yudho.

Selama di Madani ia merasa dimanusiakan, sebab tidak ada senioritas dan para ustadznya mengajarkan tidak menggurui, tetapi seperti memberitahu kepada teman. Stigma bahwa rehabilitasi merupakan sesuatu yang seram tidak ditemukannya di sana, justru ia merasa nyaman.

Diceritakan Yudho, di kalangan pecandu, panti rehabilitasi itu seperti penjara. Tetapi kesan itu langsung sirna ketika dia menjalani rehabilitasi sosial. “Rehabilitasi tidak seburuk atau seseram yang saya bayangkan. Ternyata rehabilitasi menyenangkan,” kata Yudho.

Selama kurang lebih 6 bulan Yudho menjalani rehabilitasi. Di Madani, ia disadarkan bahwa kunci pulih dari candu berasal dari diri sendiri atau niat, bukan unsur dari luar. Selain itu ia pun disadarkan dengan metode BPSS, yaitu biologik, psikologik, sosiologik, dan spiritual.

Selama di Madani, Yudho menjadi lebih kenal dengan Islam. “Di madani kenal dengan Islam. Dulu ga bisa ngaji dan solat,” kata Yudho.

Ia juga aktif ikut kegiatan-kegiatan sosial yang diadakan Madani seperti sunatan massal, kurban, gotong royong bersama masyarakat, dan lain-lain.

Setelah keluar dari Madani, Yudho mengikuti program On Job Training. Ia mendapat edukasi menjadi konselor. “Setelah keluar, kebetulan saya di assessment. Ternyata saya cocok untuk menjadi seorang tenaga konselor di sini,” ujarnya.

Diakui Yudho. dia yang meminta kepada pihak Madani untuk di-assesment karena dia masih takut untuk hidup di tengah masyarakat, kuatir jatuh lagi. Dia berpikir bahwa dia harus hijrah.

Yudho menjalani program on job training, edukasi tentang konselor, NAPZA, dan training khusus dari Prof. Dadang selama 6 bulan. “Trainingnya langsung isi program dan selesai Agustus 2014. Setelah on job training langsung jadi konselor,” kata Yudho.

Page 103: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

91Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

Begitulah, karir pertama Yudho setelah pulih adalah menjadi seorang konselor, tepatnya tahun 2014 dan telah memegang beberapa klien. Lalu tahun 2015 ia dipercaya sebagai konselor adiksi oleh Kemensos RI.

Madani mempunyai bentuk usaha lain, yaitu Madani Training Center, Madani Picture, dan Madani minimarket. Yudho ikut bergabung dengan Madani Training Centre.

“Passion saya di situ. Karena basic saya seorang pecinta alam, mapala, saya lebih suka kegatan-kegiatan outdoor,” tuturnya.

Kegiatan Madani Training Centre meliputi training adventure, outbond, training motivasi, dan Madani tes urin. Disini Yudho bergabung sebagai salah satu instruktur. Dan, tahun 2016 dia diangkat menjadi manager Madani training center hingga sekarang.

Selain itu, sekarang ia juga menjabat sebagai salah satu direktur PT. Imajinasi Karya Madani yang menaungi Madani picture, Madani minimarket, dan Madani training center.

Selama menjalani Rehabilitasi Sosial di Madani, Yudho merasa dekat dengan Sang pencipta. Kemudian, tahun 2016 ia diberi hadiah umroh dari kakak iparnya. Dia juga diberi kepercayaan menjadi ketua paguyuban keluarga besar.

“Saya yang tadinya saya seorang virus, sekarang saya menjadi

kebanggaan bagi keluarga,” tutur Yudho. “From nothing to something,” lanjutnya.

Lu Ga Akan Keren Karena NAPZABelajar dari masa kelamnya, Yudho

berpesan kepada setiap orang untuk menjauhi NAPZA, jangan pernah coba-coba. Sebab, mengkonsumsi NAPZA tidak akan membuat keren. NAPZA bikin keren adalah sesuatu yang keliru.

“Jangan sekali-kali coba. Lo keren kalo ga make NAPZA. NAPZA bukan bikin lo keren. Tapi bikin lu hancur,” ujar Yudho mengingatkan.

Kepada para pecandu NAPZA, Yudho menyarankan mereka untuk terbuka kepada keluarga, sampaikan kondisi sebenarnya dan segera menjalani rehabilitasi sosial.

“Sehat akan lebih baik, pulih akan lebih baik dari pada lo masih pake. Rehabilitasi bukan penjara seperti image yang ada selama ini. Ada banyak tempat rehabilitasi yang baik,” ujarnya.

Yudho menghimbau teman-teman korban yang sedang mengikuti program rehbailitasi untuk tetap istiqomah, menjaga semangat. Pasca pulih, kesempatan akan muncul nantinya baik dari segi finansial maupun trust.

“Kepercayaan itu tidak bisa kita minta, tetapi hanya bisa kita buktikan,” ujarnya. Dan, Yudho telah membuktikan itu.

Page 104: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

92 Titik Balik Kesadaran

Tak jauh dari pusat kota Palembang bangunan ruko dua pintu berdiri kokoh di

pinggir Jalan K.H. Wahid Hasyim. Terpampang spanduk berukuran 1,5 x 8 meter di atas pintu ruko bertuliskan Institusi Penerima Wajib Lapor Cahaya Putra Selatan. Terdapat logo Kementerian Sosial RI dan BNN sejajar di sudut atas sebelah kiri dari spanduk tersebut. Sementara di sudut kanan atas spanduk terpampang logo bertuliskan Recovery House Foundation. Ruko 3 lantai itu sekilas dari luar tampak biasa saja, seperti ruko-ruko pada umumnya. Tapi begitu masuk ke dalam hal yang luar biasa akan tampak di depan mata.

Saat itu jarum jam menunjukkan angka 10 lewat 15 menit. Hari itu, Jumat, 7 Desember 2018. Di antara suasana dan cuaca yang bersahabat. Saat matahari beranjak sepenggalah di langit dan bersinar tak begitu terik. Tepat di lantai 2 ruko tersebut, tak kurang dari 20 pasien rawat inap di Yayasan Cahaya Putra Selatan

tengah asyik menjalankan program rehabilitasi sosial. Mereka tampak duduk rapi mengenakkan kaos seragam bertuliskan residen dan dengan khidmat mendengarkan seminar yang disampaikan oleh teman mereka sendiri. Program seminar ini memang rutin dilakukan setiap hari Jumat dan diisi oleh para pasien secara bergantian dan terjadwal. Materi seminar juga beragam, tentunya disesuaikan dengan keinginan para pasien yang akan menjadi narasumber. Pada proses berjalannya program ini, keaktifan dan kepercayaan diri para pasien tumbuh. Mereka dapat bertanya dan menjawab serta menyampaikan paparan, pendapat, dan gagasannya dengan leluasa.

Program ini juga tak lepas dari pengawasan atau lebih tepatnya pendampingan dari para staf dan konselor. Berpakaian rapi, dengan mengenakan batik keris berwarna kuning dan hitam kecoklatan, para konselor menyebar di sudut-sudut ruang. Para konselor mengamati,

PANJI RIDHO PASIEN DULU KONSELOR KEMUDIAN(IPWL CAHAYA PUTRA SELATAN, PALEMBANG)

Page 105: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

93Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

mengawasi, dan mendampingi aktivitas para residen. Menariknya, satu di antara konselor tersebut ternyata adalah alumni pasien rehabilitasi sosial Yayasan Cahaya Putra Selatan itu sendiri. Ia bernama Panji Ridho. Pria kelahiran Palembang, 18 Juli 1982. Alamat rumahnya memang di Jalan R Sukamto, Lorong Masjid No 40 Palembang, tapi kini Panji Ridho sehari-hari tinggal di Yayasan Cahaya Putra Selatan. Panji dipercaya oleh Yayasan menjadi konselor tak lama ini. Setelah sebelumnya selama 4 bulan lebih ia melakukan proses pemulihan dari kecanduan barang haram NAPZA.

***

Biarlah cukup di saya. Adapun kisah kehidupan yang telah saya jalani ambil lah pelajaran dan hikmahnya saja

Semua itu bermula sejak Panji duduk di bangku sekolah lanjutan tingkat pertama (SMP). Suatu ketika di masa usia yang rentan akan rasa penasaran dan mencoba-coba, salah seorang sahabat Panji satu kelas dengannya mengajak Panji untuk

menikmati sebatang rokok lintingan yang ternyata itu adalah Ganja. Setiap hari, ganja menjadi konsumsi wajib. Uang sekolah dan uang buku menjadi korban. Setiap uang untuk keperluan sekolah yang diberikan orangtua kepadanya digunakan untuk membeli Ganja.

Hal itu terus berlanjut hingga Panji beranjak dari SMP ke SMA. Karena sudah naik tingkat, mereka naik tingkat pula. Dari yang awalnya menggunakan ganja kini beralih ke menggunakan putaw. Akibat dari itu, sekolah Panji berantakan. Berbagai masalah ia hadapi. Mulai dari sering bolos hingga tak masuk sekolah sampai 93 hari dalam setahun. Selama SMA, sudah 3 kali Panji pindah sekolah.

Hingga saat-saat menjelang kelulusan SMA, Panji didapati terbujur sakau di tempat tidur. Orangtua Panji panik dan mengira bahwa Panji mengalami sakit keras. Lalu membawa Panji ke rumah sakit. Saat di rumah sakit dokter yang merawat Panji memeriksa bahwa Panji mengelami sakau. Sang dokter yang tak lain adalah teman ibunya, mengetahui bahwa Panji adalah seorang pecandu. Sang Ibu kaget dan terkejut sambil meneteskan air mata mendengar penjelasan dokter. Keluarga dan saudara shock mengetahui kabar itu. Di tambah orang tua Panji mendapati berbagai insul dan barang-barang haram yang selama ini digunakan Panji di dalam lemari kamar.

Page 106: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

94 Titik Balik Kesadaran

Setelah lulus sekolah, Panji menjadi seorang musisi, nge-band bersama teman-temanya, dan membuat Event Organizer (EO) sendiri. Dalam aktivitasnya yang baru, Panji bukan malah lepas dari NAPZA, melainkan semakin terjerembab di lubang hitam kehidupan. Ia masih terus menjadi pengguna NAPZA dan lebih-lebih terjerumus di pergaulan dunia malam. Mulai ganja, putaw, sabu, hingga minuman keras beralkohol semua ia gunakan.

Dari tahun 2005 hingga di tahun 2007-an, Panji melihat dan mendengar kabar, satu per satu teman—temannya meninggal akibat barang haram tersebut. Kesadaran untuk berhenti menggunakan NAPZA berangsur-angsur muncul. Panji kemudian mendapatkan kerjaan menjadi karyawan di salah satu bank syariah di Palembang. Rutinitas di Bank Syariah tersebut membuat Panji semakin jauh dari NAPZA. Apalagi rutinitas relegiositas seperti wajib shalat dan kegiatan kajian keislaman yang ada membuat Panji sadar untuk menjauhi NAPZA.

Pada saat itu seiring waktu berjalan, Panji naik pangkat dan semakin memiliki intensitas kerjaan yang padat. Jarang pulang ke rumah dan memicu konflik dalam rumah tangga. Ini membuat Panji stres. Akhirnya bujuk rayuan bisikan setan untuk menggunakan barang haram lagi tak terhindarkan. Panji melampiaskan segala stres dan tekanan kerja itu dengan membeli dan mengkonsumsi

NAPZA kembali. Itu ia lakukan selama setahun.

Dan tak terduga, di tahun berikutnya Panji mendapati keuangannya menjadi kacau. Uang kas kantor terpakai hingga barang-barang seperti mobil dan motor tergadaikan. Sementara sang Istri saat itu sedang hamil. Sementara keadaan ekonomi semakin parah. Begitu sang buah hati lahir, selang dua bulan pada 2013 Panji memutuskan keluar / resign dari kantor tempat ia bekerja. Selain karena banyak masalah yang ia timbulkan juga karena malu telah mencoreng nama kantor sebab dirinya adalah pengguna NAPZA.

