Upload
bayu-d-scyzor
View
250
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bukit
Citation preview
8/10/15 3:16 PM
The treasure montain----------------------------------------------------------
Ada sebuah kerajaan kecil yang tentram dengan raja yang berhati bersih,
bijaksana, dan cinta damai bernama kerajaan alamaya. Dinamakan
demikian karena letaknya yang terpencil dan tersembunyi jauh dari
kerjaan lainnya. Rajanya tidak pernah menjajah wilayah kerajaan lain,
bukan karena lemah atau penakut, namun kelimpahan sumber daya
alamnya yang mmbuat kerajaan sangat makmur, bahkan mereka memiliki
mata uang sendiri.
Raja sangat pintar dan membentuk pertahanan yang kuat apabila suatu
saat diserang oleh musuh. Suatu ketika ada penjajah dari majapahit
datang, namun kehebatan tentara kerajaan mampu mematahkan
serangan musuh. Di akhir peperangan, dari harta rampasan yang
dikumpulkan, raja menemukan sesuatu yang penting, peta harta karun.
Inilah awal yang menentukan masa depan kerajaan kedepannya, apakah
akan membawakan kemakmuran yang lebih atau sebaliknya, membawa
petaka bagi kerajaan alamaya.
Para petinggi istana mengadakan rapat. Dari peta tersebut diketahui
bahwa harta tersebut terletak diluar wilayah kerajaan namun berada tidak
jauh dari perbatasan kerajaan. Pertanyaan terbesarnya adalah :
“seberapa berharganya emas bagi rakyat alamaya ditengah kekayaan
alam yang selalu berkecukupan ini?” Setelah dipertimbangkan, akhirnya
diputuskan mereka akan melakukan eksplorasi.
Bertahun lamanya pencarian dilakukan, akhirnya mereka menemukan
sebuah prasasti bertuliskan “hanya kedamaian hati yang dapat
menemukan cahaya”. Karena hanya raja yang paling berhati damai, maka
raja lah yang bisa menemukan cahaya yang dimaksud. Bukan sebuah peti
harta karun, namun cahaya tersebut adalah peri penjaga hutan. Raja
dengan hati yang tiada dendam dan niat jahat menceritakan keadaan
kerajaan rakyatnya. Bahwasannya kerajaannya sedang tidak aman,
sistem pertahanan harus ditingkatkan. Meskipun sangat jarang penjajah
datang, namun tidak menutup kemungkinan tahun tahun kedepan datang
musuh yang lebih besar dengan persenjataan yang lebih hebat.
Disamping itu, pertumbuhan penduduk, terbatasnya lahan,
perkembangan dunia luar juga ikut diperhitungkan dengan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Jaringan informasi keluar daerah di perkuat
melalui para pedagang melalui jalan rahasia sehingga tidak mungkin
orang luar masuk. Raja tahu emas adalah komoditi perdagangan dan
unsur penting yang dapat menjaga kemakmuran masa depan kerajaan
alamaya.
Sang peri yang baik hati juga menceritakan bahwasannya ia mempunyai
kekuatan yang bersumber dari suatu tumbuhan ajaib sehingga tanahnya
sangat gembur dan menghasilkan kekayaan alam yang melimpah
meskipun tidak ada hujan termasuk di alamaya. Karena sebenarnya
dibawah tanah alamaya terdapat aliran air bertekanan tinggi dan karena
kekuasaan tumbuhan ajaib air tersebut tidak meluap dan menghancurkan
seluruh wilayah tersebut. Oleh sebab itu sang peri menekankan
bahwasannya harta terbesar yang patut dilindungi bukanlah tumpukan
emas tersebut, melainkan bunga ajaib yang di ceritakan tadi. Bunga
tersebut tidak boleh dipindahkan dari posisinya karena setiap sekali
setahun dimalam bulan penuh bunga akan mekar dan menyerap energi
bulan biru. Sang peri mau menunjukkan lokasi persembunyian emas
tersebut namun sang raja harus berjanji untuk melindungi segenap hati
bunga ajaib tersebut dan tetap merahasiakannya dari siapapun. Sang raja
pun berjanji dan akhirnya sang peri yang selalu ditemani oleh serigala
kecil imut setianya itu pun mengerti dan menunjukkan jalan rahasia
menuju persembuyian emas tersebut. Sang peri tidak bisa mengantar
sampai lokasi persembunyian emas. Emas tersebut berada dalam gua
kecil tersembunyi dalam sumur yang berjarak tujuh langkah dari pohon
rambutan besar sekitar satu hari perjalanan dari sini kearah barat. Sang
raja harus berhati hati karena emas tersbut dijaga oleh siluman yang
tamak dan sangat memuja emas emas tersebut.
Perjalanan dilanjutkan akhirnya pasukan kerajaan menemukan gua
tersebut dan masuk kedalamnya. Raja beserta pasukannya dengan gagah
berani masuk ke gua tersebut dan mengalahkan seluruh kawanan siluman
penghuni gua. Raja terkejut karena bukan bongkahan emas atau
tumpukan emas dalam gua, tapi lautan emas murni yang amat berlimpah.
Hari itu akan diingat sebagai kemenangan terbesar baginda raja yang
membawa kemakmuran bagi kerajaan alamaya. Dengan emas itu
kerajaan menjalankan rencana awalnya untuk lebih meningkatkan
perekonomian rakyat, membentuk tim informan rahasia keluar daerah
dan mengirim pedagang keluar daerah untuk menjual emas yang ada dan
memasukkan barang barang kebutuhan bagi kesejahteraan rakyat. Raja
juga memperkuat pertahanan dengan membentuk pasukan tangguh yang
memlliki baju zirah terbuat dari emas, yang disebut dengan pasaukan
emas. Namun ada hal kecil yang tidak disadari oleh raja, bahwasannya
saat perang melawan para siluman ada satu siluman yang berhasil
meloloskan diri. Hatinya yang penuh dendam akan melakukan
pembalasan terhadap raja.
Siluman tersebut tidak bodoh, ia tahu menaklukan raja tidak semudah itu,
sementara ia lemah dan sendirian. Siluman tersebut menggunakan tipu
muslihatnya dengan menjadi tabib kerjaan. Ia tidak secara langsung
membunuh raja, namun bertahun tahun membuktikan kemampuan nya
sebagai tabib untuk mendapatkan kepercayaan raja. Pada waktu yang
tepat dengan ramuan yang diberinya maka akhirnya raja meninggal. Raja
telah meninggal tapi siluman tersebut tidak bisa hidup dengan tenang
karena raja mempunyai keturunan laki laki yang akan terus melanjutkan
kerajaan.
Siluman tersebut sadar bahwasannya hatinya tidak akan puas selama
kerajaan tersebut belum hancur. Ia pun mencari cara lain. Ia mengetahui
rahasia besar mengenai bunga bulan biru. bertahun ia mencari, bertahun
pula ia tidak pernah menemukannya. Teka teki terbesarnya belum pernah
ia pecahkan, yakni prasasti bertuliskan “hanya kedamaian hati yang
menemukan cahaya” hingga akhirnya ia mempunyai rencana. Siluman
tersebut memberikan racun kepada istri raja sehingga sang istri mandul
dan tidak mempunyai keturunan.
Raja yang semakin tua semakin bersedih tidak ada pilihan selain
memohon tabib untuk mengobati istrinya agar bisa mengandung anak.
Silumam tersebut pun menjelaskan bahwasannya sang istri harus
meminum air rebusan kelopak bunga bulan biru yang di jaga oleh peri
hutan. Karna cinta nya raja oleh istrinya ia pun mengadakan perjalanan
bersama pasukan kerajaan mencari bunga yang dimaksud dan secara
diam diam siluman tersebut mengikuti dari belakang.
Raja pun sampai di lokasi, karena raja memiliki hati yang tulus dan bersih
maka dengan mudah raja itu menemukan sang peri. Raja menceritakan
kisahnya. Sang peri pun mengatakan bahwasannya bunga itu hanya satu,
dan tidak memiliki tunas. Dengan kata lain, jika bunga ini mati maka tidak
aka nada yang bisa menggantikannya. Bunga ini memiliki tujuh kelopak,
peri bisa memberikannya satu untuk raja mengingat pentingnya
keturunan raja demi perlindungan bunga itu sendiri.
Sayembara : dalam perjalanan dayang sumbi menjatuhkan jarum tenun
sehingga ia mengadakan sayembara siapa saja yang dapat menemukan
jarum maka keluarganya akan tinggal di istana dan bila yang
menemukannya adalah seorang pria, maka akan menjadi suami dari
dayang sumbi, bila perempuan maka akan dijadikan saudara. Si tumang
lah yang menjadi suami dayang sumbi.
2 tahun kemudian raja mati, dan sahlah si tumang menjadi raja alamaya.
Tumang mati : saat ulang tahun ke 10 sangkuriang di beri hadiah berupa
panah oleh ayahandanya. Karena senangnya ia pergi berburu untuk
pertama kalinya. Demi kebahagiaan anaknya, dayang sumbi dan si
tumang pergi ke hutan beserta beberapa pengawal, mendirikan kemah.
Dengan izin dayang sumbi, sangkuriang dan situmang pergi ke hutan
untuk berburu kijang. Namun tumang merasakan kehadiran siluman jahat
oleh karenanya si tumang bersikeras untuk pergi demi menghindarkan
sangkuriang dari bahaya. Namun sangkuriang tidak mengerti lalu
mengejar dan menembak kijang dengan panahnya sendiri. Lalu tiba tiba
ada siluman datang dan menyerang mereka. Situmang dengan ajaib
berubah menjadi manusia serigala besar. Perkelahian sengit pun terjadi,
namun si tumang kalah dan sangkuriang berhasil kabur. Sangkuriang
yang tidak bisa berkata apa apa karena ketakutan terdiam saat dayang
sumbi menanyakan dimana si tumang. Dayang sumbi salah sangka dan
mengira hati rusa buruannya adalah si tumang. Dayang sumbi yang
marah memukul kepala sangkuriang hingga berdarah. Sangkuriang yang
semakin ketakutan mengetahui bahwa si tumang adalah ayahnya berlari
ke hutan dan terjatuh di sungai. Ia ditemukan oleh seorang wanita tua
yang tidak lain adalah siluman itu. Sangkuriang yang lupa ingatan di asuh
oleh siluman itu dan di ajarkan berbagai ilmu dan berubah nama menjadi
jaka.
Sangkuriang kembali : Sangkuriang hidup jauh dari warga dan diajarkan
bahwa mereka adalah orang terbuang yang tidak dipedulikan raja. Ia
dihasut bahwa raja kerajaan alamaya sangat sombong dan serakah dan
tidak peduli dengan rakyat miskin seperti merka. siluman yang cerdik
mengetahui dayang sumbi yang selalu mengunjungi hutan tiap hari ulang
tahun sangkuriang. Karena keterbatasan dana dan persediaan, menyuruh
sangkuriang pergi keluar untuk kebutuhan hidup. Dalam perjalannya ia
melihat rombongan prajurit kerajaan. Dengan membawa hati penuh
dendam ia berniat merampok rombongan tersebut. Dengan kekuatannya
ia berhasil melumpuhkan semua penjaga dan yang tersisa adalah kereta
kuda yang berisi sang ratu. Sangkuriang pun masuk dan hendak
membunuh sang ratu namun serangannya terhentu karena sangkuriang
terpikat dengan kecantikan dayang sumbi. Dayang sumbi meski telah
bertambah umur namun tidak membuat wajahnya terlihat tua.
