89
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ARISAN DI DESA WARU KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG Skripsi Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu syari‟ah Oleh : PURWANTO 082311066 JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI

ARISAN DI DESA WARU KECAMATAN REMBANG

KABUPATEN REMBANG

Skripsi

Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu syari‟ah

Oleh :

PURWANTO

082311066

JURUSAN MUAMALAH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2012

Page 2: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

2

DEPARTEMEN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

FAKULTAS SYARI’AH

Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Km. 2 (Kampus III) Telp/Fax : 024-7614454 Semarang 50185

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eks.

Hal : Naskah Skripsi

A.n Sdra. Purwanto

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

ini saya kirim naskah Saudara:

Nama : Purwanto

NIM : 082311066

Jurusan : Muamalah

Judul :TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS

JUAL BELI ARISAN DI DESA WARU

KECAMATAN REMBANG KABUPATEN

REMBANG

Dengan ini saya mohon kiranya naskah tersebut dapat segera

dimunaqosahkan.

Demikian harap menjadikan maklum adanya.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

Semarang,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. H. Ghufron Ajib, M. Ag. Maria Anna Muryani, S.H., M.H.

NIP. 19660325 199203 1 001 NIP. 19620601 199303 2 001

IA IN W A L IS O N G O

S E M A R A N G

Page 3: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

3

Page 4: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

4

DEKLARASI

Bimillahirroahmanirrohim

Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, penulis mengatakan bahwa skripsi

ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.

Demikian juga skripsi ini tidakberisi satupun pemikiran-pemikiran orang lain,

kecuali informasi yang terdapat dalam refrensi yag dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 11 Juni 2012

Deklarator,

Purwanto

NIM. 082311066

Page 5: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

5

MOTTO

Artinya: “dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah

tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau

semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”. (Q.S Al-

Baqarah: 280)

Artinya: “Dan Barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya,

Maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. yang demikian

itu adalah mudah bagi Allah”. (Q.S An Nisaa‟: 30)

Page 6: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

6

ABSTRAK

Pelaksanaan arisan yang dilakukan oleh masyarakat desa Waru

Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang ini bermula pada kumpulan ibu-

ibu yang sedang berkumpul dan melakukan pembicaraan tentang obrolan-

obrolan ringan mengenai keuangan rumah tangga mereka masing-masing.

Ketika mereka lagi melakukan kegiatan rutinitas setiap paginya yaitu

melakukan belanja untuk keperluan dapur.

Rumusan masalah dalam penelitian ini ada dua yaitu tentang

pelaksanaan jual beli arisan yang terjadi di desa Waru Kecamatan Rembang

Kabupaten Rembang dan juga bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap

kasus jual beli arisan di Desa Waru Kecamatan Rembang Kabupaten

Rembang. Dalam melakukan jual beli arisan ini dilakukan dengan adanya

kata sepakat diantara kedua belah pihak yang bersangkutan sehingga tidak

ada unsur paksaan. Adapun tujuan melakukan pembelian arisan ini yaitu

dengan dasar ingin membantu masyarakat yang mengalami kesulitan dalam

menjalankan perputaran ekonomi.

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field reseach)

yaitu mengumpulkan data yang dilakukan dengan penelitian di tempat

terjadinya segala yang diselidiki. Mengenai waktu dan tempat penelitian

dilakukan di Desa Waru Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Dalam

penelitian ini menggunakan metode wawancara dan observasi guna

menjawab permasalahan pertama dan permasalahan kedua.

Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan, pertama

pelaksanaan jual beli arisan di desa Waru ini tidak sah karena tidak ada

objeknya, dan seharusnya menggunakan ijab qabul hutang piutang. Kedua,

hutang piutang ini termasuk dalam kategori riba, karena adanya kelebihan

pembayaran atas barang yang dibayarkan secara bertempo. Harga kelebihan

ditentukan sebelumnya oleh kedua belah pihak yang jelas-jelas terdapat

kelebihan dalam pembayarannya. Akad yang digunakan tersebut juga

bukanlah akad jual beli pada umumnya, akan tetapi akad tersebut menyerupai

bahkan cenderung sama dengan akad utang-piutang yang terdapat tambahan

dalam pengembaliannya. Disamping itu jual beli tersebut juga menyerupai

dengan jual beli hutang-piutang yang tersebut dalam hadits nabi dan para

ulama‟ jelas-jelas sepakat melarang hal tersebut.

Page 7: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

7

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati skripsi ini penulis persembahkan kepada :

Kedua orang tua Bapak Jarin dan Ibu Umikatun atas cinta dan kasih sayang serta

do’anya dan atas segala dukungan yang diberikan, baik secara moril maupun materiil

dengan tulus ikhlas demi kesuksesan putra tercinta

Saudari-saudariku tercinta adik Jefri Febriana Wulandari dan Adik Yunita Ayu

Ristiana atas segala perhatian dan dukungan selama ini,memberi semangat penulis dalam

penyelesaian penulisan skripsi ini

Orang terdekatku saat ini yang terkasih dan tercinta Fuzi Rahmawati atas segala

pengorbannya dan segala perhatiannya sehingga penulis menjadi lebih semangat dalam

hidup dan dalam penulisan skripsi ini

Semua orang yang mendukung dan ikhlas membantu penulis...

Page 8: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

8

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim. Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha

Mendengar lagi Maha Melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berbentuk

skripsi ini yang berjudul: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS

JUAL BELI ARISAN DI DESA WARU KECAMATAN REMBANG

KABUPATEN REMBANG sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar

Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu membantu

perjuangan beliau dalam menegakkan Dinullah di muka bumi ini.

Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak

terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini,

baik berupa dorongan moril maupun materil. Karena penulis yakin tanpa bantuan

dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Disamping itu, izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terima

kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Allah SWT yang Maha Esa

2. Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang

3. Dekan Fakultas Syariah Dr. H. Imam Yahya, M.Ag, serta pembantu dekan

Fakultas Syariah dan para staf di IAIN Walisongo Semarang

4. Bapak Drs. H. Ghufron Ajib, M.Ag. dan Maria Anna Muryani, S.H., M.H.

yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah yang telah memberikan ilmunya

kepada penulis, semoga Bapak dan Ibu dosen selalu dalam rahmat dan

lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat

dikemudian hari.

6. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial penulis haturkan

dengan rendah hati dan rasa hormat kepada kedua orang tua penulis yaitu

Bapak Jarin dan Ibu Umikatun yang tercinta dan terkasih, serta adik penulis

Page 9: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

9

yang dengan segala pengorbanannya tidak akan pernah penulis lupakan atas

jasa-jasa mereka. Doa restu, nasihat dan petunjuk dari mereka kiranya

merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi penulis

hingga saat ini.

7. Kawan-kawanku Mahasiswa IAIN Walisongo terutama teman-teman kost

yang selalu membantu dan mensuport penulis.

8. Seseorang terdekat dan terkasih Fuzi Rahmawati, yang selalu memberi

bantuan dan dukungan setiap hari kepada penulis sehingga terjadi

penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan pahala

dari rahmat Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan

untuk penelitian lanjutan di masa mendatang.

Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak. Amin ya Rabbal alamin.

Semarang, 11 Juni 2012

Penulis,

Purwanto

NIM. 082311066

Page 10: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

10

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN

Sesuai dengan SKB Menteri Agama RI, Menteri Pendidikan

dan Menteri Kebudayaan RI

No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987

Tertanggal 22 Januari 1988

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin N a m a

alif tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا

- ba B ب

- ta T ت

sa S s (dengan titik di atas) ث

- jim J ج

ha‟ H h (dengan titik di bawah) ح

- kha‟ Kh خ

- dal D د

zal Ż z (dengan titik di atas) ذ

- ra r ر

- za ż ز

- sin s س

Page 11: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

11

- syin sy ش

sad s s (dengan titik di bawah) ص

dad d d (dengan titik di bawah) ض

ta t t (dengan titik di bawah) ط

za z z (dengan titik di bawah) ظ

ain „ koma terbalik ke atas„ ع

- gain g غ

- fa f ؼ

- qaf q ؽ

- kaf k ؾ

- lam l ؿ

- mim m ـ

- nun n ف

- wawu w ك

- ha h ق

hamzah ء Apostrof

Page 12: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

12

ya‟ y م

B. Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap. contoh :

حػمد يػػه ا ditulis Ahmadiyyah

C. Ta‟ Marbutah di Akhir Kata

1. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap

menjadi Bahasa Indonesia, seperti salat, zakat dan sebagainya. Contoh :

ditulis jama‟ah جػما عػة

2. Bila dihidupkan ditulis t, contoh :

‟ditulis karamatul-auliya كرا مػة األ كليػاء

D. Vokal Pendek

Fathah ditulis a, kasrah ditulis i, dan dammah ditulis u.

E. Vokal Panjang

Panjang ditulis ā, i panjang ditulis ī dan u panjang ditulis ū, masing-masing

dengan tanda hubung (-) di atasnya.

F. Vokal Rangkap

1. Fathah + ya‟ mati ditulis ai, contoh :

,ditulis bainakum بيػنكػم

2. Fathah + wawu mati ditulis au, contoh :

ditulis qaul قػو ؿ

G. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan

apostrof („)

ditulis mu‟annas مؤ نػث ditulis a‟antum أانتػم

H. Kata Sandang Alif + Lam

1. Bila diikuti huruf Qamariyyah, contoh :

ditulis al-Qiyas القيػاس ditulis al-Qur‟an القػراف

Page 13: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

13

2. Bila didikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf

Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)-nya.

ditulis asy-Syams الشػمس ditulis as-Sama السػماء

I. Penulisan huruf kapital

Meskipun dalam sistem tulisan arab huruf kapital tidak dikenal, dalam

trasliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan itu seperti yang

berlaku pada EYD, diantara huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf

awal, nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri diawali dengan kata

sandang maka yang ditulis menggunakan huruf kapital tetap huruf awal nama

diri tersebut bukan huruf awal kata sandang.

J. Kata dalam rangkaian Frasa dan Kalimat

1. Ditulis kata per kata, contoh :

ditulis zawi al-furud ذكل الفػركض

2. Ditulis menurut bunyi atau pengucaspan dalam rangkaian tersebut,

contoh:

ditulis ahl as-Sunnah أهػل السػنه

االسـالوشـيخ ditulis Syaikh al-Islam atau Syaikhul-Islam

Page 14: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam memenuhi kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial atau

sebagai manusia yang bermasyarakat, pastinya manusia itu butuh dengan

adanya makhluk lain dalam melakukan kegiatan sehari-harinya. Seperti

dalam menjalankan perekonomian, pastinya masyarakat memerlukan

adanya makhluk lain. Untuk memenuhi kebutuhan yang tidak bisa

didapatkannya sendiri, untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhan itu

setiap manusia melakuan transaksi ekonomi untuk memenuhi

kebutuhannya sehari-hari.

Seperti disebutkan dalam QS Al Isra‟:12 yang menerangkan bahwa

Allah menyuruh manusia mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhannya:

Artinya: “Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu

Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu

terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya

kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. dan

segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas”3

3 Departemen Agama RI, Al Qur‟an dan Terjemahannya, Semarang: Toha Putra, 1999,

hlm. 284

Page 15: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

15

Dengan seiring berjalannya transaksi yang dilakukan oleh setiap

masyarakat pastinya terdapat saling terpenuhinya kebutuhan. Akan tetapi

tingkat kebutuhan antara makhluk yang satu dengan makhluk yang lain

pastinya tidak sama, ini dikarenakan pendapatan yang mereka terima

setiap bulannya atau setiap minggunya terdapat perbedaan. Jika

pendapatan seseorang setiap bulannya atau setiap minggunya itu besar

maka keperluan atau kebutuhan yang mereka keluarkan dalam memenuhi

kehidupannya juga ikut besar. Sebaliknya jika pendapatan yang diterima

setiap bulannya atau setiap minggunya itu sedikit, maka pengeluaran yang

dikeluarkan dalam memenuhi kehidupannya juga ikut kecil.

Setelah ibu rumah tangga mengetahui pendapatan yang

diterimanya selama satu bulan atau setiap minggunya, maka dia harus bisa

mengatur pengeluaran yang akan dilakukan selama satu bulan kedepan

setelah menerima upah dari pekerjaan yang telah dikerjakan. Ketika ibu

rumah tangga itu bisa mengatur keuangan dalam rumah, dan menstabilkan

antara pendapatan dan pengeluaran, diharapkan agar terjadi surplus

(ditabung) dan tidak terjadi defisit (berhutang).

Berbagai macam cara yang dilakukan ibu rumah tangga dalam

meng-optimalkan keuangan dalam rumah tangga, sepertihalnya ikut dalam

kumpulan arisan ibu-ibu rumah tangga yang dilaksanakan setiap satu bulan

sekali yang tempatnya selalu bergantian dari ibu rumah tangga yang satu

ke ibu rumah tangga yang lain.

Page 16: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

16

Walaupun tidak semua ibu-ibu rumah tangga mau ikut berkumpul

dalam arisan ini, bukan berarti mereka tidak pernah ikut dalam

bermasyarakat dengan ibu rumah tangga yang lain. Akan tetapi di desa

Waru Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang ini terdapat banyak

kegiatan rutin ibu-ibu. Sepertihalnya dalam acara Al-Berjanji, kumpulan

ibu-ibu PKK, pengajian rutin yang dilaksanakan setiap hari minggu, dan

posyandu (bagi ibu-ibu yang memiliki anak di bawah lima tahun).

Arisan juga mempunyai manfaat yang sejatinya Arisan merupakan

ajang perkumpulan dari sekolompok orang, di mana mereka berinisiatif

untuk tetap bertemu dan bersosialisasi. Selain itu dengan mengikuti arisan,

juga terlatih untuk belajar menabung dan merencanakan keuangan. Secara

sadar atau tidak arisan membantu untuk menyisihkan uang, dan ini akan

lebih mudah daripada menyuruh diri sendiri untuk menabung. Sehingga

dapat merencanakan untuk membeli sesuatu jika giliran mendapatkan

arisan tiba. Arisan mempunyai tujuan untuk menjadikan masyarakat lebih

baik dan menjadikan masyarakat lebih mudah bersosialisasi dan tidak

terdapat unsur bisnis atau untung-untungan diantara sesama orang yang

mengikuti arisan tersebut.

Arisan bisa dikatakan sebagai tabungan, hanya saja tabungan yang

semacam ini tidak bisa diambil sewaktu waktu karena melalui sistem

pengkocokan terlebih dahulu. Barang siapa yang namanya keluar terlebih

dahulu, maka ibu rumah tangga tersebut yang berhak mendapatkan uang

dari kumpulan ibu-ibu arisan tersebut. Besarnya jumlah uang yang di

Page 17: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

17

keluarkan ibu-ibu arisan dalam hal melakukan pembayaran arisan akan

kembali pada dirinya sendiri, yaitu ketika kocokan arisan tersebut keluar

namanya. Ibu-ibu yang sudah keluar namanya terlebih dahulu bukan

berarti dia sudah berhenti dalam melakukan pembayaran arisan, dia tetap

melakukan pembayaran arisan tersebut sebanyak jumlah peserta yang ikut

dalam arisan tersebut.

