48
TINGKAT LITERASI SAINS GLOBAL WARMING TERHADAP SUSTAINABLE LIFESTYLE GURU SEKOLAH DASAR DI DESA BANGSRI KABUPATEN JEPARA SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Geografi Oleh: Febrina Larasati 3201415034 JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

TINGKAT LITERASI SAINS GLOBAL WARMING TERHADAP …lib.unnes.ac.id/34138/1/3201415034maria.pdfyang bijak terhadap lingkungan. dimana sikap ini kita kenal dengan sebutan sustainable

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

i

TINGKAT LITERASI SAINS GLOBAL WARMING TERHADAP

SUSTAINABLE LIFESTYLE GURU SEKOLAH DASAR DI DESA

BANGSRI KABUPATEN JEPARA

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Geografi

Oleh:

Febrina Larasati

3201415034

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

ii

iii

iv

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada

allah. Sesungguhnya allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepadanya

( Q.S Ali Imran :159)

Tuhan tidak menuntut kita sukses, tuhan hanya menyuruh kita berjuang tanpa

henti ( Febrina Larasati)

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua saya, Bapak Basri Ardi dan Ibu Yuni Astuti yang selalu

memberi dukungan terhadap saya selama ini dan selalu memberikan yang

terbaik untuk saya dan kasih sayang tiada batas.

2. Ketiga kakak saya yaitu Putri Hepiyani, Ilham Nofrisal dharma dan Nurul Fitria

3. Sahabat saya yang setia mendampingi Santika, Rusma, Kukun, Yola, LiLis dan

putrid an mely.

4. Teman-Teman Seperjuangan saya, teman satu prodi pendidikan geografi 2015

5. Teman- teman Jofisa saya, fifi, Erika, sintha, putri, ulfah dan nurul yang

menemani saya saat penelitian

6. Teman-teman komunitas ilmu sosial untuk seni (KISS) yaitu untuk anak band,

untuk anak teather, anak dance dan anak paduan suara.

7. Teman tari janitra prahasana yang selalu memberi semangat

vi

SARI

Febrina Larasati. 2019. Tingkat Literasi Sains Global warming Terhadap Sustainable

lifestyles Guru Sekolah Dasar. Skripsi, Jurusan Geografi, FIS Unnes, Pembimbing Dr.

Juhadi, Msi.

Kata Kunci : Literasi Sains, Global warming dan Sustainable Lifestyles.

Global warming merupakan salah satu masalah lingkungan global yang telah

menjadi perhatian kancah internasional sejak diadakannya konferensi tingkat tinggi

bumi di Rio De Janairo, Brasil pada tahun 1992. Berbagai macam upaya mitigasi telah

dilakukan untuk menanggulangi global warming. Salah satunya yaitu dengan

implementai literasi sains agar masyarakat dapat menggunakan pengetahuan sains yang

dimilikinya untuk menjelaskan fenomena yang ada disekitar agar dapat memiliki sikap

yang bijak terhadap lingkungan. dimana sikap ini kita kenal dengan sebutan sustainable

lifestyles atau gaya hidup yang berkelanjutan. Dimana implementasi dalam pendidikan

ini membutuhkan peran serta guru sebagai salah satu komponen pembelajaran untuk

mencapai keberhasilannya maka dari itu tujuan dari penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana literasi sains global warming dan sustainable lifestyles yang

dimiliki oleh guru.

Sampel dalam penelitian ini adalah guru-guru kelas 4,5 dan 6 yang bertugas

di desa Bangsri yang berjumlah 30 orang guru.Variabel Penelitian ini ada dua yaitu

literasi sains Global warming dan sustainable lifestyles. teknik pengambilan data yang

digunakan adalah tes, kuesioner, observasi dan wawancara. Analisis datanya

menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 77% guru memiliki literasi sains global

warming pada tingkat sedang, sementara 10 % guru berada di kategori tinggi dan 13%

guru berada pada kategori rendah. Dimana untuk mengajarkan suatu materi diperlukan

pengetahuan yang tinggi agar tidak terjadi misskonsepsi terhadap siswa. Kemudian

untuk sustainable lifestyle menunjukkan bahwa 77% sikap sustainable lifestyle guru

baik dan 23 % sikap sustainable lifestyles guru cukup baik. Implementasinya masih

menggunakan metode ceramah dan berpaku terhadap LKS, belum menggunakan media

atau metode tertentu.

Saran untuk penelitian agar dapat dijadikan gambaran untuk pihak sekolah

bagaimana kompetensi guru yang kemudian dapat dijadikan sebagai peningkatan

kompetensi yang dimiliki guru dalam pengajaran literasi sains global warming dan

sikap sustainable lifestyles dalam pembelajaran.

vii

ABSTRACT

Febrina Larasati. 2019. The Science Literacy Global warming and Sustainable

lifestyles of primary school teacher. Final Project, Departement of Geography, Faculty

of Social Science, Semarang University. Advisor Dr. Juhadi, M.si.

Keyword: Science Literacy, Global warming and Sustainable lifestyles

Global warming is global environment problem that has become a wordwild

attention since the summit conference of earth will be held in Rio De Janairo, Brazil on

1992. A mitigation is did to face this phenomena, one of them is implementation a

science literacy in education to practice a people use their knowledge to know a damage

of global warming and can make a good choice to a environment what is called

sustainable lifestyles and to raise a success learning in education, teacher has a

important role to do this job. Based of those things, the purpose of this research is to

know the science literacy Global warming of primary teacher, to know attitude of

sustainable lifestyles primary teacher and how implementation of sustainable lifestyles

in the class.

Sample in this research is a teacher in Bangsri village there are 30 sample. There

are two variabel in this study, they are science literacy Global warming and sustainable

lifestyle The research also use two analytical techniques namely qualitative descriptive

and quantitative descriptive

From this study, the research is able to provide the following results, for the first

the science literacy “ global warming” of primary teacher is show 77% literacy

scienceGlobal warming of primary teacher in a medium category, 10 % in a high

category and 13% in the low category. Te second result is there a attitude sustainable

lifestyles of primary school in the Bangsri village show that 77% attitude sustainable

lifestyles are in good category and 23 % are in enough category. And the last result

show that the implementation of sustainable lifestyles in learning associated with

material as well as taught with the talks beside this teachers also set an example that

students can follow.

The suggestion for this research is to reference for the school about a condition

of skill of them teacher and can make this research a repair material for a teacher in the

learning of science literacy and sustainable lifestlyles in the class

viii

PRAKATA

Penulis mengucapkan puji syukur kepada allah SWT atas rahmat, taufik dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Tingkat

Literasi Sains Global warming dan Sustainable lifestyles Guru Sekolah Dasar di Desa

Bangsri Kabupaten Jepara. Penulisan skripsi dapat terselesaikan oleh bantuan tenaga,

pikiran dan sarana dari Dr. Juhadi, M.Si selaku pembimbing penulis dan juga dari

berbagai pihak antara lain:

1. Prof. Dr. Fakthur Rokhman M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang

telah memberikan ijinnya untuk menyelesaikan studi di Universitas Negeri

Semarang

2. Dr. Moh. Solehatul Mustofa M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan perijinan penelitian sehingga penulis

lancer dalam menyelesaikan skripsi

3. Dr.Tjaturahono Budi Sanjoto M.si., Ketua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu

Sosial, yang telah memberikan ijin diselenggarakannya siding skripsi penulis

4. Drs. Hariyanto M.si., penguji dalam sidang skripsi penulis yang telah

menyediakan waktu, pikiran dan tenaga untuk menguji dan memberikan

masukan

5. Dr. Eva Banowati M.si., selaku penguji dalam sidang skripsi penulis yang telah

menyediakan waktu, pikiran dan tenaga untuk menguji dan memberikan

masukan.

ix

6. Para guru sekolah dasar di Desa Bangsri atas waktu, tenaga, informasi dan

kesediaannya untuk menjadi sampel dalam penelitian yang dilakukan penulis.