Perawakannya tidak berubah sejak ia berusia 20 tahun. Hal itu disebabkan
karena ia memiliki sebagian kekuatan dari bunga ajaib. Ia tertegun namun
bala bantuan tentara kerajaan ramai berdatangan dan akhirnya jaka pergi
dengan membawa persediaan makan dan sebagian perhiasan ratu.
Kisah cinta jaka dan dayang sumbi : jaka tidak bisa tidur karena selalu
terbayang akan wajah dayang sumbi. Jaka telah memutuskan, ia akan
berkelana dan meninggalkan ibu angkatnya untuk mendapatkan cinta
dayang sumbi. Ia tahu bahwa wanita yang dilihatnya adalah sang ratu,
dan jika ia menemuinya lagi maka sudah pasti hukuman gantung sudah
didepan mata, namun besarnya cintanya tidak menghalangi langkahnya
untuk menuju istana. Tidak disangka saat ia tiba di suatu pasar, banyak
selebaran dimana wajahnya terpampang sebagai buronan istana. Maka
jaka hanya memakai tudung besar dan berjalan menunduk sehingga tidak
ada yang mengenalinya. Hingga di suatu warung nasi ia mendengar
pembicaraan mengenai kebaikan sang raja yang membawa kedamaian di
negeri ini. Hal ini membuat nya bingung karena hal tersebut sangat
berbeda dengan kenyataan yang di terimanya di gubuknya yang selalu
miskin dan tidak pernah diberi bantuan apa apa oleh raja. Secara tidak
sengaja si penjual nasi menyenggol gelas di dipannya dan terjatuh. Si
penjual pun merunduk untuk mengambil gelasnya. Betapa terkejutnya ia
melihat rupa jaka yang mirip dengan gambar poster buronan sehingga
sontak ia berteriak. Warga lainnya pun terkejut dan membuka tuduk
kepala jaka. Sehingga terlihatlah wajah jaka yang sebenarnya dan itu
sangat mirip dengan poster buronan. Jaka yang panik lalu kabur dan tidak
berselang lama tentara kerajaan yang sedang berpatroli datang ke
warung tersebut karena mendengar teriakan warga. Kejar kejaran pun
terjadi antara tentara kerajaan dan jaka hingga memporak porandakan
pasar. Jaka akhirnya terkepung dan di kelilingi oleh pasukan kerajaan
dengan panahnya dan meminta jaka menyerah. Jaka dengan cerdiknya
berkata bahwa dia sangat lincah. Bila satu dari kalian melepaskan anak
panahnya maka aku dapat menghindar dan anak panahnya akan melukai
teman kalian. Para prajurit mulai bingung dan lengah sehingga jaka dapat
berhasil kabur dari kepungan. Jaka kemudian bersembunyi di salah satu
rumah warga. Namun ia tidak sadar dari belakang si pemilik rumah
memukul pundaknya dengan kuat menggunakan kendi hingga ia pingsan.
Ia sadar saat dibawa ke penjara istana. Belum sempat penjaga menutup
pintu penjara jaka beraksi dan akhirnya jaka kabur mencari jalan keluar,
namun tak sengaja ia memasuki kamar dayang sumbi dan mereka
bertemu. Jaka mencertitakan kisahnya bahwa ia hidup miskin dan
menderita sehingga ia membajak rombongan raja karena desakan
kebutuhan. Ia datang untuk minta maaf dan ia menyatakan cintanya
kepada dayang sumbi. Namun dayang sumbi berkata lain, ia mengakatan
kalau anaknya telah pergi meninggalkannya dan ia curiga anak itu adalah
jaka. Awal kecurigaan dayang sumbi adalah saat pertama kali jaka
menyerbu kereta kuda nya dan menodongkan panahnya di hadapannya
dan ia tahu bahwa itu adalah panah yang diberikannya dahulu untuk
ulang tahun sangkuriang.
Sangkuriang bingung dengan apa yang dialaminya hari itu. Hari itu ia
mendapati kenyataan yang berbeda. Ia tahu bahwa kerajaannya sangat
makmur dan kini orang yang dicintainya mengatakan bahwa dia adalah
anaknya.
Dayang sumbi membuktikan bahwa ia awet muda karena bunga ajaib. Ia
menunjukkan lokasi bunga ajaib itu. Sangkuriang syok dan tidak bisa
berkata apa apa lagi. Berhari hari ia berfikir namun tetap ia tidak bisa
melupakan cintanya. Ia telah diberitahu sebelumnya oleh dayang sumbi
kalau dia kembali ke istana dayang sumbi tidak akan menghukumnya, ia
mengerti penderitaan yang dialami oleh sangkuriang dan jika ia kembali
ia akan dijadikan raja yang baru karena alamaya saat ini tidak memiliki
raja. Sangkuriang mendatangi petinggi istana dan mengancam akan
membunuh keluarga nya jika tidak mengadakan rapat mengenai siapa
penerus raja. Akhirnya dayang sumbi mengajukan syarat untuk dibuatkan
kapal besar yang sanggup menampung semua emas dan seluruh
penduduk alamaya dalam waktu semalam. Sangkuriang mengiyakan
syarat tersebut. Sangkuriang mencari cara bagaimana membuat kapal
untuk mengangkut semua lautan emas itu. Iapun kembali ke ibu
angkatnya dan ibu angkatnya mengatakan itu sangat mustahil, namun
tidak mustahil jika ia memiliki pasukan yang dipeoleh dari ramuan yang
dibuatnya. Sebenarnya ibunya telah saying dengan sangkuriang dan tidak
ingin sangkuriang pergi meninggalkannya tapi bujuk rayu sangkuriang
membuat ibu angkatnya mengalah. Ia melanjutkan, ramuan itu butuh
kelopak bunga ajaib untuk bisa membangkitkan pasukannya. Ibu
angkatnya yang sekarat juga butuh satu kelopak untuk bisa sembuh dan
semakin kuat. Sangkuriang pintar dengan bertanya jika pasukanmu
sehebat itu, berapakah waktu yang diperlukan untuk mengangkat tanah
emas hingga menyerupai bentuk kapal. Dari perbandingannya ia hanya
akan memberikan dua kelopak, satu untuk dijadikan pasukan pembantu,
dan satu lagi untuk menyembuhkannya jika telah selesai membuat kapal.
Merasa dibohongi, ibu angkatnya marah namun apa daya para
pasukannya telah pergi dan karena kekuatannya yang sedikit tidak
mampu mengendalikan pasukannya dari jauh, ia harus lebih dekat untuk
memerintahkannya. Dengan terlunta lunta ia pergi menyusul
sangkuriang.
Bersamaan dengan itu dayang sumbi yang mengetahui bunga ajaib telah
diambil sangkuriang khawatir akan apa yang di perbuat sangkuriang.
Sesampainya di lokasi, ia bertemu dayang sumbi dengan bujuk rayu nya
yg sok baik ia memberi ide dayang sumbi untuk memerintahkan seluruh
rakyat alamaya yang memiliki kain sutera merah lakukan aktifitas rutin
pagi menumbuk padi dan buatlah kegaduhan sehingga ayam berkokok.
Lalu ibu angkat sangkuriang mengancamnya jika ia tidak memberikan
Bunga ajaib itu ia tidak akan menyuruh pasukannya untuk melanjutkan
pekerjaannya, sementara fajar sebentar lagi menyingsing.
Setelah ia mendapatkan bunganya, ia mengambil satu helai kelopak dan
mencampurkannya dengan ramuannya dan meminumnya. Lalu
terkejutlah sangkuriang ternyata ibu asuhnya adlah siluman dan karena
ketakutan ia teringat semuanya dulu siluman itu yang menyerang si
tumang. Siluman itu menang dan berterimakasih kepada sangkuriang
karena sangkuriang telah menggali kuburannya sendiri. Bunga ajaib
hanya bisa bertahan hingga gerhana matahari tepat tegak lurus dengan
akar utamanya, sebelum itu ia harus mengekstrak kelopaknya untuk
menciptakan pasukannya untuk menguasai dunia. Siluman itu
mengerahkan sebagian pasukannya untuk menyerang desa.
Pertempuran : pasukan siluman memporak porandakan desa. Dayang
sumbi yang terkejut segera memerintahkan semua pasukannya untuk
melakukan perlawanan dan melindungi desa. Sangkuriang datang dan
menunjukkan jalan cepat menuju kapal raksasanya. Diperjalanan ia minta
maaf kepada dayang sumbi dan ia telah mengingat semua nya dan bukan
ini yang ia inginkan. Semua pasukannya telah kalah dan yang tersisa
hanya sedikit dan mereka bersembunyi di sebuah goa masih namun tidak
jauh dari kapal. Sangkuriang beserta rombongan yang putus asa teringat
akan si tumang dan mengharapkan andai tumang ada disini dan
melindunginya. Sebenarnya ia masih ada disinin, dia masih hidup, tumbuh
di dalam hati sangkuriang. Sangkuriang berubah menjadi manusia
serigala berencana akan mengelabuhi para siluman dan rakyat beserta
dayang sumbi dapat lari ke kapal karena sebentar lagi dataran akan
hancur dan berubah menjadi lautan.
vbbvvvbb 8/10/15 3:16 PM
Alkisah pada zaman dahulu kala, di suatu daerah terpencil jawa barat
berdirilah sebuah kerajaan yang tentram. Sebuah kerajaan dimana
burung berkicau dengan dengan merdunya dan dedaunan menari dalam
lembutnya buaian angin, sebuah tempat dimana kedamaian selalu
meliputi negeri ini, Alamaya. Dinamakan demikian karena letaknya yang
terpencil dan tersembunyi jauh dari kerjaan lainnya. Rajanya tidak pernah
menjajah wilayah kerajaan lain, bukan karena lemah atau penakut,
namun kelimpahan sumber daya alamnya yang mmbuat kerajaan sangat
makmur, bahkan mereka memiliki mata uang sendiri.
“huu… haaa ! huuu haaa..!!” teriak semangat para prajurit kerajaan yang
sedang berlatih. Baginda raja sangat pintar dan membentuk pertahanan
yang kuat apabila suatu saat diserang oleh musuh. Suatu ketika ada
penjajah dari majapahit datang, namun kehebatan tentara kerajaan
mampu mematahkan serangan musuh.
