Tiphoid

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 Tiphoid

    1/34

    Tugas Postest Infeksi

    DEMAM TYPHOID

    Oleh:

    Triono Agung S. G9911!! " #$9$%!1&

    D'i Ariono G99111% " A$1$%!1&

    I(an Aristo G99111) " A$&$%!1&

    Pe*+i*+ing:

    H. ,usta* Siregar- r.- S/. A

    0EPAITE,AA 02II0 SM3 I2M4 0ESEHATA AA0 

    3A042TAS 0EDO0TE,A 4S" ,S4D D, MOE5A,DI

    S4,A0A,TA

    %!1&

    1

  • 8/19/2019 Tiphoid

    2/34

    #A# I

    PEDAH424A

    Penyakit Demam Tifoid (bahasa Inggris: Typhoid fever) yang biasa juga

    disebut typhus atau types dalam bahasa Indonesianya, merupakan penyakit yang

    disebabkan oleh bakteri Salmonella enteria, khususnya turunannya yaitu

    Salmonella Typhi terutama menyerang bagian saluran penernaan! Demam tifoid

    adalah penyakit infeksi akut yang selalu ada di masyarakat (endemik) di

    Indonesia, mulai dari usia balita, anak"anak dan de#asa$%,$&!

    Penyakit ini pertama kali munul dalam #abah yang terjadi di 'thena

    sampai Sparta unani pada tahun *+" S-! Sejarah yang tidak kalah menarik 

    adalah tentang “Tifoid Marry”  yang pada tahun $.+% menjadi seorang arier/

     pemba#a penyakit tifoid di 'merika, dimana setiap restoran tempat dia bekerja

    selalu terjadi epidemi tifoid+!

    Di Indonesia, diperkirakan antara &++ " $++!+++ orang terkena penyakit

    tifus atau demam tifoid sepanjang tahun! Demam ini terutama munul di musim

    kemarau dan konon anak perempuan lebih sering terserang, peningkatan kasus

    saat ini terjadi pada usia diba#ah 0 tahun$!

    Insiden demam tifoid bervariasi di tiap daerah dan biasanya terkait dengan

    sanitasi lingkungan! Di daerah rural (1a#a 2arat) didapatkan $0% kasus per 

    $++!+++ penduduk, sedangkan di daerah urban ditemukan %3+"&$+ kasus per 

    $++!+++ penduduk! Perbedaan insiden di perkotaan berhubungan erat dengan

     penyediaan air bersih yang belum memadai serta sanitasi lingkungan dengan salah

    satunya tempat pembuangan sampah yang kurang memenuhi syarat kesehatan

    lingkungan&!

    Prevalensi kasus .$4 demam tifoid terjadi pada usia *"$. tahun, kejadian

    meningkat setelah usia 0 tahun! Pada minggu pertama sakit, demam tifoid sangat

    sukar dibedakan dengan penyakit demam lainnya sehingga untuk memastikan

    diagnosis diperlukan pemeriksaan biakan kuman untuk konfirmasi! Demam yang

    terjadi biasanya bertipe berkepanjangan ( prolonged fever ), yaitu demam yang

     berlangsung minimal lebih dari 0 hari dengan pola yang biasanya khas/klasik 

    yaitu demam yang rendah dan perlahan"lahan lalu meningkat dari hari ke hari

    2

  • 8/19/2019 Tiphoid

    3/34

    hingga enderung konstan tinggi! 5amun pola demam yang seperti itu sudah

     jarang ditemui karena pengaruh pemakaian antibiotik dalam pengobatan pribadi

    (ashodhara, +$$)!

    2akteri penyebab demam tifoid adalah Salmonella typhii bersama turunan

    lainnya Salmonella paratyphii A  dan  parathypii B  kedua kuman ini dapat

    menemari makanan dan minuman penderita karena paling sering ditemukan di

    tinja atau air kemih penderita! Sanitasi yang kurang adalah penyebab utama

    seperti penuian tangan yang kurang bersih, makanan atau minuman yang

    teremar vektor pemba#a penyakit seperti lalat sehingga memudahkan penularan

     penyakit melalui media feal"oral$!

    Pada anak" anak demam tifoid ukup sering ditemui, salah satu

     penyebabnya selain sanitasi adalah system kekebalan atau imunitas yang belum

     berkembang dengan baik! 6omplikasi atau penyulit pun tidak jarang terjadi

    seperti gangguan SSP (delirium sampai gangguan kesadaran) dan perforasi usus

    yang menyebabkan peritonitis! Sedangkan pada bayi relative jarang ditemukan

    karena masih mendapatkan perlindungan dari 'SI yang mengandung Ig'

    sekretorik yang memberikan proteksi loal khususnya pada saluran erna$!

    Seringkali keterlambatan diagnosis dan ketidakpahaman orang tua

    terhadap apa yang dialami oleh anak menjadikan demam tifoid ukup serius untuk 

    ditangani! Penularan yang ukup mungkin terjadi adalah pada orang tua atau

    orang" orang serumah yang kontak dengan penderita! Sangatlah mungkin dari

     penderita yang sifatnya tidak memperlihatkan gejala tapi sesungguhnya memba#a

     penyakit dalam tubuhnya (carier )$&!

    Pada tahun $&.%, 'lmorth 7d#ard 8right mengembangkan vaksin untuk 

     penyakit ini disusul pada tahun $.+. 9rederik 9! ussell, seorang dokter 'ngkatanDarat 'S yang mengembangkan vaksin ini untuk kemudian divaksinasikan guna

    mengeliminasi epidemi tifus kala itu+!

    Saat ini telah berkembang imunisasi untuk demam tifoid ini yaitu Ty$a

    dan ;i

  • 8/19/2019 Tiphoid

    4/34

    #A# II

    ISI

    1. Definisi

    Demam tifoid adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram

    negatif Salmonella typhii! Disebut Tifoid karena pada a#alnya penyakit ini

    memiliki mnanifestasi yang hampir sama dengan Demam Tifus yang disebabkan

    oleh bakteri Rickettsia oleh karena itu penyakit ini diberi akhiran =id> yang berarti

    mirip!

    Di Indonesia sendiri penyakit ini lebih akrab dengan sebutan Tifus atau

    Tipes karena kemiripannya dengan demam Tifus tersebut! Demam tifoid

    merupakan suatu infeksi 9eal"?ral yang pada nantinya akan menyerang saluran

    erna khususnya usus halus (jejunum dan ileum) dilanjutkan dengan masuknya ke

    dalam aliran darah (bakteremia) yang akan menyebabkan gejala atau tanda yang

    khas tempat dimana kuman mele#ati organ selama bakteremia tersebut ('rjyal,

    +$)

    %. Etiologi

    Salmonella sp! adalah salah satu strain dari bakteri gram negative bentuk 

     bail atau batang, tidak berspora, tidak berkapsul, bergerak dengan flagella

     peritrik, memiliki ukuran " @m A +,0 "+,& @m! 6uman ini tumbuh dalam suasana

    aerob dan fakultatif anaerob, mati dalam suhu 03o< dan pada keadaan kering! Di

    dalam air dapat bertahan selama minggu dan hidup subur dalam media yang

    mengandung garam empedu! -emiliki * maam antigen yaitu antigen ? (somatik 

     berupa kompleks polisakarida), antigen B (flagel) dan antigen ;i

    2erdasarkan serotipenya kuman Salmonella dibedakan menjadi :

    Salmonella typhi, Salmonella paratyphi ', Salmonella paratyphi 2, dan Serotipe

    group D!