Saat itu orangtuanya menyarankan untuk direhab, Panji malah bersikeras menolak. Tercatat sebanyak tiga kali orangtua Panji membawanya ke Badan Narkotika Provinsi (BNP) tetap saja Panji tak mau menandatangani persetujuan untuk direhabilitasi sosial. Tiba pada momen di mana sang Ibu jatuh sakit terkena serangan jantung dan harus dirawat di rumah sakit. Panji baru tersadar akan permintaan ibunya. Akhirnya ia bersedia direhab di Lido pada 2013 selama 6 bulan.

Setelah keluar dari rehab, Panji memilih beraktivitas kembali di dunia Event Organizer (EO). Celakanya, lagi-lagi Panji harus jatuh pada lubang yang sama. Karena faktor lingkungan, membuat Panji harus kembali menggunakan NAPZA. Muncul lah kembali konflik di dalam keluarga. Panji selalu terlibat cek-cok dengan sang istri. Akibatnya pada awal 2018,

Page 107: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

95Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

lagi-lagi Panji menggunakan NAPZA sebagai pelampiasan. Ujungnya sang Istri menggugat cerai dan mereka pun berpisah.

Sebuah Pilihan untuk PulihSaat itulah muncul kesadaraan

yang begitu murni. Panji benar-benar lelah akan semua. Ia berjanji pada dirinya untuk benar-benar berhenti. Panji sadar bahwa semua yang ia alami adalah efek dari NAPZA. NAPZA adalah musuh Panji yang nyata. Saat itu ia butuh sandaran dan pertolongan. Hingga pada awal April 2018 Panji menawarkan diri untuk direhab di Yayasan Cahaya Putra Selatan. Sebuah yayasan yang sebenarnya sudah ia ketahui sejak dulu. Akhirnya ia diterima dan direhab selama 4 bulan. Proses rehab dilalui Panji hingga Agustus 2018.

Dalam prosesnya, Panji sangat berkesan dalam setiap program yang diterapkan oleh Yayasan Cahaya Putra ini. Di sini Panji dapat mengubah cara berpikir dan pemahamannya selama ini. Bahwa harusnya pemulihan itu lebih mementingkan diri sendiri. Harus berani mengambil tindakan memilih pemulihan diri di banding keluarga. Ini bukan berarti keluarga tidak penting, justru agar kita dapat mengurus keluarga menjadi lebih baik. Bagaimana kita mau mengurus keluarga sementara diri sendiri belum pulih dari efek NAPZA. Hal itu menjadi pemahaman yang didapatkan dari Panji selama direhab di Yayasan ini.

Di Yayasan ini Panji juga merasakan ibadahnya semakin meningkat. Program 3 kali tausiyah dalam seminggu sangat membantu meningkatkan nilai-nilai spiritualitasnya. Semasa rehab, mereka diwajibkan bisa mengaji, membiasakan shalat tahajud, dan juga shalat taubat. Hal ini dilakukan untuk mendekatkan diri dan mencurahkan segala isi hati kepada Allah Swt. Selain itu, di sini Therapeutic Community (TC) dipakai tidak murni.. TC biasanya dikombinasikan dan digunakan dengan melihat kondisi dan residen yang ada.

Selama di rehab di Yayasan, banyak peningkatan yang Panji alami. Baik dari segi kognitif, prilaku, dan spiritualitas yang semakin jauh lebih baik. Faktor-faktor tersebut membuat ia semakin percaya diri dan optimis menjalani kehidupan seutuhnya. Panji menjalani semua proses rehab hingga akhir. Begitu selesai rehab sebagai bentuk pengabdian kepada yayasan karena sudah mengubah hidupnya. Kini Panji bahkan sudah menjadi konselor.

Ia berpesan kepada generasi muda untuk segera menjauhi NAPZA. Bagi yang sudah dan terlanjur menggunakan segera tinggalkan. Tak ada keuntungan apapun yang didapat dari menggunakan NAPZA selain kehancuran diri sendiri, keluarga, dan masa depan.

“Biarlah cukup di saya. Adapun kisah kehidupan yang telah saya jalani ambil lah pelajaran dan hikmahnya saja,” ujar Panji.

Page 108: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

96 Titik Balik Kesadaran

“NAPZA pengaruh-nya gila. Penghancur segalanya. Merusak

hubungan dengan keluarga, sepupu, saudara, sampai membuat relationship fail”. Demikian pesan penting dari Farananda Ginanjar, seorang mantan pecandu yang kehidupannya pernah hancur oleh sebab NAPZA.

Farananda Ginanjar, yang akrab disapa Nanda, lahir tahun 1983. Kini ia telah menjadi bapak dari satu orang anak. Ia mengurus anaknya seorang diri karena telah bercerai dengan istrinya ketika menjadi pecandu dulu. Sekarang hubungan dengan istri sudah membaik, meski tidak rujuk. Nanda membebaskan mantan istrinya berkunjung bercengkrama dengan anaknya kapan pun dia mau.

Nanda juga menyadari, kesibukannya yang begitu tinggi mengurusi bisnis serta menjadi Konselor di Lembaga Rehabilitasi Sosial tempat dia menjalani rehabsos, menyebabkan dia sering berpisah dengan anaknya. Kehadiran mantan

istri memberikan perhatian kepada anak semata wayangnya sebagai hal yang positif.

Kenal NaPZa sejak sMPFarananda Ginanjar, adalah

anak tunggal. Dia diasuh oleh ibunya seorang karena orang tuanya berpisah ketika dia berusia dua tahun. Menjelang akhir selesai pendidikan SMP, ia kena pengaruh NAPZA.

Melalui beberapa orang teman, ia mulai mencoba menggunakan putaw saat usianya 15 tahun, tepat pada masa transisi antar SMP-SMA. Tak ada yang istimewa saat pertama kali ia menggunakannya. Ekspetasi yang ia bayangkan melalui siaran-siaran di televisi mengenai kenikmatan barang tersebut tak kunjung ia dapati. Barang itu bahkan terasa pahit di mulutnya. Rasa penasaran dalam dirinya membuat ia terus mencoba bersama beberapa temannya. Berhasil, ia menemukan titik nikmat pada putaw yang mengantarkan dia menjadi seorang pecandu.

NANDA MERAJUT KEMBALI KEHIDUPAN YANG PERNAH HANCUR(IPWL YaKITa, Bogor)

Page 109: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

97Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

Memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi (SMA) ternyata membuat ia semakin larut menjadi seorang pecandu. Saat itulah ia mulai beralih menjadi penikmat sabu selama 2 tahun.

Sebagai seorang pelajar yang penghasilannya hanya bersumber dari orang tua ternyata membuat ia kelimpungan untuk membeli sabu-sabu. Menjual beberapa barang pribadinya secara diam-diam serta berbohong kepada orang tua dengan alasan untuk kepentingan sekolah merupakan jalan yang ia tempuh agar bisa membelinya.

Tak ada yang curiga dengannya saat itu. Semuanya permintaannya dianggap menjadi hal yang normal bagi keluarganya. Namun, seiring berjalannya waktu, rahasia yang selama ini dia sembunyikan diketahui keluarga. Krisis kepercayaan keluarga terhadap dirinya muncul. Tak ada lagi uang jajan dan fasilitas seperti biasanya. Semenjak itu ia mulai kembali membentuk pandangan baik lagi pada darinya. Berusaha meyakinkan keluarga bahwa ia tak lagi menggunakan NAPZA. Usaha itu jelas menghasilkan hasil yang baik. Uang jajan kembali, pemakaian NAPZA pun kembali.

Setelah ia lulus dari jenjang SMA, ia kuliah di salah satu universitas di Bogor. Saat itu, ia mulai menukar sabu dengan ganja dan pil ekstasi. Kali ini, pemberian orang tua bukan lagi satu-

satunya pendapatan. Ia mulai bekerja di salah satu perusahaan asuransi. Hal itu jelas menjadi kabar gembira baginya karena berkat itulah ia merasa terbantu untuk membeli ganja, ekstasi, bahkan sabu. Semua itu terjadi pada tahun 2008. Pada tahun yang sama, untuk pertama kalinya ia tertangkap polisi, beruntungnya tidak sampai menikmati kurungan buih. Hal yang sama terjadi juga pada tahun 2011 dan 2013.

Hasil memang tak pernah mengkhianati usaha. Berkat kegigihannya untuk berubah, kini ia kembali meraih kehidupan yang harmonis bersama keluarga besar.

Semua aktivitas mengonsumsi sabu-sabu terus berlanjut hingga tahun 2010. Bukan berarti ia tak lagi menjadi seorang pecandu. Ia hanya beralih menjadi pecandu ganja, tanpa ekstasi juga sabu-sabu. Hal itu dilakukan lantaran ia harus menikahi seorang wanita yang sudah 3 tahun lamanya menjalin kasih dengannya pada tahun 2010. Nahas, takdir memang di luar dugaan, tidak butuh lama bagi Tuhan untuk memisahkan

Page 110: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

98 Titik Balik Kesadaran

ia dengan sang istri. Tuhan meletakkan kanker dalam paru-paru istrinya sebagai sarana menuju maut. Hal tersebut membuatnya terpuruk sehingga tergoda untuk menggunakan ganja beserta ekstasi kembali. Namun, ternyata Tuhan punya kejutan untuknya, ia lekas dipertemukan dengan seorang wanita yang akan menggantikan posisi istri pertamanya. Ia memutuskan untuk menikahi wanita tersebut pada tahun 2011. Nahas, seminggu sebelum hari pernikahan dilakukan ia harus berurusan dengan polisi lantaran tertangkap menggunakan NAPZA.

Pada awalnya, sang istri hanya berpikir bahwa semuanya hanyalah sebuah ketidaksengajaan atau sekadar ikut-ikutan sementara tapi ternyata setelah beberapa tahun mereka menjalin keluarga dan menghasilkan anak, wanita itu baru meyakini bahwa hal yang demikian benar adanya. Ia harus menerima realita bahwa suaminya adalah seorang pecandu yang sudah sangat lama mengonsumsi NAPZA.

Nanda seorang pebisnis. Hanya saja semua bisnisnya hancur karena manajemen keuangan yang buruk akibat mengonsumsi NAPZA. Ia pernah menjadi dealer utama kartu provider di Bogor, namun setiap keuntungan yang masuk selalu habis untuk keperluannya memakai narkona. Alhasil, usaha dealernya gulung tikar.

Setelah itu, Nanda pindah haluan menjadi kontraktor. Di usaha ini

ia pun berjumpa dengan teman-teman sesama pengguna NAPZA. Hasil proyek dipergunakan untuk mengonsumsi NAPZA bersama teman-teman. “Proyek kelar, pesta NAPZA. Hubungan baik terjalin bukan karena kerjaan tapi karena NAPZA, sehati karena NAPZA,” tutur Nanda.

Tak ada hidup yang tak berkrikil. Begitupun hidup Nanda. Kebahagiaan yang tercipta saat ia mengonsumsi NAPZA ternyata fana adanya. Nyatanya, karena hal tersebutlah ia harus kehilangan keharmonisan keluarganya. Membohongi orang tuanya sendiri, menelantarkan anaknya, mengacuhkan istrinya. Sikap yang demikian membawanya pada pintu perpisahan untuk kedua kalinya. Ia melakukan perceraian pada tahun 2017 lantaran sang istri yang sudah tak dapat lagi mentolerin sikapnya, pun dia yang sudah terlanjur terbawa bayang-bayang khayalan kesenangan total berkat NAPZA.

sebuah titik BalikPerceraian, segala bisnis yang ia

rintis sekaligus ia robohkan, hubungan dengan saudara yang berantakan, membuat Ginanjar berpikir ulang tentang hidupnya. Ia mencurahkan kegelisahan hidupnya kepada orang tuanya. Ia berkata kepada Mamahnya (orang tua perempuan) bahwa ia sudah tidak bisa lagi hidup, ia bingung karena tidak bisa berhenti dari NAPZA.