Akan tetapi kebutuhan manusia itu tiba-tiba dapat berubah

sewaktu-waktu. Begitu juga dalam hal arisan, yang mana tidak semua

peserta arisan bisa mengikuti prosedur arisan dengan lancar. Karena

adanya pemenuhan kebutuhan yang harus dipenuhi, biasanya peserta

arisan menjual arisannya kepada pihak yang mau membelinya. Peserta

arisan menawarkan dengan harga separuh dari hasil arisan semestinya.

Misalkan arisan tersebut hasilnya Rp. 1.250.000,00 maka di jual oleh

peserta arisan tersebut sebesar Rp. 650.000,00. Dan pembeli arisan

tersebut tidak mempunyai tanggungan dalam melakukan pembayaran

setiap bulannya. Karena yang menanggung pembayaran setiap bulannya

adalah peserta yang ikut dalam arisan tersebut, sehingga pembeli arisan

tersebut hanya menunggu nama dari penjual arisan tersebut untuk

mendapatkan hasil arisan.

Selain itu hasil dari arisan atau perolehan arisan tidak mampu

ditentukan kapan waktu mendapatkannya atau tidak terdapat kejelasan

dalam mendapatkan hasil arisan tersebut. Sehingga tidak dapat ditentukan

kapan pembayaran akan dilaksanakan.

Page 18: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

18

Dilihat dari apa yang telah dijelaskan diatas, orang yang membeli

arisan membelinya dengan harga jauh dibawah nominal pendapatan arisan

yang didapatkannya. Sehingga terkesan tidak terdapat unsur tolong

menolong di dalam transaksi tersebut, seakan-akan terdapat unsur untung-

untungan.

Dari uraian di atas penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh

tentang jual beli arisan dari sudut pandang Islam. Oleh karena itu penulis

juga akan mengkaji lebih lanjut dalam sebuah skripsi yang berjudul

“TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI

ARISAN DI DESA WARU KECAMATAN REMBANG

KABUPATEN REMBANG”

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan jual beli arisan yang terjadi di desa Waru

Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang?

2. Bagaimana tinjauan Hukum Islam terhadap kasus jual beli arisan yang

terjadi di Desa Waru Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian harus konsisten dengan rumusann judul, rumusan

masalah serta hipotesis (jika ada) yang diajukan. Tujuan penelitian bukan

tujuan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Dalam konteks ini, tujuan

Page 19: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

19

penelitian tidak identik dengan tujuan subjektif si peneliti, tetapi tujuan

penelitian harus dapat menjawab mengapa penelitian dilaksanakan.2

Adapun maksud dan tujuan penulis dalam penulisan skripsi ini

adalah untuk:

1. Mengetahui pelaksanaan jual beli arisan di desa Waru Kecamatan

Rembang Kabupaten Rembang.

2. Mengetahui bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap jual beli

arisan di desa Waru Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.

D. Telaah Pustaka

Tinjauan pustaka adalah sebuah metode sistematis, eksplisit, dan

dapat direproduksi untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan

menginterpretasikan kumpulan laporan kerja yang ada, yang dihasilkan

oleh para periset, para akademisi, dan para praktisi.3

Untuk menghindari penelitian dari objek yang sama atau

pengulangan terhadap penelitian yang sama, serta menghindari anggapan

adanya plagiasi terhadap karya tertentu, maka perlu diadakan kajian

terhadap karya-karya yang pernah ada. Penelitian yang dilakukan penulis

adalah tentang tinjauan Hukum Islam terhadeap kasus jual beli arisan di

Desa Waru.

2 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, Yogyakarta: Erlangga, 2009, hlm. 49 3 Loraine blaxter, dkk, How To Re search, Jakarta: Indeks, 2001, hlm.181

Page 20: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

20

Penelitian yang penulis ambil, berdasarkan issu dari kalangan

masyarakat. Penulis mengambil contoh pemelitian sesudahnya, yang

mempunyai sedikit kaitan dengan pembahasan yang penulis ambil,

diantaranya:

Penelitian yang dilakukan oleh Lailatul Mukarromah (2195084)

dengan judul tinjauan Hukum Islam terhadap pelaksanaan lelang

dalam arisan sepeda motor di kecamatan kroya kabupaten cilacap.

Membahas tentang arisan dalam bentuk lelang yang dikaitkan

dengan akad syirkah, di dalamnya di bahas tentang bagaimana orang

yang mengumpulkan uang sebagai bentuk arisan yang kemudian dari

uang tersebut dibelikan sepeda motor, kemudian sepeda motor

tersebut dilelang kepada anggotanya. Dalam skripsi ini

menyimpulkan bahwa bahwa lelang sepeda motor tersebut

merupakan transaksi jual beli, dimana transaksi tersebut sah dan

diperbolehkan karena telah memenuhi syarat dan rukun dalam jual

beli.

Penelitian yang dilakukan oleh M. Deddy Yudiar (2195130) dengan

judul tinjauan Hukum Islam terhadap sistem arisan model tabungan

pembangunan kaitannya dengan akad wadi‟ah, di dalamnya

membahas mengenai jumlah perolehan arisan antara putaran pertama

sampai putaran terakhir tidak sama jumlahnya, perolehan arisan pada

putaran pertama lebih banyak daripada perolehan pada putaran

berikutnya. Menurut peneliti ini arisan tabungan pembangunan

Page 21: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

21

tersebut sah dan boleh karena sudah memenuhi syarat dan rukun

dalam wadi‟ah dan tidak adanya unsur-unsur penipuan, kejahatan

atau yang lainnya.

Peneliti yang dilakukan oleh Innawati (2101145) dengan judul

analisis Hukum Islam terhadap pelaksanaan arisan sistem gugur

(studi kasus di BTM ”surya kencana” kradenan grobogan).

Membahas tentang arisan yang menggunakan sistem gugur, yaitu

jika orang yang ikut arisan itu namanya keluar terlebih dahulu maka

dia tidak mempunyai kewajiban untuk melakukan angsuran arisan

setiap bulannya. Di sini terdapat pihak yang dirugikan yaitu pihak

yang mendapatkan arisan pada putaran terakhir. Dan pihak yang

mendapatkan pada putaran pertama merasa diuntungkan karena tidak

mempunyai tanggungan dalam melakukan angsuran setiap bulannya.

Namun dari semua penjelasan di atas, penulis dapat mengambil

simpulan bahwa belum ada pembahasan-pembahasan sebelumnya yang

membahas seperti yang penulis kaji. Belum ada yang membahas tentang

jual beli hutang piutang (studi kasus jual beli arisan di Desa Waru).

Sehingga penulis mengkaji secara lebih dalam tentang bagaimana tinjauan

Hukum Islam mengenai jual beli arisan.

Page 22: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

22

E. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang akan penulis gunakan adalah penelitian

lapangan (field reseach) yaitu mengumpulkan data yang dilakukan

dengan penelitian di tempat terjadinya segala yang diselidiki.4

Mengenai waktu dan tempat penelitian dilakukan di Desa Waru

Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.

2. Sumber Data

Sumber-sumber data dibagi menjadi dua yaitu sumber data

primer dan sumber data sekunder. Adapun sumber data primer adalah

data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh

orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang

memerlukannya. Data primer disebut juga data asli atau data baru.

Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh atau

dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-

sumber yang telah ada. Data ini biasanya diperoleh dari laporan-

laporan peneliti terdahulu. Data sekunder disebut juga dengan data

tersedia.5

Dalam penulisan ini, penulis akan menggunakan sumber

primer yang langsung penulis ambil dari hasil observasi, wawancara

secara langsung dan dokumentasi.

4 Sutrisno Hadi, “Metodologi Research 1”, Yogyakarta: Andi Offset, 1885, hlm. 6 5 M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta:

Ghalia Indonesia, 2002, hlm.82

Page 23: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

23

3. Metode Pengumpulan Data

Seorang peneliti harus dapat memilih dan menentukan metode

yang tepat dan mungkin dilaksanakan (feasible) guna mencapai tujuan

penelitiannya. Karena itu, seorang peneliti perlu mengenal berbagai

metode ilmiah dan karakteristiknya.6

Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data

primer untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan

langkah yang amat penting dalam metode ilmiah, karena pada

umumnya, data yang digunakan, data yang dikumpulkan digunakan,

kecuali untuk penelitian eksploratif, untuk menguji hipotesa yang

dirumuskan.7

a. Observasi

Sebagai metode ilmiah, observasi biasa diartikan sebagai

pengamatan dan pencatatan dengan sistematis atas fenomena-

fenomena yang diteliti. Dalam arti luas observasi sebenarnya tidak

hanya terbatas pada pengamatan yang dilakukan baik secara

langsung maupun tidak langsung. Pengamatan tidak langsung

misalnya melalui questionnare dan test. Sedangkan pengamatan

langsung yaitu dengan cara mengikuti arisan secara langsung dan

mengikuti jual beli arisan dan menanyakan tata caranya secara

6 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: 1997, hlm. 19 7 Moh. Nazil, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988, hlm. 211

Page 24: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

24

langsung. Dalam bab ini yang diartikan dengan observasi dalam

arti sempit.8

Sebagaimana alat pengumpul data ilmu sosial lainnya,

observasi juga menuntut penguasaan keahlian-keahlian (skills)

tertentu, jika ingin digunakan secara efektif, dan seperti metode-

metode lainnya ketentuan keahlian yang diperlukan peneliti-

peneliti dalam studi observasi merupakan hal yang khas dalam

penelitian. Dalam penggunaannya, apakah digunakan secara

tunggal atau digunakan secara bersama-sama dengan metode

lainnya, maka tekhnik observasi akan dapat dimengerti dengan baik

apabila membicarakannya dengan aspek-aspek lain yang berkaitan

dengan observasi.9

Macam-macam observasi yaitu: observasi partisipan,

observasi nonpartisipan, observasi sistematik, observasi

nonsistematik, observasi eksperimental, dan observasi non

eksperimental.10

Akan tetapi observasi yang peneliti pakai lebih

banyak menggunakana observasi partisipan atau masuk atau hadir

kedalam arisan secara langsung.

8 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, ANDI Yogyakarta, yogyakarta: 1989, hlm. 151 9 James A Black, dkk, Metode dan Masalah Penelitian Sosial, Bandung: Refika Aditama,

2009 hlm. 285 10 Cholid Narbuko, Metodologi Riset, Semarang: 1986, hlm.26-30

Page 25: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

25

Penulis melakukan pengamatan secara langsung di

Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Penulis mengambil

contoh dari desa Waru yang terdapat di kecamatan tersebut.

Penentuan lokasi tersebut diambil karena setiap penelitian

kualitatif sifatnya mengharuskan peneliti lebih banyak atau sering

dilapangan, rencana dan waktu yang diperlukan untuk

menyelesaikan penelitian ini, penulis akan melakukan maksimal

selama 5 bulan mulai dari bulan Maret dan berakhir pada bulan

Agustus.

Pemilihan penelitian observasi, karena peneliti ingin

mendapatkan data yang akurat dalam kajian yang dialami langsung

oleh seseorang ataupun sekelompok orang yang terjalin dalam

masyarakat desa Waru. Peneliti mengamati apa yang dikerjakan

orang, mendengar apa yang diucapkan dan berpartisipasi dalam

masyarakat yang dapat dilakukan secara berstruktur sesuai dengan

pedoman observasi. Peneliti juga akan berterus terang kepada nara

sumber bahwa peneliti sedang melakukan penelitian.

b. Wawancara

Wawancara adalah tehnik penelitian yang paling sosiologis

dari semua tekhnik-tekhnik penelitian sosial. Ini karena bentuknya

yang berasal dari interaksi verbal antara peneliti dan responden.

Banyak yang mengatakan bahwa cara yang paling baik untuk

menentukan mengapa seseorang bertingkah laku, dengan

Page 26: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

26

menanyakan secara langsung. Wawancara bukan sekedar alat dan

kajian (studi). Wawancara merupakan seni kemampuan sosial,

peran yang kita mainkan memberi kenikmatan dan kepuasan.

Hubungan yang berlangsung dan terus menerus memberikan

keasyikan, sehingga kita berusaha terus untuk menguasainya.

Karena peran memberikan kesenangan dan keasyikan, maka yang

dominan dan terkuasai akan membangkitkan semangat untuk

berlangsungnya wawancara.11

Pada saat pengumpulan data kualitatif, selain menggunakan

tekhnik observasi partisipan, peneliti dapat juga menggunakan

teknik wawancara. Wawancara merupakan sebuah percakapan

antara dua orang atau lebih yang pertanyaannya diajukan oleh

peneliti kepada subjek atau kelompok subjek penelitian untuk

dijawab. Pada penelitian kualitatif, wawancara mendalam dapat

dilakukan dengan dua cara. Pertama, wawancara sebagai strategi

utama dalam mengumpulkan data. Pada konteks ini, catatan data

lapangan yang diperoleh berupa transkip wawancara. Kedua,

wawancara sebagai strategi penunjang tekhnik lain dalam

mengumpulkan data.12

Dalam wawancara peneliti mengambil informan yang sudah

terlibat langsung dalam aktifitas tersebut dalam jangka waktu

relative lama. Sebagai informan awal dipilih secara purposive,

11 James A Black, dkk, Op. Cit, hlm.305 12 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002, hlm. 130

Page 27: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

27

obyek penelitian yang menguasai permasalahan yang diteliti (key

informan). Dilakukan dengan bertatap muka antara pewawancara

dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan

menggunakan pedoman (guide) wawancara.

Di Desa Waru terdapat arisan khusus ibu-ibu dan juga ada

arisan khusus bapak-bapak. Semua itu dilakukan dengan

pertimbangan agar tidak terjadi kekeliruan dan tidak terlalu lama

arisan terselesaikan. Arisan ibu-ibu dipimpin oleh Bu Lurah Desa

Waru sendiri. Begitu juga arisan bapak-bapak dipimpin langsung

oleh pak lurah Desa Waru. Sedangkan kebanyakan masyarakat

yang melakukan praktek jual beli arisan kebanyakan adalah warga

biasa yang apabila sedang sangat membutuhkan dana dalam

keadaan mendesak.

Wawancara diambil dari data primer dan data sekunder.

Sumber primer adalah tempat atau gudang penyimpan yang orisinal

dari data sejarah. Yaitu berupa sumber-sumber dasar sebagai bukti

atau saksi utama dari kejadian yang lalu. Sedangkan sumber

sekunder adalah catatan tentang adanya suatu peristiwa ataupun

catatan-catatan yang jaraknya telah jauh dari sumber orisinal.13

13 Moh. Nazil, Metode Pemalitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988, hlm.58-59

Page 28: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

28

Pada penelitian ini dipandang ini yang dipandang sebagai

informan pertama adalah : ketua penyelenggara arisan, yang telah

dipilih sebelumnya oleh masyarakat sendiri.

Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini

maksimal akan dilakukan selama 5 bulan, bertempat di desa Waru.

