Upload
truongcong
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TINJAUAN TERHADAP USAHA MEMAKSIMALKAN
PELAYANAN AIR BERSIH KEPADA MASYARAKAT
DI KECAMATAN KARTASURA
KABUPATEN SUKOHARJO
The Observation of The Effort to Maximaze clean water’s services for Public
in District of Kartasura, Sukoharjo Regency
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun oleh:
RADI IMAN DAMALIK
NIM. I 0105110
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
LEMBAR PERSETUJUAN
TINJAUAN TERHADAP USAHA MEMAKSIMALKAN PELAYANAN AIR BERSIH KEPADA MASYARAKAT
DI KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO
The Observation of The Effort to Maximaze clean water’s services for Public
in District of Kartasura, Sukoharjo Regency
Disusun oleh:
RADI IMAN DAMALIK
NIM. I 0105110
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pendadaran
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Persetujuan dosen Pembimbing
Dosen Pembimbing I
Ir. Koosdaryani, MT NIP. 19541127 198601 2 001
Dosen Pembimbing II
Ir. Siti Qomariyah, MSc NIP. 195806151985012001
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
TINJAUAN TERHADAP USAHA MEMAKSIMALKAN PELAYANAN AIR BERSIH KEPADA MASYARAKAT
DI KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO
The Observation of The Effort to Maximaze clean water’s services for Public
in District of Kartasura, Sukoharjo Regency
Disusun oleh:
RADI IMAN DAMALIK
NIM. I 0105110
Telah dipertahankan dihadapan Tim Pengujin Pendadaran Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret pada hari Selasa, 2 Februari 2010 :
1. Ir.Koosdaryani, MT …………………………. NIP. 19541127 198601 2 001
2. Ir. Siti Qomariyah, MSc …………………………... NIP. 19580615198501 2 001
3. Ir. Budi Utomo, MT …………………………... NIP. 19600629 198702 1 002
4. Ir. Adi Yusuf Muttaqien, MT. …………………………... NIP. 19581127 198803 1 001
Mengetahui, a.n. Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Pembantu Dekan I
Ir. Noegroho Djarwanti, MT. NIP. 19561112 198403 2 007
Disahkan, Ketua Jurusan Teknik Sipil Ir. Bambang Santosa, MT. NIP. 19590823 198601 1 001
ABSTRAK
Radi Iman Damalik, 2009, Tinjauan Terhadap Usaha Memaksimalkan Pelayanan Air Bersih Kepada masyarakat Di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo, Skripsi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Skripsi ini dilatar belakangi atas beberapa hal. Hal tersebut yaitu masih sedikitnya jumlah konsumen aktif PDAM dibandingkan dengan kapasitas produksi air PDAM Kabupatan Sukoharjo sehingga perlu dilakukan peningkatan cakupan pelayanan air bersih kepada konsumen. Strategi peningkatan cakupan pelayanan PDAM Kartasura tahun 2009-2012 yaitu pembangunan dan pengembangan sistem penyediaan air bersih di Baki. Tujuan skripsi dibuat untuk mengetahui kapasitas produksi air bersih yang dimiliki PDAM, mengetahui pemborosan sistem kapasitas produksi PDAM, mengetahui cakupan pelayanan air bersih yang dicapai oleh PDAM, mengetahui tingkat kencenderungan (trend) antara volume produksi dengan volume air yang terlayani, mengetahui tingkat kemauan masyarakat untuk berlangganan air PDAM. Metodologi yang digunakan adalah metode analisis SWOT perusahaan. Metode ini dipergunakan untuk mencari permasalahan dan penyelesaian masalah pelayanan yang terjadi di PDAM Kartasura. Dari hasil pengolahan data-data internal dan eksternal PDAM Kartasura menunjukkan keadaan cakupan pelayanan PDAM Kartasura mencapai 12,88% di bulan April 2009. Pada bulan April 2009 kehilangan air yang tidak dipertanggungjawabkan sebesar 18,15%. Dari analisis SWOT menunjukkan keberadaan strategi PDAM mengalami penciutan, artinya perusahaan dapat melakukan efisiensi di semua lini serta berusaha mendapatkan dana tambahan dari investor. Strategi PDAM Kartasura meningkatkan cakupan pelayanan dengan membangun dan mengembangkan sistem penyediaan air di Baki merupakan tindakan realitis dan bijak. Kesimpulan skripsi ini yaitu usaha memaksimalkan pelayanan menerapkan 4 tindakan. Tindakan tersebut adalah sosialisasi keunggulan dan promosi manfaat air bersih PDAM Kartasura, meningkatkan efisiensi kapasitas produksi, memelihara kualitas serta mutu pelayanan,dan meningkatkan efisiensi distribusi. Kata Kunci : Cakupan Pelayanan PDAM Kartasura, Metode SWOT Strategi
PDAM, Minat Masyarakat Kartasura Berlangganan Air Bersih.
ABSTRACT Radi Iman Damalik, 2009, The Observation of The Effort to Maximaze clean water’s services for Public in District of Kartasura, Sukoharjo Regency. This minithesis has a lot of background. There are the small number of active customers compared to PDAM water production capacity of Sukoharjo Regency taps so necessary to improve the coverage of clean water services to consumers. Strategies increase Kartasura PDAM service coverage in 2009-2012 is the establishment and development of clean water supply systems in Baki. Theses goals are made to determine water production capacity owned by PDAM, knowing the system of waste production capacity taps, find clean water service coverage is achieved by PDAM Kartasura, knowing trend between the production volume with the volume of water is served, knowing the level of public willingness to subscribe to PDAM water. The methodology used is the method of SWOT analysis company. This method is used to find the problem and solving problems that occur in service PDAM Kartasura From the results of data processing internal and external taps showed Kartasura state Kartasura PDAM service coverage reached 12.88% in April 2009. In April 2009 a loss of water not accounted for 18.15%. From the SWOT analysis showed the presence of taps experienced downsizing strategy, which means that companies can make efficiency in all lines and trying to get additional funds from investors. Water Strategy Kartasura improve service coverage by building and developing water supply systems in Baki is realistic and wise action The conclusion of this minithesis is to maximize efforts to apply the service 4 action. These measures are the benefits of socialization and the promotion of the benefits of clean water taps Kartasura, improve efficiency of production capacity, maintain quality and services quality, and improve distribution efficiency. Keyword : PDAM of Kartasura’s Service Coverage, Metode SWOT strategy PDAM, Interest of public in Kartasura to used clean water of PDAM Kartasura.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Air merupakan kebutuhan yang mutlak harus terpenuhi dalam kehidupan manusia.
Manusia membutuhkan air bersih untuk memasak, mencuci, dan mandi.
Kebutuhan air bersih kenyataannya tidak dapat disubstitusikan dengan benda lain.
Standar air bersih adalah air untuk keperluan sehari-hari yang mutunya memenuhi
syarat kesehatan dan dapat diminum apabila dimasak. Air bersih merupakan air
yang sudah siap dikonsumsi oleh masyarakat luas dan tidak mempunyai dampak
negatif bagi kesehatan masyarakat. Sumber air bersih pada dasarnya diperoleh
dari air permukaan (sungai, danau, mata air) dan air tanah (sumur dangkal, sumur
dalam).
Penyediaan air bersih mutlak diperlukan terutama untuk keperluan air minum.
Penyediaan air bersih yang dilakukan oleh PDAM Kabupaten Sukoharjo
Kecamatan Kartasura masih belum maksimal. Hal ini dikarenakan masih
sedikitnya jumlah konsumen aktif PDAM dibandingkan dengan kapasitas
produksi air PDAM Kabupatan Sukoharjo sehingga perlu dilakukan peningkatan
cakupan pelayanan air bersih kepada konsumen. Strategi peningkatan cakupan
pelayanan PDAM Kartasura tahun 2009-2012 yaitu pembangunan dan
pengembangan sistem penyediaan air bersih di Baki.
Bertitik tolak dari hal tersebut di atas mendorong penulis untuk mengadakan
tinjauan terhadap usaha memaksimalkan pelayanan air bersih kepada masyarakat
di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Pelayanan air bersih PDAM
Sukoharjo yaitu upaya mendistribusikan air bersih kepada pelanggan aktif PDAM
dan melayani pelanggan aktif PDAM agar puas akan hasil dan proses pelayanan
PDAM Sukoharjo. Berawal dari hal itu maka tugas akhir ini mengambil judul :
“Tinjauan terhadap usaha memaksimalkan pelayanan air bersih kepada
masyarakat di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Berapa kapasitas produksi air bersih PDAM yang terpasang dan kapasitas
produksi air bersih PDAM yang terealisasikan ?
2. Berapa pemborosan sistem kapasitas produksi?
3. Berapa cakupan pelayanan yang dicapai oleh PDAM?
4. Bagaimana tingkat kencenderungan (trend) antara volume produksi dengan
volume air ke pelanggan (realisasi produksi dikurangi kebocoran)?
5. Bagaimana tingkat kemauan masyarakat untuk berlangganan air bersih PDAM
Kartasura ?
6. Usaha yang akan dilakukan PDAM Kartasura untuk memaksimalkan pelayanan
air bersih di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo ?
1.3. Batasan Masalah
Agar diperoleh hasil sesuai tujuan penelitian, tinjauan dibatasi pada :
1. Lokasi studi yang diambil adalah wilayah cakupan pelayanan PDAM
Kartasura.
2. Jangka waktu studi adalah mulai bulan Januari 2008 sampai bulan Mei 2009.
3. Keuangan PDAM Kartasura tidak ditinjau.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui kapasitas produksi air bersih yang dimiliki PDAM.
2. Mengetahui pemborosan sistem kapasitas produksi PDAM.
3. Mengetahui cakupan pelayanan air bersih yang dicapai oleh PDAM.
4. Mengetahui tingkat kencenderungan (trend) antara volume produksi dengan
volume air yang digunakan pelanggan (realisasi produksi dikurangi dengan
kebocoran).
5. Mengetahui tingkat kemauan masyarakat untuk berlangganan air PDAM.
6. Mengetahui usaha yang dapat dilakukan PDAM Kartasura untuk
memaksimalkan pelayanan air bersih kepada masyarakat di Kecamatan
Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini bagi PDAM Kartasura dan masyarakat adalah
memberikan pengetahuan berupa besar kapasitas produksi air bersih yang dimiliki
PDAM, nilai pemborosan sistem kapasitas produksi, nilai cakupan pelayanan,
tingkat kencenderungan (trend) antara volume produksi dengan volume air ke
pelanggan (realisasi produksi dikurang kebocoran), tingkat kemauan masyarakat
untuk berlangganan air,dan usaha yang dapat dilakukan PDAM Kartasura untuk
memaksimalkan pelayanan air bersih kepada masyarakat di Kecamatan Kartasura
Kabupaten Sukoharjo.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
Air murni adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau, yang terdiri
dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimiawi H2O. Karena air merupakan
suatu larutan yang hampir-hampir bersifat universal, maka zat-zat yang paling
alamiah maupun buatan manusia hingga tingkat tertentu terlarut di dalamnya.
Dengan demikian air tersebut mengandung zat-zat terlarut dan juga akibat daur
hidrologi air juga mengandung berbagai zat lainnya termasuk gas.
Ciri-ciri fisik yang utama dari air adalah bahan padat keseluruhan yang terapung
dan yang terlarut, kekeruhan, warna, rasa, bau, dan suhu. Bahan padat keseluruhan
keseluruhan ditetapkan dengan menguapkan suatu contoh air dan menimbang
sisanya yang telah kering. Kekeruhan mengurangi kejernihan air dan diakibatkan
oleh pencemar-pencemar yang terbagi halus. Kekeruhan biasanya disebabkan oleh
lempung, lanau, partikel-partikel tanah dan pencemar koloid lainnya. (Djoko
Sasongko, 1996)
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam
penularan penyakit. Melalui penyediaan air bersih dan sebagai pemenuhan
kebutuhan sehari-hari, masyarakat melakukan suatu usaha dengan swadaya dana
masyarakat sendiri yaitu dengan membuat sumur artesis atau sumur dalam.
Kemampuan penyediaan air bersih untuk kehidupan sehari-hari bagi manusia
adalah hal yang sangat penting. Air, tanah dan manusia adalah hal yang tidak
dapat dipisahkan (Rismunandar, 2001).
Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air di Indonesia meliputi
kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat
dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Kegiatan
industri, domestik dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air,
antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan
gangguan, kerusakan dan berbahaya bagi semua makhluk hidup yang tergantung
pada sumber daya air (Hefni Effendi, 2003)
Berdasarkan observasi dan wawancara pada masyarakat pemakai air sumur di
daerah Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo, air tersebut mengalami
perubahan kualitas, baik perubahan fisik maupun perubahan biologis. Persepsi
masyarakat tentang air sumur, bila dipakai dapat merugikan dan berbahaya
khususnya bagi kesehatan. Air sumur tersebut jika digunakan, maka berdampak
negatif dan merugikan khususnya kesehatan pemakai, pada masyarakat di daerah
Kecamatan Kartasura. Selain itu air sumur tersebut berbau dan berwarna coklat,
air sumur hanya digunakan untuk keperluan mandi dan berdampak kecil yaitu
kepekatan pada kulit badan setelah kering. Apabila digunakan untuk mencuci
pakaian dan apabila pakaian itu berwarna putih, maka setelah dicuci dan setelah
kering akan mengalami perubahan warna yaitu akan berwarna kecoklat-coklatan.
Melihat masalah tersebut, maka masyarakat mempunyai persepsi bahwa kualitas
air sumur tersebut mengalami perubahan atau tercemar dan tercemarnya air
tersebut belum diketahui penyebabnya, sehingga masyarakat masih banyak yang
menggunakan air sumur tersebut untuk kebutuhan sehari-hari dan belum beralih
dengan menggunakan air PDAM.
2.2. Dasar Teori
2.2.1 Pengertian Pelayanan
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi
lansung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan
menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia
dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain. Sedangkan
melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan
seseorang Kep. MenPan No. 81/93 menyatakan bahwa pelayanan umum adalah
segala bentuk pelayanan yang diberikan oleh pemerintah pusat/daerah,
BUMN/BUMD, dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat, dan atau
peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
Kata berkualitas memiliki banyak definisi yang berbeda dan bervariasi mulai dari
yang konvensional hingga yang lebih strategis. Definisi konvensional dari kualitas
biasanya menggambarkan karakteristik suatu produk seperti : kinerja
(performance), keandalan (reliability), mudah dalam penggunaan (easy for use),
estetika (esthetics), dan sebagainya.