    Salmonella typhi, Paratyphi ', dan Paratyphi 2 merupakan penyebab

    infeksi utama pada manusia, bakteri ini selalu masuk melalui jalan oral, biasanya

    dengan mengkontaminasi makanan dan minuman! 9aktor" faktor lain yang

    4

  • 8/19/2019 Tiphoid

    5/34

    mempengaruhi kerentanan tubuh terhadap infeksi Salmonella sp! adalah keasaman

    lambung, flora normal usus, dan ketahanan usus loal&!

    6. E/ie*ologiDemam tifoid dan paratifoid merupakan salah satu penyakit infeksi

    endemi di 'sia, 'frika, 'merika Catin, kepulauan 6aribia, dan ?eania,

    termasuk Indonesia! Penyakit ini tergolong menular yang dapat menyerang

     banyak orang melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi!

    5

  • 8/19/2019 Tiphoid

    6/34

    Insiden demam tifoid di seluruh dunia menurut data pada tahun ++

    sekitar $3 juta per tahun, 3++!+++ diantaranya berakhir dengan kematian! Di

    Indonesia prevalensi .$4 kasus demam tifoid terjadi pada umur *"$. tahun

    dengan kejadian yang meningkat setelah usia 0 tahun!

    'da dua sumber penularan penyakit ini yaitu pasien yang menderita

    demam tifoid dan yang lebih sering adalah dari arier yaitu orang yang sudah

    sembuh dari demam tifoid tapi masih mengekskresikan S! typhii dalam tinja

    selama lebih dari setahun$+!

    Salmonella typhi dapat hidup di dalam tubuh manusia (manusia sebagai

    natural reservoir)! -anusia yang terinfeksi Salmonella typhi dapat

    mengekskresikannya melalui seret saluran nafas, urin, tinja dalam jangka #aktu

    yang sangat bervariasi! Salmonella typhi yang berada di luar tubuh manusia dapat

    hidup untuk beberapa minggu apabila berada di dalam air, es, debu, atau kotoran

    yang kering maupun pada pakaian! -udah mati pada klorisasi dan pasteurinisasi

    (temperatur 3*o

  • 8/19/2019 Tiphoid

    7/34

    . Patofisiologi

    Patogenesis demam tifoid melibatkan proses kompleks yang mengikuti

    ingesti organism, yaitu:

    a! Penempelan dan invasi sel" sel pada Peyer Path,

     b! 2akteri bertahan hidup dan bermultiplikasi dalam makrofag Peyer 

    Path, nodus limfatikus mesenteria, dan organ" organ eAtra intestinal sistem

    retikuloendotelial,

    ! 2akteri bertahan hidup di dalam aliran darah,

    d! Produksi enterotoksin yang meningkatkan kadar '-P di dalam kripta

    usus dan meningkatkan permeabilitas membran usus sehingga menyebabkan

    keluarnya elektrolit dan air ke dalam lumen intestinal$3!

    -asuknya kuman Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi ke dalam

    tubuh manusia terjadi melalui makanan yang terkontaminasi kuman! Sebagian

    kuman dimusnahkan dalam lambung karena suasana asam di lambung (pB )

     banyak yang mati namun sebagian lolos masuk ke dalam usus dan berkembang

     biak dalam peyer path dalam usus! Entuk diketahui, jumlah kuman yang masuk 

    dan dapat menyebabkan infeksi minimal berjumlah $+0  dan jumlah bisa saja

    meningkat bila keadaan lokal pada lambung yang menurun seperti aklorhidria,

     post gastrektomi, penggunaan obat" obatan seperti antasida, B"bloker, dan Proton

    Pump Inhibitor!

    2akteri yang masih hidup akan menapai usus halus tepatnya di jejnum

    dan ileum! 2ila respon imunitas humoral mukosa usus (Ig') kurang baik maka

    kuman akan menembus sel" sel epitel (sel"- merupakan selnepitel khusus yang

    yang melapisi Peyer Path, merupakan port de entry dari kuman ini) dan

    selanjutnya ke lamina propria! Di lamina propria kuman berkembang biak dandifagosit oleh sel" sel fagosit terutama makrofag! 6uman dapat hidup dan

     berkembang biak di dalam makrofag dan selanjutnya diba#a ke  peyer patch  di

    ileum distal dan kemudian kelenjar getah bening mesenterika!

    Selanjutnya melalui dutus thoraius, kuman yang terdapat dalam

    makrofag ini masuk ke dalam sirkulasi darah (mengakibatkan bakteremia pertama

    yang sifatnya asimtomatik) dan menyebar ke seluruh organ etikuloendotelial

    tubuh terutama hati dan Cimpa! Di organ" organ 7S ini kuman meninggalkan

    7

  • 8/19/2019 Tiphoid

    8/34

    sel" sel fagosit dan kemudian berkembang biak di luar sel atau ruang sinusoid dan

    selanjutnya kembali masuk ke sirkulasi sistemik yang mengakibatkan bakteremia

    kedua dengan disertai tanda" tanda dan gejala infeksi sistemik!

    Di dalam hepar, kuman masuk ke dalam kandung empedu, berkembang

     biak, dan bersama airan empedu diekskresikan seara =intermitten> ke dalam

    lumen usus! Sebagian kuman dikeluarkan bersama feses dan sebagian masuk lagi

    ke dalam sirkulasi setelah menembus usus! Proses yang sama terulang kembali,

     berhubung makrofag telah teraktivasi dan hiperaktif maka pada saat fagositosis

    kuman Salmonella terjadi beberapa pelepasan mediator inflamasi yang

    selanjutnya akan menimbulkan gejala reaksi inflamasi sistemik seperti demam,

    malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut, diare diselingi konstipasi, sampai

    gangguan mental dalam hal ini adalah delirium! Pada anak" anak gangguan mental

    ini biasanya terjadi se#aktu tidur berupa mengigau yang terjadi dalam * hari

     berturut" turut!

    Dalam Peyer Path makrofag hiperaktif menimbulkan reaksi hiperplasi

     jaringan (S! typhi intra makrofag menginduksi reaksi hipersensitivitas tipe lambat,

    hyperplasia jaringan dan nekrosis organ)! Perdarahan saluran erna dapat terjadi

    akibat erosi pembuluh darah sekitar peyer path yang sedang mengalami nekrosis

    dan hiperplasi akibat akumulasi sel" sel mononulear di dinding usus3!

    Proses patologis jaringan limfoid ini dapat berkembang hingga ke lapisan

    otot, serosa usus, dan dapat mengakibatkan perforasi! 7ndotoAin dapat menempel

    di reseptor sel endotel kapiler dengan akibat timbulnya komplikasi seperti

    gangguan neuropsikiatrik, kardiovaskuler, respirasi, dan gangguan organ lainnya!

