Upload
buikhuong
View
268
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
i
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI
DASAR PADA BAYI USIA 0-12 BULAN DI POSYANDU
KENCANA SENDANGREJO
GROBOGAN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas
Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Dewi Yuli Novitasari
NIM B.12 120
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI
DASAR PADA BAYI USIA 0-12 BULAN DI POSYANDU
KENCANA SENDANGREJO
GROBOGAN
Diajukan oleh :
Dewi Yuli Novitasari
NIM B.12 120
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal Juni 2015
Pembimbing
Christiani Bumi P, S.SiT,M.Kes
NIK 201489130
iii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI
DASAR PADA BAYI USIA 0-12 BULAN DI POSYANDU
KENCANA SENDANGREJO
GROBOGAN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan oleh :
Dewi Yuli Novitasari
NIM B.12 120
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program D III Kebidanan
Pada tanggal Juli 2015
PENGUJI I
Ernawati, S.S.T,M.Kes
NIK 200886033
PENGUJI II
Christiani Bumi P, S.SiT,M.Kes
NIK 201489130
Tugas Akhir ini telah diterim sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan
Retno Wulandari, S.ST
NIK. 200985034
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis Ilmiah yang berjudul :” Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi
Dasar Pada Bayi usia 0-12 Bulan di Posyandu Kencana Sendangrejo Grobogan”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir
sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program studi D III Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husuda
Surakarta
2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Program Studi D III kebidanan
Kusuma Husuda Surakarta.
3. Ibu Christiani Bumi P,S.SiT,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Ibu Darwati Amd.Keb selaku Ketua Posyandu Kencana Sendangrejo
Grobogan yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambil data
awal dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih
atas segala bantuan yang telah diberikan.
6. Semua teman-teman angkatan 2012 yang telah membantu dalam penulisan
Karya Tulis Ilmiah.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
v
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2015
Penulis
vi
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015
Dewi Yuli Novitasari
B12.120
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR PADA
BAYI USIA 0-12 BULAN DI POSYANDU KENCANA SENDANGREJO
GROBOGAN
Xii + 49 halaman + 17 lampiran + 6 Tabel
ABSTRAK
Latar Belakang : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) AKB tahun
2012 adalah 34 per 1000 kelahiran hidup. Upaya yang dapat dilakukan dalam
menurunkan angka kematian adalah dengan imunisasi. program pemerintah mulai
dari 15 Januari 2013 mulai disosialisasikan imunisasi dasar dimana DPT/HB
digantikan dengan imunisasi pentavalen (DPT-HB-Hib) untuk mencegah penyakit
yang mulai berkembang yaitu pneumonia dan meningitis, sehingga imunisasi
dasar yang terdiri dari BCG, Pentavalen, Hepatitis B, polio dan Campak. Cakupan
imunisasi sampai sekarang masih belum 100% hal ini dapat disebabkan karena ibu
yang belum mengetahui tentang imunisasi.
Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi
usia 0-12 bulan di Posyandu Kencana Sendangrejo Grobogan
Metode penelitian : Jenis deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional. Lokasi penelitian di Posyandu Kencana Dukuh Ngrewan Kelurahan
Sendangrejo Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan pada tanggal 9,10 dan
11 Mei 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi
0-12 bulan di Posyandu Kencana Sendangrejo Grobogan pada bulan Mei 2015
yaitu sejumlah 33 ibu. Teknik sampel dengan total sampling. Instrument
penelitian menggunakan kuesioner tertutup. Analisa data menggunakan analisis
univariat dan disajikan dengan distribusi frekuensi.
Hasil penelitian : Pengetahuan ibu balita tentang lima imunisasi dasar pada bayi
0-12 bulan di Posyandu Kencana Dukuh Ngrewan Kelurahan Sendangrejo
Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan sebagian besar dalam kategori cukup
yaitu 17 responden (51,6%), kategori kurang dan baik masing-masing 8 responden
(24,2%).
Kesimpulan : Pengetahuan ibu balita tentang lima imunisasi dasar pada bayi 0-12
bulan di Posyandu Kencana Dukuh Ngrewan Kelurahan Sendangrejo Kecamatan
Ngaringan Kabupaten Grobogan sebagian besar dalam kategori cukup yaitu 17
responden (51,6%)
Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu balita, Imunisasi Dasar
Kepustakaan : 17 literatur (Tahun 2003 s/d 2014)
vii
MOTTO
1. Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah
ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh
itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh
permasalahan rusak ( Khalifah ‘Ali )
2. Sesungguhnya Allah tidak mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu
sendiri yang mengubah apa yang ada pada diri mereka (QS. Ar-Ra’d : 1)
3. Ketahuilah sesungguhnya di dalam tubuh (seseorang) terdapat segumpal
daging, jika segumpal daging itu baik maka (seluruh) tubuh akan menjadi baik,
dan jika segumpal daging itu rusak maka sekujur tubuh akan menjadi rusak,
gumpalan daging yang dimaksud adalah “ HATI” ( HR. Bukhori )
4. Hidup adalah sebuah tantanga, maka hadapilah. Hidup adalah sebuah
nyanyian, maka nyanyikanlah. Hidup adalah sebuah mimpi, maka sadarilah.
Hidup adalah sebuah mainan, maka mainkanlah. Hidup adalah sebuah cinta,
maka nikmatilah (Bhagawan Sri Sthaya Sai Baba)
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan :
1. Kepada Allah SWT karena atas segala karunia dan kemudahan dalam karya
tulis ilmiah ini.
2. Kepada Ibunda dan Ayah tercinta yang selalu memberikan doa dan nasehat
yang selalu mengalir serta menjadi semangat dan motivasiku hingga sejauh ini.
3. Adikku tersayang yang senantiasa menjagaku.
4. Bu Christiani Bumi Pangesti, S.SiT.,M.Kes yang selalu sabar membimbingku.
5. Teruntuk sahabatku dan keluargaku Charly, Regina, Jayanti, Anissa, Firda,
Dwi, Eli, Silvi, Sunarti, Fadil dan Zuhri yang selalu membantu memberikan
motivasi dan semangat.
6. Untuk kost Naufal serta teman-teman 3C yang selalu menebarkan canda
tawanya.
7. Almamater tercinta.
viii
CURICULUM VITAE
Nama : Dewi Yuli Novitasari
Tempat / Tanggal Lahir : Grobogan , 08 Juli 1994
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Sendangrejo Rt 02/Rw 04, Ngrewan, Ngaringan,
Grobogan
Riwayat Pendidikan
1. SD N 01 Sendangrejo LULUS TAHUN 2006
2. SMP PGRI Kuwu LULUS TAHUN 2009
3. SMA PGRI Kuwu LULUS TAHUN 2012
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2012
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
ABSTRAK ................................................................................................ vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... vii
CURICULUM VITAE ............................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................... .......... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................ ......... 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................. ........ 3
D. Manfaat Penelitian .................................... ............................... 4
E. Keaslian Penelitian ........................................................... ........ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ........................................................................... 7
1. Pengetahuan ..................................................................... 7
2. Imunisasi dasar .................................................................... 16
B. Kerangaka Teori ............................................................... ........ 29
C. Kerangka Konsep..................................................... ................. 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 31
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ ... 31
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................. 32
x
D. Variabel Penelitian ................................................................... 33
E. Definisi Operasional ................................................................. 33
F. Instrumen Penelitian ................................................................. 34
G. Teknik Pengumpuln Data . ....................................................... 37
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ...................................... 38
I. Etika Penelitian . ...................................................................... 40
J. Jadwal Penelitian ....................................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ................................................ 42
B. Hasil Penelitian ................................................ .............................. 42
C. Pembahasan ................. ................................................................... 45
D. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 47
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................ ................................... 48
B. Saran ................................................ ............................................... 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Jadwal Imunisasi ............................................................................ 28
Tabel 3.1 Definisi Operasional ..................................................................... 33
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner .................................................................................... 35
Tabel 4.1 Karakteristik Ibu Bayi Umur 0-12 Bulan di Posyandu Kencana
Sendangrejo Grobogan Pada Bulan Mei 2015 ..................................... 43
Tabel 4.2 Nilai Mean dan Standar Deviasi .............................................................. 44
Tabel 4.3 Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Lima Imunisasi Dasar Pada
Bayi 0-12 Bulan Di Posyandu Kencana Sendangrejo Grobogan Pada
Bulan Mei 2015 .......................................................................................... 44
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................... 29
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ......................................................................... 30
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Tempat Penelitian
Lampiran 7. Surat Balasan Tempat Penelitian
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban Penelitian
Lampiran 12. Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 13. Hasil Uji Validitas
Lampiran 14. Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 15. Tabulasi Penilitian dan Hasil Olah Data
Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 17. Lembar Konsul
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk
mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas
serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak. Upaya pemeliharaan
kesehatan anak dilakukan sejak janin masih dalam kandungan, setelah
dilahirkan, dan sampai berusia 18 (delapan belas) tahun. Upaya kesehatan
anak antara lain diharapkan untuk mampu menurunkan angka kematian anak.