Berdasarkan pengertian kualitas, baik yang konvensional maupun yang lebih
strategis oleh Gaspersz (1997) dinyatakan bahwa pada dasarnya kualitas mengacu
kepada pengertian pokok yaitu kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan
produk, baik keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan dan
dengan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan produk. Kualitas terdiri
dari segala sesuatu yang bebas dari kekuarangan atau kerusakan.
Parasuraman et,al(1985) menyatakan ada dua faktor utama yang mempengaruhi
kualitas jasa, yaitu expective service (pelayanan yang diharapkan) dan perceived
service (pelayanan yang diterima). Karena kualitas pelayanan berpusat pada upaya
pemenuhan dari keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaian untuk
mengimbangi harapan pelanggan, untuk itu maka, Zeitaml (1996:177)
mendefinisikan bahwa pelayanan adalah penyampaian secara excellent atau
superior dibandingkan dengan harapan konsumen.
Dalam perkembangan selanjutnya, Parasuraman dkk (dalam Zeithamil dan Bitner,
1996:118) mengatakan bahwa konsumen dalam melakukan penilaian terhadap
kualitas jasa ada lima dimensi yang perlu diperhatikan:
(1) Tangible, yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan saranan
komunikasi
(2) Emphaty, yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan pelanggan.
(3) Responsiveness, yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan
dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
(4) Reliability, yaitu kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan
segera, akurat, kehandalan dan memuaskan.
(5) Assurance, yaitu mencangkup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat
yang dipercaya yang dimilliki oleh para staf (bebas dari bahaya, resiko dan
keragu-raguan).
Tjiptono (1991:61) menyimpulkan bahwa citra kualitas layan yang baik bukanlah
berdasarkan sudut pandang/persepsi penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut
pandang/persepsi konsumen. Hal ini disebabkan karena konsumenlah yang
mengkonsumsi serta yang menikmati jasa layanan, sehingga merekalah yang
seharusnya menentukan kualitas jasa. Persepsi konsumen terhadap kualitas jasa
merupakan penilaian yang menyeluruh terhadap keunggulan suatu jasa layanan.
Bagi pelanggan kualitas pelayanan adalah menyesuaikan diri dengan spesifikasi
yang dituntut pelanggan. Pelanggan memutuskan bagaimana kualitas yang
dimaksud dan apa yang dianggap penting. Pelanggan mempertimbangkan suatu
kualitas pelayanan. Untuk itu, kualitas dapat dideteksi pada persoalan bentuk,
sehingga dapat ditemukan:
1. Kualitas pelayanan merupakan bentuk dari sebuah janji.
2. Kualitas adalah tercapainya sebuah harapan dan kenyataan sesuai komitmen
yang telah ditetapkan sebelumnya.
3. Kualitas dan integritas merupakan sesuatu yang tak terpisahkan.
Ketika pelanggan mempunyai suatu urusan/keperluan pada sebuah organisasi,
baik organisasi pemerintahan maupun swasta, ia akan merasa senang atau tidak
senang saat dilayani oleh petugas. Jika pelanggan merasa senang dilayani oleh
petugas tersebut, maka pelayanan petugas sangat memuaskan atau pelayanan
petugas berkualitas. Sebaiknya, ketika pelanggan merasa dirugikan aparat
akibatnya pelayanan berbelit-belit, tidak terbuka/transparan tentang apa yang
diinginkan oleh aparat itu, maka dapat dikatakan pelayanannya tidak berkualitas.
Suatu pertanyaan yang perlu mendapatkan jawaban ialah mengapa pelanggan
tidak mendapatkan pelayanan seperti yang diharapkan? Apakah semua
persyaratan yang diperlukan telah dilengkapi? Jika semua peryaratan telah
dilengkapi tetapi pelanggan tidak mendapatkan pelayanan yang memuaskan, maka
dapat disimpulkan bahwa mungkin terdapat sesuatu yang belum terbaca/atau
belum dapat dalam suatu memorandum of understanding antara pelayan di suatu
pihak dan pelanggan yang sedang dalam proses pelayanan di lain pihak. Untuk
mendapatkan jawaban kepastian kualitas pelayanan, diperlukan kesepahaman
tentang aturan pelayanan yang diberikan, baik dari sisi aparatur pelayanan
maupun pelanggan.
Gasperdz (1997) menyatakan bahwa kualitas adalah segala sesuatu yang mampu
memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers).
Sedangkan, kualitas seperti dijelaskan dalam Kamus Bahasa Indonesia diartikan
sebagai tingkah baik buruknya suatu atau pribadi yang baik dalam bentuk tingkah
laku seseorang yang baik yang dapat dijadikan teladan dalam hidup
bermasyarakat dan bernegara.
Kualitas juga dapat diartikan sebagai kesesuaian dengan persyaratan, kesuaian
dengan pihak pemakai atau bebas dari kerusakan/cacat. Untuk itu kualitas
pelayanan adalah kegiatan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan sesuai
dengan prinsip: lebih mudah, lebih baik, cepat, tepat, akurat, ramah, sesuai dengan
harapan pelanggan.
Kualitas pelayanan juga dapat diartikan sebagai kegiatan pelayanan yang
diberikan kepada seseorang atau orang lain, organisasi pemerintah/swasta (sosial,
politik, LSM, dll) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kualitas pelayanan sektor publik adalah pelayanan yang memuaskan masyarakat
sesuai dengan standar pelayanan dan azas-azas pelayanan publik/pelanggan.
Kualitas pelayanan adalah pelayanan yang diberikan kepada pelanggan sesuai
dengan standar pelayanan yang telah dibakukan sebagai pedoman dalam
pemberian layanan. Standar pelayanan adalah ukuran yang telah ditentukan
sebagai suatu pembakuan pelayanan yang baik.
W. Edwards Deming seperti dikutip Gasperzs (1997), berpendapat bahwa untuk
membangun sistem kualitas modern diperlukan transportasi manajemen menuju
kondisi perbaikan secara terus menerus (continuous improvement). Transformasi
manajemen ini kemudian diringkas ke dalam 14 butir:
- Ciptakan tujuan yang mantap ke arah perbaikan barang maupun produk dan jasa
dengan tujuan agar menjadi lebih kompetitif dan tetap dalam bisnis serta
memberikan lapangan kerja.
- Adopsikan cara berfikir (filosofi) yang baru. Kita berada dalam era ekonomi
yang baru. Karena itu diperlukan transformasi manajemen untuk menghadapi
tantangan dalam memenuhi tanggung jawab serta melakukan kepemimpinan
untuk perubahan.
- Hentikan ketergantungan pada inspeksi massal untuk memperoleh kualitas.
Hilangkan kebutuhan untuk inspeksi massal dengan cara membangun kualitas
ke dalam produk itu sejak awal.
- Akhiri praktek bisnis dengan hanya bergantung pada harga. Sebaliknya
minimumkanlah biaya total. Bergeraklah menuju pemasokan (supplier) tunggal
setiap barang (item) dengan membina hubungan jangka panjang yang
berdasarkan kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust).
- Tingkatan perbaikan secara terus-menerus pada sistem produksi dan pelayanan
serta tingkatan kualitas dan produktivitas dan dengan demikian serta terus-
menerus akan mengurangi biaya.
- Lembagakan pelatihan kerja.
- Lembagakan kepemimpinan. Tujuan kepemimpinan seharusnya membantu
pekerja, mesin, dan instrumentasi ke arah hasil kerja yang lebih baik.
- Hilangkan ketakutan sehingga setiap orang dapat bekerja secara efektif untuk
perusahaan.
- Hilangkan hambatan-hambatan di antara departemen. Orang-orang yang berada
dalam bagian riset, desain, penjualan dan produksi harus bekerja sama sebagai
suatu tim untuk mengantisipasi masalah-masalah dalam produksi dan
penggunaan barang dan jasa itu.
- Hilangkan slogan-slogan, desakan-desakan, dan target-target kepada pekerjaan
untuk mencapai sesuatu, sehingga tercapai kerusakan nol (zero defect) dan
tingkat produktivitas baru yang lebih tinggi.
- Hilangkan kuota produksi kerja di lantai pabrik. Substitusikan dengan
kepemimpinan. Selain itu, hilangkan manajemen serba sasaran (manajement by
objective). Hilangkan manajemen berdasarkan angka produksi. Substitusikan
dengan kepemimpinan.
- Hilangkan penghalang yang merampok para pekerja dari hak kebanggaan kerja
mereka. Tanggung jawab para pengawas (supervisors) harus diganti dari angka-
angka produksi ke kualitas produk. Selain itu, hilangkan penghalang yang
merampok orang-orang yang berada dalam posisi manajemen dan rekayasa dari
hak kebanggaan kerja mereka. Ini berarti menghentikan praktek sistem penilaian
tahunan (annual of merit rating) dan manajemen serba sasaran serta manajemen
berdasarkan pada angka produksi.
- Lembaga program pendidikan dan pengembangan diri secara serius.
- Gerakan setiap orang dalam perusahaan untuk mencapai transformasi di atas.
Transformasi menjadi tugas dan tanggung jawab setiap orang dalam perusahaan
itu.
Gasperz (1997) menyatakan secara singkat beberapa langkah yang diperlukan
untuk menjadikan sistem kualitas modern menjadi lebih efektif, antara lain :
- Mendefinisikan dan merinci sasaran dan kebijakan kualitas.
- Berorientasi pada kepuasan pelanggan
- Mengarahkan semua aktivitas untuk mencapai sasaran dan kebijaksanaan
kualitas yang telah ditetapkan
- Mengintegrasikan aktivitas-aktivitas itu dalam organisasi
- Memberikan penjelasan maupun tugas-tugas kepada pekerja untuk bersikap
mementingkan kualitas barang dan jasa yang dihasilkan untuk menyukseskan
program pengendalian kualitas terpadu.
- Merinci aktivitas pengendalian kualitas penjualan produk.
- Mengidentifikasikan dan mengefektifkan aliran informasi kualitas,
memprosesnya dan mengendalikannya.
- Melakukan pelatihan (training) serta memotivasi karyawan untuk terus
bekerja dengan orientasi meningkatkan kualitas.
- Melakukan pengendalian terhadap ongkos kualitas dan pengukuran lainnya
serta menetapkan standar kualitas yang diinginkan.
- Mengefektifkan tindakan koreksi yang bersifat positif.
- Melanjutkan sistem pengendalian, mencangkup langkah selanjutnya dan
menerima informasi umpan balik, melakukan analisis hasil serta
membandingkan dengan standar kualitas yang telah ditetapkan.
- Memeriksa aktivitas dari sistem kualitas modern secara periodik.
2.2.2. Cara Membuat Analisis SWOT
Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal.
Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT
adalah singkatan dari lingkungan Internal strengths dan weaknesses serta
lingkungan eksternal opportunities dan threaths yang dihadapi dunia bisnis.
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities)
dan ancaman (threaths) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan
kelemahan (weaknesses). Hubungan antara peluang, kekuatan, ancaman,dan
kelemahan dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan . Perusahaan
tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang
yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy).
Kuadran 2 : Meskipun menghadapai berbagai ancaman, perusahaan ini masih
memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus ditetapkan adalah
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara
strategi diversifikasi (produk/pasar).
Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di
lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Kondisi bisnis
pada kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG matrik. Fokus strategi
perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan
sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya, Apple
menggunakan strategi peninjauan kembali teknologi yang dipergunakan dengan
cara menawarkan produk-produk baru dalam industri microcomputer.
Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan
tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
BERBAGAI PELUANG
KELEMAHAN INTERNAL
KEKUATAN INTERNAL
BERBAGAI ANCAMAN
3. Mendukung strategi turn around
4. Mendukung strategi defensif
1. Mendukung strategi agresif
2. Mendukung strategi diversifikasi
Gambar 2.1 Analisis SWOT
Matriks Faktor Strategi Eksternal.
Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih
dahulu faktor strategi eksternal (EFAS). BErikut ini adalah cara-cara penentuan
faktor strategi eksternal (EFAS) :
a. Susunlah dalam kolom 1 ( 5 sampai 10 peluang dan ancaman ).
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat
penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting faktor-faktor tersebut
kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor)
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif
(peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil,
diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya.
Misalnya, jika ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika
nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh
faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk
masing-masing faktor yang nilainya bervariasi milai dari 4,0 (outstanding)
sampai dengan 1,0 (poor).
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-
faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan
bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis
eksternalnya. Total skor ini dapat diugunakan untuk membandingkan
perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang
sama.
Jika manajer strategis telah menyelesaikan analisis faktor-faktor strategis
eksternalnya (peluang dan ancaman), ia juga harus menganalisis faktor-faktor
strategis internalnya (kekuatan dan kelemahan) dengan cara yang sama. Jadi,
sebelum strategis diterapkan, perencanaan strategios harus menganalisis
lingkungan eksternal untuk mengetahui berbagai kemungkinan peluang dan
ancaman. Masalah strategis yang akan dimonitor harus ditentukan karena masalah
ini mungkin dapat mempengaruhi perusahaan di masa yang akan datang. Untuk
itu, penggunaan metode-metode kualitatif sangat dianjurkan untuk membuat
peramalan (forecasting) dan asumsi, seperti ekstrraporasi, brainstorming,
statistical mopdelling, riset operasi, dan sebagainya.
Matriks Faktor Straegis Internal.
Setelah faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan didefinisikan, suatu tabel
IFAS (Internal Strategis Factors Analysis Summary) disusun untuk merumuskan
faktor-faktor strategios internal tersebut dalam kerangka Strength and weakness
perusahaan. Tahapnya adalah :
a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan
perusahaan dalm kolom 1.
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skela mulai dari 1,0
(paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-
faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (semua bobot tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),
berdasarkan pengaruhfaktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk
kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat
baik) dengan membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan
pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, sebaliknya.
Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan
rata-rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan
di bawah rata-rata industri, nilainya adalah 4.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi milai
dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa
faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini
menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-
faktor strategis internalnya. Total skor ini dapat diugunakan untuk
membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam
kelompok industri yang sama.
Selanjutnya, sebelum suatu perencanaan strategis dikembangkan, m,anajemen
puncak perlu menganalisis hubungan antara fungsi-fungsi manajemen perusahaan
dengan mempelajari struktur perusahaan, budaya perusahaan dan sumber daya
perusahaan.
Tahap Analisis.
Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap
kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua
informasi tersebut dalam model kuantitatif perumusan strategi.
a. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya.
b. Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengatasi ancaman.
c. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.
d. Strategi WT
Strategi ini berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
2.2.3. Hubungan Antar Variabel (Volume produsi terhadap volume air yang
digunakan pelanggan)
Dalam praktek, kita sering menjumpai adanya hubungan antara dua variabel atau
lebih. Sebagai contoh, berat badan pria dewasa sedikit banyak bergantung pada
tinggi badannya, keliling suatu lingkaran bergantung pada radiusnya, dan tekanan
dari suatu massa gas tertentu bergantung pada temperatur dan volumenya.
