Upload
hoanghuong
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TINJAUAN FIQIH MUAMALAH TERHADAP UANG DIGITAL
BITCOIN DENGAN STUDI PADA DSN-MUI DAN PERUSAHAAN
ARTABIT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
NUR LAILATUS SHOLIHAH
NIM 1110046100161
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M./1436 H.
TINJAUAN FIQIH MUAMALAH TERHADAP UANG DIGITAL
BITCOIN DENGAN STUDI PADA DSN-MUI DAN PERUSAHAAN
ARTABIT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
NUR LAILATUS SHOLIHAH
NIM 1110046100161
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M./1436 H.
TINJAUAN FIQIH MUAMALAH TERHADAP UANG DIGITAL
BITCOIN DENGAN STUDI PADA DSN-MUI DAN PERUSAHAAN
ARTABIT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
NUR LAILATUS SHOLIHAH
NIM 1110046100161
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M./1436 H.
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini,Nama : Nur Lailatus SholihahNIM : 1110046100161Jurusan : Perbankan SyariahFakultas : Syariah dan Hukum
Dengan ini saya menyatakan bahwa:1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) diUniversitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam skripsi ini telah saya cantumkansesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan danmempertanggungjawabkan.
4. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atautanpa izin pemilik karya.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karyaini.
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telahmelalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukanbukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya bersedia menerimasanksi yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 27 Nopember 2014Penulis
Nur Lailatus Sholihah
iv
ABSTRAK
Nur Lailatus Sholihah. NIM 1110046100161. TINJAUAN FIQIHMUAMALAH TERHADAP UANG DIGITAL BITCOIN DENGAN STUDI PADADSN-MUI DAN PERUSAHAAN ARTABIT. Program Studi Muamalat, KonsentrasiPerbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta, 1436/2014 M. ix + 53 halaman + 7 halaman lampiran
Dalam permasalahan skripsi ini adalah bagaimana tinjauan fiqih muamalahterhadap uang digital bitcoin dan bagaimana pandangan DSN-MUI terhadap prosesoperasional pertukaran uang berbasis bitcoin dalam perspektif akad sharf melaluistudi pada Perusahaan Artabit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis uangdigital bitcoin dari perspektif fiqih muamalah dan menganalisis uang digital bitcoindari perspektif ekonomi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan jenis penelitiandeskriptif kualitatif. Dengan menggunakan metode analisis isi (content analysis) danmenggunakan wawancara sebagai teknik pengumpulan datanya, yaitu denganmewawancarai pihak dari DSN-MUI dan Perusahaan Artabit.
Hasil kesimpulan dari penulisan skripsi ini adalah dari tinjauan fiqihmuamalah bahwa transaksi pertukaran uang berbasis bitcoin belum dapat dikatakansebagai transaksi pertukaran uang yang sah dalam Islam walaupun termasuk ke dalamkategori transaksi spot di Perusahaan Artabit. Karena tidak ada benda yang dapatmerepresentasikan uang tersebut, serta dalam perspektif ekonomi dan Islammenyatakan bitcoin belum bisa dikatakan sebagai mata uang/alat pembayaran yangsah, karena tidak ada legalitas dari pemerintah, tidak memenuhi persyaratan sebagaimata uang baik dalam ekonomi konvensional maupun Islam, kaidah fiqih, sertarentan akan penipuan karena tidak ada kejelasan hukum yang mengatur transaksitersebut.Kata Kunci : Uang, Bitcoin, akad Sharf
Pembimbing : M. Nur Rianto Al Arif, SE, M. SiDaftar Pustaka : Tahun 1989 s.d. Tahun 2014
v
Kata Pengantar
بسم هللا الر حمن الر حیم
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, segala puja puji syukur penulis panjatkan
hanya kepada Allah Subhanahu Wata’ala atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam hanya
tercurah kepada baginda yang mulia Nabi besar Muhammad SAW. Atas perjuangan
beliaulah kita dapat saling kenal-mengenal menjalin tali ukhuwah islamiyyah.
Selanjutnya, berkaitan dengan penyelesaian skripsi ini, secara pribadi penulis
mengucapkan terima kasih kepada segenap civitas akademika Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta baik secara kelembagaan maupun
perorangan.
Ucapan terima kasih terutama penulis sampaikan kepada:
1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak
Dr. JM. Muslimin, MA.
2. Ketua Prodi Muamalat, Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH dan
Sekretaris Jurusan Muamalat, Bapak Abdul Rauf, Lc, MA.
3. Bapak M. Nur Rianto Al Arif, SE, M.Si Selaku Dosen Pembimbing, yang
telah membimbing penulis sehingga skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik.
4. Para dosen Fakultas Syariah dan Hukum, serta para pengurus perpustakaan
utama maupun Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
yang telah memberikan bantuannya berupa pinjaman buku-buku baik selama
penulisan skripsi maupun selama penulis menjalankan perkuliahan.
5. Bapak Kanny Hidaya selaku wakil sekretaris DSN-MUI, Bapak Denny
Muktar dan Ibu Imelda Selaku Founder Perusahaan Artabit, yang telah
meluangkan waktu dan memberikan data-data yang penulis butuhkan.
vi
6. Orang tuaku tercinta Ayahanda Solahuddin dan Ibunda Siti Aliyah atas do’a
restunya baik spiritual maupun material.
7. Adik-adikku tercinta Iqbal, Haikal, Fira dan tanteku Cing Izha yang selalu
menghiburku di sela-sela waktu penulisan skripsi ini.
8. Untuk teman-teman seperjuangan PS-D Squad, sahabat-sahabatku tersayang
C.I.M (especially for Iin, Meli, Nida, dan Yuni), Mia, kawan-kawan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) “Cari Berkah” 2013, serta pihak-pihak terkait lainnya
yang mendukung penyelesaian skripsi ini.
Akhirnya, hanya kepada Allah Subhanahu Wata’ala jualah penulis berdoa
semoga mereka mendapat balasan yang mulia. Dengan segala kelemahan dan
kelebihan yang ada semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
para pembaca umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap langkah
kita, Amiin Ya Rabb al-‘Alamiin.
Jakarta, 27 Nopember 2014
Penulis
Nur Lailatus Sholihah
vii
DAFTAR ISI
HalamanLEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING.................................................................iLEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN.............................................................iiLEMBAR PERNYATAAN.........................................................................................iiiABSTRAK....................................................................................................................ivKATA PENGANTAR………………………………………………………………...vDAFTAR ISI…………………………………………………………………...……vii
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah................................................................................1B. Identifikasi Masalah......................................................................................2C. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................................................3D. Tujuan dan Manfaat Penelitian.....................................................................6E. Kerangka Teori dan Konseptual...................................................................7F. Pedoman Penulisan.....................................................................................11G. Sistematika Penulisan..................................................................................12
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAANA. Uang
1. Pengertian Uang...................................................................................132. Fungsi Uang.........................................................................................143. Fungsi Uang dalam Islam....................................................................154. Syarat-Syarat Uang..............................................................................155. Bentuk-Bentuk Uang...........................................................................17
B. Bitcoin1. Pengertian Bitcoin...............................................................................182. Kelebihan Bitcoin................................................................................193. Kekurangan Bitcoin.............................................................................204. Cara Kerja Bitcoin…………………………………………………...21
C. Akad Sharf1. Pengertian Sharf.....................................................................……….222. Prinsip-Prinsip Sharf...........................................................................223. Jenis-Jenis Transaksi Sharf.................................................................234. Rukun dan Ketentuan Umum Sharf.......................................……….24
D. Review Kajian Terdahulu..........................................................................25
BAB III METODE PENELITIANA. Jenis Penelitian..........................................................................................30B. Sumber dan Kriteria Data Penelitian.........................................................31C. Teknik Pengumpulan Data........................................................................32
viii
D. Subjek dan Objek Penelitian.....................................................................32E. Teknik Pengolahan Data...........................................................................33F. Metode Analisa Data (Analisis Isi)……………………………………...33
1. Definisi Content Analysis (Analisis isi)..............................................332. Teknik Analisis Isi..............................................................................343. Manfaat Penggunaan Analisis Isi.......................................................344. Tahapan Penelitian Analisis Isi..........................................................35
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASANA. Mekanisme Pertukaran Uang Berbasis Bitcoin di Perusahaan
Artabit………...…………………………………....................................38B. Pandangan DSN-MUI terhadap Proses Pertukaran Uang Berbasis Bitcoin
di Perusahaan Artabit ditinjau dari Teori Sharf…………………………44
BAB V PENUTUPA. Kesimpulan...............................................................................................51B. Saran.........................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 53
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pertukaran yang terjadi dalam masyarakat pada awal mulanya
dilaksanakan tanpa penggunaan uang. Dalam proses pertukaran demikian, barang-
barang dan jasa-jasa secara langsung dipertukarkan dengan barang-barang dan jasa-
jasa lainnya, yang saling dibutuhkan oleh pihak-pihak yang bersangkutan.1
Esensinya, uang adalah sesuatu yang digunakan sebagai media pertukaran dan
alat pembayaran yang sah dalam bertransaksi dengan memenuhi kriteria-kriteria
tertentu yang ditetapkan oleh undang-undang suatu negara. Sebelum menciptakan
uang, dalam hal bertransaksi, manusia menggunakan sistem barter dalam
perdagangan mereka. Walaupun demikian, sangatlah sulit mendapatkan seseorang
yang mempunyai kepentingan sama dalam pertukaran barang dan jasa tersebut.
Uang pada masa lalu dengan masa sekarang sangatlah berbeda dari segi
bentuk, akan tetapi masih memiliki fungsi yang sama. Bentuk-bentuk uang pada
zaman sekarang ini seperti koin, kertas, dan ada pula yang berbentuk digital atau
elektronik yang menandakan bahwa perkembangan teknologi yang semakin maju.
Uang digital atau uang elektronik ini adalah sarana yang dapat dijadikan sebagai alat
1 Indra Darmawan, Pengantar Uang dan Perbankan, Cet. Kedua (Jakarta: Rineka Cipta,1999), h. 1
2
pembayaran atau alat tukar dan transaksi melalui internet. Karena bentuknya yang
bersifat digital, maka tidak dapat diraba atau dirasakan.
Salah satu uang yang bersifat digital atau elektronik tersebut adalah bitcoin.
Bitcoin adalah mata uang yang terdesentralisasi yang dikelola oleh teknologi peer-to-
peer dan tanpa otoritas pusat. Semua fungsinya berjalan melalui sistem. Dibuat pada
tahun 2009 oleh seseorang bernama Satoshi Nakamoto. Bitcoin dikembangkan
dengan idealisme bahwa mata uang yang baik tidak dikontrol oleh pemerintah atau
bank sentral. Pemerintah selalu dikuasai oleh orang-orang yang korup dan hanya
bekerja demi keuntungan pribadi, sehingga keputusan-keputusan finansial selalu
berpihak kepada konglomerat belaka.2
Dalam perkembangannya, jenis uang yang satu ini belum banyak diminati
oleh masyarakat dikarenakan nilai kursnya yang cukup besar dan memiliki risiko
yang tinggi. Selain itu, para pemerintah dari berbagai negara juga belum banyak yang
mensahkan penggunaan bitcoin sebagai alat transaksi. Salah satu negara yang
menyatakan bitcoin ilegal atau haram adalah Rusia. Mereka menilai bahwa bitcoin
mudah disalahgunakan untuk pencucian uang dan membiayai teroris karena
transaksinya tidak mudah dilacak. 3
2 “Apa Itu Bitcoin”, diakses pada tanggal 20 Agustus 2014, pukul 14.25 darihttp://indonesia.bitcoin.co.id/apa-itu-bitcoin/
3 Angga Aliya, “Rusia Bilang Bitcoin Haram”, diakses pada 01 September 2014 pukul 12.05dari http://finance.detik.com/read/2014/02/10/153806/2492319/5/rusia-bilang-bitcoin-haram
3
Selain itu, diberitakan dalam harian Jurnal Asia Online, menyatakan bahwa
beberapa bank gencar mengingatkan risiko bila membeli, memegang, dan
memerdagangkan bitcoin. Peringatan terakhir juga datang dari Bank Sentral Eropa
(ECB). Otoritas perbankan Eropa tersebut mengikuti peringatan yang sudah
dilakukan otoritas perbankan Prancis, Belanda, dan Tiongkok. Alasannya, konsumen
tidak mendapatkan perlindungan dengan perangkat aturan. Itulah mengapa bitcoin
menjadi musuh perbankan.
