23
TINJAUAN HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK DISUSUN OLEH: ARI HANDAYANI (12080629) MIDA SETYA RIFI (12080552) NAILUL IZZAH (12080561) NITA MAY DIAN KUSUMA DEWI (12080565) NURHAYATI (12080624) TUTI SRIYANTI (12080580) VERIA YUNIANINGSIH (12080617)

TINJAUAN HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK

  • Upload
    vida

  • View
    59

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TINJAUAN HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK. DISUSUN OLEH: ARI HANDAYANI (12080629) MIDA SETYA RIFI(12080552) NAILUL IZZAH(12080561) NITA MAY DIAN KUSUMA DEWI(12080565) NURHAYATI(12080624) TUTI SRIYANTI (12080580) VERIA YUNIANINGSIH (12080617). PENGERTIAN E COMMERCE. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: TINJAUAN HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK

TINJAUAN HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK

DISUSUN OLEH:

ARI HANDAYANI (12080629)

MIDA SETYA RIFI(12080552)

NAILUL IZZAH(12080561)

NITA MAY DIAN KUSUMA DEWI(12080565)

NURHAYATI(12080624)

TUTI SRIYANTI (12080580)

VERIA YUNIANINGSIH (12080617)

Page 2: TINJAUAN HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK

PENGERTIAN E COMMERCESecara umum e commerce adalah sistem

perdagangan yang menggunakan mekanisme elektronik yang ada di jaringan internet

Menurut UU ITE (Pasal 1 angka 10) : Transaksi elektronik adalah perbuatan

hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, atau media elektronik lainnya

Page 3: TINJAUAN HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK

  

sistem e commerce terbagi sistem e commerce terbagi menjadi tiga aplikasi yaitu:menjadi tiga aplikasi yaitu:

Electronic Markets (EMs).Electronic Data Interchange (EDI).Internet Commerce.

Page 4: TINJAUAN HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK

Electronic Markets Electronic Markets (EMs).(EMs).

EMs adalah sebuah sistem

informasi antar organisasi yang

menyediakan fasilitas-fasilitas bagi

para penjual dan pembeli untuk

bertukar informasi tentang harga

dan produk yang ditawarkan.

Page 5: TINJAUAN HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK

Electronic Data Interchange (EDI).

EDI adalah sarana untuk

mengefisienkan pertukaran data

transaksi-transaksi reguler yang

berulang dalam jumlah besar antara

organisasi-organisasi komersial.

Page 6: TINJAUAN HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK

Internet CommerceInternet Commerce..

Internet commerce adalah penggunaan internet yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk perdagangan.

Page 7: TINJAUAN HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK

a. a. Business to Business Business to Business (B2B)(B2B)b. b. Business to Consumer Business to Consumer (B2C)(B2C)c. Consumer to Consumer c. Consumer to Consumer (C2C)(C2C)

KARAKTERISTIK E-COMMERCE

Page 8: TINJAUAN HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK

B2B melibatkan pasar B2B melibatkan pasar e-e-business business dan hubungan pasar dan hubungan pasar langsung antar perusahaan. langsung antar perusahaan. B2B menyatakan penjualan B2B menyatakan penjualan produk dan jasa yang produk dan jasa yang melibatkan beberapa melibatkan beberapa perusahaan dan dilakukan perusahaan dan dilakukan dengan sistem otomasidengan sistem otomasi

Business to Business (B2B)

Page 9: TINJAUAN HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK

B2C melibatkan interaksi dan B2C melibatkan interaksi dan transaksi antar perusahaan transaksi antar perusahaan penjual dan konsumennya. penjual dan konsumennya.

Consumer to Consumer (C2C)Consumer to Consumer (C2C)

C2C menyatakan model C2C menyatakan model perdagangan yang terjadi antara perdagangan yang terjadi antara konsumen dengan konsumen konsumen dengan konsumen melalui internet. melalui internet.

Business to Consumer (B2C)

Page 10: TINJAUAN HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK

KEUNTUNGAN E-COMMERCE

Bagi Konsumen: harga lebih murah, belanja cukup pada satu tempat.

Bagi Pengelola bisnis: efisiensi, tepat waktu

Bagi Manajemen: peningkatan pendapatan, loyalitas pelanggan.

Page 11: TINJAUAN HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK

 

Transaksi pada Situs E-CommercePenawaran

Penjual menunjukkan produk dan layanannya di website

Penerimaan/kesepakatanmerupakan kesepakatan yang terjadi antara pembeli dan penjual.

Pembayaran Pembayaran dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung perusahaan masing-masing.

PengirimanSetelah transaksi selesai, maka barang yang dibeli akan segera dikirim atau dapat didownload

Page 12: TINJAUAN HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK

Contoh Transaksi pada Situs E-Commerce

Contoh:Cara transaksi pada Bhineka.com

Ketik situs penjualan online www.bhineka.com Memilih produk yang diinginkan melalui catalog

online Klik pesan barang yang diingikan Isi form,   Jika sudah cocok dan sesuai dengan yang diinginkan

kemudian klik ok. 