Seringkali kita harus menyatakan hubungan ini dalam bentuk rumus matematis
dengan menentukan sebuah persamaan yang menghubungkan variabel-variabel
tersebut.
2.2.4. Mencocokkan Kurva
Untuk menentukan sebuah persamaan yang menghubungkan variabel-variabel,
tahap pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan data yang menunjukan nilai-
nilai variabel tersebut. Sebagai contoh, kita misalkan bahwa X dan Y masing-
masing melambangkan tinggi dan berat badan pria-pria dewasa; lalu sebuah
sampel dari n individu akan menayatakan tinggi-tinggi X1,X2, …., Xn dan berat-
berat Y1,Y2,…., Yn yang berhubungan.
Tahap berlakunya adalah memplot titik-titik (X1,Y1), …..,(Xn,Yn), pada sebuah
sistem koordinat rektangular. Himpunan titik yang dihasilkan kadang-kadang
disebut juga sebagai diagram pencar (scatter diagram).
Dari diagram pencar, kita dapat memvisualisasikan sebuah kurva mulus yang
merupakan aproksimasi dari data-data tersebut. Kurva seperti ini disebut kurva
aproksimasi. Pada Gambar 2.2, sebagai contoh, suatu data tampak diaproksimasi
dengan baik oleh sebuah garis lurus, sehingga kita menyatakan bahwa terdapat
sebuah hubungan linear di antara variabel-variabel tersebut.
Cara untuk menentukan persamaan dari kurva aproksimasi yang cocok dengan
suatu himpunan data disebut Pencocokan kurva.
1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
2
1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
Gambar 2.2 Contoh Grafik Linier-Lurus
2.2.5. Garis Lurus
Jika kurva aproksimasi yang paling sederhana adalah garis lurus, di mana
persamaannya dapat ditulis
Y = a0 + a1. X (2.1)
Jika diketahui dua titik (X1,Y1) dan (X2,Y2) berada pada garis tersebut, maka
konstantanya a0 dan a1 dapat ditentukan.Persamaan garis yang dihasilkan dapat
ditulis sebagai berikut:
(Y2-Y1) = a0 + a1. (X2-X1) (2.2)
di mana
m = (Y2-Y1)/ (X2-X1) (2.3)
X
Y
disebut kemiringan (slope) garis tersebut dan mempresentasikan perubahan pada
variabel Y dibagi dengan perubahan pada variabel X.
konstanta a1 adalah kemiringan m. Konstanta a0, yang merupakan nilai Y ketika X
= 0, disebut intersep (titik potong) Y.
2.2.6. Volume Air Akibat Tidak Efektif Pemakaian pada Pompa Kapasitas
Produksi dan Pemborosan Kapasitas Mesin Produksi dalam 1 Bulan
Rumus volume air akibat tidak efektif pemakaian pada pompa kapasitas produksi
(VKE) :
VKE (lt) = (total debit pompa terpasang x hari produksi x 24 jam x 3600 dt ) –
∑ (debit pompa terealisasi x waktu produksi dalam jam x 3600 dt)
(2.4)
Apabila air berharga “A rupiah” per m3, maka rumus kehilangan air yaitu:
Kehilangan uang = VKE / 1000 x A ;satuan dalam Rupiah (2.5)
Rumus Pemborosan Kapasitas Mesin Produksi dalam 1 bulan (PKMP):
PKMP = VKE / (total debit pompa terpasang x 31 hari x 24 jam x 3600 dt) x
100% (2.6)
Sumber rumus Volume Air Akibat Tidak Efektif Pemakaian pada Pompa
kapasitas Produksi dan Pemborosan Kapasitas Mesin Produksi dari Pedoman
teknis distribusi dan produksi PDAM Kartasura dan interview kepala cabang
PDAM Kartasura.
2.2.7. Besar Efisiensi Penagihan dengan memantau Keuangan Penerimaan
Rumus efisiensi penagihan PDAM Kartasura dapat dihitung dengan 2 cara. Cara-
cara untuk memperhitungkan efektivitas penagihan yaitu sebagai berikut :
1. Efisien penagihan bulanan dihitung dengan memantau keuangan penagihan
pada pelanggan di setiap bulan pembayaran (hitungan sampai 5 bulan
terakhir). “n” adalah bulan penagihan pembayaran.
Efisiensi penagihan bulan ke- ‘n-1’ = Penerimaan bulan ’n-1’ / Penerimaan
Total bulan ke- ‘n’ sampai 4 bulan terakhir x 100% (2.7)
2. Efisien penagihan bulanan dihitung dengan memantau jumlah pelanggan yang
membayar di setiap bulan pembayaran (hitungan sampai 4 bulan terakhir).
Efisiensi penagihan bulan ke- ‘n-1’ = Penerimaan bulan ’n-1’ / Penerimaan
Total bulan ke- ‘n’ sampai 4 bulan terakhir x 100% (2.8)
Rumus diatas bersumber dari Pedoman perhitungan keuangan PDAM Kartasura.
2.2.8. Analisis Cakupan Pelayanan
Besar persentase cakupan pelayanan (CP) :
CP = jumlah penduduk yang terlayani / jumlah penduduk total x 100% (2.9)
Rumus diatas bersumber dari Pedoman teknis distribusi dan produksi PDAM
Kartasura.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode analisis SWOT.
Metode ini dipergunakan untuk mencari permasalahan pelayanan yang terjadi di
PDAM Kartasura dan penyelesaian permasalahan pelayanan yang akan dilakukan
oleh PDAM Kartasura. Penelitian ini juga meninjau masalah trend antara volume
produksi dengan volume pemakaian pelanggan, dan trend antara volume produksi
dengan kehilangan air.
3.2. Variabel Penelitian
Variabel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah jumlah penduduk
Kecamatan Kartasura, jumlah penduduk yang terlayani PDAM Kartasura,
kapasitas air produksi yang terpasang PDAM Kartasura, kapasitas produksi yang
terealisasi PDAM Kartasura, volume air produksi PDAM Kartasura, volume air
yang digunakan pelanggan, Profil PDAM Kartasura, kepuasan pelanggan PDAM
Kartasura, peminatan dari bukan pelanggan PDAM Kartasura, kualitas air PDAM
Kartasura, kuantitas air PDAM Kartasura, dan kontinuitas air PDAM Kartasura.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 Tahap Persiapan
Tahap persiapan dimaksudkan untuk mempermudah jalannya penelitian, seperti
pengumpulan data, analisis, dan penyusunan laporan. Tahap persiapan meliputi:
1. Studi Pustaka
Studi pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan arahan dan wawasan sehingga
mempermudah dalam pengumpulan data, analisis data maupun dalam penyusunan
hasil penelitian.
2. Observasi Lapangan
Observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui lokasi/tempat pengambilan data
dan sampel yang diperlukan dalam penyusunan penelitian ini.
3.3.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan jika ada sumber data. Untuk memperoleh data
primer teknik yang dipakai adalah teknik kuesioner. Sumber data dalam penelitian
ini antara lain:
1. Data Primer yaitu hasil kuesioner keminatan masyarakat di Kecamatan
Kartasura yang belum berlangganan PDAM Kartasura. Jumlah responden
sebanyak 36 responden. Pengambilan responden secara Random untuk
masing-masing kelurahan. Setiap kelurahan diambil 3 responden.
2. Data sekunder yaitu data dari instansi terkait.
Adapun data tersebut adalah:
1. Data penduduk Kecamatan Kartasura.
2. Profil PDAM Kartasura
3. Data teknis PDAM Kartasura bulan Januari 2008 sampai bulan Mei
2009
4. Data non teknis PDAM Kartasura bulan Januari 2008 sampai bulan Mei
2009
5. Data penduduk yang terlayani PDAM Kartasura bulan Januari 2008
sampai bulan Mei 2009.
6. Data proses pembayaran PDAM Kartasura di bulan Juli 2009
7. Studi literatur
3.3.3 Teknik Analisis Data
3.3.3.a Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan analisis dengan menginterpretasikan data yang
diperoleh dari hasil kuesioner serta menyimpulkan secara sistematis. Penggunaan
analisis ini dimaksudkan untuk mengungkap data lapangan secara deskriptif
melalui tabulasi frekuensi.
3.3.3.b Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif lebih berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan
data, serta penyajian hasil survei. Teknik analisis statistik deskriptif dalam
penelitian ini digunakan Program excel grafik. Analisis excel grafik ini untuk
membahas trend atau kecenderungan variabel-variabel tertentu.
3.3.3.c Analisis Kasus
Analisis kasus adalah kegiatan intelektual untuk memformulasikan dan membuat
rekomendasi, sehingga dapat diambil tindakan manajemen yang tepat sesuai
dengan kondisi atau informasi yang diperoleh dalam pemecahan kasus tersebut.
Hampir setiap perusahaan maupun pengamat bisnis dalam pendekatannya banyak
menggunakan analisis SWOT (Fenddy Rangkuti.2002).
Konsep dasar pendekatan SWOT ini, tampaknya sederhana sekali yaitu
sebagaimana dikemukakan oleh Sun Tzu (Sun Tzu.1992), bahwa “ apabila kita
telah mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dan mengetahui kekuatan
dan kelemahan lawan, sudah dapat dipastikan bahwa kita dapat memenangkan
pertempuran”.
Hasil analisis SWOT ini berupa penilaian secara kualitatif menjadi kuantitatif.
Nilai kuantitatif ini akan menjadi hasil keputusan yang objektif. Supaya penilaian
dari analisis tidak bersifat subjektif, maka diperlukan data-data dan fakta yang
aktual menyangkut masalah.
3.4 . Diagram Alir Penelitian
Diagram alir penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut :
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
Mulai
Proses analisis SWOT PDAM
Selesai
Survei Lapangan
(kuesioner) keminatan masyarakat
dalam berlangganan
PDAM
Pengumpulan data Penduduk dari Kecamatan Kartasura dan
Pengumpulan data teknis maupun non-teknis PDAM
Kartasura
Pengumpulan data survei kepuasan pelanggan
PDAM Kartasura
Pembahasan
Kesimpulan
Analisis kapasitas produksi, dan
efektivitas penagihan.
Analisis cakupan pelayanan.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Wilayah Kartasura
4.1.1 Luas dan Wilayah
Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo memiliki luas wilayah 1923 ha terdiri
dari 12 kelurahan dan secara administratif wilayah Kecamatan Kartasura
Kabupaten Sukoharjo berbatasan langsung dengan:
Sebelah Utara : Kecamatan Colomadu
Sebelah Selatan : Kecamatan Gatak
Sebelah Timur : Kota Surakarta
Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali
Peta Wilayah dan Lokasi Kartasura dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar
4.2.
Gambar 4 .1 Peta Wilayah Kartasura
Gambar 4.2 Peta Lokasi Kartasura
4.1.2 Kependudukan
Jumlah penduduk di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo bulan April
2009 sebanyak 97.543 jiwa adapun perincian jumlah penduduk dapat dilihat pada
Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Jumlah Pelanggan Kecamatan Kartasura dari Tahun 2006 sampai bulan April 2009
Waktu Jumlah Penduduk (jiwa)
2006 88.346
2007 88.968
2008 90.011
April 2009 97.543
Sumber:Laporan Kependudukan PDAM Sukoharjo dan Pemkab Sukoharjo
4.2 Profil PDAM Kartasura
4.2.1 Gambaran Umum
PDAM Kartasura merupakan cabang dari PDAM Sukoharjo. Oleh karena itu,
PDAM Kartasura mengikuti prosedur visi dan misi serta kebijakan dari PDAM
Sukoharjo. PDAM Sukoharjo telah merencanakan secara jelas visi, misi, dan
strategi dalam pengelolaan perusahaannya di sebuah coorporate plan. Visi, misi,
dan strategi dalam pengelolaan PDAM tersusun dalam sebuah perencanaan
perusahaan (coorporate plan)
4.2.1.a Peta Strategi Coorporate PDAM Tirta Makmur Kabupaten
Sukoharjo
Rumusan strategi yang dikembangkan PDAM Tirta Makmur Kabupaten
Sukoharjo dilandasi oleh:
1. Visi yang ingin diwujudkan PDAM Tirta Makmur Kabupaten Sukoharjo
adalah: “Menjadi Perusahaan Sehat Berwawasan Lingkungan”
2. Misi PDAM Tirta Makmur Kabupaten Sukoharjo adalah :
a. Mewujudkan kinerja perusahaan yang sehat
b. Mewujudkan pelayanan prima dalam penyediaan air bersih guna mewujudkan
masyarakat yang sehat
c. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia ( SDM)
d. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dengan memperhatikan tingkat
kemampuan perusahaan
e. Melestarikan sumber air
f. Menjalankan bisnis perusahaan dengan menerapkan prinsip Good Coorporate
Governance ( GCG )
Tujuan didirikan PDAM Kartasura adalah memberikan pelayanan air minum bagi
seluruh masyarakat secara adil dan merata serta terus menerus yang memenuhi
syarat kesehatan.
4.2.1.b Kebijakan Melalui Surat Keputusan
Surat keputusan yang diperuntukkan pada tahun 2008 sampai Mei 2009 meliputi :
1. No : 690 / KPTS / 690 .74 / 16 / V / 2008
Peringatan, penutupan, pencabutan, dan perhitungan rekening PDAM Tirta
Makmur Kabupaten Sukoharjo. Terlampir
2. No : 690 / KPTS / 690 .74 / 26 / VII / 2008
Surat ini membahas tentang biaya pemasangan sambungan rumah dalam rangka
memperingati HUT Kabupaten Sukoharjo mengadakan program 2M (Mudah &
Murah) untuk pemasangan, sambungan R 3 ,dan sosial yang wilayahnya terlayani.