Di akhir peperangan, dari harta rampasan yang dikumpulkan, raja
menemukan sesuatu yang penting, peta harta karun. Inilah awal yang
menentukan masa depan kerajaan kedepannya, apakah akan
membawakan kemakmuran yang lebih atau sebaliknya, membawa petaka
bagi kerajaan Alamaya. Para petinggi istana pun mengadakan
musyawarah. “Jelas ini adalah peta harta karun, dan inilah yang mereka
cari baginda” tutur salah seorang penasehat. “Kita beruntung
mendapatkannya baginda. Lokasinya memang berada di luar kekuasaan
kita, namun tidak jauh dari batas selatan Alamaya. Baginda, apabila harta
ini menjadi milik kita maka kerajaan kita akan kaya” ucap penasehat
lainnya. Banyak diantara mereka menganggukkan kepala tanda setuju
dengan ucapan penasehat terebut, namun tidak bagi seorang hakim
istana yang berada tepat disebelah kiri raja. Hakim tua tersebut dengan
nada meyakinkan berkata, “saudaraku, mungkin pertanyaan terbesarnya
adalah seberapa berharganya emas bagi rakyat alamaya ditengah
kekayaan alam yang selalu berkecukupan ini? Apakah emas yang kita
makan? Apakah emas yang kita perdagangkan? Baginda, negeri kita tidak
berhubungan dengan dunia luar. Segala kekayaan alam disini sangat
cukup untuk kemakmuran rakyat Alamaya”.
Suasana yang ribut akibat silang pendapat tiba tiba menjadi hening saat
baginda raja mengangkat tangannya. Semua mata menuju ke baginda
dengan jantung yang berdebar menantikan keputusan sang raja.
“Rakyatku, munculnya peta harta ini menjadi peringatan bagi kita untuk
waspada. Harta karun tidak pernah di incar oleh satu orang. Selama ini
kita semua dapat tidur nyenyak tiap malam, bernyanyi, menari dan
membuka jendela di pagi hari. Itu semua karena Alamaya merupakan
negeri tersembunyi yang jauh dari kekuasaan kerajaan lain. Mungkin hari
ini kita menang, mungkin hari ini ada satu musuh, tapi bukan tidak
mungkin besok ada seribu musuh yang datang. Adipati, berikan
pendapatmu” Tutur Baginda dengan bijak. “Benar yang baginda katakan,
ancaman telah datang. Menurut saya, demi keamanan rakyat kita harus
melindungi harta tersebut. Sebarkan berita palsu terkait harta tersebut
agar dunia luar tetap tak mengetahui lokasi harta itu. Perluas kekuasaan
Alamaya ke daerah ini dan kita tempatkan beberapa penjaga disana.
Mungkin harta ini belum kita butuhkan sekarang, tapi Alamaya akan terus
berkembang. Harta ini akan berguna bagi masa depan, dengan
menjaganya berarti kita menjaga anak cucu kita sendiri”. Itulah sepenggal
dialog musyawarah kerajaan yang akhirnya diputuskan kerajaan akan
melakukan ekplorasi untuk menemukan harta tersebut.
Bertahun lamanya pencarian dilakukan, akhirnya mereka menemukan
sebuah prasasti bertuliskan “hanya kedamaian hati yang dapat
menemukan cahaya”. Karena hanya raja yang paling berhati damai, maka
raja lah yang bisa menemukan cahaya yang dimaksud. Bukan sebuah peti
harta karun, namun cahaya tersebut adalah peri penjaga hutan. Raja
dengan hati yang tiada dendam dan niat jahat menceritakan keadaan
kerajaannya. Bahwasannya kerajaannya sedang tidak aman, sistem
pertahanan harus ditingkatkan. Meskipun sangat jarang penjajah datang,
namun tidak menutup kemungkinan tahun tahun kedepan datang musuh
yang lebih besar dengan persenjataan yang lebih hebat. Disamping itu,
pertumbuhan penduduk, terbatasnya lahan, perkembangan dunia luar
juga ikut diperhitungkan dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Jaringan informasi keluar daerah di perkuat melalui para pedagang
melalui jalan rahasia sehingga tidak mungkin orang luar masuk. Raja tahu
emas adalah komoditi perdagangan dan unsur penting yang dapat
menjaga kemakmuran masa depan kerajaan alamaya.
Sang peri yang baik hati juga menceritakan bahwasannya ia mempunyai
kekuatan yang bersumber dari suatu tumbuhan ajaib sehingga tanahnya
sangat gembur dan menghasilkan kekayaan alam yang melimpah
meskipun tidak ada hujan termasuk di alamaya. Karena sebenarnya
dibawah tanah alamaya terdapat aliran air bertekanan tinggi dan karena
kekuasaan tumbuhan ajaib air tersebut tidak meluap dan menghancurkan
seluruh wilayah tersebut. Oleh sebab itu sang peri menekankan
bahwasannya harta terbesar yang patut dilindungi bukanlah tumpukan
emas tersebut, melainkan bunga ajaib yang di ceritakan tadi. Bunga
tersebut tidak boleh dipindahkan dari posisinya karena setiap gerhana
matahari penuh bunga akan mekar dan menyerap energi dari cahaya
gerhana. Sang peri mau menunjukkan lokasi persembunyian emas
tersebut namun sang raja harus berjanji untuk melindungi segenap hati
bunga ajaib tersebut dan tetap merahasiakannya dari siapapun. Sang raja
pun berjanji dan akhirnya sang peri yang selalu ditemani oleh serigala
kecil imut setianya itu pun mengerti dan menunjukkan jalan rahasia
menuju persembuyian emas tersebut. Sang peri tidak bisa mengantar
sampai lokasi persembunyian emas. Emas tersebut berada dalam gua
kecil tersembunyi dalam sumur yang berjarak tujuh langkah dari pohon
rambutan besar sekitar satu hari perjalanan dari sini kearah barat. Sang
raja harus berhati hati karena emas tersbut dijaga oleh siluman yang
tamak dan sangat memuja emas emas tersebut.
Perjalanan dilanjutkan akhirnya pasukan kerajaan menemukan gua
tersebut dan masuk kedalamnya. Raja beserta pasukannya dengan gagah
berani masuk ke gua tersebut dan mengalahkan seluruh kawanan siluman
penghuni gua. Raja terkejut karena bukan bongkahan emas atau
tumpukan emas dalam gua, tapi lautan emas murni yang amat berlimpah.
Hari itu akan diingat sebagai kemenangan terbesar baginda raja yang
membawa kemakmuran bagi kerajaan alamaya. Dengan emas itu
kerajaan menjalankan rencana awalnya untuk lebih meningkatkan
perekonomian rakyat, membentuk tim informan rahasia keluar daerah
dan mengirim pedagang keluar daerah untuk menjual emas yang ada dan
memasukkan barang barang kebutuhan bagi kesejahteraan rakyat. Raja
juga memperkuat pertahanan dengan membentuk pasukan tangguh yang
memlliki baju zirah terbuat dari emas, yang disebut dengan pasaukan
emas.
“Dan akhirnya kerajaan kecil itu makmur selamanya”. “selama apa ibu?”.
“selama lamanya..”. “selama lama lamanyaa ibu?”. “tidak nak, selama
lama lama lamaaaaaaanya…”. “waaahhhh ibu… apakah peri ajaib itu
benar benar ada?”. “tentu saja anakku yang lucu… sebenarnya, banyak
hal ajaib yang terjadi di sekitar kita dan hanya mereka yang percaya yang
bisa melihatnya”. “disekitar kita bu? Apa contohnya?”.”contohnya kamu
saying… bagi ibu dan ayah, kamu adalah keajaiban. Anugerah terindah
yang kami miliki…”. Tiba tiba terdengar suara pintu kamar terbuka pelan
“(krek…) Sudah malam sumbi, ayo tidur nak ibu mu sudah capek”
“Aayah… mengganggu saja ! kami kan lagi asik cerita”. “Ayahmu benar
sumbi, ayo lekas tidur… lihat si tumang sudang mengantuk tuh”. Tutur
sang ibu. “iya ibu, sumbi tidur lagi ibu” jawab sumbi sambil memeluk si
tumang, serigala kecil lucu peliharaannya. Benar saja, malam telah
semakin larut, api damar pun dikecilkan dan suasana menjadi semakin
remang dan tenang. Binaran mata sang ibunda mencerminkan
kelembutan dan kasih sayang tulus di raut wajahnya yang semakin tua.
Tangan hangatnya lembut membelai kening sumbi seraya bersenandung,
“nang ning nung.. nang ning nung… bila malam tiba… saat langit
terbuka… bintang bersinar dengan terangnya… terbuai buah hati di lagu
sahdu.. temani diri terbangkan mimpi.. setitinggi tingginya… sedalam
dalamnya… nang ning nung.. nang ning nung… selamat malam anakku…
jangan pernah dewasa ya…”
12 tahun kemudian, sumbi tumbuh menjadi gadis yang cantik jelita.
Sumbi adalah putri tunggal raja Sungging Perbangkara, raja bijaksana
yang kini memerintah negeri Alamaya. Sumbi dikenal tidak hanya
parasnya yang cantik, tapi hatinya pun bersih sehingga di cintai oleh
rakyatnya. Pemikirannya luas sebebas burung yang terbang. Namun hal
itu lah yang terkadang membuat baginda raja sedih akhir akhir ini. Sudah
lebih dari lima lelaki pilihan di tawarkan oleh baginda raja untuk
meminangnya namun hingga saat ini sumbi masih enggan untuk
menikah.
Hari itu matahari sudah berada di ufuk barat memancarkan cahaya merah
keemasaannya pertanda malam kan datang. Air mata sumbi menetes, ia
tersedu melihat ibunya terbaring lemah atas sakit keras yang di
deritanya. “sumbi… sumbi…” lirih ucap sang ibu yang dengan perlahan
membuka matanya. Tangannya yang lemah mengusap air mata di pipi
sumbi. “sumbi anakku, engkau telah tumbuh dewasa… mungkin sudah
saatnya ibu menceritakan sebuah rahasia…”
Semilir angin malam menyebar di bilik istana hingga sampai ke
singgasana raja. Baginda raja yang saat itu baru tiba dari perjalanan
bergegas menuju bilik dimana istrinya berada. “sumbi anakku, engkaulah
penerus istana… jadilah seorang ratu yang selalu memberikan kedamaian
di negeri Alamaya… tapi Alamaya tidak akan memiliki ratu tanpa raja.
Berikanlah hatimu pada seorang raja yang kan menjaga negeri ini. Sumbi
anakku.. waktu tidak akan pernah menunggu.. uhuk, uhuk”. “Ibu… sumbi
ambilkan air minum untuk ibu ya” segera sumbi ambilkan air minum di
meja yang tidak jauh darinya. Perlahan sumbi menaikkan sandaran ibunya
dan meminumkan air putih dalam gelas yang dipegangnya. “sudah sumbi,
ibu tak sanggup lagi untuk minum. Uhuk, uhuk.. sumbi kemarilah
mendekat nak” sumbi pun mendekat, memegang tangan ibunya dengan
sedih dan mellihat mata ibunya yang metapnya dengan dalam. “sumbi
anakku, engkau anakku, engkaulah keajaiban bagiku, dan tetaplah
menjadi.. keajaiban...”. seketika mata sang ibu yang sayu itu perlahan
kosong, gelas yang berada di tangan sumbi terjatuh. “ibu...!” teriak sumbi
sedih melepas ibunya saat menghela napas terakhir. Disaat yang sama
baginda raja telah berada di depan pintu dan terkejut melihat istrinya
wafat.
