TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    1/57

    KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

    BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

    SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

    TANGERANG SELATAN

    LAPORAN STUDI LAPANGAN

    TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    2/57

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    3/57

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    4/57

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    5/57

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkah,

    rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Studi

    Lapangan ini tepat pada waktunya. Shalawat beserta salam terindah terhatur kepada

    junjungan Rasulullah Muhammad SAW semoga kita termasuk orang yang mendapat

    pertolongan beliau diyaumulakhirnanti.

    Laporan Studi Lapangan ini disusun disusun guna memenuhi sebagian dari

    persyaratan dinyatakan lulus dari Program Diploma III Akuntansi Pemerintah Sekolah

    Tinggi Akuntansi Negara Tahun 2012. Begitu banyak pihak-pihak yang membantu

    dan mendukung penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Studi Lapangan ini

    d B ik Ol h k it li i i ik t i k ih li

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    6/57

    5. Bapak Kusmanadji Ak., MBA Selaku Direktur Sekolah Tinggi AkuntansiNegara, Bapak Fadlil Usman, Ak., M.Acc., selaku Kepala Bidang Akun

    Pendidikan Ajun Akuntan, serta seluruh dosen yang telah mencurahkan berbagai

    ilmu dan wawasan kepada penulis selama tiga tahun menjalani perkuliahan di

    STAN.

    6. Bapak Beta Andri Uliansyah SST., M. Acc. selaku dosen pembimbing.Terimakasih atas semua kesabaran, waktu, dan pemikiran yang diberikan untuk

    membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun Laporan Studi

    Lapangan ini.

    7. Bapak Drs. Totong Sutama, Ak. atas penilaian yang diberikan atas LaporanStudi Lapangan ini serta ilmu yang telah diberikan pada saat penulis berada di

    k l 2D S k l h Ti i Ak t i N

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    7/57

    Dalam penulisan Laporan Studi Lapangan ini penulis menyadari masih banyak

    kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh sebab itu penulis menerima secara terbuka

    kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Penulis berharap semoga

    Laporan Studi Lapangan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa STAN pada khususnya

    dan masyarakat akademik pada umumnya.

    Tangerang Selatan, Juli 2012

    Penulis

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    8/57

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ..... i

    PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN STUDI LAPANGAN .................... ii

    HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN STUDI LAPANGAN ................... iii

    HALAMAN PERNYATAAN LULUS ............................................................ iv

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

    DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

    DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii

    BAB I PENDAHULUAN

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    9/57

    1. Entitas Pelaporan Keuangan Daerah ...................................... 102. Kebijakan Akuntansi

    Pemerintah Kabupaten Asahan atas Piutang ........................... 12

    E. Neraca Pemrintah Kabupaten Asahan per 31 Desember 2011........ 12F. Pengakuan Piutang

    Tuntutan Perbendaharaan di Pemerintah Kabupaten Asahan ......... 13

    G. Pengukuran PiutangTuntutan Perbendaharaan di Pemerintah Kabupaten Asahan ......... 14

    H. Penyajian dan Pengungkapan PiutangTuntutan Perbendaharaan di Pemerintah Kabupaten Asahan ......... 15

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    10/57

    1. Tinjauan Terhadap Pos Piutang.............. 242. Tinjauan Terhadap Pengidentifikasian

    Piutang Tuntutan Perbendaharaan 26

    3. Tinjauan Terhadap PengakuanPiutang Tuntutan Perbendaharaan 27

    4. Tinjauan Terhadap PengukuranPiutang Tuntutan Perbendaharaan 29

    5. Tinjauan Terhadap Penyajian dan PengungkapanPiutang Tuntutan Perbendaharaan 31

    BAB IV PENUTUP

    A. Simpulan 36B S 37

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    11/57

    DAFTAR TABEL

    Tabel II.1 Sisa Uang Persediaan (UP)

    Kegiatan Tahun Anggatan 2005-2007.. 14

    Tabel III.1 Komposisi Piutang Lancar..... 24

    Tabel III.2 Komposisi Piutang Lain Lain 25

    Tabel III.3 Rincian Realisasi Kegiatan

    Sekretariat Daerah Tahun 2007 30

    Tabel III.4 Tinjauan Pengungkapan

    Piutang Tuntutan Perbendaharaan 34

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    12/57

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar III.1 Pengakuan Piutang Tuntutan Perbendaharaan 22

    Gambar III.2 Penyajian Piutang Tuntutan Perbendaharaan di Neraca. 23

    Gambar III.3 Pengakuan Piutang

    Tuntutan Perbendaharaan dan Aset Lainnya.. 28

    Gambar III.4 Penyajian Piutang

    Tuntutan Perbendaharaan di Neraca per 31 Desember... 32

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    13/57

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran I Neraca Pemerintah Kabupaten Asahan Tanggal 31 Desember 2011

    Lampiran II Rincian Saldo Kas yang Belum Disetor ke Kas Daerah Tahun 2011

    Lampiran III Struktur Organisasi DPPKA Kabupaten Asahan

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    14/57

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangTata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) merupakan salah satu

    kondisi yang ingin dicapai Republik Indonesia saat ini. Salah satu indikator

    terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik adalah pengelolaan keuangan negara

    yang akuntabel serta transparan. Dalam hal ini Indonesia telah melakukan reformasi

    di bidang pengelolaan keuangan negara yang ditandai dengan berlakunya paket

    Undang-Undang di Bidang Keuangan Negara, yang terdiri dari Undang-Undang

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    15/57

    2

    Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Salah satu pos yang dimuat dalam Neraca

    Laporan Keuangan Pemerintah adalah adalah Piutang Tuntutan Perbendaharaan.

    Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 Tentang

    Perbendaharaan Negara ditetapkan bahwa bendahara, pegawai negeri bukan

    bendahara, atau pejabat lain yang karena perbuatannya melanggar hukum atau

    melalaikan kewajiban yang dibebankan kepadanya secara langsung merugikan

    negara, wajib mengganti kerugian tersebut. Walaupun telah ada aturan yang jelas

    mengenai tuntutan perbendahaan, dalam pelaksanaannya pengelolaan dan

    penatausahaan piutang perbendaharaan sering terjadi banyak kendala antara lain tidak

    dilakukannya pembebanan perbendaharaan, tidak ada penyajian, dan pengungkapan

    yang memadai atas piutang tuntutan perbendaharaan yang terjadi, serta masih banyak

    i t t t t b d h tid k d t dit ih b bk

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    16/57

    3

    B. Tujuan Penulisan Laporan Studi LapanganAdapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan Laporan Studi

    Lapangan ini antara lain sebagai berikut.

    1. Untuk mengetahui kesesuaian pengakuan, penyajian dan pelaporan piutangtuntutan perbendaharaan di DPPKA Kabupaten Asahan dengan SAP.

    2. Untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan ProgramDiploma III Keuangan Spesialisasi Akuntansi Pemerintah Sekolah Tinggi

    Akuntansi Negara.

    3. Untuk menambah pengetahuan, wawasan dan pemahaman materi yang telahdidapat dan dipelajari dalam proses perkuliahan khususnya yang berkaitan dengan

    sektor publik.

    C R Li k P b h

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    17/57

    4

    mempelajari berbagai sumber kepustakaan yang relevan dengan pokok pembahasan,

    yang berupa buku-buku literatur, media cetak, literatur ilmiah, situs-

    situs internet maupun peraturan perundang-undangan. Penelitian ini berguna untuk

    memperoleh pengertian dasar, landasan teori, dan konsep yang digunakan untuk

    memberikan tinjauan atas permasalahan yang dibahas.

    2. Metode Penelitian Lapangan.Metode penelitian lapangan terdiri dari 2 metode, yaitu sebagai berikut.

    a. Metode review dokumen, yaitu melihat dan membaca dokumen yang ada yangberkaitan dengan pembahasan permasalahan.

    b. Metode observasi yaitu metode pengumpulan data dan fakta di lapangan dengancara melihat atau mengamati secara langsung peristiwa, keadaan, serta proses

    b k i d b k di li i k di dij dik d

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    18/57

    5

    Keuangan dan Aset (DPPKA) Pemerintah Kabupaten Asahan

    keadaan dan fakta yang terkait dengan pengakuan, penyajian serta

    pengungkapan piutang tuntutan perbendaharaan di Kabupaten Asahan.

    BAB III LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

    Bab ini memberikan beberapa landasan teoritis terkait dengan

    permasalahan yang akan dibahas serta tinjauan atas data dan fakta

    yang telah diperoleh mengenai pengakuan, penyajian serta

    pengungkapan piutang tuntutan perbendaharaan terhadap peraturan dan

    standar terkait dengan menerapan teori dan pengetahuan yang penulis

    miliki dan membahas permasalahan yang ada.

    BAB IV PENUTUP

    B b i i b i i i l d i i i d b b b l d

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    19/57

    BAB II

    DATA DAN FAKTA

    A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset(DPPKA) Pemerintah Kabupaten Asahan

    Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Asahan

    adalah lembaga teknis daerah yang merupakan perubahan dari BPKD sesuai dengan

    Keputusan Bupati Asahan Nomor 27 Tahun 2008. Instansi ini merupakan gabungan

    dari 3 (tiga) unit kerja yang mandiri, yaitu (1) Dinas Pendapatan, (2) Bagian

    Keuangan, dan (3) Subbag Perlengkapan pada Bagian Umum dibawah naungan

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    20/57

    7

    B. Struktur Organisasi DPPKA Pemerintah Kabupaten AsahanStruktur Organisasi Dinas Pendapatan Pengeloalaan Keuangan dan Aset

    Pemerintah Kabupaten Asahan adalah sebagai berikut.

    1. Kepala DinasKepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Asahan

    mempunyai Tugas Pokok merumuskan kebijakan dan bidang pendapatan, bidang

    keuangan dan aset serta melaksanakan pemungutan daerah Kabupaten Asahan.