Terlampir
3. No. 690/ KTPS / 690.74 / 31 / IX / 2008
Surat ini membahas tentang penyesuaian cadangan dana meter atau biaya
administrasi PDAM Tirta Makmur Kabupaten Sukoharjo. Terlampir
4.2.2 Cakupan pelayanan
Jumlah pelanggan PDAM Kartasura yang tercatat di bulan Juni 2009 mencapai
3383 sambungan, yang terdiri dari instansi 10 (0,3%), niaga 81 (2,4%), sosial 48
(1,42%), dan rumah tangga 2344 (95,89%). Saat ini seluruh sambungan dalam
kondisi aktif. Jumlah penduduk yang terlayani oleh PDAM Kartasura dapat dilihat
pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk yang Terlayani dari Tahun 2003 sampai bulan Juni 2009
Tahun IP NB NK SU SK R1 R2 R3 R4 JML
2003 14 9 77 8 32 2760 2900
2004 11 8 96 9 34 1 2109 716 0 2984
2005 8 7 88 9 38 1 2078 748 0 2977
2006 8 8 80 9 38 1 2045 996 0 3185
2007 9 8 86 9 38 1 2011 1069 0 3231
2008 9 7 83 9 40 1 1979 1226 0 3354
S/D JUNI
09 10 6 75 9 39 1 1962 1281 0 3383
Sumber data : Coorporate Plan PDAM Sukoharjo
Keterangan:
IP : Institusi Pemerintahan (kantor pemerintahan, lembaga pemerintahan,
sarana instansi pemerintahan)
NB : Niaga Besar (importir, eksportir, ekspeditur, agen, makelar, komisioner,
pasar swalayan, rumah sakit swasta tipe A/B, kolam renang umum
swasta, pompa bensin, distributor, pedagang besar, night club, diskotik,
steam bath, hotel, restoran, bengkel besar, usaha besar lainnya)
NK : Niaga Kecil (toko, warung, rumah makan, losmen, penginapan, dokter
praktek, kantor notaris, rumah sakit tipe C ke bawah, koperasi, kantor
swasta)
SU : Sosial Umum (hidrant umum, KM/WC umum non komersial, terminal
air)
SK : Sosial Khusus (panti asuhan, yayasan, tempat ibadah)
R1 : Rumah Tangga 1
R2 : Rumah Tangga 2
R3 : Rumah Tangga 3 (rumah tangga menengah dalam dan luar kota yang
tidak berada di jalan nasional, jalan propinsi, jalan kota dan lokasi real
estate, dan atau rumah tangga dengan kegiatan kecil untuk sekedar
menambah pemenuhan pendapatan kebutuhan keluarga)
R4 : Rumah Tangga 4 (rumah tangga yang berada jalan nasional, jalan
propinsi, jalan kota ,dan lokasi real estate)
4.2.3 Gambaran Umum Sistem
4.2.3.a Air Baku
Sumber air baku yang digunakan PDAM Kartasura terdapat pada Tabel 4.3 ,Tabel
4.4 ,Tabel 4.5,dan Tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.3 Data Teknis Produksi dan Distribusi PDAM Kartasura dari bulan Januari 2008 sampai bulan April 2008.
Januari 2008 Februari 2008 Maret 2008 April 2008
Produksi
Terpasang
(Lt/dt)
Produksi
Terealisasi
(Lt/dt)
Produksi
Terpasang
(Lt/dt)
Produksi
Terealisasi
(Lt/dt)
Produksi
Terpasang
(Lt/dt)
Produksi
Terealisasi
(Lt/dt)
Produksi
Terpasang
(Lt/dt)
Produksi
Terealisasi
(Lt/dt)
Sumur I 20 12.00 20.00 12.00 20.00 12.00 20.00 12.00
Sumur II 10 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00
Sumur II 10 4.00 10.00 4.00 10.00 4.00 10.00 4.00
Sumur IV 11 9.25 11.00 9.25 10.00 9.25 10.00 9.25
Sambon 15 10 15 10 15 10 15 10
Gentan 5 4.3 5 4.3 5 4.3 5 4.3
S.Kantor 15 9 15 9 10 9 10 9
JUMLAH 86 58.55 86.00 58.55 80.00 58.55 80.00 58.55
Sumber data : Laporan bulan Januari 2008 sampai bulan Mei 2009 Teknik PDAM Kartasura
Tabel 4.4 Data Teknis Produksi dan Distribusi PDAM Kartasura dari bulan Mei 2008 sampai bulan Agustus 2008.
Mei 2008 Juni 2008 Juli 2008 Agustus 2008
Produksi
Terpasang
(Lt/dt)
Produksi
Terealisasi
(Lt/dt)
Produksi
Terpasang
(Lt/dt)
Produksi
Terealisasi
(Lt/dt)
Produksi
Terpasang
(Lt/dt)
Produksi
Terealisasi
(Lt/dt)
Produksi
Terpasang
(Lt/dt)
Produksi
Terealisasi
(Lt/dt)
Sumur I 20.00 12.00 20.00 12.00 20.00 10.00 20.00 10.00
Sumur II 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00
Sumur II 10.00 4.00 10.00 3.00 10.00 3.00 10.00 4.00
Sumur IV 10.00 9.25 11.00 9.25 11.00 8.00 10.00 8.00
Sambon 15 10 15 5 15 5 15 5
Gentan 5 4.3 5 4.3 5 3 5 3
S.Kantor 10 9 15 9 15 8 10 8
JUMLAH 80.00 58.55 86.00 52.55 86.00 47.00 80.00 48.00
Sumber data : Laporan bulan Januari 2008 sampai bulan Mei 2009 Teknik PDAM Kartasura
Tabel 4.5 Data Teknis Produksi dan Distribusi PDAM Kartasura dari bulan September 2008 sampai bulan Desember 2008.
September 2008 Oktober 2008 November 2008 Desember 2008
Produksi
Terpasang
(Lt/dt)
Produksi
Terealisasi
(Lt/dt)
Produksi
Terpasang
(Lt/dt)
Produksi
Terealisasi
(Lt/dt)
Produksi
Terpasang
(Lt/dt)
Produksi
Terealisasi
(Lt/dt)
Produksi
Terpasang
(Lt/dt)
Produksi
Terealisasi
(Lt/dt)
Sumur I 20.00 10.00 20.00 10.00 20.00 11.00 20.00 11.00
Sumur II 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00
Sumur II 10.00 4.00 10.00 7.90 10.00 7.90 10.00 7.90
Sumur IV 10.00 5.30 10.00 12.50 11.00 12.50 11.00 12.50
Sambon 15 5 15 3 15 3 15 3
Gentan 5 3 5 3 5 3 5 3
S.Kantor 15 8 15 8 15 8 15 4
JUMLAH 85.00 45.30 85.00 54.40 86.00 55.40 86.00 51.40
Sumber data : Laporan bulan Januari 2008 sampai bulan Mei 2009 Teknik PDAM Kartasura
Tabel 4.6 Data Teknis Produksi dan Distribusi PDAM Kartasura dari bulan Januari 2009 sampai bulan Mei 2009.
Januari 2009 Februari 2009 Maret 2009 April 2009 Mei 2009
Produksi
Terpasang
(Lt/dt)
Produksi
Terealisasi
(Lt/dt)
Produksi
Terpasang
(Lt/dt)
Produksi
Terealisasi
(Lt/dt)
Produksi
Terpasang
(Lt/dt)
Produksi
terealisasi
(Lt/dt)
Produksi
terpasang
(Lt/dt)
Produksi
terealisasi
(Lt/dt)
Produksi
terpasang
(Lt/dt)
Produksi
terealisasi
(Lt/dt)
Sumur I 20.00 12.00 20.00 12.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Sumur II 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00
Sumur II 10.00 4.00 10.00 4.00 10.00 4.00 10.00 7.90 10.00 7.90
Sumur IV 11.00 10.00 11.00 10.00 10.00 10.00 10.00 12.50 10.00 12.50
Sambon 15 3 15 3 15 3 15 3 15 3
Gentan 5 3 5 3 5 3 5 3 5 3
S.Kantor 15 4 15 4 15 8 15 8 15 8
JUMLAH 86.00 46.00 86.00 46.00 65.00 38.00 65.00 44.40 65.00 44.40
Sumber data : Laporan bulan Januari 2008 sampai bulan Mei 2009 Teknik PDAM Kartasura
Sumber air baku tersebut, didistribusikan ke pelanggan dengan sistem pompa.
Penerapan operasional penggunaan kapasitas produksi mesin sangat dipengaruhi
oleh kapasitas realisasi produksi. Perilaku dari kapasitas produksi yang
terealisasikan dipengaruhi oleh volume penggunaan air ke pelanggan selama ini.
Hal itu dirasakan telah membuat penerapan operasional penggunaan kapasitas
produksi sulit diprediksikan oleh staf teknis PDAM Kartasura. Opini terkuak dari
pernyataan langsung Direktur Cabang PDAM Kartasura yang menyatakan bahwa
“sulit bagi kami untuk merealisasikan kapasitas produksi dengan kapasitas
produksi yang terpasang karena daya tampung dengan pemakaian air dari
pelanggan tak akan selalu sama”.
Besar volume air akibat tidak efektif dalam pemakaian pompa kapasitas produksi
yaitu selisih volume air yang dapat di produksi pompa dengan volume air
produksi yang terealisasikan.
Rumus Volume Air Akibat Tidak Efektif Pemakaian pada Pompa Kapasitas
Produksi (VKE) :
VKE (lt) = (total debit pompa terpasang x hari produksi x 24 jam x 3600 dt ) -
∑ (debit pompa terealisasi x waktu produksi dalam jam x 3600 dt)
(2.4)
Contoh perhitungan Volume Air Akibat Tidak Efektif Pemakaian pada Pompa
Kapasitas Produksi di bulan Mei 2009 :
VKE = (total debit pompa terpasang x 31 hari x 24 jam x 3600 dt) - ∑(debit
pompa terealisasi x waktu produksi dalam dt)
= (65 lt/dt x 31 hari tercatat x 24 jam x 3600 dt) - ((0 X 0 + 10 X 496 + 7,9
X 744 + 12,5 X 744 + 3 X 636 + 3 X 721 + 8 X 742 ) x 3600 dt )
= 72.271.440 lt
Apabila air PDAM per m3 seharga Rp.2.334,- maka kehilangan uang dalam 1
bulan masa pencatatan di bulan Mei 2009 dapat dihitung sebagai berikut:
Kehilangan uang = 72.271.440 lt /1000 x Rp 2.334,- = Rp 168.681.541,- (2.5)
Pemborosan Kapasitas Mesin Produksi dalam 1 bulan (PKMP):
Contoh perhitungan Pemborosan Kapasitas Mesin Produksi di bulan Mei 2009 :
PKMP (%) = VKE / (total debit pompa terpasang x 31 hari x 24 jam x 3600 dt) x
100% (2.6)
PKMP = VKE / (total debit pompa terpasang x 31 hari x 24 jam x 3600 dt) x
100%
= 72271440 / (65 lt/dt x 31 hari tercatat x 24 jam x 3600 dt) x 100%
= 41,51%
Pemborosan kapasitas mesin produksi dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7 Hasil Pemborosan Kapasitas Mesin Produksi dari bulan Januari 2009
sampai bulan Mei 2009.
No Bulan ∑ Volume Terealisasi
(lt/jam)
VKE (liter)
Kerugian (Rupiah)
PKMP
(%) 1 Januari 2008 32039.05 115.001.820 268414247.9 49.93 2 Februari 2008 31561.45 109.290.780 255084680.5 49.03 3 Maret 2008 29563.4 107.843.760 251707335.8 50.33 4 April 2008 31320.3 101.518.920 236945159.3 47.38 5 Mei 2008 44521.45 88.554.780 206686856.5 35.59 6 Juni 2008 29049.55 118.333.620 276190669.1 53.09 7 Juli 2008 26665.5 134.346.600 313564964.4 58.32 8 Agustus 2008 27665.5 114.676.200 267654250.8 53.52
9 September
2008 25667.5 135.261.000 315699174 59.41
10 Oktober 2008 33169 108.255.600 252668570.4 47.55
11 November 2008
32749.19 112445316 262447367.5 48.82
12 Desember 2008
30450.9 120719160 281758519.4 52.41
1 Januari 2009 27590.1 131018040 305796105.4 56.88
2 Februari 2009 25738.73 137682972 321352056.6 59.77 3 Maret 2009 22770.9 92120760 215009853.8 52.91 4 April 2009 27339.3 75674520 176624329.7 43.47 5 Mei 2009 28284.6 72271440 168681541 41.51
Efektivitas mesin produksi yang terjadi dari bulan Januari 2008 sampai bulan Mei
2009 dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Pemborosan Kapasitas Mesin Produksibulan Januari 2008 - bulan Mei 2009
47.38
35.59
59.41 52.91
59.77
53.5258.32
53.0949.93
49.0350.33
47.55 48.82
52.41
56.88
43.47 41.51
25
0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5
Pemborosan Kapasitas Mesin Produksi (%) Batas Maximal Izin (%)
Gambar 4.3 Penggambaran Pemborosan Kapasitas Mesin Produksi bulan Januari 2008 sampai bulan Mei 2009.
4.2.3.b Sistem Jaringan
Jaringan pipa transmisi mengalir air dari intake ke reservoir yang dikelola PDAM
Kartasura terdapat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Jaringan Pipa Transmisi Mengalir Air dari Intake ke Reservoir.
NO. Lokasi Diameter
(mm)
Panjang
(m) Material
Sumber
Dana
Dipasang
(Tahun)
I. Cabang
Kartasura
200
150
150
1430
600
1315
ACP
ACP
ACP
APBN
APBN
APBN
1986
1986
1986
Jumlah 3345
Sumber data : Bagian Teknik PDAM Tirta Makmur Sukoharjo
Bulan ke-
Pemborosan Kapasitas Mesin (%)
Jaringan pipa distribusi yang dikelola PDAM Kartasura dari reservoir ke
pelanggan terdapat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Jaringan Pipa Distribusi dari Reservoir ke Pelanggan Diameter
(mm)
Panjang
(m) Material Sumber Dana
Dipasang
(Tahun)
250
200
150
100
75
65
50
100
75
50
50
100
75
50
2458
15657
6570
13122
15400
9814
25822
1855
750
1989
425
480
2262
4642
ACP
ACP
PVC
PVC
PVC
PVC
PVC
PVC
PVC
PVC
PVC
PVC
PVC
PVC
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
PDAM
PDAM/SWASTA
PDAM/SWASTA
PDAM
PDAM
PDAM
PDAM
1986
1986 dan 1999
1986 dan 1999
1986 dan 1999
1986 dan 1999
1986 dan 1999
1986 dan 1999
2003
2003
2003
2005
2006
2006
2006
JUMLAH 103110
Sumber data : Bagian Teknik PDAM Tirta Makmur Sukoharjo
4.2.3.c Organisasi dan Sumber Daya Manusia
PDAM Kartasura dipimpin oleh satu kepala cabang. PDAM ini juga memiliki 1
staf ahli keuangan, 1 staf pembantu keuangan, 1 staf ahli teknis (koordinator
teknik), 2 staf pembantu teknis, dan 3 staf administrasi. Secara organisasi, Kepala
cabang membawahi 1 staf ahli teknis, dan 1 staf ahli keuangan (koordinator
umum).