Gerimis turun membasahi pipi sumbi menggantikan air matanya yang
kering, seakan dunia ikut bersedih. “sumbi, ayo pulang nak. Tidak baik
terus meratap bersedih seperti itu” kata baginda raja mengajak sumbi
yang masih duduk di sebelah makam ibunya. “iya ayah…” jawab sumbi
yang masih bersedih. Sumbi pun pulang dengan kereta berkuda bersama
rombongan kerajaan. Dalam perjalan pulangnya, ia memegang kain
rajutnya yang belum jadi. Ia terkenang dulu saat ia pertama kali di
ajarkan merajut sebuah syal oleh ibunya. Saat ia hendak memasukkan
benang kedalam lubang jarum emasnya tiba tiba kereta berguncang
karena rodanya menghantam batu kerikil di jalanan. Sumbi tersentak dan
menjatuhkan jarum emasnya. Sumbi berusaha mengambilnya namun
sayang jarum tersebut terhempas keluar kereta.
Keesokan paginya. “perhatian, kanjeng putri dayang sumbi telah tiba”
ucap salah seorang penjaga bilik singgasana raja. Sumbi mendatangi
ayahnya dan berkata, “Ayah, sumbi telah membuat keputusan”.
“keputusan apa putriku, ayah tidak mengerti, katakanlah” ucap raja
heran. “ayah tahu jarum emas yang terjatuh saat perjalan pulang dari
pemakaman ibunda, itu sangat berarti bagi sumbi”. Raja pun menjawab
“iya nak, ada apa gerangan?”. Sumbi pun melanjutkan, “sumbi ingin ayah
mengadakan sayembara, sumbi bersedia memberikan segenap hati sumbi
dan menikah kepada lelaki yang menemukan jarum emas tersebut”.
Mendengar ucapan tersebut baginda raja pun bahagia dan segera
menyuruh prajuritnya menyebarkan berita tersebut ke seluruh penjuru
negeri Alamaya.
Terompet berbunyi, pasar yang begitu ramai tiba tiba hening, tentara
kerajaan berjumlah lima orang berbaris dan salah seorang dari mereka
membuka sebuah gulungan dan berkata, “pengunguman, pengunguman !
yang mulia baginda raja batang garang penguasa negeri Alamaya
mengadakan sayembara yang berhak di ikuti oleh seluruh rakyat
Aalamaya. Barang siapa yang menemukan jarum emas milik kanjeng putri
Dayang sumbi maka keluarganya akan tinggal di istana. Bilamana orang
yang menemukannya adalah seorang laki laki belum menikah maka akan
dinikahkan dengan kanjeng putri. Namun bila orang yang menemukannya
adalah seorang gadis dan laki yang telah berkeluarga maka akan
dijadikan saudara. Sayembara ini di mulai dari hari ini hingga waktu yang
tak terbatas”. Segera rakyat bersorak mendengar kabar gembira itu.
Semua orang bersemangat mengikuti sayembara tersebut. Yah, siapa
juga di negeri ini yang tidak ingin tinggal di istana.
Mencari jarum di tumpukan jerami saja begitu susahnya, apalagi ini
mencari jarum di suatu negeri. Benar saja, sebulan lamanya sayembara
telah berlangsung namun tak satupun jarum emas di temukan. Hingga
pada suatu malam bulan purnama, sumbi yang sedang tidur dikejutkan
oleh sesosok pria yang wajahnya tertutupi jubah tebal berbulu. Sontak
sumbi terkejut namun apa daya mulutnya ditahan oleh pria tersebut.
“sst… jangan takut, aku tidak memiliki niat jahat. Dengar putri, aku akan
melepaskan mulutmu agar kita dapat berbicara. Namun mengangguklah
tanda engkau berjanji tidak akan teriak.” Sumbi pun mengerti dan
mengangguk. Pria berjubah itupun melepaskan dekapannya perlahan.
“Dayang sumbi, ini aku… si tumang” bisiknya pelan. “si tumang? Apa
maksudmu ?!” sumbi pun khawatir dengan si tumang dan berbegas
mencarinya. “kau..! cepat katakana dimana kamu menyembunyikannya ?!
apa yang kau inginkan? Cepat kembalikan situmang !” mendengar sumbi
berteriak pria itu kembali mendekap sumbi dan menutup mulut sumbi
dengan tangannya.
(tok tok..) bunyi ketukan pintu oleh prajurit penjaga kamar sumbi.
“kanjeng putri, apakah anda baik baik saja ?”. pria berjubah tebal itupun
berbisik kepada sumbi “putri, tidak kah engkau berfikir bagaimana aku
bisa ada disini tanpa diketahui oleh satu penjaga pun? Lihatlah tangan
kiriku. Ini adalah bekas luka yang dulu telah kau rawat saat kita pertama
kali bertemu. Waktu kita tidak banyak putri, aku bisa menunjukkan
kepadamu bukti yang lainnya. Sekarang katakanlah kepada mereka dan
bersikaplah wajar seolah tidak terjadi apa apa. Sekarang tergantung tuan
puteri, aku tahu hati nuranimu seputih kapas…” sumbi mengangguk dan
perlahan pria itu melepaskan tangannya. “aku baik baik saja, tidak ada
masalah… kembalilah bertugas”.
“putri, sungguh… banyak hal yang ingin ku ceritakan kepadamu.”
“menjauh dariku! Bekas luka di tangan kirimu itu, sangat mirip dengan
luka milik si tumang. Tapi luka itu bisa saja dibuat buat. Kita akhiri saja
omong kosong ini, jika saudara menginginkan uang akan aku beri.
Permintaanku hanya satu, aku ingin si tumang kembali. Aku berjanji tidak
akan memberitahukanmu kepada raja tapi ku mohon, kembalikan si
tumang.” Pinta sumbi mulai mengancam. Kedua tangannya mendekap di
dada, gemetar takut terjadi sesuatu pada si tumang. Pria berjubah tebal
berbulu itu berjalan mendekati sumbi tanpa memperdulikan permintaan
sumbi. “kumohon, jangan….” Kata sumbi. Namun pria itu semakin
mendekat seakan terpaku melihat sesuatu. Benar saja, tangannya
perlahan mengambil syal yang sedang di pakai sumbi.
“syal ini… saya ingat benar syal ini. Ini adalah syal yang pertama kali putri
buat bersama dengan mediang ratu. Putri sangat tekun dan semakin
mahir merajut. Putri tahu jarum emas itu bukanlah jarum emas biasa, aku
mengetahui dalamnya kenangan antara putri dengan yang mulia ratu.
Aku merasakan kehangatan tulusnya putri menyayangi ku sejak kecil. kita
bermain bersama, menari bersama, masa sulit, masa bahagia, kita lalui
bersama. Kita selalu bersama, aku merasakan apa yang puteri rasakan
dan aku melihat apa yang putri lihat…”
Pria itu membuka topi jubahnya, terasa ketulusan terpancar dari mata
birunya. Sinar purnama yang terang masuk melalui celah ventilasi dan
jendela, tepat menyinari wajah tampannya. “tapi bgaimana bisa seekor
serigala kecil ku yang lucu berubah menjadi manusia? Atau begini saja,
aku akan menanyakan suatu hal kepadamu untuk membuktikan kalau
benar engkau adalah situmang!” “baiklah, apapun itu puteri” jawab pria
itu. “setiap hari senin, apa yang biasa kita lakukan?” Tanya sumbi. “setiap
senin setelah yang mulia ratu wafat, saat lepas fajar kita bersiap untuk
pergi ke makam beliau. Kita berdoa untuk baginda ratu dan memberi
tujuh tangkai bunga mawar merah kesukaan yang mulia ratu“. “bgaimana
dengan hari kamis?” Tanya sumbi lagi. “setiap kamis menjelang sore kita
pergi ke kebun memetik sayuran untuk dimasak esok hari. dan puteri
selalu memakai baju berwarna kuning cerah setiap kamis nya. Puteri…
aku bahkan masih mengingat senyum indah puteri setiap harinya”.
“tumang… benar kau kah itu?” sahut sumbi sambil menatap dalam mata
pria itu. Mungkin rupa bisa menipu, tapi tatapan mata itu tidak akan
berbohong. Perasaannya sama ketika dulu sumbi menatap mata si
tumang. Tangan sumbi yang tadi gemetaran kini tenang.
“dalam wujud binatang, akulah si tumang, tapi dalam wujud manusia,
puteri bisa memanggilku Astra jingga” “Astra… jingga…” kata sumbi yang
tertegun memandang wajah pria itu. Wajahnya memerah, terpesona
karena si tumang, serigala kecil sahabatnya adalah seorang pemuda yang
tampan. “Putri, jarum emas itu… tanpa sengaja puteri menjatuhkannya
dalam perjalanan pulang ke istana. Malam itu, meski kereta sedang
melaju dengan kencangnya puteri rela keluar menerjang hujan demi
mencari jarum emas tersebut. Aku tahu puteri, jarum itu tidak hanya
penting bagi puteri, tapi juga bagi Alamaya.” kata astra itu. “kita
melompat dan terjatuh, raja beserta pasukannya berhenti dan melihat
keadaan puteri. Saat itu aku tak percaya puteri masih sanggup berdiri dan
bergegas mencari jarum emas itu. Kita mencari bersama sama, namun
derasnya hujan dan dingin nya malam membuat puteri jatuh pingsan.”
Lanjutnya. “saat baginda raja menggendong puteri, saat itulah aku
menemukan jarum emas itu yang ternyata ada di rerumputan dimana
puteri pingsan. Aku mengambilnya dan menyimpannya agar saat puteri
terbangun aku bisa memberikan puteri kejutan. Tapi keesokan paginya
sebelum aku sempat memberikan jarum emas itu puteri mengadakan
sayembara. Aku bingung puteri… selama ini aku berharap hubungan kita
lebih dari sekedar teman. Mungkin inilah jawabannya, mungkin inilah
kesempatan yang ku cari selama ini. Aku mencintaimu puteri… Tekad ku
sudah bulat. Aku akan meminangmu dengan ini”. Sambil mengeluarkan
jarum emas dari sebuah gumpalan kain di tangannya.
“oh, astra… tentu aku sangat mencintaimu… tapi.. aku tidak mengerti…
kenapa… kenapa bisa kau berubah wujud seperti ini? Sejak kapan?”
Tanya sumbi sambil menangis terharu. “inilah keajaiban puteri…
keajaiban ada di sekitar kita, asalkan kita…”. “mempercayainya…”
sambung sumbi. “puteri, lihatlah keluar…” kata pria itu sambil membuka
jendela, seketika terang cahaya bulan menerpa mereka berdua. “lihatlah
indahnya cahaya purnama itu… ini bukan cahaya purnama biasa. Ini
adalah bulan purnama penuh bercincin pelangi. Saat purnama ini mucul,
aku berubah menjadi sosok manusia. Inilah saat yang aku tunggu sejak
lama. Tapi waktu ku tidak banyak… aku hanya dapat bertahan dalam
wujud ini dalam waktu lima hari saja.” “hanya lima hari? andai kata besok
hari pernikahan kita, lalu engkau menghilang begitu saja? Mungkin aku
bisa menerimanya karena aku tahu engkau adalah si tumang, tapi
bagaimana dengan baginda? Bagaimana dengan rakyat? Apa yang harus
kita katakan?” kata sumbi cemas.