Indikator angka kematian yang berhubungan anak adalah Angka Kematian
Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita
(AKABA) (DepKes RI, 2014).
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) AKB tahun 2012
adalah 34 per 1000 kelahiran hidup, dalam penurunan AKB memerlukan akses
seluruh bayi terhadap intervensi kunci seperti ASI eksklusif atau imunisasi
dasar (DepKes RI, 2013). Sedangkan AKB Provinsi Jawa tengah adalah 32
per 1000 kelahiran hidup untuk Kabupaten Grobogan Tahun 2011 adalah 194
kasus (DinKes Prov Jateng, 2012).
Upaya yang dapat dilakukan dalam menurunkan angka kematian adalah
dengan imunisasi. Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan
kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit, dengan mamasukkan kuman atau
produk kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan. Dengan memasukkan
2
kuman atau bibit penyakit tersebut diharapkan tubuh dapat menghasilkan Eat
Anti yang akhirnya nanti digunakan untuk melawan kuman atau bibit penyakit
yang menyerang tubuh (Marimbi, 2010). Sesuai dengan program pemerintah
mulai dari 15 Januari 2013 mulai disosialisasikan imunisasi dasar dimana
DPT/HB digantikan dengan imunisasi pentavalen (DPT-HB-Hib) untuk
mencegah penyakit yang mulai berkembang yaitu pneumonia dan meningitis,
sehingga imunisasi dasar yang terdiri dari BCG, Pentavalen, Hepatitis B, polio
dan Campak (DinKes Prov Jateng, 2013).
Cakupan imunisasi dasar di Indonesia pada tahun 2013 untuk imunisasi
lengkap adalah 90,0%, dimana terdiri dari BCG 97,8%, HB0 86,8%,
DPT/HB 1 96,3%, DPT/HB 3 95,8%, Polio 97,7% dan campak 97,9%.
(DepKes RI, 2013). Sedangkan cakupan imunisasi dasar lengkap di Jawa
tengah tahun 2011 antara lain BCG 97,4%, DPT/HB 1 97,0%, DPT/HB 3
95,7%, Polio 94,0% dan campak 93,60%. Cakupan imunisasi Kabupaten
Grobogan antara lain BCG 95,4%, DPT/HB 1 95,9%, DPT/HB 3 94,3%,
Polio 94,3% dan campak 90,4% (DinKes Prov Jateng, 2012).
Cakupan imunisasi sampai sekarang masih belum 100% hal ini dapat
disebabkan karena ibu yang belum mengetahui tentang imunisasi terutama
pada jadwal imunisasi, salah faham mengenai kontra indikasi dan kerisauan
tentang efek samping sehingga menyebabkan banyak anak-anak yang tidak
diberikan imunisasi (Marimbi, 2010).
Studi pendahuluan yang dilakukan di Posyandu Kencana Sendangrejo
Grobogan pada tanggal 5 November 2014 didapatkan hasil Posyandu Kencana
3
terdiri dari 3 Posyandu yaitu Kencana 1-3, jumlah balita di Posyandu Kencana
sejumlah 127, dengan rincian 36 diantaranya adalah usia 0-12 bulan, 57 usia
1-3 tahun dan 34 usia 3-5 tahun. Dari wawancara kepada 5 ibu bayi usia 0-12
bulan dimana semua ibu mengatakan bahwa bayinya mendapatkan imunisasi
dasar sesuai dengan jadwal yang ditetapkan, 2 ibu bayi usia 0-12 bulan
mengatakan mengetahui apa saja macam imunisasi dasar, pengertian dan
manfaat imunisasi, sedangkan sisanya 3 ibu bayi usia 0-12 bulan hanya
mengetahui tentang jenis imunisasi namun tidak mengetahui tentang manfaat
dan pengertian imunisasi.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas masih banyak ibu yang belum
mengetahui tentang imunisasi dasar, maka peneliti tertarik untuk meneliti
tentang ”Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Pada Bayi usia
0-12 Bulan di Posyandu Kencana Sendangrejo Grobogan.”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut : "Bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang
imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan di Posyandu Kencana Sendangrejo
Grobogan?"
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada
bayi usia 0-12 bulan di Posyandu Kencana Sendangrejo Grobogan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi
usia 0-12 bulan di Posyandu Kencana Sendangrejo Grobogan pada
tingkat baik.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi
usia 0-12 bulan di Posyandu Kencana Sendangrejo Grobogan pada
tingkat cukup.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi
usia 0-12 bulan di Posyandu Kencana Sendangrejo Grobogan pada
tingkat kurang.
d. Mengetahui faktor pendorong dan penghambat pengetahuan ibu
tentang imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan di Posyandu
Kencana Sendangrejo Grobogan
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan pada bidang kesehatan
tentang imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya tentang
asuhan pada balita dalam pemberian KIE pada ibu balita tentang imunisasi
dasar pada bayi usia 0-12 bulan.
5
3. Bagi Peneliti
Dapat mengaplikasikan ilmu yang di dapat dalam perkuliahan, khususnya
di bidang asuhan pada balita atau menerapkan beberapa teori yang telah
diterima.
4. Bagi Ibu Bayi
Memberikan masukan kepada ibu bayi tentang imunisasi dasar sehingga
ibu melakukan imunisasi dasar pada bayinya sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari peneliti-peneliti
sebelumnya. Sebagai acuan maka peneliti menggunakan penelitian
sebelumnya antara lain:
1. I Komang W (2009). Judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Tentang
Imunisasi Dasar Di BPS Ulik Budiarti Gayam Sukoharjo”. Desain
penelitian diskriftif pengambilan sampel dilakukan secara total sampling
dengan instrument penelitian berupa kuesioner yang dibagikan langsung
pada ibu yang mengimunisasikan bayinya Di BPS Ulik Budiarti Gayam
Sukoharjo. Faktor yang mempengaruhi adalah pendidikan, pekerjaan,dan
umur. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 30
responden sebagian besar berpengetahuan cukup yaitu 13 responden
(43,33%), 8 responden (26,67%) dengan pengetahuan baik dan 5
responden (16,67%) dengan pengetahuan kurang.