Kepala cabang bertugas mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang terkait dengan
masalah yang ada di PDAM Kartasura. Staf ahli teknis bertugas mengkoordinir
pembantu staf ahli, memperbaiki, memasang, dan segala macam kegiatan yang
berhubungan dengan kegiatan produksi maupun distribusi air ke pelanggan. Staf
ahli keuangan (koordinator umum) bertugas mengkoordinir seluruh kegiatan yang
berhubungan dengan administrasi dan keuangan.
Diagram struktur organisasi dan tata kerja PDAM Kartasura dapat dilihat pada
Gambar 4.4 dan jumlah pegawai PDAM dijabarkan pada Tabel 4.10.
Gambar 4.4 Struktur Organisasi dan Tata Kerja PDAM Kartasura
Tabel 4.10 Jumlah Pegawai PDAM Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat
Pendidikan
Pasca
Sarjana
(S2)
Sarjana
(S1)
Sarjana
Muda
(D3)
SLTA
(STM/SMK/SMA) SLTP SD JUMLAH
Jumlah
Pegawai
(orang)
- 2 - 7 - - 9
4.2.3.d Kualitas, Kuantitas, dan Kontinuitas Air PDAM Kartasura
4.2.3.d.1 Kualitas Air PDAM
Berdasarkan hasil penelitian Sri wulandari,2009.
Disimpulkan bahwa :
a. Dari uji fisika maka air sampel sudah memenuhi sebagai air bersih sedangkan
dari uji kimia ada beberapa sampel yang tidak memenuhi standar kualitas air
Kepala Cabang PDAM Kartasura
Koordinator Teknik
Koordinator Umum
Staf Pembantu Teknik
Staf Administrasi
Staf Pembantu Keuangan
bersih yaitu kelurahan: Makamhaji, Gonilan, Pabelan, Pucangan, Kartasura,
dan Kertonatan. (Sri wulandari.2009). Terlampir
b. Tingkat kesehatan masyarakat di Kecamatan Kartasura yang berhubungan
dengan air cukup rendah. Hal ini dapat dilihat dari kuesioner yang diolah
dengan menggunakan program Statistical Product and Service Serqual (SPSS)
versi 15 berbasis windows. (Sri wulandari.2009). Terlampir
4.2.3.d.2 Kuantitas Air PDAM
Kuantitas air yang dimaksud adalah besarnya debit air yang keluar dari kran
masing-masing pengguna air bersih PDAM.
Melalui data teknis kita biasa mengambil keterangan tentang kuantitas yang
tertahankan oleh PDAM.
Unsur yang berpengaruh penting dalam data teknis mengenai kuantitas air PDAM
yaitu persentase air yang tidak dipertanggungjawabkan, persentase air yang
dipertanggungjawabkan, efektivitas kemampuan mesin produksi maupun
distribusi.
4.2.3.d.3 Kontinuitas Air PDAM
Hasil konsultasi dengan Kepala Cabang PDAM Kartasura yaitu:
Distribusi air dibuka selama 24 jam, akan tetapi akan ditutup apabila ada
perbaikan, gangguan pada pipa dan rutinitas membersihkan pipa.
Perbaikan-perbaikan pipa berupa :
a. PDAM Kartasura memperbaiki pipa-pipa pelanggan, perbulan perbaikan-
perbaikannya yaitu :
- Perbaikan pipa ¾ inch berlangsung selama 5 menit langsung di tempat.
Perbaikan tersebut selama sebulan ada 10 perbaikan di 1 tempat.
- Perbaikan pipa 2 inch langsung di tempat. Perbaikan tersebut selama sebulan ada
5 perbaikan di 1 tempat.
- Perbaikan pipa 4 inch langsung di tempat. Perbaikan tersebut selama sebulan
ada 2 perbaikan di 1 tempat.
- Perbaikan pipa 2 inch berlangsung selama 1 jam langsung di tempat. Perbaikan
tersebut selama sebulan ada 5 perbaikan.
b. Pengurasan reservoir dilakukan per 1,5 bulan pada siang hari selama 3 jam
mulai dari jam 10 pagi sampai jam 13 siang.
c. Pembersihan pipa primer dilakukan satu bulan sekali.
d. PDAM melakukan Wash out. Satu proses wash out dilakukan selama 3 jam
terjadi di malam hari. Kegiatan ini dimulai dari jam 20.00 sampai jam 24.00.
4.3 Hasil Kepuasan Pelanggan PDAM Kartasura
Hasil Kepuasan Pelanggan PDAM Kartasura dapat dilihat pada table 4.11 berikut ini :
Tabel 4.11 Hasil Kepuasan Pelanggan PDAM Kartasura
NO URAIAN SCORE
KEPUASAN
KEANDALAN
1 Pemasangan sambungan baru tepat
waktu sesuai jadwal yang dijanjikan 3.19
2 Air yang disalurkan sudah terjamin
jumlah dan tekanan yang cukup 3.06
3 Air yang disalurkan sudah terjamin
dalam 24 jam 3.21
4 Air yang disalurkan terjamin
kualitasnya (tidak keruh) 2.76
5 Petugas pembaca meter air telah
melakukan tugasnya dengan tepat 3.42
6 Meter air yang rusak diperbaiki
secepatnya 3.15
SKOR KEANDALAN 3.13
KESIGAPAN/RESPON
7 PDAM telah melayani pembayaran
pelanggan air dan non-air
3.29
8 PDAM telah menyelesaikan pengaduan
pelanggan dengan segera 3.02
SKOR KESIGAPAN 3.16
JAMINAN
9 Karyawan PDAM ramah dan sopan 3.39
10 Citra PDAM di masyarakat baik 3.26
SKOR JAMINAN 3.33
KENYAMANAN LOKET
PEMBAYARAN
11 Ruang tunggu pembayaran/loket bersih 2.95
12 Prasarana yang tersedia pada ruang
tunggu cukup dan nyaman 2.88
13 Loket pembayaran cukup luas untuk
melayani pelanggan 2.90
SKOR KENYAMANAN LOKET 2.91
EMPATI
14 Pelanggan tidak mengalami kesulitan
dalam pembayaran rekening 3.29
15
Pelanggan mudah dalam
menyampaikan pengaduan kepada
PDAM
3.05
16 Pelanggan telah disampaikan mengenai
informasi tentang tarif 2.85
17 Pelanggan telah diberitahu oleh PDAM 2.79
ketika air hendak diputus atau
disambung kembali
18
Pelanggan telah disampaikan
sebelumnya tentang air yang tidak
lancar/pemberhentian aliran air
2.38
SKOR EMPATI 2.87
TANGIBLE/NYATA
19 Kantor PDAM bersih dan nyaman 2.93
20 Penampilan pegawai PDAM bersih dan
menarik 3.20
SKOR TANGIBLE/NYATA 3.06
KESELURUHAN 3.08
Sumber data : Laporan Coorporate Plan PDAM Tirta Makmur Kabupaten Sukoharjo
Tingkat kepuasan pelanggan diukur dan dinilai dengan skor 1 s/d <1,5 termasuk
kategori Sangat Buruk/very poor, nilai 1,5 s/d <2,5 kategori Buruk/Poor, nilai 2,5
s/d < 3,5 kategori Cukup/Average, nilai 3,5 s/d <4,5 kategori Baik/Good, dan nilai
4,54 s/d 5 kategori Sangat Baik/Excellent. Kriteria dari kategori penilaian
kepuasan pelanggan diusulkan oleh PDAM Sukoharjo.
Aspek pelayanan yang dinilai meliputi keandalan, kesigapan, jaminan, empati,
dan Tangible (nyata). Meskipun demikian, survei kepuasan pelanggan juga
menampung keluhan, saran, atau komentar pelanggan. Lima aspek penilaian
diatas diusulkan oleh PDAM Sukoharjo.
Berdasarkan hasil survei dapat disimpulkan bahwa dari skala penilaian 1–5, score
untuk tingkat keandalan sebesar 3,13. Nilai dari kesigapan PDAM sebesar 3,16.
Jumlah jaminan sebesar 3,33. Skor Kenyamanan loker dari hasil kuesioner
pelanggan sebesar 2,91. Skor empati PDAM Kartasura sebesar 2,87. Total skor
tangible adalah 3,06. Nilai dari hasil-hasil kuesioner yang terendah yaitu skor
empati. Sehingga PDAM Kartasura perlu meningkatkan empati. Akan tetapi,
PDAM juga harus meningkatkan nilai-nilai yang lainnya.
Nilai indeks kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction Index/CSI) untuk
pelanggan 3,08. Nilai indeks ini masih dalam kategori Cukup/Average, dan masih
terdapat cukup ruang untuk meningkatkannya menjadi Baik/Good atau Sangat
Baik (Very Good).
4.4 Perhitungan Efisiensi Penagihan dengan Memantau
Keuangan Penerimaan
Penagihan pembayaran rekening pelanggan bulan Juli 2009 PDAM Kartasura
dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini :
Tabel 4.12 Penagihan Pembayaran Rekening Pelanggan bulan Juli 2009 PDAM
Kartasura Sumber data : Laporan Penagihan Pembayaran bulan Juli 2009
Berdasarkan Rumus 2.7 penagihan PDAM Kartasura di bulan Juli 2009 dengan
memantau keuangan penagihan pada pelanggan di setiap bulan pembayaran
mereka. Perhitungannya sebagai berikut:
1. Bulan Juni 2009
Efisiensi Penagihan = 111.677.950 / 136.453.300 x 100 % = 82 % (2.7)
2. Bulan Mei 2009
Efisiensi Penagihan = 19.312.550 / 136.453.300 x 100 % = 14 % (2.7)
3. Bulan April 2009
Efisiensi Penagihan = 4.164.650 / 136.453.300 x 100 % = 3 % (2.7)
4. Bulan Maret 2009
Efisiensi Penagihan = 995.150 / 136.453.300 x 100 % = 1 % (2.7)
Bulan Juni 2009 Mei 2009 April.2009 Maret 2009 Februari 2009 Jumlah
Keuangan 111677950 19312550 4164650 995150 303000 136453300
Jumlah pelanggan 2621 359 72 13 3 3068
5. Bulan Februari 2009 sampai bulan Desember 2008
Efisiensi Penagihan = 303.000 / 136.453.300 x 100 % = 0.22 % (2.7)
Berdasarkan Rumus 2.8, perhitungan efisiensi penagihan dengan memantau
jumlah pelanggan yang membayar PDAM Kartasura di bulan Juli 2009.
Perhitungannya sebagai berikut:
1. Bulan Juni 2009
Efisiensi Penagihan = 2621 / 3.068 x 100 % = 85.43 % (2.8)
2. Bulan Mei 2009
Efisiensi Penagihan = 359 / 3.068 x 100 % = 11.70 % (2.8)
3. Bulan April 2009
Efisiensi Penagihan = 72 / 3.068 x 100 % = 2.35 % (2.8)
4. Bulan Maret 2009
Efisiensi Penagihan = 13 / 3.068 x 100 % = 0.42 % (2.8)
5. Bulan Februari 2009 sampai bulan Desember 2008
Efisiensi Penagihan = 3 / 3.068 x 100 % = 0.1 % (2.8)
4.5 Analisis Cakupan Pelayanan PDAM Kartasura
Cakupan pelayanan PDAM Kartasura merupakan hasil dari pembagian jumlah
penduduk yang terlayani terhadap jumlah penduduk dikali dengan 100%.
Besar Persentase cakupan pelayanan (CP) :
CP = jumlah penduduk yang terlayani / jumlah penduduk total x 100% (2.9)
Perhitungan cakupan pelayanan (CP) tahun 2006 :
CP th.2006 = Jumlah penduduk yang terlayani th.2006 / Jumlah penduduk
th.2006 x 100%
= 10.062 / 88.346 x 100%
= 11.39%
Perhitungan cakupan pelayanan (CP) tahun 2007 :
CP th.2007 = Jumlah penduduk yang terlayani th.2007 / Jumlah penduduk
th.2007 x 100%
= 11400 / 88.968 x 100%
= 12.81%
Perhitungan cakupan pelayanan (CP) tahun 2008 :
CP th.2008 = Jumlah penduduk yang terlayani th.2008 / Jumlah penduduk
th.2008 x 100%
= 11.695 / 90.011 x 100%
= 12.99%
Perhitungan cakupan pelayanan (CP) bulan April tahun 2009 :
CP April th.09 = Jumlah penduduk yang terlayani April th.2009 / Jumlah
penduduk April th.2009 x 100%
= 12568 / 97.543 x 100%
= 12.98%
Hasil perhitungan dapat digambarkan pada Tabel 4.13 berikut :
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Besar Persentase Cakupan Pelayanan PDAM
Kartasura dari Tahun 2006 sampai bulan April Tahun 2009.
Tahun
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Luas
Wilayah
(Ha)
Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/KM)
Jumlah
Desa
Jumlah
RT
Jumlah
Penduduk
Yang
Terlayani
(Jiwa)
CP
(%)
Jumlah
Pelanggan
Pertumbuhan
Pelanggan
2006 88346 1923 45.94 12 22597 10062 11.39 3185 46
2007 88968 1923 46.265 12 22597 11400 12.81 3231 123
2008 90011 1923 46.81 12 22597 11695 12,99 3354 29
April 2009 97543 1923 50.72 12 22597 12568 12,98 3383 -
Besar cakupan pelayanan yang telah dikerjakan oleh PDAM Kartasura sebesar
12,98 %. Program Coorporate Plan merencanakan bahwa cakupan pelayanan
rata-rata meningkat sebesar 1,33% pertahun. Hal ini belum memenuhi sasaran dan
strategi dari PDAM Kartasura. Cakupan pelayanan PDAM Kartasura dapat
diperbesar melalui penambahan kapasitas produksi. Namun demikian, kendala
yang dihadapi PDAM Kartasura saat ini adalah kapasitas sumber air baku yang
kurang memadai untuk penambahan jaringan baru. Disamping itu, program
pengendalian kehilangan air di PDAM Kartasura belum berjalan baik. Hal
tersebut ditandai masih tingginya tingkat kehilangan air pada bulan November
tahun 2008 mencapai 2996,5 m3.