Semoga segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan semua pihak

mendapatkan balasan dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Semarang,

Febrina Larasati

3201415034

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i

PERSETUJUAN PEMBIMBING.....................................................................................ii

PENGESAHAN KELULUSAN......................................................................................iii

PRAKATA........................................................................................................................iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................................v

SARI .........................................................................................................................vi

ABSTRACT ................................................................................................................... vii

PRAKATA .................................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .....................................................................................................................x

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1

A.Latar Belakang....................................................................................................... 1

B.Perumusan Masalah ............................................................................................... 5

C.Tujuan Penelitian ................................................................................................... 6

D.Manfaat Penelitian ................................................................................................. 7

E.Batasan Istilah ....................................................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR ........................................7

A.Deskripsi Teoritis .................................................................................................. 9

1. Literasi Sains...................................................................................................... 9

2. Global Warming...........................................................................................................12

3. Sustainable lifestyle.......................................................................................... 16

B.Penelitian Yang Relevan ..................................................................................... 23

C.Kerangka Berpikir ............................................................................................... 27

BAB II METODE PENELITIAN ..................................................................................28

A.Populasi ............................................................................................................... 29

B.Sampel ................................................................................................................. 30

C.Variabel Penelitian .............................................................................................. 31

D.Sumber data ......................................................................................................... 35

E.Metode Pengumpulan Data ................................................................................. 35

xi

F. Validitas dan Reabilitas ....................................................................................... 35

G.Teknik Analisi Data............................................................................................. 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................42

A.Hasil Penelitian........................................................................................................... 42

1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................................................ 42

a) Letak Astronomis dan Administratif Desa Bangsri ........................................ 42

b) Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan............................................................. 42

c) Kondisi Geografis ............................................................................................ 43

d) Kondisi Sosial .................................................................................................. 44

2.Tingkat Literasi Sains Global warming Guru Sekolah Dasar ..................................... 44

a. Deskripsi Tingkat Literasi Sains Global warming Guru Sekolah Dasar ......... 44

b. Perbandingan Indikator Pengetahuan dan Kompetensi ................................... 45

1) Indikator Pengetahuan ......................................................................................... 45

2) Indikator kompetensi ........................................................................................... 49

3) Perbandingan indikator Pengetahuan dan Kompetensi ....................................... 51

3. Sikap Sustainable lifestyles Guru Sekolah Dasar ...................................................... 52

a. Deskripsi Sikap Sustainable Lifestyles Guru Sekolah Dasar .............................. 52

b.Indikator Sustainable Lifestyles ........................................................................... 54

4. Booklet Sustainable lifestyles .................................................................................... 52

a. Deskripsi Buku Nonteks .................................................................................. 68

b. Penyajian Booklet Sustainable Lifestyles ........................................................ 69

c. Respon Guru Terhadap Booklet Sustainable Lifestyles .................................. 72

B.Pembahasan ................................................................................................................ 74

1.Analisis Tingkat Literasi Sains Global warming Guru sekolah dasar ........................ 74

2.Analisis Sikap Sustainable lifestyles Guru Sekolah Dasar .......................................... 78

3.Implementasi Sustainable Lifestyeles didalam Pembelajaran ..................................... 97

BAB V PENUTUP ........................................................................................................101

A.Simpulan ............................................................................................................ 101

B.Saran .................................................................................................................. 102

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................101

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................107

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Penelitian yang relevan. ....................................................................................23

Tabel 2. Jumlah populasi dalam penelitian .....................................................................29

Tabel 3. Jumlah sampel penelitian ..................................................................................31

Tabel 4. Variabel, Definisi Operasional, Indikator , Pengukuran dan Kriteria ..............34

Tabel 5. Tingkat kesukaran soal tes literasi Global warming .........................................39

Tabel 6. Operasional Penelitian.......................................................................................40

Tabel 7. Kategori Tingkat Literasi Sains Global warming ............................................44

Tabel 8. Distribusi Tiap Parameter pada soal literasi ......................................................46

Tabel 9. Persentase Soal yang Dijawab benar.................................................................48

Tabel 10. Perbandingan Indikator Pengetahuan dan Kompetensi...................................52

Tabel 11. Kategori Sikap Sustainable lifestyles Guru Sekolah Dasar.............................53

Tabel 12. Kategorisasi indikator penggunaan kendaraan bermotor ................................55

Tabel 13. Kategorisasi Indikator Sustainable Lifestyles .................................................55

Tabel 14. Kategorisasi indikator perilaku hemat energi..................................................56

Tabel 15. Kategorisasi indikator penggunaan kertas......................................................57

Tabel 16. Kategorisasi indikator penggunaan tisu ..........................................................58

Tabel 17. Kategorisasi indikator konsumsi daging. ........................................................59

Tabel 18. Kategorisasi indikator penanaman pohon. ......................................................60

Tabel 19. Kategorisasi indikator penggunaan plastik .....................................................61

Tabel 20. Kategorisasi indikator penggunaan AC...........................................................62

Tabel 21. Perbandingan indikator sustainable lifestyles .................................................63

Tabel 22. Perbedaan buku teks dan buku nonteks pelajaran. ..........................................68

Tabel 23. Kategori Respon Guru Terhadap Booklet Sustainable Lifestyles...................73

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir .............................................................................27

Gambar 2. Cover Booklet Sustainable Lifestyles ...........................................................69

Gambar 3. Gambar Daftar Isi Booklet Sustainable Lifestyle ..........................................70

Gambar 4. Gambar Bagian Isi Booklet Sustainable Lifestyles .......................................71

Gambar 5. Bagian Penutup Booklet Sustainable Lifestyles ............................................80

Gambar 6. Parkiran Motor Guru .....................................................................................80

Gambar 7. Parkiran Motor Guru .....................................................................................80

Gambar 8. Kondisi Kelas di siang hari............................................................................83

Gambar 9.Kondiri Ruang guru disiang hari ....................................................................83

Gambar 10.Hasil Karya Anak dari Kertas Bekas ............................................................85

Gambar 11. Meja Guru ...................................................................................................87

Gambar 11. Ruangan Guru .............................................................................................89

Gambar 13. Tanaman Di Depan Kelas............................................................................70

Gambar 14. Taman Sekolah ............................................................................................71

Gambar 15. Taman Sekolah ............................................................................................90

Gambar 16.Taman Sekolah ............................................................................................91

Gambar 17.Taman Sekolah .............................................................................................91

Gambar 18.Taman Sekolah .............................................................................................92

Gambar 19.Taman Sekolah .............................................................................................92

Gambar 20.Taman Sekolah .............................................................................................92

Gambar 21. Penyediaan Air Minum di Gelas .................................................................93

Gambar 22.Bekal Botol Minum ......................................................................................94

Gambar 23.Siswa Yang Membawa Bekal.......................................................................70

Gambar 24.Air Conditioner di Kelas ..............................................................................96

Gambar 25.Air Conditioner di Ruang Guru ....................................................................96

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Instrumen tes ..............................................................................................107

Lampiran 2 Kunci Jawaban Soal Literasi Sains Global warming.................................120

Lampiran 3 Rubrik Penilaian Tes..................................................................................121

Lampiran 4 Instrumen kuesioner...................................................................................122

Lampiran 5 Rubrik Instrument Kuesioner.....................................................................126

Lampiran 6 Pedoman Wawancara.................................................................................127

Lampiran 7 Lembar Observasi Literasi Sains Global warming Aspek Kompetensi

...................................................128 Lampiran 8 Angket Respon Guru Terhadap Booklet

.......................................................................................................................................129

Lampiran 9 Tabulasi Validitas Instrumen Soal Dengan Ms. Excel 2010 .....................132

Lampiran 10 Tabulasi Reliabilitas Instrumen Soal Dengan Ms. Excel 2010 ...............133

Lampiran 11 Tabulasi Validitas Instrumen Kuesioner Dengan Ms. Excel 2010 .........134

Lampiran 12 Tabulasi Reliabilitas Instrumen Kuesioner Dengan Ms. 2010 ................135

Lampiran 13 Tabulasi Instrumen Tes Dengan Ms. Excel 2010 ....................................136

Lampiran 14 Tabulasi Instrument Tes Per Soal Ms.Excel 2010 ...................................138

Lampiran 15 Tabulasi Indikator Pengetahuan Instrument Soal Ms. Excel 2010 ..........139

Lampiran 16 Tabulasi Indikator Kompetensi Instrumen Tes Ms.Excel 2010 ..............140

Lampiran 17 Tabulasi Instrument Kuesioner Ms. Excel 2010......................................141

Lampiran 18 Tabulasi Indikator Penggunaan Kendaraan Bermotor .............................142

Lampiran 19 Tabulasi Indikator Perilaku Hidup Hemat Dengan Ms Excel 2010 ........143

Lampiran 20 Tabulasi Indikator Penggunaan Kertas Dengan Ms. Excel 2010 ............144

Lampiran 21 Tabulasi Indikator Penggunaan Tissue ....................................................145

Lampiran 22 Tabulasi Indikator Konsumsi Daging ......................................................146

Lampiran 23 Tabulasi Indikator Penanaman Pohon Di Lingkungan Sekitar ...............147