Page 111: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

99Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

Gayung bersambut. Tanpa sepengetahuan Nanda, ternyata orang tuanya mencarikannya sebuah tempat rehabilitasi. Maka, tepat setelah perayaan malam tahun baru, pagi hari ia dijemput oleh beberapa orang yang diutus oleh ibunya. Mereka adalah staf dari Panti Rehabilitasi Yakita (Yayasan Harapan Permata Hati Kita), IPWL Rehabilitasi Sosial.

Awalnya Nanda melakukan pemberontakan. Akan tetapi, niat untuk berubah menuju arah yang lebih baik menolongnya untuk bertahan menjalani perawatan di panti tersebut hingga 6 bulan.

Selama menjalani rehabsos di Yakita, Nanda mengaku mengalami banyak perubahan. Ketika memakai NAPZA dulu, ia menjadi kurus, banyak berdebat dan bertengkar dengan orang tua dan sanak keluarga. Namun kini ia bisa bersilaturrahmi kembali dengan mereka termasuk kepada mantan istrinya.

Selain itu ia juga mengaku bahwa selama di rehab sekarang bisa menjadi manusia normal. “Selama rehabilitasi saya dapat segala hal, bisa merubah perilaku seperti manusia normal pada umumnya, bertanggung jawab dengan kerjaan, memperhatikan hal kecil yang bisa jadi besar. Buat saya disini kayak membuka semuanya, menjadikan semuanya jadi pelajaran. Bukan hanya konseling tapi ada jobdesknya masing-masing, semua orang punya tanggung jawab masing-masing,” ujarnya.

Berbuah ManisHasil tak pernah mengkhianati

usaha. Berkat kegigihannya untuk berubah, kini ia kembali meraih kehidupan yang harmonis bersama keluarga besar. Hubungan komunikasi dengan mantan istri pun membaik walau tanpa rujuk. Hubungan dengan orang tua dan keluarga besar pun kembali harmonis.

Di bidang bisnis, Nanda telah memiliki usaha (owner) di bidang kontraktor, yang operasional hariannya dikendalikan oleh teman yang dia percayai.

Mendedikasikan waktu dan tenaganya mengabdi sebagai konselor di Panti Rehabilitasi Yakita, menjadi pilihan hidup lainnya bagi Nanda. Dia mencurahkan waktunya selama empat hari dalam seminggu untuk Yakita. Sebuah pengabdian untuk membantu korban penyalahgunaan NAPZA. Selain itu, dia menjadi Sekretaris perkumpulan Narkotika Anonimus Bogor, sebuah komunitas anti-NAPZA yang rutin melakukan pertemuan dan diskusi dalam rangka menjaga kesadaran untuk selalu jauh dari NAPZA.

Dalam banyak kesempatan, Nanda berpesan kepada rekannya dan masyarakat untuk tidak mencoba NAPZA. Zat ini berbahaya karena membuat orang tidak sadar bahwa dirinya sedang kecanduan dan untuk keluar dari jeratannya amatlah sulit.

Page 112: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

100 Titik Balik Kesadaran

Sawirman, pria kelahiran Padang Pariaman, 04 Februari 1984. Ia adalah alumni

Institusi Penerima Wajib Lapor Pesona Kota Bengkulu. Ia menjalani program di Pesona mulai 01 Oktober 2016 hingga 31 Desember 2016. Kecanduan NAPZA yang dialaminya sejak tahun 2010 akibat faktor lingkungan pergaulan.

Bersama teman-temannya Sawirman sering menggunakan NAPZA jenis Ganja dan Alkohol. Hingga akhirnya ia menyadari hal tersebut mengganggu kesehatan dirinya sendiri. Bahkan mengganggu perekonomian dalam menafkahi istri dan kedua anaknya yang kala itu sudah mulai masuk Sekolah Dasar.

Tiga bulan Sawirman menjalani program rehabilitasi di Pesona. Saat itu ia meminta agar bisa mengikuti rehabilitasi rawat jalan, karena harus tetap bekerja untuk menafkahi istri dan kedua anaknya. Sawirman memanfaatkan keterampilan yang ia miliki dengan membuka bengkel motor kecil-kecilan di depan rumah.

Pertimbangan lainnya karena tingkat kecanduan yang dirasakan Sawirman tak terlalu parah. Sawirman masih bisa mengontrol tingkat kecanduan terhadap NAPZA Setelah mendapatkan asesmen oleh Peksos Adiksi bernama Sulaiman Agus Arianto, ia pun menjalani proses rehabilitasi rawat jalan.

Tahapan proses rehabilitasi dijalani. Mulai dari asesmen, konseling, dan cek urine tiap bulannya. Selain itu ia juga mengikuti terapi sosial yang dilakukan bersama-sama klien lain di Pesona. Setiap bulannya Peksos dan Konselor juga melakukan Home visit ke rumah Sawirman dan bertemu keluarganya guna memberikan arahan agar terus mendukung Sawirman untuk pulih kembali.

Setelah 3 bulan mengikuti proses rehabilitasi, Sawirman mengaku banyak mengalami perubahan. Ia tidak lagi menggunakan NAPZA kerena fokus pada pengembangan usaha bengkel dan tambal ban yang

SAWIRMAN USAHA BENGKEL MOTOR DAN TAMBAL BAN (IPWL PESONA, BENGKULU)

Page 113: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

101Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

sudah ia tekuni sampai pada Mei 2017. Namun kurang memadainya peralatan bengkel yang dimilikinya seperti kompresor yang sering macet-macet, membuat aktivitasnya sehari-hari kadang terhambat.

IPWL Pesona kota Bengkulu memberikan bantuan dana berupa Usaha Ekonomi Produktif (UEP) yang didapatkan dari Kementrian Sosial RI. Sawirman bersyukur bantuan itu sangat membantu pengembangan usahanya.

Untungnya, IPWL Pesona kota Bengkulu memberikan bantuan dana berupa Usaha Ekonomi Produktif (UEP) yang didapatkan dari Kementrian Sosial RI. Sawirman bersyukur bantuan itu sangat membantu pengembangan usahanya. Pada 22 Agustus 2017 bantuan modal dari Kemensos RI itu turun dan langsung digunakan untuk membeli alat dengan estimasi biaya sebanyak Rp 5.000.000,- tentu didampingi Peksos IPWL Pesona kota Bengkulu saat itu.

Setelah dapat menambah peralatan Bengkel sekarang klien dapat banyak konsumen baik dalam perbaikan juga ganti Oli dan suku cadang motor sampai saat ini.

“Alhamdulillah usaha bengkel saya dapat meningkatkan ekonomi keluarga bahkan sekarang kami berencana akan mencari pekerja bengkel yang dapat membantu usaha saya setiap hari di bengkel mengingat peningkatan konsumen yang datang dalam perbaikan motor dibengkel saya ini,” ujarnya.

Bahkan IPWL Pesona juga sering menitipkan klien untuk dapat bimbingan keterampilan bengkel motor di tempat Sawarman. Ia juga tak segan-segan memberikan pelatihan dan bimbingan tanpa mengeluarkan biaya sama sekali. Meski demikian, IPWL Pesona juga tetap memberikan motivasi dan tak pernah lepas menjalin komunikasi dengan Sawarman.

Ia berterima kasih kepada pihak IPWL Pesona, yang telah memimbingnya tak hanya lepas dari jerat NAPZA tapi juga membantunya dapat melanjutkan usaha untuk menafkahi keluarga. Kepada para generasi muda, Sawarman berpesan untuk waspada dengan pergaulan bebas dan menjauhi NAPZA, jangan sekali-kali mencoba-coba NAPZA kalau tak ingin rusak dan hancur.

Page 114: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

102 Titik Balik Kesadaran

Sedih bukan main rasanya sebagai orang tua ketika melihat buah hatinya yang

disayangi sepenuh hati malah terjerumus pada jurang hitam, NAPZA. Apalagi jika anak itu adalah seorang anak perempuan. Hal itulah yang mungkin dirasakan oleh orang tua dari Ayu. Ayu adalah gadis asal kota Tegal yang baru berusia 18 tahun. Ia merupakan pemakai NAPZA dengan nama destro, sejenis NAPZA hasil oplosan.

Mencari Perhatian dengan NAPZA

Awalnya Ayu hanyalah gadis biasa, remaja yang sedang mengalami masa pubertas. Pergaulannya yang bebas dan memiliki pacar adalah salah satu jalan yang membuatnya terjerumus pada lembah hitam itu. Di samping itu, kesibukan orang tuanya sebagai pedagang di pasar membuatnya sulit untuk mendapatkan perhatian yang ia butuhkan, hingga akhirnya ia melampiaskannya dengan cara memakai obat-obatan itu.

“Saya sangat kesal sama orang tua

saya yang sangat sibuk di pasar. Saya sangat ingin mereka ada di rumah, maka saya selalu membuat sesuatu dan membuat mereka marah hingga kami sering bertengkar, padahal sebenarnya hal itu sengaja saya lakukan agar mereka ada di rumah,” ungkap Ayu.

Saat itu pikirannya terhadap orang tuanya sangatlah buruk. Ia merasa orang tuanya tak perhatian dan tak menyayanginya lagi sehingga tak ada waktu di rumah. Orang tuanya dianggap hanya mementingkan diri mereka sendiri, bisnis dan dagang saja yang diurusnya. Padahal segala kebutuhan Ayu selalu dipenuhi, dapat dikatakan apa pun yang diminta oleh Ayu yang sifatnya materi pasti dibelikan.

Namun, hal itu tak cukup bagi Ayu. Ia pun mencari pemenuhan kebutuhan akan perhatian orang tuanya melalui pergaulan dengan kawan-kawannya. Ayu masuk dalam komunitas anak pank yang memang dikenal sangat solid dalam pergaulannya. Ia juga akhirnya memiliki pacar yang dianggap

AYUBUKA SALON DAN MENGABDI(IPWL INABA 2 PUTRI-CIAMIS)

Page 115: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

103Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

sangat menyayanginya. Namun, tanpa sadar justru merekalah yang kelak menjerumuskannya.

“Saya menggunakan NAPZA karena pergaulan bebas yang telah saya lakukan, terutama karena saya juga punya pacar yang juga pemakai,” ungkapnya.

Apa yang dilakukannya selama ini adalah sebuah kesalahan dan dosa besar. Penyesalan yang benar-benar mencuat dalam hatinya adalah ketika ia menyadari bahwa orang tuanya benar-benar menyayanginya.

Akhirnya Saya Tahu Orang Tua Itu Sayang

Pertama kali ke Inabah 2, Ayu sangat sebal. Ia merasa dibuang. Apalagi pertama kali ia datang langsung dimandikan oleh sang konselor. Setelah dimandikan ia diminta untuk solat taubat nasuha dan diminta terus berdzikir. hal itu tetap tak membuatnya mengerti, justru ia semakin yakin bahwa orang tuanya tidak menyayanginya lagi.

Apalagi selama ini, bukan pertama kalinya ia dimasukan pada lembaga rehabilitasi sosial.

“Aku ngerasa orang tuaku ngebuang, kenapa nggak sekalian benar-benar dibuang saja, tapi rupanya persepsi saya itu salah, kalau tak sayang maka tak mungkin dibiayain,” paparnya.

Saat itu, setelah direhab di tempat pertama, Ayu kembali tergoda menggunakan NAPZA Karena kawan-kawannya yang kembali mengajaknya. Begitu orang tuanya mengetahui anaknya relaps, mereka segera mengembalikan Ayu untuk direhabilitasi. Dan beberapa bulan kemudian ia pun kembali ke rumah, namun itu tak berlangsung lama. Ia kembali memakai NAPZA, hal ini dipicu karena orang tuanya yang menjodohkannya dengan sang paman. Sebagai bentuk pemberontakan dan penolakannya, tak hanya memakai saja tetapi ia kabur dari rumah. Orang tua pun kembali dibuat sibuk mencarinya, begitu bertemu mereka mengirim Ayu untuk direhabilitasi ke Inabah 2.