4.6 Analisis Kehilangan Air PDAM bulan Januari 2008 sampai
bulan Mei 2009
Angka kehilangan air dari bulan Januari 2008 sampai bulan Mei 2009 dapat
dilihat pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14 Data Teknis Produksi, Penggunaan, dan Kehilangan Air PDAM bulan Januari 2008 sampai bulan Mei 2009
Z A B C Ca Cb Cc Cd Ce D E Ea Eb Ec Ed Ee Ef F (A-B-C-D-E) F (dari laporan)
1 104606.00 70898.00 932 34 892 0 6.5 0 1203 220 100 0 60 0 0 60 31353.00 31353.00
2 104880.00 64861.00 956 65 886 0 5 0 1206.3 280 140 0 60 0 0 80 37576.70 37576.70
3 99115.00 55705.00 1413.5 64 1347 0 2.5 0 1027.4 330 150 0 60 0 0 120 40639.10 40639.10
4 101760.00 62012.00 1417.5 65 1347 0 5.5 0 1210.2 230 0 0 60 0 0 170 36890.30 36890.30
5 118404.00 64731.00 949 42 904 0 3 0 979 250 0 0 60 0 0 190 51495.00 51495.00
6 99621.00 65658.00 628 40 584 0 4 0 1064 450 200 0 60 0 0 190 31821.00 31821.00
7 95185.00 63381.00 1503.5 16 1461 0 27 0 994.8 460 200 0 60 0 0 200 28845.70 28845.70
8 99941.00 66792.00 1405.5 48 1353 0 4.5 0 997.7 520 250 0 60 0 0 210 30225.80 30225.80
9 99683.00 68325.00 31.5 20 0 0 12 0 997 270 0 0 60 0 0 210 30059.50 30059.50
10 103335.40 72251.00 1847.5 214 1626 0 7.5 0 993 480 250 0 60 0 0 170 27763.90 27823.10
11 114332.00 59650.00 2996.5 210 2781 0 2.5 3 729 500 250 0 60 0 0 190 50456.50 51457.90
12 111868.00 63814.00 2491 58 2429 0 1 3 671 490 250 0 60 0 0 180 44402.00 44401.80
1 109878.00 64314.00 2257.5 34 2219 0 1.5 3 671.8 510 250 0 60 0 0 200 42124.70 41865.70
2 100681.00 64821.00 2331 65 2262 0 4 0 1005.3 770 500 0 60 0 0 210 31753.70 31753.70
3 104166.00 57101.00 1687.5 17 1638 4 27 2 670.2 500 250 0 60 0 0 190 44207.30 44207.30
4 92761.00 61437.00 72 0 0 68 0 4 680 510 250 0 60 0 0 200 30062.00 30061.80
5 78437.00 61162.00 1610.5 96 1353 56 2 4 1014.9 510 250 0 60 0 0 200 14139.60 14239.60
Sumber data : Laporan bulan Januari 2008 sampai bulan Mei 2009 Teknik PDAM Kartasura
Keterangan :
Z : Bulan (bulan ke-)
A : Produksi (m3)
B : Air yang di rekening/penggunaan (m3)
C : Kehilangan air di bagian distribusi untuk operasional (m3)
Ca : Perbaikan pipa sambungan rumah dan distribusi (m3)
Cb : Pencucian pipa distribusi (m3)
Cc : Pengiriman tangki air (m3)
Cd : Pemasangan sambungan rumah (m3)
Ce : Pembongakaran sambungan rumah (m3)
D : Kehilangan air non operasional (m3)
E : Kehilangan air di bagian produksi (m3)
Ea : Pengurasan di reservoir (m3)
Eb : Back wash (m3)
Ec : Melarutkan kaporit (m3)
Ed : Melarutkan Tawas (m3)
Ee : Pemakaian air di kamar mandi (m3)
F : Kehilangan air yang tidak dipertanggungjawabkan (m3)
Pergerakan nilai kehilangan air yang tidak dipertanggungjawabkan oleh PDAM
Kartasura dapat dilihat pada Gambar 4.5.
Kehilangan Air yang Tidak Dipertanggungjawabkan(bulan Januari 2008 - bulan Mei 2009)
29.97
35.83
41.00
36.25
43.49
31.94
45.01
38.34
31.54
41.57
25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
18.15
32.41
45.01
26.77
30.1630.24
30.30
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
45.00
50.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5
P ros entas e kehilangan air terhadapY ang tidak dipertanggung jawabbatas maks iz in (% )
Gambar 4.5 Kehilangan Air yang Tidak Dipertanggungjawabkan dari bulan Januari 2008 sampai bulan Mei 2009
Dari grafik di atas, PDAM Kartasura dalam kurun waktu hampir 1,5 tahun (bulan
Januari 2008 – bulan Mei 2009) memiliki persentase kehilangan air yang tidak
dipertanggungjawabkan melampaui batas yang diizinkan oleh PDAM. Batas izin
persentase kehilangan air terhadap yang tidak dipertanggungjawabkan sebesar
25%.
Data persentase kehilangan air terhadap yang tidak dipertanggungjawabkan dapat
menunjukkan tingkat pengurangan debit air yang keluar ke pelanggan secara tidak
langsung. Para teknis PDAM telah melakukan perhitungan yang sangat detail
mengenai kehilangan air yang dapat dipertanggungjawabkan akan tetapi tingkat
Bulan ke-
Kehilangan air (%)
kehilangan air yang tidak dapat dipertanggungjawabkan masih melampaui batas
izin.
Kehilangan air yang dapat dipertanggungjawabkan bisa berupa:
1. Kehilangan air di bagian produksi (untuk opersional)
a. pengurasan di reservoir
b. Pencucian pipa transmisi
c. Melarutkan kaporit
d. Melarutkan tawas
e. Over flow
f. Pemakaian air di kamar mandi
2. Air yang di rekening
3. Kehilangan air di bagian distribusi (untuk operasional)
a. Perbaikan pipa sambungan rumah dan distribusi
b. Pencucian pipa distribusi
c. Pengiriman tangki air
d. Pemasangan sambungan rumah baru
4. Kehilangan air non operasional
a. Kepekaan water meter pelanggan
Kepekaan water meter pelanggan biasanya sebesar 0,2 - 0,3.
4.6.1. Analisis Trend Antara Volume Produksi dengan Jumlah Air Bersih
yang Terlayani Oleh PDAM Kartasura dari bulan Januari 2008
sampai bulan Mei 2009.
Trend antara volume produksi dengan jumlah air bersih yang terlayani oleh
PDAM Kartasura dapat dilihat pada gambar 4.6 dibawah ini :
Volume Produksi terhadap Jumlah Air Bersih yang Terlayani(bulan Januari 2008 - bulan Mei 2009)
70898.00
64861.00
55705.00
63814.0064314.00
57101.00
65658.00
62012.00
64821.00 64731.00
61437.0059650.00
72251.0068325.00
66792.00
63381.00
y = 0.0565x + 58158
R2 = 0.0139
50000.00
55000.00
60000.00
65000.00
70000.00
75000.00
90000.00 95000.00 100000.00 105000.00 110000.00 115000.00 120000.00
Gambar 4.6 Hubungan Antara Volume Produksi terhadap Jumlah Air Bersih yang Terlayani
Kesimpulan grafik di atas :
1. Volume air yang diproduksi meningkat maka penggunaan pelanggan
memiliki kecenderungan meningkat pula.
2. Tingkat peningkatan jumlah air bersih yang terlayani terhadap volume
produksi cukup besar. Nilai perbandingan peningkatan jumlah air bersih
yang terlayani terhadap produksi air yaitu + 0,0565.
3. Nilai perbandingan peningkatan produksi air terhadap jumlah air bersih
yang terlayani yaitu 1/ 0,0565 = 17,7. 17,7 artinya peningkatan jumlah air
bersih terlayani sebesar 1 m3 akan berdampak PDAM Kartasura
meningkatkan volume produksi sebesar 17,7 m3.
4. Grafik hubungan antara ‘Jumlah Air Bersih yang Terlayani’ terhadap
‘Produksi Air’ (bulan Januari 2008–bulan Mei 2009) menghasilkan fungsi
y = 0,0565.x + 58158.
Jumlah Air Bersih yang digunakan pelanggan (m3)
Volume Produksi (m3)
4.6.2. Analisis Trend Antara Volume Produksi dengan Jumlah Kehilangan
Air di Bagian Produksi PDAM Kartasura dari bulan Januari 2008
sampai bulan Mei 2009.
Trend antara volume produksi dengan jumlah kehilangan air di bagian produksi
PDAM Kartasura dapat dilihat pada gambar 4.7 dibawah ini :
Volume Produksi terhadap Kehilangan Air Dibagian Distribusi(bulan Januari 2008 - bulan Mei 2009)
932956
1413.5 1417.5
949628
24912257.52331
1687.5
1503.5 1405.5
31.5
1847.5
2996.5
72
y = 0.0294x - 1567.9
R 2 = 0.1084
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
90000 92000 94000 96000 98000 100000 102000 104000 106000 108000 110000 112000 114000 116000 118000 120000
Gambar 4.7 Hubungan Antara Volume Produksi terhadap Kehilangan Air di Bagian Distribusi
Dengan melihat grafik hubungan (volume air produksi – volume kehilangan air di
bagian distribusi) dapat diketahui bahwa :
1. Air yang di produksi meningkat maka kehilangan air di bagian distribusi
memiliki kecenderungan meningkat pula.
2. Nilai perbandingan peningkatan kehilangan air di bagian distribusi
terhadap produksi air yaitu + 0,0294. Tingkat peningkatan relatif besar.
Hal itu disebabkan apabila setiap produksi air meningkat sebesar 100 m3
maka kehilangan air di bagian distribusi sebesar 2,94 m3. Nilai kerugian
dari PDAM apabila dirupiahkan dengan harga golongan R2 yaitu Rp.
1.100 x 2,94 = Rp 2.334,- .
3. Kerugian PDAM apabila dalam satu bulan rata-rata memproduksi air
sebanyak 102.273 m3 (bulan Januari 2008 – bulan Mei 2009) yaitu :
Rp 2.334,- x 102.273: 100 = Rp 2.387.051,82,-.
Volume Produksi (m3)
Kehilangan Air
di Bagian Distribusi (m3)
4. Grafik hubungan antara ‘Kehilangan Air di Bagian Distribusi’ terhadap
‘produksi air’ (bulan Januari 2008 – bulan Mei 2009) menghasilkan fungsi
y = + 0,0294.x – 1567,9.
4.6.3. Analisis Trend Antara Volume Produksi dengan Jumlah Kehilangan
Air di Bagian Produksi pada bulan Januari 2008 sampai bulan Mei
2009.
Trend antara volume produksi dengan jumlah kehilangan air di bagian produksi
dapat dilihat pada gambar 4.8 berikut :
Volume Produksi terhadap Kehilangan Air di Bagian Produksi(Januari 2008 - Mei 2009)
220280330
230 250
450460520
270
480 500490510
770
500510y = -0.0034x + 772.64
R2 = 0.0445
0
200
400
600
800
1000
90000 92000 94000 96000 98000 100000 102000 104000 106000 108000 110000 112000 114000 116000 118000 120000
Gambar 4.8 Hubungan Antara Volume Produksi terhadap Kehilangan Air di Bagian Produksi
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Volume air yang diproduksi meningkat, kehilangan air di bagian produksi
memiliki kecenderungan menurun.
2. Tingkat penurunan trend terlalu kecil. Nilai perbandingan penurunan
kehilangan air di bagian produksi terhadap volume produksi air yaitu –
0,0034.
3. Grafik hubungan antara ‘Kehilangan Air di Bagian Produksi’ terhadap
‘Volume Produksi Air’ (bulan Januari 2008–bulan Mei 2009)
menghasilkan fungsi y = - 0.0034.x + 772,6.
Volume Produksi (m3)
Kehilangan Air
di Bagian Produksi (m3)
4.6.4. Analisis Trend Antara Volume Produksi dengan Jumlah Kehilangan
Air Non Operational pada bulan Januari 2008 sampai bulan Mei
2009.
Trend antara volume produksi dengan jumlah kehilangan air non operational
dapat dilihat pada gambar 4.9 berikut :
Volume Produksi terhadap Kehilangan Air Non Operasional(bulan Januari 2008 - bulan Mei 2009)
12031206.3
1027.4
1210.2
9791064
994.8 997.7997 993
729671671.8
1005.3
670.2680
y = -0.005x + 1455.1
R 2 = 0.0549
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
90000 92000 94000 96000 98000 100000 102000 104000 106000 108000 110000 112000 114000 116000 118000 120000
Gambar 4.9 Hubungan Antara Volume Produksi terhadap Kehilangan Air Non Operasional
Kesimpulan grafik di atas :
1. Makin banyak air yang diproduksi, makin sedikit kehilangan air non-
operasional.
2. Tingkat penurunan terlalu kecil. Nilai perbandingan penurunan kehilangan
air non-operasional terhadap produksi air yaitu – 0,005.
3. Grafik hubungan antara ‘Kehilangan Air Non-Operasional’ terhadap
‘Produksi Air’ (bulan Januari 2008–bulan Mei 2009) menghasilkan fungsi
y = -0.005.x + 1455,1.
4.7 Analisis Tingkat Keminatan Masyarakat ‘Bukan Pelanggan’
PDAM di Kecamatan Kartasura
Hasil Kuesioner Tingkat Keminatan Masyarakat ‘bukan pelanggan’ PDAM di
Kecamatan Kartasura terdapat pada Tabel 4.15.
Volume Produksi (m3)
Kehilangan Air Non Operasional (m3)
Tabel 4.15 Hasil Kuesioner dari Segi Kemauan Penduduk di Kecamatan Kartasura Untuk Berlangganan Air Bersih/PDAM
Berdasarkan hasil kuesioner masyarakat yang berdomisili di Kartasura sebanyak
36 responden yang bukan pelanggan PDAM, ternyata tingkat persentase
keminatan ingin berlangganan PDAM sekitar 38,89%. Tingkat keinginan
masyarakat yang bukan pelanggan PDAM masih cukup besar sehingga realisasi
penambahan pelayanan penyambungan instalasi baru dan kapasitas produksi di
PDAM perlu ditingkatkan.
Banyak alasan yang dilontarkan oleh masyarakat yang belum berlangganan
PDAM di Kartasura. Alasan tersebut yaitu harga air PDAM mahal, air sumur
sudah bersih, air PDAM tidak praktis, biaya sambungan PDAM mahal, dan
pengaliran air PDAM tidak lancar. Alasan-alasan di atas yang banyak dipilih
responden dapat dilihat pada Tabel 4.16.
Kelurahan Minat Persentase
Minat (%) Tidak
Persentase
Tidak Minat
(%)
Gumpang 1 2,78 2 5,56
Ngabeyan 2 5,56 1 2,78
Singopura 1 2,78 2 5,56
Makamhaji 0 0 3 8,33
Gonilan 2 5,56 1 2,78
Pabelan 1 2,78 2 5,56
Ngadirejo 1 2,78 2 5,56
Ngemplak 2 5,56 1 2,78
Pucangan 1 2,78 2 5,56
Kartasura 0 0 3 8,33
Kertonatan 2 5,56 1 2,78
Wirogunan 1 2,78 2 5,56
Jumlah 14 38,89 22 61,11
Tabel 4.16 Hasil Kuesioner Alasan Ketidak-minatan Untuk Berlangganan Air PDAM Kartasura
No. Alasan ketidakminatan Berlangganan Frekuensi
1 Harga air mahal 19
2 Air sumur sudah bersih 12
3 Tidak praktis 0
4 Biaya sambungan mahal 14
5 Takut tidak lancar 9
6 Tidak tahu 2
Total 56
Hasil kuesioner yang digunakan untuk analisis skripsi ini hanya variabel
keminatan dan alasan ketidak-minatan untuk berlangganan air PDAM Kartasura.