    2. SekretarisSekretaris mempunyai tugas sebagaimana unsur pembantu untuk melaksanakan

    sebahagian tugas dan fungsi Kepala DPPKA dalam mengkoordinasikan pelaksanaan

    pembinaan administrasi yang meliputi pembinaan ketatausahaan,ketatalaksanaan dan

    h k k h h b k l k k i

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    21/57

    8

    Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi yang dimilikinya, Kepala Bidang

    Penetapan dibantu oleh 3 Kepala Seksi yaitu: Kepala Seksi Pendataan / Penetapan,

    Kepala Seksi Penelitian dan Pengembangan, dan Kepala Seksi Legalisasi Surat-surat

    Berharga.

    4. Kepala Bidang PenagihanKepala Bidang Penagihan mempunyai tugas sebagai unsur pelaksana sebahagian

    tugas Kepala DPPKA di Bidang Penagihan yang berkaitan dengan Pajak Daerah,

    Dana Perimbangan/Bagi Hasil dan Penerimaan Lainnya serta Restitusi.

    Kepala Seksi Pajak Daerah Kepala Seksi Dana Perimbangan / Bagi Hasil dan

    Penerimaan Lainnya Kepala Seksi Restitusi.

    Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi yang dimilikinya, Kepala Bidang

    P ih dib l h 3 K l S k i i K l S k i P j k D h K l S k i

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    22/57

    9

    6. Kepala Bidang Aset dan InvestasiKepala Bidang Aset dan Investasi mempunyai tugas sebagai unsur pelaksana

    sebahagian tugas Kepala DPPKA Kabupaten Asahan di Bidang Aset dan Investasi

    yang berkaitan dengan Pencatatan, Pelaporan, Analisa Kebutuhan Barang Daerah,

    Pemeliharaan dan Penghapusan.

    Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi yang dimilikinya, Kepala Bidang Aset

    dan Investasi dibantu oleh 3 Kepala Seksi yaitu: Kepala Seksi Pencatatan dan

    Pelaporan, Kepala Seksi Analisa Kebutuhan Barang Daerah, dan Kepala Seksi

    Pemeliharaan dan Penghapusan.

    Untuk lebih jelasnya bagan struktur organisasi DPPKA Kabupaten Asahan

    dapat dilihat pada lampiran III.

    C T P k k d F i DPPKA P i h K b A h

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    23/57

    10

    b. Menyusun keuangan APBD dan kebijakan pengelolaan APBD.c. Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan

    Peraturan Daerah.

    d. Melaksanakan fungsi bendaharawan umum.e. Menyusun Laporan Keuangan yang merupakan pertanggung jawaban pelaksanaan

    APBD.

    f. Melaksanakan pengadaan dan pengurusan Aset Pemerintah Kabupaten Asahan.g. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.D. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Asahan1. Entitas Pelaporan Keuangan Daerah

    Dalam sistem akuntansi pemerintahan ada dua entitas penyelenggara, yaitu entitas

    l d i k i iliki i b i b ik

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    24/57

    11

    di lingkup Pemerintah Kabupaten Asahan berjumlah 83 unit yang terdiri dari: 17

    Dinas, 8 Badan, 3 Kantor, 3 Sekretariat, dan 25 Kecamatan, 25 Cabang Dikjar, 1

    Inspektorat, dan 1 Rumah Sakit Umum Daerah.

    Sebagai entitas pelaporan maka Laporan Keuangan yang disusun oleh SKPKD

    Pemerintah Kabupaten Asahan, terdiri atas:

    a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyajikan informasi mengenai realisasi

    pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit dan pembiayaan dari suatu entitas

    pelaporan yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya. Unsur yang

    mencakup dalam LRA terdiri atas pendapatan, belanja dan pembiayaan.

    b. Neracad l h l k jik i i k i d

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    25/57

    12

    Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentan kebijakan akuntansi

    yang dipergunakan oleh entitas pelaporan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan

    oleh entitas pelaporan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan

    penyajian laporan keuangan secara wajar.

    2. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Asahan atas PiutangPemerintah Kabupaten Asahan mengklasifikasikan piutang menjadi Piutang

    Pajak/Retribusi dan Piutang Lainnya.

    a. Piutang Pajak/RetribusiPiutang Pajak/Retribusi dicatat sebesar nilai nominalnya berdasarkan surat

    ketetapan pajak/retribusi yang telah terbitnamun pembayarannya belum diterima

    sampai tanggal neraca.

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    26/57

    13

    Silaupiasa, Piutang Lain-lain, dan Persediaan.

    2. Investasi Jangka Panjang, meliputi Investasi Nonermanen dan Investasi Permanen.3. Aset Tetap, meliputi Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan,

    Irigasi dan Jaringan, Aset Tetap Lainnya, dan Kontruksi Dalam Pengerjaan.

    4. Aset Lainnya, meliputi Tagihan Pemberian Pinjaman Kepada PDAM TirtaSilaupiasa, dan Aset lainnya.

    5. Kewajiban Jangka Pendek berupa Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK).6. Ekuitas Dana Lancar, meliputi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA),

    Pendapatan yang Ditangguhkan, Cadangan Piutang, Cadangan Persediaan, dan

    Sewa Dibayar di Muka.