Lampiran 24 Tabulasi Indikator Penggunaan Ac Instrumen Kuesioner ......................148

Lampiran 25 Tabulasi Analisis Tiap Butir Indikator ...................................................148

Lampiran 26 Analisis Deskritif Frekuensi Spss 25 .......................................................150

Lampiran 27 Analisis Deskriptif Spss 25 Hasil Instrumen Tes ....................................151

Lampiran 28 Analisis Deskriptif Instrumen Kuesioner Spss 25 ...................................152

Lampiran 29 Tabulasi Hasil Wawancara ......................................................................153

xvi

Lampiran 30 Hasil Observasi ........................................................................................156

Lampiran 31 Tabulasi Respon Guru Terhadap Booklet Sustainable Lifestyles ............157

Lampiran 32 Daftar Sampel ..........................................................................................158

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Juhadi Dkk (2012) Pemanasan global sebagai bentuk

ketidakseimbangan ekologi merupakan proses naiknya suhu rata-rata atmosfer

bumi yang diakibatkan meningkatnya gas rumah kaca . Kenaikan suhu bumi ini

diakibatkan oleh meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca akibat dari aktifitas

manusia. Gas-gas rumah kaca inilah yang membuat sinar matahari tidak dapat

dipantulkan kembali keluar angkasa sehingga terakumulasi di bumi. Menurut

Meiviana (2004) Sebenarnya efek rumah kaca sendiri memiliki manfaat yang

baik yaitu menghangatkan bumi karena apabila tidak ada efek rumah kaca , bumi

tempat kita tinggal akan lebih dingin 33°C dari suhu saat ini. Akan tetapi karena

aktifitas konsumsi manusia yang merusak keseimbangan ekologi menyebabkan

jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer bertambah dan menjadi boomerang

bagi kehidupan manusia.

Contoh aktifitas manusia yang memicu meningkatnya gas rumah kaca

adalah penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan baik untuk kendaraan

bermotor ataupun industri pabrik, penggundulan hutan, penggunaan AC yang

menyebabkan munculnya CFC perusak ozon dan lain-lain. Hal tersebut sejalan

dengan data BPS Indonesia yang menyebutkan bahwa pada tahun 2015 jumlah

2

kendaraan bermotor tercatat sebanyak 121 juta unit kemudian pada tahun 2016

meningkat sebanyak 129 juta unit dan pada tahun 2017 meningkat lagi sebanyak

138 juta unit dimana dengan bertambahnya kendaraan bermotor akan bertambah

pula konsentrasi di atmosfer bumi. Hal tersebut juga dibuktikan oleh

pendapat Nordwijk (2019) bahwa tapak ekologi (ecological footprint) dunia

telah melebihi kapasitas ruang. Hal tersebut dikarenakan konsumsi masyarakat

dunia meningkat melebihi alam yang tersedia. Dimana konsumsi masyarakat ini

bisa mengarah pada konsumsi energi, bahan bakar maupun sumber daya alam.

Berbagai usaha mitigasi pun dilakukan salah satunya yaitu dengan

adanya protocol Kyoto yang diharapkan dapat menurunkan 0,002-0,28°C suhu

di permukaan bumi pada tahun 2010. Upaya mitigasi ini pula yang dilakukan

oleh Indonesia, salah satunya yaitu melalui bidang pendidikan. Oleh sebab itu,

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2017 menghimbau masyarakat

untuk menguasai 6 literasi dasar yaitu literasi membaca dan menulis, literasi

sains, literasi numerasi, literasi digital, literasi finansial dan literasi kebudayaan.

Dimana salah satunya yaitu literasi sains, literasi ini digunakan untuk

menghadapi isu-isu lingkungan seperti perubahan iklim atau pemanasan global.

Dengan diterapkannya literasi sains ini diharapkan masyarakat dapat

menggunakan pengetahuan sainsnya untuk membuat keputusan dan sikap yang

bijak terhadap lingkungan, sehingga dapat membentuk sikap dan kepekaan yang

tinggi terhadap lingkungan. Karena sikap manusia sebagai salah satu unsur

penyusun dari lapisan antroposfer dapat mempengaruhi keadaan alam

disekitarnya. Sikap manusia dalam memenuhi konsumsi ini akan menimbulkan

3

suatu interaksi terhadap alam disekitarnya. Interaksi tersebut dapat berdampak

buruk terhadap lingkungan apabila manusia tidak bijak dalam bersikap. Hal ini

dapat dikaji dengan menggunakan pendekatan geografi yaitu pendekatan ekologi

dimana dalam pendekatan ekologi ini digunakan untuk menganalisis interaksi

antara makhluk hidup dengan lingkungan disekitarnya. Untuk itu setiap

keputusan dan sikap yang manusia lakukan harus berdasarkan asas bijak dan

cinta terhadap lingkungan.

Sikap dan kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan ini disebut juga

dengan sustainable lifestyle. Sustainable lifestyle ini merupakan suatu konsep

yang di adaptasi dari konsep sustainable development yang menyebutkan bahwa

suatu pembangunan atau peningkatan kesejahteraaan masyarakat dalam

memenuhi kebutuhan tanpa mengabaikan kebutuhan dimasa yang akan datang.

Sustainable lifestyle ini lebih mengarah kepada gaya hidup secara personal yang

dapat dilakukan oleh individu di dalam kegiatan sehari-harinya yang berkaitan

dengan pelestarian lingkungan sehingga lingkungan memiliki fungsi yang

berkelanjutan untuk generasi selanjutnya. Sehingga konsep literasi sains global

warming dan sustainable lifestyle ini harus ditanamkan sejak anak usia dini.

Pada usia dini ini anak mudah dibentuk karakternya karena merupakan

usia emas bagi anak untuk belajar, selain itu anak pada usia dini memiliki

kecenderungan meniru hal-hal yang ada disekitarnya seperti yang dijelaskan

dalam modul hakikat karateristik anak usia dini oleh Kartadinata. Oleh sebab itu,

peran guru sangat penting di dalam pembelajaran anak usia dini dimana guru ini

yang nantinya akan menjadi role model atau menjadi panutan bagi anak usia

4

dini. Guru ini diharapkan memiliki literasi sains global warming dan sustainable

lifestyle yang baik sehingga dapat dicontohkan dan dapat mencapai keberhasilan

pembelajaran. Oleh sebab itu dalam penelitian ini subjek penelitian difokuskan

kepada guru. Guru yang akan diteliti yaitu guru yang bertugas di desa Bangsri.

Pemilihan Kecamatan Bangsri sebagai lokasi penelitian ini karena

kecamatan Bangsri ini memiliki kondisi geografis yang landai, berdasarkan data

dari BPS 2018 diketahui bahwa kecamatan Bangsri ini merupakan kecamatan

yang berada di ketinggian <500 m dpl sehingga tergolong daerah yang landai.

Selain itu topografi di daerah Bangsri ini dapat dikatakan heterogen karena

terdapat topografi laut dan topografi bukit di beberapa desa, dengan adanya

keberagaman topografi tersebut akan mempengaruhi kondisi sosial dan gaya

hidup dari masyarakat setempat. Sehingga dari 16 kecamatan di kabupaten

Jepara, penelitian dilakukan di kecamatan Bangsri karena 15 kecamatan lainnya

tidak memiliki topografi seperti di kecamatan Bangsri. Kecamatan bangsri

sendiri terdiri dari 12 desa, untuk penelitian ini dilakukan di desa Bangsri karena

jarak desa Bangsri ini menuju ke ibukota kecamatan paling dekat diantara 12

desa lainnya yaitu sekitar 0,30 km sehingga dengan jarak yang paling dekat ini

akan mempengaruhi bagaimana cara hidup masyarakat yang ada di desa Bangsri.

Selain itu juga sarana dan prasarana di desa Bangsri ini paling bagus

dibandingkan dengan desa lainnya. Contohnya untuk sarana dan prasarana jalan

desa, desa bangsri ini memiliki jalan yang telah diaspal paling panjang diantara

12 desa lainnya yaitu sekitar 18 km, dimana hal tersebut akan menunjang

mobilitas penduduk di desa Bangsri. Selain itu dengan kemudahan sarana dan

5

prasarana tersebut akan memudahkan mobilitas baik itu barang atau produk dari

kota sehingga akan mempengaruhi tingkat konsumsi penduduk di Bangsri

sehingga hal tersebut menjadi alasan mengapa penelitian ini dilakukan di desa

Bangsri.

Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada guru sekolah dasar ini

dapat diketahui bahwa global warming ini merupakan materi yang terdapat di

kelas 4,5 dan 6. Pembelajaran sekolah dasar sendiri telah menggunakan metode

tematik, dan untuk kemampuan literasi sainsnya sendiri, para guru mengatakan

bahwa belum ada pelatihan dari pemerintahan. Berdasarkan penelitian

sebelumnya dari saraswati tahun 2012 dengan judul analisis gaya hidup

(sustainable lifestyle) siswa SMA di Surabaya dan upaya memperbaikinya. Hasil

penelitian tersebut menyebutkan bahwa 21 % dari 136 sampel menyatakan

sustainable lifestyle itu penting, 6% dari dari sampel menyatakan bahwa

sustainable lifestyle itu tidak penting dan sisanya 73 % menyatakan sustainable

lifestyle penting. Berdasarkan hal-hal yang telah disampaikan di dalam latar

berlakang tersebut peneliti ingin meneliti bagaimana tingkat literasi sains Global

warming terhadap sustainable lifestyle guru sekolah dasar .

B. Perumusan Masalah

Global warming merupakan ancaman bagi kehidupan manusia. Global

warming ini disebabkan karena aktifitas atau pola hidup manusia modern yang

merusak alam. Untuk itu diperlukan literasi sains dalam menghadapi global

warming yang harus ditanamkan sejak dini agar membentuk pengetahuan dan

sikap yang membentuk sustainable lifestyle sejak dini. Oleh karena itu guru

6

diharapkan memiliki sikap dan pengetahuan mengenai hal tersebut agar dapat

dijadikan role model dari siswa sekolah dasar. Berdasarkan latar belakang diatas

maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana tingkat literasi

Global warming terhadap sustainable lifestyle dari guru sekolah dasar. Dari

rumusan masalah tersebut disusun ke dalam pertanyaan penelitian sebagai

berikut:

1. Bagaimana Tingkat literasi sains Global warming pada guru sekolah

dasar?

2. Bagaimana sikap sustainable lifestyle yang dimiliki guru sekolah dasar?

3. Bagaimana implementasi sustainable lifestyle di dalam pembelajaran

pada sekolah dasar?

C. Tujuan Penelitian

Agar penelitian ini dapat mencapai hasil seperti yang diharapkan dan

dapat terlaksana dengan baik serta terarah, maka tujuan penelitian ini di

maksudkan untuk:

1. Untuk mengetahui Tingkat literasi sains Global warming Guru Sekolah

Dasar

2. Untuk mengetahui sikap sustainable lifestyle yang dimiliki Guru

Sekolah Dasar

3. Untuk mengetahui implementasi sustainable lifestyle di dalam

pembelajaran pada sekolah dasar

7

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

pengembangan diri dalam bidang pendidikan karakter cinta lingkungan

dalam pembelajaran di Fakultas Ilmu Sosial dan dapat dijadikan sebagai

referensi tingkat literasi yang dimiliki oleh guru sekolah dasar dan

referensi bagaimana sustainable lifestyle dari guru sekolah dasar

2. Secara praktis

Dikembangkan menjadi booklet sustainable lifestyle mitigasi

global warming untuk pedoman guru sekolah dasar dan penanaman sikap

cinta lingkungan untuk anak sekolah dasar

E. Batasan Istilah

Penelitian ini mengambil judul tingkat literasi sains global

warming terhadap sustainable lifestyle pada guru sekolah dasar. Untuk

menghindari adanya kesalahan penafsiran terhadap judul skripsi dan

membatasi ruang lingkup permasalahan yang diteliti sehingga mudah

untuk dibaca, dipahami, dimengerti juga sebagai pedoman dalam

pelaksanaan penelitian maka perlu penegasan sebagai berikut:

1. Literasi Sains

Menurut Arif (2015) literasi sains merupakan kemampuan

seseorang untuk memahami sains, mengkomunikasikan sains, serta

menggunakan pengetahuan sains untuk menyelesaikan masalah dalam

8

kehidupan sehari-hari sehingga memiliki sikap dan kepekaan yang tinggi

terhadap lingkungannya. Dalam penelitian ini akan diteliti bagaimana

kemampuan literasi sains yang dimiliki Guru tentang global warming.

2. Global warming

Menurut Rusbiantoro (2008:6) Global warming adalah

meningkatnya temperature suhu rata-rata di atmosfer yang disebabkan

karena meningkatnya gas rumah kaca di atmosfer bumi.

3. Sustainable lifestyle

Sustainable lifestyle ini merupakan adaptasi dari pengembangan

konsep sustainable development. Menurut Nurhayati (2016) gaya hidup

yang sustainable atau yang disebut juga sustainable life style merupakan

upaya yang mendasarkan perilaku pada kehidupan yang berkelanjutan.

Tidak hanya kesehatan dan pola hidup personal tetapi juga gaya dan pola

hidup yang berkaitan dengan proses penjagaan kelestarian alam. Dalam

penelitian ini sustainable lifestyle yang diteliti adalah sustainable

lifestyle dari guru sekolah dasar.

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. DESKRIPSI TEORITIS

1. Literasi Sains

a. Deskripsi Tentang Literasi Sains

Menurut Arif (2015) Literasi sains merupakan kemampuan

seseorang dalam memahami sains, mengkomunikasikan sains , dan

menggunakan sains dalam memecahkan masalah sehingga dapat

menimbulkan sikap kepekaan terhadap diri dan lingkungannya.

Definisi Literasi sains menurut kementrian pendidikan dan

kebudayaan (2017) adalah (1) pengetahuan ilmiah individu dan

kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan yang dimilikinya

untuk mengidentifikasi masalah, memperoleh pengetahuan baru,

menjelaskan fenomena ilmiah dan menarik kesimpulan berdasarkan

dengan bukti yang berhubungan dengan bukti ilmiah; (2) memahami

karakteristik utama dari pengetahuan yang dibangun dari pengetahuan

manusia dan inquiri (3) menyadari bagaimana kemampuan sains dan

teknologi ,lingkungan dan intelektual budaya (4) adanya kemauan untuk

terlibat dalam isu dan ide dengan sains.

10

b. Prinsip Dasar Literasi

Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2017) adapun

indikator literasi sains yaitu sebagai berikut:

1) Kontekstual, sesuai dengan kearifan lokal dan perkembangan zaman

2) Pemenuhan kebutuhan sosial, budaya dan kenegaraan

3) Sesuai dengan standart mutu pembelajaran yang sudah selaras dengan

pembelajaran abad XXI

4) Holistic dan terintegrasi dengan beragam literasi lainnya

5) Kolaboratif dan pastisipasif

Berdasarkan framework (PISA, 2012 dalam Wulandari, 67-73:2016)

aspek literasi sains terdiri dari aspek konteks, aspek pengetahuan dan

kompetensi yang dirinci sebagai berikut :

a) Aspek konteks

Aspek penting dalam literasi sains PISA adalah keterlibatan

siswa dalam berbagai situasi yang disajikan dalam bentuk isu ilmiah.

Aspek konteks literasi sains melibatkan isu-isu penting yang

berhubungan dengan sains dalam kehidupan sehari-hari. Item

asesmen literasi sains dirancang untuk konteks yang tidak hanya

terbatas pada kehidupan sekolah saja, tetapi juga pada konteks

kehidupan siswa secara umum (Wulandari, 2016).

b) Aspek pengetahuan

Pada aspek pengetahuan sains siswa perlu menangkap

sejumlah konsep kunci atau esensial untu dapat memahami

11

fenomena alam tertentu dan perubahan-perubahan yang terjadi akibat

kegiatan manusia (Wulandari, 2016). Tujuan tes literasi PISA adalah

untuk menggambarkan sejauh mana siswa dapat menerapkan

pengetahuan mereka dalam konteks yang relevan dengan kehidupan

mereka. Ada tiga jenis pengetahuan dalam literasi sains yaitu sebagai

berikut:

1) Pengetahuan Konten

Adalah pengetahuan tentang fakta, konsep, ide dan teori

tentang alam semesta sebagaimana ditetapkan dalam ilmu

pengetahuan. Misalnya bagaimana tanaman menyintesis molekul

kompleks dengan menggunakan cahaya dan karbon dioksida

dalam membuat makanan.

2) Pengetahuan Prosedural

Adalah pengetahuan tentang prosedur yang digunakan

para ilmuan untuk membangun pengetahuan ilmiah disebut

sebagai pengetahuan prosedural. Dengan demikian pengetahuan

ini berkenaan dengan pengetahuan tentang konsep dan praktik

penyelidikan empiris.