Hal yang serupa juga terjadi di Indonesia, dilansir dalam suatu artikel berita
online juga menyebutkan bahwa dengan tegas Bank Indonesia sudah memberikan
keputusan bahwa bitcoin dan mata uang virtual lainnya bukan merupakan mata uang
atau alat pembayaran yang sah di Indonesia (Siaran Pers BI nomor 16/6/DKom
tanggal 16 Februari 2014). Masyarakat dihimbau agar berhati-hati terhadap bitcoin
dan mata uang virtual lainnya. Segala risiko terkait kepemilikan/penggunaan bitcoin
ditanggung sendiri oleh pemilik/pengguna bitcoin dan mata uang virtual lainnya.4
Di samping semua pro kontra mengenai bitcoin, suatu negara tidak terlepas
dari transaksi yang menghubungkan antara negara yang satu dengan negara yang lain.
Hal ini bertujuan untuk memperlancar suatu kegiatan, khususnya di bidang ekonomi.
Kegiatan ini biasa dikenal dengan istilah perdagangan internasional. Pentingnya
aktivitas dalam perdagangan mata uang timbul karena semakin berkembangnya
4 “Ungkapan Bank Indonesia”, diakses pada 19 Agustus 2014 pukul 11.45http://www.cryptocoinsnews.com/id/berita-bitcoin/sikap-pemerintah-indonesia-bitcoi/2014/07/31
4
perdagangan internasional. Karena pada setiap transaksi perdagangan yang
melibatkan antar negara akan membutuhkan pertukaran mata uang (valuta asing) atau
foreign exchange yang menyebabkan naik atau turunnya permintaan dan penawaran
terhadap nilai mata uang tertentu.
Di indonesia, keberadaan mata uang digital bitcoin sudah beroperasi sekitar 1
tahun terakhir. Perusahaan Artabit didirikan karena melihat potensi bitcoin yang
bagus untuk merevolusionerkan mekanisme transaksi pembayaran dan pertukaran
mata uang serta untuk menganalisa pasar bitcoin di Indonesia. Dengan menggunakan
teknologi dalam sistem penukaran tersebut, diharapkan dapat memudahkan
masyarakat untuk melakukan transaksi penukaran. Baik mata uang bitcoin sendiri
maupun rupiah.
Dalam Islam, istilah transaksi pertukaran mata uang dikenal dengan akad
Sharf. Al-Sharf merupakan suatu pertukaran dua jenis barang berharga atau
pertukaran uang dengan uang menurut prinsip syariah. Akan tetapi tidak semua
lembaga keuangan yang berlatar belakang konvensional memiliki proses operasional
seperti pada umumnya. Penulis tertarik ingin meneliti lebih jauh bagaimana aplikasi
teori sharf melalui perusahaan Artabit ini. Dengan harapan, setelah diteliti sistem ini
akan menjadi referensi untuk pengembangan ilmu perekonomian khususnya lembaga
keuangan syariah.
5
Dengan mengacu pada uraian di atas, maka penulis akan mengadakan
penelitian tentang masalah tersebut dalam skripsi yang berjudul: TINJAUAN FIQIH
MUAMALAH TERHADAP UANG DIGITAL BITCOIN DENGAN STUDI PADA
DSN-MUI DAN PERUSAHAAN ARTABIT
B. Identifikasi Masalah
Sebelum peneliti merumuskan masalah penelitian, hendaknya terlebih dahulu
peneliti melakukan identifikasi permasalahan yang terkait sekitar judul yang
diajukan, antara lain:5
1. Mengapa banyak negara yang belum mengesahkan bitcoin sebagai alat
pembayaran yang sah?
2. Mengapa dalam transaksi bitcoin tidak melibatkan lembaga perbankan?
3. Apa yang menyebabkan kurs bitcoin sangat tinggi?
4. Mengapa bitcoin rentan terhadap penipuan dan pencucian uang?
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian skripsi ini tidak meluas dan lebih terarah,
maka penulis memberikan batasan terhadap masalah seputar tinjauan fiqih muamalah
5 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,(Jakarta: Erlangga, 2009), h. 48
6
terhadap bitcoin melalui studi pada DSN-MUI dan proses pertukaran bitcoin dengan
studi pada Perusahaan Artabit.
Setelah dilakukan pembatasan terhadap masalah yang akan dibahas, maka
didapatlah perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mekanisme pertukaran uang berbasis bitcoin di Perusahaan
Artabit?
2. Bagaimana pandangan DSN-MUI terhadap proses pertukaran uang berbasis
bitcoin di Perusahaan Artabit ditinjau dari teori sharf?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penulisan
a. Untuk menganalisis uang digital bitcoin dari perspektif fiqih muamalah
melalui tinjauan DSN-MUI
b. Untuk menganalisis uang digital bitcoin dari perspektif ekonomi melalui
studi pada Perusahaan Artabit
2. Manfaat Penulisan
a. Bagi Akademisi
Hasil kajian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam dunia ilmu
pengetahuan, khususnya dalam bidang pengembangan transaksi keuangan
7
syariah maupun konvensional dan dapat dijadikan sebagai referensi bagi
pengembangan ilmu ekonomi syariah maupun konvensional selanjutnya.
b. Bagi Masyarakat
Penulisan ini diharapkan dapat menambah pemahaman kepada masyarakat
terkait dengan proses operasional dalam pertukaran mata uang serta dapat
membedakan mana kategori transaksi pertukaran mata uang berbasis syariah
dan konvensional.
c. Bagi Praktisi
Hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
terhadap perkembangan pengetahuan tentang perekonomian islam maupun
konvensional.
E. Kerangka Teori dan Konseptual
1. Kerangka Teori
a. Uang
1) Pengertian Uang
Uang adalah alat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sejak
peradaban kuno, mata uang logam sudah menjadi alat pembayaran biasa
walaupun belum sesempurna sekarang. Kebutuhan menghendaki adanya alat
8
pembayaran yang memudahkan pertukaran barang agar pekerjaan dapat lebih
mudah.6
Sedangkan dalam fikih islam istilah uang biasa disebut dengan nuqud
atau tsaman. Secara umum, uang dalam islam adalah alat tukar atau transaksi
dalam pengukur nilai barang dan jasa untuk memperlancar transaksi
perekonomian.7
2) Fungsi Uang
Uang memiliki 3 fungsi dalam perekonomian, yaitu:8
a) Alat tukar
b) Satuan hitung
c) Penyimpan Nilai
3) Bentuk-Bentuk Uang:9
a) Uang komoditas
b) Uang fiat (Fiat money atau token money)
c) Uang giral
d) Near money
6 Eko Suprayitno, Ekonomi Islam: Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), h. 187
7 Muhammad Rawas Qal’ah Ji, “al-Mu’amalat al-Maliyah al-Mu’ashirah fi Dhau’ al-Fiqh waal-Syariah”, dalam Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, 2009), h. 3
8 N. Gregory Mankiw, dkk, Pengantar Ekonomi Makro: Principles of Economics, Ed. Asia,(Jakarta: Salemba Empat, 2013), h. 139
9 Nurul Huda, dkk, Ekonomi Makro Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h.76-78
9
e) Uang elektronik/digital/virtual
b. Pengertian Bitcoin
Bitcoin adalah mata uang virtual yang dikembangkan pada tahun 2009
oleh seseorang dengan nama samaran Satoshi Nakamoto. Mata uang ini
seperti halnya Rupiah atau Dollar, namun hanya tersedia di dunia digital.
Bitcoin sebagai mata uang memiliki fitur sebagai berikut:10
1) Transfer instant secara peer to peer.
2) Transfer ke mana saja
3) Transfer tanpa biaya.
4) Transaksi bersifat irreversible, artinya sekali ditransfer tidak bisa
dibatalkan.
5) Transaksi bitcoin bersifat anonim.
6) Bitcoin tidak dikontrol oleh lembaga atau pemerintah apapun.
c. Pengertian Akad Sharf
Al-Sharf secara bahasa berarti al-ziyadah (tambahan) dan ‘adl
(seimbang). Sedangkan menurut istilah fiqih, al-sharf adalah: “Adalah jual
beli antara barang sejenis atau antara barang tidak sejenis secara tunai”.11
10 Bitcoin Indonesia, Apa Itu Bitcoin?, Artikel diakses pada17 Februari 2014 pukul 12.13 darihttp://indonesia.bitcoin.co.id/apa-itu-bitcoin/
11 Wahbah Zuhaili, Juz IV, dalam Ghufron A. Mas’adi, Fiqih Muamalat Kontekstual,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 149
10
Menurut terminologis lainnya adalah pertukaran dua jenis barang berharga
atau jual beli uang dengan uang atau disebut juga Valas. Atau jual beli antara
barang sejenis secara tunai. Atau jual beli atau pertukaran antara mata uang
suatu negara dengan mata uang negara lainnya. Misalnya, yen Jepang dengan
euro, dan sebagainya.12
d. Jenis-Jenis Transaksi Valas:13
1) Transaksi tunai (spot transaction), dalam transaksi tunai biasanya penyerahan
valas ditetapkan 2 hari kerja berikutnya.
2) Ttransaksi berjangka (forward transaction), dalam transaksi berjangka
penyerahan dilakukan beberapa hari mendatang baik secara mingguan atau
bulanan.
3) Transaksi barter (swap transaction), adalah pembelian dan penjualan secara
bersamaan sejumlah tertentu mata uang dengan 2 tanggal valuta (penyerahan)
berbeda.
4) Transaksi (option), yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka
membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah
unit valuta asing pada harga dan jangka waktu atau tanggal akhir tertentu.
12 Nurul Hudan dan Muhammad Haikal, “Lembaga Keuangan Syariah”, dalam Mardani, FiqhEkonomi Syariah: Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 318
13 Kasmir, Bank, dalam Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 232
11
2. Kerangka Konseptual
F. Pedoman Penulisan
Penulisan ini berpedoman pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi
Tahun 2012 yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Uang Digital
Bitcoin
Pro dan Kontra
Tinjauan menurut fiqihmuamalah dankonvensional
Studi pada DSN-MUI
Studi pada Pers. Artabit
Akad Pertukaran Mata Uang
Aplikasi Teori Akad Sharf diPers. Artabit
12
G. Sistematika Penulisan
BAB I: PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, identifikasi masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review
terdahulu, pedoman penulisan, serta sistematika penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORI DAN KAJIAN KEPUSTAKAAN
Pada bab ini akan disajikan teori terkait tentang uang, baik pengertian,
fungsi, dan manfaatnya, bitcoin, serta teori akad sharf.
BAB III: METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini, serta segala sesuatu yang berkaitan dengan sumber data yang
dibutuhkan.
BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berisi data penelitian mengenai tinjauan fiqih muamalah terhadap uang
digital bitcoin melalui studi pada DSN-MUI dan Perusahaan Artabit.
BAB V: PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan dan saran yang merupakan jawaban dari
rumusan permasalahan yang telah dikaji sebelumnya.