    7. Ekuitas Dana Investasi, meliputi Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang,

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    27/57

    14

    Pengakuan tersebut baru dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan oleh BPK atas

    Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Asahan tahun 2011. Surat Keputusan

    Pembebanan atas kerugian negara yang telah diputuskan di Pengadilan Negeri

    Kisaran kepada bendahara pengeluaran Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten

    Asahan periode 2007 hingga saat ini belum juga dikeluarkan oleh Bupati Asahan.

    G. Pengukuran Piutang Tuntutan Perbendaharaan di Pemerintah KabupatenAsahan

    Piutang TP di DPPKA Pemerintah Kabupaten Asahan dicatat berdasarkan nilai

    nominal sebesar Rp170.790.875,00 yang ditetapkan oleh Pengadilan Negeri Kisaran

    sebagai kerugian Negara berdasarkan Surat Putusan No. 545/Pid.B/2008/PN-Kis

    sebesar Rp170.790.875,00. Rincian nilai tersebut lebih jelasnya dapat dilihat pada

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    28/57

    15

    Dari tabel II.1 diatas Kerugian sebesar Rp170.790.875,00 berasal dari realisas i

    kegiatan MTQ sebesar Rp120.997.500,00 dan Festival Nasyid sebesar

    Rp71.372.000,00 dengan total Rp192.349.500,00 namun berdasarkan keputusan

    pengadilan hanya sebesar Rp170.790.875,00 yang termasuk sebagai kerugian negara.

    Sisa dana dari kegiatan pembinaan iman dan taqwa sebesar Rp31.732.500,00 dan

    festival nasyid sebesar Rp30.870.000,00 disita oleh Kejaksaan Negeri Kisaran sebagai

    barang bukti.

    H. Penyajian dan Pengungkapan Piutang Tuntutan Perbendaharaan di DPPKAKabupaten Asahan

    Pada bagian aset di Neraca Pemerintah Kabupaten Asahan per 31 Desember yang

    telah diaudit oleh BPK, piutang tuntutan perbendaharaan sebesar Rp170.790.875,00

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    29/57

    16

    Pekerjaan Umum. Untuk lebih jelasnya rincian sisa UP tersebut dapat dilihat di

    lampiran II mengenai kas di bendahara pengeluaran.

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    30/57

    BAB III

    PEMBAHASAN

    A. Landasan Teori1. Piutanga. Pengertian Piutang

    Warren Reeve dan Fess (2005:404) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan

    piutang adalah sebagai berikut: Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang

    terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya. Rusdi

    Akbar (2004:199) menyatakan bahwa pengertian piutang adalah: piutang meliputi

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    31/57

    18

    b. Jenis PiutangBedasarkan Bultek Standar Akuntansi Pemerintahan No. 06, piutang dikelompokkan

    berdasarkan peristiwa yang menimbulkannya. Berikut ini merupakan klasifikasi

    piutang berdasarkan peristiwa yang menimbulkannya:

    1) Pungutan Pendapatan Negara/DaerahTimbulnya piutang di lingkungan pemerintahan pada umumnya terjadi karena

    adanya tunggakan pungutan pendapatan dan pemberian pinjaman serta transaksi

    lainnya yang menimbulkan hak tagih dalam rangka pelaksanaan kegiatan

    pemerintahan. Pendapatan Pemerintah Pusat dikelompokkan menjadi Pendapatan

    Pajak, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan Pendapatan Hibah. Pendapatan

    pemerintah daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Transfer, dan

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    32/57

    19

    4) Kerugian Negara/DaerahPiutang atas kerugian Negara sering disebut sebagai piutang Tuntutan Ganti Rugi

    (TGR) dan Tuntutan Perbendaharaan (TP). Tuntutan Ganti Rugi dikenakan oleh

    atasan langsung kepada orang, pegawai negeri bendahara ataupun pegawai negeri

    yang bukan bendaharawan yang karena lalai atau perbuatan melanggar hukum

    mengakibatkan kerugian Negara/daerah. Tuntutan Perbendaharaan ditetapkan oleh

    BPK kepada bendahara yang karena lalai atau perbuatan melawan hukum

    mengakibatkan kerugian Negara/daerah.

    Secara umum piutang karena tuntutan ganti rugi dapat dikelompokkan menurut

    sumber timbulnya tuntutan ganti rugi menurut ketentuan perundang-undangan, yaitu:

    1. Piutang yang berasal dari akibat Tuntutan Ganti Rugi (TGR)

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    33/57

    20

    Penyelesaian atas Tuntutan Ganti Rugi/Tuntutan Perbendaharaan ini dapat

    dilakukan dengan cara damai (di luar pengadilan) atau melalui pengadilan. Apabila

    penyelesaian tagihan ini dilakukan dengan cara damai, maka setelah proses

    pemeriksaan selesai dan telah ada Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTM)

    dari pihak yang bersangkutan, diakui sebagai Piutang Tuntutan Ganti Rugi/Tuntutan

    Perbendaharaan dan disajikan di kelompok aset lainnya di neraca untuk jumlah yang

    akan diterima lebih dari 12 bulan mendatang dan disajikan sebagai piutang kelompok

    aset lancar untuk jumlah yang akan diterima dalam waktu 12 bulan mendatang.