Page 13: TINJAUAN HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK

Cara Belanja Secara Online Pada bhineka.com

Menggunakan Shopping Cart Belanja Via Telphone / email

Page 14: TINJAUAN HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK

Cara Pembayaran di Bhineka.com

transfer bank, kredit, kartu kredit, bayar ditempat, proses perusahaan

Page 15: TINJAUAN HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK

Tinjauan Hukum Indonesia tentang Transaksi Elektronik

Page 16: TINJAUAN HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK

Undang –Undang Tentang Transaksi Elektronik di Indonesia

 Rancangan Undang Undang Informasi dan

Transaksi Elektronik (RUU ITE) disetujuiDPR dan disahkan Rapat Paripurna DPR RI pada

Selasa, 25 Maret 2 008 menjadi Undang-Undang ITE. UU inimenjadi cyber law pertama di

Indonesia. Isinya cukup luas. Banyakhal diatur disini yang amat penting bagi pelaku

bisnis di dunia maya. Untuk TransaksiElektronik dimuat dalam Bab V, pasal 17 – 2 yang

isinya sebagai berikut. 

Page 17: TINJAUAN HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK

BAB VTRANSAKSI ELEKTRONIK

Pasal 17(1) Penyelenggaraan transaksi elektronik dapat

dilakukan baik dalam lingkup publik maupun privat.(2)  Para pihak yang melakukan Transaksi elektronik

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib  beritikad baik dalam melakukan interaksi dan/atau pertukaran Informasi elektronik selama transaksi berlangsung.

(3)  Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelengaraan Transaksi elektronik sebagaimana dimaksud ketentuan pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Page 18: TINJAUAN HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK

Pasal 18

(1)  Transaksi elektronik yang dituangkan dalam Perjanjian elektronik mengikat para pihak.

(2)  Para pihak memiliki kewenangan untuk memilih hukum yang berlaku bagi transaksi elektronik internasional yang dibuatnya.

(3)  Apabila para pihak tidak melakukan pilihan hukum dalam transaksi elektronik internasional, hukum yang berlaku didasarkan pada asas-asas Hukum Perdata Internasional.

Page 19: TINJAUAN HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK

(4)  Para pihak memiliki kewenangan untuk menetapkan forum pengadilan, arbitrase atau lembaga penyelesaian sengketa alternatif yang berwenang menangani sengketa yang mungkin timbul dari transaksi elektronik.

(5)  Apabila para pihak tidak melakukan pilihan forum sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) penetapan kewenangan pengadilan, arbitrase atau lembaga penyelesaian sengketa alternatif yang berwenang menangani sengketa yang mungkin timbul dari transaksi tersebut, didasarkan pada asas-asas Hukum Perdata Internasional.

Page 20: TINJAUAN HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK

Pasal 19

Para pihak yang melakukan transaksi elektronik harus menggunakan sistem elektronik yang disepakati.

Pasal 20

(1)  Kecuali ditentukan lain oleh para pihak transaksi elektronik terjadi pada saat penawaran transaksi yang dikirim pengirim telah diterima dan disetujui penerima.

(2)  Persetujuan atas penawaran transaksi elektronik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dilakukan dengan pernyataan penerimaan secara elektronik.

Page 21: TINJAUAN HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK

Pasal 21

(1)  Pengirim maupun penerima dapat melakukan sendiri transaksi elektronik, atau melalui pihak yang dikuasakan olehnya atau melalui Agen Elektronik.

(2)  Kecuali diperjanjikan lain, pihak yang bertanggung jawab atas segala akibat hukum dalam pelaksanaan transaksi elektronik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur sebagai berikut:a. apabila dilakukan sendiri, menjadi tanggung jawab para pihak yang bertransaksi;b. apabila dilakukan melalui pemberian kuasa, menjadi tanggung jawab pemberi kuasa;

Page 22: TINJAUAN HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK

c.    Apabila dilakukan melalui Agen Elektronik, menjadi tanggung jawab Penyelenggara Agen Elektronik.d.    Apabila kerugian transaksi disebabkan gagal beroperasinya Agen elektronik akibat tindakan pihak ketiga secara langsung terhadap Sistem elektronik, menjadi tanggung jawab Penyelenggara Agen elektronik.e.    Apabila kerugian transaksi disebabkan gagal beroperasinya Agen elektronik akibat kelalaian pihak pengguna jasa layanan, menjadi tanggung jawab pengguna tersebut.

(3)  Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku dalam hal dapat dibuktikan terjadinya keadaan memaksa (force majeure) atau kesalahan dan/atau kelalaian dari pihak pengguna sistem elektronik.

Page 23: TINJAUAN HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK

Pasal 22

(1)  Penyelenggara Agen Elektronik tertentu wajib menyediakan fitur pada Agen Elektronik yang dioperasikannya yang memungkinkan penggunanya melakukan perubahan informasi yang masih dalam proses transaksi.

(2)  Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggara agen elektronik tertentu sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.