13
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Landasan Teori
1. Uang
a. Pengertian
Uang berfungsi sebagai alat yang mempermudah perdagangan/muamalah
manusia dalam memenuhi kebutuhannya.1 Uang adalah alat untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Sejak peradaban kuno, mata uang logam sudah menjadi alat
pembayaran biasa walaupun belum sesempurna sekarang. Kebutuhan menghendaki
adanya alat pembayaran yang memudahkan pertukaran barang agar pekerjaan dapat
lebih mudah.2
Menurut ahli ekonomi, J. P Croward mendefinisikan uang sebagai segala
sesuatu yang diterima secara luas sebagai media pertukaran, sekaligus berfungsi
sebagai standar ukuran nilai harga dan penyimpan kekayaan.3 Selain itu, menurut Dr.
Sahir Hasan, Uang adalah pengganti materi terhadap segala aktivitas ekonomi, yaitu
media atau alat yang memberikan kepada pemiliknya daya beli untuk memenuhi
1 Anwar Iqbal Qursehi, “Islam and The Teory of Interest”, dalam Muhammad, Aspek Hukumdalam Muamalat (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 131
2 Eko Suprayitno, Ekonomi Islam: Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional, h.187
3 J. P Croward, “al-Mujaz fi Iqtishadiyat al-Nuqud, Terjemah Mustafa Kamal Farid, dalamAhmad hasan, Mata Uang Islami: Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islami (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), h. 10
14
kebutuhannya, juga dari segi peraturan perundangan menjadi alat bagi pemiliknya
untuk memenuhi segala kewajibannya.4
Sedangkan dalam fikih islam istilah uang biasa disebut dengan nuqud atau
tsaman. Secara umum, uang dalam islam adalah alat tukar atau transaksi dalam
pengukur nilai barang dan jasa untuk memperlancar transaksi perekonomian.5
b. Fungsi Uang
Uang memiliki 3 fungsi dalam perekonomian, yaitu:6
1) Alat tukar merupakan sesuatu yang diberikan pembeli kepada penjual
ketika mereka membeli barang dan jasa. Ibnu Taimiyah juga berpendapat
bahwa uang sebagai alat tukar bahannya bisa diambil dari apa saja yang
disepakati oleh adat yang berlaku (‘urf). Dan istilah yang dibuat oleh
manusia. Ia tidak harus berbatas dari emas dan perak.7
2) Satuan hitung merupakan ukuran yang digunakan oleh orang-orang
untuk menetapkan harga-harga dan mencatat tagihan.
3) Penyimpan Nilai berarti uang merupakan alat yang dapat digunakan oleh
masyarakat untuk mentransfer daya beli dari masa sekarang ke masa
depan.
4 Sahir Hasan, al-Nuqud wa al-Tawazun al-Iqtishadi, dalam Ahmad hasan, Mata Uang Islami:Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islami (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h. 11
5 Muhammad Rawas Qal’ah Ji, “al-Mu’amalat al-Maliyah al-Mu’ashirah fi Dhau’ al-Fiqh waal-Syariah”, dalam Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, 2009), h. 3
6 N. Gregory Mankiw, dkk, Pengantar Ekonomi Makro: Principles of Economics, Ed. Asia(Jakarta: Salemba Empat, 2013), h. 139
7 Mustafa Edwin Nasution, dkk, Pengenalan Eksklusif: Ekonomi Islam, cet. II (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 250
15
c. Fungsi Uang dalam Islam
Sebagaimana fungsi uang pada umumnya yang telah disebutkan di
atas, namun ada satu hal yang sangat berbeda dalam memandang uang, antara
sistem kapitalis dengan sistem islam. Dalam sistem perekonomian kapitalis,
uang tidak hanya sebagai alat tukar yang sah (legal tender) melainkan juga
sebagai komoditas. Menurut sistem kapitalis, uang juga dapat diperjualbelikan
dengan kelebihan baik on the spot maupun secara tangguh. Lebih jauh dengan
cara pandang demikian, maka uang juga dapat disewakan (leasing).8
Dalam islam, apapun yang berfungsi sebagai uang, maka fungsinya
hanyalah sebagai medium of exchange. Ia bukan suatu komoditas yang bisa
dijualbelikan dengan kelebihan baik secara on the spot maupun bukan.
d. Syarat-Syarat Uang
Sebuah benda dapat disebut sebagai uang, bila telah memenuhi
berbagai kriteria yang sudah ditentukan. Kriteria tersebut adalah sebagai
berikut:9
1) Acceptability and Cognizability (Diterima dan Diketahui)
Apabila masyarakat mengetahui dan menerima secara umum uang,
mereka dapat menggunakan uang tersebut untuk berbagai keperluan,
8 Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis danPraktis, cet. I (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), h. 12
9 Tri Kunawangsih Pracoyo dan Antyo Pracoyo, Aspek Dasar Ekonomi Makro di Indonesia(Jakarta: Grasindo, 2007), h. 134-135
16
yakni sebagai alat transaksi, alat pembayar utang, dan penimbun
kekayaan.
2) Stability (Nilainya Stabil)
Nilai uang haruslah stabil, kalaupun mengalami fluktuasi tidak terlalu
besar. Mengapa demikian? Bila nilai uang tidak stabil, masyarakat
menjadi tidak percaya pada uang, dan akan menggantikan uang
dengan barang lain yang dianggap lebih stabil serta mengurangi
fungsi uang sebagai alat tukar. Selain itu, uang juga tidak mudah
dipalsukan.
3) Portability (Mudah Dibawa)
Sebagai alat transaksi yang sangat besar perannya dalam
perekonomian, uang harus mudah dibawa untuk setiap kegiatan
ekonomi. Bila nilai transaksi besar, digunakan uang yang memiliki
nominal besar, sehingga secara fisik jumlahnya tidak terlalu banyak.
4) Durability (Tahan Lama)
Uang harus tahan lama dan tidak boleh cepat robek (uang kertas).
Secara fisik, uang haruslah kuat, karena sering berpindah dari satu
tangan ke tangan yang lain. Bila rapuh dan mudah rusak, dapat
menurunkan nilai mata uang tersebut.
17
5) Divisibility (Dapat Dibagi-bagi)
Dalam suatu transaksi ekonomi, uang digunakan untuk membayar
segala macam jumlah transaksi dari yang kecil hingga yang besar.
Untuk itu, nilai nominal uang harus dapat dibagi dari yang paling
kecil hingga besar untuk memudahkan dan melancarkan kegiatan
transaksi.
e. Bentuk-Bentuk Uang
Sesuai dengan tuntutan perkembangan ekonomi, maka bentuk-bentuk
uang antara lain dapat berupa sebagai berikut:
1) Uang komoditas, yaitu dalam bentuk barang. Pada awalnya uang dapat
berbentuk apa saja asalkan dapat diterima masyarakat secara umum.
Misalnya berupa tembakau, bulu-bulu burung, atau berupa logam mulia
emas dan perak, dan lain sebagainya. Pada umumnya uang komoditas
nilai nominalnya sama dengan nilai intrinsiknya (nilai komoditasnya).
Contohnya, uang ringgit emas nilai nominalnya sama dengan nilai
emas untuk membuat uang tersebut.
2) Uang fiat (Fiat money atau Token money), yaitu uang yang terbuat
dari kertas atau logam yang murah harganya agar uang tersebut
mempunyai nilai nominal lebih besar daripada nilai intrinsiknya.
Contoh uang kertas Rp. 100.000 nilai nominalnya jauh lebih besar
daripada nilai kertas uang tersebut.
18
3) Uang giral, adalah uang bank yang apabila digunakan untuk transaksi
hanya bisa dengan menggunakan cek (demand deposit). Namun tidak
semua pelaku ekonomi mau menerimanya, karena tidak bersifat liquid
sempurna. Sementara uang komoditas dan uang fiat bersifat liquid
sempurna. Artinya untuk dapat digunakan tidak perlu ditukarkan atau
dicairkan lagi karena sudah liquid.
4) Near money, dapat diartikan sebagai uang yang hampir liquid
sempurna. Artinya jenis uang ini dalam penggunaannya harus dicairkan
atau ditukarkan terlebih dahulu. Contohnya, kartu ATM, kartu kredit
(credit card), deposito, dan buku tabungan.10
5) Uang elektronik/Digital/Virtual, adalah uang yang digunakan dalam
transaksi internet dengan cara elektronik. Biasanya, transaksi ini
melibatkan penggunaan jaringan komputer (seperti internet dan sistem
penyimpanan harga digital).11
2. Bitcoin
a. Pengertian Bitcoin
Bitcoin adalah mata uang virtual yang dikembangkan pada tahun
2009 oleh seseorang dengan nama samaran Satoshi Nakamoto. Mata uang
10 Asfia Murni, Ekonomika Makro, Cet. I (Bandung: Refika Aditama, 2006), h. 155-15611 Wikipedia, Uang Elektronik, Artikel diakses pada18 Februari 2014 pukul 11.34 WIB dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Uang_elektronik
19
ini seperti halnya Rupiah atau Dollar, namun hanya tersedia di dunia digital.
Bitcoin sebagai mata uang memiliki fitur sebagai berikut:12
1) Transfer instant secara peer to peer.
2) Transfer ke mana saja
3) Transfer tanpa biaya.
4) Transaksi bersifat irreversible, artinya sekali ditransfer tidak bisa
dibatalkan.
5) Transaksi bitcoin bersifat anonim.
6) Bitcoin tidak dikontrol oleh lembaga atau pemerintah apapun.
b. Kelebihan Bitcoin
1) Dalam transaksi bitcoin, tidak ada nomor kartu kredit yang bisa
dikumpulkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
2) Dengan bitcoin, dimungkinkan melakukan transaksi anonim atau tanpa
mengungkapkan identitas sama sekali. Di dompet bitcoin tidak ada nama
pemilik atau informasi apapun yang bisa diketahui oleh merchant
ataupun orang lain. Hal ini sangat berbeda dengan transaksi online
konvensional seperti transfer bank yang membutuhkan nama lengkap
dan identitas pendukung.
3) Metode pembayaran global yang efisien. Bitcoin dapat ditransfer dari
Indonesia ke Canada dalam waktu 10 menit. Tidak ada bank yang
12 Bitcoin Indonesia, Apa Itu Bitcoin?, Artikel diakses pada17 Februari 2014 pukul 12.13 darihttp://indonesia.bitcoin.co.id/apa-itu-bitcoin/
20
memperlambat prosesnya, tidak ada biaya yang mahal, tidak ada
pembekuan dana, tidak akan ada yang bertanya dari mana uang berasal
dan apa tujuan transaksi. Dengan menggunakan bitcoin, transfer lintas
benua sama mudahnya seperti melakukan transaksi dengan tetangga
sebelah anda.
4) Keamanan dan kendali atas uang bitcoin, ada di tangan anda. Transaksi
bitcoin diamankan oleh kriptografi tingkat militer. Tidak seorang pun
yang bisa menggunakan uang anda atau melakukan pembayaran atas
nama anda. Selama anda melindungi dompet anda, bitcoin dapat
memberikan kendali penuh atas uang anda dan tingkat proteksi yang kuat
terhadap banyak jenis penipuan.
5) Asalkan ada internet, anda dapat melakukan transaksi di mana saja dan
kapan saja di dunia ini dengan menggunakan tablet, handphone, atau
komputer. Bitcoin juga tidak mengenal hari libur atau cuti bersama. Mau
jam berapa, hari apa saja transaksi dapat dilakukan.
c. Kekurangan Bitcoin
1) Bitcoin berpotensi hilang dari dompet digital anda, jika komputer
anda terserang virus atau terjadi pencurian password.
2) Bitcoin adalah mata uang yang tidak tercatat atau dikontrol oleh
sebuah lembaga yang berwenang seperti OJK (Otoritas Jasa
Keuangan) atau Bank Indonesia di mana otoritas ini berfungsi
mengelola kebijakan moneter nasional, mengawasi bank,
21
memelihara stabilitas sistem keuangan, dan menyediakan jasa
keuangan kepada lembaga penyimpanan. Sehingga tidak ada
jaminan atas uang anda.