4. Metode Analisis

Analisis adalah tentang pencarian penjelasan dan pemahaman,

di dalamnya konsep-konsep dan teori-teori akan diajukan,

dipertimbangkan, dan dikembangkan.14

Analisis data terdiri dari analisa kuantitatif dan kualitatif.

Dalam menganalisa data-data kuantitatif data yang berbentuk angka

dihitung untuk mengetahui jawaban masalah yang diteliti. Sebaliknya,

data kualitatif merupakan data yang tidak berbentuk angka-angka

melainkan kata-kata.15

Dilihat dari sifat datanya, analisis dibedakan menjadi analisis

yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan

pada data yang tidak dapat dihitung, bersifat monografis, atau

berwujud kasus-kasus, objek penelitiannya dipelajari secara utuh dan

sepanjang itu mengenai manusia maka hal tersebut menyangkut

sejarah hidup manusia. Data yang dikumpulkan bersifat diskriptif

dalam bentuk kata-kata atau gambar.16

14 Loraine blaxter, Op. Cit, hlm. 312 15 Aji Damanuri, Metodologi Penelitian Mu‟amalah, Yogyakarta: Stain Po Press, 2010

hlm.84 16 Ibid, hlm: 84

Page 29: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

29

Dalam penelitian naturalistik kualitatif, analisa adalah proses

penyusunan data agar dapat ditafsirkan. Menyusun data berarti

menggolongkannya dalam pola, tema, atau kategori. Tanpa

kategorisasi atau klasifikasi data akan menjadi chaos. Tafsiran atau

interpretasi artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan

pola atau kategori mencari hubungan antara berbagai konsep.17

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan terdiri dari lima bab yang saling berkaitan

yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

BAB1 : Dalam bab ini merupakan pendahuluan yang terdiri dari

latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,

telaah pustaka, metode penelitian, dan sistematila

penelitian.

BAB II : Dalam bab ini penulis membahas tentang tinjauan umum

tentang konsep jual beli yang berisi pengertian jual beli,

dasar hukum jual beli, rukun dan syarat-syarat jual beli

dan bentuk jual beli dalam islam.

BAB III : Dalam bab ini penulis akan menjelaskan bagaimana

Tinjauan Umum Tentang Pelaksanaan Arisan, Praktek

17 Ibid, hal: 85

Page 30: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

30

Jual Beli Arisan Oleh Masyarakat dan Pendapat

Masyarakat Terhadap Praktek Jual Beli Arisan di Desa

Waru Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.

BAB IV : Dalam bab ini penulis membahas mengenai Tinjauan

Hukum Islam terhadap Kasus Jual beli Arisan di Desa

Waru Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.

BAB V : Dalam bab ini merupakan akhir dari penulisan yang

berisikan tentang kesimpulan, saran dan penutup.

Page 31: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

31

BAB II

KONSEP UMUM TENTANG JUAL BELI DAN ARISAN

A. Konsep Umum Tentang Akad

1. Pengertian Akad

Akad (Arab العقد = perikatan, perjanjian dan pemufakatan).

Pertalian ijab dan kabul, sesuai dengan kehendak syari‟at yang

berpengaruh pada objek perikatan.18

Yang dimaksud dengan ijab االءيجابdalam definisi akad

adalah ungkapan atau pernyataan kehendak melakukan perikatan

(akad) oleh suatu pihak, biasanya disebut sebagai pihak pertama.

Sedangkan yang dimaksud dengan qabul dalam definisi akad انقثل

adalah pernyataan atau ungkapan yang menggambarkan kehendak

pihak lain, biasanya dinamakan dengan pihak kedua, menerima atau

menyetujui pernyataan ijab.19

Semua perikatan (transaksi) yang dilakukan oleh dua belah

pihak atau lebih, tidak boleh menyimpang dan harus sejalan dengan

kehendak syari‟at. Tidak boleh ada kesepakatan untuk menipu orang

lain, transaksi barang-barang yang diharamkandan kesepakatan untuk

membunuh seseorang.20

18 Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat) , Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2003 Hlm.101 19 Ghufron A. Mas‟adi, Fiqh Muamalah Kontekstual, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2002, hlm.76 20 Ali Hasan, op. Cit hlm.102

Page 32: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

32

Menurut bahasa „Aqad mempunyai beberapa arti, yaitu

diantaranya:21

a) Mengikat ( تػ :yaitu ,(انز

ح ا ب غزفي حثه ج أحذ يسذ أل خزحت يتصم فيصثحا كقطعح ي

احذج

“Mengumpulkan dua ujung tali dan mengikat salah

satunya dengan yang lain sehingga bersambung,

kemudian keduanya menjadi sebagai sepotong benda”

b) Sambungan ( عقذج), yaitu:

م ص ان ا انذ ثق ي ا سك ي

“Sambungan yang memegang kedua ujung itu dan

mengikatnya”

c) Janji ( انعذ), sebagaimana dijelaskan dalam Firman Allah

Artinya: Sebenarnya siapa yang menepati janji (yang

dibuat)nya dan bertakwa, Maka Sesungguhnya Allah

menyukai orang-orang yang bertakwa (Qs. Ali Imron:

76)22

21 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: Raja Grafindo persada, 2002, hlm.44 22 Departemen Agama RI, Al Qur‟an dan Terjemahannya, Semarang: Toha Putra, 1999,

Hlm.88

Page 33: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

33

2. Rukun dan Syarat Akad

Setelah diketahui bahwa akad merupakan suatu perbuatan

yang sengaja dibuat oleh dua orang atau lebih berdasarkan keridhaan

masing-masing, maka timbul bagi kedua belah pihak haq dan iltijam

yang diwujudkan oleh akad, rukun-rukun akad ialah sebagai berikut:23

a. Aqid ialah orang yang berakad terkadang masing-masing pihak

terdiri dari satu orang dan juga terkadang terdiri dari beberapa

orang.

b. Ma‟qud alaih ialah benda-benda yang diakadkan

c. Maudhu‟ al „aqd ialah tujuan atau maksud pokok mengadakan

akad.

d. Shighat al‟aqd ialah ijab dan qabul, ijab adalah permulaan

penjelasan yang keluar dari salah seorang yang berakadsebagai

gambaran kehendaknya dalam mengadakan akad, sedangkan qabul

ialah perkataan yang keluar dari pihak yang berakad pula yang

diucapkan setelah adanya ijab.

Menurut Jumhur (mayoritas) fukaha, rukun akad terdiri

dari:24

a. Pernyataan untuk mengikatkan diri (sighah al-aqd)

b. Pihak-pihak yang berakad

23 Hendi Suhendi, op. Cit, hlm.46 24Ali Hasan,Op. Cit. Hlm. 103

Page 34: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

34

c. Objek akad

...........

Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-

aqad itu....”(Al-Maidah: 1)25

Setiap pembentuk aqad mempunyai syarat yang ditentukan

syara‟ yang wajib disempurnakan, syarat-syarat terjadinya akad ada

dua macam, yaitu:26

a) Syarat-syarat yang bersifat umum, yaitu syarat-syarat yang wajib

sempurna wujudnya dalam berbagai akad;

b) Syarat-syarat yang bersifat khusus, yaitu syarat-syarat yang

wujudnya wajib ada dalam sebagian akad. Syarat khusus ini bisa

juga disebut syarat idhafi (tambahan) yang harus ada di samping

syarat-syarat yang umum.

Syarat-syarat umum suatu akad adalah:27

a. Pihak-pihak yang melakukan akad telah dipandang mampu

bertindak menurut hukum (mukallaf).

b. Objek akad itu, diakui oleh syara‟. Objek akad ini harus

memenuhi syarat: berbentuk harta; dimiliki seseorang; dan

bernilai harta menurut syara‟.

c. Akad itu tidak dilarang oleh nash syara‟.

25 Departemen Agama RI, hlm156 26 Hendi Suhendi, op. Cit, hlm.49 27 Ali Hasan, Op. Cit, hlm.105

Page 35: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

35

d. Akad yang dilakukan itu memenuhi syarat-syarat khusus dengan

akad yang bersangkutan, disamping harus memenuhu syarat-

syarat umum.

e. Akad itu bermanfaat.

f. Ijab tetap utuh sampai terjadi kabul.

g. Ijab dan qabul dilakukan dalam satu majelis, yaitu suatu keadaan

yang menggambarkan proses transaksi.

h. Tujuan akad itu harus jelas dan diakui 0leh syara‟.

Syaratnya orang yang berakad yaitu:28

1) Berakal, agar dia tidak terkecoh. Orang yang gila dan bodoh

tidak sah jual belinya. Baliq (berumur 15 tahun ke

atas/dewasa), Anak kecil tidak sah jual belinya. Adapun anak-

anak yang sudah mengerti tetapi belum sampai umur dewasa,

menurut pendapat sebagian ulama, mereka diperbolehkan

berjual eli barang yang kecil-kecil; karena kalau tidak

diperbolehkan, sudah tentu menjadi kesulitan dan kesukaran,

sedangkan agama islam sekali-kali tidak akan menetapkan

peraturan yang mendatangkan kesulitan bagi pemeluknya.

Surat An-Nisa: 5

28 Ali Hasan, op. Cit, hlm.120

Page 36: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

36

Artinya:“ Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang

yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang

ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah

sebagai pokok kehidupan. berilah mereka belanja “. 29

2) Orang yang melakukan akad itu, adalah orang yang berbeda.

Maksudnya, seseorang tidak dapat bertindak sebagai pembeli

dan penjual dalam waktu yang bersamaan.

3. Macam-macam Akad

Setelah dijelaskan syarat-syarat akad, pada bagian ini akan

dijelaskan macam-macam akad:30

a. Aqad Munjiz akad yang dilaksanakan langsung pada waktu

selesainya akad. Pernyataan akad yang diikuti dengan

pelaksanaan akad ialah penyataan yang tidak disertai dengan

syarat-syarat danti dak pula ditentukan waktu pelaksanaan setelah

adanya akad;

b. Aqad Mu‟alaq ialah akad yang di dalam pelaksanaannya terdapat

syarat-syarat yang telah ditentukan dalam akad;

c. Aqad Mudhaf ialah akad yag dalam pelaksanaannya terdapat

syarat-syarat mengenai penanggulangan pelaksanaan akad,

29 Departemen Agama RI, Op.cit, hlm.115 30 Hendi Suhendi, op. Cit, hlm.51

Page 37: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

37

pernyataan yang pelaksanaannya ditangguhkan hingga waktu

yang ditentukan.

Syari‟at menetapkan ada tujuh jenis akad:31

a. Akad Mu‟awadlah (timbal balik)

Akad ini dapat berkaitan dengan denda (jual beli), berkaitan

dengan manfaat (sewa menyewa), berkaitan dengan hak

(pernikahan);

b. Akad Ghoiru Mu‟awadlah

Yaitu akad tabarru‟ seperti hibah, wasiat, wakaf, meminjamkan

barang;

c. Akad yang pada mulanya Tabarru‟, akan tetapi kemudian

menjadi Mu‟awadlah, seperti hawalah, apabila seseprang

membayar hutang yang bukan hutangnya (menjamin membayar

hutang);

d. Akad menjaga barang titipan;

e. Akad melepaskan hak, seperti memberikan pinjaman,

memutuskan perkara, menjatuhkan talak dan memberikan wasiat;

f. Membatasi hak dan wewenang, seperti memecat pegawai;

g. Menggugurkan hak, seperti wakaf.

Menurut ulama fikih, akad dapat dibagi dari berbagai segi.

Apabila dilihat dari segi keabsahannya menurut syara‟, maka akad

dibagi menjadi:32

31 Hasbi Ash Shiddieqy, Hukum Antar Golongan, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001

Hlm:81

Page 38: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

38

a. Akad Sahih

Akad sahih yaitu akad yang telah memenuhi syarat dan rukun.

Dengan demikian, segala akibat hukum yang ditimbulkan oleh

akad itu, berlaku kepada kedua belah pihak.

b. Akad yang tidak Sahih

Akad yang tidak sahih yaitu akad yang terdapat kekurangan pada

rukun atau syaratnya, sehingga akibat hukum tidak berlaku bagi

kedua belah pihak yang melakukan akad.

B. Konsep Umum Tentang Jual Beli

1. Pengertian dan Dasar Hukum Jual Beli

Jual beli dalam istilah Fiqh disebut dengan al-bai‟ yang berati

menjual, mengganti, dan menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain.33

:Sedangkan Arti jual beli menurut bahasa artinyaال

memberikan sesuatu karena ada pemberian (imbalan yang tertentu).

Menurut istilah artinya: pemberian harta karena menerima harta

dengan ikrar penyerahan dan jawab penerimaan انقثل يجابألا

dengan cara yang diizinkan.34

Jual beli merupakan akad yang umum digunakan oleh

masyarakat, karena dalam setiap pemenuhan kebutuhannya,

masyarakat tidak bisa berpaling untjuk meninggalkan akad ini. Untuk

32 Ali Hasan, Op. Cit, hlm:110

33 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007, hlm.111 34 Moh.Rifa‟i,dkk, Terjemah Khulasah Khifayatul Akhyar, Semarang: Toha Putra, 1991, hlm. 183

Page 39: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

39

mendapatkan makanan dan minuman misalnya, terkadang ia tidak

mampu untuk memenuhi kebutuhan itu dengan sendirinya, tapi akan

membutuhkan dan berhubungan dengan orang lain, sehingga

kemungkinan besar akan terbentuk akad jual beli.35

Secara linguistik, al bai‟ (jual beli) berarti pertukaran sesuatu

dengan sesuatu. Secara istilah, menurut madzhab Hanafiyah, jual beli

adalah pertukaran harta (mal) dengan harta dengan menggunakan cara

tertentu. Pertukaran harta dengan harta disini, diartikan harta yang

memiliki manfaat serta terdapat kecenderungan manusia untuk

menggunakannya, cara tertentu yang dimaksud adalah sighat atau

ungkapan ijab dan qabul.36

Seperti yang disebutkan dalam firman Allah Q.S. Al-

Baqarah: 275 dan Q.S. An-Nisa‟:29

Artinya: “Allah telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba”.37

Artinya: “janganlah kamu saling memakan harta sesamamu

dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

35 Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hlm: 69

36 Ibid, hlm.69 37 Departemen Agama RI, Op.cit, hlm. 69

Page 40: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

40

perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka

di antara kamu”38

.

Disebutkan pula jual beli yang jujur tanpa diiringi

kecurangan akan mendapat berkah dari Allah. Dalam hadits dari Abi

Sa‟id al-Khudri yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi, Ibn Majjah dan

Ibn Hibban, Rasulullah saw menyatakan

ا انثيع تزاض )را انثيق( ا ع

Artinya:” Jual Beli itu di dasarkan kepada suka sama

suka”(H.R. Baihaqi)39

2. Rukun dan Syarat jual beli

Jual beli adalah merupakan suatu akad, dan dipandang sah

apabila telah memenuhi rukun dan syarat jual beli. Mengenai rukun

dan syarat jual beli, para ulama‟ berbeda pendapat. Menurut mazhab

Hanafi rukun jual beli hanya ijab dan kabul saja.40

Dalam jual beli harus memenuhi empat rukun, yaitu:41

a) Orang yang menjual

b) Orang yang membeli

c) Ikrar (serah terima)

d) Ada barangnya, Orang yang menjual dan membeli harus sehat

akalnya. Orang yang gila atau belum tamyis, tidak sah jual belinya.