“iya, puteri benar… aku belum memikirkannya sejauh ini” kata Astra.
“puteri, baginda sudah tua. Yang ia pikirkan adalah penerus tahta
kerajaan. Jika kita menikah, engkau akan melahirkan seorang anak. Anak
itulah yang akan menjadi penerus tahta kerajaan.” “kau tak mengerti…
Ayah akan sedih dan cemas melihat ku di tinggal sendirian… anak kita
tidak akan lahir dalam waktu tiga hari… jika waktu sudah mendesak,
maka ayah akan menikahkanku dengan pria lain…” “sebelum hal itu
terjadi, terpaksa baginda harus ku bunuh”
“bunuh?” gumam salah seorang penjaga pintu bilik sumbi dengan cemas.
“tuan puteri, saya mendengar sesuatu di dalam. Apakah ada masalah
tuan puteri?” Tanya penjaga itu penuh curiga. “oh, tidak ada… aku hanya
sedang tidak bisa tidur…” jawab sumbi. “maaf puteri, tapi sepertinya kami
mendengar ada yang tidak beres di dalam, kami takut ada penyusup yang
mengincar tuan puteri. Mohon izinkan kami masuk demi keamanan tuan
puteri.” Sumbi terkejut mendengarnya, ia bingung dan tak tahu harus
berbuat apa. Sumbi takut terjadi apa apa jka ada yang tahu ada lelaki di
kamarnya tengah malam. “Astra, apa yang harus kita lakukan?” bisik
sumbi cemas, namun astra hanya terdiam.
“puteri?!” Tanya pengawal semakin cemas. Puteri yang ketakutan tanpa
sadar menjatuhkan vas bunga di sebelahnya. “Puteri…!” teriak kedua
pengawal yang lansung membuka pintu saat mendengar suara vas pecah.
“Hey! Siapa kau ?! puteri, berlindunglah !” kata salah seorang pengawal
yang dengan sigap nya menarik tangan sumbi. Astra yang tanpa
perlawanan akhirnya di tangkap dan di seret ke hadapan raja.
Sumbi hanya bisa ketakutan di dalam kamar. Ia tak habis pikir akan apa
yang akan dikatakan baginda. Ia khawatir baginda mengira astra
melakukan hal yang tidak tidak kepadanya. Namun hal yang paling di
takutkannya adalah jika perkataan astra benar, maka dalam keaadan
terdesak baginda raja akan terbunuh. “aku tidak bisa tinggal diam. Aku
harus pergi menjelaskannya kepada raja sebelum terlambat”. Pikirnya
dalam hati. Sumbi pun mencari ide bagaimana bisa keluar mengelabuhi
pengawalnya demi menemui baginda raja.
“aaa… tikus…! Pengawal ! bagaimana bisa ada tikus di kamarku ! cepat
temukan dan buang… cari di bawah tempat tidurku, tadi aku melihatnya
masuk ke dalam”. Sementara para pegawal sibuk mencari tikus bohongan
tersebut, sumbi perlahan berjalan menuju pintu kamar. Sumbi dengan
akal cerdiknya menutup pintu dan menguncinya dari luar sehingga para
pengawal terkurung di dalam kamar. Sumbi pun berlari menuju
singgasana raja. Singgasana raja berada di ujung sebuah lorong yang
sedang di laluinya. Saat tiba di depan pintu, sumbi terkejut ketika tiba tiba
pintu terbuka dan ternyata yang keluar adalah astra. Sumbi semakin was
was ketika melihat raut wajah astra yang terlihat bahagia dan tersenyum
kecil. “jika astra dapat keluar dengan wajah tersenyum, maka berarti…”
kata sumbi dalam hati seraya bergegas masuk kedalam dan astra
mengikutinya.
“Ayah…!” teriak sumbi melihat baginda raja terbaring lemas di atas kursi
rajanya. “Astra, apa yang telah engkau lakukan ? aku memang sangat
mencintaimu, tapi todak berarti aku tega mngotori tanganku sendiri
dengan darah.” Kata sumbi “sumbi… kau belum tidur nak?” “ayah..?” kata
sumbi yang terkejut melihat ayahnya yang tiba tiba terbangun. “lho, ada
gerangan apa sumbi, kenapa kamu menangis?” Tanya baginda raja.
“maafkan aku ayah, ku kira tadi ayah telah dibunuh oleh astra” jawab
sumbi yang tengah malu. “hahaha… kamu salah sangka nak, ayah hanya
tertiur karena malam telah larut. Kamu jangan khawatir. Ayah telah
mengetahui semuanya. Bahkan siapa tumang sebenarnya, ayah sudah
lebih dulu mengetahuinya dibandingkan kamu putriku… hahaha”
“ah tuan puteri, soal aku ingin membunuh raja tadi itu hanya bercanda…
maafkan aku tuan puteri.” Kata astra yang sedari tadi terseunyum melihat
sikap sumbi. “tuan puteri, apakah tuan puteri ingat dongeng yang selalu
yang mulia ratu ceritakan? Semua itu benar”. “maksudmu, peri dan bunga
ajaibnya itu benar benar ada?” Tanya sumbi yang wajahnya kini telah
berubah menjadi ceria. “semua benar puteri, kecuali satu hal. Peri
penjaga hutan yang selalu di ceritakan itu… telah tiada.”. “telah tiada?!
Apa yang terjadi dengan peri hutan itu ?”.
“Engkau masih ingat kan tuan puteri, kisah saat baginda raja batang
garang dengan pasukannya yang gagah berani menumpas siluman
pemuja emas itu? Saat itu baginda melakukan kesalahan. Baginda tidak
menyadari ada satu siluman yang berhasil kabur dan meloloskan diri.
Siluman itu licik, menyamar menjadi tabib istana hingga akhirnya berhasil
membunuh baginda raja. Tidak mudah menghilangkan dendam. Hatinya
tidak pernah tenang. Sepertinya siluman itu sadar kalau yang harus ia
jatuhkan bukanlah raja, melainkan Alamaya. Ia sangat pintar.
Mengelabuhi penerus tahta dengan meracuni ratu agar tidak bisa hamil.
Namun di sisi lain ia memberitahukan obat yang dapat memberikan
baginda seorang keturunan. Obat itu adalah air rebusan satu kelopak
bunga ajaib. Baginda yang terdesak pergi mencari bunga itu dan dengan
kebersihan hatinya beliau menemukannya. Namun ternyata itulah
rencana siluman itu yang sebenarnya. Ia tahu dengan bunga itu ia dapat
menghancurkan Alamaya. Hanya berhati bersih yang dapat menemukan
bunga itu, jadi si siluman ini mengikuti raja dari belakang. Setelah bunga
ajaib itu di temukan, siluman itu langsung menyerang untuk merebut
bunga itu dari penjagaan peri. Dalam pertarungan memperebutkan bunga
ajaib itu, peri penjaga hutan tewas.” Jelas astra.
“tentu siluman keji itu tidak berhasil merebut bunga ajaib itu. Peri itu
mempunyai kesatria pelindung brupa manusia serigala yang dengan
kekuatannya ia bretarung dengan siluman jahat itu. Kesatria serigala itu
menang. Tapi siluman itu sekali lagi berhasil kabur dan sekarang ntah
berada dimana.” Tambah baginda raja. “Kesatria serigala itu terluka dan
perlahan berubah menjadi serigala kecil, raja membawanya ke istana
untuk mengobatinya.” Sambung astra. “jadi serigala kecil itu…” kata
sumbi. “iya, serigala kecil itu adalah si tumang.” Kata raja. “lalu
bagaimana dengan nasib raja itu ?” tanya sumbi. “nah, akhirnya raja
memperoleh satu kelopak bunga ajaib. Kelopak itu di rebus, dan air
rebusannya di minum oleh yang mulia ratu. Sebulan kemudian yang mulia
ratu hamil dan akhirnya melahirkan seorang gadis yang cantik jelita. Dan
itulah… dirimu puteri. Puteri adalah keajaiban itu sendiri” jelas astra.
Sumbi pun terharu mendengar kenyataan itu. Ia bangga akan usaha
kedua orang tuanya untuk demi dirinya.
“ayah, mengenai sayembara jarum emas itu…” “ayah mengerti, besok
kalian akan ku nikahkan. Rakyat tidak perlu tahu kebenaran si tumang.
Rakyat hanya tahu bahwa Astra aku tugaskan ke negeri luar sebagai mata
mata. Setelah anakmu lahir, aku akan mewariskan tahtaku untuknya.
Beres kan?” ucap baginda penuh keyakinan. “ayah… terimakasih ayah…”
kata sumbi sambil memeluk baginda dan menangis bahagia. Esoknya
digelarlah pernikahan antara dayang sumbi bersama Astra Jingga.
Setahun kemudian sumbi melahirkan seorang anak laki laki yang diberi
nama Sangkuriang.
Saat ulang tahun ke tujuh, sangkuriang di beri hadiah berupa panah.
Karena senangnya ia ingin pergi berburu untuk pertama kalinya. Demi
kebahagiaan anaknya, dayang sumbi dan si tumang pergi ke hutan
beserta beberapa pengawal, mendirikan kemah. Dengan izin dayang
sumbi, sangkuriang dan situmang pergi ke hutan untuk berburu kijang.
Namun tumang merasakan kehadiran siluman jahat oleh karenanya si
tumang bersikeras untuk pergi demi menghindarkan sangkuriang dari
bahaya. Namun sangkuriang tidak mengerti lalu mengejar dan menembak
kijang dengan panahnya sendiri. Lalu tiba tiba ada siluman datang dan
menyerang mereka. Situmang dengan ajaib berubah menjadi manusia
serigala besar. Perkelahian sengit pun terjadi, namun si tumang kalah dan
sangkuriang berhasil kabur. Sangkuriang yang tidak bisa berkata apa apa
karena ketakutan terdiam saat dayang sumbi menanyakan dimana si
tumang. Sumbi salah sangka dan mengira hati rusa buruannya adalah si
tumang. Sumbi menangis sedih dan menceritakan kepada sangkuriang
bahwa tumang adalah ayahnya. Sangkuriang yang semakin ketakutan
mengetahui bahwa si tumang adalah ayahnya berlari ke hutan untuk
mencari si tumang, namun di perjalanan sangkuriang terpeleset di
pinggiran sungai dan terjatuh. Ia ditemukan oleh seorang wanita tua yang
tidak lain adalah penyihir itu yang mengaku bernama Wayung Hyang.
Lima belas tahun lamanya sangkuriang di asuh dan di rawat penuh kasih
sayang oleh Wayung. Rasa dendamnya selama ini yang ingin
menghancurkan Alamaya hilang. Namun karena mereka tinggal di
pedalaman hutan dan jauh dari warga, mereka hidup dalam kemiskinan
dan tidak diperhatikan. Sementara itu di istana, para petinggi kerajaan
panik karena tidak memiliki seorang raja. Sumbi tidak menyerah, ia masih
terus mengerahkan pasukannya untuk mencari keberadaan Sangkuriang
dan si tumang. Tibalah hari ini yang merupakan hari ulang tahun
sangkuriang, hari yang sama ketika sumbi kehilangan sangkuriang,
seperti kebiasaan setiap tahunnya, maka sumbi pergi ke hutan berharap
sangkuriang kembali ke perkemahannya yang lama. Saat dalam
perjalanan, tiba tiba…
“duk, brak.. bug..” terdengar suara riuh dari luar kereta. Sumbi mengintip
keluar dan benarlah dugaannya bahwa rombongan sedang di serang.