“Saya merasa tertekan, karena mau dijodohkan dengan paman sendiri. Akhirnya saya kembali ke kawan-kawan saya anak jalanan dan anak pank, dan kembali memakai itu,” ungkap gadis yang sangat menyukai kegiatan tata rias ini.

Berbicara mengenai proses

Page 116: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

104 Titik Balik Kesadaran

rehabilitasi sosial di Inabah 2, Ayu sangat menyukai kegiatan dzikir. Baginya dengan berzikir hati dan pikirannya menjadi lebih tenang. Dari sana ia menyadari bahwa apa yang dilakukannya selama ini adalah sebuah kesalahan dan dosa besar. Penyesalan yang benar-benar mencuat dalam hatinya adalah ketika ia menyadari bahwa orang tuanya benar-benar menyayanginya.

“Saya sadari, bahwa apa yang dilakukan oleh orang tua selama ini adalah demi saya. Mereka bekerja keras itu untuk memenuhi kebutuhan saya, kalau mereka tak sayang tak mungkin mereka mau mengobati saya, mengirim saya ke sini,” papar gadis berparas manis itu seraya terisak.

Ingin Buka Salon dan MengabdiHari-harinya di Inabah yang

bersuasana pesantren memang lekat dengan kegiatan-kegiatan yang berbau agama atau ibadah. Mulai dari kegiatan solat wajib, solat sunnah, dzikir, namun juga ada terapi fisik seperti dimandikan hampir setiap hari, konseling, terapi psikososial, olahraga hingga pembekalan keterampilan yang bersifal vokasi seperti tata rias, memasak, membuat kue hingga olah vocal dan paduan suara.

“Saya belajar bagaimana menghargai orang lain, saya juga senang di sini saya bisa belajar

banyak dengan pekerjaan-pekerjaan yang mengasah bakat saya, seperti pelatihan tata rias,” katanya.

Maka dari itu, Ayu yang telah direhabilitasi selama satu tahun dua bulan dan dinyatakan pulih ini kini, selain mengabdi ia juga mengelola warung yang menjual berbagai minuman dan camilan dengan bantuan dana dari Kemensos, yakni UEP. Dari usaha warungnya itu, ia memiliki pendapatan bersih Rp.150.000-200.000/harinya. Di sisi lain, ia memiliki cita-cita untuk membuka salon di sekitar Inabah 2. Ia tak ingin kembali ke rumahnya; Tegal. Ia merasa Inabah adalah tempat yang aman baginya untuk dapat menghindari dan memelihara kepulihannya.

Ia berpesan, “Jangan ragu untuk tegas menyatakan, TIDAK pada NAPZA!”pungkasnya.

Page 117: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

105Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

Gadis itu tertunduk, bibirnya tak berhenti mengucapkan kalimah dzikir. Kepala

dan badannya dibalut oleh mukena. Begitulah ia pada setiap harinya. Di usianya yang terbilang masih mentah, siapa pun akan merasa miris takala mengetahui apa yang menyebabkan ia akhirnya harus direhabilitasi di Inabah 2 itu. NAPZA benar-benar kejam, menjerat siapa pun tanpa pandang usia maupun jenis kelamin.

“Aku direabilitasi di sini karena nakal, pakai NAPZA dan pergaulan bebas” ungkapnya seraya tersenyum.

Sebut saja namanya SH. Gadis 16 tahun itu sudah banyak memakai berbagai jenis NAPZA. Berawal dari minum-minuman keras hingga memakai sabu, inek, dan ganja. Perkenalannya dengan NAPZA ia akui karena pergaulannya yang bebas. Ia memiliki kawan di luar sekolahnya yang rata-rata adalah perempuan, yakni lingkungan rumahnya di kawasan Cimahi Bandung. Mereka di mata SH saat itu adalah orang-orang yang baik dan perhatian.

“Awalanya saya ditawari, sama kakak-kakak-an,” ungkapnya.

Keluarga Broken HomeSelain faktor pergaulan bebas,

ia merasa tertekan karena sebagai anak yang memiliki orang tua yang bermasalah, ia seolah kehilangan kasih sayang orang tuanya. Di tambah lagi, keluarga selalu berburuk sangka padanya yang kala itu jarang di berada di rumah. Ia selalu disangka menjadi pemakai NAPZA.

“Saya lagi pusing, di rumah banyak masalah, orang tua pisah, dan ditambah kesal dituduh dan difitnah terus kalau saya memakai NAPZA, ya sudah sekalian saja saya pakai,” ungkap gadis bersuara merdu itu.

Demi NAPZA, Rela Bekerja di Panti Pijat Plus-Plus

Pemberontakannya terhadap keluarga ia lampiaskan dengan mabuk-mabukkan dan mengonsumsi NAPZA hingga akhirnya ia pun menjadi kecanduan. Akibatnya, ia pun terperangkap dan rela melakukan apa

SH INGIN MEMBAHAGIAKAN ORANG TUA(IPWL INABAH 2 PUTRI-CIAMIS)

Page 118: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

106 Titik Balik Kesadaran

pun agar dapat membeli barang haram itu. Mulai dengan menjual berbagai barang, meminta uang pada pacar ketika ia memiliki pacar, hingga ia rela bekerja di panti pijat plus-plus.

“Dulu saya direkrut oleh mami-mami (mucikari) untuk bekerja di panti pijat sekaligus melayani laki-laki gitu… saat itu usia saya pun ditambahin, dimanipulasi” papar gadis yang telah memakai NAPZA selama dua tahun itu.

“Di sini saya merasa aman, karena bagaimana pun saya ingin terlepas dari orang-orang ataupun lingkungan yang telah menjerumuskan saya ke jurang maksiat itu,” paparnya.

Setiap kali ia mendapatkan uang, baik dari gaji maupun dari tamu yang ia layani maka uang itu ia gunakan untuk membeli NAPZA. Ia terus berusaha untuk memenuhi kecanduannya. Saat itu ia tak pernah berfikir bahwa hal itu sangatlah berbahaya, yang dipikirannya hanya satu, bagaimana agar dapat memenuhi hasratnya terhadap NAPZA.

“Awalnya sih nggak kayak gitu…tapi karena badannya nagih, badan saya butuh, saya rela lakukan apa pun termasuk saya bekerja seperti itu,” urainya.

Dzikir Menenangkan Hati dan JiwaMengetahui anaknya masuk dalam

lembah hitam, orang tuanya tak diam. Dengan menggandeng BNN, SH pun dimasukkan ke lembaga rehabilitasi sosial. Namun hanya bertahan beberapa waktu saja, SH kembali pada pemakaian NAPZA-nya. Lantas, SH pun kembali direhab, kali ini ia dibawa ke Inabah 2 Putri.

Salah satu kegiatan vokasi di Inabah 2 yakni tata boga

Page 119: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

107Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

Awal masuk SH menolak, namun lambat laun ia pun bisa menerima dan menyadari bahwa rehab adalah hal terbaik untuk menyelamatkan hidup dan masa depannya. Di sana ia dimandikan setiap harinya oleh sang konselor atau peksos. Ia pun setiap hari melakukan ritual solat, mulai solat wajib hingga solat sunah. Selain itu ia berdzikir setiap harinya baik yang bersifat dzahar maupun dzikir khofi.

“Saya sangat senang berdzikir, pikiran dan hati saya menjadi tenang dan setiap harinya saya menjadi ingat dengan dosa-dosa yang saya lakukan,” ungkapnya.

Penyesalan dan Tempat Paling Aman

Penyesalan demi penyesalan terus menghampiri. Air matanya selalu me-ngalir deras takala ingat akan apa yang dilakukannya. Apalagi saat itu, orang tuanya berkata bahwa mereka seolah tak mengenal anaknya itu lagi. SH di mata mereka adalah anak perempuan yang lugu, lucu dan anak rumahan. Namun, setelah ia sering keluar rumah, mabuk-mabukan dan terjerumus pada pergaulan bebas, membuat orang tuanya benar-benar sedih. Sang ibu sering kali menangis diam-diam.

“Saya sangat menyesal hingga kecanduan, hingga saya harus melakukan pekerjaan yang sangat mengerikan untuk dapat membeli NAPZA,” paparnya dengan mata

berkaca-kaca. Setelah pulih, SH memiliki

keinginan untuk dapat membahagiakan kedua orang tuanya. Ia merasa menyesal telah membuat orang tuanya sedih dan kecewa. Ia berencana untuk memperdalam dan belajar tata rias dan membuka salon kecantikan apabila telah dinyatakan pulih kelak. Ia juga berencana untuk terus mengabdi dan tinggal di Inabah 2, karena baginya Inabah dan pesantren Sinar Rasa merupakan tempat yang tepat untuknya agar tetap bisa bertahan dan terus mempertahankan kepulihannya dari jeratan NAPZA.

“Di sini saya merasa aman, karena bagaimana pun saya ingin terlepas dari orang-orang ataupun lingkungan yang telah menjerumuskan saya ke jurang maksiat itu,” paparnya.

Menurut kepala Panti Inabah 2 Putri, yaitu Ibu Dewi menyatakan hingga saat ini SH masih ketakutan dan cenderung menutup diri ketika bertemu dengan orang baru terutama laki-laki. Ia memiliki trauma tersendiri mengingat pekerjaan yang pernah dilakukannya di panti pijat. Oleh sebab itu, Inabah 2 Putri pun dianggap sebagai tempat paling aman bagi SH untuk tinggal.

SH menitipkan pesan, “Jangan sekali-kali untuk mencoba ataupun mengenal NAPZA apa pun itu, karena sekali terjerat NAPZA efeknya sangat kejam dan mematikan,” pungkasnya.

Page 120: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

108 Titik Balik Kesadaran

Jika kita menyusuri sungai Mahakam yang berada di kawasan sejarah Kerajaan Kutai

Kartanegara atau tepatnya di museum Kutai Kartanegara, akan didapati suasana yang eksostis dan sejuk, karena di sebarang sungai terbentang tempat wisata Pulau Kemala. Tak jauh dari situ ada sebuah masjid bersejarah yang bernama Masjid Jami Aji Amir Hasanuddin. Beberapa puluh meter dari masjid itu, nampak sebuah kedai kecil penjual nasi kuning dengan penjual yang selalu tersenyum ramah, ia adalah Fauzan yang bernama lengkap Dony Fauzan.

Rupanya Fauzan memiliki bakat dalam memasak, buktinya nasi kuning buatannya selalu laris diserbu pembeli yang buka setiap ba’da magrib itu. Siapa sangka, bakat itu ia peroleh selama menjalani rehabilitasi sosial akibat penyalahgunaan NAPZA di Lembaga Rehabilitasi Sosial SEKATA (Selamatkan Anak Kita). Dalam kesehariannya Fauzan menjalani

kegiatannya sebagai konselor adiksi di SEKATA. Lantas bagaimana ia bisa terjerumus dalam jerat NAPZA?

15 Tahun Jadi Pecandu, Semua Hancur

Fauzan, mengenal NAPZA sejak duduk SMP. Awalnya ia hanya minum-minuman keras, namun ia mulai mengosumsi pil LL dan Lexotan. Efek yang ditimbulkan dalam pemakaian NAPZA jenis LL ini, Fauzan jadi pendiam. Sedangkan Lexotan, ia niatkan untuk membuat rusuh saja di sekolahnya. Dalam dosis penggunaannya, Fauzan selalu minum hingga dua tablet sekaligus dan itu cukup membuatnya hilang ingatan.

“Saya kalau minum itu selalu di atas, dua pil sekaligus…pernah hingga pingsan dan hilang ingatan,” ungkapnya.