Jual beli berlangsung dengan ijab dan kabul, terkecuali untuk

barang-barang kecil, tidak perlu dengan ijab dan kabul, cukup

38 Ibid, hlm.122 39 Ali Hasan, op. Cit, hlm.116 40 Ibid, hlm.119 41 Moh.Rifa‟i,dkk, op. Cit, hlm.187

Page 41: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

41

dengan saling memberi sesuai dengan adat dan kebiasaan yang

berlaku. Yang diperlukan adalah saling rela (ridlo), direalisasikan

dalam bentuk mengambil dan memberi.42

Agar jual beli menjadi sah diperlukan terpenuhunya syarat-

syarat sebagai berikut: diantaranya yang berkaitan dengan orang

yang berakad. Yang berkaitan dengan yang diakadkan, artinya

harta yang akan dipindahkan dari kedua belah pihak yang

melakukan akad, sebagai harga atau yang dihargakan.43

Dalam jual beli harus disempurnakan 4 macam syarat,

yakni:44

1) Syarat in‟iqad

Merupakan syarat yang harus diwujudkan dalam akad sehingga

akad tersebut diperbolehkan secara syar‟i, jika tidak lengkap

maka akad menjadi batal

2) Syarat sah

Merupakan syarat yang harus disempurnakan dalamsetiap

transaksi jual beli agar jual beli tersebut menjadi sah dalam

pandangan syara‟.

3) Syarat Nafadz

Dalam syarat Nafadz ini menekankan pada objek transaksi

yang akan ditasarufkan, yaitu merupakan milik murni penjual,

42 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah 4, Jakarta: Cempaka Putih Tengah, 2009, hlm.49 43 Ibiid hlm.51 44 Dimayuddin Djuwaini, op. Cit, hlm74

Page 42: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

42

dalam arti penjual haruslah pemilik asli dan memiliki

kemampuan penuh untuk mentransaksikannya.

4) Syarat Luzum

Merupakan syarat yang akan menentukan akad jual beli bersifat

sustainable atau tidak, yakni tidak ada ruang bagi salah satu

pihak untuk melakukan pembatalan akad.

a. Objek Jual Beli

Fuqaha Hanafiyah membedakan objek jual beli menjadi

dua, yaitu: pertama Mabi‟, yakni barang yang dijual. Dan yang

kedua tsaman atau harga.45

Barang yang boleh dijual belikan ada lima syarat, yaitu:46

1) Barang itu ada atau tidak ada di tempat, tetapi pihak

penjualmenyatakan kesanggupannya untuk mengadakan barang

itu.

2) Dapat dimanfaatkan dan bermanfaat bagi manusia. Oleh sebab

itu, bangkai, khamar, dan darah tidak sah menjadi objek jual

beli, karena dalam pandangan syara‟ benda-benda seperti itu

tidak bermanfaat bagi muslim.

3) Milik seseorang, barang yang sifatnya belum dimiliki

seseorang tidak boleh diperjual belikan. Seperti memperjualkan

ikan di laut atau emas dalam tanah (barang harus jelas).

45 Ghufron A. Mas‟adi, op. Cit, hlm.128 46 Ali Hasan,dkk, op. Cit, hlm. 123

Page 43: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

43

4) Boleh diserahkansaat akad berlangsung, atau pada waktu yang

disepakati bersama ketika transaksi berlangsung.

b. Shighat: Ijab Qabul

Menurut madzhab Hanafiyah, rukun yang terdapat dalam

jual beli hanyalah sighat, yakni pernyataan ijab dan qabul yang

merefleksikan keinginan masing-masing pihak untuk melakukan

transaksi. Berbeda dengan mayoritas ulama‟ (jumhur), rukun yang

terdapat dalam akad jual beliterdiri dari a‟kid (penjual dan

pembeli), ma‟qud „alaih (harga dengan objek) serta sighat.47

3. Macam-macam Jual Beli

Ulama‟ hanafiyah membagi jual beli dari segi sah atau

tidaknya menjadi tiga bentuk:

1) Jual beli yang sahih

Suatu jual beli yang dikatakan jual beli yang sahih

apabila jual beli itu disyari‟atkan, memenuhi rukun dan syarat

yang ditentukan; bukan milik orang lain, tidak tergantung pada

hak khiyar lagi. Jual beli yang seperti ini yang dikatakan sahih.

2) Jual beli yang batal

Jual beli yang dikatakan sebagai jual beli yang batal

apabila salah satu atau seluruh rukunnya tidak terpenuhi, atau jual

beli itu pada dasar dan sifatnya tidak disyari‟atkan, seperti jual

beli yang dilakukan anak-anak, orang gila, atau barang yang

47Dimyauddin Djuwaini, Op.Cit, hlm. 73

Page 44: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

44

dijual itu barang-barang yang diharamkan syara‟; seperti bangkai,

darah, babi dan khamar.48

3) Jual beli yang fasid

Ulama Hanafiyah yang membedakan jual beli fasid

dengan jual beli yang batal. Apabila kerusakan jual beli itu terkait

dengan barang yang dijual belikan, maka hukumnya batal, seperti

memperjualbelikan benda-benda haram (khamar, babi dan darah).

Apabila kerusakan pada jual beli itu menyangkut harga barang

dan boleh diperbaiki, maka jual beli itu dinamakan fasid.

Akan tetapi jumhur ulama‟ tidak membedakan antara

jual beli yang fasid dengan jual beli yang batal. Menurut mereka

jual beli itu terbagi menjadi dua, yaitu jual beli yang sahih dan

jual beli yang batal. Apabila rukun dan syarat jual beli terpenuhi,

maka jual beli itu sah. Sebaliknya, apabila salah satu rukun atau

syarat jual beli itu tidak terpenuhi, maka jual beli itu batal.49

C. Konsep Umum Tentang Arisan

1. Pengertian Arisan

Di dalam beberapa kamus disebutkan bahwa Arisan adalah

pengumpulan uangatau barang yang bernilai samaoleh beberapa orang,

48 Nasroen Haroen, Op. Cit, hlm.121 49 Ibid, hlm.125

Page 45: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

45

lalu diundi diantara mereka. Undian tersebut dilaksanakan secara berkala

sampai semua anggota memperolehnya.50

Arisan dapat diartikan sebagai kegiatan mengumpulkan uang

atau barang yg bernilai sama oleh beberapa orang kemudian diundi di

antara mereka untuk menentukan siapa yg memperolehnya, undian

dilaksanakan dl sebuah pertemuan secara berkala sampai semua anggota

memperolehnya.51

Arisan sangat mirip dengan tabungan. Hanya saja, arisan

merupakan jenis tabungan yang mendapatkan pengaruh dari luar. Yakni

dari sesama peserta arisan.

Sejatinya Arisan merupakan perkumpulan dari sekolompok

orang, di mana mereka berinisiatif untuk tetap bertemu dan bersosialisasi.

Digagaslah sebuah acara dimana mengumpulkan barang atau uang dalam

jumlah tertentu yang telah disepakati bersama. Lalu jika uang atau barang

ini sudah terkumpul, hanya akan ada satu orang yang bisa

mendapatkannya melalui undian. Hal ini terus berjalan hingga semua

anggota mendapatkanya.52

2. Manfaat Arisan

Arisan adalah hal yang lazim bagi semua pihak, baik dilakukan

di tempat kerja, dengan keluarga atau antar anggota organisasi. Aktifitas

ini mempunyai arti spesial, diantaranya:53

50 Poerwadarminta , Kamus Umum Bahasa Indonesia, , PN Balai Pustaka, 1976 hlm: 57 51 http://nitafebri.multiply.com/journal/item/169/Positif_dan_Negatif_Arisan 52 Diambil dari http://akangjuned.blogspot.com/2008/06/apa-manfaat-arisan.html 53 http://tusuda.net/arti-acara-arisan/

Page 46: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

46

a. Mempererat tali silahturahmi dan ikatan kekerabatan antara para

anggota arisan.

b. Mendiskusikan topik problema tertentu, guna membantu masalah

anggota arisan.

c. Menyisihkan sebagian penghasilan sebagai wujud kebersamaan antar

anggota arisan

Menabung merupakan satu langkah efektif yang banyak dipilih

orang untuk menghindari kekurangan uang pada suatu saat. Selain itu,

menabung juga penting jika seseorang ingin membeli barang tetapi tidak

memiliki uang yang memadai. Sebab, hanya dengan cara menabung,

keinginan tersebut akan dapat terpenuhi.

Arisan bisa menjadi salah satu cara belajar menabung. Sebab,

saat kita ikut arisan, kita akan 'dipaksa' membayar iuran yang sama artinya

juga dengan 'dipaksa' menabung.54

Arisan juga mempunyai manfaat seperti:55

a. Bila mendapat arisan di bagian awal, anggap itu merupakan pinjaman

tanpa bunga.

b. Bila medapat arisan paling akhir anggap itu sebagai menabung.

c. Menjadi disiplin dalam pembayaran uang.

54 Diambil dari http://neisha-diva.blogspot.com/2008/06/apa-manfaat-arisan.html 55 http://nitafebri.multiply.com/journal/item/169/Positif_dan_Negatif_Arisan_

Page 47: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

47

d. Belajar untuk saling percaya. Karena bermain arisan bila tak ada

kepercayaan sesama anggotanya musatahil bisa berjalan hingga semua

dapat arisan.

e. Uang yang di dapat tak perlu di potong biaya administrasi. Tidak seperti

bank bila ingin menabung di kenakan biaya administrasi. Untuk arisan

semua sukarela.

f. Menjalin Silaturahmi. Dengan mengikuti arisan, setidaknya hubungan

dengan para pesertanya makin terjalin akrab. Misalnya arisan RT,

menjadikan hubungan antar warga satu RT bisa lebih baik dengan

begitu bila ada kegiatan sosialisasinya lebih mudah. Begitupun dengan

arisan dalam keluarga besar.

3. Metode Arisan

Sejatinya Arisan merupakan ajang perkumpulan dari

sekolompok orang, di mana mereka berinisiatif untuk tetap bertemu dan

bersosialisasi. Nah, kalau hanya bertemu dan ngobrol tentu kurang

menyenangkan. Digagaslah sebuah acara di mana mengumpulkan barang

atau uang dalam jumlah tertentu yang telah disepakati bersama. Lalu jika

uang atau barang ini sudah terkumpul, hanya akan ada satu orang yang

bisa mendapatkannya melalui undian. Terus berjalan hingga semua

anggota mendapatkanya.

Untuk memulai sebuah arisan itu tentunya tak mudah, perlu

kesepakatan diantara para pesertanya. seperti kesepakatan kapan rentang

waktu pengocokan arisan apakah itu perbulan atau dua minggu sekali.

Page 48: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

48

Kemudian juga di sepakati besarnya uang arisan. Dengan begitu

diharapkan arisan bisa berjalan sampai dengan pengocokan peserta

terakhir. Memang tak semua orang tertarik mengikuti kegiatan arisan,

banyak yang berpendapat kegiatan ini tidak produktif dan membuang

waktu.

a. Undian

Mengundi merupakan salah satu cara dalam menentukan siapa

yang akan mendapatkan kumpulan uang yang diperoleh dari kumpulan

arisan tersebut. Dalam sistem undian ini pastinya tidak sesuai dengan apa

yang diharapkan oleh para peserta arisan. Yaitu jika salah satu dari

anggota membutuhkan uang, pastinya anggota arisan tersebut hanya

berpeluang kecil untuk mendapatkan undian tersebut. Sehingga bisa

dikatakan, jika arisan menggunakan sistem cara pengundian ini berarti

jauh dari unsur tolong menolong, dan lebih cenderung pada unsur

menabung.

b. Sesuai dengan kriteria

Cara yang menentukan siapa kriteria anggota arisan ini berbeda

dengan cara arisan dengan sistem undian. Pada sistem ini ketua arisan

memberikan uang yang diperoleh dari para anggota arisan kepada anggota

arisan yang membutuhkan. Prinsip ini lebih cenderung pada prinsip tolong

menolong dan unsur menabung. Karena pada saat kumpulan arisan

dimulai ketua arisan bertanya pada para angotanya siapa yang lagi dalam

keadaan sangat membutuhkan uang. Jika para anggota arisan banyak yang

Page 49: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

49

ingin mendapatkan kunpulan uang arisan itu. Maka ketua arisan bertanya

pada anggota yang menginginkan uang itu, dan menimbang siapakah yang

lebih berhak mendapatkan uang arisan terlebih dahulu dengan persetujuan

anggota arisan yang lain.

Page 50: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

50

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG JUAL BELI ARISAN DESA WARU

KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG

A. Tinjauan Umum Tentang Pelaksanaan Arisan di Desa Waru

Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak mungkin

dapat dilakukan sendiri, namun harus diusahakan bersama sama. Dalam

memenuhi kebutuhan secara bersama sama tersebut akhirnya mendorong

manusia untuk hidup berkelompok atau bermasyarakat.

Dalam perkembangannya masyarakat dalam memenuhi

kebutuhannya melakukan dengan cara membentuk suatu lembaga yang

mampu sedikit meringankan atau memperlancar kehidupan perekonomian

masyarakat terutama perekonomiannya. Banyak cara masyarakat dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Baik secara langsung ataupun secara tidak

langsung. Salah satu cara masyarakat memenuhi kebutuhannya sekaligus

menjadikan masyarakat mendekatkan dengan masyarakat yaitu dengan

cara arisan.

Pada masa sekarang ini arisan telah banyak dilaksanakan berbagai

masyarakat baik dari kalangan bawah hingga kalangan atas. Arisan

dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan keuangan yaitu dengan

cara menabung, begitulah masyarakat menyebutnya. Dan apabila mereka

sedang beruntung maka akan memperoleh uang yang sebenarnya uang

mereka sendiri. Selain itu mereka juga mendekatkan hubungan

kekerabatan dalam masyarakat atau kelompok pada suatu Desa.

Page 51: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

51

Begitu juga dengan masyarakat di Kecamatan Rembang Kabupaten

Rembang. Masyarakatnya banyak melaksanakan arisan untuk memenuhi

kebutuhan perekonomian berupa uang dan untuk melakukan silaturrohmi

dengan para tetangga mereka. Sehingga kehidupan bertetangga dan

kebutuhan perekonomian tercapai.

Arisan telah menjadi kebiasaan dan sering dilakukan diberbagai

daerah Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Namun penulis hanya

akan membahas tentang tinjauan umum tentang arisan yang terdapat di

Desa Waru Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Arisan di Desa

Waru telah menjadi kebiasaan pelbagai masyarakat, baik dari kalangan

bawah hingga kalangan atas. Ada yang melakukan secara kecil-kecilan ada

juga arisan yang dilaksanakan secara besar-besaran. Arisan besar-besaran

yang dilakukan di Desa Waru biasanya berupa arisan bapak-bapak dan

ibu-ibu yang diketuai oleh para petinggi Desa Waru.