    Sebaliknya, apabila pihak yang bersangkutan memilih menggunakan jalur

    pengadilan, selama proses pengadilan masih berlangsung, cukup diungkapkan dalam

    Catatan atas Laporan Keuangan. Pengakuan piutang ini baru dilakukan setelah

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    34/57

    21

    diatur dalam Bab IX Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

    Negara, Bab XI Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

    Negara, serta dalam Bab V Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

    Pemeriksaan Pengelolaan danTanggung Jawab Keuangan Negara.

    Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara yang

    dinyatakan bahwa pegawai negeri bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, atau

    pejabat lain yang karena perbuatannya melanggar hukum atau melalaikan kewajiban

    yang dibebankan kepadanya secara langsung merugikan negara, wajib mengganti

    kerugian tersebut.

    c. Pengakuan Piutang Tuntutan PerbendaharaanPeristiwa yang menimbulkan hak tagih berkaitan dengan TP/TGR, harus didukung

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    35/57

    22

    ketentuan penyelesaian yang telah ditetapkan;

    2) Disajikan sebagai aset lainnya terhadap nilai yang akan 1 dilunasi di atas 12 (duabelas) bulan berikutnya.

    e. Penyajian dan Pengungkapan Piutang Tuntutan Perbendaharaan1) Penyajian Piutang Tuntutan Perbendaharaan di Neraca

    Setelah diketahui jenis, pengakuan, dan pengukurannya, sebelum disajikan

    terlebih dahulu dilakukan pencatatan atas pengakuan piutang tuntutan seperti pada

    gambar III.1 berikut.

    Gambar III.1

    Pengakuan Piutang Tuntutan Perbendaharaan

    No Kode Akun Uraian Debit Kredit

    1 Pengakuan Tagihan

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    36/57

    23

    Gambar III.2

    Penyajian Piutang Tuntutan Perbendaharaan di Neraca

    ASET KEWAJIBAN

    Aset Lancar Kewajiban Jangka Pendek XXXX

    . Kewajiban Jangka Panjang XXXX

    Piutang Pajak XXXXPiutang PNBP XXXX EKUITAS DANA

    Piutang Transfer XXXX Ekuitas Dana Lancar

    Bagian Lancar TGR XXXX Cadangan Piutang XXXX

    Penyisihan Piutang tak Tertagih Ekuitas Dana Investasi XXXX

    Aset Lainnya Diinvestasikan dalam AsetLainnya

    XXXX

    Tuntutan Perbendaharaan XXXX

    2) Pengungkapan Piutang Tuntutan Perbendaharaaan di NeracaDi samping disajikan di neraca, informasi mengenai akun piutang tuntutan

    perbendaharaan diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan. Informasi

    dimaksud dapat berupa:

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    37/57

    24

    B. Pembahasan1. Tinjauan Terhadap Pos Piutang

    Piutang Tuntutan Perbendaharaan pada Neraca Pemerintah Kabupaten Asahan per

    31 Desember Tahun 2011 dimasukkan kedalam kelompok piutang lancar tepatnya

    pada bagian piutang lain-lain. Piutang lancar merupakan hak Pemerintah Kabupaten

    Asahan yang akan diterima di masa mendatang dalam jangka satu tahun. Piutang

    tersebut terdiri dari piutang pajak, piutang retribusi, piutang transfer, belanja dibayar

    dimuka, bagian lancar pinjaman kepada PDAM Tirta Silaupiasa, piutang bunga,

    piutang PDAM Silaupiasa, dan piutang lain-lain. Rincian piutang tersebut dapat

    dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.

    Tabel III.1

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    38/57

    25

    piutang lain-lain yang mencakup 8,88% piutang lancar Pemerintah Kabupaten Asahan

    dengan jumlah Rp2.467.607.445,00. Selanjutnya piutang lancar urutan ketiga ialah

    Piutang PDAM Silaupiasa yang mencakup 7,69% piutang lancar, sedangkan

    selebihnya merupakan piutang dengan persentase dibawah 3% yang terdiri dari

    piutang pajak 1,27%, piutang retribusi 2,73%, belanja dibayar dimuka 0,26%, bagian

    lancar pinjaman kepada PDAM Silaupiasa 1,19% dan piutang bunga sebesar 0,08%

    dengan jumlah total seluruhnya sebesar Rp1.534.151.754,00.

    Dari data tersebut dapat kita ketahui bahwa piutang lain-lain yang merupakan

    tempat dimasukkannya piutang tuntutan perbendaharaan merupakan piutang dengan

    komposisi kedua terbesar dari seluruh piutang lancar yang dimiliki oleh Pemerintah

    Kabupaten Asahan. Adapun komposisi dari piutang lain-lain dapat dilihat pada

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    39/57

    26

    Rp170.790.875,00 sedangkan yang piutang penjualan kendaraan menempati urutan

    ketiga dengan komposisi 5,61% piutang lain-lain sebesar Rp138.350.000,00.