3) Bitcoin dirancang untuk menjadi mata uang digital bukan fisik, dan
hanya bisa digunakan pada toko-toko tertentu saja yang menerima
bitcoin sebagai alat pembayaran.
4) Hanya orang yang melek teknologi saja yang bisa menggunakan
bitcoin.
5) Bitcoin tidak diasuransikan.13
d. Cara Kerja Bitcoin
Sebagai pengguna baru, Anda bisa langsung mulai menggunakan
Bitcoin tanpa harus memahami detil teknisnya. Setelah Anda menginstal
dompet Bitcoin di komputer atau ponsel, secara otomatis akan tercipta
alamat Bitcoin pertama Anda dan Anda bisa membuat lebih banyak
alamat lagi kapanpun Anda membutuhkan. Anda bisa memberikan
alamat Bitcoin Anda kepada teman-teman Anda sehingga mereka bisa
membayar Anda ataupun sebaliknya. Sangat mirip dengan cara kerja
email, kecuali bahwa alamat Bitcoin hanya bisa digunakan sekali.
Dompet Bitcoin menyimpan bagian rahasia dari data yang disebut
kunci pribadi, yang digunakan untuk menandatangani transaksi,
13 Afiliasi, Apa kelebihan dan Kekurangan Bitcoin?, Artikel diakses pada 09 Nov 2014 pukul22.21 WIB dari http://afiliasilokal.blogspot.com/2014/01/apa-kelebihan-dan-kekurangan-bitcoin.html?m=1
22
memberikan bukti matematis bahwa memang benar si pemilik dompet
yang bertransaksi. Tanda tangan juga mencegah transaksi diubah oleh
siapapun setelah diterbitkan. Semua transaksi disiarkan antara pengguna
dan biasanya akan mulai dikonfirmasi oleh jaringan dalam waktu 10
menit, melalui proses yang disebut penambangan.14
3. Akad Sharf
a. Pengertian Jual Beli Mata Uang/Sharf
Al-Sharf secara bahasa berarti al-ziyadah (tambahan) dan ‘adl
(seimbang). Sedangkan menurut istilah fiqih, al-sharf adalah: “Adalah jual beli
antara barang sejenis atau antara barang tidak sejenis secara tunai”.15 Menurut
terminologis lainnya adalah pertukaran dua jenis barang berharga atau jual beli
uang dengan uang atau disebut juga Valas. Atau jual beli antara barang sejenis
secara tunai. Atau jual beli atau pertukaran antara mata uang suatu negara dengan
mata uang negara lainnya. Misalnya, yen Jepang dengan euro, dan sebagainya.16
b. Prinsip Jual Beli Mata Uang/Sharf
Dalam konteks Indonesia, ketentuan syariah mengenai jual beli valas ini
tertuang dalam Fatwa DSN-MUI No. 28/DSN-MUI/III/2002 tentang Jual Beli
Mata Uang (al-Sharf).17
14 Bitcoin.org, Cara Kerja Bitcoin, Artikel diakses pada 29 Desember 2014 pukul 20.37 WIBdari https://bitcoin.org/id/cara-kerja
15 Wahbah Zuhaili, Juz IV, dalam Ghufron A. Mas’adi, Fiqih Muamalat Kontekstual (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 149
16 Nurul Huda dan Muhammad Heykal, “Lembaga Keuangan Syariah”, dalam Mardani, FiqhEkonomi Syariah: Fiqh Muamalah (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 318
17 Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, h. 172-173
23
1) Tidak Spekulasi (untung-untungan)
2) Ada kebutuhan atau untuk berjaga-jaga (simpanan)
3) Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis, maka nilainya
harus sama dengan secara tunai.
4) Apabila berlainan jenis, maka harus dilakukan dengan nilai tukar
(kurs) yang berlaku pada saat transaksi dilakukan dengan secara tunai.
c. Jenis-Jenis Transaksi Sharf, yaitu:18
1) Transaksi Spot (Spot Transaction), yaitu transaksi pembelian dan
penjualan valuta asing untuk penyerahan pada saat itu (over the counter),
waktu penyelesaiannya sekitar dua hari. Hukumnya boleh, karena
dianggap tunai, sedangkan waktu dua hari dianggap sebagai penyelesaian
yang tidak bisa dihindari dan merupakan transaksi internasional.
2) Transaksi Berjangka/Tunggak (Forward Transaction), yaitu transaksi
pembelian dan penjualan valuta asing yang nilainya ditetapkan sekarang
dan berlaku pada masa yang akan datang, antara 2 x 24 jam sampai
dengan satu tahun. Hukumnya haram, karena harga yang digunakan
adalah harga yang diperjanjikan (muwa’adah) dan penyerahannya
dilakukan di kemudian hari, padahal harga yang pada waktu penyerahan
tersebut belum tentu sama dengan nilai yang disepakati, kecuali yang
18 Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, dalam Isnawati Rais dan Hasanudin, FiqihMuamalat dan Aplikasinya Pada LKS, cet.I (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah,2011), h. 103-104
24
dilakukan dalam bentuk forward agreement untuk kebutuhan yang tidak
dapat dihindari.
3) Transaksi Barter (swap transaction), yaitu kontrak pembelian atau
penjualan valas dengan harga spot yang digabungkan dengan pembelian
antara valas yang sama dengan harga forward. Hukumnya haram, karena
mengandung unsur spekulasi (maisir). Transaksi swap konvensional
dilarang diantaranya karena terdapat unsur spekulasi dan keharusan
pembayaran premi swap dalam bentuk bunga
4) Transaksi Option, yaitu kontrak untuk mendapatkan hak membeli atau
menjual, tidak harus sejumlah dengan valas pada harga dan waktu
tertentu. Hukumnya haram, karena mengandung unsur spekulasi
(maisir).
d. Rukun dan Ketentuan Umum Sharf
Secara umum, syarat-syarat akad sharf ada empat, yaitu:19
1) Akad sharf dilakukan oleh kedua pihak dan saling menerima sebelum
keduanya berpisah secara fisik.
2) Uang yang dijual sama sejenis, seperti emas dengan emas atau perak
dengan perak.
3) Akad sharf tidaklah dalam kondisi khiyar syarat.
19 Wahbah Zuhaily, Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuh, dalam Isnawati Rais dan Hasanudin,Fiqih Muamalat dan Aplikasinya Pada LKS, cet.I (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN SyarifHidayatullah, 2011), h. 102-103
25
4) Akad sharf tidaklah dalam berjangka, baik oleh kedua pihak maupun
salah satunya.
B. Review Kajian Terdahulu
Sebelum melakukan penelitian terhadap TINJAUAN FIQIH
MUAMALAH TERHADAP UANG DIGITAL BITCOIN DENGAN STUDI
PADA DSN-MUI DAN PERUSAHAAN ARTABIT, ada baiknya melakukan
penelaahan terhadap studi-studi yang pernah dilakukan sebelumnya. Berikut ini
merupakan pemaparan umum atas karya penelitian berupa skripsi, di antaranya:
No. Nama, Judul, Sumber,
Tahun Terbit
Metode Penelitian
dan Hasil
Perbedaan
1. Asep Saipul Bahri, Konsep
Uang Elektronik dan
Peluang Implementasinya
Pada Perbankan Syariah,
Skripsi, 2010
Metode yang
digunakan dalam
penelitian ini adalah
kualitatif-normatif
dengan jenis penelitian
library research, yaitu
dengan mengumpulkan
berbagai literatur dan
referensi yang
Perbedaan dari
keduanya terletak
pada metode
penelitian yang
digunakan. Skripsi
ini menggunakan
metode kualitatif
deskriptif.
Penelitian ini tidak
26
berhubungan dengan
pembahasan. Hasil
penelitian ini
menyimpulkan bahwa
uang elektronik dalam
perbankan syariah
sudah dapat
diimplementasikan
dengan mengacu pada
Peraturan Bank
Indonesia Nomor
11/12/PBI/2009
tentang Uang
Elektronik dengan
menggunakan akad
sharf sebagai akad
utama, akad ijarah dan
wakalah sebagai akad
pelengkap.
menjelaskan secara
spesifik studi kasus
dalam suatu
perusahaan.
Sedangkan dalam
penulisan skripsi ini
akan menjelaskan
secara spesifik
mengenai tinjauan
fiqih muamalah
terhadap uang
digital bitcoin
melalui DSN-MUI
dan studi pada
Perusahaan Artabit.
27
2. Aam Slamet Rusydiana,
Relevansi Konsep Mata
Uang Islami Dengan
Realita Ekonomi Modern,
Jurnal, 2010
Jurnal ini tidak
menyebutkan metode
penelitian apa yang
digunakan. Hasil dari
pembahasan jurnal ini
adalah menjelaskan
bahwa tidak semua
fungsi uang dalam
ekonomi konvensional
dapat diterapkan dalam
sistem ekonomi islam.
Karena keterlibatan
interest, gambling, dan
gharar yang terdapat
dalam ekonomi
konvensional yang
sangat ditentang keras
dalam sistem ekonomi
Islam.
Perbedaannya
adalah, karya ini
lebih terfokus
membahas konsep
mata uang islam
dan konvensional
dengan realita
ekonomi modern.
Sedangkan dalam
penulisan skripsi
ini membahas uang
digital bitcoin yang
akan ditinjau dari
fiqih muamalah.
3. Amla Eva Nadya, Peluang
dan Tantangan
Metode penelitian yang
digunakan dalam
Perbedaannya
terletak dari studi
28
Pengembangan Produk
Valas di PT Bank
Muamalat Indonesia,
Skripsi, pada 2009
penelitian ini adalah
kualitatif dengan teknik
content analysis
(analisis isi). Hasil dari
penelitian ini
menyimpulkan bahwa
peluang yang dihadapi
Bank Muamalat
Indonesia dalam
mengembangkan
produk valas adalah
adanya permintaan dari
nasabah ketika nasabah
membutuhkan valas
dan pihak bank akan
menyediakan atau
membelikannya
kemudian dijual
kepada nasabah.
Sedangkan tantangan
yang dihadapi BMI
kasus dan tidak
membahas secara
mendalam
tentang uang,
hanya membahas
tantangan dan
peluang dalam
transaksi valas.
29
dalam pengembangan
produk ini adalah
apabila terjadi fluktuasi
valas yang cukup tinggi
yang mengakibatkan
pihak BMI akan
menetapkan harga atau
kurs menjadi mahal
untuk nasabah.
Persamaan yang terdapat dalam perbandingan semua skripsi maupun
jurnal di atas dengan penulisan skripsi ini adalah terletak dari pembahasan utama,
yaitu tentang uang dan salah satu skripsi di atas juga menggunakan model
analisis yang sama, yaitu analisis isi.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian merupakan suatu proses yang panjang. Berawal pada minat
untuk mengetahui fenomena tertentu dan selanjutnya berkembang menjadi
gagasan, teori, konseptualisasi, pemilihan metode penelitian yang sesuai, dan
seterusnya.1
1. Jenis Penelitian
Penulisan skripsi ini menggunakan jenis metode penelitian deskriptif
kualitatif, yaitu serangkaian informasi yang digali dari hasil penelitian masih
merupakan fakta-fakta verbal, atau berupa keterangan-keterangan saja.2
Laporan berdasarkan metode kualitatif mencakup masalah deskripsi murni
tentang program dan/atau pengalaman orang di lingkungan penelitian.