3) Pengetahuan Episitemik

Adalah pemahaman peran mendefinisikan fitur penting

dan konstruksi tertentu dalam proses membangun pengatahuan

dalam sains.

12

c) Aspek kompetensi

Menurut Wulandari (2016) aspek kompetensi sains

merujuk pada proses mental yang terlibat ketika menjawab suatu

pertanyaan atau memecahkan masalah. Adapun kompetensi

literasi sains mencakup tigal hal berikut:

1) Menjelaskan Fenomena Secara Saintifik

2) Mendesain dan Mengevaluasi Penyelidikan Sainstifik

3) Mengintepretasikan Data dan Fakta Secara Saintifik

2. Global warming

a. Pengertian Global warming

Menurut (Rusbiantoro, 6:2008) Global warming adalah

meningkatnya temperature suhu rata-rata di atmosfer, laut dan daratan di

bumi yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, seperti

batubara, minyak bumi (yang diolah menjadi menjadi bensin, minyak

tanah, avtur, pelumas oli dan gas alam sejenisnya, yang tidak dapat

diperbaharui).

Pemanasan global (global warming) menjadi salah satu isu

lingkungan utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global

berhubungann dengan proses meningkatnya suhu rata-rata permukaan

bumi. Peningkatan suhu permukaan bumi ini dihasilkan oleh adanya

radiasi sinar matahari menuju ke atmosfer bumi, kemudian sebagian sinar

ini berubah menjadi energi panas dalam bentuk sinar infra merah diserap

oleh udara dan permukaan bumi. Sebagian sinar infra merah dipantulkan

13

kembali ke atmosfer dan ditangkap oleh gas-gas rumah kaca yang

kemudian menyebabkan suhu bumi meningkat. Gas-gas rumah kaca

terutama berupa karbon dioksida, metana dan nitrogen oksida. Kontribusi

besar yang mengakibatkan akumulasi gas-gas kimia ini di atmosfir

adalah aktivitas manusia (Meiviana, 2004).

Mayoritas kenaikan suhu yang diamati sejak pertengahan abad-20

disebabkan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) meningkat tajam

(Ardhitama, 2017). Peningkatan tersebut sebagai akibat dari aktivitas

manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan pengurangan lahan

hutan. Seperti diketahui, kendaraan bermotor, kapal laut, pesawat

terbang, pabrik, perkantoran, industrialisasi membutuhkan bahan bakar

fosil seperti minyak bumi, solar, premium dan lain-lain. Sisa pembakaran

bahan bakar fosil tersebut menyemburkan CO2 ke atmosfer sehingga

menambah konsentrasi GRK.

b. Penyebab Global warming

Menurut Rusbiantoro (2008) Pemanasan global ini disebabkan

karena gas gas rumah kaca yang terus meningkat di atmosfer sehingga

menyebabkan panas matahari tidak dapat dipantulkan kembali keluar

angkasa dan terakumulasi dibumi sehingga bumi semakin panas.

Menurut Sulistiyo (2015) Pada saat ini, bumi menghadapi

pemanasan yang cepat, yang oleh para ilmuan dianggap disebabkan

aktifitas manusia. Penyebab utama pemanasan ini adalah pembakaran

bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, gas alam dan batubara yang

14

melepas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya yang dikenal

sebagai gas rumah kaca ke atmosfer. Diperkirakan, setiap tahun

dilepaskan 18,35 miliar ton karbon dioksida atau 18.350.000.000.000

kg karbon dioksida (CO2).

Ilustrasi kejadian efek rumah kaca adalah, ketika kita berada

dalam mobil dengan kaca tertutup yang sedang parkir di bawah terik

matahari. Panas yang masuk melalui kaca mobil, sebagian dipantulkan

kembali ke luar melalui kaca tetapi sebagian lainnya terperangkap di

dalam ruang mobil. Akibatnya suhu di dalam ruang lebih tinggi (panas)

daripada di luarnya (Ardhitama, 2017).

Menurut Wuryandari (2016) adapun faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya global warming adalah sebagai berikut:

1. Polusi Karbondioksida oleh pembangkit listrik bahan bakar fosil

2. Polusi karbondioksida dari pembakaran bensin untuk transportasi

3. Gas metana dari perternakan dan pertanian

4. Aktifitas penebangan pohon

5. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan

c. Dampak Pemanasan Global

Menurut Meiviana (2004) Pemanasan global telah memicu terjadinya

sejumlah konsekuensi yang merugikan baik terhadap lingkungan maupun

setiap aspek kehidupan manusia. Beberapa di antaranya adalah sebagai

berikut:

15

1) Mencairnya lapisan es di kutub Utara dan Selatan.

2) Meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim.

3) Punahnya berbagai jenis fauna. Flora dan fauna memiliki batas

toleransi terhadap suhu, kelembaban, kadar air dan sumber

makanan.

4) Habitat hewan berubah akibat perubahan faktor-faktor suhu,

kelembaban dan produktivitas primer sehingga sejumlah hewan

melakukan migrasi untuk menemukan habitat baru yang sesuai.

5) Peningkatan muka air laut, air pasang dan musim hujan yang tidak

menentu menyebabkan meningkatnya frekuensi dan intensitas

banjir.

6) Ketinggian gunung-gunung tinggi berkurang akibat mencairnya es

pada puncaknya.

7) Perubahan tekanan udara, suhu, kecepatan dan arah angin

menyebabkan terjadinya perubahan arus laut.

8) Berubahnya habitat memungkinkan terjadinya perubahan terhadap

resistensi kehidupan larva dan masa pertumbuhan organisme

tertentu, kondisi ini tidak menutup kemungkinan adanya

pertumbuhan dan resistensi organisme penyebab penyakit tropis.

9) Mengancam kerusakan terumbu karang di kawasan segitiga

terumbu karang yang ada di enam negara, yaitu Indonesia,

Malaysia, Kepulauan Salomon, Papua.

16

d. Upaya Penanggulangan

Menurut Marpaung (2007) meskipun kita hanya mempunyai dua

tangan kecil, kita bisa menjadi penggiat aktif untuk menghentikan

pemanasan global dengan cara sebagai berikut :

1) Hemat listrik

2) Hemat bahan bakar

3) Hemat sampah dan tanam pohon

3.Sustainable lifestyle

a. Pengertian Sustainable lifestyle

Sustainable Lifestyle sendiri menurut Saraswati (2011) gaya

hidup yang sadar akan lingkungan dan menyadari konsekuensi atas

pilihan yang dibuat yang maka dari itu akan membuat pilihan yang

nantinya memiliki potensi negatif yang paling sedikit. Hal tersebut bukan

hanya sekedar peduli terhadap lingkungan namun juga melibatkan proses

berpikir terhadap orang-orang dan komunitas serta turut melibatkan

proses berpikir tentang kesehatan dan kesejahteraan, pendidikan dan

pengembangan masyarakat bukan hanya uang dan harta.

Menurut Nurhayati (2016) Gaya hidup yang sustainable atau yang

disebut juga sustainable lifestyle merupakan upaya yang mendasarkan

perilaku pada kehidupan yang berkelanjutan. Tidak hanya kesehatan dan

pola hidup personal tetapi juga gaya dan pola hidup yang berkaitan

dengan proses penjagaan kelestarian alam.

17

b. Pendekatan sustainable lifestyle

Menurut Saraswati (2011) Dalam kehidupan sehari-hari banyak

tindakan kecil yang terkadang terlihat sepele dan tidak berbahaya,

ternyata memiliki dampak buruk yang cukup serius untuk alam. Setiap

berbelanja para ibu selalu membeli barang dan membawa pulang tas

plastik yang ternyata merupakan bahan yang tidak mudah didaur ulang.

Kendaraan digunakan dalam keadaan ban sedikit kempes, mempercepat

keausan karet ban dan memicu penggunaan bahan bakar lebih banyak,

menyebabkan penggundulan hutan karet. Kedua contoh ini adalah fungsi

dari suatu kegiatan hidup manusia menggunakan material yang kurang

arif dan berujung akhir pada suatu hasil yang dapat berdampak negatif

untuk alam dan energi. Pendekatan Sustainable lifestyle adalah aksi atau

kegiatan hidup yang memiliki dampak positive pada lingkungan.

Tindakkan tersebut bisa merupakan tindakan besar maupun tindak kecil

seperti kegiatan rutinintas sehairi-hari. Sustainable lifestyle dapat

dilakukan dengan cara-cara sederhana, namun dilakukan lebih cermat.