    Piutang tuntutan perbendaharaan yang menempati posisi kedua dalam piutang

    lain-lain dengan jumlah Rp170.790.875,00 jika dibandingkan dengan keseluruhan

    total piutang lancar piutang tuntutan perbendaharaan akan mencakupi 0,61% dari

    seluruh piutang lancar yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Asahan. Walaupun

    hanya mencakup 0,61% dari total piutang lancar, piutang tuntutan perbendaharaan

    menempati urutan ketujuh dari total piutang lancar dan posisinya masih berada diatas

    piutang bunga dan belanja dibayar dimuka pada Neraca Pemerintah Kabupaten

    Asahan per 31 Desember 2011.

    2. Tinjauan Terhadap Pengidentifikasian Piutang Tuntutan Perbendaharaan

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    40/57

    27

    kewajibannya. Tuntutan Ganti Rugi dikenakan oleh pimpinan di lingkup kementerian

    negara/lembaga/pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan.

    b. Piutang Tuntutan PerbendaharaanTuntutan Perbendaharaan dikenakan kepada bendahara yang karena lalai atau

    perbuatan melawan hukum mengakibatkan kerugian Negara/daerah. Tuntutan

    Perbendaharaan dikenakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan sesuai dengan ketentuan

    peraturan perundang-undangan.

    Oleh karena itu berdasarkan pengidentifikasian yang dilakukan oleh Pemerintah

    Kabupaten Asahan sudah sesuai dengan SAP dengan menyajikan piutang atas

    kerugian negara tersebut sebagai pitang tuntutan perbendaharaan karena kerugian

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    41/57

    28

    Pada Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Asahan Tahun 2008 sampai

    dengan tahun 2011 Pemerintah Kabupaten Asahan tidak melakukan pengakuan atas

    piutang tuntutan perbendaharaan yang yang ditetapkan oleh Pengadilan Negeri

    Kisaran sebagai kerugian Negara tersebut. Kerugian negara tersebut masih disajikan

    sebagai kas di bendahara pengeluaran sebesar Rp254.952.000,00 pada Neraca

    Pemerintah Kabupaten Asahan per 31 Desember 2011 sebelum diaudit oleh BPK.

    Sisa dari kas di bendahara pengeluaran yang tidak diakui sebagai kerugian negara

    sebesar Rp84.161.125,00 selanjutnya dimasukkan kedalam aset lainnya didalam

    neraca. Pencatatan atas pengakuan piutang tuntutan perbendaharan dan aset lainnya

    tersebut dapat dilihat pada gambar III.3 berikut.

    Gambar III.3

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    42/57

    29

    berwenang. Penyelesaian piutang tuntutan perbendaharaan yang terjadi di Pemerintah

    Kabupaten Asahan dilakuksn melalui proses pengadilan. Oleh karena itu dokumen

    sumber yang digunakan dalam pengakuan piutang tuntutan perbendaharaan ialah

    Surat Putusan No. 545/Pid.B/2008/PN-Kis dari Pengadilan Negeri Kisaran.

    Pengakuan piutang tuntutan perbendaharaan seharusnya dilakukan pada tahun 2008

    berdasarkan Surat Putusan No. 545/Pid.B/2008/PN-Kis. Bupati asahan seharusnya

    segera membentuk TPKN dan memantau penyelesaian kerugian tersebut sehingga

    pengakuan tuntutan perbendaharaan dapat dilakukan sesuai dengan aturan yang

    berlaku. Namun pengakuan piutang tuntutan perbendaharaan belum dilaksanakan oleh

    Pemerintah Kabupaten Asahan sejak tahun 2008 hingga 2011. Setelah BPK

    mengaudit Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Asahan Tahun 2011 diketahui

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    43/57

    30

    dimasukkan kedalam piutang tuntutan perbendaharaan (jangka panjang). Dengan

    pengukuran atas piutang tuntutan perbendaharaan akan diketahui nilai yang termasuk

    piutang jangka panjang dan nilai yang termasuk bagian lancar piutang. Oleh karena

    itu pengukuran atas piutang tuntutan perbendaharaan sangat tergantung ketetapan

    mengenai jangka waktu pelunasan di dokumen sumber saat pengakuannya.

    Pengakuan Piutang Tuntutan Perbendaharaan yang tidak dilakukan sejak tahun

    2008 hingga tahun 2011 mengakibatkan pengukuran atas Piutang tersebut juga tidak

    mungkin dapat dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Asahan. Pada tahun 2012

    berdasarkan hasil pemeriksaan BPK atas lapoan keuangan pemerintah kabupaten

    asahan pemerintah kabupaten asahan menyajikan piutang tuntutan perbendaharaan

    berdasarkan nilai nominalnya sebesar Rp 170.790.875,00

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    44/57

    31

    perbendaharaan hingga saat ini seluruh nilainya masih disajikan sebagai piutang

    lancar di Neraca per 31 Desember. Hal ini dikarenakan Pemerintah Kabupaten

    Asahan belum melakukan pengukuran atas piutang tuntutan perbendaharaan tersebut

    sehingga belum dapat menentukan bagian piutang jangka panjang maupun bagian

    lancar dari piutang perbendaharaan tersebut karena belum ada surat ketetapan

    mengenai jangka waktu pelunasan piutang tersebut.