    Peran endotoksin dalam pathogenesis demam tifoid tidak jelas, hal tersebut

    terbukti dengan tidak terdeteksinya endotoksin dalam sirkulasi penderita melalui pemeriksaan limulus! Diduga endotoksin dari salmonella typhi ini menstimulasi

    makrofag di dalam hepar, lien, folikel usus halus dan kelenjar limfe mesenterika

    untuk memproduksi sitokin dan Fat" Fat lain! Produk dari makrofag inilah yang

    dapat menimbulkan kelainan anatomis seperti nekrosis sel, sistem vaskuler, yang

    tidak stabiil, demam, depresi sumsum tulang, kelainan pada darah dan juga

    menstimulasi sistem imunologis*$!

    2agan patomekanisme Infeksi Salmonella typhi :

    8

  • 8/19/2019 Tiphoid

    9/34

    &. Ge7ala 0linis

    6eluhan dan gejala Demam Tifoid umumnya tidak khas, dan bervariasi

    dari gejala yang menyerupai flu ringan sampai sakit berat dan fatal yang mengenai

     banyak sistem organ! Seara klinis gambaran penyakit demam tifoid berupa

    demam berkepanjangan, gangguan gastrointestinal dan keluhan susunan saraf 

     pusat!

    9

  • 8/19/2019 Tiphoid

    10/34

    -asa tunas demam tifoid berlangsung antara $+"$ hari! Demam lebih dari

    % hari, biasanya mulai dengan subfebris yang makin hari makin meninggi,

    sehingga pada minggu ke panas tinggi terus menerus terutama pada malam hari!

    Demam yang terjadi biasanya khas tinggi pada sore hingga malam hari dapat

    menapai *."+o< dan enderung turun menjelang pagi! Dalam minggu kedua,

     penderita terus berada dalam keadaan demam! Pada minggu ketiga suhu badan

     berangsur" angsur turun dan normal pada akhir minggu ketiga! Perlu diperhatikan

     bah#a tidak selalu ada bentuk demam yang khas seperti di atas pada demam

    tifoid! Tipe deman menjadi tidak beraturan, mungkin karena intervensi

     pengobatan (penggunaan antipiretik atau antibioti lebih a#al) atau komplikasi

    yang terjadi lebih a#al! Pada khususnya anak balita, demam tinggi dapat

    menyebabkan kejang*,0!

    -ekanisme demam sendiri tidak jauh berbeda dengan mekanisme demam

    akibat infeksi pada umumnya! Dimana 2akteri Salmonella typhi yang

    memproduksi endotoksin merupakan  pirogen eksogen selain mediator" mediator 

    radang yang disekresi oleh sel" sel mukosa usus yang mengalami infeksi (IC"$,

    IC"3, T59"alfa, G I95"3) yang merupakan  pirogen endogen! 6edua pirogen ini

    akan mengaktivasi pelepasan 9osfolipase ' pada membran sel yang mana akan

    mengaktivasi asam arakidonat yang melalui jalur siklooksigenase memproduksi

    Prostaglandin 7 (PH7)! Prostaglandin 7 bersama dengan '-P siklik yang

    diaktivasinya akan mengubah seting termostat yang terdapat di hipothalamus

    sehingga terjadilah demam!

    Hejala sistem gastrointestinal dapat berupa obstipasi, diare, mual, muntah,

     perut kembung, lidah kotor, sampai hepato"splenomegali! Hastrointestinal

     problem biasanya dipengaruhi oleh peredaran bakteri atau endotoksinnya padasirkulasi! Dari avum oris didapatkan lidah kotor yaitu ditutupi selaput putih

    dengan tepi yang kemerehan kadangkala #aktu lidah dijulurkan lidah akan

    tremor kesemua tanda pada lidah ini disebut dengan Tifoid Tongue! -eskipun

     jarang ditemukan pada anak" anak tapi ukup berarti diagnostik! Hejala" gejala

    lain yang tidak spesifik seperti mual, anoreksia! 6arena bakteri menempel pada

    mukosa usus dan berkembang biak dalam Peyer path di dalamnya maka tidak 

     jarang akan munul gejala" gejala seperti diare atau kadang diselingi konstipasi!

    10

  • 8/19/2019 Tiphoid

    11/34

    Diare merupakan respon terhadap adanya bakteri dalam lumen usus yang perlu

    untuk seepatnya dikeluarkan, namun diare pada demam tifoid tidak sampai

    menyebabkan dehidrasi, pun begitu dengan konstipasi yang mungkin baru dialami

    setelah mengalami diare beberapa kali! Penderita anak" anak lebih sering

    mengalami diare daripada konstipasi de#asa sebaliknya, hal itulah yang kadang"

    kadang membuat sering miss diagnosis ketika penderita datang berobat!

    6uman yang mengalami perjalanan dalam sirkulasi (bekteremia) juga

    menimbulkan gejala pada organ etikulo 7ndotelial System salah satunya Bepar 

    dan Cien! Bepato" splenomegali terjadi akibat dari replikasi kuman dalam sel" sel

    fagosit atau sinusoid! eplikasi dalam hepar dan lien ini tentunya akan

    menyebabkan respon inflamasi lokal yang melibatkan mediator radang seperti

    InterCeukin (IC"$, IC"3), Prostaglandin (PH7") dimana menyebabkan

     permeabilitas kapiler akan meningkat sehingga terjadi oedema! Pembesaran pada

    hepar"lien ini umumnya tidak selalu nyeri tekan dan hanya berlangsung singkat

    (terutama terjadi #aktu bakteremia sekunder)! Penanda ini ukup spesifik dalam

    membantu diagnostik!

    Hangguan Sistem Saraf terjadi bila ada toksin yang menembus 2lood

    2rain 2arier, pada anak gangguan sistem saraf akibat tifoid ini lebih sering

     bersifat Sindrom Otak Organik  yang berarti kelainan eAtra ranial mengakibatkan

    gangguan kesadaran seperti Delirium, gelisah, somnolen, supor hingga koma!

    Pada anak" anak tanda" tanda ini sering munul #aktu mereka tidur dengan

    manifestasi khas “mengigau atau nglindur” yang terjadi selama periode demam

    tifoid tersebut! Hangguan otak organik ini biasanya lebih berat ditemukan pada

    demam tifoid pada keadaan lanjut yang sudah mengalami komplikasi! Pada

    keadaan ini biasanya gangguan kesadaran tidak lagi ditemukan hanya se#aktutidur saja melainkan bisa timbul se#aktu" #aktu!

    Pada ekstremitas, punggung, atau perut mungkin didapatkan floresensi

    kulit berupa ruam makulo papular kemerahan dengan ukuran $"0 mm yang mirip

    dengan ptehiae disebut dengan Roseola Rose Spot! Penyebab roseola ini karena

    emboli basil dalam kapiler kulit terkumpul di ba#ah permukaan kulit sehingga

    menyerupai bentuk bunga roseola! uam ini munul paa hari ke %"$+ dan

    11

  • 8/19/2019 Tiphoid

    12/34

     beratahn selama "* hari! 5amun menurut ID'I penyakit tropik infeksi ruam/rose

    spot ini hampir tidak pernah dilaporkan pada kasus anak di Indonesia$$!