Menurut Saraswati (2011) Suatu yang besar adalah terdiri dari

suatu yang kecil. Permasalahan energi bukan merupakan permasalahan

besar, namun permasalahan kecil-kecil yang membesar. Seandainya

setiap individu mau perduli akan konsumsi energinya maka akan

memberi sumbangan manfaat yang terakumulasi besar. Saat lampu

dipadam di hari bumi yang lalu, ada 300 megawatt listrik dapat dihemat

18

yang setara dengan penerangan untuk 900 desa tertinggal dan

mengurangi 267 ton CO2.

Untuk itu jika ingin menyelamatkan diri dari pemanasan global

harus dimulai dari diri sendiri dengan hal kecil yang bisa kita lakukan,

agar sustainable lifestyle ini bukan hanya menjadi suatu himbauan tetapi

kelak dapat menjadi trend lifestyles di dalam masyarakat Indonesia

dengan kata lain “sustainable lifestyle is advice from today, trend for

tomorrow”. Adapun indikator dari sustainable lifestyle yang diadopsi

dari pendapat Rusbiantoro mengenai apa yang harus kita lakukan untuk

mencegah pemanasan global yaitu sebagai berikut:

1) Intensitas Penggunaan kendaraan bermotor

Menurut Sulistiyono (2015) Seperti diketahui dalam proses

pembakarannya BBM yang digunakan baik pada industri maupun

pada kendaraan bermotor akan menghasilkan CO2, yang merupakan

salah satu komponen gas rumah kaca yang efeknya dapat

menyebabkan global warming. Dengan meningkatnya jumlah industri

dan kendaraan bermotor tentu penggunaan BBM juga mengalami

peningkatan yang berdampak pada peningkatan produksi gas-gas

CO2. Oleh sebab itu biasakan untuk menggunakan motor seperlunya

dan bisa beralih ke sepeda atau jalan kaki jika jarak tempuh dekat.

2) Perilaku hemat energi listrik

Menurut Setyowati (2013) Energi listrik tidak muncul begitu saja

akan tetapi dari proses mengubah energi menjadi listrik. Proses

19

pengubahan energi ini membutuhkan bahan bakar yang salah satunya

dari bahan bakar minyak bumi. Hasil pembakaran ini menyebabkan

terjadinya produksi CO2 di bumi sedangkan CO2 ini merupakan gas

rumah kaca penyebab global warming. Untuk itu semakin kita boros

dalam penggunaan listrik maka akan menyebabkan semakin banyak

produksi CO2 sisa bahan bakar fosil untuk memproduksi energi

listrik. Untuk itu salah satu cara hemat listik adalah mematikan TV

dan peralatan eletronik bila sudah tidak terpakai, mencabut charger

dari HP bila selesai serta mematikan ruangan bila tidak ditempati.

3) Penggunaan kertas dan tisu

Menurut Nugraha (2011) kertas dibuat dengan menggunakan

bahan baku pohon. Sehingga semakin banyak kertas yang digunakan

maka jumlah pohon yang akan ditebang semakin banyak juga. Maka

dari itulah kita harus bijak dalam menggunakan kertas. Karena pohon

sangat membantu menyerap gas- gas rumah kaca penyebab global

warming. Menurut Prihanta (2015) Salah satu produk kehidupan

modern adalah tisu. Pemakaian tisu di negara-negara maju dan di

kota-kota besar Indonesia adalah lumrah dijumpai. Saat ini sudah

jarang ditemui – atau dapat dikatakan tidak ada sama sekali - kaum

muda, terlebih-lebih para remaja sekolah, menggunakan saputangan

kecuali kaum orangtua yang berusia 55 (lima puluh lima) tahun ke

atas. isu dibuat dari pulp (bubur kertas). Pulp berasal dari batang

pohon akasia dan eucalyptus yang diproses secara kimia. Untuk

20

membuat tisu, produsen harus membuat perkebunan akasia dan

eucalyptus (contohnya usaha yang dilakukan oleh PT. Musi Hutan

Persada di Muara enim Sumatera Selatan), lalu setelah pohon tersebut

besar maka dilakukan penebangan untuk mendapatkan kayunya. Yang

berarti suatu penggundulan hutan menyebabkan luas hutan alam

semakin menyusut karena digantikan oleh Perkebunan Akasia dan

eucalyptus. Menyusutnya luas hutan dapat mengakibatkan erosi tanah.

Selain erosi, kemampuan hutan untuk menyerap CO2 juga menurun.

Tingginya konsentrasi CO2 di atmosfir menyebabkan tingginya suhu

bumi yang berdampak pada gangguan keseimbangan lingkungan

hidup di biosfir bumi yang menyebabkan terjadinya pemanasan global

(Global warming).

4) Intensitas konsumsi daging

Menurut Rusbiantoro (2008) Gas metana merupakan gas yang

menyebabkan pemanasan global, gas ini sangat berpengaruh dalam

pemanasan global karena gas merupakan urutan kedua penyebab

utama terjadinya pemanasan global. Gas metana disebabkan

dari bahan-bahan organik yang kekurangan dari hasil pemecahan

bakteri pada pertanian, perkebunan dan peternakan.Sebagai contohnya

adalah semakin tinggi produksi hewan ternak maka gas metana akan

semakin meningkat yang akan dilepaskan ke permukaan bumi. Untuk

itu diharapkan mengurangi intensitas konsumsi daging

21

5) Penanaman pohon di lingkungan sekitar

Kekurangan pepohonan dapat menimbulkan pemanasan global,

karena pepohonan juga dapat membantu untuk mengatasi suhu panas

dan menghirup karbondioksida yang menyebabkan terjadinya

pemanasan global. Pepohonan memiliki fungsi penting bagi

lingkungan, karena pohon bisa membuat lingkungan menjadi sejuk,

mengurangi polusi, dan jauh dari pencemaran udara. Untuk itu

tanamlah pohon disekitar rumah atau di pekarangan rumah agar dapat

menghasilkan oksigen dan mengikat CO2 (Marpaung, 2008).

6) Penggunaan Plastik

Menurut Rusbiantoro (2008) Sampai saat ini untuk mendaur

ulang bahan-bahan plastik yang biasanya terbuat dari polyethylene

membutuhkan waktu sekitar 1000 tahun untuk diuraikan di dalam

tanah dan mengeluarkan emisi gas rumah kaca. Di Amerika Serikat

ada 500 milyar tas platik beredar dan hanya kurang lebih 3% dari tas

plastik itu dapat didaur ulang. Pembakaran sampah plastik akan

menimbulkan berbagai gas yang menyebabkan pemanasan global.

Oleh karena itulah kita sebaiknya mengurangi penggunaan kantong-

kantong plastik. Untuk itu kita dapat mengganti plastik dengan bahan

yang mudah didaur ulang selain itu juga mengajari anak untuk

membawa bekal makan dan minum agar tidak jajan di sekolah yang

pastinya menggunakan plastik.

22

7) Penggunaan Air Conditioner

Menurut Rusbiantoro (2008) Salah satu gas rumah kaca itu

adalah CFC. CFC merupakan kepanjangan dari (Chloro Fluoro

Carbon) yang disebut sebagai Freon yang dapat merusak ozon. Jika

lapisan ozon menipis maka sinar UV dapat menerobos ke atmosfer

dan menyebabkan radiasi.