Berbeda dengan sabu yang mulai ia gunakan saat menginjak sekolah SMA. Fauzan mengaku, pada awalnya ia hanya sebagai dopping, mengingat

FAUZAN PENGUSAHA NASI KUNING DAN KONSELOR SEKATA(IPWL SEKATA-SAMARINDA)

Page 121: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

109Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

pekerjaannya yang cukup berat di toko dan pasar. Ia membutuhkan tenaga ekstra dan kekuatan ia dalam menahan kantuk. Pemakaiannya harus satu gram, mulai dari harga termurah sekitar Rp. 500.000-2 juta lebih.

“Saat itu saya menggunakan NAPZA bukan untuk santai-santai, tapi untuk pekerjaan sebagai dopping, namun lambat laun itu jadi kebiasaan dan hingga akhirnya menjadi kebutuhan. Dosis dalam menggunakan sabu 1 gram pada setiap harinya,” papar anak tunggal itu.

Fauzan dikenal cerdas dalam menjalankan usaha. Ia dipercaya oleh keluarganya bukan hanya mengelola toko di pasar tapi juga menjadi seorang kontraktor. Tentu saja ia mendapatkan limpahan uang yang sangat banyak hingga mencapai miliyaran rupiah. Pergaulannya di kalangan bos-bos besar itulah justru semakin membuatnya terseret lebih dalam dalam jurang NAPZA.

Ia akui, ketika mindset-nya terhadap NAPZA berubah maka semuanya pun berubah, mulai dari fisik dan perilakunya berubah.

Dalam sehari, Fauzan bisa menggunakan berbagai jenis NAPZA. Pagi ia pakai sabu, siang LL, sore ganja, dan malam inex. Esoknya, ia pun masuk rumah sakit. Saat itu Fauzan berfikir bahwa ia harus gila, dan memang ia dikenal sebagai pecandu yang gila. Jika tidak, bukan Fauzan namanya.

“Pokoknya mindset-nya harus gila, harus hek orang bilang,” ungkapnya.

Melihat kejadian itu, sang Ayah yang dikenal sebagai seorang jawara marah melihat keadaan Fauzan yang didapati sebagai pecandu NAPZA. Saat pingsan itu sang ayah terus mencekoki anaknya dengan susu murni untuk menetralisir racun dalam tubuh.

Diakui Fauzan, sebagai anak tunggal dari orang tua yang bercerai memang tak mudah dijalaninya. Sejak kecil Fauzan memang sudah terbiasa dimarahi sang ibu yang hampir setip pagi dan setiap hari marah-marah. Entah karena apa sang ibu sering memarahinya, namun ia tetap terima dan tak melawan. Baginya yang terpenting sang ibu bahagia, walau sebenarnya hatinya sakit. Efeknya, ia pun melampiaskannya dengan minum-minuman beralkohol dan sering membuat keributan di sekolah.

Sejak kecil pula Fauzan sudah terbiasa mencari uang, mulai berjualan koran hingga menyemir. Tapi, di balik itu Fauzan sudah mengenal

Page 122: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

110 Titik Balik Kesadaran

NAPZA. Ia selalu berusaha bahagia dan membahagiakan keluarganya, termasuk saat ia tahu sang ibu menderita sakit kanker rahim. Fauzan yang sangat menyayangi sang ibu pun rela menjual rumah dan kendaraannya demi biaya pengobatan sang ibu.

“Saya antar ibu berobat, saya keliling Jakarta, mencari rumah sakit yang bagus untuk mengobati ibu, tak apa…yang penting ibu bahagia walau sebenarnya diri saya rusak,” katanya mengenang sang ibu.

Fauzan saat itu sangat terpukul dengan keadaan sang ibu, ia lagi-lagi melampiaskannya dengan memakai NAPZA. Ia berharap dapat solusi dari sana, namun hal itu tak kunjung ia raih hingga pada akhirnya sang ibu meninggal. Ia selalu teringat bagaimana sang ibu menangis takala

menyaksikan dirinya telah memakai NAPZA, diam-diam Fauzan selalu memperhatikan sang ibu saat menangis pada malam hari.

“Ibu selalu menangis diam-diam pada malam hari,” ungkapnya.

Belum usai kesedihan itu mendera hatinya, buah hati, putri kesayangannya yang saat itu berusia balita meninggal dunia karena sakit. Fauzan semakin terguncang, hubungannya dengan sang istri dan keluarganya pun kian memburuk, lagi-lagi ia mencari solusi pada NAPZA.

Tak Kuat, Menyesal, Anakku Akhirnya Meninggal

Saat itu, uang yang ia peroleh dalam jumlah banyak ia belikan NAPZA. Hingga tak ada sepeserpun tersisa. Niat hati Fauzan adalah

Page 123: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

111Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

untuk stok. Tiba di rumah anak kesayangannya, datang merengek meminta dibelikan minuman teh kemasan. Fauzan terdiam, hatinya perih hingga meneteskan air mata. Ia tak punya uang sepeserpun hanya untuk membelikan putrinya jajanan. habis untuk NAPZA.

“Saat itu saya pedih sangat sedih, saya nggak bisa beliin dia teh kotak hingga dia nangis,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Semanjak itu, Fauzan untuk keluar dari kecanduannya, ia ingin berhenti. Namun, belum juga janji itu terpenuhi sang buah hati keburu dipanggil sang Maha Pencipta karena sakit yang dideritanya. Selain itu, ia ingat saat masa-masa ia mencoba lepas dari NAPZA, tahun 2013, pertama kali menjalani rehabilitas di BNN.

“Saat itu sempat dibantu oleh Bro Rabin; pimpinan Lembaga Rehabilitasi Sosial SEKATA Samarinda. Yang saat itu masih di BNN, ia menawari saya mau menjadi konselor. Saya bilang, saya ini kalau di luar masih menggunakan tapi tak separah dulu, sebulan sekali atau seminggu tiga kali,” paparnya.

Diakui, Fauzan jika tak mamakai, ia merasa tak prima, pikiran dan fisik tak bisa seprima dulu. Karena kebiasaan menggunakan NAPZA bertahun- tahun, yaitu suntik dan hisap. Ia pun akhirnya diajak Rabin ikut pelatihan dan dipercaya menjadi konselor. Namun, tak lama berselang

Fauzan diminta oleh keluarganya untuk ikut mengelola rumah makan Tepian Pandan. Akhirnya disana putaran uang semakin banyak tergoda dan dekat dengan bandar-bandar besar, Fauzan pun kembali lagi menggunakan NAPZA.

“Karena saya tipikalnya jarang ada orang yang ngajak, saya justru yang ngajak orang. Jadi jarang ada yang mengaruhi saya. Tapi karena saya ketemunya big-big bosnya semua, saya pun kalah akhirnya. Ya saya lemahnya di situ saja. Apalagi saya dipercaya keluarga untuk membantu usaha tersebut. Tapi karena kepintaran saya, saya yang mengkondisikan tadi,” paparnya.

Lambat laun, Fauzan merasa bosan dengan hidupnya. Ia pun benar-benar memutuskan untuk berhenti dan direhab di SEKATA. Ia menjalani proses rehab itu selama enam bulan. Selama menjalani rehab, hal yang paling menonjol adalah bagaimana ia diterapi mengubah mindset. Ia akui, ketika mindset-nya terhadap NAPZA berubah maka semuanya pun berubah, mulai dari fisik dan perilakunya berubah.

“Hal yang paling penting yang saya rasakan adalah mengubah mindset saya tentang NAPZA, NAPZA bukanlah solusi tapi itu justru masalah,” ungkapnya.

Dengan suasana rehabilitasi sosial di SEKATA yang homey membuatnya merasa betah. Dan ada

Page 124: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

112 Titik Balik Kesadaran

lagi yang paling berkesan baginya selain rasa kekeluargaan dan tanggung jawab yang diberikan, adalah terapi rohani. Di mana setiap malam jumat didatangkan ustadz. Salah satu ustadz yang didatangkan kebetulan adalah seorang disabilitas. Hal ini memecut Fauzan untuk dapat beribadah dan hidup lebih baik lagi.

“Dari situ Alhamdulillah ibadah saya semakin rajin dan disiplin, saya juga merasa bahwa Allah masih sayang sama saya, ini adalah kesempatan saya memperbaiki diri,” paparnya lagi.

Ingin Memaksimalkan UmurFauzan yang saat ini tengah

dinyatakan pulih, selalu teringat akan ibunya yang diam-diam menangis, anaknya yang meninggal, begitu pun dengan sang istri yang selalu menangis. Baginya, mereka adalah orang yang telah menderita dan sakit akibat perbuatannya. Oleh karena itu, Fauzan berjanji untuk dapat menebus semua kesalahannya dan menjadi orang yang lebih baik lagi serta bermanfaat bagi orang lain melalui menjadi konselor.

“Saya ingin memaksimalkan umur saya, menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain,” ungkapnya.

Memang tak mudah hidup menuju

kebaikan, keputusannya untuk hijarah banyak tantangannya. Keluarga besar baik darinya dan mertua telah menutup pintunya, walaupun membantu hanya sekedar saja. Hingga untuk membeli susu anak pun, Fauzan tak mampu kala itu.

“Kepercayaan hilang, semua orang menghindari saya, saya selalu dicurigai dan rasanya hampir setiap saat sakit hati,” ungkapnya.

Sekitar dua tahun Fauzan tertatih-tatih mencari rezeki untuk istri dan anaknya. Banyak tawaran pekerjaan yang dulu pernah ia jalani, namun Fauzan menolak karena ia tahu resikonya dengan NAPZA. Fauzan terus meminta petujuk sang maha kuasa dengan salat dan salat. Hingga akhirnya dapat kabar dari SEKATA ia dapat bantuan dana UEP dan memutuskan untuk membuka usaha nasi kuning, sekaligus ia juga dipercaya menjadi konselor di SEKATA.

“Saya sangat bersyukur sekali, Allah membukakan jalan rezeki saya yang insyaallah lebih berkah dan bermanfaat,” ungkapnya.

Fauzan pun menyampaikan pesan tentang NAPZA, “NAPZA ini bukan buat bikin keren tapi bikin rusak, dan bikin nyesel. Kuatkan iman. Tolak NAPZA,” pungkasnya.

Page 125: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

113Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

MENYELAMATKAN KARIR DAN PENDIDIKAN

BAGIAN 5

Page 126: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

114 Titik Balik Kesadaran

Dunia musik membawa dia dekat dengan NAPZA. Awalnya hanya karena

gengsi, ingin seperti kawan-kawan. Akhirnya terjebak menjadi pecandu selama 15 (lima belas) tahun yang membuat hidupnya kelam dan mengecewakan orang tua. Tetapi dia menemukan titik balik kesadaran setelah menjalani rehabilitasi sosial di Yayasan Kelompok Peduli Penyalahgunaan Narkotika dan Obat-Obat Terlarang (YKP2N) Makasar, panti rehabilitasi sosial yang bermitra dengan Kemensos RI. Selain karena program rehabilitasi sosial, faktor sayang terhadap anak dan keluarga menjadi motivasi utama dia untuk lepas dari NAPZA. Sekarang dia menjadikan tempat rehabilitasinya sebagai spot aman untuk menghindar dari NAPZA, dan menekuni pekerjaan sebagai pegawai negara di Pemda Sulawesi Selatan.

Namanya Wira. Seorang pria kelahiran Oktober 1987. Terkena

jeratan NAPZA ketika mahasiswa. Kebetulan, sambil kuliah, dia adalah seorang pemain drum di sebuah band. Dia menikmati seluruh rutinitasnya. Semua terasa menyenangkan. Pergi kuliah, kemudian berkumpul, bercengkrama, bercanda ria, dan menyalurkan hobi bersama teman di hampir setiap malam melalui perfome di cafe hingga pukul tiga pagi.