     

    2radikardi elatif, adalah tanda lain yang mungkin ditemukan pada infeksi

    tifoid! Pada umumnya tiap kenaikan suhu $o< akan diikuti oleh peningkatan

    denyut nadi sampai $+A tiap menitnya! 5amun pada demam tifoid peningkatan

    suhu tubuh tidak diikuti oleh peningkatan denyut nadi sehingga dikatakan

    2radikardi yang relatif pada demam! 2radikardi relatif ini juga enderung jarang

    terjadi pada anak!

    Pada anak, periode inkubasi demam tifoid antara 0"+ hari dengan rata"

    rata antar $+"$ hari! Hejala klinis demam tifoid sangat bervariasi, dari gejala

    klinis ringan dan tidak memerlukan pera#atan khusus sampai dengan berat

    sehingga harus dira#at! ;ariasi gejala ini disebabkan faktor galur Salmonella,

    status nutrisi dan imunologik pejamu serta lama sakit dirumahnya!

    Semua pasien demam tifoid selalu menderita demam pada a#al penyakit!

    2anyak orangtua pasien melaporkan bah#a demam lebih tinggi saat sore hari dan

    malam hari dibandingkan dengan pagi harinya! Pada saat demam sudah tinggi,

     pada kasus demam tifoid dapat disertai gejala system saraf pusat, seperti

    kesadaran berkabut atau delirium, atau penurunan kesadaran mulai apati sampai

    koma3,%!

    12

  • 8/19/2019 Tiphoid

    13/34

    ). Diagnosis

    a. Ana*nesis

    Diagnosis ukup ditegakkan dengan gejala klinis yaitu anamnesis

    dan pemeriksaan fisik! 6arena pemeriksaan kuman melalui metode kultur 

    memerlukan #aktu yang lebih lama untuk mendapatkan hasil pasti

    Salmonella typhi!

    'namnesis yang perlu dievaluasi untuk mengarahkan keurigaan

    terhadap demam tifoid:

    $) Demam, onset (hitung lama demam dari a#al sakit sampai diba#a ke

     pusat pengobatan), tipe demam (demam terutama pada malam hari

    dan turun menjelang pagi hari), menggigil atau tidak, keringat dingin,

    sejak kapan mulai demam tinggi terus tanpa suhu turun, disertai

    kejang atau tidak 

    ) Hejala gastrointestinal, Diare (sejak kapan, frekuensi, ampas /",

    konsistensi, volume tiap diare, #arna, darah, lender), konstipasi

    (sejak kapan mulai tidak 2'2), mual atau muntah, anoreksia,

    malaise, perut kembung

    *) Hejala SSP, apakah anak sempat mengalami tidak sadarJ 'tau hanya

    sebatas ngelindur atau mengigau saja #aktu tidur!

    ) i#ayat Penyakit dahulu ditanyakan untuk menari tahu apakah

     pernah sakit seperti ini, karena demam tifoid adalah infeksi yang

    sangat mungkin menjadikan penderitanya sebagai arier atau

     pemba#a meskipun tidak menunjukkan gejala

    0) i#ayat Terapi, bila sudah mendapatkan terapi baik hanya antipiretik 

    dan atau antibiotika klinis penyakit kemungkinan sangat mungkinsudah mengalami perubahan

    3) i#ayat kehidupan sosial adalah yang tidak boleh dilupakan

    mengingat salah satu faktor resiko terjadinya penyakit adalah

    lingkungan yang padat dan sanitasi perorangan yang kurang baik!

    %) i#ayat makanan penderita perlu diari kebiasaan makan atau

    minum sembarangan atau di tempat yang kurang sehat dan mudah

    dihinggapi lalat dan vektor penyakit yang lain! i#ayat pemberian

    13

  • 8/19/2019 Tiphoid

    14/34

    'SI juga perlu diketahui karena pentingnya 'SI dalam pembentukan

    Ig' yang berperan dalam imunologi lokal dalam saluran erna! 'nak 

    yang minum susu formula sejak keil tentunya memiliki saluran

    erna yang kurang diproteksi dengan baik oleh Imunoglobulin!

    &) i#ayat Imunisasi! Selain imunisasi #ajib pemerintah juga telah

    ditemukan vaksin untuk penyakit ini! 2ila setelah diimunisasi pasien

    tetap terinfeksi Tifoid sangat mungkin titer antibodi yang dibentuk 

    oleh vaksinasi sebelumnya tidak ukup kuat untuk mengantisipasi

    infeksi berikutnya! 'tau terdapat kegagalan dalam vaksinasi yang

    dipengaruhi banyak fator $!

    +. Pe*eriksaan 3isik 

    Pemeriksaan fisik penderita sangat tergantung pada keadaan pasien

    yang bervariasi menurut sudah sampai dimana perjalanan penyakitnya!

    6eadaan Emum anak biasanya tampak lemah atau lebih re#el dari

     biasanya! Pada keadaan yang sudah terjadi komplikasi sangat mungkin

    keadaan menjadi toksik, salah satunya adalah penurunan kesadaran mulai

    dari delirium, stupor hingga koma!

    Pada pemeriksaan kepala dan leher observasi tanda" tanda dehidrasi

    yang mungkin terjadi akibat diare sebagai suatu symptom yang dapat

    terjadi pada infeksi demam tifoid! Tanda" tanda dehidrasi dapat dinilai

    dari mata o#ong dan bibir kering dengan rasa haus yang meningkat!

    Pemeriksaan intra oral evaluasi lidah apakah didapatkan Tifoid Tongue

    dengan pinggir yang hiperemi sampai tremor!

    Pemeriksaan ThoraA pada umumnya jarang didapatkan kelainan,

    keuali pada demam tifoid yang sangat berat dengan komplikasieAtraintestinal pada avum pleura yang menyebabkan pleuritis, namun

    sangat jaarang terjadi pada anak" anak!

    Pemeriksaan 'bdomen adalah yang paling penting dari

     pemeriksaan fisik pada demam tifoid! -eteorismus dapat terjadi karena

     pengaruh kuman Salmonella typhi pada intestinal atau akibat pengaruh

    diare yang diselingi konstipasi! 2ising usus biasanya meningkat baik 

     pada saat diare maupun saat konstipasi! Palpasi organ kemungkinan

    14

  • 8/19/2019 Tiphoid

    15/34

    didapatkan hepato"splenomegali ringan permukaan rata dengan nyeri

    tekan minimal!

    Pada eAtremitas, thoraA, abdomen, atau punggung biasanya

    didapatkan rose spot atau oseola, yaitu ruam makulopapular kemerahan

    dengan diameter $"0 mm! 5amun sangat jarang terjadi pada anak" anak .!

    8. Pe*eriksaan Penun7ang

      Darah 2engka/

    Pada darah lengkap infeksi bakteri akan menunjukkan

    leukositosis dengan hitung jenis yang enderung ke kiri (Diff! ount

    shift to the Ceft)! 5amun untuk tifoid leukosit enderung normal atau

     bahkan sampai leukopenia! Penyebab dari leukopenia ini belumdiketahui seara jelas, tetapi diyakini akibat replikasi kuman di dalam

    Peyer Path yang merupakan makrofag jaringan usus sehingga tidak 

    mampu dideteksi oleh polimorfonuklear leukosit granul seperti

     5etrofil stab ataupun segmen! -akrofag jaringan merupakan Cimfosit

    sehingga tidak jarang terjadi Cimfositosis relatif, karena makrofag

    meningkat sedangkan lekosit P-5 normal sampai menurun, hitung

     jenis bisa jadi Shift to ight ataupun Shift to Ceft bergantung pada

     perjalanan penyakitnya!  5amun tidak jarang ditemukan leukosit yang

    meningkat (leukositosis) bisa primer ataupun sekunder! Primer dari

     penyakit demam tifoid itu sendiri, sedangkan sekunder bisa terjadi

    akibat infeksi tumpangan!

