17
Presentasi Kelompok III Pemikiran Politik “Thomas Aquinas” Jurusan Ilmu Politik Universitas Andalas

Thomas Aquinas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ppt thomas aquinas

Citation preview

Page 1: Thomas Aquinas

Presentasi Kelompok III

Pemikiran Politik “Thomas Aquinas”

Jurusan Ilmu PolitikUniversitas Andalas

Page 2: Thomas Aquinas

Anggota Kelompok

NAMA NO. BP

MUSLIMIN 1310831036

PEBA RASAKI 1310832015

REVOLINDHA SRI. A1310831004

FEBRI ARSIYANTO 1310831026

Page 3: Thomas Aquinas

Thomas Aquinas

Page 4: Thomas Aquinas

THOMAS AQUINAS

KEADAAN ZAMAN PADA MASA AQUINAS

BIOGRAFITHOMAS AQUINAS

PEMIKIRAN POLITIK THOMAS AQUINAS

Page 5: Thomas Aquinas

KEADAAN ZAMAN PADA MASA THOMAS AQUINAS

Menurut sejarah perkembangan dunia dan pengetahuan, pada masa abad pertengahan merupakan masa dimana perkembangan pengetahuan di belahan dunia barat tidak berkembang secara baik. Pada masa itu, pengetahuan mengalami masa suram. Dalam keadaan seperti ini, St. Thomass Aquinas terlahir sebagai pencerah. Beliau menyumbangkan buah pikirannya berupa filsafat teologi yang diyakini dan digunakan sebagai rujukan pengembangan pengetahuan filsafat hingga kini.

Filsafat-filsafatnya banyak didasari oleh prinsip-prinsip dan teori Aristotelisme (prinsip-prinsip yang dicetuskan oleh Aristoteles). Selain menganut prinsip Aristotelisme, St. Thomas Aquinas dalam mencetuskan filsafat-filsafatnya tidak terlepas dari pengaruh pengetahuan yang beliau dapatkan dari karya-karya Neoplatimisme maupun Augustinus dan pelajaran dari Albertus Magnus.

Page 6: Thomas Aquinas

Lanjutan...Thomas Aquinas Terlahir pada puncaknya zaman skolastik (800-

1500), Zaman Skolastik dimulai sejak abad ke-9. Dimana para tokoh zaman Skolastik adalah para pelajar dari lingkungan sekolah-kerajaan dan sekolah-katedral yang didirikan oleh Raja Karel Agung (742-814) dan kelak juga dari lingkungan universitas dan ordo-ordo biarawan.

Dengan demikian, kata “skolastik” menunjuk kepada suatu periode di Abad Pertengahan ketika banyak sekolah didirikan dan banyak pengajar ulung bermunculan. Namun, dalam arti yang lebih khusus, kata “skolastik” menunjuk kepada suatu metode tertentu, yakni “metode skolastik”.

Dengan metode ini, berbagai masalah dan pertanyaan diuji secara tajam dan rasional, ditentukan pro-contra-nya untuk kemudian ditemukan pemecahannya. Tuntutan kemasukakalan dan pengkajian yang teliti dan kritis atas pengetahuan yang diwariskan merupakan ciri filsafat Skolastik.

Page 7: Thomas Aquinas

BIOGRAFI THOMAS AQUINASThomas Aquinas lahir di Naple pada tahun 1224, ketika ia hidup

sedang terjadi perubahan besar, hal ini ditandai dengan disintegrasi ekonomi dan intrik politik di dalam, antar negara kota dan bangsa-bangsa yang sedang bangkit serta pengaruh Gereja yang begitu kuat. Orang tua Thomas adalah seorang bangsawan Kecil dan menyiapkan putranya sejak dini demi kehidupan religius dengan mengirimnya belajar dengan para pendeta Benedictine ketika masih berusia lima tahun.

Pada usia empat belas tahun,Thomas Aquinas dikirim ke Universitas Naples untuk studi lanjutan, namun ia lebih tertarik dengan ajaran-ajaran ordo dominican. Golongan ini dikenal dengan pengajaran-pengajaran intelektual dan menyayangi terhadap orang miskin. Keberadaan Thomas di dalam kelompok ordo di luar dugaan orang tuanya, oleh karena itu Thomas Aquinasdibujuk untuk tidak memasuki kelompok tersebut.

