Upload
winda-fitri
View
216
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PEIODE MARET 2014
Mata kuliah : THERMODINAMIKA AIR DAN UAP
Sifat Ujian : BUKA BUKU ( Kerja sendiri )
1. Jelaskan bagaimana proses di sistem PLTU sampai memproduksi uap
2. Apakah yang dimaksud dengan panas laten dan panas sensibel
3. Jelaskan tentang Siklus renkine sederhana
4. Apakah yang dimaksud dengan entalpi, entropi dan energi dalam
5. Jelaskan secara singkat proses produksi uap di boiler
6. Tentukan property dari v pada tingkat keadaan :
a. P = 11,5 bar dan T=270oC
b. Tsat = T=125oC dan x = 0.85
7.
Suatu siklus Rankine ideal bekerja pada
tingkat keadaan :
Titik 1 80oC , 25 bar
Titik 4 35oC 0.08 bar
m = 3 kg/s
Tentukan :
a. Tingkat keadaan di titik 2 dan 3 (tekanan dan temperature)
b. Hitung Kinerja masing-masing komponen, efisiensi dan BWR
1. Proses di sistem PLTU sampai memproduksi uap
PLTU merupakan pembangkit listrik yang menggunakan siklus tertutup atau
siklus Rankine, artinya siklus daya dengan fluida kerja uap dimana proses
terjadinya di sekitar kubah uap dan uap air bergantian diuapkan dan
dikondensasikan secara berulang-ulang. Fluida kerjanya adalah air dan uap.
Untuk prosesnya sampai memproduksi uap, yaitu pertama air dipompakan
menggunakan BFP (Boiler Feed Pump) menuju ke boiler. Di dalam boiler, terjadi
proses pembakaran. Air dipanaskan oleh gas panas hasil proses pembakaran
bahan bakar dengan udara. Uap dari hasil pembakaran tersebut masih berupa
uap jenuh, kemudian dipanaskan lagi di superheater sehingga menjadi uap
panas lanjut yang kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin yang seporos
dengan generator sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran. Uap
bekas dari turbin dialirkan ke kondensor untuk didinginkan dengan menggunakan
air pendingin yang berasal dari air laut yang di pompakan menggunakan CWP.
Pada kondensor terjadi proses kondensasi, sehingga berubah fasa menjadi air.
Air dari proses kondensasi tersebut kemudian dialirkan menuju deaerator yang
nantinya digunakan kembali dalam proses pembakaran di boiler. Sebelum masuk
ke deaerator, air dipanaskan terlebih dahulu melalui LPH 1 dan LPH 2, dimana
uap yang digunakan berasal dari uap ekstraksi turbin. Setelah itu menuju ke
deaerator, lalu dialirkan menuju HPH 4 dan HPH5 kemudian dipompa masuk ke
dalam boiler.
2. Panas Laten dan Panas Sensibel
Panas Laten adalah besarnya energy yang dilepas atau diserap oleh materi
selama proses perubahan fasa.
Panas Sensibel adalah besarnya energy yang dilepas atau diserap oleh materi
selama prose perubahan temperature.
3. Siklus Rankine sederhana :
Siklus Rankine merupakan siklus tertutup dan dapat digambarkan dengan
diagram T – s (Temperature – entropi). Urutan proses dari siklus Rankine, di
bawah ini :
a – b : Air dipompa menjadi air bertekanan, dari tekanan P2 menjadi P1.
Langkah ini disebut kompresi isentropis dan proses ini terjadi pada
pompa air pengisi.
b – c : Air bertekanan ini dinaikkan temperaturnya hingga mencapai titik didih.
Terjadi di LP heater, HP heater dan Economiser. .
c – d : Air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut vapourising
(penguapan) dengan proses isobar isothermis, terjadi di boiler yaitu
di wall tube (riser) dan steam drum.
d – e : Uap dipanaskan lebih lanjut hingga uap mencapai temperatur kerjanya
menjadi uap panas lanjut (superheated vapour). Langkah ini terjadi
di superheater boiler dengan proses isobar.
e – f : Uap melakukan kerja sehingga tekanan dan temperaturnya turun.
Langkah ini adalah langkah ekspansi isentropis, dan terjadi di dalam
turbin.
f – a : Pembuangan panas laten uap sehingga berubah menjadi air kondensat.
Langkah ini adalah isobar isothermis, dan terjadi di dalam kondensor.
4. Entalpi, Entropi, dan Energi dalam
- Entalpi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energy
internal dari suatu sistem termodinamika ditambah energi yang digunakan
untuk melakukan kerja.