    Jika ditinjau berdasarkan Bultek Standar Akuntansi Pemerintahan No. 06 yang

    menyatakan bahwa pengukuran piutang tuntutan perbendaaraan dilakukan sesuai

    dengan pengakuannya maka pengukuran atas piutang tuntutan perbendaharaan yang

    dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Asahan sudah tepat dikarenakan belum adanya

    pengakuan yg jelas yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Asahan atas piutang

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    45/57

    32

    Pengakuan atas piutang tuntutan perbendaharaan yang belum dilakukan oleh

    Pemerintah Kabupaten Asahan tentu saja menyebabkan piutang tuntutan

    perbendaharaan tidak disajikan dalam Neraca Pemerintah Kabupaten Asahan per 31

    Desember Tahun 2011 sebelum di audit BPK. Namun setelah dilakukan pemeriksaan

    oleh BPK Pemerintah Kabupaten Asahan memperbaiki Neracanya sehingga piutang

    tuntutan perbendaharaan disajikan sebagai bagian lancar piutang tuntutan

    perbendaharaan seluruhnya di bagian aset lancar dan juga berpasangan dengan

    cadangan piutang di bagian ekuitas dana lancar. Untuk lebih jelasnya penyajian

    piutang tuntutan perbendaharaan dapat dilihat pada gambar III.4 berikut ini.

    Gambar III.4

    Penyajian Piutang Tuntutan Perbendaharaan di Neraca per 31 Desember

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    46/57

    33

    Dari gambar III.4 diatas dapat diketahui bahwa seluruh piutang tuntutan

    perbendaharaan sebesar Rp170.790.875,00 dimasukkan ke bagian piutang lain-lain

    dalam neraca dan disajikan sebagai piutang lancar. Cadangan Piutang sebesar

    Rp27.718.265.332,94 termasuk didalamnya cadangan piutang atas tuntutan

    perbendaharaan sebesar Rp170.790.875,00. Oleh karena belum adanya jangka waktu

    pelunasan yang ditetapkan oleh pemerintah kabupaten asahan atas piutang tersebut

    maka penyajian piutang tuntutan perbendaharaan seluruhnya dijadikan piutang lancar

    dalam neraca. Sisa UP Sekretariat Daerah yang tidak termasuk kerugian daerah

    sejumlah Rp84.161.125,00 masuk kedalam aset lainnya yang berjumlah

    Rp2.348.890.861,00 serta dimasukkan ke dalam pos diinvestasikan dalam aset lainnya yang

    berjumlah Rp3.115.805.021,00 di bagian ekuitas dana investasi di neraca.

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    47/57

    34

    Tabel III.4

    Tinjauan Pengungkapan Piutang Tuntutan Perbendaharaan

    No Pengungkapan Keterangan

    1 Kebijakan akuntansi Sudah

    2 Saldo menurut umur Belum

    3 Penjelasan atas penyelesaian piutang Belum4 TGR/TP yang masih dalam proses penyelesaian Sudah

    5 Barang/uang yang disita oleh Negara/daerah

    sebagai jaminan.Sudah

    Dari tabel III.4 di atas dapat diketahui bahwa dalam CaLK pemerintah Kabupaten

    Asahan telah diungkapkan mengenai kebijakan akuntasi yang digunakan. Piutang

    tuntutan perbendaharaan dicatat sesuai dengan nilai nominal pada dokumen sumber

    saat pengakuan baik berupa SKTJM maupun surat keputusan instansi lain yang

    berwenang. Uang barang bukti yang disita oleh kejaksaan berupa sisa dana dari

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    48/57

    35

    Asahan adalah saldo menurut umur piutang serta penjelasan atas penyelesaian

    piutang. Saldo menurut umur piutang berguna untuk mengetahui tingkat kolektibilitas

    piutang tersebut sehingga dapat diketahui mana piutang yang kemungkinan besar

    dapat ditagih dan mana piutang yang kemungkinan besar tidak dapat ditagih.

    Penjelasan mengenai penyelesaian piutang menjelaskan bagaimana proses

    penagihan piutang apakah masih pada Pemerintah Kabupaten Asahan atau sudah

    diserahkan penagihannya ke KPKNL. Tanpa adanya penjelasan tersebut dapat terjadi

    kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan oleh pengguna laporan keuangan.

    Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengungkapan piutang tuntutan

    perbendaharaan Pemerintah Daerah Kabupaten Asahan dalam CaLK sudah cukup

    memadai karena kebijakan akuntansi sudah diungkapkan, barang bukti yang disita

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    49/57

    BAB IV

    PENUTUP

    A. SimpulanDari uraian pembahasan pada bab sebelumnya, penulis dapat mengambil simpulan

    sebagai berikut.