Arisan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Waru sejatinya

tidaklah jauh berbeda dengan arisan-arisan yang selama ini kita ketahui.

Yaitu sekelompok masyarakat yang memberikan uang atau menyetorkan

uang setiap bulan atau setiap tanggal yang ditentukan oleh masyarakat

sendiri dan setelah terkumpul uang tersebut, maka arisan akan dikocok dan

yang mendapat keberuntungan karena namanya keluar sebagai penerima

arisan dihari tersebut maka dia berhak memperoleh uang yang terkumpul

pada hari itu.

Page 52: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

52

Seperti yang disebukan diatas, di Desa Waru terdapat arisan khusus

ibu-ibu dan juga ada arisan khusus bapak-bapak. Semua itu dilakukan

dengan pertimbangan agar tidak terjadi kekeliruan dan tidak terlalu lama

arisan terselesaikan. Arisan ibu-ibu dipimpin oleh Bu Lurah Desa Waru

sendiri yaitu Ibu Tintri. Begitu juga arisan bapak-bapak dipimpin langsung

oleh pak lurah Desa Waru yaitu Bapak Rachmat.

Arisan ibu-ibu di ikuti oleh 29 orang sedangkan arisan bapak-

bapak diikuti oleh 25 orang. Alasan kenapa lebih banyak ibu-ibu daripada

bapak-bapak yang mengikuti arisan yaitu karena banyak terdapat janda-

janda di Desa waru baik akibat perceraian ataupun karena kematian.

Disamping itu karena kesibukan para laki-laki yang menyebabkan

berkurangnya orang laki-laki atau bapak-bapak mengikuti arisan tersebut.

Arisan ibu-ibu Desa Waru dilaksanakan tanggal 9 setiap bulan

dengan uang setoran sebanyak Rp.50.000,00 setiap kali setoran.

Pengocokan biasanya dilaksanakan dirumah ibu yang mendapatkan arisan

sebelumnya dan begitu seterusnya. Pelaksanaan pengocokan penentuan

yang mendapatkan arisan biasanya dilaksanakan setelah Ashar atau sekitar

jam 16.00 WIB. Hal ini telah disepakati mereka sendiri sesuai dengan

kesibukan masing-masing.

Sedangkan arisan bapak-bapak dilaksanakan setiap pertengahan

bulan dengan uang setoran sama dengan arisan ibu-ibu yaitu sebanyak

Rp.50.000,00 setiap kali setoran. Pelaksanaan pengocokan juga sama

dengan ibu-ibu cuma bedanya arisan bapak-bapak dilaksanakan malam

Page 53: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

53

hari stelah shalat maghrib atau sekitar pukul 18.30 WIB. Pertimbangan

kenapa dilaksanakan setelah maghrib karena biasanya para bapak pada

waktu siang hari mencari nafkah dan agak sibuk.

Sebenarnya masih banyak arisan-arisan yang terdapat di Desa

Waru Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang selain arisan diatas.

Namun arisan yang resmi dan diketahui oleh bapak lurah dan disepakati

seluruh warga msayarakat adalah dua arisan diatas. Data tentang siapa saja

yang mengikuti arisan baik arisan bapak-bapak ataupun ibu-ibu

dilampirkan dibelakang.56

Arisan-arisan tersebut yang akan menjadi dasar dalam penentuan

praktek jual beli arisan yang selama ini dilakukan berbagai masyarakat

Desa Waru Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.

B. Praktek Jual Beli Arisan Oleh Masyarakat di Desa Waru

Pada awalnya arisan hanya bertujuan sebagai pengerat persaudaran

antara masyarakat dan sebagai tabungan yang mampu mengontrol

penggunaan uang masyarakat Desa Waru Kecamatan Rembang Kabupaten

Rembang. Akan tetapi semakin lama dan semakin bertambahnya

kebutuhan perekonomian, arisan berubah menjadi lahan yang berbeda

yang mampu memberi kebutuhan yang mendesak apabila dibutuhkan oleh

masyarakat itu sendiri.

56 Wawancara dengan Bapak Rochmad selaku kepala desa Waru Kecamatan Rembang

Kabupaten Rembang

Page 54: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

54

Salah satu cara masyarakat memenuhi kebutuhan apabila mereka

belum waktunya mendapatkan arisan, namun kebutuhan mereka telah

mendesak yaitu dengan cara menjual hasil arisan mereka. Kenapa

transaksi ini disebut dengan menjual, karena terdapat ucapan saya menjual

arisan saya yang diucapkan sendiri oleh masyarakat yang sedang

membutuhkan dana tersebut.

Cara yang digunakan yaitu pada awalnya orang yang sedang

membutuhkan uang tersebut menjual arisannya senilai harga tertentu

dibawah nominal arisan yang didapatkannya karena kebutuhan yang

mendesak, maka karena itu orang tersebut menjual dengan harga

berapapun. Biasanya harga ditawarkan sendiri oleh orang yang ikut arisan.

Kebanyakan yang melakukan transaksi tersebut adalah ibu-ibu yang

mengikuti arisan karena jarang arisan bapak-bapak terjadi transaksi

seperti. Hal itu karena ibu-ibu lebih mudah menjualnya kepada sesama

ibu-ibu dibandingkan oleh bapak-bapak yang mempunyai kesibukan yang

lebih banyak.57

Tetapi kebutuhan manusia itu tiba-tiba dapat berubah sewaktu-

waktu. Begitu juga dalam hal arisan, tidak semua peserta arisan bisa

mengikuti prosedur arisan dengan benar dan lancar. Karena adanya

pemenuhan kebutuhan yang harus dipenuhi secara mendesak, biasanya

peserta arisan menjual arisannya kepada pihak yang mau membelinya.

Peserta arisan menawarkan kepenjual dengan harga separuh ataupun

57 Wawancara dengan Ibu Umikatun selaku anggota arisan

Page 55: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

55

berkurang dari hasil arisan semestinya. Misalkan arisan tersebut hasilnya

Rp. 1.250.000,00 maka di jual oleh peserta arisan tersebut sebesar Rp.

650.000,00 atau sesuai dengan perjanjian bersama antara mereka. Dan

pembeli arisan tersebut tidak mempunyai tanggungan dalam melakukan

pembayaran setiap bulannya. Karena yang menanggung pembayaran

setiap bulannya adalah peserta yang ikut dalam arisan tersebut, sehingga

pembeli arisan tersebut hanya menunggu nama dari penjual arisan tersebut

untuk mendapatkan hasil arisan.

Seperti contoh agar memudahkan pemahaman yaitu penulis akan

membuat tata urutan sebagai berikut:

1. Apabila ibu A (sebagai contoh nama) sedang membutuhkan uang

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik karena kebutuhan pokok

seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan ataupun karena apabila

terkena musibah yang mendadak tanpa diketahui sebelumnya.

Tentulah hal ini tidak akan diketahui oleh manusia terlebih dahulu.

2. Oleh karena itu ibu A membutuhkan uang secepat mungkin agar

kebutuhan hidupnya segera terpenuhi atau paling tidak bisa tertutupi

lebih dahulu. Karena terdesak kebutuhan akhirnya ibu A menjual

arisan yang dia miliki kepada ibu B senilai Rp.950.000,00 atau kurang

dari Rp. 950.000,00 bahkan bisa membeli dengan harga separo dari

nominal arisan yang diperoleh. Hal ini tentu permintaan oleh ibu A

sendiri karena ibu A sedang membutuhkan uang. Padahal ibu A belum

waktunya mendapatkan arisan, jadi perjanjiannya apabila suatu saat

Page 56: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

56

ibu A mandapatkan arisan maka arisan tersebut telah dimiliki oleh ibu

B, karena ibu B telah membeli arisan dari ibu A senilai Rp.950.000,00

tersebut.

3. Walaupun yang mendapatkan uang arisan sekarang telah berpindah

kepada ibu B bukan milik ibu A lagi, akan tetapi setoran setiap bulan

tetaplah ibu A yang membayar. Karena sesuai perjanjian ibu B hanya

membeli atau memberi uang senilai tersebut dan apabila ibu A

mendapat arisan itu sudah milik ibu B.

Begitulah tata urutan praktek jual beli arisan yang kebanyakan

dilakukan oleh masyarakat Desa Waru untuk memenuhi kebutuhan apabila

dalam keadaan mendesak.

Seperti yang dilakukan oleh Ibu Rasti RT 07 RW 01 warga Desa

Waru, Ibu Rasti juga melakukan jual beli arisan karena waktu itu Ibu Rasti

sedang sangat membutuhkan uang. Ibu Rasti menjual kepada Ibu Nanik

RT 06 RW 01, Ibu Nanik membeli seharga Rp.950.000,00 karena itu Ibu

Rasti memintanya membeli dengan harga seperti itu. Ibu Rasti sebenarnya

agak keberatan, namun karena kebutuhan mendesak hal itu terpaksa ibu

Rasti lakukan.58

Begitu juga Ibu Sarpi RT 06 RW 01, melakukan hal yang sama

karena waktu itu ada salah satu keluarganya yang berada dalam Rumah

Sakit sehingga Ibu Sarpi sangat membutuhkan uang. Akhirnya Ibu Sarpi

58 Wawancara dengan Ibu Rasti selaku anggota arisan

Page 57: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

57

menjual arisannya kepada Ibu Minah yang waktu itu sedang mempunyai

kelonggaran rizki. Ibu Sarpi menjual arisannya seharga Rp.950.000,00

karena ibu Sarpi sangat membutuhkan uang. Akan tetapi hingga sekarang

Ibu Sarpi belum mendapatkan arisan juga. Namun perolehan uang arisan

telah berpindah kepada Ibu Minah dengan perolehan uang

Rp.1.450.000,00 dan setiap bulan Ibu Sarpi tetap menyerahkan uang

setoran dan mengikuti arisan, hanya saja perolehan uang arisan sudah

berpindah ke Ibu Minah.59

Sebenarnya masih banyak contoh masyarakat

yang melakukan jual beli arisan di Desa Waru.

Begitulah seterusnya dan hingga sekarang masih banyak praktek

jual beli arisan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Waru Kecamatan

Rembang Kabupaten Rembang.

C. Pendapat Masyarakat Terhadap Praktek Jual Beli Arisan di Desa

Waru

Seperti yang dijelaskan diatas bahwa praktek jual beli arisan telah

banyak dilakukan oleh masyarakat Desa Waru selama ini, maka hal ini

telah menjadi kebiasaan setiap warga Desa Waru apabila dalam keadaan

mendesak membutuhkan dana dan membutuhkan secara cepat.

Berbagai pendapat tentang praktek jual beli arisan dipandang

berbeda-beda oleh masyarakat Desa Waru. Ada yang membolehkan

dengan alasan terdesak sedang sangat membutuhkan uang sesegera

59 Wawancara dengan Ibu Sarpi selaku anggota arisan ibu-ibu

Page 58: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

58

mungkin ataupun ada yang berpendapat hal ini menyengsarakan orang

yang meminjam dan lain sebagainya. Alasan lebih lanjut akan dijelaskan

dibawah ini:

1. Alasan beberapa orang Desa Waru membolehkan atau menyetujui

praktek jual beli arisan tersebut yaitu karena disamping ini merupakan

jenis bantuan terhadap orang yang sedang membutuhkan dana yang

merupakan tetangga mereka sendiri, hal ini juga mampu memberi

dana secara cepat tanpa perlu susah payah meminjam uang dari

lembaga keuangan yang prosesnya lama dan kadang berbelit-belit.

Sedangkan masyarakat terburu-buru membutuhkan uang atau dana

secara cepat. Mereka berpendapat bahwa sama-sama terdapat bunga

lebih baik meminjam yang lebih cepat dan tentunya lebih dipermudah

dan kepada tetangga mereka sendiri.60

2. Alasan beberapa orang kurang setuju dengan praktek jual beli arisan

tersebut yaitu karena hal tersebut memberatkan penjual, karena

menjualnya dengan harga dibawah nominal yang seharusnya mereka

dapatkan dalam arisan. Sedangkan masyarakat mengetahui bahwa

orang tersebut sedang sangat membutuhkan dana untuk memenuhi

kebutuhan yang sangat mendesak dan harus cepat. Seharusnya mereka

membantu tanpa memberi bunga atau mengurangi nilai nominal yang

sebenarnya memberatkan walaupun pada awalnya tidak mereka

rasakan. Disamping itu mereka juga telah saling kenal dan

60 Wawancara dengan Ibu Ayu‟ selaku anggota arisan

Page 59: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

59

bertetangga, apakah tidak bisa apabila arisan tersebut dibeli dengan

harga yang sama, karena mereka telah saling kenal, bertetangga dan

telah mengetahui sifat bertetangga masing-masing pribadi. Sehingga

yang mengikuti arisan tidak terlalu merasakan kerugian yang besar

akibat berkurangnya nominal uang arisan yang mereka terima karena

telah dijual terhadap tetangga mereka sendiri sebelumnya karena

kebutuhan yang mendesak tersebut yang seharusnya mereka

mendapatkan bantuan bukan malah makin memberatkan.61

3. Ada juga yang berpendapat antara setuju dan tidak setuju dengan

adanya praktek jual beli arisan yang terjadi didesa mereka. Mereka

mengatakan bahwa apabila harga pembelian arisan nominalnya tidak

jauh berbeda dibawah nominal arisan yang mereka dapatkan, masih

bisa dimaklumi karena mungkin juga orang yang membeli

membutuhkan sedikit keuntungan karena membeli arisan atau secara

umumnya meminjamkan uang terhadap orang yang punya arisan.

Akan tetapi apabila keuntungan atau harga pembeliannya dan

nominalnya jauh dibawah jumlah nominal arisan yang seharusnya

diperoleh orang yang menjual, maka mereka sangat tidak setuju

karena apakah orang yang membeli tidak memiliki rasa kasihan

dengan tetangganya sendiri yang sedang dalam kesusahan.62

61 Wawancara dengan bapak Harjito selaku tokoh agama Desa Waru 62 Wawancara dengan Ibu Tintri selaku ibu kepala desa Waru

Page 60: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

60

4. Pendapat terakhir yaitu mengatakan bahwa mereka tidak tahu karena

mereka belum pernah menjual arisan yang mereka punya. Sehingga

mereka pasrah dan mengikuti alur. Kebanyakan orang disini adalah

orang-orang yang tidak mengikuti arisan dan juga mereka telah sibuk

dengan urusan kehidupan mereka sendiri. Sehingga mereka cenderung

no coment alias tidak mau tahu dengan jual beli arisan yang dilakukan

oleh masyarakat.

Berbagai pendapat diatas dikenukakan sendiri oleh masyarakat

Desa Waru Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Mereka

berpendapat sesuai dengan apa yang mereka lihat dan mereka alami

sendiri.

Page 61: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

61

BAB IV

ANALISIS

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ARISAN

DI DESA WARU KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG

A. Analisis tentang pelaksanaan jual beli arisan yang terjadi di desa Waru

Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.