2. Rohmah Fitriawati (2013) Judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Lima
Imunisasi Dasar Di RB An-Nuur Sumber Surakarta”. Desain penelitian
diskriftif kuantitatif pengambilan sampel dilakukan secara total sampling
dengan instrument penelitian berupa kuesioner yang dibagikan langsung
6
pada ibu yang mengimunisasikan bayinya Di RB An-Nuur Sumber
Surakarta. Faktor yang mempengaruhi adalah pendidikan, pekerjaan,dan
umur. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 37
responden sebagian besar berpengetahuan cukup yaitu 25 responden
(67,56%), 5 responden (13,51%) dengan pengetahuan baik, 6 responden
(15,67%) dengan pengetahuan kurang.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada
tingkat pengetahuan, jenis penelitian dan instrument penelitian, sedangkan
perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada lokasi
penelitian, subyek atau responden penelitian dan waktu pelaksanaan
penelitian.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2010) adalah merupakan hasil
dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu obyek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga yaitu melalui proses melihat atau
mendengar kenyataan, selain itu juga melalui pengalaman dan proses
belajar mengajar dalam pendidikan formal ataupun nonformal. Perilaku
yang disadari oleh pengetahuan akan lebih sempurna daripada perilaku
yang tidak disadari oleh pengetahuan. Pengukuran pengetahuan dapat
dilakukan dengan wawancara dan angket.
Sedangkan menurut Dewi dan Wawan (2011) pengetahuan itu
sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat
erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa
dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas
pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti
seseorang yang berpendidikan rendah multak berpengetahuan rendah
pula. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua
aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini yang akan
menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek positif dan objek
8
yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap positif terhadap obek
tertentu.
b. Proses mengadopsi pengetahuan
Sebelum seseorang mengadopsi pengetahuan yang didapatkan
menjadi perilaku terjadi proses berurutan. Menurut Dewi dan Wawan
(2011) proses berurutan tersebut yakni :
1) Awareness (kesadaran) yaitu orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi (objek).
2) Interest (merasa tertarik) diman individu mulai menaruh perhatian
dan tertarik pada stimulasi
3) Evaluation (menimbang-nimbang) individu akan
mempertimbangkan baik buruknya tindakan terhadap stimulus
tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah baik lagi
4) Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru.
5) Adoption, subyek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus.
Pada penelitian selanjutnya Rogers (1974) dalam Notoatmodjo
(2010) menyimpulakan bahwa pengadopsian perilaku yang melalui
proses seperti diatas dan didasari oleh pengetahuan, kesadaran yang
positif, maka perilaku tersebut akan berlangsung langgeng
(ling lasting). Namun sebaliknya jika perilaku tersebut tidak didasari
oleh pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tersebut bersifat
sementara atau tidak akan berlangsung lama. Perilaku manusia dapat
dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek fisik, psikis dan sosial yang secara
9
terinci merupakan refleksi dari berbagai gejolak kejiwaan seperti
pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya yang ditentukan
dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan
sosial budaya.
c. Tingkat Pengetahuan dalam Domain Kognitif
Tingkat pengetahuan dalam domain kognitif menurut Notoatmodjo
(2010) mempunyai 6 tingkat, yaitu :
1) Tahu (Know)
Yaitu mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Tahu merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
antara lain menyebutkan, menguraiakan, mendefinisikan atau
menyatakan.
2) Memahami (Comprehension)
Yaitu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek
yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut
secar benar. Orang telah paham terhadap objek atau materi harus
dapat menjelaskan, menyebutkan. Contoh, menyimpulkan,
meramalkan objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi riil. Aplikasi di sini dapat diartikan
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
10
4) Analisis (Analysis)
Yaitu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (Sintesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam satu bentuk
keseluruhan yang baru. Misalnya dapat menyusun, dapat
merencanakan.
6) Evaluasi (Evaluation)
Yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penlaian itu didasarkan pada
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria
yang telah ada.
d. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010) dari berbagai macam cara yang telah
digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang
sejarah, dapat dikelompokan menjadi dua yakni :
1) Cara memperoleh kebenaran Nonilmiah
a) Cara coba-salah (trial and error)
Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang pernah digunakan
oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah
melalui cara coba-coba atau dengan kata yang lebih dikenal
11
“trial and error”. Metode ini telah digunakan oleh orang dalam
waktu yang cukup lam untuk memecahkan berbagai masalah.
Bahkan sampai sekarang pun metode ini masih sering
digunakan, terutama oleh mereka yang belum atau tidak
mengetahui suatu cara tertentu dalam memecahkan suatu
masalah yang dihadapi. Metode ini telah banyak jasanya,
terutama dalam meletakkan dasar-dasar menemukan teori-teori
dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan.
b) Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak
sengaja oleh orang yang bersangkatun.
c) Cara kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasan-
kebiasan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau
tidak kebasaan seperti ini tidak hanya terjadi pada masyarakat
tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern.
Para pemegang otoritas, baik pimpinan pemerintah, tokoh
agama, maupun para ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya
mempunyai mekanisme yang sama di dalam penemuan
pengetahuan.
12
d) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah.
Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu
meupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh
karena itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai
upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
e) Cara Akal Sehat
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini
berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau
menuruti nasehat orang tuanya, atau agar anak disiplin
menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah,
misalnya dijewer telinganya atau dicubit. Ternyata cara
menghukum anak ini sekarang masih berkembang menjadi teori
atau kebenaran, bahwa hukuman adalah merupakan metode
(meskipun bukan yang paling baik) bagi pendidikan anak.
Pemberian hadiah dan hkuman (reward and punishment)
merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk
mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.
13
f) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dn dogma agama adalah adalah suatu kebenaran yang
diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus
diterima dan diyakin oleh pengikut-pengikut agama yang
bersangkutan, terlebas dari apakah kebenaran tersebut rasional
atau tidak.
g) Kebenaran secara Intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia cepat sekali melalui
proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau
berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar
dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara
yang rasional dan yang sistematis. Kebenaran ini diperoleh
seseorang hanya berdasarkan intiusi atau suara hati atau bisikan
hati saja.
h) Melalui jalan pikir
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara
berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia trlah
mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh
kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan
pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.
14
2) Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan
Menurut Dewi dan Wawan (2011) cara ini disebut
metode penelitian ilmiah atau lebih popular disebut metodelogi
penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon
(1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Deven.
Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa
ini kita kenal dengan penelitian ilmiah.
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Dewi dan
Wawan (2011), antara lain:
1) Faktor Internal
a) Pendidikan
Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya
hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidup. Pendidikan juga dapat mempengaruhi seseorang
termasuk pula prilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam
memotivasi sikap berperan serta dalam pembangunan. Pada
umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
menerima informasi.
b) Pekerjaan
Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupan dan kehidupan keluarga.
15
c) Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai dilahirkan
sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan
dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan
bekerja.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan suatu kondisi yang ada disekitar manusia
dan pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan prilaku
orang atau kelompok.
b) Faktor budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
f. Pengukuran pengetahuan
Pengetahuan dapat diukur dengan cara orang yang bersangkutan
mengungkapkan hal-hal yang diketahuinya dalam bentuk bukti
jawaban, baik lisan maupun tulisan.
Pertanyaan atau tes dapat di
gunakan untuk pengukuran pengetahuan yang secara umum dapat di
kelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
1) Pertanyaan subjektif, misalnya pertanyaan uraian.
2) Pertanyaan objektif, misalnya pertanyaan pilihan ganda
(multiple choice), benar salah dan pertanyaan yang menjodohkan.
16
2. Imunisasi Dasar
a. Pengertian
1) Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja
memasukkan antigen lemah agar merangsang antibody keluar
sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu. System
imun tubuh mempunyai suatu system memori (daya ingat), ketika
vaksin masuk ke dalam tubuh,maka akan dibentuk antibody untuk
melawan vaksin tersebut dan sistem memori akan menyimpannya
sebagai suatu pengalaman. Jika nantinya tubuh terpapar dua atau
tiga kali oleh antigen yang sama dengan vaksin, maka antibody
akan tercipta lebih cepat dan banyak walaupun antigen bersifat
lebih kuat dari vaksin yang pernah dihadapi sebelumnya. Oleh
karena itu imunisasi efektif mencegah penyakit infeksius
(Proverawati, 2010).