Pada awalnya, tak ada yang menyimpang, hingga tiba pada satu waktu gengsi dalam dirinya bergejolak. Timbul keinginan melakukan apa yang dilakukan teman-temannya: minum wishky, menghisap bong, dan larut dalam imajinasi kebahagiaan. “Mereka terlihat sangat menikmatinya. Di saat itulah saya mulai meniru apa yang mereka lakukan. Tak ada paksaan dari mereka. Semuanya murni keinginanku,” ujarnya.

Sabu, narkotika yang membuat pemakainya menjadi kuat, tidak merasakan lelah dan lapar walau beraktivitas seharian penuh, dinikmati

WIRAKESADARAN TANGGUNG JAWAB PADA ANAK (IPWL YKP2N, MAKASAR)

Page 127: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

115Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

oleh Wira. Ia pernah tak merasakan tidur dan makan selama tujuh hari berturut-turut akibat mengonsumsi sabu.

Rutinitas yang berlangsung dari pagi hingga sepertiga malam membuat badannya ketagihan untuk mengonsumsi Sabu. Karena, kalau tidak mengonsumsi sabu, badannya menjadi tidak bersemangat, malas melakukan apa pun. Sementara kalau mengisap sabu, dia menjadi bersemangat. Semua itu berlangsung bahkan saat ia telah menikah dan memiliki anak.

Setelah selesai kuliah, Wira menjadi pegawai honorer di lingkungan Pemda Provinsi Sulawesi Selatan. Gaji honorer dan penghasilan dari main band mencukupi untuk membeli sabu dan keperluan sehari-hari. Tetapi sejak berkeluarga di tahun 2011, dia kekurangan uang untuk membeli NAPZA tersebut. Maka dia pun memilih jalan pintas menjadi bandar NAPZA, sampai akhirnya ditangkap oleh polisi.

“Aku masuk penjara atas laporan orang tuaku sendiri. Mungkin mereka telah lelah terhadap kelakuanku,” cerita dia.

Penjara belum membuat Wira jera. Ketika bebas, dia masih mengakrabi NAPZA hingga kembali ditangkap oleh polisi. Dia tertangkap lantaran jebakan kawan. “Beruntungnya saat itu aku tidak lagi berstatus sebagi

bandar melainkan sebagai pemakai,” ujarnya.

Sejak saat itu ayah dan ibunya bersepakat untuk memasukkannya ke dalam panti rehabilitasi sosial YKP2N Makassar. “Mereka ikut mendampingku menuju panti, mungkin takut aku kabur bila tak didampingi,” kenang Wira.

Mendekati saja jangan, apalagi mencoba-coba. NAPZA hanya akan menghancurkan hidup anda, keluarga anda, mengecewakan orang tua dan saudara-saudara anda

Berkhidmat di Panti RehabilitasiWira menjalani program

rehabilitasi selama enam bulan, sejak 12 Desember 2016. Bersamaan dengan itu, di dalam rahim istrinya terkandung buah cinta mereka. Dia mengalami depresi dan mengamuk sejadi-jadinya. Diakui Wira, salah satu efek dari sabu-sabu adalah membuat penggunanya jadi sensitif dalam hal emosional.

Bulan pertama dan kedua di panti YKP2N dilaluinya dengan perasaan

Page 128: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

116 Titik Balik Kesadaran

sangat membosankan. Bergelut dengan rentetan jadwal dan peraturan yang harus ditaati. Tetapi memasuki bulan ketiga, dia mulai bisa menikmati program rehabilitasi.

“Salah satu program yang paling saya senangi adalah sesi Hipnoterapi,” ujarnya. Dengan Hipnoterapi, dia bisa merasa merasakan semangat hidup yang bergelora, membayangkan masa depan yang cerah tanpa NAPZA. Dia juga mulai mengapresiasi jadwal ketat rehabilitasi: jadwal ketat yang sudah diatur mulai sejak bangun pagi hingga tidur lagi, dengan materi mulai dari beragam pembelajaran tentang bahaya NAPZA, tentang cara menghargai pekerjaan, makanan, dan sesama makhluk; Kamis malam selalu diiringi lantunan surat Yasin dan kalimat-kalimat tahmid; sampai kegiatan bersama seperti olahraga, diskusi, dan sebagainya.

Panti Rehabilitasi sebagai Spot Aman

Juni 2017, dia dinyatakan boleh kembali ke rumah sendiri, bersama istri dan anaknya. Dan, dia juga kembali ke teman-teman band-nya. Lingkungan Band membuat dia kembali terjebak memakai Sabu. Namun, akhirnya dia sadar bahwa semuanya adalah kesalahan besar. Ia mulai sadar tentang kebutuhan anak dan istrinya.

“Uang untuk membeli susu anak saja, tidak sebesar aku membeli Sabu,”

jerit hatinya. Maka dengan kesadaran penuh, dia pergi ke YKP2N menemui konselornya. “Bro, tolong bantu aku. Bantu Aku,” ujar dia kepada konselor di YKP2N.

Akhir tahun 2017, Wira memutuskan keluar dari grup band. Dia lebih fokus pada pekerjaannya sebagai ASN di Pemda Provinsi Sulawesi Selatan. Dan di waktu senggang, dia pergi ke panti rehabilitasi YKP2N, menggabungkan diri dengan organisasi di panti. Mendapat segala arah dan dukungan untuk terus melangkah menuju jalan yang diridai Tuhan dan disenangi keluarga. Bagi dia, YKP2N adalah benteng utama dia untuk tidak kembali jatuh. “Walaupun kemauan untuk berubah ada, tapi jika tempat yang ‘satu pemikiran’ untuk pulih tidak ada, maka susah untuk berubah,” ujarnya.

Dalam penyesalan masa lalu dan itikad besar menyongsong kehidupan yang lebih berharaga dan bermanfaat, dia memohon pada Tuhan agar pengalaman pahit itu tak lagi terulang pada dirinya dan pada istrinya.

Wira berpesan kepada siapapun yang belum terkena NAPZA untuk tidak pernah mendekati NAPZA. “Mendekati saja jangan, apalagi mencoba-coba. Jauhi NAPZA, jangan pernah didekati,” ujarnya.

“NAPZA hanya akan menghancurkan hidup anda, keluarga anda, mengecewakan orang tua dan saudara-saudara anda,” lanjutnya.

Page 129: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

117Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

Aktivitas hobi dalam lingkaran komunitas mobil membawa Wely Febriansyah terjerat

arus pergaulan yang salah. Wely, pira kelahiran Palembang, 9 Juli 1982 ini terpaksa mengikuti tren anak-anak di komunitasnya yang selalu bergadang hingga larut. Sampai-sampai ia terjerembab di dunia malam yang kelam. Sejak itu Welly masih duduk di bangku SMA, tepat pada 1999. Dunia malam sering ia habiskan ke diskotik. Ia sering meminum alkohol dan menggunakan NAPZA jenis ekstase.

Pada 2003 ia sempat berhenti menggunakan NAPZA. Wely di terima kerja menjadi PNS di Kementerian Agama. Saat itu, wely pindah ke luar daerah. Tak ada lagi teman-teman yang biasa mengajaknya hura-hura dan pergi ke diskotik menikmati gemerlap dunia malam. Tapi Welly kembali jatuh pada lubang yang sama. Pada 2008 Wely mengalami banyak masalah dalam pekerjaannya hingga terbawa-bawa ke dalam rumah tangga.

Welly lalu melampiaskan itu semua dengan mengkonsumsi Sabu. Yang awalnya coba-coba malah membuat Welly ketagihan. Buntutnya Wely sering cek-cok dengan istri dan berujung pada perceraian. Keadaan ekonomi Welly saat itu terpuruk dan kehidupannya benar-benar hancur berantakan.

Welly sempat dua kali mendekam dalam sel tahanan karena kedapatan sedang mengkonsumsi NAPZA. Meskipun itu hanya semalam dan tak lama. Welly masih bisa bernapas lega, berkat kasih sayang orangtua yang mengurus masalah Welly kepada pihak berwajib. Tapi itupun tak membuat Welly jera. Ia masih terus menjadi pengguna bahkan pecandu berat. Akhirnya orangtua, keluarga, dan saudara-saudara tak lagi peduli dengannya.

Status PNS Welly saat itu pun terancam. Akhirnya Welly mempertahankan pekerjaannya dengan kembali masuk ke kantor. Tapi tetap, masih menggunakan NAPZA.

WELY SANG PNS YANG TERSELAMATKAN(IPWL AR-RAHMAN, PALEMBANG)

Page 130: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

118 Titik Balik Kesadaran

Semua orang yang mengetahui Welly adalah pengguna sudah tak lagi peduli. Yang ada hanyalah stigma. Wely merasa terasingkan. Tepat 2008 sampai 2015 hidupnya hancur berantakan. Tak ada lagi harta yang tersisa. Mobil hingga rumah semua terjual untuk menutupi utang. Bahkan baju-baju sudah tak mampu terbeli lagi.

Hingga suatu ketika, Welly benar-benar berada pada titik nadir. Ia melihat anaknya yang sekarang bersama mantan istrinya itu. Di tambah mantan istrinya yang sakit-sakitan. Timbul sedih dan rasa penyesalan dalam diri Welly. Hatinya teriris-iris begitu pedih melihat kenyataan hidup yang ia alami. Saat itu benar-benar tak ada yang peduli. Bahkan kepada orangtua Welly sendiri tak pernah lagi ada obrolan seperti orangtua pada anaknya. Semua diam seribu bahasa, tak ada yang peduli satu pun. Kemudian Welly meminta waktu bertemu dengan mantan istri untuk mencurahkan isi hati.

Welly mengutarakan kesungguh-sungguhannya untuk berubah. Ia hanya ingin sembuh. Ia ingin hidup normal seperti orang pada umumnya. Pernah Welly mencoba tuk mengakhiri semuanya dengan tidak mengkonsumsi NAPZA tapi tetap saja tidak bisa. Welly tak bisa berjuang sembuh sendirian. Ia butuh orang yang peduli dengan nasib yang ia alami.

Meskipun sudah berpisah, mantan Istri Welly tetap memberi kekuatan kepadanya. Ia mendukung Welly untuk lepas dari jeratan barang jahanam itu. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan rehabilitasi sosial. Usaha pun diikhtiarkan. Kemudian mereka berkeliling-keliling dan mencari-cari informasi tentang berbagai tempat rehabilitasi sosial. Akhirnya pada 2015 akhir, mereka memilih rehabilitasi sosial di Pesantren Ar-rahman.

Welly mengaku perilakunya dulu lebih dari binatang, tapi semenjak di rehabilitasi sosial di Ar-Rahman, ia menjadi manusia yang lebih dari sekadar seorang manusia.

Hadiah Rehab di Ar-RahmanDi tempat inilah Welly

menemukan dirinya kembali. Welly menjalani proses rehabilitasi selama empat bulan. Dan pada prosesnya Welly terus didukung oleh sang mantan istri. Mantan istrinya begitu paham betul bahwa prilaku Welly dulu sebelum kenal NAPZA tidak sedemikian bejat. Makanya ia percaya Welly bisa disembuhkan. Apalagi ada anak-anak Welly yang masih

Page 131: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

119Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

membutuhkan sentuhan dan kasih sayang dari sang Ayah. Dukungan dan kepedulian penuh kemudian juga datang dari orangtua Welly.

Welly jadi lebih bersemangat untuk berubah. Berbagai prilaku, sikap, pandangan hidup dalam diri Welly mengalami perubahan dan perkembangan yang signifikan. Terutama dalam hal spiritual yang ia alami. Selama berpuluh tahun Welly tak menyentuh al-Quran, begitu di rehab di Ar-rahman ia tak hanya menyentuh tapi lebih dari itu. Membaca, memaknai, dan mengamalkan isi kandungan al-Qur’an. Di Ar-Rahman Welly kembali menjadi manusia dari nol.

Ia diajarkan dan dituntun lagi untuk shalat, berdzikir, dan belajar pengetahuan agama. Program Ar-Rahman yang paling berkesan bagi Welly adalah Thereupatic Comunity (TC). Bagi Welly program ini dapat mengubah prilaku yang buruk menjadi lebih baik. Termasuk menjaga pola hidup sehat. Semua begitu diperhatikan, mulai dari kebersihan tubuh, lingkungan, hingga kebersihan kamar.