23

B. Penelitian Yang Relevan

Tabel 1. Penelitian yang relevan

NO Pengarang

Judul/nama

jurnal/penerbit/tahun/vo

lume

Fokus

masalah Tujuan penelitian

Metode penelitian

Hasil penelitian pendekatan Variabel

Pengumpulan

data

Analisis data

1. Yaumi

wisanti dan

setyo

atmoko

Penerapan Perangkat

Model Discovery

Learning Pada Materi

Pemanasan Global

Untuk Melatihkan

Kemampuan Literasi

Sains Siswa Smp Kelas

VII Tahun 2017/E-

joirnal

pensa/UNESA/2017/05(

01)

Pelatihan

kemampuan

literasi sains

siswa SMP

Mendeskri-psikan

keterlaksanaan

model discovey

learning, aktivitas

siswa,

peningkatan

literasi sains

siswa dan respon

siswa

Pre-

eksperimental

Model

discovery

learning,mat

eri global

warming dan

kemampuan

literasi sains

Tes, angket dan

wawancara

Statistika N-

gain

Terjadi

peningkatan dalam

kategori sedang

pada kemampuan

literasi sains siswa

SMP setelah

diterapkan model

discovery learning

2. Noly

Shofiyah

Deskripsi Literasi Sains

Awal Mahasiswa

Pendidikan IPA pada

Konsep IPA/Jurnal

Pedagogia/edusentris/20

15/4(2)

Tingkat

literasi sains

mahasiswa

pendidikan

IPA

Untuk

mendeskripsikan

kemampuan

literasi sains pada

mahasiswa

semester 3

pendidikan IPA

Kuantitatif Kemampuan

literasi sains

mahasiswa

semester 3

Tes Deskripsi Hasil analisis

menunjukkan

bahwa kemampuan

literasi mahasiswa

paling tinggi pada

dimensi nominal

dan fungsioanl

yaitu sebesar 39%

dan 36%

dibandingkan

dimensi procedural

dan konseptual

dengan perolehan

sebesar 20%

24

Lanjutan Tabel

NO Pengarang

Judul/nama

jurnal/penerbit/tahun/v

olume

Fokus masalah Tujuan penelitian

Metode penelitian

Hasil penelitian Pendekatan variabel

Pengumpula

n data

Analisis data

3. Dek

Ngurah

Laba

Laksana

Profil Pemahaman

Konsep-Konsep IPA

Guru Sekolah Dasar Di

Kabupaten

Ngada/Jurnal Ilmiah

Pendidikan/Science

Direct/2013/01(01)

Pemahaman

Konsep IPA

pada guru

sekolah dasar

Mengidentifikasi

dan

Mendeskripsikan

konsep

pemahaman IPA

pada guru –guru

sekolah dasar

Kualitatif Pemaha-man

konsep ipa

Tes,

wawancara,

observasi

deskripsi 25 % guru sekolah

dasar paham terhadap

konsep ipa dan 75%

guru sekolah dasar

miskonsepsi terhadap

konsep IPA

4. Deniz

Saribaz,

Gaye

Teksoz

dan

Hamide

Ertepenar

The Relationship

Between enviromental

literacy and self

eficiacy belief toward

environmental

education/word

conference on

educational

science/science

direct/2014/114

Literasi

lingkungan

dan sel

efficacy calon

guru sekolah

dasar

Untuk mengetahui

tingkat literasi

lingkungan dan

self efficacy dan

hubungan tingkat

literasi lingkungan

dengan self

efficacy yang

dimili oleh guru

sekolah dasar

Kuantitatif

korelasi

Literasi

lingkungan,

self efficacy

Angket dan

tes serta

observasi

Korelasi

produk

moment dan

deskripsi

Calon guru tidak

memiliki cukup

pengetahuan dan self-

efficacy belief terkait

pendidikan lingkungan

hidup walaupun sikap,

perhatian mereka

terhadap isu

lingkungan baik

hubungannya kedua

variabel berkorelasi

signifikan negatif

25

Lanjutan Tabel

NO Pengarang

Judul/nama

jurnal/penerbit/tahun/v

olume

Fokus masalah Tujuan

penelitian

Metode penelitian

Hasil penelitian Pendekatan Variabel

Pengumpula

n data

Analisis data

1 Ozgul

polat

ugulkan

The effectiveness of

improving global

warming project for 4-

6 children attending

pre-school/procedia

social and behavioral

science/science

direct/2009/01

Penerapan

metode project

global

warming pada

anak usia dini

Mengetahui

model

pembelajaran

yang sesuai

dengan anak

sekolah dasar

dan untuk

mencoba semua

sampel model

untuk anak

sekolah dasar

Eksperimen Global

warming

project

Tes dan

observasi

Uji wilxocon Penggunaan project

global warming yang

berupa kegiatan drama,

melihat video, gambar

dan bermain peran

efektif digunakan

untuk anak usia 4-6

tahun

2. Awanthi

dan

Navarante

Carbon footprint an

organization : a tool for

monitoring global

warming

impact/procedia social

and behavioral

science/science

direct/2018/212

Mitigasi

pemanasan

global

Untuk menilai

operasional

perhitunga CFP

di sri langka dan

mengetahui

metode yang

cocok dalam

mengurangi CFP

penduduk

Kuantitatif Carbon

footprint dan

dampak global

warming

Studi

area,studi

data

Perhitunganc

arbon

footprint

Hasil penelitian

menyatakan sebagian

besar penghasil carbon

berasal dari

transportasi karyawan

penglaju, transportasi

perusahaan, energi

untuk listrik.

26

Lanjutan Tabel

NO Pengarang

Judul/nama

jurnal/penerbit/tahun/vol

ume

Fokus masalah Tujuan

penelitian

Metode penelitian

Hasil penelitian Pendekatan Variabel

Pengumpula

n data

Analisis

data

1 Nurhayati Sustainable lifestyle

Masyarakat Perkotaan (

studi tentang gaya hidup

berkelanjutan

masyarakat perkotaan di

Riau)/Jurnal

Sorort/perpusnas/2016/1

1(2)

Gaya hidup

berkelanjutan

Untuk

mengetahui

dan

mendeskrips

ikan gaya

hidup

masyarakat

perkotaan di

Riau

Kualitatif Sustainable

lifestyle

Survey dan

wawancara

Deskript

if

Sebagian besar gaya hidup

berkelanjutan masyarakat

perkotaan dari budaya

rumah, kemudian budaya

lingkungan dan dari

pendidikan.

2. Titik

Setyowati

Pengenalan Nilai-Nilai

Hemat Energi Pada

Anak Usia Dini di

Lingkungan

Keluarga/Agri-

tek/eduesntris/2012/13

(02)

Sikap cinta

lingkungan

Untuk

menanamka

n karakter

hemat energi

pada anak

dan untuk

menanamka

n pendidikan

lingkungan

hidup sejak

anak usia

dini

Kualitatif Nilai hemat energi

dan di lingkungan

keluarga

Dokumentas

i dan

observasi

Deskrips

i

kualitatif

Nilai-nilai hemat energi

yang bisa diajarkan yaitu

mematikan lampu saat

tidak digunakan,

membawa bekal makanan

dan minuman, membawa

wadah saat berbelanja,

bersepeda dan jalan kaki

bila berpergian,kurangi

konsumsi daging dan beli

produk lokal

27

C. KERANGKA BERPIKIR

Global warming merupakan sebuah ancaman bagi kehidupan

manusia. Dampaknya mulai dirasakan oleh manusia dibumi ini. Karena

meningkatnya gas rumah kaca di atmosfer menyebabkan bumi semakin

panas dan muncul disfungsi kehidupan manusia. Meningkatnya gas rumah

kaca ini disebabkan karena perilaku manusia atau pola hidup manusi modern

yang konsumeris dengan melakukan eksploitasi terhadap SDA salah satu

contoh aktifitas konsumtif ini adalah penggunaan bahan bakar fosil secara

berlebihan , tidak hemat energi listrik , pemakaian kertas, plastik dan tisu

yang menyebabkan pembalakan hutan, industri-indusri dan konsumsi daging

yang berlebihan. Hal tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan dan kompetensi

yang rendah sehingga Kementrian pendidikan dan kebudayaan menghimbau

penguasaan literasi sains untuk mengahadapi pemanasan global sehingga

dapat menciptakan pola hidup yang berkelanjutan atau disebut pula

sustainable lifestyle. Hal ini sudah seharusnya dimasukan dalam

pembelajaran pada jenjang sekolah dasar, menengah pertama dan menengah

atas. Dimana pada pendidikan sekolah dasar guru diharapkan memiliki

literasi sains global warming dan sustainable lifestyle yang dapat dijadikan

role model oleh murid sekolah dasar karena pada usia dini anak memiliki

karakteristik meniru orang disekitarnya dimana disekolah ini guru dijadikan

orang tua kedua untuk memberi contoh yang baik terhadap anak.