    Pada keadaan Demam Tifoid yang sudah terjadi komplikasi

     berupa perdarahan usus sangat mungkin didapatkan anemia dengan

    tipe Bipokromik -ikrositik! Trombosit jumlahnya menurun, SH?T

    dan SHPT seringkali meningkat tetapi akan kembali ke normal setelah

    sembuh! 6enaikan SHPT dan SH?T tidak memerlukan penanganan

    khusus! Hambaran susmsum tulang menunjukan normoseluler, eritroid

    dan myeloid system normal, jumlah megakariosit dalam batas normal

    (2addam, +$)!

      47i 5ial

    15

  • 8/19/2019 Tiphoid

    16/34

    Eji #idal dilakukan untuk deteksi antibodi terhadap kuman

    Salmonella typhi! Pada uji #idal terjadi suatu reaksi aglutinasi antara

    antigen kuman Salmonella typhi  dengan antibody penderita yang

    disebut aglutinin! 'ntigen yang digunakan pada uji #idal adalah

    suspense bakteri Salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di

    laboratorium! -aksud uji #idal adalah untuk menentukan adanya

    agglutinin/antibodi dalam serum penderita  tersangka demam tifoid

    yaitu: antigen ? (dari tubuh kuman itu sendiri), antigen B (dari flagella

    kuman), antigen ;i (simpai kuman) dan antigen Paratyphi ' dan 2

    (antigen dari Salmonella Paratyphi ' dan 2)

    oEji 8idal menggunakan ara klasik dengan menggunakan tabung

    (Tube Aglutination Test ), dengan rinian sebagai berikut:

    Tabung I II III I; ;

    Carutan

    garam

    fisiologis

    (ml)

    +,. +,0 +,0 +,0 +,0

    Serum

     pasien (ml)

    +,$ +,0 +,0 +,0 +,0

    Suspensi

    antigen (ml)

    +,0 +,0 +,0 +,0 +,0

    Titer 

    antibodi

    1"1! 1"%! 1"! 1"! 1"1)!

    oDengan keterangan sebagai berikut: Tabung I K solut : +,$ ml

    serum pasien, solven: +,. larutan garam fisiologis "L +,$ dibagi +,.

    +,$ K +,$/+,$ K $/$+! Tabung II K +,0 ml ampuran larutan garam

    fisiologis dan serum pasien tabung I ($/$+) +,0 ml larutan garam

    fisiologis tabung II K $/+

    Titer $/$+ mengandung arti dalam $ ml serum terdapat $+ unit

    antibodi

  • 8/19/2019 Tiphoid

    17/34

    Titer $/$+ $/+ $/+ $/&+ $/$3+

    Deretan

    Tabung

    " " "

    o6eterangan: tanda () berarti terjadi aglutinat yaitu terjadi reaksi

    antigen antibodi dan yang digunakan adalah tabung aglutinat

    terakhir (titer $/$3+)

    oEji #idal dianggap positif apabila didapatkan titer $/++ atau

    terjadi peningkatan sebanyak A

    Dari keempat aglutinin tersebut hanya aglutinin ? dan B yang

    digunakan untuk diagnosis demam tifoid! Semakin tinggi titernya

    semakin besar kemungkinan terinfeksi kuman ini!

    Pembentukan antibodi mulai terjadi pada akhir minggu pertama

    demam atau a#al minggu kedua, kemudian meningkat seara epat dan

    menapai punak pada minggu keempat dan tetap tinggi selama

     beberapa minggu! Pada fase akut mula" mula timbul agglutinin ?,

    kemudian diikuti oleh agglutinin B! pada penderita yang sudah sembuhagglutinin ? masih tetap dijumpai setelah "3 bulan, sedangkan

    agglutinin B dapat menetap ."$ bulan! ?leh karena itu uji 8idal bukan

    untuk menentukan kesembuhan penyakit!

    'da beberapa faktor yang mempengaruhi uji 8idal yaitu:

    a) Pengobatan dini dengan antibiotik,

     b) Hangguan pembentukan antibody/immunoompromissed,

    ) Pemberian kortikosteroid,

    d) 8aktu pengambilan darah,

    e) i#ayat vaksinasi,

    f) eaksi amnestik, yaitu peningkatan titer antibodi pada non infeksi

    tifoid atau infeksi tifoid pada masa lalu,

    g) 9aktor teknik pemeriksaan antara laboratorium,akibat aglutinasi

    silang dan strain salmonella yang digunakan untuk suspense antigen!

    17

  • 8/19/2019 Tiphoid

    18/34

    Tromnositopeni juga sangat mungkin terjadi bila terjadi penekanan

    sumsum tulang akibat bakteremia kuman$.!

      0ultur

    Basil biakan darah yang positif memastikan demam tifoid,

    akan tetapi hasil negatif tidak menyingkirkan demam tifoid, karena

    mungkin disebabkan beberapa hal sebagai berikut:

    a) Telah mendapat terapi antibiotik! 2ila pasien sebelum dilakukan

    kultur darah telah mendapat antibiotik, pertumbuhan kuman dalam

    media biakan terhambat dan hasil mungkin negatif,

     b) ;olume darah yang kurang ( 0 darah)! 2ila volume darah yang

    dibiakkan terlalu sedikit hasil biakan kuman bisa negative! Darah

    yang diambil sebaiknya seara bedsaide langsung dimasukkan ke

    media air empedu (oAgall) untuk pertumbuhan kuman!

    ) i#ayat vaksinasi! ;aksinasi di masa lalu dapat menimbulkan

    antibodi dalam darah pasien! 'ntibodi in dapat menekan

     bakteremia hingga biakan darah dapat negatif,

    d) Saat pengambilan darah yang kurang tepat pada #aktu antibodi

    meningkat (minggu pertama)!

    ?leh karena itu untuk pengambilan spesimen yang akan

    dikultur sebaiknya diambil #aktu a#al minggu kedua setelah sakit

    karena sensitifitasnya ukup tinggi, dikarenakan kuman hampir pasti

    didapatkan diseluruh organ dan jaringan tubuh!

    6ultur kuman dapat diambil dari darah, urin, atau feses! 'rti

    diagnostik yang penting didapat dari gall kultur (kultur di media biakan

    garam empedu) karena kemampuan hidup bakteri salmonella sangat

    tinggi di media ini! Spesimen lain yang mengandung arti diagnostik 

     penting adalah biopsi sumsum tulang yang memiliki hasil positif 

    hampir .+4 kasus! Pada biakan feses yang perlu diari adalah  "ecal 

     Monocyte  sebagai respon dari usus yang mengalami reaksi dengan

    skuman salmonella yang bereplikasi di dalamnya! 2iakan dari feses ini

    khususnya bermanfaat bagi arier tifoid,0!