Deskripsi ini ditulis dalam bentu narasi untuk melengkapi gambaran
1 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metodologi Penelitian Survei (Jakarta: PT PustakaLP3ES, 1989), h. 12
2 Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi: Teori dan Aplikasi (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), h. 118
31
menyeluruh tentang apa yang terjadi dalam aktifitas atau peristiwa yang
dilaporkan.3
Format deskriptif kualitatif pada umumnya dilakukan pada penelitian
dalam bentuk studi kasus. Format deskriptif kualitatif studi kasus tidak
memiliki ciri seperti air (menyebar di permukaan), tetapi memusatkan diri
pada suatu unit tertentu dari berbagai fenomena.
2. Sumber dan Kriteria Data Penelitian
a. Data Primer
Data primer yang digunakan adalah data yang bersumber dari hasil
wawancara dengan pihak dari DSN-MUI dan pihak dari perusahaan
Artabit.
b. Data Sekunder, yaitu kajian kepustakaan. Metode ini dilakukan untuk
mendapatkan data dan teori yang berhubungan dengan content analysis
melalui berbagai buku, jurnal, hasil penelitian terdahulu, dan artikel-
artikel yang berkaitan sebagai bahan referensi.
Untuk menjelaskan dan menganalisa data primer tersebut, data sekunder
yang digunakan adalah data yang diperoleh dari lembaga atau institusi
tertentu4, seperti Fatwa DSN, Peraturan Bank Indonesia, dan lain-lain.
3 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 174-175
32
3. Teknik Pengumpulan Data
Keterampilan dalam melakukan pengumpulan data ini dituntut untuk
menjamin keabsahan dan keterandalan data yang dikumpulkan.5 Teknik
pengumpulan data ini menggunakan metode wawancara, yaitu dengan cara
bertanya langsung kepada responden. Dalam penelitian ini yang menjadi
responden adalah salah satu dari pihak DSN-MUI, yaitu Bapak Kanny
Hidaya dan Bapak Denny Muktar dan Ibu Imelda Chandra selaku pihak dari
Perusahaan Artabit. Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan
komunikasi. Dalam proses ini, hasil wawancara ditentukan oleh beberapa
faktor yang berinteraksi dan mempengaruhi arus informasi. Faktor-faktor
tersebut ialah: pewawancara, responden, topik penelitian yang tertuang dalam
daftar pertanyaan, dan situasi wawancara.6
4. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek yang menjadi sumber informasi adalah salah satu pihak dari
Perusahaan Artabit dan pihak dari DSN-MUI dan yang menjadi objek
penelitiannya adalah transaksi menggunakan bitcoin.
4 Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), h. 55
5 Ety Rochaety, Dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS (Jakarta: MitraWacana Media, 2009), h. 37
6 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metodologi Penelitian Survei, h. 192
33
5. Teknik Pengolahan Data
Setelah data didapat dan dikumpulkan, tahap berikutnya adalah
pengolahan data. Proses awal pengolahan data itu dimulai dengan melakukan
editing setiap data yang masuk. Dalam editing, yang akan dikerjakan adalah
meneliti, keterbacaan tulisan, kejelasan makna jawaban, kesesuaian atau
keajegan antara pertanyaan yang satu dengan yang lain. Relevansi jawaban,
dan keseragaman kesatuan data.7
6. Metode Analisa Data
Dalam mengolah dan menganalisa data, penulis menggunakan metode
content analysis (analisis isi).
a. Metode Analisis Isi (Content Analysis)
1) Definisi
Content Analysis is a research technique for making replicable and
valid inferences from texts (or other meaningful matter) to the context of their
use.8 yaitu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat
ditiru (replicable).9 Pada dasarnya merupakan suatu teknik sistematik untuk
7Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan, h.56
8 Klaus Krippendorff, Content Analysis: An Introduction to Its Methodology, 2nd Ed.(London: Sage Publication, 2004), h. 18
9 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h.173
34
menganalisis isi pesan, atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis
isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih.10
2) Teknik Analisis Isi
Secara teknik Content Analysis mencakup upaya: klasifikas lambang-
lambang yang dipakai dalam komunikasi, menggunakan kriteria dalam
klasifikasi, dan menggunakan teknik analisis tertentu dalam membuat
prediksi.11
3) Manfaat Penggunaan Analisis Isi
a) Menggambarkan isi komunikasi. Yaitu mengungkap kecenderungan
yang ada pada isi komunikasi, baik melalui media cetak maupun
elektronik. Misalnya dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai
langsung pihak DSN-MUI dan Perusahaan Artabit.
b) Membandingkan isi media dengan dunia nyata. Banyak analisis isi
digunakan untuk menguji apa yang ada di media dengan situasi aktual
yang ada di kehidupan nyata. Misalnya dalam penelitian ini
membandingkan antara konsep pertukaran uang bitcoin di Perusahaan
Artabit yang terdapat dalam sebuah artikel di media elektronik
10 Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan, h.126
11 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, h. 68
Menemukanlambang/simbol
Klasifikasi databerdasakan
lambang/simbol
Prediksimenganalisis data
35
(internet) dengan proses operasional di lapangan (melakukan transaksi
tersebut) atau melakukan wawancara langsung dengan pihak
perusahaan.
4) Tahapan Penelitian Analisis Isi
a) Menentukan permasalahan. Sebagaimana penelitian sosial lainnya,
analisis isi juga dimulai dengan menentukan permasalahan.
Permasalahan merupakan titik tolak dari keseluruhan penelitian.
Usaha memperoleh jawaban atas permasalahan tersebut dengan
sendirinya merupakan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan.
Dalam penelitian ini juga telah ditentukan beberapa permasalahannya,
yaitu:
1) Bagaimana mekanisme pertukaran uang berbasis bitcoin di Perusahaan
Artabit?
2) Bagaimana pandangan DSN-MUI terhadap proses pertukaran uang
berbasis bitcoin di Perusahaan Artabit ditinjau dari teori sharf?
b) Menyusun kerangka pemikiran (conceptual atau theoretical
framework). Sebelum mengumpulkan data, peneliti diharapkan telah
mampu merumuskan gejala atau permasalahan yang akan diteliti.
Dengan kata lain peneliti telah mengemukakan conceptual definitions
36
terlebih dahulu terhadap gejala yang akan diteliti. Jadi penelitian ini
akan mengemukakan berbagai macam definisi apa yang telah menjadi
objek yang akan diteliti. Yaitu, definisi mengenai bitcoin, uang, akad
sharf, dan lain-lain.
c) Menyusun perangkat metodologi. Setelah penyusunan kerangka
pemikiran (atau kerangka konsep bila penelitiannya deskriptif, dan
kerangka teori, bila penelitiannya bersifat eksplanatif), maka si
peneliti diharapkan mampu menyusun perangkat metodologi yang
akan dipergunakan.
d) Analisis data. Merupakan analisis terhadap data yang berhasil
dikumpulkan oleh peneliti melalui metode yang sudah ditentukan.
Bila dilihat dalam jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Jadi,
data yang berhasil dikumpulkan adalah melalui wawancara dari pihak
DSN-MUI dan Perusahaan Artabit yang mana dalam wawancara
tersebut membahas mengenai uang digital bitcoin, aplikasi pertukaran
uang berbasis bitcoin di Perusahaan Artabit, serta pendapat DSN-MUI
mengenai konsep uang bitcoin dan proses pertukaran uang di
perusahaan tersebut dalam tinjauan fiqih.
e) Interpretasi data. Merupakan interpretasi terhadap hasil analisis
data. Pada bagian ini si peneliti mendiskusikan hasil analisa data,
melalui interpretasi terhadap hasil analisis data, dengan
mempergunakan kerangka pemikiran atau kerangka teori yang semula
37
telah ditetapkan. Untuk sesuatu penelitian eksplanatif pada bagian ini
diskusi serta interpreetasi yang dilakukan sebenarnya bertujuan
membuat penyimpulan theoretic hypothesis. Dalam tahap ini pula si
peneliti perlu menggugurkan interpretasi tandingan atau alternatif
lainnya terhadap hasil analisis data. Selain itu perlu pula mengajukan
rekomendasi dari segi akademis, praktis, atau teknik bagi
penyempurnaan studi-studi mendatang.
38
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Mekanisme Pertukaran Uang Berbasis Bitcoin di Perusahaan Artabit
ArtaBit berasal dari kata artha = arta = uang, harta (bahasa sansekerta) dan Bit
yang diambil dari kata Bitcoin. Artabit adalah perusahaan online resmi yang terdaftar
dalam bentuk Perseroan Terbatas di bawah hukum dan undang-undang di Indonesia.
Artabit adalah pasar Bitcoin pertama yang dirancang sebagai solusi pembayaran
terbaik dengan basis Bitcoin network. Layanan Artabit meliputi 4 hal, yaitu:
a. Market maker Bitcoin dengan menggunakan rupiah
b. Transfer dana dengan basis Bitcoin network
c. Sistem pembayaran dengan menggunakan Bitcoin dan rupiah
d. Belanja online dengan menggunakan Bitcoin dan rupiah.
Layanan pembayaran online sudah sangat marak di Indonesia. Namun, belum
ada yang seperti Artabit tawarkan. Kami memiliki alasan yang sangat logis mengapa
menggunakan bitcoin network sebagai basis. Teknologi bitcoin yang sangat canggih
sebagai bentuk pembayaran elektronik meyakinkan Artabit menjadikannya sebagai
dasar.
1) Rupiah Based
Memberikan kemudahan bagi pengguna di Indonesia dengan mata uang
negara sendiri tanpa harus bersusah payah menukarnya dengan dollar,
euro, dan mata uang utama lainnya.
39
2) Easy Transfer
Bitcoin tersedia secara global dan telah digunakan hampir di seluruh
negara di dunia. Dengan jangkauan global membuat transfer menjadi
sangat mudah, cepat, dan aman.
3) Merchant Friendly
Pedagang menyukai Bitcoin karena lebih cepat dan murah dibandingkan
paypal/credit card, mengurangi resiko, mengurangi kerepotan, biaya lebih
murah, tidak ada resiko penipuan.
4) Resiko Guaranteed
Keamanan transaksi dengan artabit terjamin karena berbasis bitcoin
network yang diimplementasikan dengan menggunakan teknologi
terpercaya dan terbaru yaitu Kriptografi yang sama dengan kekuatan
internet banking. Dan jaringan peer-to-peer melindungi Bitcoin dari
campur tangan pemerintah atau individu.
5) Fast Transaction
Transaksi ArtaBit menggunakan teknologi sistem otomatis membuat
transaksi yang cepat.
6) User Friendly
40
Website ArtaBit sangat mudah digunakan pengguna. Pengguna akan
menyukai Bitcoin karena sangat nyaman digunakan, aman, terpercaya,
tidak ada resiko pencurian identitas dan yang paling penting, menghemat
uang anda.
Artabit memiliki misi memberikan solusi pembayaran yang mudah,
cepat, dan, aman. Kami percaya bahwa bitcoin adalah solusi yang paling baik
sebagai bentuk pembayaran. Di dunia ini, masih sedikit sekali orang yang
memiliki pengetahuan apa itu bitcoin. Walaupun layanan Artabit berbasis
bitcoin network, kami memberikan pilihan kepada pengguna untuk mengenal
dengan baik ataupun tidak mengerti sama sekali tentang bitcoin. Hal ini tidak
akan mempengaruhi kemudahan layanan Artabit.
Sedangkan visi Artabit adalah solusi pembayaran terbaik dengan basis
bitcoin network untuk cakupan Asia Tenggara. Kami memulai langkah
pertama di Indonesia, negara asal 3 dari 4 co-founders ArtaBit. Negara yang
memiliki populasi terbesar di antara negara-negara Asia Tenggara. Negara
yang memiliki potensi sangat besar di masa depan.