Bahkan, Ar-rahman membantu banyak terkait urusan pekerjaan Welly, sampai mengurus kembali status PNS-nya di Kemenag. Meskipun Welly di rehab, masa depan kerjaan Welly tetap berjalan. Ia masih bisa bekerja tapi tetap tinggal dan menjalani proses rehabilitasi di Ar-rahman.

Banyak sekali hikmah dan manfaat yang Welly dapatkan dalam proses pemulihan itu. Hadiah terbesar bagi Welly adalah rujuk kembali kepada sang mantan Istri. Akhirnya kebahagiaan Welly kembali pada waktunya. Ia mendapat kepercayaan dari keluarga sang Istri. Bahkan kini Welly juga mendapat kepercayaan menjadi bendahara di kantornya. Kepercayaan yang sangat sulit dibayangkan dan bisa ia dapatkan kembali. Tapi berkat tekat yang bulat untuk berubah, Welly bisa membuktikan bahwa Welly yang dulu bukanlah yang sekarang.

Welly mengaku perilakunya dulu lebih dari binatang, tapi semenjak di rehabilitasi sosial di Ar-Rahman, ia menjadi manusia yang lebih dari sekadar seorang manusia. Begitu selesai masa rehabsos, peningkatan dan berbagai perubahan yang dialaminya membuat pihak Ar-Rahman mempercayainya menjadi konselor.

Kemudian Welly berpesan kepada para generasi muda dan siapa saja agar menjauhi NAPZA. Menurut Welly, dampak NAPZA tak ada yang positinya. Hanya ada tiga dampak, gila, penjara, atau mati. Itu adalah dampak yang pasti kalau menjadi pengguna NAPZA. Bagi yang sudah menggunakan atau pecandu, lebih baik segera mencari tempat rehabilitasi sosial.

Page 132: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

120 Titik Balik Kesadaran

Remaja adalah masa-masa dimana rasa penasaran akan sesuatu hal sangatlah

tinggi. Kebanyakan dari mereka banyak melakukan eksperimen dan membutuhkan pengakuan dalam sebuah komunitas atau pergaulannya. Begitu pun dengan Kamal. Demi mendapatkan pengakuan dari kawan-kawannya ia pun minum-minuman keras dan memakai NAPZA.

“Saya sebenarnya mesantren di Wonokerto, di sana saya salah pergaulan hingga akhirnya keluar,” ungkap remaja 16 tahun itu.

Namun, dengan keluarnya dari pesantren dan dipindahkan sekolahnya ke rumah tak membuatnya menyesali perbuatannya. Kenakalan Kamal justru semakin menjadi. Hampir setiap malam ia mabuk-mabukan dan jarang pulang ke rumah.

“Saya salah bergaul, saya kenal kawan saat di pesantren tapi beda kampung dan dialah yang menawari

dan mengajak saya terjerumus untuk minum dan memakai NAPZA,” ungkap remaja itu.

Tantangan dari kawan-kawannya itu ia terima, harga dirinya tertantang dan yang lebih penting adanya pengakuan dari kawan-kawannya tersebut terhadap dirinya. Maka Kamal pun makin larut dalam dunianya yang salah dalam bergaul itu, tepatnya ia tengah duduk di kelas 2 SMP.

Kamal tak betah di rumah karena hampir setiap hari ia dimarahi oleh keluarganya terutama sang kakak yang sangat kesal dengan perilaku dirinya. Tak terima dengan perlakuan sang kakak, Kamal pun kabur dari rumah dan tak pulang hingga mencapai satu minggu lamanya.

“Saya kesal dengan kakak saya, saya pun kabur,” ungkapnya.

Dalam proses kabur tersebut, Kamal menumpang di rumah satu kawan ke kawan lainnya. Tak hanya itu, kegilaannya dalam meminum

KAMAL MELANJUTKAN PENDIDIKAN(IPWL INABAH 15 - TASIKMALAYA)

Page 133: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

121Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

minuman beralkohol dan memakai NAPZA justru semakin dalam. Ia juga mencapur obat-obatan warung dan meminumnya dengan dosis tinggi. Efek yang didapatkan oleh Kamal, selain menjadi orang yang pemarah ia juga jadi sulit berkonsentrasi, dan tak bisa diam. Seolah-oleh ada yang mengendalikannya, dan ada rasa kegelisahan yang tak dapat diungkapkan.Akibatnya sekolahnya pun berantakan.

Orang tua tak tinggal diam. Mereka mencari anak bungsunya tersebut. Hingga akhirnya ia ditemukan. Sang ibu menangis dan terpukul dengan apa yang menimpa sang putra. Melihat sang ibu menangis timbul rasa sakit dalam hati Kamal, ia menyesal telah membuat sang ibu bersedih karena dirinya.

Ia merasa memiliki kawan sepenanggungan dan saling menguatkan dalam menjalani proses rehabilitasi untuk dapat keluar dari jeratan barang haram tersebut.

Rehabilitasi Membuat Sadar dan Saling Berbagi

Tepat seminggu sebelum ujian nasional tingkat SMP, Ia pun akhirnya diputuskan untuk dikirim ke Inabah 15 untuk direhabiltasi. Sebenarnya, Kamal tak mengetahui bahwa dirinya akan direhabilitasi di Inabah 15 ini, yang ia tahu bahwa orang tuanya mengajak dirinya untuk menjenguk saudaranya yang sedang menjalankan pendidikan pesantren di Tasikmalaya. Namun, ketika tiba di Inabah 15 dan bertemu saudaranya, Ia tiba-tiba ditinggalkan oleh sang ayah. Sanga Ayah berkata, bahwa ia direhabilitasi di Inabah 15.

“Iya saya kaget, saya kan diajak buat jenguk saudara di sini, ternyata saya ditinggalkan dan direhab, awalnya saya merasa dibohongi dan marah, tapi lambat laun saya menerima,” papar Kamal.

Di Inabah 15 hal yang paling ia sukai adalah kegiatan religiusnya atau keagamaannya, yaitu berupa kegiatan solat dan dzikirnya. Selain itu ia sangat suka mengaji, mendapatkan pengetahuan keagamaan yang lebih banyak dan mendalam lagi. Selain itu ia juga diajarkan bagaimana berinteraksi dengan orang lain, terutama orang-orang yang berada di sekitarnya.

“Saya paling suka adalah sesi sharing, di situ saya banyak mendengar cerita dari kawan-kawan dan saya juga bisa mengungkapkan apa yang

Page 134: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

122 Titik Balik Kesadaran

ada dalam hati saya, mengungkapkan unek-unek, beban di hati ini jadi plong,” ungkap remaja yang bercita-cita menjadi ustadz itu.

Dalam proses konseling dan sharing, Kamal merasa beban di hatinya semakin ringan. Ia merasa memiliki kawan sepenanggungan dan saling menguatkan dalam menjalani proses rehabilitasi untuk dapat keluar dari jeratan barang haram tersebut. Selain itu, ia menyadari bahwa kawan yang baik adalah kawan yang mau menerima dirinya apa adanya dan saling memberikan motivasi.

“Saya bertemu kawan sesama residen salah satunya dari Medan, ketika mendengarka ceritanya saya hingga ikut menangis, banyak hal yang saya pelajari dari dia,” katanya.

Semakin Mencintai Ilmu Agama Di Inabah 15 yang terkenal dengan

metode keagamaannya yang dominan, membuat Kamal lambat laun semakin

jatuh cinta dan terus ingin mempelajari tentang agama. Ia pun bercita-cita untuk menjadi manusia yang dapat mengamalkan ilmu-ilmu agama dan menjadi seorang Ustadz. Maka ia selalu aktif untuk mengikuti kegiatan pengajian dan belajar berceramah di Inabah 15.

Ia menyadari, untuk mencapai cita-citanya tersebut bukanlah hal yang mudah. Maka sebagai bentuk keserusannya tersebut, Kamal pun melanjutkan sekolahnya di MAN Suryalaya Tasik dan berencana untuk melanjutkan pendidikan pesantren sekaligus kuliah di Suryalaya jika telah dinyatakan pulih oleh Inabah 15. Ia berpesan, agar generasi muda Indonesia untuk berhati-hati memilih kawan dan menjauhi NAPZA, Karena jika sudah terkena maka akan sulit untuk lepas.

“Hati-hati memilih kawan, sekali terkena NAPZA itu sulit lepasnya,” pungkasnya.

Page 135: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

123Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

Derry namanya. Siapa sangka laki-laki bertubuh tegap dan berwajah ganteng itu adalah

mantan pecandu. Ditemui di lokasi rehabilitasi sosial House of Serenity, Derry adalah seorang anggota polisi di Lampung, berpangkat Bripda. Perkenalannya dengan NAPZA dimulai dengan coba-coba. Suatu hari ia diajak kawannya untuk mencoba dan ia pun menerima hal itu karena sebelumnya sudah ada rasa penasaran dalam dirinya.

“Saya memakai NAPZA sabu tahun 2014, hanya coba-coba karena ada tantangan dari kawan,” ungkap pria kelahiran tahun 1995 itu.

Awal pemakaian ia hanya memakai satu minggu sekali, namun seiring berjalannya waktu pemakaian pun semakin meningkat. Utamanya tahun 2015, kecanduannya semakin menjadi, setiap hari ia harus memakai sabu. Ia benar-benar merasa sudah terpenjara dengan barang haram itu.

Akibatnya, perilaku ia pun terus berubah. Mulai dari emosinya yang sangat labil, mudah marah, mengurung diri, menghiundar dari interaksi

dengan keluarga dan orang lain, hingga malasnya ia bertugas di kepolisian. Keluarganya mulai curiga dengan perilaku yang diperlihatkan oleh Derry. Begitu pun dengan pihak kepolisian. Puncaknya, saat ia menikah. Derry tak segan-segan menyakiti sang istri dengan melakukan tindakan kekerasan.

“Pikiran saya selalu negatif terhadap istri, entah mengapa saya tak tahu apa penyebabnya, seolah-olah itu datang sendiri,” ungkapnya.

Sang istri sebenarnya sudah curiga Derry memakai NAPZA semenjak mereka berpacaran, namun ia tak berani mengatakannya. Menyadari hal itu, akhirnya Derry pun memutuskan untuk direhabilitasi.

Muak, dan Direhabilitasi adalah yang terbaik

Pihak kepolisian meminta Derry untuk direbilitasi. Hal itu diamini oleh pihak keluarganya. Derry pun mengikuti apa yang menjadi rekomendasi dari pihak kepolisian dan bersedia untuk direhabilitasi. Ia masuk di House of Serenity sekitar bulan juli tahun 2018.

DERRY POLISI INSYAF(IPWL HOUSE OF SERENITY, BANDAR LAMPUNG)

Page 136: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

124 Titik Balik Kesadaran

Derry mengakui dorongan dan motivasi untuk rehabilitasi bukan hanya datang dari pihak kepolisian maupun keluarga saja, tapi ia menyadari apa yang terjadi pada dirinya. Ia merasa sudah tak tahan lagi telah menjadi hamba obat haram tersebut. Ia seperti tak mengenal dirinya sendiri yang cenderung sangat menakutkan, mudah marah dan selalu dihantui rasa curiga pada orang lain.

“Empat tahun saya sudah saya menjadi pecandu NAPZA sabu, sungguh sangat menyiksa dan memuakkan,”katanya.

Kegiatan meditasi ini lambat laun mengubah pikirannya menjadi lebih positif. Ia senantiasa belajar untuk terus berpikir positif dan selalu bersyukur atas nikmat hidup yang dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Selama menjalani rehabilitasi di House of Serenity, Derry merasa sangat terbantu. Ia sangat menyukai suasana di dalam panti tersebut.