Hasil Kuesioner pada lampiran selain itu tidak digunakan dalam pengolahan data.
Usaha yang perlu dilakukan pihak PDAM Kartasura dalam memaksimalkan
pelayanan baik untuk pelanggan secara khusus maupun calon pelanggan yaitu
1. Menyesuaikan tarif air PDAM sesuai golongan. Pengelompokkan pelanggan
harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan realita di lapangan.
2. Memberikan tarif sambungan baru sesuai kemampuan calon pelanggan.
3. Menerapkan sistem kredit pembayaran sambungan baru bagi calon pelanggan
yang tidak mampu.
4. Membuat forum sosialisasi/sistem marketing yang bisa memberitahu
masyarakat bahwa air PDAM Kartasura sudah memenuhi standar kualitas,
kuantitas,dan kontinuitas.
4.8 Analisis SWOT Internal PDAM Kartasura
Analisis SWOT internal PDAM Kartasura di bagi 4 aspek:
1. Aspek Teknis dan Operasional.
Aspek Teknis dan operasional dapat dilihat di Tabel 4.17.
Tabel 4.17 Hasil Analisis SWOT dalam Aspek Teknis dan Operational.
No. URAIAN KETERANGAN
KEKUATAN/
KELEMAHAN
(K/L)
NILAI BOBOT NILAI
TOTAL
I Aspek Teknis dan Operasional
1 Ketersediaan air baku Sumber air baku terkait
oleh banyak pengguna.
Sumber air masih berupa
sumur-sumur sekitar yang
dibatasi penggunaannya.
Lemah (1) 7 - 0.07
2 Sistem produksi Sistem produksi berbiaya
mahal karena memerlukan
pengolahan dan sistem
pompa tersendiri untuk
pengambilan air.
Lemah (3) 6 - 0.18
3 Sistem distribusi Sistem distribusi sebagian
besar menggunakan
pompa, dan sistem jaringan
banyak yang telah berusia
tua/rusak, tidak teratur
serta tidak mempunyai
reservoir yang memadai
dan belum ada sistem
zoning pelayanan
Lemah (2) 6 - 0.12
4 Kualitas air Berdasarkan pemeriksaan
Laboratorium Dinas
Kesehatan, kualitas air
bersih telah memenuhi
syarat air bersih.
kuat (3) 7 0.21
5 Kuantitas air Jaminan pelanggan untuk
mendapatkan kuantitas air
bersih sesuai
kebutuhannya. Kehilangan
air yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan
masih besar (>25%)
sehingga debit air di
tempat pelanggan makin
Lemah (1) 7 - 0.07
berkurang
6 Kontinuitas air Total jam operasi distribusi
air belum maksimal
mengalir selama 24 jam.
Banyaknya perbaikan-
perbaikan dan perawatan-
perawatan menggunakan
sistem konvensional
(mengorbankan
pendistribusian pelanggan)
Lemah (1) 7 - 0.07
7 Kehilangan air Tingkat kebocoran air
masih relatif tinggi
Lemah (1) 5 - 0.05
Jumlah 45 - 0.35
2. Aspek Keuangan dan Administrasi.
Aspek ini dapat dilihat di Tabel 4.18.
Tabel 4.18 Hasil Analisis SWOT dalam Aspek Keuangan dan Administrasi
No. URAIAN KETERANGAN
KEKUATAN/
KELEMAHAN
(K/L)
NILAI BOBOT NILAI
TOTAL
II Aspek Keuangan dan Administrasi
1. Tarif Air Tarif PDAM masih rendah
sehingga tidak mampu
menyisihkan untuk
kegiatan investasi
Lemah 2 8 - 0.16
2. Aspek kinerja
administrasi
Laporan Hasil kinerja
aspek administrasi selama
lima tahun terakhir (2003-
2007) menunjukkan nilai
rata-rata berkisar pada 12
dari nilai maksimal sebesar
15
kuat 2 7 0.14
3. Efisiensi Penagihan Efisiensi penagihan di
bulan Juli 2009 sebesar 82
% untuk penagihan satu
bulan sebelumnya
Lemah 1 7 - 0.07
jumlah 22 -0.09
Analisis SWOT internal untuk aspek keuangan dan administrasi tidak meninjau
aspek kinerja keuangan, aspek Return on Asset (ROA), dan Return on Invesment
(ROI), Operating Ratio (rentabilitas),dan turnover Asset (rentabilitas). Hal ini
bertujuan untuk menjaga kerahasiaan keuangan perusahaan PDAM Kartasura.
3. Aspek Organisasi dan Sumber Daya Manusia.
Aspek ini dapat dilihat di Tabel 4.19.
Tabel 4.19 Hasil Analisis SWOT dalam Aspek Organisasi dan Sumber Daya Manusia
No. URAIAN KETERANGAN
KEKUATAN/
KELEMAHAN
(K/L)
NILAI BOBOT NILAI
TOTAL
III Aspek Organisasi dan Sumber Daya Manusia
1. Struktur Organisasi Perusahaan telah
memberlakukan standar
organisasi tenaga kerja
baru sesuai permendagri
No.2 tahun 2007
Kuat 3 1,5 0.045
3 Kualitas SDM Latar belakang pendidikan
pegawai belum menunjang
kegiatan operational
perusahaan
Lemah 2 2.0 - 0.04
4 Penegakan Aturan Penegakan aturan kepada
pegawai sudah
dilaksanakan. Pegawai
bekerja sesuai dengan jam
kerja yang telah ditetapkan
Kuat 1 1.5 0.03
5 Fasilitas Perusahaan Sarana dan prasarana
perusahaan belum
memadai
Lemah 2 1.5 - 0.03
6 Program Pendidikan dan
pelatihan
Program pendidikan yang
berkelanjutan masih
kurang dan untuk program
pelatihan hanya memenuhi
undangan pelatihan yang
diselenggarakan dari pihak
luar
Lemah 1 1.5 - 0.015
7 Sistem penilaian kinerja Sistem penilaian kinerja
belum mencerminkan
ukuran kinerja riil
karyawan. PDAM belum
Lemah 2 1.5 - 0.03
memiliki sistem penilaian
rapor pegawai.
8 Budaya kerja dan etos
kerja
Jabatan masing-masing
pekerja telah sesuai dengan
latar pendidikan mereka.
Budaya kerja perusahaan
dipandang cukup
mendorong kinerja
perusahaan
Lemah 1 1.5 - 0.015
9 Tim Manajerial Direktur cabang periode
2008-2010 telah
berpengalaman memimpin
cabang–cabang PDAM di
Sukoharjo selama 15
tahun. Koordinator umum
merupakan lulusan sarjana
dan telah bekerja di PDAM
pusat selam 3 tahun.Tim
manajerial cukup memadai
untuk mencapai visi misi
perusahaan
Kuat 2 2.0 0.04
10 Tingkat kesejahteraan
pegawai
Gaji pokok masih kurang
dari 700 ribu per bulan
untukl pegawai staf yang
telah bekerja 2 tahun. Gaji
pokok mereka masih di
bawah UMR (Upah
Minimum Regional)
Lemah 1 1.5 - 0.015
11 Jenjang karir dan
rencana karir
Satu orang dari 7 pegawai
yang naik jabatan kurun
waktu 2 tahun.
Lemah 1 1.5 - 0.015
12 Hasil survei pegawai Hasil survei kepuasan
pegawai menunjukkan
score 3,08. tingkat
kepuasan pegawai yang
diharapkan PDAM sebesar
>3,5
Lemah 1 2.0 - 0.02
Jumlah 18 - 0.1
4. Aspek Hubungan Langganan dan Hubungan Masyarakat.
Aspek ini dapat dilihat di Tabel 4.20.
Tabel 4.20 Hasil Analisis SWOT dalam Aspek Hubungan Langganan dan Hubungan Masyarakat
No. URAIAN KETERANGAN KEKUATAN/
KELEMAHA
N (K/L)
NILAI BOBOT NILAI
TOTAL
IV Aspek Hubungan Langganan dan Hubungan Masyarakat
1 Pelayanan
pembayaran
rekening
Hasil survei pelayanan rekening
sudah memuaskan
Kuat 1 3 0.03
2 Pelayanan Baru Hasil kuesioner pelanggan
pelayanan sambungan rumah
baru cukup baik
Kuat 1 3 0.03
3 Pelayanan
Pengaduan
Hasil kuesioner pelanggan
pelayanan pengaduan cukup
cepat
Kuat 1 3 0.03
4 Daftar Tunggu Perusahaan belum memiliki
daftar tunggu calon pelanggan
sebagai media pengaturan atau
ketertiban
Lemah 1 2 - 0.02
5 Biaya
penyambungan
baru
Biaya penyambungan baru
relatif terjangkau
Kuat 1 2 0.02
6 Forum
Komunikasi
pelanggan
Dalam membuat keputusan yang
penting sudah melibatkan unsur
masyarakat pelanggan dan
akademis, namun belum bisa
mengkomunikasi keinginan
seluruh pelanggan khususnya
dalam hal tarif
lemah 1 2 - 0.02
7 Forum komunikasi
calon pelanggan
PDAM belum memiliki program
khusus untuk mensosialisasikan
produk yang berkualitas dan
pelanggan–pelanggan yang puas
akan pelayanan mereka
lemah 1 2 - 0.02
Jumlah 15 0.01
4.9. Analisis SWOT Eksternal PDAM Kartasura
Analisis SWOT eksternal PDAM Kartasura di bagi 4 aspek:
1. Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat.
Aspek ini dapat dilihat di Tabel 4.21.
Tabel 4.21 Hasil Analisis SWOT dalam Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat.
No.
URAIAN KETERANGAN PELUANG/ANCAMAN
(P/A) NILAI BOBOT NILAI
TOTAL
I Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat 1 Dukungan
Masyarakat Tingkat Persentase minat masyarakat untuk menjadi pelanggan sebesar 38,89 %
P 2 4 0.08
2 Daya Beli Masyarakat
Kemampuan masyarakat untuk membayar konsumsi air cukup tinggi
P 2 4 0.08
3 Pola Pemakaian Air
Kesadaran masyarakat untuk menggunakan air bersih PDAM cukup tinggi.Volume pemakaian mencapai 72.251 m3 (penggunaan maksimum di tahun 2008)
P 1 4 0.04
4 Cakupan Pelayanan
Persentase cakupan pelayanan sekitar 10,81% dari jumlah penduduk
P 2 4 0.08
5 Konflik Masyarakat
Adanya konflik kepentingan dalam masyarakat di sekitar sumber air baku antara kebutuhan untuk air bersih dengan kebutuhan pertanian
A 2 4 - 0.08
6
Pesaing Kecenderungan mayarakat untuk memakai sumur sendiri. berdasarkan pengujian fakultas teknik UNS, air sumur masyarakat masih layak digunakan sebagai air bersih akan tetapi sebagian besar telah tercemar oleh bakteri coliform.
A 1 4 - 0.04
7 Sistem penyediaan air bersih masyarakat
Masyarakat membuat dan mengelola sumber air secara swadaya
A 2 3 - 0.06
8 Supplier/pem Tersedia cukup supplier yang mendukung ketersediaan barang dan jasa untuk operational perusahaan
P 1 3 0.03
jumlah 30 0.13
2. Aspek Pemerintahan Pusat, Pemda dan badan Pengawasan.
Aspek ini dapat dilihat di Tabel 4.22.
Tabel 4.22 Hasil Analisis SWOT dalam Aspek Teknis dan Operational. No.
URAIAN KETERANGAN PELUANG/ANCAMAN
(P/A) NILAI BOBOT NILAI
TOTAL
II Aspek Pemerintahan Pusat, Pemda dan badan Pengawasan 1 Dukungan Dana Adanya dukungan dana dari
Pemerintahan Daerah dan Pusat P 4 7 0.28
2 Dukungan Kebijakan Pemkab dan DPRD
Adanya dukungan dan arah kebijakan dari eksekutif dan DPRD
P 4 4 0.16
3 Dukungan Pemkab terhadap kebijakan tarif
Dukungan Pemkab terhadap kebijakan tarif cukup memadai
P 1 4 0.04
4 Dukungan Badan Pengawasan
Adanya dukungan aspek manajerial perusahaan yang baik dari Badan Pengawas
P 3 7 0.21
5 Kebijakan Pemerintah
Kenaikan harga BBM dan TDL, Penegakan peraturan pengambilan air dan Kenaikan
A 4 8 - 0.32
jumlah 30 0.37
3. Aspek Hukum.
Aspek ini dapat dilihat di Tabel 4.23.
Tabel 4.23 Hasil Analisis SWOT dalam Aspek Hukum. No. URAIAN KETERANGAN
PELUANG/ANCAMAN
(P/A) NILAI BOBOT
NILAI TOTAL
III Aspek Hukum 1 Peraturan Daerah Perusahaan diatur dengan
peraturan dengan, dan telah diselaraskan dengan perundangan yang baru
P 4 7 0.28
2 UU Otonomi Daerah
Masyarakat di sekitar sumber air baku dan pemerintahan Kabupaten Pemilik Sumber semakin kritis dengan menuntut peningkatan kontribusi perusahaan
A 1 4 0.04
3 UU Sumber Daya Air
Peruntukan air baku yang paling utama adalah untuk mencukupi kebutuhan air bersih
P 2 4 0.08
4 UU Perlindungan Konsumen
Adanya peraturan yang memungkinkan masyarakat/pelanggan mengajukan gugatan sesuai dengan UU perlindungan konsumen
A 1 5 0.05
5 PP No. 16 tahun 2005
Peraturan Pemerintah tentang pengembangan SPAM (sistem penyediaan air minum) yang akan diberlakukan bulan Januari 2008
P 2 5 0.1
jumlah 25 0.37
4. Aspek Topografi, Geografis, Tata ruang, dan Lingkungan.
Aspek ini dapat dilihat di Tabel 4.24.
Tabel 4.24 Hasil Analisis SWOT dalam Aspek Topografi, Geografis, Tata Ruang, dan Lingkungan.
No.