2) Imunisasi adalah salah satu upaya untuk mendapatkan kekebalan
tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan kuman atau
produk kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan
(Marimbi, 2010).
b. Tujuan Imunisasi
Program imunisasi juga bertujuan untuk memberikan kekebalan
pada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi atau anak
disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. Secara Umum
Tujuan Imunisasi antara lain Melelui imunisasi, tubuh tidak mudah
17
terserang penyakit menular, Imunisasi sangat efektif untuk mencegah
penyakit menular, dan Imunisasi dapat menurunkan angka morbilitas
(angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) pada balita
(Proverawati, 2010).
Tujuan Imunisasi adalah mencegah terjadinya penyakit tertentu
pada populasi, untuk memberikan kekebalan pada bayi agar dapat
mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh
penyakit yang sering terjangkit (Marimbi, 2010).
Sedangkan menurut IDAI (2011) tujuan imunisasi adalah
mencegah penyakit pada seseorang dan mencegah penyakit tertentu
pada sekolompok masyarakat atau bahkan menghilangkan penyakit
tertentu dari dunia, seperti cacar bopeng (variola)
c. Manfaat Imunisasi
Menurut Marimbi (2010) manfaat imunisai antara lain:
1) Untuk anak yaitu mencegah penderitaan yang disebabkan oleh
penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian
2) Untuk keluarga yaitu menghilangkan kecemasan dan psikologi
pengobatan bila anak sakit dan mendorong pembentukan keluarga
apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa
kanak-kanan yang nyaman
3) Untuk Negara yaitu memperbaiki tingkat kesehaan, menciptakan
bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan
Negara.
18
d. Jenis Imunisasi Dasar
Imunisasi dasar yang wajib diperoleh sebelum 12 bulan adalah
sebagai berikut :
1) BCG
a) Pengertian
Menurut Proverawati (2010), imunisasi BCG adalah
vaksinasi hidup yang diberikan pada bayi untuk mencegah
terjadinya penyakit Tuberculosis (TBC). Tuberculosis
disebabkan oleh sekelompok bacteria bernama Mycobacterium
tuberculosis complex
Menurut Marimbi (2010), imunisasi BCG adalah imunisasi
yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap
penyakit tuberculosis(TBC) yaitu penyakit paru-paru yang
sangat menular.
b) Usia Pemberian
Imunisasi BCG diberikan sekali sebelum anak berumur 2
bulan. BCG ulangan tidak dianjurkan karena keberhasilannya
diragukan.vaksin disuntikkan secara intracutan pada lengan atas,
untuk bayi yang berumur kurang dari satu tahun diberikan
sebanyak 0,05 ml dan untuk anak yang berumur lebih dari 1
tahun diberikan sebanyak 0,1 ml (Proverawati, 2010).
c) Cara Pemberian dan Dosis
Vaksin BCG disuntikkan secara intrakutan pada lengan
atas. Disuntikan ke dalam lapisan kulit dengan penyerapan
19
pelan-pelan. Dalam memberikan suntikan intracutan agar dapat
dilakukan dengan tepat harus menggunakan jarum pendek yang
sangat halus (10 mm, ukuran 26). Kerja sama antara ibu dengan
petugas imunisasi sangat diharapkan agar pemberian vaksin
berjalan dengan tepat (Proverawati, 2010).
Pemberian imunisasi atau dosis yang diberikan untuk bayi
berumur kurang dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,05 mL dan
untuk anak berumur lebih dari 1 tahun diberikan sebanyak
0,1 mL (Proverawati, 2010).
d) Efek samping
Reaksi yang timbul tidak seperti pada imunisasi dengan
vaksin lain. Imunisasi BCG tidak menyebabkan demam. Setelah
1-2 minggu diberikan imunisasi,akan timbul indurasi dan
kemerahan ditempat suntikan yang berubah menjadi
pustule,kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu
pengobatan khusus, karena luka ini akan sembuh dengan
sendirinya secara spontan. Kadang terjadi pembesaran kelenjar
regional di ketiak atau leher. Pembesaran kelenjar ini terasa
padat, namun tidak menimbulkan demam (Proverawati, 2010).
e) Kontra indikasi
Imunisasi BCG tidak boleh diberikan pada kondisi seorang
anak menderita penyakit kulit yang berat atau menahun seperti
eksim, furunkolosis, dan sebagainya. Serta Imunisasi tidak boleh
diberikan pada orang atau anak yang sedang menderita TBC
20
(Proverawati, 2010). Selain itu menurut Maryunani (2012)
imunisasi BCG tidap dapat diberikan pada anak yang
berpenyakit TB atau menunjukkan uji mantoux positif atau pada
anak yang mempuntai penyakit kulit berat yang menahun.
2) DPT-Hb-HiB (Pentavalen)
a) Pengertian
Imunisasi DPT bertujuan untuk mencegah 3 penyakit
sekaligus yaitu difteri, pertusis, tetanus (Proverawati, 2010).
(1) Difteri adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
corynebacterium diphteriae
(2) Pertusis adalah penyakit batuk rejan atau dikenal dengan
batuk seratus hari adalah penyakit infeksi saluran
yang disebabkan oleh bakteri bordetella pertusis
(Marimbi, 2010).
(3) Tetanus adalah penyakit dengan gangguan neuro maskular
akut berupa trismus (Maryunani, 2012).
Sedangkan imunisasi Hib (Haemophilius influenza tipe b)
merupakan suatu bakteri gram negative. Hib terbagi atas jenis
yang berkapsul dan tidak berkapsul. Tipe yang tidak berkapsul
umumnya tidak ganas dan hanya menyebabkan infeksi ringan
misalnya faringitis atau otitis media. Tipe yang berkapsul
merupakan yang paling ganas dan salah satu penyebab yang
paling sering dari kesakitan dan kematian pada bayi dan anak
21
kurang dari 5 tahun. Kelompok usia paling rentan terhadap
infeksi hib adalah usia 4-8 bulan.
b) Waktu Pemberian
Pentavalen tidak boleh digunakan pada bayi yang baru lahir
Pemberian pentavalen merupakan bagian dari imunisasi dasar
pada bayi. Diberikan pada bayi usia 2 bulan, 3bulan, dan 4 bulan
(1) Vaksin ini aman dan efektif diberikan bersamaan dengan
vaksin BCG, campak, polio (OPV atau IPV) dan suplemen
vitamin A
(2) Jika vaksin ini diberikan bersamaan dengan vaksin lain,
harus disuntikkan pada lokasi yang berlainan.
(DinKes Prov Jateng, 2013).
c) Cara pemberian dan Dosis
(1) Dosis Imunisasi DPT-Hb-Hib
(a) Dosis pemberian 0,5 ml
(b) Disuntikkan secara intramuscular di anterolateral paha
atas pada bayi dan lengan kanan pada anak usia 1,5
bulan
(c) Suntikan vaksin dengan posisi jarum suntik 90°
terhadap permukaan kulit
(DinKes Prov Jateng, 2013).
(2) Tidak dianjurkan pada:
(a) Bagian bokong anak karena dapat menyebabkan luka
saraf siatik
22
(b) Pemberian intrakutan dapat meningkatkan reaksi local.
(DinKes Prov Jateng, 2013).
d) Efek samping
Jenis dan angka kejadian reaksi simpang yang berat tidak
berbeda secara bermakna dengan vaksin DPT, hepatitis B, dan
Hib yang diberikan secara terpisah. Bebrapa reaksi local
sementara seperti : bengkak, nyeri, dan kemerahan pada lokasi
suntikan disertai demam dapat timbul dalam jumlah besar kasus.