      Pe*eriksaan Serologi IgM an IgG anti Sal*onella;

    Ig- anti salmonella atau yang dikenal dengan TE27M tes

    adalah pemeriksaan diagnosti in vitro semikuantitatif yang epat dan

    18

  • 8/19/2019 Tiphoid

    19/34

    mudah untuk mendeteksi infeksi Tifoid akut! Pemeriksaan ini

    mendeteksi antibody Ig- terhadap antigen Cipo Polisakarida bakteri

    Salmonella typhi dengan sensitivitas dan spesifitas menapai L .04

    dan L .$4!

    Prinsip pemeriksaan dengan metode Inhibition -agneti

    2inding Immunoassay (I-2I)! 'ntibodi Ig- terhadap

    Cipopolisakarida bakteri dideteksi melalui kemampuannya untuk 

    menghambat reaksi antara kedua tipe partikel reagen yaitu indikator 

    mikrosfer lateA yang disensitisasi dengan antibodi monolonal anti +.

    (reagen #arna biru) dan mikrosfer magneti yang disensitisasi dengan

    CPS Salmonella typhi (reagen #arna oklat)! Setelah sedimentasi

     partikel dengan kekuatan magnetik, konsentrasi partikel indikator yang

    tersisa dalam airan menunjukkan daya inhibisi! Tingkat inhibisi yang

    dihasilkan adalah setara dengan konsentrasi Ig- Salmonella typhi

    dalam sampel! Basil dibaa seara visual dengan membandingkan

    #arna akhir reaksi terhadap skala #arna!

    'da interpretasi hasil :

    a) Skala "* adalah 5egatif 2orderline! Tidak menunjukkan infeksi

    demam tifoid! Sebaiknya dilakukan pemeriksaan ulang *"0 hari

    kemudian!

     b) Skala "0 adalah Positif! -enunjukkan infeksi demam tifoid

    ) Skala L 3 adalah positif! Indikasi kuat infeksi demam tifoid

    Penggunaan antigen +. CPS memiliki sifat" sifat sebagai

     berikut:

    a) Immunodominan yang kuat b) 2ersifat thymus independent tipe $, imunogenik pada bayi

    (antigen ;i dan B kurang imunogenik) dan merupakan mitogen

    yang sangat kuat terhadap sel 2!

    ) Dapat menstimulasi sel limfosit 2 tanpa bantuan limfosit T

    sehingga respon antibodi dapat terdeteksi lebih epat!

    19

  • 8/19/2019 Tiphoid

    20/34

    d) Cipopolisakarida dapat menimbulkan respon antibodi yang kuat

    dan epat melalui aktivasi sel 2 via reseptor sel 2 dan reseptor 

    yang lain!

    e) Spesifitas yang tinggi (.+4) dikarenakan antigen +. yang jarang

    ditemukan baik di alam maupun diantara mikroorganisme

    6elebihan pemeriksaan menggunakan Ig- anti Salmonella:

    a) -endeteksi infeksi akut Salmonella

     b) -unul pada hari ke * demam

    ) Sensifitas dan spesifitas yang tinggi terhadap kuman Salmonella

    d) Sampel darah yang diperlukan relatif sedikit

    e) Basil dapat diperoleh lebih epat

    (?nyido, +$)

      Pe*eriksaan raiologi

    2ukan merupakan pemeriksaan #ajib untuk menegakkan

    diagnosa, tapi untuk evaluasi sudah terjadi komplikasi atau belum:

    a) 9oto thoraA, apabila saat pera#atan didapatkan sesak, sangat

    mungkin terjadi infeksi sekunder berupa pneumonia

     b) 9oto Polos abdomen (2?9), bila diduga sudah terjadi

    komplikasi intestinal seperti perforasi usus! Hambaran yang

    tampak bisa distribusi udara yang tidak merata, air fluid level ,

     bayangan radiolusen di daerah hepar, tanda" tanda udara bebas

    dalam avum abdomen!

      Metoe En

  • 8/19/2019 Tiphoid

    21/34

    TyphidotN  telah dilakukan inaktivasi dari IgH total sehingga

    menghilangkan pengikatan kompetitif dan memungkinkan pengikatan

    antigen terhadap Ig- spesifik!

    Eji dot 7I' tidak mengadakan reaksi silang dengan

    salmonellosis non tifoid bila dibandingkan dengan 8idal! Dengan

    demikian bila dibandingkan dengan uji 8idal, sensitivitas uji dot 7I'

    lebih tinggi oleh karena kultur positif yang bermakna tidak selalu

    diikiuti uji 8idal positif! Dikatakan bah#a Typhidot"-N ini dapat

    menggantikan uji 8idal bila digunakan bersama dengan kultur untuk 

    mendapatkan diagnosis demam tifoid akut yang epat dan akurat!

    2eberapa keuntungan metode ini adalah memberikan

    sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi dengan keil kemungkinan

    untuk terjadinya reaksi silang dengan penyakit demam lainnya, murah

    (karena menggunakan antigen dan membrane nitroselulosa sedikit),

    tidak menggunakan alat yang khusus sehingga dapat digunakan seara

    luas di tempat yang hanya mempunyai fasilitas kesehatan sederhana

    dan belum tersedia sarana biakan kuman! 6euntungan lain adalah

    antigen pada membrane lempengan nitroselulosa yang belum ditandai

    dan diblok dapat tetap stabil selama 3 bulan bila disimpan pada suhu

    +< dan bila hasil didapatkan dalam #aktu * jam setelah penerimaan

    serum pasien%!

      Metoe Enzyme linked Immunosorbent Assay E2ISA;,

    Eji  #n$yme linked %mmunosor&ent Assay  (7CIS') dipakai

    untuk melaak antibody IgH, Ig-, dan Ig' terhadap antigen CPS +.,

    antibody IgH terhadap antigen flagella d (Bd) dan antibody terhadap

    antigen ;i Salmonella typhi! Eji 7CIS' yang sering dipakai untuk 

    mendeteksi adanya antigen Salmonella Typhi dalam speimen klinis

    adalah double antibody sand#ith 7CIS'! Pemeriksaan terhadap

    antigen ;i urine masih memerlukan penelitian lebih lanjut akan tetapi

    tampaknya ukup menjanjikan terutama bila dilakukan pada minggu

     pertama sesudah panas timbul, namun perlu diperhitungkan adanya

    nilai positif juga pada kasus dengan 2ruellosis!

    >. Diagnosa #aning

    21

  • 8/19/2019 Tiphoid

    22/34

    Pada stadium dini demam tifoid, beberapa penyakit kadang" kadang seara

    klinis dapat menjadi diagnosis banding dari demam tifoid diantaranya

    influenFa/ommon old, gastroenteritis akut, bronhitis atau bronkopneumonia

     bila didapatkan tanda" tanda sesak, batuk dan demam! Pada demam tifoid yang

     berat sepsis, leukemia, limfoma dan penyakit Bodgkin dapat sebagai diagnosis

     banding*!

    . Penatalaksanaan

    Prinsip utama dalam pengobatan demam tifoid adalah Istirahat dan

     pera#atan, diet dan terapi penunjang (simtomatik dan suportif), serta pemberian

    antibiotika! Pada kasus tifoid yang berat hasus dira#at di rumah sakit agar 

     pemenuhan airan, eletrolit, serta nutrisi disamping observasi kemungkinan

     penyulit!