Pintu untuk memperoleh informasi telah terbuka lebar, namun untuk
beberapa alasan banyak dari orang Indonesia yang belum dan tidak
menggunakannya secara optimal. Artabit fokus pada teknologi bitcoin di
dalam komunitas. Ada potensi yang luar biasa yang dapat menaungi semua
aspek ekonomi. Dan satu misi Artabit adalah untuk membantu bitcoin
41
mengaplikasikan potensi ini. Reaksi dunia mengenai bitcoin sangat luar biasa,
dan Artabit tidak mau Indonesia berada di belakang ini semua. Salah satu
tujuan Artabit adalah membantu mempromosikan dan mendorong
penggunaan bitcoin di Indonesia, tidak hanya untuk membantu startup bitcoin
namun juga demi keuntungan konsumen di Indonesia dengan memiliki
alternatif pembayaran yang lebih baik.
Pada awalnya, perusahaan ini adalah exchange, yaitu jual beli uang digital
bitcoin. Akan tetapi, setelah melihat potensi bitcoin yang bagus untuk
merevolusionerkan mekanisme pembayaran agar menjadi lebih mudah maka
perusahaan ini mengarah ke payment solutions, pengiriman uang atau remittance,
dan donasi.1 Selain itu juga mengarah kepada pedagang dari kalangan bisnis
kecil dan menengah, baik online (melalui internet) dan offline (toko/gerai)
dengan tujuan untuk memperluas pasar mereka baik di dalam maupun di luar
negeri. Dalam hal remmitance atau pengiriman uang, perusahaan ini juga
mempermudah agar masyarakat yang menjadi TKI di luar negeri yang memiliki
uang bitcoin lebih mudah untuk menukarkan dan mentransfer uang mereka ke
dalam rupiah dengan biaya yang sangat murah.
Dalam transaksi pertukaran mata uang di perusahaan ini, proses
operasionalnya berjalan melalui sistem, yaitu dengan mengisi sebuah formulir
yang terdapat dalam website perusahaan ini yang berupa informasi pribadi/data
1 Wawancara Pribadi dengan Denny Muktar. Jakarta, 29 April 2014
42
diri, informasi bank yang dimiliki klien, serta informasi bitcoin wallet,2 ini
merupakan syarat utama untuk melakukan transaksi pertukaran uang berbasis
bitcoin. Setelah mengisi formulir pertama sebagai bentuk dari pendaftaran,
selanjutnya mengisi formulir order yang menandakan bahwa klien akan
melakukan transaksi pertukaran tersebut, lalu akan ada notifikasi yang akan
dikirimkan langsung ke email klien yang berisi beberapa petunjuk, seperti
mentransfer rekening rupiah ke rekening Artabit atau mentransfer ke bitcoin ke
bitcoin wallet yang telah ditentukan.
Dalam transaksi ini, minimal nominal uang yang dipertukarkan dalam
satuan rupiah adalah dengan kurs beli sebesar Rp. 50.000, sedangkan kurs
jualnya minimal 0,03 btc (dalam satuan bitcoin). Akan tetapi jumlah ini tidak
mengikat dan bisa diubah kapanpun oleh pihak dari Perusahaan Artabit. Untuk
masalah waktu penyelesaian dalam transaksi ini hanya membutuhkan waktu
hitungan menit setelah dana yang ditransfer oleh klien terdeteksi dalam
rekening/wallet Perusahaan Artabit. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
transaksi ini batal, yaitu uang tidak dikirim; uang yang dikirim tidak sesuai
dengan yang diorder, serta uang yang dikirim melewati batas waktu yang telah
ditentukan. Apabila sampai waktu yang telah ditentukan uang belum ditransfer,
maka pihak Artabit akan menghapus secara otomatis order tersebut. Transaksi ini
tidak dikenakan biaya apapun. Beberapa toko online yang sudah bekerja sama
2 Wawancara Pribadi dengan Imelda. Jakarta, 22 Juli 2014
43
dengan perusahaan ini adalah wijaya motor, dwijaya photographer, elektronik
sakinah, seta moda, dan lainnya.
Dalam surat edaran yang dinyatakan oleh Bank Indonesia Nomor
16/6/DKom memperhatikan undang-undang No. 7 Tahun 2011 tentang Mata
Uang serta UU N0. 23 Tahun 1999 yang kemudian diubah beberapa kali, terakhir
bahwa bitcoin dan virtual currency lainnya bukan merupakan mata uang atau alat
pembayaran yang sah di Indonesia. Masyarakat dihimbau untuk berhati-hati
terhadap bitcoin dan virtual currency lainnya. Segala risiko terkait
kepemilikan/penggunaan bitcoin ditanggung sendiri oleh pemilik/pengguna
bitcoin dan virtual currency lainnya. Namun, pernyataan tersebut memberikan
angin segar kepada komunitas bitcoin di Indonesia karena pada dasarnya
peredaran bitcoin tidak dilarang tetapi risiko menjadi tanggung jawab masing-
masing. Hal ini juga sebagai landasan “legalitas” dari peredaran bitcoin.3
Salah satu bukti keberadaan uang digital bitcoin di Indonesia adalah berdirinya
Perusahaan Artabit yang mendasari pertukaran uang digital berbasis bitcoin.
Perusahaan ini pun telah mengetahui tentang surat edaran yang diterbitkan oleh
Bank Indonesia. Perusahaan ini pun tidak menanggapi hal tersebut sebagai
ancaman, akan tetapi mereka memiliki keyakinan bahwa Perusahaan Artabit ini
akan menjadi perusahaan yang merevolusionerkan transaksi pembayaran,
khususnya uang digital bitcoin menjadi lebih mudah dan potensinya yang bagus
dalam rangka membantu untuk membangun ekonomi. Mereka berpedoman pada
3 Oscar Darmawan, Bitcoin: Mata Uang Digital Dunia (Jasakom, 2014), h. 26
44
kitab KUHP yang menyebutkan bahwa selama ada dua orang yang sepakat dan
tidak merasa diancam, ditipu, dan sebagainya, adalah suatu yang diperbolehkan
atau sah melakukan transaksi (trade).
Dalam perspektif ekonomi transaksi ini sangat menguntungkan, khususnya
di Perusahaan Artabit walaupun pemerintah belum mengesahkan bitcoin sebagai
alat pembayaran yang sah. Karena dilihat dari sisi ekonomi, potensi bitcoin
sangat bagus dalam membangun ekonomi. Yaitu dengan transaksi pertukaran
uang dari bitcoin ke rupiah yang menjadikan bertambahnya jumlah uang beredar,
maka berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
B. Pandangan DSN-MUI terhadap Proses Pertukaran Uang Berbasis Bitcoin di
Perusahaan Artabit ditinjau dari Teori Sharf
Dalam Islam, keberadaan uang digital belum banyak dibahas karena
sifatnya yang sangat kontemporer. Di sisi lain, ini menjadikan referensi bagi
pengembangan ilmu ekonomi Islam selanjutnya. Di indonesia, khususnya dari
pandangan salah satu lembaga Islam, yaitu DSN-MUI, juga belum memberikan
fatwa terkait tentang hukum fiqih bertransaksi menggunakan uang digital bitcoin
ini. Akan tetapi dalam waktu dekat tidak menutup kemungkinan akan ada suatu
lembaga atau perusahaan yang meminta fatwa terkait transaksi dengan
45
menggunakan uang digital tersebut4, mengingat bahwa negara ini adalah
mayoritas penduduk muslim.
Walaupun belum mengeluarkan fatwa tentang transaksi menggunakan uang
digital bitcoin, namun DSN-MUI telah memberikan suatu pandangan mengenai
transaksi ini. Dengan menggunakan Al-Qur’an dan hadits sebagai bahan dasar
pertimbangan dalam menilai hukum transaksi tersebut. Menurut pandangan
DSN-MUI melalui wawancara antara penulis dengan salah satu pihak dari
lembaga ini, menyebutkan bahwa bitcoin ini memang bersifat digital/elektronik.
Dikarenakan transaksinya yang berjalan melalui sistem komputer seperti uang
digital pada umumnya (e-money).
Namun, ada sesuatu yang menjadikan transaksi menggunakan uang
berbasis bitcoin ini berbeda dari uang digital (e-money) pada umumnya. Yaitu,
apabila dalam e-money biasanya terdapat bentuk yang misalnya berwujud sebuah
kartu plastik atau cek, sebagai bentuk representasi dari nilai yang dimiliki dalam
kartu tersebut. Namun, dalam bitcoin, tidak ada wujud dari representasi nilai
yang dimiliki, semua nilai/nominal terdapat dalam suatu sistem komputer yang
berbentuk wallet. Kembali pada definisi uang beserta syarat-syarat uang pada
umumnya:
a. Dapat diterima dan diketahui
b. Nilainya stabil
c. Mudah dibawa
4 Wawancara pribadi dengan Kanny Hidaya, Jakarta 22 Oktober 2014
46
d. Tahan lama
e. Dapat dibagi-bagi
Sedangkan dalam Islam yang ditinjau melalui hukum fiqih, Al-Ghazali
menyatakan bahwa syarat-syarat suatu benda dapat dikatakan uang adalah
sebagai berikut:
1. Uang tersebut dicetak dan diedarkan oleh pemerintah
2. Pemerintah menyatakan bahwa uang tersebut merupakan alat
pembayaran yang resmi di daerah tersebut, dan
3. Pemerintah memiliki cadangan emas dan perak sebagai tolak ukur dari
uang yang beredar5
Sejalan dengan pendapat Al-Ghazali, Ibnu Khaldun juga mengatakan
bahwa uang tidak perlu mengandung emas dan perak, namun emas dan perak
menjadi standar nilai uang. Uang yang mengandung emas dan perak merupakan
jaminan pemerintah, bahwa ia senilai sepersekian gram emas dan perak. Sekali
pemerintah menetapkan nilainya, maka permerintah tidak boleh mengubahnya.6
Selain dari segi bentuknya, terdapat juga dari segi legalitasnya, sesuatu
dapat dikatakan sebagai uang apabila dinyatakan sah oleh pemerintah sebagai
alat pembayaran dan terdapat undang-undang yang mengatur tentang uang
tersebut.
5 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam: Dari Masa Klasik Hingga Kontemporer(Jakarta: Gramata Publishing, 2005), h. 178
6 Eko Suprayitno, Ekonomi Islam: Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), h. 204
47
Transaksi ini juga dapat ditinjau melalui salah satu kaidah fiqhiyyah, yang
menyatakan:
لضرر يـزال ا
“Kemudharatan harus dihilangkan”
Kaidah tersebut sering diungkapkan dengan apa yang tersebut dalam
hadits:
والضرار ر ضر ال
“Tidak boleh memudharatkan dan tidak boleh dimudharatkan” (HR. Hakim
dan lainnya dari Abu Sa’id al-Khudri, HR. Ibnu Majah dari Ibnu Abbas)
Perkataan dharar dan dhirar ini di kalangan ulama berbeda pendapat di
antaranya:
1. al-Husaini mengartikan al-dharar dengan “bagimu ada manfaat tapi bagi
tetanggamu ada mudharat”. Sedangkan al-dhirar diartikan dengan,
“bagimu tidak ada manfaatnya dan bagi orang lain (tetangga)
memudaratkan”.
48
2. Ulama lain mengartikan al-dharar dengan membuat kemudharatan dan al-
dhirar diartikan membawa kemudharatan di luar syariah.7
Selain itu, dapat diperhatikan dalam segala kondisi, bahwa penetapan
kaidah ini pada sejumlah kasus selalu memperhatikan kaidah-kaidah
sebagai berikut:
م على جلب المصالح فاسد درء امل مقد (Menolak kerusakan lebih diutamakan
daripada menarik kemaslahatan)8
Menurut DSN-MUI yang merupakan hasil dari wawancara pribadi
menyatakan bahwa suatu perbuatan dilihat dari kaidah fiqihnya. Termasuk
tentang bermuamalah. Apabila transaksi tersebut lebih banyak mendatangkan
mudharatnya daripada manfaatnya, maka lebih utama menghilangkan
kemudharatan tersebut daripada menarik manfaatnya. Seperti dalam transaksi
bitcoin ini yang lebih besar risikonya terhadap penipuan dan tidak ada lembaga
yang bertanggung jawab atas transaksi ini.