Kadang- kadang reaksi berat seperti demam tinggi, iritabilitas
(rewel), dan menangis dengan nada tinggi dapat terjadi dalam 24
jam setelah pemberian. Episode hypotonic-hyporesponsive
pernah dilaporkan, kejang demam telah dilaporkan dengan
angka kejadian 1 kasus per 12.500 dosis pemberian. Pemberian
asetaminofen pada saat dan 4-8 jam setelah imunisasi
mengurangi terjadinya demam. Studi yang dilakukan oleh
sejumlah kelompok termasuk United states Institute of
Medicine, The Advisory Commitee on imunization Practices,
dan asosiasi dokter spesialis anak di Australia, Kanada, inggris,
dan Amerika, menyimpulkan bahwa data tidak menunnjukkan
adanya hubungan kausal antara DPT dan disfungsi sistem syaraf
kronis pada anak. Oleh karenanya, tidak ada bukti ilmiah bahwa
reaksi tersebut mempunyai dampak permanen pada anak.
Vaksin hepatitis B dapat ditoleransi dengan baik, dalam
studi menggunakan plasebo sebagai kontrol, selain nyeri lokal,
23
dilaporkan kejadian seperti myalgia dan demam ringan tidak
sering dibandingkan dengan kelompok plasebo. Laporan
mengenai reaksi analfilaksis berat sangat jarang. Data yang ada
tidak menunjukkan adanya hubungan kausalitas antara vaksin
hepatitis B dan sindoma Gullian –Barre atau kerusakan
demyelinasi termasuk gangguan sklerosis multipel, dan juga
tidak ada data epidemiologi untuk menunjang hubungan kausal
antara vaksinasi hepatitis B dan sindroma fatigue kronis, artritis,
kelainan aotomun, asma, sindroma kematian mendadak pada
bayi, atau diabetes.
Vaksin Hib ditoleransi dengan baik, reaksi lokal dapat
terjadi dalam 24 jam setelah vaksinasi dimana penerima vaksin
dapat merasakan nyeri pada lokasi penyuntikan. Reaksi ini
biasanya bersifat ringan dan sementara, pada umumnya akan
sembuh dengan sendirinya dalam dua atau tiga hari, dan tidak
memerlukan tindakan medis lebih lanjut. Reaksi sistem ringan
termasuk demam, jarang terjadi setelah penyuntikan vaksin Hib,
reaksi berat lainnya jarang hubungan kausalitas antara reaksi
berat lainnya dan vaksin belum pernah ditegakkan (DinKes
Prov Jateng, 2013).
e) Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap komponen vaksin, atau reaksi
berat terhadap dosis vaksin kombinasi sebelumnya atau
bentuk – bentuk reaksi sejenis lainnya.
24
Kontraindikasi dosis pertama DPT adalah Kejang atau
gejala kelainan otak pada bayi baru lahir atau kelainan saraf
serius lainnya merupakan kontraindikasi terhadap komponen
pertutis. Dalam hal ini vaksin tidak boleh diberikan sebagai
vaksin kombinasi, tetapi vaksin DT harus diberikan sebagai
pengganti DPT, vaksin Hepatitis B dan Hib diberikan secara
terpisah (DinKes Prov Jateng, 2013).
3) Hepatitis B
a) Pengertian
Imunisasi hepatitis B diberikan untuk memberi tubuh
kekebalan terhadap penyakit hepatitis B. Penyakit hepatitis B
disebabkan oleh virus yang telah mempengaruhi organ liver
(hati). Virus ini akan tinggal selamanya dalam tubuh. Bayi-bayi
yang terjangkit virus hepatitis berisiko terkena kangker hati atau
kerusakan pada hati. Virus hepatitis B ditemukan didalam cairan
tubuh orang yang terjangkit termasuk darah, ludah dan air mani
(Proverawati, 2010).
b) Cara pemberian dan Dosis
Imunisasi ini diberikan tiga kali pada umur 0-11 bulan
melalui injeksi intramuskuler. Imunisasi hepatitis B aktif
dilakukan dengan cara pemberian suntikan dasar sebanyak 3 kali
dengan jarak waktu satu bulan antara suntikan 1 dan 2, dan lima
bulan antara suntikan 2 dan 3. Imunisasi ulang diberikan 5 tahun
setelah imunisasi dasar (Proverawati, 2010).
25
c) Efek samping
Reaksi local seperti rasa sakit,kemerahan dan
pembengkakan disekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang
terjadi bersifat ringan dan biasanya akan hilang setelah 2 hari
(Proverawati, 2010).
d) Kontra indikasi
Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Sama halnya
dengan vaksin-vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan
kepada penderita infeksi berat yang disertai kejang
(Proverawati, 2010).
4) Polio
a) Pengertian
Merupakan imunisasi yang bertujuan untuk mencegah
penyakit poliomyelitis. Pemberian vaksin polio dapat
dikombinasikan dengan vaksin DPT. Terdapat 2 macam vaksin
polio, yaitu:
(1) Inactived Polio Vaccine (IPV = Vaksin, Salk), mengandung
virus polio yang telah dimatikan dan diberikan melalui
suntikan.
(2) Oral Polio Vaccine (OPV = Vaksin Sabin), mengandung
vaksin hidup yang telah dilemahkan dan diberikan dalam
bentuk pil atau cairan.
26
Polio dapat menyebabkan gejala yang ringan atau penyakit
yang sangat parah. Penyakit ini dapat menyerang system
pencernaan dan system syaraf. Polio menyebabkan demam,
muntah-muntah dan kekakuan otot yang dapat menyerang saraf-
saraf sehingga mengakibatkan kelumpuhan permanen. Penyakit
polio dapat ditularkan jika tinja penderita mencemari makanan,
air dan tangan (Proverawati, 2010).
b) Cara pemberian dan Dosis
Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali yaitu polio I, II, III,
IV dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi polio
ulangan diberikan satu tahun setelah imunisasi polio IV,
kemudian pada saat meninggalkan SD (12 tahun). Di Indonesia
umumnya diberikan vaksin sabin. Vaksin ini diberikan sebanyak
2 tetes (0,1 mL) langsung kemulut anak atau dengan
menggunakan sendok yang berisi air gula. Setiap membuka vial
baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru
(Proverawati, 2010).
c) Efek samping
Pada umumnya imunisasi polio tidak terdapat efek samping
(Proverawati, 2010).
d) Kontra indikasi
Pemberian imunisasi polio tidak boleh dilakukan pada
orang yang menderita defisiensi imunitas. Tidak ada efek yang
27
berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang
sedang sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya sedang
menderita diare, maka dosis ulangan dapat diberikan setelah
sembuh (Proverawati, 2010).
5) Campak
a) Pengertian
Imunisasi campak adalah imunisasi yang digunakan untuk
mencegah terjadinya penyakit campak pada anak lkarena
penyakit ini sangat menular (Maryunani, 2012).
b) Cara pemberian dan Dosis
Pemberian vaksin campak hanya diberikan satu kali,dapat
dilakukan pada umur 9-11 bulan,dengan dosis 0,5 cc. Sebelum
disuntikan vaksin campak terlebih dahulu dilarutkan dengan
pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut.
Kemudian suntikan diberikan pada lengan kiri atas secara
subcutan (Proverawati, 2010).
c) Efek samping
Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan
kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah
vaksinasi (Proverawati, 2010).
d) Kontra indikasi
Pemberian imunisasi campak tidak boleh dilakukan pada
orang yang mengalami immunodefisiensi atau individu yang
28
diduga menderita gangguan respon imun karena leukemia dan
limfoma (Proverawati, 2010).
e. Jadwal pemberian imunisasi dasar
Jadwal pemberian imunisasi dasar yang baru adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Jadwal Imunisasi
Umur Jenis
0 bulan
1 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
9 bulan
Hepatitis B 0
BCG, Polio 1
DPT-HB-Hib,Polio 2
DPT-HB-Hib,Polio 3
DPT-HB-Hib,Polio 4
Campak
Sumber : (DinKes Prov Jateng, 2013)
29
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi dari Notoadmodjo (2010), Wawan dan Dewi (2010),
Proverawati (2010), Marimbi (2010), Maryunani (2010)
Ibu yang memiliki
bayi (0-12 bulan)
Pengetahuan tentang
imunisai Dasar
Imunisasi dasar :
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Manfaat
4. Jenis imunisasi
5. Jadwal Imunisasi
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
4. Lingkungan
5. Budaya
30
C. Kerangka Konsep
B.
s
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Keterangan :
C. = Tidak diteliti
= Diteliti
Pengetahuan Ibu tentang
Imunisasi Dasar
Baik
Cukup
Kurang
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1. Lingkungan
2. Budaya
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Umur
3. Pekerjaan
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Deskriptif adalah
yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan untuk mendiskripsikan atau
menggambarkan suatu fenomena yang terjadi dimasyarakat. Penelitian
kuantitatif adalah adalah teknik yang digunakan untuk mengolah data yang
berbentuk angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil konvensi.