Pelaksanaan arisan yang dilakukan oleh masyarakat desa Waru

Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang ini bermula pada kumpulan ibu-

ibu yang sedang berkumpul dan melakukan pembicaraan tentang obrolan-

obrolan ringan mengenai keuangan rumah tangga mereka masing-masing.

Ketika mereka lagi melakukan kegiatan rutinitas setiap paginya yaitu

melakukan belanja untuk keperluan dapur.

Dalam melakukan arisan tidak hanya ada satu jenis arisan,

melainkan ada berbagai macam bentuk arisan yang ada disekitar kehidupan

kita. Seperti halnya dengan adanya arisan emas, arisan dagang, arisan lelang

sepeda motor, arisan bahan bangunan, dan lebih banyak warga yang berminat

untuk ikut dalam arisan undian dalam bentuk uang.

Tidak menutup kemungkinan, peserta arisan datang dari berbagai

desa walaupun mayoritas adalah orang-orang masyarakat setempat.

Sedangkan orang-orang di luar desa tersebut bisa tahu kalau adanya arisan

tersebut karena diberitahu dari salah satu anggota yang ikut dalam arisan

tersebut. Arisan ini berkumpul setiap bulan pada tempat yang telah

Page 62: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

62

ditentukan. Arisan kali ini adalah arisan yang kedua, setelah sebelumnya

dilaksanakan di rumah Ibu Dasimah.

Arisan dengan sistem undian dalam bentuk uang ini yang dilakukan

dengan pengocokan untuk mengetahui siapa yang mendapatkan giliran lebih

awal. Barang siapa yang mendapatkan lebih awal, berarti secara tidak

langsung dia telah mendapatkan pinjaman uang dari anggota-anggota arisan

yang belum mendapatkan undian. Sehingga dia harus melakukan pembayaran

dengan cara mengangsur dalam arisan tersebut sampai semua anggota

mendapatkan undian arisan.

Akan tetapi bagi pihak yang ikut dalam arisan tetapi belum

mendapatkannya, dia berarti melakukan pinjaman kepada pihak anggota

arisan yang sudah mendapatkan giliran lebih awal. Pinjaman ini tidak bisa

ditagih dan tidak bisa ditentukan kapan waktu mendapatkannya, karena ini

melalui proses pengocokan terlebih dahulu.

Karena yang mengikuti arisan tersebut banyak maka perbandingan

untuk mendapatkan lebih awal sangatlah kecil. Namun semua itu kembali

kepada rezeki dari setiap anggota arisan tersebut. Jika lagi bernasib baik maka

dia bisa mendapatkan lebih awal, akan tetapi jika lagi bernasib kurang baik

maka bisa juga mendapatkan giliran paling belakang.

Namun walaupun demikian, tidak membuat Ibu-Ibu maupun Bapak-

Bapak untuk mengurungkan niat untuk melakukan arisan. Karena tujuan

utama mereka mengikuti arisan tidak semata-mata karena uang, melainkan

Page 63: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

63

kebersamaan dan menjalin kekeluargaan antara sesama. Sehingga mereka

tidak merasa kecewa walaupun nama mereka keluar pada akhir undian.

Salah satu cara masyarakat Desa Waru Kecamatan Rembang

Kabupaten Rembang dalam bersosialisasi sesama tetangga yaitu dengan cara

mengadakan arisan rutin Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak. Arisan itu kemudian

berkembang menjadi lahan bisnis bagi sebagian orang, yaitu dengan transaksi

yang disebut dengan jual beli arisan

Sedangkan arisan yang dilakukan oleh bapak-bapak di desa Waru ini

ada dikarenakan begitu efektifnya arisan yang dilakukan oleh ibu-ibu di desa

Waru. Sehingga menimbulkan rasa ingin mendirikan arisan pada golongan

bapak-bapak. Walaupun tingkat keefektifan antara arisan yang dilakukan oleh

bapak-bapak tidak seefektif seperti apa yang dilakukan oleh ibu-ibu arisan.

Namun itu tidak menyurutkan bapak-bapak dalam melakukan perkumpulan

walaupun tujuan utamanya hanya mempererat tali silaturahim.

Namun apa yang diharapkan dalam mencapai tujuan arisan tidak bisa

berjalan sesuai dengan apa yang semestinya diharapkan dalam hal keuangan,

tetapi dalam hal silaturahimnya masih berjalan dengan baik. Dikarenakan

adanya berbagai macam latar belakang yang menyebabkan kenapa arisan

tersebut tidak berjalan sesuai dengan mestinya. Seperti penelitian yang telah

dilakukan penulis ketika melakukan wawancara dengan warga yang

bersangkutan dalam hal arisan.

Setelah melakukan wawancara dengan Bapak Rochmat selaku

kepala desa dan sekaligus sebagai ketua arisan, penulis menanyakan tentang

Page 64: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

64

bagaimana anggota arisan melakukan penjualan arisan kepada pihak lain

dengan harga yang bisa dikatakan rendah. Pak lurah menjawab, bahwasanya

dia tidak mengetahui kapan arisan yang dimiliki oleh anggotanya tersebut

dijual, dan kepada siapa serta dengan harga berapapun Bapak Rochmat tidak

mengetahuinya. Ini dikarenakan yang menjual arisan tersebut masih ikut

berkumpul pada setiap pengocokan dilakukan. Ketua arisan ini tahu bukan

dari pemilik arisannya langsung, akan tetapi dia mengetahuinya itu dari pihak

lain, seperti waktu berbincang-bincang dengan para warga. Sumber informasi

dari warga inilah yang menjadikan Bapak Rochmat mengetahui siapa yang

menjual arisan. Yang kemudian penjual arisan tersebut ditanya oleh ketua

arisan, yang pada akhirnya diketahui kepada siapa dia menjual arisannya

tersebut.63

Kemudian dari wawancara dengan Ibu Tintri selaku Ibu lurah dan

sekaligus sebagai ketua arisan Ibu-Ibu di Desa Waru Kecamatan Rembang

Kabupaten Rembang, penulis juga menanyakan tentang apa yang penulis

tanyakan kepada ketua arisan bapak-bapak yaitu tentang bagaimana anggota

arisan melakukan penjualan arisan kepada pihak lain dengan harga yang bisa

dikatakan rendah. Jawaban dari ketua arisan ibu-ibu dangan jawaban ketua

arisan bapak-bapak hampir sama. Ibu Tintri juga tidak tahu kapan anggotanya

dalam arisan tersebut menjual arisannya. Dijual kepada siapa dan dengan

harga berapa Ibu Tintri juga tidak tahu. Namun dengan berjalannya waktu,

akhirnya terbuka juga anggota arisan itu menjual kepada siapa dan dengan

63 Wawancara dengan Bapak Rochmat selaku ketua arisan sekaligus sebagai kepala desa

Waru Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang

Page 65: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

65

harga berapa, Ibu Tintri mengetahuinya dengan pendekatan terhadap para

anggota arisannya ketika berkumpul dengan menunggu anggota arisan yang

lain datang. Waktu seperti inilah yang dianggap Ibu Tintri paling efektif

untuk mendapatkan informasi.64

Setelah mengetahui dari Bapak Rochmat selaku ketua arisan tentang

siapa dari pihak arisan bapak-bapak yang menjual arisannya. Penulis

kemudian mencari siapa anggota arisan dari bapak-bapak yang menjual arisan

tersebut serta penulis juga mencari siapa yang membeli arisan bapak-bapak

tersebut, untuk mengetahui ada apakah dibalik terjadinya jual beli arisan

dikalangan bapak-bapak.

Penulis akhirnya menemukan salah seorang yang melakukan

penjualan arisan yaitu Bapak Temok. Setelah penulis tanya tentang mengapa

Bapak Temok menjual arisannya. Bapak Temok menjawab kalau dia menjual

arisannya karena kebutuhan ekonomi untuk memberi nafkah keluarganya,

karena waktu itu dia baru keluar dari perusahaan yang semula dia tempati

untuk berkerja setiap harinya. Penulis juga menanyakan kenapa tidak pinjam

kepada saudara, tetangga, koperasi atau ke Bank terdekat. Bapak Temok

menjawab kalau mau pinjam dengan saudara nanti takutnya dibilang laki-laki

tidak bisa memberi nafkah keluarga. Mau meminjam uang terhadap tetangga

takut kalau bayarnya tidak sesuai dengan tempo waktu yang ditentukan.

Sedangkan koperasi dan Bank saya tidak punya sertifikat tanah sebagai

jaminan untuk melakukan pinjaman. Maka dari itu saya lebih nyaman dengan

64 Wawancara dengan IbuTintri selaku ketua arisan Ibu-Ibu di Desa Waru

Page 66: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

66

menjual arisan yang saya miliki kepada orang lain, walaupun saya

mendapatkan uangnya tidak sesuai dengan jumlah uang yang saya keluarkan

pada akhir arisan tersebut. Akan tetapi dengan menjual arisan, saya (Bapak

Temok) tidak mempunyai tanggungan untuk membayar hutang, karena sudah

ada alat yang digunakan untuk membayar hutang yaitu ketika arisannya

keluar.65

Sedangkan dari pihak Ibu-Ibu penulis mengambil salah beberapa

sampel dari Ibu-Ibu yang melakukan penjualan arisan. Dalam pengambilan

sampel ini penulis mendapatkan informasi dari Ibu Tintri selaku ketua arisan

dan sekaligus sebagai Ibu lurah.

Penulis melakukan wawancara dengan Ibu Lusi tentang mengapa

dia menjual arisannya. Padahal dia mengetahui kalau uang yang didapatkan

dari penjualan arisan itu tidak sesuai dengan jumlah uang yang dikeluarkan.

Ibu Lusi menjawab, dia menjual arisan karena tidak punya uang ketika

anaknya menginginkan seragam sekolah baru. Ketika waktu itu suaminya lagi

berlayar dan pulangnya tidak pasti kapan. Biasanya pulang suaminya Ibu Lusi

itu berjangka waktu satu bulan bahkan sampai dua bulan baru pulang. Ibu

Lusi tidak berani meminjam uang kepada lembaga seperti perbankan atau

KUD (Koperasi Unit Desa) yang ada di Desa Waru Kecamatan Rembang

Kabupaten Rembang dikarenakan takut dimarahi oleh Ibu mertuanya. Suami

65 Wawancara dengan Bapak Temok selaku penjual arisan

Page 67: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

67

Ibu Lusi sendiri juga mempunyai prinsip kalau lebih baik menjual barang

yang ada di dalam rumah daripada harus berhutang kepada lembaga atau

perorangan. Penulis juga melakukan pertanyaan kalau menjual arisan

berartikan sama dengan hutang uang sama tetangga. Tapi Ibu Lusi menjawab

kalau arisankan milik saya sendiri baik mau saya jual atau saya teruskan itu

hak saya. Walaupun saya jual, pembayaran yang saya lakukan yaitu dengan

menggunakan arisan yang saya miliki, jadi semua itu tidak masalah.66

Dari hasil wawancara yang telah penulis lakukan sebagian besar

orang yang melakukan penjualan arisan ialah karena terhimpit kebutuhan

ekonomi baik dari berbagai sektor. Seperti untuk beli pupuk, beli seragam,

mencukupi sandang pangan keluarga, dan bahkan ada yang digunakan untuk

menutup hutang yang dimiliki kepada koperasi simpan pinjam karena sudah

jatuh tempo.

Dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari pastinya manusia

membutuhkan bantuan dari manusia yang lainnya, seperti kita makan nasi,

sedangkan nasi itu bersal dari beras yang telah diolah oleh para petani.

sehingga kita bisa menikmati nasi tersebut tanpa mengolahnya terlebih

dahulu.

Seperti contoh agar memudahkan pemahaman yaitu penulis akan

membuat tata urutan sebagai berikut:

1. Apabila ibu A (sebagai contoh nama) sedang membutuhkan uang secara

mendesak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik karena kebutuhan

66Wawancara dengan Ibu Lusi selaku penjual arisan

Page 68: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

68

pokok seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan ataupun karena

apabila terkena musibah yang mendadak tanpa diketahui sebelumnya.

Tentulah hal ini tidak akan diketahui oleh manusia terlebih dahulu.

2. Oleh karena itu ibu A membutuhkan uang secepat mungkin agar

kebutuhan hidupnya segera terpenuhi atau paling tidak bisa tertutupi

lebih dahulu. Karena terdesak kebutuhan akhirnya ibu A menjual arisan

yang dia miliki kepada ibu B senilai Rp.950.000,00 atau dibawah

Rp.1.000.000,00 bahkan bisa membeli dengan harga separo dari

nominal arisan yang diperoleh. Hal ini tentu permintaan oleh ibu A

sendiri karena ibu A sedang membutuhkan uang. Padahal ibu A belum

waktunya mendapatkan arisan, jadi perjanjiannya apabila suatu saat ibu

A mandapatkan arisan maka arisan tersebut telah dimiliki oleh ibu B,

karena ibu B telah membeli arisan dari ibu A senilai Rp.950.000,00

tersebut.

3. Walaupun yang mendapatkan uang arisan sekarang telah berpindah

kepada ibu B bukan milik ibu A lagi, akan tetapi setoran setiap bulan

tetaplah ibu A yang membayar. Karena sesuai perjanjian ibu B hanya

membeli atau memberi uang senilai tersebut dan apabila ibu A

mendapat arisan itu sudah milik ibu B.

Namun harga yang ditawarkan dalam jual beli arisan tersebut

sangatlah jauh dari perolehan nominal arisan yang diperoleh, hal ini sama

sekali tidak mengandung unsur tolong menolong, bahkan seakan-akan

mengandung unsur bisnis di dalamnya.

Page 69: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

69

Sedangkan orang yang membeli arisan juga berpendapat

bahwasannya dia melakukan pembelian arisan dikarenakan dia ingin

menolong tetangganya tersebut dengan cara sesuai dengan apa yang

ditawarkan oleh penjual. Jadi pihak pembali hanya melakukan pembayaran

sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penjual.

Walaupun pihak dari pembeli juga mengetahui, bahwa pembelian

arisan tersebut dibeli dengan harga yang jauh dari pendapatan arisan

semestinya. Tetapi pembeli sendiri juga mengambil keuntungan dari jumlah

uang yang diserahkan pada penjual lebih sedikit jumlah nominalnya dan dia

mendapatkan nilai nominal dalam penjualan arisan tersebut secara maksimal.

Pihak penjualpun juga mendapatkan keuntungan yaitu dengan

mendapatkan uang lebih cepat walaupun nominalnya tidak sebanding dengan

apa yang seharusnya didapatkan dalam arisan. Selain itu penjual juga

mendapatkan keuntungan dengan pembayaran hutang yang dilakukan kepada

pembeli arisan itu tidak ditentukan kapan waktu pembayaran hutangnya,

melainkan hanya mengikuti alur arisan yang dikocok terlebih dahulu.

Berarti diantara kedua belah pihak antara penjaul dan pembeli arisan

ini sama-sama mendapatkan keuntungan hanya saja keuntungan yang mereka

peroleh berbeda beda mengenai waktu, jumlah uang nominal dan cara

melakukan pembayaran yang telah disepakati antara kedua belah pihak yang

bersangkutan.