Sedangkan dari sisi akad sharf adalah suatu pertukaran dua jenis barang
berharga atau jual beli uang dengan uang atau disebut juga valas. Atau
7 Hasbi al-Shiddiqie, “Sejarah dan Kaidah Asasi”, dalam A. Dzajuli, Kaidah-Kaidah Fiqih:Kaidah-Kaidah Hukum Islam Dalam Menyelesaikan Masalah-Masalah yang Praktis (Jakarta: PrenadaMedia, 2006), h. 68-69
8 Nashr Farid Muhammad Washil dan Abdul Aziz Muhammad Azzam, Qawa’id Fiqhiyyah,Penerjemah Wahyu Setiawan (Jakarta: Amzah, 2009), h. 21
49
pertukaran antara mata uang suatu negara dengan mata uang negara lainnya.9
Adapun dasar hukum tentang kebolehan transaksi ini adalah:10
ر بالشعري والتمر باالتمر والملح باالملح مثال ة والبـر هب والفضة بالفض هب باالذ الذ بالبـر والشعيـ
عوا كيف شئتم إذا كان يد .ا بيد مبثل، سواء بسواء يدا بيد، فإذا اختـلفت هذه األصناف فبيـ
)رواه مسلم و امحد(
Artinya: “(Juallah) emas dengan emas, perak dengan perak gandumdengan gandum, syair dengan syair, kurma dengan kurma, dan garam dengangaram (dan syarat harus) sama dan sejenis serta secara tunai. Jika sejenisnyaberbeda, juallah sekehendakmu jika dilakukan secara tunai.” (HR. Muslim danAhmad)11
Hadits di atas menunjukkan kebolehan dalam melakukan transaksi
pertukaran mata uang (sharf). Akan tetapi, bila dilihat dari jenis yang
dipertukarkan adalah sesuatu yang berwujud, yang bisa direpresentasikan.
Sedangkan dalam pertukaran uang digital itu sangat bersifat kontemporer, belum
ada fatwa yang membahas mengenai uang yang bersifat digital/virtual,
khususnya di Indonesia.
Apabila dilihat kembali dari definisi awal mengenai uang pada umumnya
adalah segala sesuatu yang dapat diterima masyarakat secara umum, dan
9 Nurul Huda dan Muhammad heykal, “Lembaga Keuangan Syariah”, dalam Mardani, FiqihEkonomi Syariah: Fiqih Muamalah (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 318
10 Isnawati Rais dan Hasanudin, Fiqih Muamalah dan Aplikasinya pada Lembaga KeuanganSyariah, Cet. I (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011), h. 102
11 Muhammad Nashiruddin Al Albani, Mukhtashar Shahih Muslim, Penerjemah KMCP danImron Rosadi (Jakarta: Pustaka Azzam, 2003), h. 666
50
dipercaya sebagai alat pembayaran yang sah untuk keperluan transaksi, sebagai
satuan hitung, dan sebagai alat penyimpanan nilai.12 Sedangkan dalam Islam,
uang hanyalah sebagai alat tukar, bukan komoditas atau barang dagangan. Oleh
karena itu, motif permintaan akan uang adalah untuk memenuhi kebutuhan
transaksi, bukan untuk spekulasi atau trading.13
Dalam perspektif fiqih muamalah melalui wawancara dengan pihak DSN-
MUI menghasilkan suatu kesimpulan bahwa bitcoin belum bisa dikatakan
sebagai mata uang yang sah. Karena bitcoin tidak memenuhi syarat-syarat
sebagai mata uang baik dalam ekonomi konvensional maupun syariah. Serta
dalam kaidah fiqih, kegiatan transaksi ini masih banyak mendatangkan
mudharatnya dibandingkan manfaatnya.
Karena segala perbuatan yang dilarang oleh Islam maupun pemerintah
(penguasa) yang telah dikaji terlebih dahulu melalui Al-Qur’an dan hadits serta
undang-undang yang berlaku, cenderung mendatangkan kemudharatan atau
kerugian. Transaksi bitcoin ini memang lebih efisien dalam hal waktu, harga, dan
jangkauannya yang mengglobal. Akan tetapi, di sisi lain kegiatan transaksi ini
sangat berisiko tinggi terhadap penipuan dan ketidakstabilan nilai kursnya,
karena tidak diatur oleh regulator dan rentan kehilangan uang dalam jumlah besar
apabila membeli dengan harga yang lebih tinggi.
12 Asfia Murni, Ekonomika Makro, Cet. I (Bandung: Refika Aditama, 2006), h. 15313 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek, Cet. I (Jakarta: Gema
Insani, 2001), h. 185
51
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan kajian, analisis, serta pembahasan pada bab-bab
sebelumnya terhadap permasalahan yang telah penulis teliti, maka dapat diambil
kesimpulan beberapa hal sebagai berikut:
1. Mekanisme pertukaran uang berbasis bitcoin di Perusahaan Artabit adalah
pertama mengisi form di website (informasi pribadi, informasi bank, informasi
bitcoin wallet), lalu mengikuti petunjuk (notifikasi email setelah order dilakukan)
seperti mentransfer IDR ke rekening artabit atau mentransfer bitcoin ke bitcoin wallet
yg telah ditentukan. Dalam hitungan menit setelah dana (rupiah/bitcoin) terdeteksi di
rekening/wallet artabit. Artabit tidak mengenakan biaya apapun.
2. Dari tinjauan fiqih muamalah melalui studi pada DSN-MUI menyatakan
bahwa transaksi pertukaran uang berbasis bitcoin belum dapat dikatakan
sebagai transaksi pertukaran uang yang sah dalam Islam. Karena tidak ada
benda yang dapat merepresentasikan uang tersebut. Waalaupun ini jenis
transaksi spot. Tetap belum dinyatakan sah juga menurut islam, karena tidak
ada legalitas dari pemerintah, tidak memenuhi persyaratan sebagai mata uang
baik dalam ekonomi konvensional maupun Islam, kaidah fiqih, serta rentan
akan penipuan.
52
B. SARAN
Berdasarkan beberapa kesimpulan yang tercantum di atas, maka ada beberapa
saran yang perlu penulis sampaikan, di antaranya:
1. Bagi akademisi, hendaknya lebih banyak mengkaji tentang keberadaan
mata uang digital khususnya bitcoin seiring dengan perkembangan
teknologi yang semakin maju.
2. Bagi regulator, hendaknya mendukung kegiatan transaksi ini dengan
membuat undang-undang yang mengatur peredaran uang digital bitcoin
dan sejenisnya, serta bekerja sama antara pihak penyelenggara penerbitan
uang digital bitcoin dan sejenisnya dalam rangka memberikan jaminan
keamanan kepada masyarakat atas transaksi tersebut.
53
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Euis. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam: Dari Masa Klasik HinggaKontemporer. Jakarta: Gramata Publishing, 2005.
ArtabitBlog. Cara Kerja Bitcoin. Artikel diakses pada 19 Februari 2014 darihttp://artabitblog.wordpress.com/cara-kerja-bitcoin/
Bitcoin Indonesia. Apa Itu Bitcoin?. Artikel diakses pada 17 Februari 2014 darihttp://indonesia.bitcoin.co.id/apa-itu-bitcoin/
Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2004.
Darmawan, Indra. Pengantar Uang dan Perbankan. Jakarta: Rineka Cipta, 1999.
Darmawan, Oscar. Bitcoin: Mata Uang Digital Dunia. Jasakom, 2014.
Dewan Syariah Nasional (DSN). Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional. Jakarta:DSN, 2003.
Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: PTRaja Grafindo Persada, 2008.
Fabozzi, Frank J, dkk. Pasar dan Lembaga Keuangan. Penerjemah Chaerul Djakman.Jakarta: Salemba Empat, 1999.
Hasan, Sahir “al-Nuqud wa al-Tawazun al-Iqtishadi”. Dalam Ahmad hasan, MataUang Islami: Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islami. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005: h. 11.
Huda, Nurul dan Mohamad Heykal. Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritisdan Praktis. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.
Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif. Jakarta:Erlangga, 2009.
Krippendorff, Klaus. Content Analysis: An Introduction to Its Methodology. London:Sage Publication, 2004.
Mankiw, N. Gregory, dkk. Pengantar Ekonomi Makro: Principles of Economics.Jakarta: Salemba Empat, 2013.
Murni, Asfia. Ekonomika Makro. Bandung: Refika Aditama, 2006.
54
Nasution, Mustafa Edwin, dkk. Pengenalan Eksklusif: Ekonomi Islam. Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2006.
Poerwadarminta, WJS. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,1982.
Pracoyo, Tri Kunawangsih dan Antyo Pracoyo. Aspek Dasar Ekonomi Makro diIndonesia. Jakarta: Grasindo, 2007.
Qal’ah Ji, Muhammad Rawas “al-Mu’amalat al-Maliyah al-Mu’ashirah fi Dhau’ al-Fiqh wa al-Syariah”. Dalam Andri Soemitra. Bank dan Lembaga KeuanganSyariah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009: h.3.
Rochaety, Ety, dkk. Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS. Jakarta:Mitra Wacana Media, 2009.
Sari, Novita Intan. BI: Gunakan Bitcoin Untuk Transaksi Jual Beli Bisa Dipidana.Berita diakses pada 18 Februari 2014 dari http://www.merdeka.com/uang/bi-gunakan-bitcoin-untuk-transaksi-jual-beli-bisa-dipidana.html
Singarimbun, Masri dan Sofian, Effendi. Metodologi Penelitian Survei. Jakarta: PTPustaka LP3ES, 1989.
Sjahputra, Iman. Perlindungan Konsumen dalam Transaksi Elektronik. Bandung: PTAlumni, 2010.
Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi: Teori Pengantar, cet.III. Jakarta: Rajawali Pers,2010.
Sunarso, Siswanto. Hukum Informasi dan Transaksi Elektronik. Jakarta: RinekaCipta, 2009.
Suprayitno, Eko. Ekonomi Islam: Pendekatan Ekonomi Makro Islam danKonvensional. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005.
Suyanto, Bagong dan Sutinah. Metodologi Penelitian Sosial: Berbagai AlternatifPendekatan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005.
Teguh, Muhammad. Metodologi Penelitian Ekonomi: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PTRaja Grafindo Persada, 2005.
Wawancara Pribadi dengan Denny Muktar. Jakarta. 29 April 2014.
Wawancara Pribadi dengan Imelda Chandra. Jakarta 22 Juli 2014.
Wawancara Pribadi dengan Kanny Hidaya. Jakarta. 22 Oktober 2014.
55
Wikipedia, Uang Elektronik, Artikel diakses pada 18 Februari 2014 darihttp://id.wikipedia.org/wiki/Uang_elektronik
Zuhaili, Wahbah “Juz IV”. Dalam Ghufron A. Mas’adi, Fiqih Muamalat Kontekstual.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.
Pedoman Wawancara Perusahaan Artabit
Nama Responden : Denny Muktar
Jabatan : Business Developer
1. Bagaimana terbentuknya perusahaan Bapak?Jawab : Perusahaan kita didirikan oleh 4 orang pada tahun lalu (2013).Karena kita melihat potensi bitcoin ini sangat bagus untukmerevolusionerkan mekanisme pembayaran agar menjadi lebih mudah.Lalu kita mendirikan perusahaan Artabit ini.