    Istirahat dan pera#atan bertujuan untuk menghentikan dan menegah

     penyebaran kuman! 'nak yang menderita demam tifoid sebaiknya tirah baring/

     Bed rest   total dengan pera#atan sepenuhnya di tempat seperti makan, minum,

    mandi, buang air keil, dan buang besar akan membantu dan memperepat masa

     penyembuhan! Dalam pera#atan perlu sekali dijaga kebersihan tempat tidur *+

    !

    a) Pakaian dan perlengkapan yang dipakai

    Posisi anak juga perlu dia#asi untuk menegah dekubitus dan pneumonia

    ortostatik serta hygiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga!

     b) Diet dan Terapi Penunjang (simtomatik dan suportif)

    2ertujuan untuk mengembalikan rasa nyaman dan kesehatan pasien seara

    optimal! Diet merupakan hal yang ukup penting dalam proses

     penyembuhan penyakit demam tifoid terutama sekali pada anak" anak,karena makanan yang kurang akan menurunkan keadaan umum dan giFi

     penderita akan semakin turun serta proses penyembuhan yang akan menjadi

    lama!

    Pemberian diet penderita demam tifoid a#alnya diberi bubur saring,

    kemudian ditingkatkan menjadi bubur kasar dan akhirnya diberikan

    nasi,yang mana perubahan diet tersebut disesuaikan dengan tingkat

    kesembuhan pasien! Pemberian bubur saring tersebut ditujukan untuk 

    22

  • 8/19/2019 Tiphoid

    23/34

    menghindari komplikasi perdarahan saluran erna atau perforasi usus! Bal

    ini disebabkan karena usus harus diistirahatkan! Pemberian makanan padat

    dini terutama tinggi serat seperti sayur dan daging dapat meningkatkan kerja

    dan peristalti usus sedangkan keadaan usus sedang kurang baik karena

    infeksi mukosa dan epitel oleh kuman Salmonella typhi! Pemberian

    makanan tinggi kalori dan tinggi protein (T6TP) rendah serat adalah yang

     paling membantu dalam memenuhi nutrisi penderita namun tidak 

    memperburuk kondisi usus!

    ) Terapi penunjang/suportif lain yang dapat diberikan tergantung gejala yang

    munul pada anak yang sakit tersebut

    Pemberian infus pada anak" anak penting tapi tidak mutlak, mengingatresiko untuk terjadinya phlebitis ukup tinggi! ?leh karena itu pemberian

    infuse sebaiknya diberikan bagi anak yang sakit dengan intake per?ral yang

    kurang! 1enis infus yang diberikan tergantung usia: * bln"* tahun D0 O

     5ormal saline, L * tahun D0 5ormal saline! 1umlah pemberian infus

    disesuaikan dengan kebutuhan kalori pada anak! 6ebutuhan kalori anak pada

    infus setara dengan kebutuhan airan rumatannya!

    Panas yang merupakan gejala utama pada tifoid dapat diberi antipiretik! 2ila

    mungkin peroral sebaiknya diberikan yang paling aman dalam hal ini adalah

    Paraetamol dengan dosis $+ mg/kg/kali minum, sedapat mungkin untuk 

    menghindari aspirin dan turunannya karena mempunyai efek mengiritasi

    saluran erna dengan keadaan saluran erna yang masih rentan kemungkinan

    untuk diperberat keadaannya sangatlah mungkin! 2ila tidak mampu intake

     peroral dapat diberikan via parenteral, obat yang masih dianjurkan adalah

    yang mengandung -ethamiFole 5a yaitu antrain atau 5ovalgin.!

    d) Anti+iotika

     

  • 8/19/2019 Tiphoid

    24/34

    karena hidrolisis ester ini tidak dapat diramalkan dan tempat suntikan

    terasa nyeri! Pada kasus malnutrisi atau didapatkan infeksi sekunder 

     pengobatan diperpanjang sampai $ hari! 6elemahan dari antibiotik 

     jenis ini adalah mudahnya terjadi relaps atau kambuh, dan arier!

     

  • 8/19/2019 Tiphoid

    25/34

    Pada demam tifoid berat kasus berat seperti delirium, stupor, koma sampai

    syok dapat diberikan kortikosteroid I; (deAametasone) * mg/kg dalam *+

    menit untuk dosis a#al, dilanjutkan $ mg/kg tiap 3 jam sampai & jam!

    Entuk demam tifoid dengan penyulit perdarahan usus kadang" kadang

    diperlukan tranfusi darah! Sedangkan yang sudah terjadi perforasi harus

    segera dilakukan laparotomi disertai penambahan antibiotika

    metronidaFole$!

    9. Pen8egahan

    Penegahan demam tifoid sangatlah penting, selain utntuk meningkatkan

    kualitas kesehatan masyarakat penegahan juga berperan dalam mengurangi

     penderita arier sehingga resiko penularannya akan berkurang! ang terpenting

    adalah hygiene pribadi dengan menjaga kebersihan dan kualitas makanan yang

    dikonsumsi! -aam" maam penegahan untuk demam tifoid antara lain:

    a! Preventif dan ontrol penularan

    -erupakan tindakan penegahan penularan dan peledakan 6asus Cuar 

    2iasa (6C2) demam tifoid! -enakup kuman Salmonella typhi, faktor 

     pejamu, serta faktor lingkungan! Seara garis besar ada * strategi pokok 

    untuk memutuskan tranmisi tifoid:

    $) Identifikasi dan eradikasi Salmonella typhi pada pasien Tifoid

    'simtomatik, arier, dan akut!

  • 8/19/2019 Tiphoid

    26/34

    kekebalannya terbatas, disamping efek samping lokal pada tempat

    suntikan yang ukup sering! ;aksin yang berisi kuman Salmonella typhi

    hidup yang dilemahkan disebut : Ty$a (vivotif 2erna) pemberiannya

    seara ?ral belum beredar di Indonesia, parenteral: ;i

  • 8/19/2019 Tiphoid

    27/34

    Seara garis besar terdapat maam komplikasi yaitu komplikasi

    intestinal dan komplikasi ekstra intestinal!

    a! 6omplikasi intestinal menakup perdarahan intestinal dan perforasi usus!

    Pada perdarahan intestinal dia#ali dari Peyer Path yang

    mengalami infeksi terutama pada ileum terminal dapat terbentuk 

    tukak/luka yang berbentuk lonjong dan memanjang terhadap sumbu usus!

    2ila luka menembus lumen usus dan mengenai pembuluh darah maka

    akan terjadi perdarahan! Selanjutnya bila tukak menembus dinding usus

    maka perforasi dapat terjadi! Selain karena faktor luka, perdarahan juga

    dapat terjadi gangguan koagulasi darah atau gabungan keduanya! Sekitar 

    04 penderita demam tifoid dapat mengalami perdarahan minor dan tidak memerlukan tranfusi darah! Perdarahan yang hebat dapat terjadi hingga

     penderita dapat mengalami syok hipovilemik! Seara klinis perdarahan

    akut darurat bedah ditegakkan bila terdapat perdarahan sebanyak 0

    ml/kg/jam dengan fator hemostasis yang masih dalam batas normal!