“Tuan puteri berlindunglah di dalam, ada seorang bandit yang menyerang
kita !”. Sumbi ketakutan, dan suara pertarungan semakin mendekati
kereta sumbi. Satu teriakan terakhir penjaga kereta kuda menandakan
seluruh pasukan pengawal sumbi telah mati. “brakkk” suara pintu kereta
yang terhempas. Masuklah sesosok pemuda tapan dengan ikat kepala
berwarna hitam, di lengan kanannya terikat sebuah panah lipat kecil
dengan anak matanya yang kini mengarah ke kepala sumbi. Tangan
kirinya tengah bersiap memegang pemicu di lengan kanannya untuk
melepaskan anak panahnya.
Seketika mata sumbi terbelalak, pikirannya tak lagi takut akan terbunuh
namun ia terkejut melihat panah itu terukir symbol hati persis seperti
panah yang ia berikan dulu kepada sangkuriang. “sangkuriang…” kata
sumbi. Perlahan tangannya keatas ingin menyentuh wajah perampok
yang dikirannya sangkuriang, anaknya yang hilang. Perampok itu terdiam,
terheran akan sikap smbi. “drug drug..” terdengar suara pasukan berkuda
yang merupakan bala bantuan dari istana mendekat. Perampok yang
panik tadi pun tak dapat berfikir panjang dan langsung mengambil cincin
yang berada di jari sumbi dan pergi.
“dadang… sudah tiga hari kamu gelisah. Sebenarnya apa yang kamu
pikirkan nak?” Tanya Wayung. “maafkan aku ibu, aku hanya masih belum
melupakannya. Wanita yang saat itu kutemui dengan rombongan kereta
berkuda. Parasnya sungguh indah.” Wayung menghela nafas sejenak,
rautnya terlihat sedih, tangannya membelai punggung sangkuriang dan ia
mulai bercerita, “Dahulu, ada sebuah kerajaan dimana segala kehidupan
dan aturan, di atur hanya oleh satu orang. Setiap orang patuh dan tunduk
pada setiap perkataannya yang mereka sebut dengan takdir. Semua
terasa benar hingga ada seorang gadis yang mengetahui, bahwa takdir
bisa di beli. Kisah cintanya kandas karena kekasihnya dijodohkan dengan
wanita lain. Gadis itu pergi dan mengasingkan diri. Tanpa sadar ia
berjalan menemukan goa berisi lautan emas. gadis itu dengan
kekuatannya selama berbulan bulan membentuk istana emas dan
pasukan emas berharap ia akan kembali dan membeli takdir demi
cintanya. Namun tak ia sangka, seluruh perjuangannya dihancurkan oleh
sekelompok pasukan kerajaan dengan raja yang tergila gila dengan harta
karun. Nak, setiap manusia memiliki tujuan, dan tujuan itu hanyalah harta
dan tahta. Mereka tidak akan melihat orang terbuang seperti kita.
Sangkuriang pergi ke pasar membeli obat
Setibanya di pasar, ia terkejut melihat wajah dirinya terpampang di poster
menjadi buronan istana. “ternyata wanita kemarin bukanlah gadis biasa,
siapa dia sebenarnya?” gumam sangkuriang dalam hati. Sangkuriang lalu
berjalan dengan menundukkan kepalanya agar wajahnya tertutup oleh
tudung kerucutnya yang lebar. Sampailah ia di salah satu penjual obat, ia
membeli ramuan yang telah di pesan oleh ibunya. Ia sengaja memilih
kedai itu karena penjualnya merupakan kakek kakek yang sudah tua dan
ramai sehingga ia tidak terlalu di perhatikan. Sekali lagi ia melihat poster
dirinya di sudut dinding took obat itu. Rasa penasarannya sudah tidak
terbendung lagi. Ia melihat paman penjual sedang sibuk dan tidak akan
sempat melihat wajahnya jika ia hanya sekedar bertanya. “paman, pria
buronan dalam poster di dinding itu, apakah ia berbahaya?” Tanya
sangkuriang. “kamu masih belum tahu juga ? dia itu perampok yang
hampir membunuh kanjeng ratu.!” “ratu? Maksudnya ratu kita ?” “iya,
kamu hati hatilah, bisa bisa kamu di bunuhnya. !” jawab paman penjual
obat itu. “huft, untung saja ia tak memperhatikanku.” Gumam
sangkuriang dalam hati.
Kisah cinta jaka dan dayang sumbi : jaka tidak bisa tidur karena selalu
terbayang akan wajah dayang sumbi. Jaka telah memutuskan, ia akan
berkelana dan meninggalkan ibu angkatnya untuk mendapatkan cinta
dayang sumbi. Ia tahu bahwa wanita yang dilihatnya adalah sang ratu,
dan jika ia menemuinya lagi maka sudah pasti hukuman gantung sudah
didepan mata, namun besarnya cintanya tidak menghalangi langkahnya
untuk menuju istana. Tidak disangka saat ia tiba di suatu pasar, banyak
selebaran dimana wajahnya terpampang sebagai buronan istana. Maka
jaka hanya memakai tudung besar dan berjalan menunduk sehingga tidak
ada yang mengenalinya. Hingga di suatu warung nasi ia mendengar
pembicaraan mengenai kebaikan sang raja yang membawa kedamaian di
negeri ini. Hal ini membuat nya bingung karena hal tersebut sangat
berbeda dengan kenyataan yang di terimanya di gubuknya yang selalu
miskin dan tidak pernah diberi bantuan apa apa oleh raja. Secara tidak
sengaja si penjual nasi menyenggol gelas di dipannya dan terjatuh. Si
penjual pun merunduk untuk mengambil gelasnya. Betapa terkejutnya ia
melihat rupa jaka yang mirip dengan gambar poster buronan sehingga
sontak ia berteriak. Warga lainnya pun terkejut dan membuka tuduk
kepala jaka. Sehingga terlihatlah wajah jaka yang sebenarnya dan itu
sangat mirip dengan poster buronan. Jaka yang panik lalu kabur dan tidak
berselang lama tentara kerajaan yang sedang berpatroli datang ke
warung tersebut karena mendengar teriakan warga. Kejar kejaran pun
terjadi antara tentara kerajaan dan jaka hingga memporak porandakan
pasar. Jaka akhirnya terkepung dan di kelilingi oleh pasukan kerajaan
dengan panahnya dan meminta jaka menyerah. Jaka dengan cerdiknya
berkata bahwa dia sangat lincah. Bila satu dari kalian melepaskan anak
panahnya maka aku dapat menghindar dan anak panahnya akan melukai
teman kalian. Para prajurit mulai bingung dan lengah sehingga jaka dapat
berhasil kabur dari kepungan. Jaka kemudian bersembunyi di salah satu
rumah warga. Namun ia tidak sadar dari belakang si pemilik rumah
memukul pundaknya dengan kuat menggunakan kendi hingga ia pingsan.
Ia sadar saat dibawa ke penjara istana. Belum sempat penjaga menutup
pintu penjara jaka beraksi dan akhirnya jaka kabur mencari jalan keluar,
namun tak sengaja ia memasuki kamar dayang sumbi dan mereka
bertemu. Jaka mencertitakan kisahnya bahwa ia hidup miskin dan
menderita sehingga ia membajak rombongan raja karena desakan
kebutuhan. Ia datang untuk minta maaf dan ia menyatakan cintanya
kepada dayang sumbi. Namun dayang sumbi berkata lain, ia mengakatan
kalau anaknya telah pergi meninggalkannya dan ia curiga anak itu adalah
jaka. Awal kecurigaan dayang sumbi adalah saat pertama kali jaka
menyerbu kereta kuda nya dan menodongkan panahnya di hadapannya
dan ia tahu bahwa itu adalah panah yang diberikannya dahulu untuk
ulang tahun sangkuriang.
Sangkuriang bingung dengan apa yang dialaminya hari itu. Hari itu ia
mendapati kenyataan yang berbeda. Ia tahu bahwa kerajaannya sangat
makmur dan kini orang yang dicintainya mengatakan bahwa dia adalah
anaknya.
Dayang sumbi membuktikan bahwa ia awet muda karena bunga ajaib. Ia
menunjukkan lokasi bunga ajaib itu. Sangkuriang syok dan tidak bisa
berkata apa apa lagi. Berhari hari ia berfikir namun tetap ia tidak bisa
melupakan cintanya. Ia telah diberitahu sebelumnya oleh dayang sumbi
kalau dia kembali ke istana dayang sumbi tidak akan menghukumnya, ia
mengerti penderitaan yang dialami oleh sangkuriang dan jika ia kembali
ia akan dijadikan raja yang baru karena alamaya saat ini tidak memiliki
raja. Sangkuriang mendatangi petinggi istana dan mengancam akan
membunuh keluarga nya jika tidak mengadakan rapat mengenai siapa
penerus raja. Akhirnya dayang sumbi mengajukan syarat untuk dibuatkan
kapal besar yang sanggup menampung semua emas dan seluruh
penduduk alamaya dalam waktu semalam. Sangkuriang mengiyakan
syarat tersebut. Sangkuriang mencari cara bagaimana membuat kapal
untuk mengangkut semua lautan emas itu. Iapun kembali ke ibu
angkatnya dan ibu angkatnya mengatakan itu sangat mustahil, namun
tidak mustahil jika ia memiliki pasukan yang dipeoleh dari ramuan yang
dibuatnya. Sebenarnya ibunya telah saying dengan sangkuriang dan tidak
ingin sangkuriang pergi meninggalkannya tapi bujuk rayu sangkuriang
membuat ibu angkatnya mengalah. Ia melanjutkan, ramuan itu butuh
kelopak bunga ajaib untuk bisa membangkitkan pasukannya. Ibu
angkatnya yang sekarat juga butuh satu kelopak untuk bisa sembuh dan
semakin kuat. Sangkuriang pintar dengan bertanya jika pasukanmu
sehebat itu, berapakah waktu yang diperlukan untuk mengangkat tanah
emas hingga menyerupai bentuk kapal. Dari perbandingannya ia hanya
akan memberikan dua kelopak, satu untuk dijadikan pasukan pembantu,
dan satu lagi untuk menyembuhkannya jika telah selesai membuat kapal.
Merasa dibohongi, ibu angkatnya marah namun apa daya para
pasukannya telah pergi dan karena kekuatannya yang sedikit tidak
mampu mengendalikan pasukannya dari jauh, ia harus lebih dekat untuk
memerintahkannya. Dengan terlunta lunta ia pergi menyusul
sangkuriang.
Bersamaan dengan itu dayang sumbi yang mengetahui bunga ajaib telah
diambil sangkuriang khawatir akan apa yang di perbuat sangkuriang.
Sesampainya di lokasi, ia bertemu dayang sumbi dengan bujuk rayu nya
yg sok baik ia memberi ide dayang sumbi untuk memerintahkan seluruh
rakyat alamaya yang memiliki kain sutera merah lakukan aktifitas rutin
pagi menumbuk padi dan buatlah kegaduhan sehingga ayam berkokok.