2. Perusahaan bapak bergerak di bidang apa?Jawab : Awalnya kita mau membantu untuk memperbaiki bagaimana kitamelakukan pembayaran satu sama lain dengan biaya yang tidak semahalsekarang. Dengan proses yang lebih cepat dan terpercaya. Jadi kitamembentuk perusahaan ini. Perusahaan ini fokus pada payment gateawayatau payment transactions, atau payment solutions, kemudian juga adapengiriman uang atau remittance, dan donasi. Awalnya memangmenggunakan Bitcoin, namun kedepannya bukan hanya dengan Bitcointetapi juga dengan criptocurrency yang lain yang bisa diadopsi olehbermacam-macam orang. Misalnya litecoin, dogecoin, dan currency lainyang berbasis kriptografi dalam melakukan transaksi dari satu wallet kewallet yang lain. Kemudian, pada saat mining atau memverifikasi suatutransaksi juga menggunakan teknik kriptografi.
3. Amankah menggunakan teknik kriptografi? Apakah akun mudahdiretas?Jawab : Dengan adanya teknik ini justru akun tidak mudah dihack ataudiretas karena menggunakan mekanisme enkripsi yang tinggi dan akandivalidasi oleh banyak pihak yang disebut dengan miners. Jadi, Bitcoinmempunyai 2 cara kerja, yaitu private key dan public key yang berbentukkriptografi. Public key untuk melihat transaksi dan private key untukmelakukan transaksi pengiriman dan tanda tangan digital. Kalau sekarangkita melihat virus itu banyak terjadi di komputer atau di windows tetapijarang ada di handphone, dan transaksi Bitcoin sendiri bisa dilakukantidak hanya di komputer, tetapi bisa juga melalui handphone.
4. Transaksi apa saja yang diterima di perusahaan bapak?Jawab : Kita hanya melayani merchant yang memang legal dan valid.Tidak bisa semuanya langsung transaksi setelah registrasi, harus melewati
proses validasi. Bahwa perusahaan tersebut adalah perusahaan yang legaldan tidak melawan hukum dengan melihat latar belakang dari perusahaantersebut.
5. Ada berapa merchant yang sudah mendaftar di perusahaan bapak?Jawab : Sudah ada 16 merchant yang melakukan registrasi dan masihmenjalani proses validasi dan mempelajari background dari perusahaan-perusahaan tersebut.
6. Kalangan mana sajakah yang melakukan transaksi?Jawab : Pada awalnya Artabit adalah exchange, yaitu jual beli Bitcoin.Tapi sekarang adalah mengarah kepada merchant, yang berasal darikalangan small and medium business, baik yang offline atau mempunyaitoko/gerai maupun yang online yang ada di internet. Sebenarnya tujuankita adalah terutama ingin membantu start up yang kecil, misalnya sepertiteman saya yang banyak ingin memiliki toko yang ada di internet yangkemudian pasarnya itu ingin ke luar negeri, jadi lewat perusahaan Artabitini adalah memfasilitasi supaya orang di luar negeri menjadi mudah ketikamelakukan pembayaran atau transfer dengan orang di dalam negeri.Karena biaya yang cukup mahal dan merepotkan. Maka dari itu, denganmenggunakan payment solutions yang ditawarkan Artabit ini diharapkanagar mereka dapat mencapai market yang lebih besar dengan transaksiyang lancar dan juga dapat membangun ekonomi. Jadi yang diharapkanadalah small dan medium business dapat tergabung dalam merchant diperusahaan ini. Selain itu, untuk remittance yang kita inginkan adalahterutama dari para TKI yang mengalami kesulitan saat mengirimkanuangnya ke dalam negeri karena biaya atau potongan yang mahalsedangkan mereka mendapat gaji yang tidak terlalu besar. Jadi di sini kitaingin memfasilitasi agar lebih murah baik TKI maupun semua orang.
7. Bagaimana bapak menyikapi keberadaan bitcoin di Indonesia yangbelum memiliki hukum secara khusus yang mengatur?Jawab : BI sebenarnya telah menyatakan bahwa bitcoin dianggap matauang yang tidak sah di Indonesia yang terdapat di dalam surat edaran BI.Tetapi ketika saya bertanya kepada teman saya yang mana seorangpengacara bahwa dalam kitab KUHP menyatakan selama ada dua orangyang sepakat dan tidak merasa diancam, ditipu, dan sebagainya adalahsuatu yang diperbolehkan atau sah untuk melakukan transaksi (trade).
8. Apakah perusahaan bapak bekerja sama dengan lembagaperbankan?Jawab : Perusahaan Artabit bekerja sama dengan bank dalam halmengatur transfer antar rekening terutama antara Artabit dengan pihakpenjual (merchant) dengan biaya yang telah disepakati melalui negoisasi.
9. Sejauh ini, kendala apa saja yang terjadi dalam transaksimenggunakan Bitcoin!Jawab : Kalau saya melihat kendala yang dialami adalah masalah edukasi.Masih banyak orang yang belum mengerti mengenai Bitcoin, dalambertransaksi, dan bagaimana mengelola keamanan wallet si pemilikBitcoin. Jadi, kita harus memberikan edukasi pada mereka dan juga caramengamankan wallet atau akun Bitcoin mereka. Kendala yang lain adalahbelum ada dukungan dari pemerintah (BI) yang juga tidak memberikankejelasan
10. Bagaimana cara melihat pergerakan nilai Bitcoin?Jawab : Nilai Bitcoin naik turun tergantung supply and demand padamarket place dan tergantung fundamentalnya juga. Misalnya ada suatunegara atau perusahaan e-commerce yang ingin menerima Bitcoin, makaharga Bitcoin akan naik karena orang akan cenderung untuk membeliBitcoin. Salah satu market place di indonesia seperti Bitcoin.co.id.
Pedoman Wawancara Perusahaan Artabit
Nama Responden : Imelda Chandradewi
Jabatan : Marketing and Sales
1. Sebutkan mata uang apa saja yang dapat ditukarkan ke dalam bentuk mata
uang bitcoin? Apakah itu berlaku untuk sebaliknya? Semua mata uang bisa
ditukar dengan bitcoin ataupun sebaliknya selama di negara tersebut tersedia
bitcoin exchanger.
2. Syarat-syarat apa saja yang dapat dipenuhi untuk melakukan transaksi
pertukaran mata uang bitcoin dalam perusahaan Artabit! Mengisi form di
website (informasi pribadi, informasi bank, informasi bitcoin wallet).
3. Bagaimana langkah-langkah untuk dapat melakukan transaksi pertukaran
mata uang Bitcoin dalam perusahaan Artabit? Mengisi form order, mengikuti
petunjuk (notifikasi email setelah order dilakukan) seperti mentransfer IDR ke
rekening artabit atau mentransfer bitcoin ke bitcoin wallet yg telah ditentukan.
4. Berapa jumlah minimal dan maksimal nominal uang yang dapat ditukarkan
(dalam bentuk rupiah dan BTC)! Beli min Rp 50.000; Jual min 0,03 btc
(jumlah ini tidak mengikat, kapanpun bisa dirubah oleh pihak artabit).
5. Berapa lama waktu penyelesaian transaksi pertukaran mata uang dalam
perusahaan Artabit? Dalam hitungan menit setelah dana (rupiah/bitcoin)
terdeteksi di rekening/wallet artabit.
6. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan batalnya transaksi pertukaran
mata uang di perusahaan Artabit? Dana tidak dikirim; dana yang dikirim tidak
sesuai dengan yang di order ; dana yang dikirim melewati batas waktu yang
ditentukan (ketr : dana = rupiah atau bitcoin).
7. Kapan batas waktu untuk melakukan transfer? Jadi kalau sampai dengan
akhir hari tidak ada transfer dana yang masuk ke rekening artabit, maka order
tersebut otomatis dihapuskan.
8. Adakah biaya yang dikeluarkan untuk administrasi dalam transaksi ini?
Jika ada, berapa nominal yang telah ditetapkan? Free, artabit tidak
mengenakan biaya apapun.
Hasil Pedoman Wawancara DSN-MUI
Nama Responden : Kanny Hidaya
Jabatan : Wakil Sekretaris Badan Pelaksana Harian (BPH) DSN-MUI
1. Apakah Bapak pernah mendengar istilah bitcoin sebagai salah satu jenisuang digital atau virtual?Jawab : Ya, saya pernah mendengar istilah digital money (mata uang digital),akan tetapi, di DSN belum ada fatwanya dan tidak menutup kemungkinan dalamwaktu dekat akan ada lembaga yang meminta fatwanya. Kalau kita bicara tentanguang, dalam syariah masih berwujud (ada bentuknya) atau ada fisiknya. Kalaupun tidak ada dalam bentuk fisik, tapi bisa merepresentasikan uang, misalnya cek.Menurut saya, kalau bitcoin ini adalah uang maya dan juga termasuk ke dalamuang digital. Tetapi, tidak ada wujud dari representasi uang tersebut.
2. Apakah uang tersebut dapat dikategorikan dalam alat pembayaran yangsah?Jawab: Kita kembali lagi dalam definisi uang sendiri itu apa. Dan lebih utama kitamembahas tentang legalitas uang tersebut. Karena pencetakan dan pengesahansuatu mata uang adalah harus berdasarkan wewenang penguasa/pemerintah.
3. Bagaimana dalam pandangan Islam?Jawab: Uang seperti ini memang belum banyak dibahas dalam islam, karenasifatnya yang sangat kontemporer. Sebenarnya ini termasuk dalam kategori uangdigital. Akan tetapi, kita melihat dari konsep fiqihnya, apakah uang ini bisadirepresentasikan atau ada bentuknya. Selain itu, dalam syariah juga bisa dilihatdari segi kaidah fiqihnya, yaitu menarik mudharat lebih utama dari mengambilmanfaatnya, kemudharatan harus dihilangkan. Misalnya apabila bitcoin masihmemiliki risiko yang tinggi dan belum ada yang mengatur hukumnya, maka tidakakan ada lembaga yang bertanggung jawab terhadap transaksi ini.
4. Di indonesia, ada salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidangtransaksi pertukaran mata uang berbasis bitcoin, yaitu Perusahaan Artabitdengan membebaskan biaya administrasi serta proses operasionalnya hanya1 X 24 jam. Menurut Bapak, apakah konsep tersebut sah dalam pandanganIslam akan tetapi dengan tidak melupakan bahwa yang dipertukarkanadalah sesuatu yang tidak sah menurut pemerintah!
Jawab: Kita harus melihat perizinan dari perusahaan tersebut. Jika bergeraknyadalam bidang pasar modal, maka harus mendapat surat izin dari BAPEPAM,apabila bergerak dalam bidang perbankan, ya harus mendapat izin dari BankIndonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan lainnya. Karena kalau tidak adaizin dari regulator resmi, itu sangat rentan penipuan. Kalau hanya sekedarmendapat izin dari BKPM, itu hanya izin mendirikan usaha biasa. Dan itu belumdinyatakan sebagai perusahaan yang mendapat izin resmi.
5. Jika dilihat dari teori dalam akad sharf, apakah proses operasional yang adadi perusahan tersebut bisa dikategorikan sebagai transaksi spot yangdiperbolehkan dalam hukum Islam!Jawab: Ini memang termasuk ke dalam jenis transaksi spot, akan tetapi kalaudilihat dari akad sharf dan ketentuannya dalam fatwa DSN Nomor 28/DSN-MUI/III/2002. itu hanya menyatakan untuk transaksi uang yang berbentuk fisik.Misalnya dari Rupiah ke Dollar. Apabila dilihat dari isi kandungan hadits tentangsharf, uang direpresentasikan dengan emas dan perak. Selain itu, kalau memangingin memakai uang tersebut harus bersifat matslan bi mitslin, yadan bi yadin,sawaan bi sawain, dan menggunakan jenis transaksi spot. Selain itu, kita jugaharus melihat dari segi kaidah fiqihnya, yaitu ad-dhararu yuzalu, yangmenyatakan bahwa kemudharatan harus dihilangkan. Jadi kita melihat berbagaimudharat yang ditimbulkan terlebih dahulu daripada menarik manfaatnya.