Baginya, hidup di dalam kegiatan rehabilitasi sosial tersebut tak seseram yang ia bayangkan sebelumnya. Memang, pada awalnya ia merasa dibuang bahkan disingkirkan, namun lambat laun karena ia juga memiliki keinginan untuk pulih dan sembuh dari kecanduan maka ia pun menjadi nyaman menjalani proses rehabilitasi di tempat tersebut.

“Sekitar satu bulan saya merasa benar-benar tobat, saya sadar banyak orang yang telah saya sakiti, seperti istri dan orang tua utamanya,” paparnya.

Mejalani rehabilitasi memang bukan perkara yang mudah, butuh kesabaran dan kesungguhan bagi seseorang yang menjalaninya. Meski demikian, diantara banyak kegiatan yang penuh adalah kegiatan konseling yang paling Derry sukai. Ia menilai, dalam kegiatan konseling ia bisa mencurahkan semua apa yang ada di hatinya, termasuk beban dan ketakutan-ketakutan yang selama ini menghantui dirinya. Ia juga dapat berbagi dan mendengarkan banyak masukan dan pengalaman dari kawan-kawan sesama residen di panti rehabilitasi sosial tersebut.

Kemudian, banyak hal yang didapatkan oleh Derry selama menjalani rehabilitasi, yakni bagaimana ia belajar dari orang lain. Di mana ia banyak menemukan kawan sesama rehabilitasi yang rupanya memiliki kasus yang lebih

Page 137: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

125Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

berat darinya, di sana ia pun menjadi bercermin tentang apa yang menimpa sang kawan. Hal inilah kemudian menjadi sebuah kekuatan baginya untuk tetap semangat menjalani proses pemulihan.

“Di sana saya jadi tahu, ternyata banyak orang yang memiliki masalah yang jauh lebih sulit dari saya, jadi saya pun banyak belajar dan berusaha untuk bisa pulih,” paparnya lagi.

Banyak hal positif yang ia dapatkan di panti tersebut. Selain sharing, hal yang paling ia sukai selama menjalankan rehabilitasi adalah kegiatan meditasi. Dengan kegiatan ini, Derry merasa lebih tenang. Pikirannya yang selama ini selalu dihinggapi rasa curiga, takut, perlahan-lahan surut. Kegiatan meditasi ini lambat laun mengubah pikirannya menjadi lebih positif. Ia senantiasa belajar untuk terus berpikir positif dan selalu bersyukur atas nikmat hidup yang dianugerahkan

oleh Tuhan yang Maha Esa. “Yang jelas, pikiran saya lebih

postif dan saya juga lebih disiplin untuk beribadah solat,” ungkapnya.

Susah Move OnEnam bulan menjalani masa

rehabilitasi sosial dan dinyatakan pulih, tak serta merta membuatnya pergi begitu saja dari panti. Ia masih tetap berkunjung ke panti untuk mengikuti kegiatan seperti biasanya walaupun tak bisa setiap hari. Apalagi kini ia telah kembali bertugas di kepolisian dan membina rumah tangganya yang telah kembali bersemi. Ia merasa rindu untuk kembali dan berkumpul dengan kawan-kawan, dan konselor di panti yang sudah dianggap seperti keluarganya tersebut.

“Jangan coba-coba NAPZA, karena itu menghancurkan,” pung-kasnya.

***

Page 138: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

126 Titik Balik Kesadaran

Tak mudah bagi seorang Tedy lepas dari jeratan NAPZA. Setiap kali ada keinginan

untuk berhenti, teman-teman dan lingkungannya kembali menarik dia ke lembah kelam tersebut. Hingga pada satu titik, dia merasa tubuhnya, fisiknya, sudah tak kuat lagi menahan segala efek dari pengaruh NAPZA. Dia pun akhirnya menjalani program rehabilitasi sosial di IPWL Fancampus (Yayasan Untuk Segala Bangsa), Bogor, atas saran dari pihak rumah sakit Sespim Polri Lebak Bulus tempat dia melakukan detoksifikasi. Pasca mengikuti program rehabsos, Tedy hanya ingin melakukan yang terbaik dalam menjalani hidup ke depan.

Sejak SD Sudah Kenal MirasRobert Steady Ginting, biasa

dipanggil Tedy, kelahiran 28 Agustus 1981. Sejak kecil, dia tinggal bersama orang tuanya di daerah Kebayoran Lama, tak jauh dari pasar. Pengaruh lingkungan membuatnya telah menghisap rokok dan minuman beralkohol sejak SD. Ketika ia duduk di bangku SMP, ia mengenal ganja

dan putaw. Menurutnya, kala itu ganja dan putaw sedang marak-maraknya di Jakarta dan harganya masih murah karena ada paket-paketnya, seperti paket lima ribu, sepuluh ribu, dua puluh ribu. Sangat terjangkau.

Selama memakai NAPZA, ia mendapatkan uang dari kedua orang tuanya. Ketika tahun 1999 ia lulus SMA dan pernah mengikuti tes di berbagai universitas seperti APJ, UNJ, Trisakti. Tapi semua tes itu sekedar kamuflase untuk mendapatkan duit. Jadi dia tak benar-benar ikut tes.

Tedy melakukan banyak cara untuk mendapatkan uang demi membeli putaw. Ketika uang dari orang tua tidak diperoleh, ia menjual beberapa barang yang dia miliki serta melakukan kejahatan. Bersama kawan-kawannya, dia melakukan kejahatan di daerah sekitar Blok M, dengan memalak korban di toilet dekat terminal Blok M. Barang-barang bawaan korban dipreteli, mulai dari jam tangan, dompet, dan uang.

Aktivitasnya memakai NAPZA tercium oleh polisi. Ia pun tertangkap dan dikenai sanksi wajib lapor. “Pernah berhadapan dengan polisi beberapa

TEDY SEKARANG INGIN MELAKUKAN YANG TERBAIK(IPWL Fancampus, Bogor)

Page 139: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

127Potret Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehabilitasi Sosial

kali, cuman pasang badan di polsek, kemudian dikeluarin dan wajib lapor, sekitar tahun 2003—2004,” ujarnya.

Pada tahun 2005 ia dipindahkan oleh orang tuanya ke Medan karena di Jakarta ia telah mendapatkan stigma yang buruk. Selama di Medan, ia ditempatkan di Ujung Meriah, sebuah tempat yang jauh dari keramaian. Kebetulan Medan merupakan kampung ayahnya. Di Medan ia pun pernah bekerja di pembangunan komplek Sun Plaza Medan, memasang ekskalator dan elevator. Di Medan pula ia mengenal suatu LSM yang bernama Galatea. LSM Galatea menyuplai berbagai macam jarum suntik agar tidak terkena HIV.

“Tahun 2005 di Medan sempat kenal LSM Galatea, jadi dia yang nyuplai jarum suntik biar ga penularan HIV. Kalo dulu punya jarum suntik satu selalu dipake berbulan-bulan,” tutur Teady.

Pada tahun 2007 ia kembali lagi ke Jakarta. Selama perjalanan menuju Jakarta dalam hatinya ia sudah memiliki niatan untuk berhenti dari NAPZA. Namun, teman-teman menghampirinya dan menawarkan barang tersebut ketika baru saja tiba di Cengkareng. Kekuatan dan daya Teady untuk menolak ajakan tersebut seperti tak ada. Maka niat untuk berhenti pun menjadi sirna.

Menjalani Rehabilitasi di Fancampus

Telah banyak usaha yang dilakukan Tedy untuk bisa terlepas dari NAPZA, yaitu mulai dari melakukan

pengobatan dan rehabilitasi di berbagai tempat. Tapi ia tidak pernah lepas dari NAPZA. Hingga satu titik, dia merasakan fisiknya, kesehatannya, benar-benar hancur oleh barang haram tersebut. “Badan saya sudah tak kuat lagi,” ujarnya. Dia pun melakukan Detoksifikasi ke RS Sespim Polri Lebak Bulus. Setelah seminggu menjalani detok, dia disarankan oleh pihak Sespim Polri untuk menjalani program Rehabilitasi Sosial di Fancampus, Bogor.

Tedy berpesan kepada anak-anak dan remaja agar berhati-hati dalam berteman dan jauhilah NAPZA. “Awal mula terjebak NAPZA rata-rata karena teman. Jadi berhati-hatilah dalam berteman,”

Februari tahun 2007, Tedy masuk Fancampus. Awal di Fancampus, pikiran dan batinnya belum bisa menerima program. “Sebelum menerima program, kerjaan saya cuma makan, tidur, merokok,” ceritanya. Tetapi setelah sebulan berlalu, dia bisa menerima keadaan, menjalani program dengan sepenuh hati.

Tedy ikut program rehabsos di

Page 140: TITIK - afriadiajo.comterpapar candu NAPZA, segeralah bawa mereka ke panti rehabilitasi sosial. Cuma itu jalan untuk menyelamatkan mereka. ... bisa menjadi faktor pencegah dan penguat

128 Titik Balik Kesadaran

Fancampus selama satu tahun. Dia mengikuti program hidup teratur, penuh disiplin, memperhatikan segala aspek kebersihan sampai hal-hal terkecil, saling peduli antar sesama keluarga (peserta program). Juga, dia diajarkan jiwa kepemimpinan, memimpin sebuah tim dengan job yang jelas.

Di Fancampus, Tedy menjadi mampu mengutarakan ide dan pemikirannya, sharing, sesuatu yang tak bisa dia lakukan sebelumnya. Dia juga diarahkan menggali potensi diri sendiri.

“Dibandingkan dengan kehidupan saya di luar yang kacau, di sinilah saya bisa membangun diri saya sendiri,” tuturnya.

Bagi Tedy, konsep di Fancampus 150 persen di atas orang normal. “Agar ketika di luar ga kaget,” tuturnya. Dia bersyukur, karena semua kebiasaan dan disiplin yang dia jalani di Fancampus telah mengubah pola hidup dan pola pikirnya.

Setelah keluar dari Fancampus ternyata ia masih tergoda dengan NAPZA. Ia bercerita bahwa kala itu ada seorang temannya main ke rumahnya dan menawarkan barang. Tedy menolak, namun karena temannya itu memakai putaw di depan matanya, maka ia pun tergoda dan mencobanya kembali untuk disuntikkan ke dalam tubuhnya. Tapi ketika dia pakai, tidak ada kenikmatan yang dirasa. Dia malah sakit. Sejak itu, dia betul-betul tak mau lagi menyentuh NAPZA.

Menikah dan Menjadi Teknisi Otomotif

Pasca rehabsos, ia pun jadi tersadar dan memiliki tujuan hidup, bahwa ia harus memikirkan masa depannya. Tedy kemudian diterima bekerja di bengkel mobil. Sambil bekerja, sambil menekuni belajar automotif. “Bekerja di bengkel mobil. Sekarang proses belajar menjadi teknisi otomotif,” kata Tedy.

Pada tahun 2010 ia mendapatkan pujaan hati. Ia membeberkan siapa dirinya, tanpa ada satu pun yang ditutup-ditutupi. Dan, sang pujaan hati menerima dia apa adanya. Ikatan cinta pun diresmikan lewat pernikahan. Sekarang mereka telah memiliki dua orang anak pujaan hati.

Tedy telah berhenti total dari segala macam NAPZA dan minum-minuman keras. Kesadarannya untuk berubah menjauhi NAPZA, murni karna ia ingin taubat. Badan sudah merasa tidak enak dan juga orang tua yang sakit-sakitan karena dirinya. Terlebih ia telah memiliki anak.

“Sekarang sudah lebih positif pikirannya. Saya ingin melakukan yang terbaik, move on. Selanjutnya semua saya serahin sama Tuhan,” tuturnya penuh kemantapan.

Belajar dari kesalahannya di masa lampau, Tedy berpesan kepada anak-anak dan remaja agar berhati-hati dalam berteman dan jauhilah NAPZA. “Awal mula terjebak NAPZA rata-rata karena teman. Jadi berhati-hatilah dalam berteman,” ujarnya.