Lalu ibu angkat sangkuriang mengancamnya jika ia tidak memberikan
Bunga ajaib itu ia tidak akan menyuruh pasukannya untuk melanjutkan
pekerjaannya, sementara fajar sebentar lagi menyingsing.
Setelah ia mendapatkan bunganya, ia mengambil satu helai kelopak dan
mencampurkannya dengan ramuannya dan meminumnya. Lalu
terkejutlah sangkuriang ternyata ibu asuhnya adlah siluman dan karena
ketakutan ia teringat semuanya dulu siluman itu yang menyerang si
tumang. Siluman itu menang dan berterimakasih kepada sangkuriang
karena sangkuriang telah menggali kuburannya sendiri. Bunga ajaib
hanya bisa bertahan hingga gerhana matahari tepat tegak lurus dengan
akar utamanya, sebelum itu ia harus mengekstrak kelopaknya untuk
menciptakan pasukannya untuk menguasai dunia. Siluman itu
mengerahkan sebagian pasukannya untuk menyerang desa.
Pertempuran : pasukan siluman memporak porandakan desa. Dayang
sumbi yang terkejut segera memerintahkan semua pasukannya untuk
melakukan perlawanan dan melindungi desa. Sangkuriang datang dan
menunjukkan jalan cepat menuju kapal raksasanya. Diperjalanan ia minta
maaf kepada dayang sumbi dan ia telah mengingat semua nya dan bukan
ini yang ia inginkan. Semua pasukannya telah kalah dan yang tersisa
hanya sedikit dan mereka bersembunyi di sebuah goa masih namun tidak
jauh dari kapal. Sangkuriang beserta rombongan yang putus asa teringat
akan si tumang dan mengharapkan andai tumang ada disini dan
melindunginya. Sebenarnya ia masih ada disinin, dia masih hidup, tumbuh
di dalam hati sangkuriang. Sangkuriang berubah menjadi manusia
serigala berencana akan mengelabuhi para siluman dan rakyat beserta
dayang sumbi dapat lari ke kapal karena sebentar lagi dataran akan
hancur dan berubah menjadi lautan.
8/10/15 3:16 PM
Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang raja yang baik dan bijaksana,
ia memiliki seorang isteri yang cantik jelita. Kerendahan hatinya membuat
raja semakin mencintainya. Meski tidak dapat memberikan keturunan,
namun raja sangat setia dan tidak Hingga suatu ketika istrinya
Citrus Sp. Yang merupakan nama latin dari jeruk, menjadi nyawa dari
koleksi mode saya kali ini. Dengan konsep style for All, setiap rancangan
saya dapat di gunakan untuk wanita berhijab atau tidak, untuk wanita
gemuk dan kurus, dan cocok untuk wanita berkulit gelap atau terang.
8/10/15 3:16 PM
Alkisah pada zaman dahulu kala, di suatu daerah terpencil jawa barat
berdirilah sebuah kerajaan yang tentram. Sebuah kerajaan dimana
burung berkicau dengan dengan merdunya dan dedaunan menari dalam
lembutnya buaian angin, sebuah tempat dimana kedamaian selalu
meliputi negeri ini, Alamaya. Dinamakan demikian karena letaknya yang
terpencil dan tersembunyi jauh dari kerjaan lainnya. Rajanya tidak pernah
menjajah wilayah kerajaan lain, bukan karena lemah atau penakut,
namun kelimpahan sumber daya alamnya yang mmbuat kerajaan sangat
makmur, bahkan mereka memiliki mata uang sendiri.
“huu… haaa ! huuu haaa..!!” teriak semangat para prajurit kerajaan yang
sedang berlatih. Baginda raja sangat pintar dan membentuk pertahanan
yang kuat apabila suatu saat diserang oleh musuh. Suatu ketika ada
penjajah dari majapahit datang, namun kehebatan tentara kerajaan
mampu mematahkan serangan musuh.
Di akhir peperangan, dari harta rampasan yang dikumpulkan, raja
menemukan sesuatu yang penting, peta harta karun. Inilah awal yang
menentukan masa depan kerajaan kedepannya, apakah akan
membawakan kemakmuran yang lebih atau sebaliknya, membawa petaka
bagi kerajaan Alamaya. Para petinggi istana pun mengadakan
musyawarah. “Jelas ini adalah peta harta karun, dan inilah yang mereka
cari baginda” tutur salah seorang penasehat. “Kita beruntung
mendapatkannya baginda. Lokasinya memang berada di luar kekuasaan
kita, namun tidak jauh dari batas selatan Alamaya. Baginda, apabila harta
ini menjadi milik kita maka kerajaan kita akan kaya” ucap penasehat
lainnya. Banyak diantara mereka menganggukkan kepala tanda setuju
dengan ucapan penasehat terebut, namun tidak bagi seorang hakim
istana yang berada tepat disebelah kiri raja. Hakim tua tersebut dengan
nada meyakinkan berkata, “saudaraku, mungkin pertanyaan terbesarnya
adalah seberapa berharganya emas bagi rakyat alamaya ditengah
kekayaan alam yang selalu berkecukupan ini? Apakah emas yang kita
makan? Apakah emas yang kita perdagangkan? Baginda, negeri kita tidak
berhubungan dengan dunia luar. Segala kekayaan alam disini sangat
cukup untuk kemakmuran rakyat Alamaya”.
Suasana yang ribut akibat silang pendapat tiba tiba menjadi hening saat
baginda raja mengangkat tangannya. Semua mata menuju ke baginda
dengan jantung yang berdebar menantikan keputusan sang raja.
“Rakyatku, munculnya peta harta ini menjadi peringatan bagi kita untuk
waspada. Harta karun tidak pernah di incar oleh satu orang. Selama ini
kita semua dapat tidur nyenyak tiap malam, bernyanyi, menari dan
membuka jendela di pagi hari. Itu semua karena Alamaya merupakan
negeri tersembunyi yang jauh dari kekuasaan kerajaan lain. Mungkin hari
ini kita menang, mungkin hari ini ada satu musuh, tapi bukan tidak
mungkin besok ada seribu musuh yang datang. Adipati, berikan
pendapatmu” Tutur Baginda dengan bijak. “Benar yang baginda katakan,
ancaman telah datang. Menurut saya, demi keamanan rakyat kita harus
melindungi harta tersebut. Sebarkan berita palsu terkait harta tersebut
agar dunia luar tetap tak mengetahui lokasi harta itu. Perluas kekuasaan
Alamaya ke daerah ini dan kita tempatkan beberapa penjaga disana.
Mungkin harta ini belum kita butuhkan sekarang, tapi Alamaya akan terus
berkembang. Harta ini akan berguna bagi masa depan, dengan
menjaganya berarti kita menjaga anak cucu kita sendiri”. Itulah sepenggal
dialog musyawarah kerajaan yang akhirnya diputuskan kerajaan akan
melakukan ekplorasi untuk menemukan harta tersebut.
Bertahun lamanya pencarian dilakukan, akhirnya mereka menemukan
sebuah prasasti bertuliskan “hanya kedamaian hati yang dapat
menemukan cahaya”. Karena hanya raja yang paling berhati damai, maka
raja lah yang bisa menemukan cahaya yang dimaksud. Bukan sebuah peti
harta karun, namun cahaya tersebut adalah peri penjaga hutan. Raja
dengan hati yang tiada dendam dan niat jahat menceritakan keadaan
kerajaannya. Bahwasannya kerajaannya sedang tidak aman, sistem
pertahanan harus ditingkatkan. Meskipun sangat jarang penjajah datang,
namun tidak menutup kemungkinan tahun tahun kedepan datang musuh
yang lebih besar dengan persenjataan yang lebih hebat. Disamping itu,
pertumbuhan penduduk, terbatasnya lahan, perkembangan dunia luar
juga ikut diperhitungkan dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Jaringan informasi keluar daerah di perkuat melalui para pedagang
melalui jalan rahasia sehingga tidak mungkin orang luar masuk. Raja tahu
emas adalah komoditi perdagangan dan unsur penting yang dapat
menjaga kemakmuran masa depan kerajaan alamaya.
Sang peri yang baik hati juga menceritakan bahwasannya ia mempunyai
kekuatan yang bersumber dari suatu tumbuhan ajaib sehingga tanahnya
sangat gembur dan menghasilkan kekayaan alam yang melimpah
meskipun tidak ada hujan termasuk di alamaya. Karena sebenarnya
dibawah tanah alamaya terdapat aliran air bertekanan tinggi dan karena
kekuasaan tumbuhan ajaib air tersebut tidak meluap dan menghancurkan
seluruh wilayah tersebut. Oleh sebab itu sang peri menekankan
bahwasannya harta terbesar yang patut dilindungi bukanlah tumpukan
emas tersebut, melainkan bunga ajaib yang di ceritakan tadi. Bunga
tersebut tidak boleh dipindahkan dari posisinya karena setiap gerhana
matahari penuh bunga akan mekar dan menyerap energi dari cahaya
gerhana. Sang peri mau menunjukkan lokasi persembunyian emas
tersebut namun sang raja harus berjanji untuk melindungi segenap hati
bunga ajaib tersebut dan tetap merahasiakannya dari siapapun. Sang raja
pun berjanji dan akhirnya sang peri yang selalu ditemani oleh serigala
kecil imut setianya itu pun mengerti dan menunjukkan jalan rahasia
menuju persembuyian emas tersebut. Sang peri tidak bisa mengantar
sampai lokasi persembunyian emas. Emas tersebut berada dalam gua
kecil tersembunyi dalam sumur yang berjarak tujuh langkah dari pohon
rambutan besar sekitar satu hari perjalanan dari sini kearah barat. Sang
raja harus berhati hati karena emas tersbut dijaga oleh siluman yang
tamak dan sangat memuja emas emas tersebut.
Perjalanan dilanjutkan akhirnya pasukan kerajaan menemukan gua
tersebut dan masuk kedalamnya. Raja beserta pasukannya dengan gagah
berani masuk ke gua tersebut dan mengalahkan seluruh kawanan siluman
penghuni gua. Raja terkejut karena bukan bongkahan emas atau
tumpukan emas dalam gua, tapi lautan emas murni yang amat berlimpah.
Hari itu akan diingat sebagai kemenangan terbesar baginda raja yang
membawa kemakmuran bagi kerajaan alamaya. Dengan emas itu
kerajaan menjalankan rencana awalnya untuk lebih meningkatkan
perekonomian rakyat, membentuk tim informan rahasia keluar daerah
dan mengirim pedagang keluar daerah untuk menjual emas yang ada dan
memasukkan barang barang kebutuhan bagi kesejahteraan rakyat. Raja
juga memperkuat pertahanan dengan membentuk pasukan tangguh yang
memlliki baju zirah terbuat dari emas, yang disebut dengan pasaukan
emas.
“Dan akhirnya kerajaan kecil itu makmur selamanya”. “selama apa ibu?”.