    1. Identifikasi piutang tuntutan perbendaharaan yang dilakukan oleh PemerintahKabupaten Asahan telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

    Pemerintah Kabupaten Asahan telah dapat menentukan piutang yang termasuk

    piutang tuntutan perbendaharaan merupakan piutang yang timbul karena

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    50/57

    37

    4. Penyajian piutang tuntutan perbendaharaan yang dilakukan oleh PemerintahKabupaten Asahan dalam Neraca Pemerintah Kabupaten Asahan per 31 Desember

    2011 telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Pemerintah kabupaten

    Asahan menyajikan piutang perbendahaan sebagai bgian dari piutang lain-lain

    dalam bagian asset lancar serta bepasangan dengan akun cadangan piutang pada

    ekuitas dana lancar.

    5. Pengungkapan mengenai piutang tuntutan perbendaraharan yang dilakukan olehPemerintah Kabupaten Asahan telah cukup memadai meskipun masih ada sedikit

    kekurangan dalam pengungkapan piutang tuntutan perbendaharaan yang

    dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Asahan. Pemerintah Asahan telah

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    51/57

    38

    B. SaranDari uraian-uraian yang telah penulis paparkan pada bab-bab sebelumnya

    menunjukkan bahwa akuntansi piutang tuntutan perbendaharaan di Pemerintah

    Kabupaten Asahan telah dilaksanakan dengan cukup baik, hanya saja di bagian

    pengakuan dan pengungkapan yang dilakukan masih ada beberapa hal yang perlu di

    perbaiki berdasarkan hasil tinjauan yang telah dilakukan oleh penulis. Oleh karena

    itu, penulis mencoba memberikan saran-saran mengenai langkah-langkah yang dapat

    diupayakan oleh pihak-pihak terkait dalam rangka meningkatkan pelaksanaan

    akuntansi piutang tuntutan perbendaharaan di Pemerintah Kabupaten Asahan di masa

    mendatang. Saran yang diusulkan oleh penulis adalah sebagai berikut.

    1. Pemerintah Kabupaten Asahan hendaknya segera menetukan jangka waktu

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    52/57

    39

    4. Pemerintah Kabupaten Asahan hendaknya melakukan peninjauan terhadap kas dibendahara pengeluaran yang ada pada 17 SKPD yang hingga akhir tahun 2011

    belum disetor kembali ke kas daerah karena hal tersebut telah menyalahi aturan

    mengenai pengelolaan kas, selain itu dengan banyaknya kas pada SKPD

    Pemerintah Kabupaten Asahan yang belum disetorkan kembali ke Kas Daerah

    mengindikasikan adanya potensi kerugian negara pada seluruh SKPD tersebut.

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    53/57

    40

    DAFTAR PUSTAKA

    Akbar, Rusdi. 2004. Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: UMP AMP YPKN.

    Warren, Reeve dan Fees. 2005. Pengantar Akuntansi Edisi 21. Jakarta: Penerbit

    Salemba Empat.

    Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. 2008. Buletin Teknis Standar Akuntansi

    Pemerintahan Nomor 6 tentang Akuntansi Piutang.

    Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

    Standar Akuntansi Pemerintahan.

    ________________. 2004. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

    Perbendaharaan Negara.

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    54/57

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    55/57

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    56/57

    RINCIAN SALDO KAS YANG BELUM DISETOR KE KAS DAERAH

    No Uraian 2011 (Rp) 2010 (Rp)

    1 Dinas Pendidikan 83.929.497,00 410.780.410,00

    2 UPT Disdik Kec. Pulau Rakyat 4.750.000,00 4.125.000,00

    3 UPT Disdik Kec. Tanjung Balai 450.000,00 669.40,001

    4 UPT Disdik Kec. Air Joman 260.000,00 0,00

    5 UPT Disdik Kec. Setia Janji 0,00 14.184.595,00

    6 UPT Disdik Kec. Tinggi Raja 0,00 1.080.000,00

    7 UPT Disdik Kec. Rawang Panca Arga 0,00 90.000,00

    8 UPT Disdik Kec. Sei Kepayang Timur 2.978.300,00 3.858.900,00

    9 UPT Disdik Kec. Aek Songsongan 2.535.000,00 9.739.220,00

    10 Dinas Kesehatan 42.754.120,00 88.949.586,00

    11 RSUD H. Abdul Manan Simatupang 0,00 15.598.399,00

    12 Dinas PU 0,00 26.635.218,00

    13 Lingkungan Hidup 25.000,00 0,0014 Kantor Kependudukan Capil 0,00 4.716.540,00

    15 Dinas Sosial 0,00 14.915.522,00

    16 Dinas Perindustrian dan Perdagangan 0,00 15.583.331,00

    17 Dispora 0,00 19.326.753,00

    18 Sekretariat Daerah 1.486.345.386,00 5.100.000,00

    19 Sekretariat DPRD 0,00 700.068.863,00

    Lampiran II

  • 7/22/2019 TINJAUAN TERHADAP AKUNTANSI PIUTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DI PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN.pdf

    57/57

    STRUKTUR ORGANISASI DPPKA PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN

    Lampiran III