Page 8: Thomas Aquinas

Lanjutan...

Namun upaya pihak keluarganya tidak berhasil. Pada tahun 1257 sampai dengan 1259,Thomas Aquinas diperintahkan untuk belajar Teologi di Paris. Sekembalinya dari paris Thomas Aquinas langsung ke Itali kemudian memberikan kuliah di berbagi tempat selama sepuluh tahun. Selama periode ini, ia menemukan dengan manuskrip-manuskrip karya Aristoteles yang masuk ke negara tersebut melalui spanyol yang muslim.

Aquinas mulai mengkaji manuskrip-manuskrip dan menulis banyak komentar. Tak seperti rekan-rekan sejamannya, Thomas Aquinas mempercayai pencocokan filosofi pagan dengan ajaran gereja. Banyak karyanya yang dapat dibaca sebagai upaya untuk memberikan sebuah sintesis pemikiran klasik dan teologis.

Page 9: Thomas Aquinas

Lanjutan...

Upaya ini menempatkan dirinya tepat di tengah serangan-serangan para ahli sekuler yang percaya bahwa Thomas berbuat keliru dalam menyajikan sumber -sumber pagan dan para pemimpin gerekan yang mencurigai percampuran gagasan-gagasan pagan dengan dogma religius. Bersamaan dengan jadwal perkuliahan dan studinya yang padat, beban untuk menanggapi serangan-serangan kedua kelompok ini menguras kekuatannya. Ia sakit dan meninggal di dekat tempat kelahirnnya pada tahun 1274.

Karya terpenting Thomas Aquinas adalah Summa contra Gentiles, ditulis selama tahun 1259-1264. Buku ini berusaha membangun kebenaran agama kristen dengan argumen-argumen yang ditunjukan pada pembaca yang dianggap belum kristen. Karyanya yang lain seperti Summa Theologia.

Page 10: Thomas Aquinas

FILSAFAT PEMIKIRAN THOMAS AQUINASA. Hukum Alam

Hukum alam menurut pemikiran Thomas dalam hal sebagai berikut: "Hukum alam tidak lain merupakan partisipasi makhluk rasional dalam hukum abadi (eternal law)" yang dimaksud dengan makhluk rasional adalah manusia. Di antara semua makhluk ciptaan Tuhan- sungai-sungai, galaksi, lautan, hewan, tumbuhan, hanya manusialah yang berhak memiliki predikat makhluk rasional, sedang yang lainnya adalah makhluk irrasional. Hanya manusialah yang dianugerahi Tuhan penalaran, intelegensia, dan akal budi (reason). Makhluk lainnya hanya diberi instinct. Thomas berkeyakinan bahwa dalil -dalil hukum alam dalam manusia berkaitan dengan masalah masalah praktis, beliau berpendapat bahwa eksistensi negara bersumber dan sifat alamiah manusia. Salah satu sifat manusia adalah wataknya yang bersifat sosial dan politis. Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk politik.

Page 11: Thomas Aquinas

Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tentu saja manusia tidak bisa bekerja sendiri. Manusia memerlukan interaksi, kerjasama dengan manusia lain untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Hal ini semakin menguatkan pemikiran Thomas yang menjelaskan bahwa instinct dan akal budi merupakan dua ciri atau karakteristik kodrati yang menjadikan manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk politik

Page 12: Thomas Aquinas

B. Negara Menurut Thomas AquinasThomas Aquinas menjelaskan bahwa negara merupakan bagian

integral alam semesta, memiliki sifat dan karakter dasar yang mirip dengan mekanisme kerja alam semesta pula. Negara merupakan suatu sistem tujuan yang memiliki tatanan hirarki, dimana yang berada diatas memiliki fungsi untuk memerintah, menata, membimbing dan mengatur yang berada di bawah atau lebih rendah.