- Entropi adalah salah satu besaran termodinamika yang mengukur energi
dalam sistem per satuan temperatur yang tak dapat digunakan untuk
melakukan usaha
- Energi dalam adalah suatu bentuk tersendiri dari energi yang berhubungan
dengan system.
5. Proses produksi uap di boiler, yaitu
Air dipompakan ke dalam boiler dengan menggunakan pompa air pengisi (BFP).
Sebelum masuk ke dalam steam drum, air dipanaskan dahulu di Low Pressure
Heater, High Pressure Heater, dan terakhir di economizer. Economizer adalah
alat yang merupakan pemanas air (heat exchanger) sebelum masuk ke steam
drum. Di dalam economizer, air menyerap panas gas buang yang keluar dari
superheater sebelum dibuang ke atmosfir. Setelah keluar dari economizer,
temperature air dijaga pada nilai mendekati titik didihnya. Jika temperature air di
economizer melampaui titik didih air, maka akan menyebabkan terbentuknya uap
di dalam pipa economizer dan mengakibatkan terjadinya overheating pada pipa
tersebut. Kemudian air masuk ke dalam steam drum. Steam drum berfungsi
untuk menampung dan mengontrol kebutuhan air di boiler dan memisahkan uap
dan air. Untuk mengontrol kebutuhan air boiler, maka level air di drum harus
dijaga konstan pada level normalnya. Air yang ada di steam drum turun melalui
down comer menuju furnace lower header kemudian disirkulasikan ke seluruh
sisi water wall sehingga menghasilkan uap jenuh. Uap yang dihasilkan kemudian
disalurkan kembali menuju ke steam drum. Uap yang dihasilkan akan
dipanaskan lebih lanjut oleh low temperature superheater, platen superheater,
dan high temperature superheater. Uap kering akan dikumpulkan dalam final
steam header yang selanjutnya disalurkan melalui pipa main steam, main steam
valve (MSV), control valve, kemudian diekspansikan pada turbin dan
menghasilkan energi mekanik.
6. Menentukan property dari v
a. P = 11,5 bar
T = 270 oC
Lihat table A-4E
P = 10,0 bar
T (oC) v (m3/kg)
240 0,2275
270 V
280 0,2480
280−240
270−240=
0,2480−0,2275
𝑣−0,2275
40
30=
0,0205
𝑣 − 0,2275
𝑣 = 0,0205
40 𝑥 30 + 0,2275
𝑣 = 0,015375 + 0,2275
𝑣 = 0,242875 𝑚3
𝑘𝑔
P = 15 bar
T (oC) v (m3/kg)
240 0,1483
270 V
280 0,1627
280−240
270−240=
0,1627−0,1483
𝑣− 0,1483
40
30=
0,0144
𝑣 − 0,1483
𝑣 = 0,0144
40 𝑥 30 + 0,1483
𝑣 = 0,1591 𝑚3
𝑘𝑔
T = 270 oC
P (bar) v (m3/kg)