Pendekatan yang digunakan adalah cross sectional yaitu suatu penelitian
untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor resiko dengan efek,
dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada
suatu saat ( point time Approach) artinya tiap subjek penelitian hanya
diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter
atau variable subyek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2010).
B. Lokasi dan waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama
kasus berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilakukan di Posyandu
Kencana Dukuh Ngrewan Kelurahan Sendangrejo Kecamatan Ngaringan
Kabupaten Grobogan.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan peneliti untuk
memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003),
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Tanggal 9-11 Mei 2015.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kuantitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi 0-12
bulan di Posyandu Kencana Sendangrejo Grobogan pada bulan Mei 2015
yaitu sejumlah 33 ibu.
2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 2010). Sampel penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki
bayi 0-12 bulan di Posyandu Kencana Sendangrejo Grobogan pada bulan
Mei 2015 yaitu sejumlah 33 ibu.
3 Teknik Sampel
Teknik sampling adalah cara yang digunakan dalam pengambilan
sampel (Arikunto, 2010). Sampel dalam penelitan ini akan diambil secara
total sampling yaitu sampel diambil dari seluruh populasi dijadikan sampel
atau subyek penelitian (Notoatmodjo, 2010). Sampel penelitian ini adalah
seluruh ibu bayi 0-12 bulan di Posyandu Kencana Sendangrejo Grobogan
pada bulan Mei 2015 yaitu sejumlah 33 ibu.
33
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota
suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain
(Notoadmodjo,2010). Variabel dalam penelitian ini adalah variable tunggal.
Variabel tunggal yaitu penelitian yang hanya terdiri dari satu objek
(Arikunto,2010). Variabel dalam penelitian ini yaitu tingkat pengetahuan ibu
tentang lima imunisasi dasar pada balita 0-12 bulan.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variable secara operasional
berdasarkan kareakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek
atau fenomena (Hidayat, 2010).
Tabel 3.1. Definisi Operasional
Variabel Definisi
Operasional
Indikator Alat Ukur Skala
Pengukuran
Pengetahuan
ibu tentang
lima
imunisasi
dasar
Tingkat ibu
tentang
pengertian,
tujuan,
manfaat, jenis
dan jadwal
imunisasi
dasar
1. Baik bila nilai
yang diperoleh
responden (x)>
mean + SD
2. Cukup (bila
nilai yang
diperoleh
responden
mean - 1 SD ≤
x ≤ mean + SD
3. Kurang bila
nilai yang
diperoleh
responden (x) <
mean − SD
Kuesioner Ordinal
Sumber : Riwidikdo, 2013
34
F. Instrument Penelitian
Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian (Notoatmodjo, 2010). Alat yang digunakan
untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner yaitu
daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik dan matang
(Notoatmodjo, 2010). Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup
dimana jawabannya telah disediakan oleh responden. Kuesioner ini
pernyataan yang digunakan favourable dan unfavourable. Untuk favourable
cara penilaian apabila jawaban benar diberi skor satu (1) dan jawaban salah
diberi skor nol (0). Untuk unfavourable cara penilaian apabila jawaban benar
diberi skor nol (0) dan jawaban salah diberi skor satu (1).
Menurut Riwidikdo (2013), data mengenai hasil pengukuran
pengetahuan dapat dikategorikan dalam beberapa kategori seperti baik,
cukup, kurang. Ketentuan tersebut menggunakan alur normatif yang
menggunakan rata-rata (mean) dan simpangan baku (standar deviation).
Untuk 3 kategori baik, cukup, kurang maka menggunakan parameter :
a. Baik bila nilai yang diperoleh responden (x)> mean + SD
b. Cukup bila nilai yang diperoleh responden mean - 1 SD ≤ x ≤ mean + SD
c. Kurang bila nilai yang diperoleh responden (x) < mean – SD
35
Kisi-kisi kuesioner yang akan digunakan dalam penlitian adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner
Sebelum dilakukan pengumpulan data, agar butir pernyataan dapat
digunakan untuk mengumpulan data maka kuesioner akan diuji validitas dan
reliabilitas terlebih dahulu (Saryono, 2010). Uji validitas akan dilakukan di
Posyandu Kenanga Sendangrejo Grobogan Pada bulan April 2015 pada 30
responden.
a. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrument dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2010). Dalam penelitian
ini, untuk mengetahui validitas instrument menggunakan rumus product
No Variabel Sub. Variabel
Pernyataan
Total Favour
able
unfavourable
1 Tingkat
pengetahuan ibu
tentang imunisasi
dasar pada bayi
usia 0-12 bulan
Pengertian
imunisasi
1, 2
3,4*
4
Tujuan
imunisasi
6,7,8 5,9,10 6
Manfaat
imunisasi
11*,12,
15,16,1
8,19*,
20
13*,14,17,21,
22
12
Jenis imunisasi
dasar
23,24*
25,26 4
Cara pemberian
imunisasi
28*,29 27,30
* 4
Indikasi dan
kontraindikasi
31*,32 33,34 4
Efek samping 38*,39 35
*,36,37
* 5
Jadwal
imunisasi
41,44,
47,49
40*,42,43,
45, 46*,48,50
11
Total 50
36
moment serta taraf kesalahan yang digunakan 5%. Rumus product
moment yang digunakan sebagai berikut :
( )( )( ){ } ( ){ }2222 YYNXXN
YXXYNrxy
å-åå-å
åå-å=
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
∑xy = jumlah perkalian x dan y
X = nilai hasil uji coba hasil per item
Y = total skor angket per responden
X² = kuadrat dari X (X x X )
N = jumlah subjek
Dikatakan valid apabila nilai r hitung > dari r tabel, dan apabila r
hitung < dari r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid
(Arikunto, 2010). Uji validitas telah dilakukan pada bulan April 2015
diperoleh hasil bahwa dari 50 soal terdapat 37 soal yang valid dan terdapat
13 soal yang tidak valid karena mimiliki r hitung < dari r tabel (30
responden=0,361) yaitu nomer 4,11,13,19,24,28,30,31,35,37,38,40 dan 46.
Soal tersebut tidak digunakan untuk penelitian
b. Uji reliabelitas
Setelah mengukur validitas perlu mengukur reliabelitas data apakah
alat ukur dapat digunakan atau tidak (Hidayat, 2010). Reliabelitas
menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah
37
baik (Arikunto, 2010). Untuk itu diperlukan uji reliabilitas menggunakan
Alpha Cronbach (Riwidikdo, 2012).
Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut :
ïþ
ïýü
ïî
ïíì-
-= å
2
2
11 11
t
i
S
S
K
Kr
Dimana
K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
å 2
iS= jumlah varians butir
2
tS = varians total
Setelah dilakukan uji validitas, dan membuang pertanyaan yang
tidak valid maka pertanyaan yang valid tadi diuji kembali dengan uji
reliabilitas. Kriteria keputusan riliabel apabila nilai a lebih besar dari
0.7 (Riwidikdo, 2013). Hasil uji reliabelitas diperoleh a= 0,961 > 0,7
sehingga soal tersebut reliable dan dapat digunakan untuk penelitian.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk
mendapatkan data penelitian (Notoatmodjo, 2010). Adapun cara yang
dilakukan untuk mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen
pengumpul data :
1. Data primer
Data primer adalah data yang didapatkan secara langsung dari
responden (Notoatmodjo, 2010). Pengambilan data dilakukan pada
38
responden dengan membagikan kuesioner pada responden untuk diisi
responden . Data primer yang didapatkan dari pengisian kuesioner oleh
responden
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan yang telah ada
di tempat penelitian (Notoatmodjo, 2010). Data sekunder dalam penelitian
ini berupa data jumlah bayi 0-12 bulan yang dilihat dari catatan di
Posyandu Kencana Sendangrejo Grobogan dalam penelitian ini adalah
jumlah balita
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan system computer.
Menurut Notoatmodjo (2010), tahap-tahap pengolahan data adalah sebagai
berikut :
a. Editing
Editing adalah untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau
kuesioner.
b. Coding
Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan. Kode dalam penelitian ini 3 jika
dikatakan baik, 2 jika dikatakan cukup, dan 1 jika dikatakan kurang.
39
c. Memasukkan data (data entry)
Pada proses ini dilakukan dengan memasukkan data ke dalam
program atau software komputer.
d. Pembersihan data
Pengecekan kembali kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan
kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan
pembetulan atau koreksi.
2. Analisis Data
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan menurut Riwidikdo (2013)
adalah sebagai berikut :
a. Baik : Bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
b. Cukup : Bila nilai mean – 1 SD £ x £ mean + 1 SD
c. Kurang : Bila nilai responden (x) < mean – 1 SD
Untuk mencari simpangan baku dengan menggunakan rumus
menurut Riwidikdo (2013), yaitu :
sd =
Keterangan :
sd : simpangan baku
xi : nilai dari data
n : banyaknya data
40
Untuk menghitung mean menggunakan rumus menurut Riwidikdo
(2013), yaitu :
X =
Keterangan :
X : Rata-rata (mean)
: Jumlah seluruh jawaban responden
n : Jumlah maksimal yang harus diperoleh esponden
Menurut Riwidikdo ( 2013 ), untuk memperoleh skor prosentase
untuk jumlah ibu yang mempunyai bayi usia 0 –12 bulan menurut
tingkat pengetahuan yaitu sebagai berikut :
Skor prosentase = Jumlah ibu menurut tingkat pengetahuan x 100%
Jumlah responden
I. Etika Penelitian
Penelitian ini melibatkan obyek manusia maka tidak boleh bertentangan
dengan etika agar responden dapat terlindungi, untuk itu perlu adanya ijin
dari tempat penelitian, dan rekomendasi dari Ketua STIKES Kusuma Husada
Surakarta. Setelah mendapatkan persetujuan penelitian dapat dilakukan.
Menurut Hidayat (2010), etika yang diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Lembaran Informed consent
Informed consent merupakan lembar persetujuan antara peneliti
dengan responden. Lembar ini diberikan kepada ibu sebelum
penelitian agar dapat mengetahui maksud penelitian. Informed consent
41
juga bermanfaat sebagai bukti bahwa penelitian ini valid serta
mendapat mendapat persetujuan dari responden. Dalam penelitian ini
lembar informed consent diberikan kepada responden sebelum
memberikan kuesioner peneltian.
2. Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan
aminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau
hasil penelitian yang disajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden
dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hal ini juga sangat bermanfaat untuk
menjaga privasi responden sebagai objek penelitian. Dalam penelitian
ini hasil pengisian kuesioner responden dirahasiakan dimana tidak ada
orang lain yang mengetahui selain peneliti.
J. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian adalah langkah-langkah kegiatan dari mulai penyusunan
proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian,
beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut
(Notoadmodjo, 2010). Penelitian ini direncanakan akan dilakukan sesuai
dengan jadwal penelitian yang telah ditetapkan. Dimana jadwal penelitian
terlampir.
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Lokasi penelitian dilakukan di Posyandu Kencana Dukuh Ngrewan
Kelurahan Sendangrejo Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan. Dukuh
Ngrewan terdiri dari 4 RW dan Posyandu Kencana dimana terbagi menjadi 3
kelompok yaitu kelompok I yaitu RW I penimbangan balita dilakukan tanggal
9, kelompok II yaitu RW II penimbangan balita dilakukan tanggal 10,
kelompok III yaitu RW III dan IV penimbangan balita dilakukan tanggal 11.
Jumlah bayi berusia 0-12 bulan sejumlah 33 bayi. Penimbangan balita
dilakukan pada sore hari jam 15.00 WIB. Posyandu dikelola oleh 5 kader.
B. Hasil Penelitian
Pengolahan data dilakukan dengan banyuan program komputer SPSS for
windows, berdasarkan perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:
43
1. Karakteristik Responden
Tabel 4.1 Karakteristik Ibu Bayi Umur 0-12 Bulan di Posyandu Kencana
Sendangrejo Grobogan Pada Bulan Mei 2015
No Karakteristik Kategori Frekuensi Persentase
(%)
1 Umur
16-20 tahun 5 15.2
21-25 tahun 7 21.2
26-30 tahun 5 15.2
31-35 tahun 11 33.2
36-40 tahun 5 15.2
Total 33 100
2 Pendidikan
SD 5 15.2
SMP 10 30.3
SMA 15 45.5
Perguruan tinggi 3 9.1
Total 33 100
3 Pekerjaan
IRT 12 36.4
Petani 6 18.2
PNS 2 6.0
Swasta 13 39.4
Total 33 100
Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 33 responden sebagian besar
responden berumur 31 sampai 35 tahun sebanyak 11 responden (33,2%),
pendidikan terakhir ibu yang paling banyak adalah SMA yaitu 15
responden (45,4%). Mayoritas pekerjaan ibu adalah swasta yaitu 13
responden (39,4%).
2. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Lima Imunisasi Dasar Pada Bayi 0-12
Bulan
Tingkat pengetahuan ibu tentang lima imunisasi dasar dapat
ditentukan dengan nilai mean dan standar deviasi sebagi berikut :
44
Tabel 4.2 Nilai Mean dan Standar Deviasi
Variabel Mean Standar Deviasi
Tingkat pengetahuan ibu
tentang lima imunisasi dasar
pada balita 0-12 bulan
19,52 8,97
Berdasarkan tabel diatas, tingkat pengetahuan ibu tentang lima
imunisasi dasar pada bayi 0-12 bulan dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu:
a. Baik bila (x) > mean + 1 SD
> 19.52+ 8.97
> 28,48
b. Cukup bila mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
19.52-8.97≤ x ≤19.52+ 8.97
10.55 ≤ x ≤ 28,48
c. Kurang bila (x) < mean – 1 SD
< 19.52-8.97
< 10.55
Dari tabel yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk kategori
pengetahuan berdasarkan 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang pada tabel
sebagai berikut :
Tabel 4.3 Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Lima Imunisasi Dasar
Pada Bayi 0-12 Bulan Di Posyandu Kencana Sendangrejo
Grobogan Pada Bulan Mei 2015
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Kurang 8 24.2
Cukup 17 51.6
Baik 8 24.2
Total 33 100.0
45
Pada tabel 4.2, menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu
tentang lima imunisasi dasar pada bayi 0-12 bulan sebagian besar dalam
kategori cukup yaitu 17 responden (51,6%), kategori kurang dan baik
masing-masing 8 responden (24,2%)
C. Pembahasan
Pengetahuan ibu bayi tentang lima imunisasi dasar pada bayi 0-12 bulan
mayoritas dalam kategori cukup yaitu 17 responden (51,6%), kategori kurang
dan baik masing-masing 8 responden (24,2%). Menurut Wawan dan Dewi
(2011) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan dapat
dipengaruhi oleh faktor seperti pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan dan
budaya.