URAIAN KETERANGAN KEKUATAN/KELEMAHAN (K/L)
NILAI BOBOT NILAI TOTAL
IV Aspek Topografi, Geografis, Tata ruang, dan Lingkungan 1 Kondisi Topografi
daerah pelayanan Kondisi topografis di wilayah pelanggan yang terlayani sebagian kecil dapat dilakukan dengan sistem gravitasi
A 4 4 0.16
2 Kondisi Geografis Sebagian wilayah Kab.Sukoharjo merupakan daerah penyangga kota Surakarta dan daerah pertumbuhan pemukiman
P 4 4 0.16
3 Lingkungan Banyaknya konversi lahan terbuka menjadi bangunan- bangunan berdampak pada ketersediaan air baku
A 2 3 - 0.06
4 Tata Ruang Sudah ada RUTK (rencana umum tata ruang dan tata kota)
P 2 4 0.08
jumlah 15 0.02
4.10. Strategi Alternatif
Berdasarkan analisis SWOT, usaha yang dapat dilakukan PDAM Kartasura secara
internal dalam mewujudkan pelayanan terbaik pada pelanggan yaitu:
1. Aspek Teknis dan Operasional.
Aspek ini dapat dilihat di Tabel 4.25.
Tabel 4.25 Usaha PDAM Kartasura Secara Spesifik Berdasarkan Hasil Analisis SWOT dalam Aspek Teknis dan Operational.
No. URAIAN Usaha PDAM Kartasura
I Aspek Teknis dan Operasional
1 Ketersediaan
air baku
1. Membangun sumur baru yang jauh dengan
pemukiman (kelemahan dan peluang)
2. Membuat sumber-sumber air baru yang tidak
mengganggu stabilitas lingkungan. Contoh sumber
baru adalah air dari waduk, air dari sungai, dan air
dari danau. (kelemahan dan ancaman)
2 Sistem
produksi
1. Sistem pengairan menggunakan sistem gravitasi
bumi. (kelemahan dan peluang)
2. Mencari sumber energi alternatif yang hemat
biaya. Contohnya: angin, gravitasi air, dan bio-
energi. (kelemahan dan ancaman)
3 Sistem
distribusi
1. Membuat sistem zoning area. (kelemahan dan
peluang)
2. Maksimalkan penggunaan sistem gravitasi
(kelemahan dan ancaman)
3. Melakukan proses perawatan yang lebih efektif.
(kelemahan dan peluang)
4 Kualitas air 1. Menyediakan teknologi pembuatan air siap
minum. (kekuatan dan peluang)
2. Sosialisasi kualitas air PDAM.(kekuatan dan
peluang)
5 Kuantitas air 1. Meningkatkan kapasitas produksi dan distribusi.
(kelemahan dan peluang)
2. Sistem zoning area untuk mengetahui area
kehilangan air. Hal ini dilakukan agar
mempercepat proses perawatan pipa atau
perbaikan pipa. (kelemahan dan peluang)
3. Mengatur penyetelan kapasitas produksi dan
distribusi agar efektif dalam penggunaannya.
(kelemahan dan peluang)
6 Kontinuitas
air
1. Menyediakan sumber air alternatif. Saat perbaikan
dan perawatan dapat memakai sumber air
alternatif. (kelemahan dan peluang)
2. Membuat teknologi perawatan dan perbaikan yang
lebih baik. (kelemahan dan peluang)
3. Pembuatan sistem saluran air alternatif untuk
menyalurkan air bersih saat perbaikan atau
perawatan. (kelemahan dan peluang)
7 Kehilangan
air
1. Membuat sistem zoning. (kelemahan dan peluang)
2. Mengkontrol daerah yang diperkirakan sering
terjadi kebocoran. (kelemahan dan peluang)
3. Mengurangi kehilangan air saat pemasangan,
penutupan, perbaikan, dan perawatan. (kelemahan
dan peluang)
2. Aspek Keuangan dan Administrasi.
Aspek ini dapat dilihat di Tabel 4.26.
Tabel 4.26 Usaha PDAM Kartasura Secara Spesifik Berdasarkan Hasil Analisis SWOT dalam Aspek Keuangan dan Administrasi
No. URAIAN Usaha PDAM Kartasura
II Aspek Keuangan dan Administrasi
1. Tarif Air 1. Menaikkan harga yang sesuai dengan
kesejahteraan pegawai PDAM dengan
pelayanan yang diberikan ke pelanggan.
(kelemahan dan peluang)
2. Aspek kinerja
administrasi
1. Mengatur penagihan pembayaran yang efektif.
(kekuatan dan peluang).
2. Pembukuan laporan harus sesuai dengan standar
operasional. (kekuatan dan peluang).
3. Memberikan bonus bagi pegawai yang
kinerjanya sangat baik agar bidang lain
termotivasi. (kekuatan dan peluang)
3. Efisiensi
Penagihan
1. Memberi reaward bagi yang tepat waktu dalam
pembayaran. (kelemahan dan peluang)
2. Memberi nomor antrian kepada pelanggan saat
proses penagihan. (kelemahan dan peluang)
Analisis SWOT intenal untuk aspek keuangan dan administrasi tidak meninjau
aspek kinerja keuangan, aspek Return on Asset (ROA) dan Return on Invesment
(ROI), Operating Ratio ( Rentabilitas),dan turnover Asset (rentabilitas). Hal ini
bertujuan untuk menjaga kerahasiaan keuangan perusahaan PDAM Kartasura.
3. Aspek Organisasi dan Sumber Daya Manusia.
Aspek organisasi dan sumber daya manusia dapat dilihat di Tabel 4.27.
Tabel 4.27 Usaha PDAM Kartasura Secara Spesifik Berdasarkan Hasil Analisis SWOT dalam Aspek Organisasi dan Sumber Daya Manusia
No. URAIAN Usaha PDAM Kartasura
III Aspek Organisasi dan Sumber Daya Manusia
1. Struktur
Organisasi
1. Menyusun sistem organisasi sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan. (kuat dan peluang)
2 Kualitas SDM 1. Memberi pelatihan spiritual maupun intelektual.
(kelemahan dan peluang)
2. Mengambil pegawai secara lebih selektif dan
objektif. (kelemahan dan peluang)
3. Penempatan kerja sesuai keahlian. (kelemahan
dan peluang)
4. Menyeleksi calon pegawai secara lebih selektif.
(kelemahan dan peluang)
3 Penegakan
Aturan
1. Membuat sangsi apabila pegawai membuat
kesalahan. (kekuatan dan peluang)
4 Fasilitas
Perusahaan
1. Menambah tempat tunggu yang lebih nyaman
bagi pelanggan. (kelemahan dan peluang)
2. Menambah ruangan khusus untuk meletakkan
data-data penting perusahaan. (kelemahan dan
peluang)
3. Menambah pompa produksi dan distribusi.
(kelemahan dan peluang)
4. Pengadaan sistem administrasi online.
(kelemahan dan peluang)
5. pengadaan komputer khusus teknisi untuk
perhitungan teknis dari data teknis setiap hari.
(kelemahan dan peluang)
5 Program
Pendidikan dan
pelatihan
1. Melakukan studi banding ke cabang-cabang
PDAM Sukoharjo lainnya. (kelemahan dan
peluang)
2. Mendatangi undangan seminar atau pelatihan
dari luar yang berhubungan dengan PDAM.
(kelemahan dan peluang)
3. Membuat program pelatihan sendiri. (kelemahan
dan peluang)
6 Sistem
penilaian
kinerja
1. Membuat sistem rapor untuk setiap pegawai.
(kelemahan dan peluang)
2. Mendisiplinkan absensi. (kelemahan dan
peluang)
7 Budaya kerja
dan etos kerja
1. Mempekerjakan pegawai sesuai dengan keahlian
mereka. (kelemahan dan peluang)
2. Membuat peraturan penegakan. (kelemahan dan
peluang)
8 Tim Manajerial 1. Menyeleksi tim menejerial secara ketat.
(kekuatan dan peluang)
2. Mencari tim manajerial yang handal. (kekuatan
dan peluang)
3. Memberi pelatihan khusus kepada tim
menejerial. (kekuatan dan peluang)
4. Memanfaatkan kemampuan tim untuk
mewujudkan visi dan misi PDAM. (kekuatan
dan peluang)
9 Tingkat
kesejahteraan
1. Meningkatkan gaji pegawai sesuai kinerja
mereka. (kelemahan dan peluang)
pegawai 2. Meningkatkan gaji sesuai kebijakan pemda
setempat. (kelemahan dan peluang)
10 Jenjang dan
rencana karir
1. Memberikan jenjang karir dan rencana karir.
(kelemahan dan peluang)
11 Hasil survei
pegawai
1. Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan
memperhatikan produk dan pelayanan.
(kelemahan dan peluang)
4. Aspek Hubungan Langganan dan Hubungan Masyarakat.
Aspek ini dapat dilihat di Tabel 4.28.
Tabel 4.28 Usaha PDAM Kartasura Secara Spesifik Berdasarkan Hasil Analisis SWOT dalam Aspek Hubungan Langganan dan Hubungan Masyarakat
No. URAIAN Usaha PDAM Kartasura
IV Aspek Hubungan Langganan dan Hubungan Masyarakat
1 Pelayanan
pembayaran rekening
1. Memberi nomor urut. (kekuatan dan
peluang)
2. Menambah tempat tunggu antrian.
(kekuatan dan peluang)
3. Memberi pelayanan yang ramah.
(kekuatan dan peluang)
4. Menambah pegawai administrasi apabila
kapasitas pengantrian melebihi batas
antrian. (kekuatan dan peluang)
2 Pelayanan Baru 1. Memasang SR baru tepat waktu.
(kekuatan dan peluang)
2. sistem pembayaran dan pendaftaran
secara on line. (kekuatan dan peluang)
3. sistem pembayara SR baru secara kredit.
(kekuatan dan peluang)
3 Pelayanan Pengaduan 1. Membentuk tim khusus untuk pengaduan
24 jam. (kekuatan dan peluang)
4 Daftar Tunggu 1. Memberi daftar tunggu. (kelemahan dan
peluang)
5 Biaya penyambungan
baru
1. Tarif SR baru harus diaktifkan sesuai
dengan kemampuan dan kemauan
pelanggan. (kelemahan dan peluang)
6 Forum Komunikasi
pelanggan
1. Memberi lembar komunikatif atau angket
atau kotak saran dan kritik.. (kelemahan
dan peluang)
7 Forum komunikasi
calon pelanggan
1. Mengatur jadwal sosialisasi sesuai dengan
agenda calon pelanggan. (kelemahan dan
peluang)
2. Membentuk tim khusus dalam mengelola
forum komunikasi calon pegawai.
(kelemahan dan peluang)
Berdasarkan hasil Tabel 4.25 sampai dengan Tabel 4.28, strategi usaha PDAM
Kartasura secara menyeluruh adalah sebagai berikut :
1. Penggabungan strategi kekuatan dan peluang yaitu :
a. Sosialisasi keunggulan dan promosi manfaat air bersih PDAM Kartasura
b. Memelihara kualitas serta mutu pelayanan
2. Penggabungan strategi kekuatan dan ancaman yaitu :
a. Meningkatkan kualitas kinerja perusahaan yang lebih baik
b. Meningkatkan mutu dan kualitas barang maupun pelayanan
c. Sosialisasi perbandingan kualitas sumur sekitar dengan air bersih PDAM
Kartasura.
3. Penggabungan strategi kelemahan dan peluang yaitu :
a. Mengusahakan, pengembangan, dan pelatihan SDM.
b. Membangun sarana dan prasarana yang dibutuhkan
c. Meningkatkan efisiensi biaya.
d. Membangun sistem penyediaan air besih
e. Mendirikan suatu forum umum pendapat, saran,dan kritik dari masyarakat.
f. Memperbaiki sistem penilaian kerja.
g. Memperbaiki sistem distribusi ke pelanggan
4. Penggabungan strategi kelemahan dan ancaman yaitu :
a. Menetapkan strategi bisnis baru yang lebih efisien dan efektif
b. Menetapkan keseimbangan harga dan biaya.
c. Lebih memperhatikan kualitas dan mutu pelayanan terhadap konsumen.
Posisi perusahaan:
A. Internal : Minus
B. Eksternal : Surplus
Posisi perusahaan pada posisi turn around. keberadaan strategi PDAM
mengalami penciutan, artinya perusahaan dapat melakukan efisiensi di semua lini
serta berusaha mendapatkan dana tambahan dari investor. Strategi perencanaan
PDAM Kartasura (2009-2012) meningkatkan cakupan pelayanan dengan
membangun dan mengembangkan sistem penyediaan air di Baki merupakan
tindakan realitis dan bijak.
Usaha untuk memaksimalkan pelayanan air bersih PDAM Kartasura yaitu hanya
menggunakan penggabungan strategi kekuatan dan peluang PDAM Kartasura
serta berdasar dari posisi perusahaan yaitu :
a. Sosialisasi keunggulan dan promosi manfaat air bersih PDAM Kartasura
b. Memelihara kualitas serta mutu pelayanan
c. Meningkatkan efisiensi kapasitas produksi (posisi perusahaan)
d. Meningkatkan efisiensi distribusi (posisi perusahaan)
DAFTAR PUSTAKA
Effendi,Hefni.2003.Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya
Lingkungan Perairan. Kanisius.Jakarta
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil. 2005. Buku Pedoman Penulisan
Tugas Akhir. UNS. Surakarta.
Parasuraman, et.al.1985.A Conceptual Model of Service Quality and Its
Implication For Future Research. Jurnal of Marketing.
PDAM Kartasura.1990. Buku Pedoman Perhitungan Keuangan PDAM
Kartasura. PDAM Sukoharjo, Sukoharjo
PDAM Kartasura.1990. Buku Pedoman Teknis Distribusi dan Produksi
PDAM Kartasura. PDAM Sukoharjo, Sukoharjo
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan
Nasional Republik Indonesia. 2001. Pedoman Umum ejaan bahasa Indonesia
yang disempurnakan dan pedoman umum pembentukan istilah. Yrama Widya.
Bandung.
Rangkuti, Freddy.2002. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Rudhianto, Samuel. 2008. Coorporate Plan PDAM Kabupaten Sukoharjo
2008 - 2012.PDAM Tirta Makmur Kabupaten Sukoharjo .Sukoharjo
Sasongko,Djoko. 1996. Teknik Sumber Daya Air Jilid 2. Erlangga. Jakarta
Spiegel, Murray R. 2007. Statistik.Erlangga. Jakarta.
Suyatno. 2008. Laporan Harian teknis PDAM Kartasura. PDAM
Kartasura. Sukoharjo.
Suyatno. 2009. Laporan Harian teknis PDAM Kartasura. PDAM
Kartasura. Sukoharjo.
Tjiptono Fandy, Gregorius Chandra. 2005. Service, Quality, &
Satisfaction. Andi. Yogyakarta.
Vincent,Gaspersz.1997. Manajemen Kualitas.Gramedia. Jakarta.
.