Dalam membahas bentuk negara Thomas Aquinas, lebih sejalan dengan Aristoteles, hal itu tampak dari dua kriteria yang dimunculkan yakni menyangkut jumlah penguasa dan tujuan tujuan yang hendak dicapai olel negara yang bersangkutan (satu orang, beberapa orang, dari banyak orang, kemudian tujuannya, untuk kepentingan penguasa atau untuk kepentingan atau kesejahteraan umum). Berdasarkan dua kriteria tersebut di atas Thomas Aquinas mengklasifikasikan bentuk-bentuk negara (pemerintahan) menjadi empat bentuk, yaitu Monarkhi, Aristokrasi, Timokrasi , dan Demokrasi

Page 13: Thomas Aquinas

Negara dengan penguasa tunggal disebut bentuk Negara terbaik. Hal ini dapat dipahami karena sesuai dengan hakikat hukum alam dalam hal ini bahwa alam selalu diperintah oleh satu pengendali atau pihak.

Biasanya penguasa tunggal berubah menjadi tiran karena tidak adanya sistem pengawasan yang berfungsi sebagai alat kontrol terhadap kekuasaannya yang berbasiskan kekuasaan secara turun temurun. Oleh karena itu, untuk menghindari munculnya penguasa tiran dalam suatu negara menurut Thomas perlu diciptakan beberapa mekanisme sebagai berikut:

• Pertama, seorang penguasa tunggal atau raja yang memerintah hendaknya harus diangkat berdasarkan pemilihan yang dilakukan oleh pemimpin-pemimpin masyarakat. Raja harus dipilih berdasarkan kompetensi dan kualitas pribadi yang dimilikinya (elected). Kekuasaan yang dimilikinya tidak boleh diperoleh karena warisan dari penguasa sebelumnya. Oleh karena ituThomas sangat menolak prinsip kekuasaan berdasarkan turunan (hereditypower).

Page 14: Thomas Aquinas

• Kedua, mekanisme lain untuk menutup kemungkinan yang memunculkan potensi lahirnya seorang tiran adalah dengan membatasi kekuasaan penguasa tunggal yang bersangkutan.

• Ketiga, kesempatan seorang penguasa untuk menjadi seorang tiran akan sangat tertutup jika dalam sistem pemerintahan ter sebut terdapat kepemilikan kekuasaan secara bersama-sama, maksudnya adalah terjadinya share of power dalamsistem pemerintahannya.

Page 15: Thomas Aquinas

C. Kekuasaan

Aquinas memberikan pengajarannnya bahwa Tuhan adalah dzat yang tertinggi dan ada yang tak terbatas (ipsum esse subsistens). Tuhan adalah mutlak bagi Aquinas, Tuhan adalah aspek kebenaran yang hakiki karena itulah tidak ada yang benar di dunia ini menurut Aquinas. Aquinas membagi dunia dan kehidupan manusia menjadi dua tingkatan yaitu tingkatan adikodrati (atas) dan tingkat kodrati (kodrati).

Karena Thomas mengatakan Tuhan sebagai dzat tertinggi maka ia merumuskan bagaimana seharusnya kekuasaan dipergunakan dan tujuan-tujuan, serta tugas-tugas penguasa politik ditetapkan. Kekuasaan, karena berasal dari Tuhan, haruslah dipergunakan demi kebaikan bersama dan tidak dibenarkan untuk kepentingan pribadi. Penyimpangan kekuasaan tidak dibenarkan, karena itu berarti “pengingkaran terhadap anugerah tuhan”.

Page 16: Thomas Aquinas

Lanjutan...

Dalam menjalani kekuasaannya Negara memiliki kewajiban-kewajiban yang diantaranya adalah mengusahakan kesejahteraan dan kebijaksanaan kehidupan bersama, mewujudkan keadilan dan perdamaian, serta membela kedaulatannya. Kewajiban-kewajiban negara ini mengarahkan setiap kelas-kelas social dalam masyarakat untuk mencapai tujuan bersama yang sesuai dengan doktrin kristiani karena Aquinas meyakini keberadaan alam akhirat yang abadi (hukum abadi). Kekuasaan yang tertinggi adalah dipegang oleh Tuhan, kekuasaan politik bersifat sacral.

Page 17: Thomas Aquinas

Terima Kasih

“Tetapi sudah semestinya bagi manusia, lebih dari jenis binatang yang lain, menjadi binatang sosial dan politik, hidup dalam kelompok”

__Thomas Aquinas,On Kingship

Kelompok III