28

Gambar 1. Kerangka Berpikir Tingkat Literasi Sains Global warming Terhadap Sustainable

Lifestyles GuruSekolah Dasar

Masalah Lingkungan Global Warming

Literasi sains Global

Warming

Sustainable

lifestyles

pengetahuan kompetensi

1. Intensitas penggunaan

kendaraan bermotor

2. Perilaku hemat energi listrik

3. Penggunaaan kertas

4. Penggunaan tisu

5. Intensitas konsumsi daging

6. Penanaman pohon

dilingkungan sekitar

7. Penggunaan plastik

8. Penggunaan AC

Mitigasi Global Warming

Dalam Bidang Pendidikan

Guru sebagai Role Model

Aktifitas Manusia yang merusak alam

Rendahnya Pengetahuan mengenai

Global warming

Gaya hidup Konsumtif

Bagaimana Tingkat Literasi Sains Global Warming terhadap

sustainable lifestyles guru sekolah dasar

101

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Tingkat Literasi Sains Global warming guru sekolah dasar yang ada di

Desa Bangsri rata-rata berada pada tingkat sedang yaitu 77%. Sedangkan untuk

mengajarkan suatu materi pelajaran kepada siswa guru harus memiliki tingkat

pengetahuan yang tinggi karena guru harus menjadi efekrtif dalam bidang

pengetahuan, kompetensi personal, kemampuan repretoar dan kemampuan

menyelesaikan masalah agar tidak terjadi misskonsepsi karena kualitas

penjelasan dan pengetahuan dari guru akan berpengaruh terhadap hasil belajar

dari siswa. Berdasarkan dari keseluruhan tes yang dilakukanpun guru memiliki

tingkat pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan ketika guru

mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam percobaan ilmiah atau dalam

menganalisis suatu data.

Kemudian untuk Sikap Sustainable lifestyles Guru Sekolah Dasar yang

dimiliki oleh guru sekolah dasar yang bertugas di Desa Bangsri untuk guru kelas

4,5 dan 6 rata-rata berada pada kategori “baik”. Dari kedelapan indikator,

indikator penggunaan plastik memiliki nilai rata-rata paling rendah diantara

kedelapan indikator yang lainnya dan indikator perilaku hidup hemat merupakan

indikator yang memperoleh nilai rata-rata paling tinggi diantara indikator yang

lainnya.

102

Implementasi Sustainable lifestyles dalam Pembelajaran diajarkan

dengan menggunakan metode ceramah dan saintifik serta mencontohkan

perilakunya terhadap siswa-siswa. Selain itu juga kebanyakan guru tidak

mengenal sustainable lifestyles tetapi mereka mengajarkan indikator didalam

sustainable lifestyles. Indikator sustainable lifestyles yang diajarkan oleh guru-

guru kepada anak-anak sekolah dasar adalah indikator perilaku hidup hemat

energi dan penanaman pohon.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diberikan saran sebagai berikut.

1. Bagi para guru sekolah dasar yang mengajar kelas tinggi untuk mengasah

kemampuan literasi sainsnya karena hal tersebut sangat berguna dalam

pembelajaran. Selain itu juga memperbaiki gaya hidup yang bisa berdampak

buruk terhadap lingkungan dan selalu peduli terhadap lingkungan karena

sebagai seorang pendidikan sebelum mengajarkan sesuatu, kita harus

melakukan hal tersebut pada diri kita terlebih dahulu.

2. Bagi pihak sekolah, untuk lebih menggalakkan progam cinta lingkungan

yang ada di sekolah sehingga dapat menumbuhkan perilaku cinta dan peduli

lingkungan pada anak-anak.

3. Bagi pemerintah, baiknnya mengadakan suatu progam untuk meningkatkan

literasi yang ada pada guru-guru sehingga dapat mendukung progam

pemerintah yang ada.

103

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus, Tita Mulyati dan Hana Yunansah. 2017. Pembelajaran Literasi:

strategi meningkatkan kemampuan literasi matematika, sains,

membaca dan menulis. Jakarta : Bumi Aksara.

Amini, Mukthi. 2003. Modul Hakikat Anak Usia Dini . Jakarta ; Dikti

Depdiknas.

Ardhitama. , Siregar dan Nofrizal. (2017) Analisis Pengaruh Konsentrasi Gas

Rumah Kaca Terhadap Kenaikan Suhu Udara Di Kota Pekanbaru

Dan Kota Padang. Jurnal Ilmu Lingkungan. 11 (1) , 35-43.

Arif, Chusnul , Budi Indra dan Deka Trisnadi. (2017). Potensi Pemanasan

Global Dari Padi Sawah System Rice Intensification (SRI) Dengan

Berbagai Ketinggian Muka Air Tanah. Jurnal Lingkungan. 11(2) , 81-

90.

BPS. 2018. Tabel Jumlah Kendaraan Bermotor Di Indonesia Tahun 1999-2017.

Melalui://www.BPS.go.id/lingkungan-hidup. Pada tanggal 1 april

2019

BPPT. 2018. Outlook Energi Indonesia : energi berkelanjutan untuk

transportasi darat. Jakarta ; BPPT.

Juhadi, Saptono Putro dan Ningsih. (2013). Pengaruh Pemanasan Global

Terhadao Pola Mata Pencaharian Nelayan dan Minat belajar serta

Hasil Belaja Anak Nelayan di TegalMulya Cilacap. Edu Geografi.

1(1), 78-83.

Juhadi, Heri Tjahjono dan Alfi Liliyah. ( 2018). Strategi Coping Nelayan

Terhadap perubahan Iklim Studi Pada Masyarakat Nelayan

Kecamatan Tugu Semarang. Edu Geografi. 7(1), 47-53.

104

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Materi Pendukung Literasi

Sains. Jakarta ; Kemendikbud.

Kwanda, Timotichin. (2003). Pembangungan Permukiman Berkelanjutan Untuk

Mengurangu Polusi Udara. Dimensi Teknik Arsitektur. 31(1), 20-21.

Laksana, Dek Ngurah Laba. (2013). Profil Pemahaman Konsep IPA Guru

Sekolah Dasar di Kabupaten Ngada. Jurnal Ilmiah Pendidikan.

01(01), 27-38.

Marpaung, Muzzi A. 2008. Pemanasan global. Solo; Tiga Serangkai Solo.

Meivina, Armeli , dkk. 2004. Bumi Makin Panas: Ancaman Perubahan Iklim di

Indonesia. Jakarta ; Kementrian Lingkungan Hidup.

Nugraha, Adrian R. 2011. Pemanasan Global dan Dampaknya. Jakarta; PT

Gading Inti Prima.

Nurhayati, Dkk (2016). Sustainable lifestyles Masyarakat Perkotaan (Studi

Tentang Gaya Hidup Berkelanjutan Masyarakat Kota di Riau). Jurnal

Sorot. 11(2), 75-86.

Prihanta,Wahyu.(2015). Adaptasi dan Mitigasi Global warming Sebagai Upaya

Selamatkan Bumi. Jurnal Lingkungan Hidup. 14(1),149-164.

Rusbiantoro, Dadang. 2008. Global warming for beginner : pengantar

koprehensif tentang pemanasan global. Yogyakarta ; O2.

Saraswati, Imaculata. Dkk. 2012. Analisis Gaya Hidup Berkelanjutan

(Sustainable lifestyles) Siswa-Siswi di SMA Surabaya. Jurnal teknik

ITS. 1(1), 561-566.

Saraswati, Titien. (2013) . Managing Green Architecture Through Green

Lifestyles. Journal Architecture and environment. 12(02),2013

105

Saribas, Denis., Gaye teksoz dan Hamide Ertepinar. (2013).The Relationship

Between Enviromental Literacy And Self Efficacy Beliefs Toward

Enviromental Education. Procedia Social And Behavioral.

Setyowati, Titik. (2012). Pengenalan Nilai-Nilai Hemat Energi Pada Anak di

Lingkungan Keluarga. Jurnal Agri-Tek. 12(2), 88-99.

Sugiyono. 2016 . metode penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif,

kualitatif dan r&d. Bandung; alfabeta.

Sulistiyo.(2015). Pemanasan Global dan Hubungannya dengan Penggunaan

Bahan Bakar Fosil. Forum Teknologi. 2(2), 47-56.

Thogersen, John. (2005). How May Consumer Policy Empower Consumers For

Sustainable Lifestyles. 28, 143-178.

Wulandari, Mira Tri, Hermawan dan Purwanto. (2013). Kajian EmisI CO2

Berdasarkan Penggunaan Energi Rumah Tangga Sebagai Penyebab

Pemanasan Global. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumber

Daya Alam dan Lingkungan.

Wulandari, Nisa dan Hayat Sholihin. (2016). Analisis Kemampuan Literasi

Sains Pada Aspek Pengetahuan Dan Kompetensi Sains Siswa SMP

Pada Materi Kalor. Edusains. 8(1), 66-73.

Wuryandari,Aryati dan Muknirotul Akmaliyah.(2016). Game Interaktif

Mencegah Terjadinya Pemanasan Global Pada Anak. Jurnal Simetris.

7(01), 311-320.

Yaumi , Wisa dan Setyo Atmoko. (2017). Penerapan Model Discovery Learning

Pada Materi Pemanasan Global Untuk Melatih Kemampuan Literasi

Sains Siswa SMP kelas VII. E-Journal Pensa. 05 (01), 38-45.