Responden mayoritas memiliki pengetahuan cukup yaitu 17 responden
(51,6%), hal ini dapat dikarenakan karena responden telah memahami tentang
imunisasi dasar. Pemahaman responden dapat dipengaruhi oleh pendidikan,
dimana pendidikan merupakan faktor pendorong pengetahuan ibu bayi
tentang imunisasi dasar. Berdasarkan hasil karakteristik responden mayoritas
berpendidikan SMA yaitu 15 responden sehingga dengan pendidikan yang
dimiliki cukup mudah untuk menerima informasi. Sesuai dengan teori
Wawan dan Dewi (2011) bahwa pendidikan diperlukan untuk mendapatkan
informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan juga dapat mempengaruhi
46
seseorang termasuk pula prilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam
memotivasi sikap berperan serta dalam pembangunan. Pada umumnya makin
tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.
Lebih lanjut juga terdapat 8 responden (24.2%) memiliki pengetahuan
dalam kategori baik. Ibu bayi yang berpengetahuan baik dimana adalah
mereka yang berpendidikan perguruan tinggi sejumlah 3 responden dan
responden yang bekerja diluar rumah dimana mayoritas swasta sejumlah 13
responden sehingga responden dapat menyerap informasi yang diterima
dengan baik serta mendapat pengetahuan dari lingkungan kerjanya. Hal ini
menunjukkan bahwa pendidikan dan pekerjaan merupakan faktor pendorong
pengetahuan ibu bayi tentang imunisasi dasar Sesuai dengan teori Wawan dan
Dewi (2011) bahwa pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi
misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidup. Pendidikan juga dapat mempengaruhi seseorang termasuk
pula prilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi sikap
berperan serta dalam pembangunan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah menerima informasi.
Selanjutnya terdapat 8 responden (24.2%) dengan kategori pengetahuan
dalam kategori kurang. Seseorang yang kurang dapat dikarenakan
berpendidikan rendah dimana hasil penelitian menunjukkan 5 responden
berpendidikan SD sehingga akan kurang dalam menyerap informasi
Informasi sangat berkaitan dengan tingkat pengetahuan seseorang, dimana
pendidikan dan pekerjaan merupakan faktor pendorong pengetahuan ibu bayi
47
tentang imunisasi dasar. Sesuai dengan teori Notoadmodjo (2010) semakin
tinggi tingkat pendidikan semakin baik dalam menyerap informasi sehingga
tingkat pengetahuan seseorang juga semakin baik.
Selain itu responden dengan pengetahuan kurang adalah responden
yang memiliki umur yang masih muda yaitu 16-20 tahun sejumlah 5
responden, sehingga belum memiliki banyak pengalaman. Berdasarkan hal
tersebut umur merupakan faktor penghambat pengetahuan ibu bayi tentang
imunisasi dasar. Sesuai teori Wawan dan Dewi (2011) bahwa pengalaman
adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung
maksud bahwa pengalaman itu meupakan sumber pengetahuan, atau
pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya I Komang W
(2009). Judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Tentang Imunisasi Dasar Di
BPS Ulik Budiarti Gayam Sukoharjo”. Berdasarkan hasil penelitian dapat
diketahui bahwa dari 30 responden sebagian besar berpengetahuan cukup
yaitu 13 responden (43,33%), 8 responden (26,67%) dengan pengetahuan
baik dan 5 responden (16,67%) dengan pengetahuan kurang dimana
pengetahuan ibu bayi dipengaruhi oleh umur, pendidikan dan pekerjaan.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Pengetahuan
ibu bayi tentang lima imunisasi dasar pada bayi 0-12 bulan sebagian besar
dalam kategori cukup dimana pengetahuan ibu dipengaruhi oleh umur,
pendidikan dan pekerjaan
48
D. Keterbatasan Penelitian
1. Kendala Penelitian
Kendala dalam penelitian ini adalah dalam pengisian kuesioer
kadang anak rewel sehingga ibu kurang fokus.
2. Kelemahan/ Keterbatasan
a. Teknik pengambilan data menggunakan kuesioner tertutup, sehingga
jawaban hanya sebatas yang ada di kuesioner sehingga belum
mengukur pengetahuan secara mendalam.
b. Peneliti hanya menggunakan satu variabel saja, sehingga hanya dapat
meneliti tentang pengetahuan ibu bayi tentang lima imunisasi dasar
pada bayi 0-12 bulan
49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu tentang
lima imunisasi dasar pada bayi 0-12 bulan Di Posyandu Kencana Sendangrejo
Grobogan Pada Bulan Mei 2015 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan ibu tentang lima imunisasi dasar pada bayi 0-12
bulan dalam kategori baik Di Posyandu Kencana Sendangrejo Grobogan
Pada Bulan Mei 2015 sejumlah 8 responden (24.2%).
2. Tingkat pengetahuan ibu tentang lima imunisasi dasar pada bayi 0-12
bulan dalam kategori cukup Di Posyandu Kencana Sendangrejo Grobogan
Pada Bulan Mei 2015 sejumlah 17 responden (51.5%).
3. Tingkat pengetahuan ibu tentang lima imunisasi dasar pada bayi 0-12
bulan dalam kategori kurang Di Posyandu Kencana Sendangrejo Grobogan
Pada Bulan Mei 2015 sejumlah 8 responden (24.2%).
4. Faktor pendukung pengetahuan ibu tentang lima imunisasi dasar pada bayi
0-12 bulan Di Posyandu Kencana Sendangrejo Grobogan adalah
pendidikan dan pekerjaan, sedangkan faktor penghambat pengetahuan ibu
tentang lima imunisasi dasar pada bayi 0-12 bulan Di Posyandu Kencana
Sendangrejo Grobogan adalah umur.
50
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka disarankan beberapa
hal sebagai berikut :
1. Bagi Bidan
Kepada tenaga kesehatan khususnya Bidan diharapkan lebih banyak
berinteraksi secara langsung dengan ibu balita untuk melakukan KIE
tentang imunisas pada bayi.
2. Bagi Responden ( Ibu Bayi)
Kepada ibu- ibu agar tidak segan dan malu bertanya mengenai informasi
tentang imunisasi kepada petugas kesehatan.
3. Bagi penelitian selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang
imunisasi dasar menggunakan variable dan metode yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta :Rineka Cipta.
Budiarto.E. 2003. Metodologi Peneltian Kedokteran. Jakarta : EGC
DepKes. 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. From: http://www.depkes.go.id.
DepKes. 2014. Profil Kesehatan Indonesia 2013. From: http://www.depkes.go.id.
DinKes Prov Jateng. 2013. Petunjuk taknis Intruksi Imunisasi DPT-HB-Hib
(Pentavalen )Pada Bayi dan Pelaksanaan imunisasi lanjutan pada
anak balita.Jakarta: DepKes
DinKes Prov Jateng. 2012. Profil Kesehatan Indoesia 2011. From:
www.dinkesjatengprov.go.id.
Hidayat, A.A. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta :Salemba Medika
IDAI. 2011. Pedoman Imunisasi di Indonesia edisi ke 4. Jakarta:IDAI
Marimbi. 2010.Tumbuh Kembang Status Gizi dan Imunisasi dasar pada Balita.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Maryunani.2012. Ilmu Kesehatan Anak dalam kebidanan. Jakarta: Trans Info
Media
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
. 2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta : Rineka
Cipta.
Proverawati. 2010. Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Riwikdikdo, H. 2012. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan Dengan Aplikasi
Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama
Saryono dan Ari Setiawan. 2010. Metodelogi Penelitian Kebidanan. Jakarta:
Nuha Medika
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: alfabeta
Wawan dan Dewi. 2011. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta:
Nuha Medika