Selain sama-sama mendapatkan keuntungan, antara penjual dan

pembali arisan ini bukan berarti mereka terhindar dari kerugian yang mereka

Page 70: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

70

alami setelah melakukan transaksi. Kerugian yang mereka alami seperti

penjual arisan mendapatkan hasil penjualan arisan yang tidak sepadan dengan

jumlah nominal yang semestinya. Pihak pembeli juga mempunyai kerugian,

yaitu andaisaja nama dari penjual arisan tersebut keluar pada bagian akhir

arisan maka pembeli ini termasuk mendapatkan kerugian.

Tapi antara kedua belah pihak telah melakukan kesepakatan yang

mengikat dalam transaksi jual beli ini. Dan dalam transaksi ini diantara kedua

belah pihak tidak ada yang merasa dipaksa dan tidak ada yang tertekan.

Melainkan dari hati mereka masing-masing sehingga antara kedua belah

pihak saling ridlo dengan perjanjian yang telah disepakati ketika bertransaksi.

Akan tetapi kebijaksanaan antara pembeli arisan yang satu dengan

pembeli arisan yang lain ini berbeda-beda. Perbedaan ini berdasarkan pada

bonus atau bisa dikatakan fee terhadap penjual arisan. Walaupun tidak semua

pembeli arisan memberikan fee kepada penjual arisan baik namanya penjual

arisan keluar cepat atau bahkan keluar lama setelah melakukan pengocokan.

Biasanya bonus ini diberikan apabila nama penjual arisan keluar

cepat atau bahkan setelah arisan dijual nama penjualnya langsung keluar.

Pembeli merasa belaskasihan terhadap penjual arisan karena baru saja dijual

akan tetapi namanya keluar dalam kocokan. Belaskasihan ini dicurahkan

dengan member fee berupa uang yang sesuai dengan keikhlasan dari pembeli

arisan itu sendiri.

Page 71: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

71

Akan tetapi tidak menutup kemungkinan pembeli arisan juga

memberikan fee terhadap penjual arisan yang namanya keluar lama dalam

pengocokan. Biasanya fee yang diberikan oleh pembeli terhadap penjual

arisan lebih sedikit dibandingkan dengan fee yang diberikan oleh pembeli

kepada penjual. Walaupun demikian dari pihak penjualpun sudah merasa

sangat senang atas pemberian fee yang diberikan oleh pihak pembeli arisan.

Walau tidak seberapa fee yang diberikan kepada penjual, pembeli sudah

cukup senang atas fee yang diberikan oleh pembeli kepada penjual.

Tidak semua pembeli arisan memberikan hadiah terhadap penjual

arisan, karena juga ada pembeli yang sama sekali tidak memberikan hadiah

walaupun sedikit terhadap pembeli. Pembeli tidak menghiraukan kepada

penjual arisan, walau namanya penjual arisan keluar cepatpun tidak

mendapatkan hadiah apalagi kalau nama pemilik arisan keluar belakangan

pasti dapat dipastikan juga tidak akan mendapatkan fee. Karena yang keluar

lebih cepat saja tidak mendapatkan apalagi yang keluarnya belakangan.

Setelah mengambil pengalaman dari orang-orang sebelumnya yang

melakukan penjualan arisan, maka penjual arisan akan lebih merujuk kepada

pembeli arisan yang memberikan fee atau hadiah. Maka dari itu pembeli

arisan yang ada di desa Waru Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang ini

lebih banyak mendapatkan tawaran untuk membeli arisan dari pihak penjual

arisan, ini disebabkan karena selain harga beli arisan yang dilakukan lebih

tinggi, juga lebih sering memberikan fee terhadap penjual arisan. Baik itu

namanya keluar lebih cepat atau bahkan keluar belakangan.

Page 72: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

72

Jual beli arisan ini yang sering penulis temui adalah dalam kalangan

ibu-ibu. Sedangkan dalam golongan bapak-bapak sangat jarang ditemui

transaksi jual beli arisan. Penulis menangkap bahwasannya yang mengatur

keuangan dalam rumah tangga adalah ibu-ibu, jadi tidak ada salahnya kalau

transaksi jual beli arisan ini sering dijumpai dalam kalangan ibu-ibu.

Walaupun dalam arisan bapak-bapak, ibu-ibu rumah tanggapun mengetahui

kalau bapak-bapakpun juga mengikuti arisan. Tetapi tetap saja yang sering

diperjualbelikan adalah arisan milik dari ibu-ibu.

Penulis juga menemukanpula kenapa arisan ibi-ibu yang sering

diperjualbelikan. Dikalangan ibu-ibu rumah tangga lebih banyak

berkumpulnya dan berbincang-bincang dibandingkan dengan bapak-bapak.

Bapak-bapak rutinitas setiap harinya waktunya lebih digunakan untuk

berkerja. Walaupun sibuk dengan pekerjaan yang dilakukan oleh bapak-

bapak, bukan berarti bapak-bapak ini tidak melakukan kumpulan. Bapak-

bapak melakukan perkumpulan pada malam hari yaitu ketika mendapatkan

jadwal ronda.

Dalam melakukan ronda malampun, bahan pembicaraan yang

dilakukan bapak-bapak tidak bertopik pada ekonomi rumah tangga atau

kesulitan ekonomi dalam rumah tangga. Bapak-bapak lebih memilih topic

pembicaraan yaitu mengenai pekerjaan yang dilakukan bapak-bapak setiap

harinya. Baik itu mengenai kelancaran, hambatan, tantangan dan kejutan

dalam menjalankan pekerjaan sehari-harinya.

Page 73: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

73

Jadi sangat amatlah kecil kalau bapak-bapak melakukan transaksi

jual beli arisan jika ditinjau dari rutinitas kegiatan yang dilakukan bapak-

bapak arisan setiap harinya. Dimana mereka tidak sering bertemu dan jarang

membicarakan tentang masalah keuangan dalam rumah tangga.

Selain itu praktek tersebut cenderung terhadap utang piutang, bukan

jual beli lagi. karena apabila dilihat dari segi objeknya, praktek jual beli

tersebut tidak mempunyai objek yang jelas bahkan belum tentu

mendapatkannya kapan. Sehingga praktek tersebut cenderung bahkan hampir

sama dengan praktek utang piutang yang dilakukan masyarakat Desa Waru

Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Seperti yang dijelaskan dalam

bab 2 diatas bahwa objek jual beli harus jelas barang yang diperdagangkan

dan telah diketahui pembeli dan tidak terdapat unsur eksploitasi. Sedangkan

praktek jual beli arisan yang dilakukan masyarakat Desa Waru objek yang

diperjual belikan adalah berupa arisan yang belum jelas kapan orang tersebut

mendapatkan arisan dan dibayar dengan harga yang lebih rendah daripada apa

yang mereka dapatkan dalam arisan. Dari hal tersebut penulis menyimpulkan

bahwa praktek yang dilakukan oleh masyarakat Desa Waru termasuk dalam

utang piutang dan menggunakan akad utang piutang juga bukan jual beli lagi.

B. Analisis tentang Hukum Islam terhadap jual beli arisan yang terjadi di

desa Waru Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.

Arisan secara umum termasuk muamalat yang belum pernah

disinggung dalam Al Qur‟an dan as Sunnah secara langsung, maka hukumnya

Page 74: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

74

dikembalikan kepada hukum asal muamalah, yaitu dibolehkan. Selama tidak

ada dalil yang melarangnya maka jual beli itu diperbolehkan.

Walaupun diperbolehkan dalam melakukan muamalah kita juga

harus mengerti tentang aturan-aturan yang telah diatur dalam Al-Qur‟an, dan

tidak lupa dengan riba. Karena kesalahan dalam melakukan transaksi

muamalah sering merujuk kepada hal riba. Padahal Allah SWT telah

melarang riba dan menghalalkan jual beli.

Riba dalam bahasa Arab “ar-riba” ( انز تا ) berarti tambahan,

tumbuh atau berlebih. Dalam istilah hukum islam, riba adalah tambahan baik

berupa tunai, benda maupun jasa yang mengharuskan pihak peminjam untuk

membayar selain jumlah uang yang dipinjamkan kepada pihak yang

meminjamkan pada hari jatuh tempo pengembalian uamg pinjaman itu. Riba

semacam ini disebut riba nasi‟ah. Dalam transaksi tersebut terdapat dua

bentuk tambahan, dari pihak pemilik uang ia telah menambahkan jangka

waktu pembayaran dan dari pihak yang berutang ia menambahkan jumlah

uang yang harus dibayarkan kepada pemilik uang. Karena adanya unsur

menambah, maka hal tersebut dinamakan riba.67

Larangan keras memakan riba, tegas dan jelas dikemukakan dalam

al-qur‟an dan hadits Nabi saw, dasar hukumnya yaitu:

1) Surat Al-Baqarah: 275

67 Amir Syarifuddin, Meretas Kebekuan Ijtihad, Jakarta: Ciputat Press, 2005, hlm. 214

Page 75: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

75

68

Artinya: “orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak

dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang

yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit

gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah

disebabkan mereka berkata (berpendapat),

Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,

Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai

kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus

berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa

yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang

larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.

orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang

itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal

di dalamnya.”

2) Hadits nabi antara lain :

رس قال: نع صار عثذ هللا اال جاتزت سهى ا ع ل هللا صه عهي كه كم ي تا انز

اء قال: ى س ذي شا كاتث

Artinya: Dari Jabir bin Abdillah. Dia menceritakan, bahwa

Rasul Saw mengutuk orang yang memakan riba dan

yang menyuruh, memaknnya, penulisnya, dan kedua

saksinya.69

68 Departemen Agama RI, op.cit, hlm. 69

69 Ahmad Ali, Bulughul Maram jus 3, Bandung: Dahlan, 1980, hlm. 491-492

Page 76: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

76

Pada kasus jual beli arisan di Desa Waru Kecamatan Rembang

Kabupaten Rembang, penulis berpendapat bahwa jual beli arisan tersebut

menyerupai pinjaman yang dilakukan nabi pada masa lalu tentang

kesediaanya untuk memberi kelebihan dalam pengembalian pinjaman unta.

Seperti yang dilakukan oleh nabi Muhammad pada masa lalu yang disebutkan

dalam hadits 70

Dalam Bulughul Maram atau dalam kitab Nailul Authar disebutkan

bahwa:

اتي زيزجقال: "است ا ع ل هللا ص.و سا، فاعط سا خثز قزض رس

." )را أحذ انتزيذ صحح( قال: خيار كى احاسكى قعاء ، س ي

Artinya:“Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah saw.

pernah pinjam onta, kemudian ia membayar dengan onta

yang lebih baik dari pada onta yang dipinjam, lalu ia

bersabda: “Sebaik-baik di antara kamu ialah yang lebih

baik dalam membayar pinjaman”. (HR. Ahmad, Tirmidzi,

dan Tirmidzi mengesahkannya).

Dalam kitab Bulughul Maram yang menyatakan bahwa yang

dinamakan riba adalah jika disyaratkan dalam akadnya. Tetapi, jika yang

seorang menambah atau mengurangi penerimaannya dengan suka rela, maka

tidak termasuk riba malahan dianjurkan demikian.

Masyarakat yang mengikuti arisan, menjual arisannya merasa

terbantu dengan adanya pihak masyarakat yang mau membantunya dengan

70 Teuku Muhammad Hasbi ash Shieddieqy, op.cit, hlm. 124

Page 77: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

77

cara membeli arisan yang dimiliki. Seperti yang disebutkan dalam al-

Qur‟an surat an-nisa‟: 29 sebagai berikut:

ا آيا ال تأكها أي ا انذي يا أي تجارج ع تك نكى تيكى تانثاغم إال أ

ا تكى رحي كا هللا فسكى إ ال تقتها أ كى 71تزاض ي

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,

kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan

suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu

membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha

Penyayang kepadamu.

Sedangkan di daerah Waru Kecamatan Rembang Kabupaten

Rembang, penulis melihat bahwa dalam jual beli arisan tersebut terdapat

unsur untuk memperkaya diri atau pribadi dalam proses pembelian arisan

tersebut. Kelebihan pembayaran yang diberikan oleh penjual arisan hanya

untuk kepentingan pribadi dan tidak ada keterlibatan yang menyangkut

masyarakat umum. Untuk biaya-biaya angsuran arisan tetap saja menjadi

tanggung jawab dari pihak anggota yang mendaftar menjadi anggota.

Pembeli arisan tidak perlu lagi memikirkan angsuran arisan setiap

bulannya, karena semua itu sudah menjadi tanggung jawab penjual arisan

secara mutlak. Walaupun hal ini terdapat penambahan dalam

pengembaliannya, dan akadnya disyaratkan dimuka.

71 Departemen Agama RI, op.cit, hlm. 122

Page 78: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

78

Meskipun penambahan tersebut menyerupai riba, Seperti yang

disebutkan dalam keputusan Muktamar NU bahwa apabila mereka saling

sepakat atas pemanfaatannya, maka tidak dianggap syarat akad dan tidak

rusak, alias boleh.

Namun apabila diartikan secara literatur, bahwa setiap apapun yang

bertambah merupakan. Karena dalam pengembaliannya terdapat kelebihan

yang disepakati sebelum pinjam-meminjam dilaksanakan. Namun dalam

bentuk apapun itu, secara faktanya jual beli arisan tersebut sangat memberi

manfaat kepada yang ingin mendapatkan bantuan uang secara cepat.

Apakah penambahan riba diatas diartikan secara lafadh atau secara lebih

luas dilihat dari segi kemanfatannya dan segi pelaksanaanya.

Sebagaimana dijelaskan dalam Firman Allah dalam surat Al-

Maidah: 2

Page 79: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

79

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar

kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu)

binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-

id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang

mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan

keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah

menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan

janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum

karena mereka menghalang-halangi kamu dari

Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada

mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam

(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-

menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan

bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah

Amat berat siksa-Nya.”72

Menurut pandangan dari beberapa ulama menyatakan

bahwasannya Arisan hukumnya adalah boleh, tidak terlarang. Barangsiapa

mengira bahwa arisan termasuk kategori memberikan pinjaman dengan

mengambil manfaat maka anggapan tersebut adalah keliru, sebab semua

anggota arisan akan mendapatkan bagiannya sesuai dengan gilirannya

masing-masing “. Walaupun tidak tau pastinya kapan anggota arisan

mendapatkan undian tersebut.

Islam sangat menganjurkan manusia atau masyarakat untuk

berusaha dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Islam juga sangat

72Departemen Agama RI, Al Qur‟an dan Terjemahannya, Semarang: Toha Putra,

1999,Hlm.215

Page 80: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

80

menganjurkan manusia untuk bersosialisai dan berinteraksi antara sesama

manusia bahkan bertetangga dengan baik.

Bahkan Islam sendiri telah menjelaskan dalam hadits yang

menyebutkan tentang adab bergaul sesama manusia dengan baik.