    Perforasi Esus terjadi sekitar *4 penderita yang dira#at! 2iasanya

    timbul pada minggu ketiga namun dapat pula terjadi pada minggu

     pertama! Selain gejala umum demam tifoid yang biasa terjadi, penderita

    demam tifoid dengan perforasi usus akan mengeluh nyeri perut yang hebat

    terutama di daerah kuadran kanan ba#ah lalu menyebar ke seluruh lapang

     perut dan disertai tanda" tanda ileus! 2ising usus melemah, pekak hapar 

     juga menghilang yang menandakan adanya udara bebas dalam avum

    abdomen! Entuk lebih menguatkan kea rah perforasi usus dapat dilakukan

     pemeriksaan foto polos abdomen 'P dan lateral dimana akan didapatka

    gambaran air fluid level dan &ayangan radiolusen pada hepar! 

    2ila sudah terjadi perforasi maka harus segera diberikan antibiotik 

    spetrum luas untuk infeksi kuman Salmonella typhi dengan kombinasi

  • 8/19/2019 Tiphoid

    28/34

     b! 6omplikasi eAtraintestinal yang paling sering terjadi pada anak"anak 

    adalah manifestasi neuropsikiatrik yang mana sering terjadi delirium dan

    atau Sindroma ?tak ?rganik yang lain! Bal ini sering juga disebut sebagai

    tifoid toAi atau tofoid ensefalopati! Pengobatannya ditambah dengan

    6ortikosteroid (deAamethasone) *A0 mg%,*!

    11. Prognosis

    Prognosis pasien demam tifoid tergantung ketepatan terapi, usia, keadaan

    kesehatan sebelumnya dan ada tidaknya komplikasi! Di 5egara maju, dengan

    terapi antibioti yang adekuat, angka mortalitas $4! Di 5egara berkembang,

    angka mortalitasnya L $+4, biasanya karena keterlambatan diagnosis, pera#atan

    dan pengobatan! -unulnya komplikasi seperti perforasi gastrointestinal atau

     perdarahan hebat, meningitis, endokarditis, dan pneumonia dapat mengakibatkan

    morbiditas dan mortalitas yang tinggi!

    elaps atau kambuh dapat timbuh beberapa kali! Individu yang

    mengeluarkan Salmonella typhi lebih dari * bulan setelah infeksi umumnya

    menjadi arier yang kronis! esiko menjadi arier pada anak" anak rendah dan

    meningkat sesuai usia!

  • 8/19/2019 Tiphoid

    29/34

    #A# III

    0ESIMP42A

    Demam tifoid pada anak disebabkan oleh bakteri gram negatif Salmonella

    typhi yang ditularkan melalui jalur feal"oral yang mana pada nantinya akan

    masuk ke saluran erna dan melakukan replikasi dapal ileum terminal!

    1umlah minimal kuman yang masuk saluran erna minimal berjumlah $+ 0

    dimana kuman ini akan masuk ke lamina propria usus kemudian difagosit oleh

    makrofag jaringan yang mana kuman akan melakukan replikasi di dalam

    makrofag itu sendiri dan diba#a ke Peyer Path lalu mengalami bakteremia

     primer dan sekunder mele#ati organ" organ etikulo 7ndotelial Sistem

    diantaranya Bepar dan Cien! 2aketermia ini sendiri akan memberikan gejala

    seperti hepatosplenomegali karena proses inflamasi lokal organ! Calu akan

    kembali lagi ke dalam usus tempat masuknya kuman pertama kali!

    Demam tifoid pada anak memiliki gejala yang ukup spesifik berupa

    demam, gangguan gastro intestinal, dan gangguan saraf pusat! Demam yang

    terjadi lebih dari % hari terutama pada sore menjelang malam dan turun pada pagi

    hari! Hejala gastro intestinal bisa terjadi diare yang diselingi konstipasi! Pada

    avum oris bisa didapatkan Tifoid Tongue yaitu lidah kotor dengan tepi hiperemi

    yang mungkin disertai tremor! Hangguan Susunan Saraf Pusat berupa Sindroma

    ?tak ?rganik, biasanya anak sering ngelindur #aktu tidur! Dalam keadaan yang

     berat dapat terjadi penurunan kesadaran seperti delirium, supor sampai koma!

    Diagnosis ukup ditegakkan seara klinis! Pemeriksaan penunjang yang

    dapat menunjang infeksi Demam Tifoid ini adalah Darah Cengkap, Eji 8idal,

    atau pemeriksaan serologi khusus yaitu Ig- dan IgH antiSalmonella!

    Penatalaksanaan penyakit ini meliputi * pokok utama yaitu: istirahat

    dengan tirah baring yang ukup, Diet Tinggi 6alori Tinggi Protein endah Serat,

    dan 'ntibiotika yang memiliki efektivitas yang ukup tinggi terhadap kuman

    Salmonella typhi!

    6omplikasi terdiri dari Intraintestinal dan ekstraintestinal! 6omplikasi

    intraintestinal berupa perdarahan sampai perforasi usus! Sedangkan komplikasi

    29

  • 8/19/2019 Tiphoid

    30/34

    ekstraintestinal yang tersering didapatkan gangguan neuropsikiatrik selain

    gangguan hematologi!

    Penegahan demam tifoid terutama menjaga sanitasi atau hygiene pribadi

    atau lingkungan, mengurangi makanan yang memiliki resiko tertular penyakit ini,

    serta dengan vaksinasi (Ty$a dan ;i

  • 8/19/2019 Tiphoid

    31/34

    DA3TA, P4STA0A

    $! 'nagha 6 , Deepika 2 , Shahriar , et al! (+$)! The #asy and #arly

     'iagnosis of Typhoid "ever ! 1ournal of

  • 8/19/2019 Tiphoid

    32/34

    $+! Busain -, 6han 5, ehmani 2, et al! (+$$)! Omental 5atch Techni8ue for 

    the %leal 5erforation Secondary to Typhoid "ever ! Saudi 1 Hastroenterol $%

    (*): +&"$$!

    $$! Bussain -2, Bannan ', 'khtar 5, et al! (+$0)!  #valuation of the

     Anti&acterial Activity of Selected 5akistani 6oneys Against Multi-'rug 

     Resistant Salmonella Typhi! 2-<

  • 8/19/2019 Tiphoid

    33/34

    $.! -ohamed B, Bifna#y T, et al! (+$$)! +eftria)one *ersus +hloramphenicol 

     for Treatment of Acute Typhoid "ever ! 7gypt: Cife Siene 1ournal &()!

    +! -uniraj 6, Padhi S, Phansalkar -, et al! (+$0)! Bone Marro7 (ranuloma inTyphoid "ever: A Morphological Approach and .iterature Revie7!

  • 8/19/2019 Tiphoid

    34/34

    .! Shreiber 9, 6ay S, 9rankel H, et al! (+$0)! The 6d/ 6C/ And 6$== "lagella

    *ariants of Salmonella #nterica Serovar Typhi Modify 6ost Responses and 

    +ellular %nteractions! Si ep 0: %.%!

    *+! Sharma , 'rya ;, 1ain S, et al! (+$)!  'engue and Typhoid +o-infection 

    Study from a (overnment 6ospital in 4orth 'elhi! 1