10 0,242875
11,5 v
15 0,1591
15 − 10
11,5 − 10=
0,1591 − 0,24875
𝑣 − 0,24875
𝑣 = 0,1591 − 0,24875
15 − 10× 11,5 − 10 + 0,24875
𝑣 = −0,083775
5× 1,5 + 0,24875
𝑣 = −0,251325 + 0,24875
𝒗 = 𝟎,𝟐𝟏𝟕𝟕𝟒𝟐𝟓 𝒎𝟑/𝒌𝒈 Jadi pada P = 11,5 bar dan T = 270°C, nilai v = 0,2177425 m3/kg
b. Tsat = T = 125 oC x = 0,85
Lihat table A-2
T (oC) vf (m3/kg)
120 1,0603 x 10-3
125 vf
130 1,0697 x 10-3
130 − 120
125 − 120=
1,0697 𝑥 10−3 − 1,0603 𝑥 10−3
𝑣𝑓 − 1,0603 𝑥 10−3
10
5=
9,4 𝑥 10−3
𝑣𝑓 − 1,0603 𝑥 10−3
2 =9,4 𝑥 10−6
𝑣𝑓 − 1,0603 𝑥 10−3
𝑣𝑓 =9,4 𝑥 10−6
2+ 1,0603 𝑥 10−3
𝑣𝑓 = 1,065 𝑥 10−3 𝑚3
𝑘𝑔
T (°C) vg (m
3/kg)
120 0,8919
125 vg
130 0,6685
130 − 120
125 − 120=
0,6685 − 0,8919
𝑣𝑔 − 0,8919
𝑣𝑔 = 0,6685 − 0,8919
130 − 120× 125 − 120 + 0,8919
𝑣𝑔 = −0,2234
10× 5 + 0,8919
𝑣𝑔 = −0,1117 + 0,8919
𝑣𝑔 = 0,7802 𝑚3/𝑘𝑔
𝑣𝑥 = 𝑣𝑓 + 𝑥 𝑣𝑔 − 𝑣𝑓
𝑣𝑥 = 1,065 × 10−3 + 0,85 0,7802 − 1,065 × 10−3
𝑣𝑥 = 1,065 × 10−3 + 0,85 0,779135
𝑣𝑥 = 1,065 × 10−3 + 0,66226475
𝒗𝒙 = 𝟎,𝟔𝟔𝟑𝟑𝟐𝟗𝟕𝟓 𝒎𝟑/𝒌𝒈
Jadi nilai 𝒗𝒙 = 𝟎,𝟔𝟔𝟑𝟑𝟐𝟗𝟕𝟓 𝒎𝟑/𝒌𝒈
P=25
bar
P=0,08 bar
1
2
3 4
T
s
224
80
35
hf
hf
hg
7. Suatu siklus Rankine ideal bekerja pada tingkat keadaan :
Titik 1 80°C, 25 bar
Titik 4 35°C, 0,08 bar
ṁ = 3 kg/s
a) TK 2 : T2 = 224°C
P2 = 25 bar
h2 = hg = 2803,1 kJ/kg
s2 = sg = 6,2575 kJ/kg.K
TK 3 : P3 = P4 = 0,08 bar
T3 = T4 = 35°C
s3 = s2 = sfg = 6,2575 kJ/kg.K
pada P = 0,08 bar dari tabel A-3 diperoleh: sf = 0,5926 kJ/kg.K
sg = 8,2283 kJ/kg.K
𝑥 =𝑠𝑓𝑔 − 𝑠𝑓
𝑠𝑔−𝑠𝑓× 100%
𝑥 =6,2575 − 0,5926
8,2283 − 0,5926× 100%
𝑥 =5,6649
7,6357× 100%
𝑥 = 74,19%
pada P = 0,08 bar dari tabel A-3 diperoleh: hf = 173,88 kJ/kg
hfg = 2403,1 kJ/kg
3 = 𝑓 + 𝑥.𝑓𝑔
3 = 173,88 + 0,7419 × 2403,1
3 = 173,88 + 1782,86
3 = 1956,74 𝑘𝐽/𝑘𝑔
TK 4 : P4 = 0,08 bar
T4 = 35°C
h4 = hf = 173,88kJ/kg
TK 1 : T1 = 80°C
P1 = 25 bar
𝑊𝑃 = 0,1𝑚 𝑃1 − 𝑃4 = 𝑚 1 − 4
1 = 0,1 𝑃1 − 𝑃4 + 4
1 = 0,1 25 − 0,08 + 173,88
1 = 2,492 + 173,88
1 = 176,372 𝑘𝐽/𝑘𝑔
b) Kinerja
𝑊𝑃 = 𝑚 1 − 4
= 3 176,372 − 173,88
= 𝟕,𝟒𝟕𝟔𝒌𝑱
𝒔= 𝟕,𝟒𝟕𝟔 𝒌𝑾
𝑊𝑇 = 𝑚 2 − 3
= 3 2803,1 − 1956,74
= 𝟐𝟓𝟑𝟗,𝟎𝟖𝒌𝑱
𝒔= 𝟐𝟓𝟑𝟗,𝟎𝟖 𝒌𝑾
𝑄𝐵 = 𝑚 2 − 1
= 3 2803,1 − 176,372
= 𝟕𝟖𝟖𝟎,𝟏𝟖𝟒𝒌𝑱
𝒔= 𝟕𝟖𝟖𝟎,𝟏𝟖𝟒 𝒌𝑾
𝑄𝐶 = 𝑚 3 − 4
= 3 1956,74 − 173,88
= 𝟓𝟑𝟒𝟖,𝟓𝟖𝒌𝑱
𝒔= 𝟓𝟑𝟒𝟖,𝟓𝟖 𝒌𝑾
Efisiensi
𝜂 =𝑊𝑇 −𝑊𝑃
𝑄𝐵
=2539,08 − 7,476
7880,184
=2531,604
7880,184
= 0,3213
𝜼 = 𝟑𝟐,𝟏𝟑%
BWR
𝐵𝑊𝑅 =𝑚 1 − 4
𝑚 2 − 3
= 176,372 − 173,88
2803,1 − 1956,74
=2,492
846,36
= 0,002944
𝑩𝑾𝑹 = 𝟎,𝟐𝟗𝟒𝟒%