ا سهى :" التحاسذ ال هللا صه هللا عهي قال : قم رس رظ هللا ع ع

الت ا التا جش ال يثح تععكى عه تيح تعط ا ال تذاتز ا ثاغع

ل الض يخذن سهى ال يظه ان سهى آخ اا، ان ا عثا د هللا إخ ك

شالث يز يشيز إن صذر ى ا ا اخ ، تحسة ايز ئ يحكز ، انتق

يان سهى حزاو : دي سهى عه ان سهى ، كم ان يحقز أخا ان انشز أ ي

. عز ظ " أخز ج يسهى

Artinya: “Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:

"Janganlah kalian saling hasut, saling najsy (memuji

barang dagangan secara berlebihan), saling benci, saling

berpaling, dan janganlah sebagian di antara kalian

berjual beli kepada orang yang sedang berjual beli

dengan sebagian yang lain, dan jadilah kalian hamba-

hamba Allah yang bersaudara. Muslim adalah saudara

muslim lainnya, ia tidak menganiaya, tidak

mengecewakannya, dan tidak menghinanya. Takwa itu

ada disini -beliau menunjuk ke dadanya tiga kali- Sudah

termasuk kejahatan seseorang bila ia menghina

saudaranya yang muslim. Setiap muslim bagi muslim

lainnya adalah haram baik darahnya, hartanya dan

kehormatannya."(H.R. Muslim)73

73 Ibnu Hajar al-Asqalani, Terjemah Lengkap Bulughul Maram, Jakarta: Akbar Media

Eka Sarana, 2009, hlm.687

Page 81: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

81

Ini menjadi salah satu bukti bahwa Islam sangat menganjurkan

manusia menjadi makhluq yang menyayangi sesama dengan baik dan

menghargai mereka. Salah satu cara yang digunakan yaitu dengan cara

menghargai dan menolong tetangga yang dalam kesusahan.

Arisan sendiri menurut berbagai pendapat ulama Islam yang ada di

Desa Waru tersebut mengandung bisnis dan untung-untungan dari orang

yang membeli, meskipun diketahui bahwa yang menawarkan harga adalah

orang yang menjual sendiri yaitu orang yang mengikuti arisan. Dari

penjelasan di atas diketahui bahwa pembeli arisan membeli uang arisan

dengan harga di bawah nominal harga yang didapat dalam arisan. Bahkan

tidak menutup kemungkinan harga yang ditawarkan dari penjual separuh

harga dari nominal uang arisan yang diperolehnya dalam arisan.

Penulis menganggap bahwasannya arisan ini sama dengan hutang

piutang. Dimana dalam melakukan pinjaman (kepada pihak pembeli

arisan) orang yang meminjam mengatakan bahwasannya dia akan

membayarnya. Akan tetapi pembayarannya ditangguhkan kepada arisan

yang dimiliki oleh peminjam (penjual arisan), jika nama arisannya keluar

maka yang berhak mendapatkan arisan tersebut adalah pemberi pinjaman

(pembeli arisan). Waktu yang digunakan untuk melakukan

pembayaranpun juga tidak jelas kapan pastinya, karena untuk

mendapatkan arisan haruslah melalui pengocokan terlebih dahulu.

Harga yang ditawarkan sangatlah jauh dari perolehan nominal

arisan yang diperoleh, hal ini sama sekali tidak mengandung unsur tolong

Page 82: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

82

menolong bahkan seakan-akan mengandung unsur bisnis di dalamnya.

Padahal seperti yang kita ketahui, transaksi ini dilakukan dengan sesama

tetangga mereka masing-masing. Jadi dipandang dari segi normatif

kesosialan hal tersebut bukanlah cara yang baik untuk memberikan tolong-

menolong terhadap tetangga kita sendiri yang pada saat itu sangat

membutuhkan bantuan orang-orang yang mampu, dan yang seharusnya

mereka dibantu.

Walaupun bantuan yang ditawarkan oleh para tetangga belum bisa

sesuai dengan apa yang diharapkan oleh orang yang butuh uang tersebut.

Akan tetapi setidaknya dengan bantuan itu bisa meringankan beban dari

orang yang sedang membutuhkan bantuan tersebut. Walaupun bantuan

yang kita berikan kepada orang yang membutuhkan tersebut tidak

seberapa, pasti alangkah senangnya dirinya karena telah mendapatkan

sedikit keringanan.

Sedangkan Islam sendiri menyebutkan dalam hadits:

زرظي هللا تعان ع ات ع صه هللا عهي انث ا أ ع

. را إشحاق ي تانذ ي تيع انكانئ تانكانئ يع انذ سهى ع

انثزار

Artinya: “Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah

Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang jual-beli yang

kemudian dengan yang kemudian, yakni hutang dengan hutang.

(H.R. Ishaq dan al-Bazzar dengan sanad lemah)”

Page 83: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

83

Walaupun hadits di atas mempunyai sanad yang lemah namun

beberapa ulama berpendapat dan sepakat bahwa jual beli hutang dengan

hutang dilarang dalam al-Qur‟an.74

Dari penjelasan akad dan hadits penjelasan diatas penulis

mengambil kesimpulan bahwa jual beli arisan dilarang oleh agama Islam.

Hal ini jelas dilarang karena dalam hukum Islam karena telah terdapat

hadits yang melarang dan juga prakteknya menggunakan praktek utang

piutang dan bukan menggunakan praktek jual beli, utang yang terdapat

penambahan dalam pengembaliannya dan belum jelas objeknya.

Walaupun hadits tersebut diatas itu dhaif karena sanad yang lemah, tetapi

para ulama sepakat untuk melarang hal tersebut yang menurut penulis

sama dengan kasus jual beli arisan di Desa Waru Kecamatan Rembang

Kabupaten Rembang tersebut. Selain itu harga yang ditawarkan juga jauh

dari unsur tolong menolong, akan tetapi seperti ajang bisnis untuk

memperoleh keuntungan semata. Padahal seharusnya Allah menganjurkan

manusia untuk saling tolong menolong dengan sesamanya tanpa adanya

unsur eksploitasi atau unsur untung-untungan.

74Kahar Masyhur, Bulughul Maram 1, Jakarta: Rineka Cipta, 1992 Hlm. 487

Page 84: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

84

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hal-hal telah dipaparkan pada bab sebelumnya,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan jual beli arisan di desa Waru Kecamatan Rembang Kabupaten

Rembang, pada awalnya arisan hanya bertujuan sebagai pengerat

persaudaran antara masyarakat dan sebagai tabungan yang mampu

mengontrol penggunaan uang masyarakat. Akan tetapi semakin lama dan

semakin bertambahnya kebutuhan perekonomian, arisan berubah menjadi

lahan yang berbeda yang mampu memberi kebutuhan lain yang mendesak

apabila dibutuhkan oleh masyarakat itu sendiri dengan cara menjual arisan

kepada tetangga mereka. Cara ini dianggap oleh para anggota yang ingin

menjual arisan sangat efektif, dikarenakan mereka melakukan pembayaran

dengan mengandalkan keluarnya arisan yang melalui sistem pengocokan.

Akan tetapi penulis menyimpulkan bahwasannya praktek jual beli arisan in

salah, dan seharusnya ijab qabulnya menggunakan hutang piutang.

2. Pandangan islam mengenai kasus jual beli arisan di desa Waru Kecamatan

Rembang Kabupaten Rembang, seperti apa yang telah dipaparkan pada bab

sebelumnya bahwa jual beli arisan ini salah. Penulis mengambil kesimpulan

bahwasanya jual beli arisan ini termasuk dalam kategori hutang piutang dan

cenderung ke dalam riba.75 Ini diperjelas dengan adanya hadits yang

menyatakan

75 Ibid, hlm. 487

Page 85: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

85

صه هللا عهي انث ا أ زرظي هللا تعان ع ع ات ع

تيع انكان سهى ع . را إشحاق ي تانذ ي ئ تانكانئ يع انذ

انثزارArtinya: “Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu

'alaihi wa Sallam melarang jual-beli yang kemudian dengan yang

kemudian, yakni hutang dengan hutang. (H.R. Ishaq dan al-Bazzar

dengan sanad lemah)”

Padahal keuntungan dari memberikan pinjaman telah dilarang

dalam islam.Walaupun hadits itu mempunyai sanad yang lemah namun

beberapa ulama berpendapat dan sepakat bahwa jual beli hutang dengan

hutang dilarang dalam hadits. Dari penjelasan hadits tersebut penulis juga

menyimpulkan bahwa jual beli arisan sama dengan jual beli utang-piutang.

Hal ini jelas dilarang dalam hukum islam karena telah terdapat hadits yang

melarang.

B. Saran

Seharusnya arisan ini ketika semua anggota terkumpul ketua arisan

menanyakan tentang siapa yang paling membutuhkan uang pada saat itu. Tetapi

pastinya semua orang membutuhkan uang, sebagai ketua harusnya memilih

secara selektif siapa yang paling membutuhkan dengan melihat latar belakang

yang ada, serta kebutuhan yang amat sangat mendesak. Jika prinsip seperti ini

dilaksanakan, pastinya akan mengurangi atau bahkan menghilangkan transaksi

jual beli arisan tersebut. Jika hal seperti ini dilaksanakan berarti tujuan arisan

telah tercapai yaitu tolong menolong.

Selain menggunakan cara di atas, penulis mempunyai solusi yang

kedua, yaitu dengan mengocok arisan semuanya terlebih dahulu. Sehingga

anggota arisan dapat mengetahui kapan anggota arisan tersebut mendapatkan

Page 86: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

86

gilirannya mendapatkan arisan. Jika sudah diketahui waktu perolehan arisan,

maka harga dalam jual beli arisan bisa diminimalisir dan tidak seperti semula

yang memiliki unsur untung-untungan.

C. Penutup

Dengan rasa syukur Alhamdulillahirobbil‟aalamiin penulis ucapkan

kehadirat Allah SWT yang dengan hidayah, inayah, dan taufiq-Nya sehingga

penulis telah mampu mengantarkan pembahasan skripsi yang berjudul

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ARISAN

DI DESA WARU KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG

pada titik paling akhir, meskipun banyak hambatan dan kesulitan karena

kemampuan yang terbatas namun Alhamdulillahirobbil‟aalamiin penulis tetap

berusaha semampunya untuk menyelesaikan dan memecahkan problem yang

penulis hadapi dalam penulisan skripsi ini.

Tidak lupa penulis mohon maaf apabila dalam penulisan kalimat

maupun bahasanya masih dijumpai banyak kekeliruan. Penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif guna perbaikan dimasa

mendatang.

Sebelum dan sesudahnya penulis mengucapkan terimakasih kepada

Allah SWT dan kepada semua pihak yag telah memberi kelancaran dalam

penulisan karya skripsi ini. Semoga dapat bermanfaat, amiiin ya robbal

„alamiin……………

Page 87: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

87

DAFTAR PUSTAKA

A Black, James, dkk, Metode dan Masalah Penelitian Sosial, Bandung:

Refika Aditama, 2

A. Mas‟adi, Ghufron, Fiqh Muamalah Kontekstual, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2002

Al Kibyi, Sa‟dudin Muhammad, al Muamalah al Maliyah al Mua‟shirah fi

Dhaui al Islam, Beirut, 2002

Al-Asqalani, Ibnu Hajar, Terjemah Lengkap Bulughul Maram, Jakarta: Akbar

Media Eka Sarana, 2009

Ali, Ahmad, Bulughul Maram jus 3, Bandung: Dahlan, 1980

Ash Shiddieqy, Hasbi, Hukum Antar Golongan, Semarang: Pustaka Rizki

Putra, 2001

Asysyafii, Muhyiddin Abi Zakaria, Menuju Pribadi yang Shaleh, Surabaya:

Media Idaman, 1991

Azwar, Saifuddin Metode Penelitian, Yogyakarta: 1997

Blaxter, Loraine dkk, How To Re search, Jakarta: Indeks, 2001

Damanuri, Aji Metodologi Penelitian Mu‟amalah, Yogyakarta: Stain Po

Press, 2010

Danim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002

Departemen Agama RI, Al Qur‟an dan Terjemahannya, Semarang: Toha

Putra, 1999

Diambil dari http://akangjuned.blogspot.com/2008/06/apa-manfaat-arisan.

Diambil dari http://neisha-diva.blogspot.com/2008/06/apa-manfaat-arisan

Diambil dari http://nitafebri.multiply.com/journal

Diambil dari http://tusuda.net/arti-acara-arisan/

Djuwaini, Dimyauddin, Pengantar Fiqh Muamalah, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2008

Page 88: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

88

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research 1, Yogyakarta: Andi Offset, 1885

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, ANDI Yogyakarta, yogyakarta: 1989

Haroen, Nasrun, Fiqh Muamalah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007

Hasan, M. Iqbal, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan

Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002

Hasan, Ali, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat) ,

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003

Idrus, Muhammad, Metode Penelitian Ilmu Sosial, Yogyakarta: Erlangga,

2009

Masyhur, Kahar Bulughul Maram 1, Jakarta: Rineka Cipta, 1992

Moh. Nazil, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988

Moh.Rifa‟i,dkk, Terjemah Khulasah Khifayatul Akhyar, Semarang: Toha

Putra, 1991

Narbuko, Cholid, Metodologi Riset, Semarang: 1986

Nazil, Moh. Metode Pemalitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988

Poerwadarminta , Kamus Umum Bahasa Indonesia, , PN Balai Pustaka, 1976

Sabiq, Sayyid, Fiqh Sunnah 4, Jakarta: Cempaka Putih Tengah, 2009

Suhendi, Hendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: Raja Grafindo persada, 2002

Syarifuddin, Amir, Meretas Kebekuan Ijtihad, Jakarta: Ciputat Press, 2005

Terjemahan Nailul Authar, Surabaya: PT Bina Ilmu, 1987

Wawancara dengan bapak Harjito selaku tokoh agama Desa Waru pada

tanggal 11 April 2012 jam 18.30

Wawancara dengan Bapak Rochmad selaku kepala desa Waru Kecamatan

Rembang Kabupaten Rembang pada tanggal 12 April 2012 jam

17.00

Page 89: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain--purwanto... · TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ... Huruf Arab Nama

89

Wawancara dengan Bapak Temok selaku penjual arisan, dilaksanakan pada

tanggal 14 April 2012 jam 16.30

Wawancara dengan Ibu Ayu‟ selaku anggota arisan, dilaksanakan pada

tanggal 18 April 2012 jam 08.00

Wawancara dengan Ibu Lusi selaku penjual arisan, dilaksanakan pada tanggal

19 April 2012 jam 09.00

Wawancara dengan Ibu Rasti selaku anggota arisan, dilaksanakan pada

tanggal 22 April 2012 jam 11.00

Wawancara dengan Ibu Sarpi selaku anggota arisan ibu-ibu, dilaksanakan

pada tanggal 26 April 2012 jam 08.00

Wawancara dengan Ibu Tintri selaku ibu kepala desa Waru, dilaksanakan

pada tanggal 26 April 2012 jam 16.00

Wawancara dengan Ibu Umikatun selaku anggota arisan, dilaksanakan pada

tanggal 30 April 2012 jam 16.30