“selama lamanya..”. “selama lama lamanyaa ibu?”. “tidak nak, selama
lama lama lamaaaaaaanya…”. “waaahhhh ibu… apakah peri ajaib itu
benar benar ada?”. “tentu saja anakku yang lucu… sebenarnya, banyak
hal ajaib yang terjadi di sekitar kita dan hanya mereka yang percaya yang
bisa melihatnya”. “disekitar kita bu? Apa contohnya?”.”contohnya kamu
saying… bagi ibu dan ayah, kamu adalah keajaiban. Anugerah terindah
yang kami miliki…”. Tiba tiba terdengar suara pintu kamar terbuka pelan
“(krek…) Sudah malam sumbi, ayo tidur nak ibu mu sudah capek”
“Aayah… mengganggu saja ! kami kan lagi asik cerita”. “Ayahmu benar
sumbi, ayo lekas tidur… lihat si tumang sudang mengantuk tuh”. Tutur
sang ibu. “iya ibu, sumbi tidur lagi ibu” jawab sumbi sambil memeluk si
tumang, serigala kecil lucu peliharaannya. Benar saja, malam telah
semakin larut, api damar pun dikecilkan dan suasana menjadi semakin
remang dan tenang. Binaran mata sang ibunda mencerminkan
kelembutan dan kasih sayang tulus di raut wajahnya yang semakin tua.
Tangan hangatnya lembut membelai kening sumbi seraya bersenandung,
“nang ning nung.. nang ning nung… bila malam tiba… saat langit
terbuka… bintang bersinar dengan terangnya… terbuai buah hati di lagu
sahdu.. temani diri terbangkan mimpi.. setitinggi tingginya… sedalam
dalamnya… nang ning nung.. nang ning nung… selamat malam anakku…
jangan pernah dewasa ya…”
12 tahun kemudian, sumbi tumbuh menjadi gadis yang cantik jelita.
Sumbi adalah putri tunggal raja Sungging Perbangkara, raja bijaksana
yang kini memerintah negeri Alamaya. Sumbi dikenal tidak hanya
parasnya yang cantik, tapi hatinya pun bersih sehingga di cintai oleh
rakyatnya. Pemikirannya luas sebebas burung yang terbang. Namun hal
itu lah yang terkadang membuat baginda raja sedih akhir akhir ini. Sudah
lebih dari lima lelaki pilihan di tawarkan oleh baginda raja untuk
meminangnya namun hingga saat ini sumbi masih enggan untuk
menikah.
Hari itu matahari sudah berada di ufuk barat memancarkan cahaya merah
keemasaannya pertanda malam kan datang. Air mata sumbi menetes, ia
tersedu melihat ibunya terbaring lemah atas sakit keras yang di
deritanya. “sumbi… sumbi…” lirih ucap sang ibu yang dengan perlahan
membuka matanya. Tangannya yang lemah mengusap air mata di pipi
sumbi. “sumbi anakku, engkau telah tumbuh dewasa… mungkin sudah
saatnya ibu menceritakan sebuah rahasia…”
Semilir angin malam menyebar di bilik istana hingga sampai ke
singgasana raja. Baginda raja yang saat itu baru tiba dari perjalanan
bergegas menuju bilik dimana istrinya berada. “sumbi anakku, engkaulah
penerus istana… jadilah seorang ratu yang selalu memberikan kedamaian
di negeri Alamaya… tapi Alamaya tidak akan memiliki ratu tanpa raja.
Berikanlah hatimu pada seorang raja yang kan menjaga negeri ini. Sumbi
anakku.. waktu tidak akan pernah menunggu.. uhuk, uhuk”. “Ibu… sumbi
ambilkan air minum untuk ibu ya” segera sumbi ambilkan air minum di
meja yang tidak jauh darinya. Perlahan sumbi menaikkan sandaran ibunya
dan meminumkan air putih dalam gelas yang dipegangnya. “sudah sumbi,
ibu tak sanggup lagi untuk minum. Uhuk, uhuk.. sumbi kemarilah
mendekat nak” sumbi pun mendekat, memegang tangan ibunya dengan
sedih dan mellihat mata ibunya yang metapnya dengan dalam. “sumbi
anakku, engkau anakku, engkaulah keajaiban bagiku, dan tetaplah
menjadi.. keajaiban...”. seketika mata sang ibu yang sayu itu perlahan
kosong, gelas yang berada di tangan sumbi terjatuh. “ibu...!” teriak sumbi
sedih melepas ibunya saat menghela napas terakhir. Disaat yang sama
baginda raja telah berada di depan pintu dan terkejut melihat istrinya
wafat.
Gerimis turun membasahi pipi sumbi menggantikan air matanya yang
kering, seakan dunia ikut bersedih. “sumbi, ayo pulang nak. Tidak baik
terus meratap bersedih seperti itu” kata baginda raja mengajak sumbi
yang masih duduk di sebelah makam ibunya. “iya ayah…” jawab sumbi
yang masih bersedih. Sumbi pun pulang dengan kereta berkuda bersama
rombongan kerajaan. Dalam perjalan pulangnya, ia memegang kain
rajutnya yang belum jadi. Ia terkenang dulu saat ia pertama kali di
ajarkan merajut sebuah syal oleh ibunya. Saat ia hendak memasukkan
benang kedalam lubang jarum emasnya tiba tiba kereta berguncang
karena rodanya menghantam batu kerikil di jalanan. Sumbi tersentak dan
menjatuhkan jarum emasnya. Sumbi berusaha mengambilnya namun
sayang jarum tersebut terhempas keluar kereta.
Keesokan paginya. “perhatian, kanjeng putri dayang sumbi telah tiba”
ucap salah seorang penjaga bilik singgasana raja. Sumbi mendatangi
ayahnya dan berkata, “Ayah, sumbi telah membuat keputusan”.
“keputusan apa putriku, ayah tidak mengerti, katakanlah” ucap raja
heran. “ayah tahu jarum emas yang terjatuh saat perjalan pulang dari
pemakaman ibunda, itu sangat berarti bagi sumbi”. Raja pun menjawab
“iya nak, ada apa gerangan?”. Sumbi pun melanjutkan, “sumbi ingin ayah
mengadakan sayembara, sumbi bersedia memberikan segenap hati sumbi
dan menikah kepada lelaki yang menemukan jarum emas tersebut”.
Mendengar ucapan tersebut baginda raja pun bahagia dan segera
menyuruh prajuritnya menyebarkan berita tersebut ke seluruh penjuru
negeri Alamaya.
Terompet berbunyi, pasar yang begitu ramai tiba tiba hening, tentara
kerajaan berjumlah lima orang berbaris dan salah seorang dari mereka
membuka sebuah gulungan dan berkata, “pengunguman, pengunguman !
yang mulia baginda raja batang garang penguasa negeri Alamaya
mengadakan sayembara yang berhak di ikuti oleh seluruh rakyat
Aalamaya. Barang siapa yang menemukan jarum emas milik kanjeng putri
Dayang sumbi maka keluarganya akan tinggal di istana. Bilamana orang
yang menemukannya adalah seorang laki laki belum menikah maka akan
dinikahkan dengan kanjeng putri. Namun bila orang yang menemukannya
adalah seorang gadis dan laki yang telah berkeluarga maka akan
dijadikan saudara. Sayembara ini di mulai dari hari ini hingga waktu yang
tak terbatas”. Segera rakyat bersorak mendengar kabar gembira itu.
Semua orang bersemangat mengikuti sayembara tersebut. Yah, siapa
juga di negeri ini yang tidak ingin tinggal di istana.
Mencari jarum di tumpukan jerami saja begitu susahnya, apalagi ini
mencari jarum di suatu negeri. Benar saja, sebulan lamanya sayembara
telah berlangsung namun tak satupun jarum emas di temukan. Hingga
pada suatu malam bulan purnama, sumbi yang sedang tidur dikejutkan
oleh sesosok pria yang wajahnya tertutupi jubah tebal berbulu. Sontak
sumbi terkejut namun apa daya mulutnya ditahan oleh pria tersebut.
“sst… jangan takut, aku tidak memiliki niat jahat. Dengar putri, aku akan
melepaskan mulutmu agar kita dapat berbicara. Namun mengangguklah
tanda engkau berjanji tidak akan teriak.” Sumbi pun mengerti dan
mengangguk. Pria berjubah itupun melepaskan dekapannya perlahan.
“Dayang sumbi, ini aku… si tumang” bisiknya pelan. “si tumang? Apa
maksudmu ?!” sumbi pun khawatir dengan si tumang dan berbegas
mencarinya. “kau..! cepat katakana dimana kamu menyembunyikannya ?!
apa yang kau inginkan? Cepat kembalikan situmang !” mendengar sumbi
berteriak pria itu kembali mendekap sumbi dan menutup mulut sumbi
dengan tangannya.
(tok tok..) bunyi ketukan pintu oleh prajurit penjaga kamar sumbi.
“kanjeng putri, apakah anda baik baik saja ?”. pria berjubah tebal itupun
berbisik kepada sumbi “putri, tidak kah engkau berfikir bagaimana aku
bisa ada disini tanpa diketahui oleh satu penjaga pun? Lihatlah tangan
kiriku. Ini adalah bekas luka yang dulu telah kau rawat saat kita pertama
kali bertemu. Waktu kita tidak banyak putri, aku bisa menunjukkan
kepadamu bukti yang lainnya. Sekarang katakanlah kepada mereka dan
bersikaplah wajar seolah tidak terjadi apa apa. Sekarang tergantung tuan
puteri, aku tahu hati nuranimu seputih kapas…” sumbi mengangguk dan
perlahan pria itu melepaskan tangannya. “aku baik baik saja, tidak ada
masalah… kembalilah bertugas”.
“putri, sungguh… banyak hal yang ingin ku ceritakan kepadamu.”
“menjauh dariku! Bekas luka di tangan kirimu itu, sangat mirip dengan
luka milik si tumang. Tapi luka itu bisa saja dibuat buat. Kita akhiri saja
omong kosong ini, jika saudara menginginkan uang akan aku beri.
Permintaanku hanya satu, aku ingin si tumang kembali. Aku berjanji tidak
akan memberitahukanmu kepada raja tapi ku mohon, kembalikan si
tumang.” Pinta sumbi mulai mengancam. Kedua tangannya mendekap di
dada, gemetar takut terjadi sesuatu pada si tumang. Pria berjubah tebal
berbulu itu berjalan mendekati sumbi tanpa memperdulikan permintaan
sumbi. “kumohon, jangan….” Kata sumbi. Namun pria itu semakin
mendekat seakan terpaku melihat sesuatu. Benar saja, tangannya
perlahan mengambil syal yang sedang di pakai sumbi.
“syal ini… saya ingat benar syal ini. Ini adalah syal yang pertama kali putri
buat bersama dengan mediang ratu. Putri sangat tekun dan semakin
mahir merajut. Putri tahu jarum emas itu bukanlah jarum emas biasa, aku
mengetahui dalamnya kenangan antara putri dengan yang mulia ratu.
Aku merasakan kehangatan tulusnya putri menyayangi ku sejak kecil. kita
bermain bersama, menari bersama, masa sulit, masa bahagia, kita lalui
bersama. Kita selalu bersama, aku merasakan apa yang puteri rasakan
dan aku melihat apa yang putri lihat…”
Pria itu membuka topi jubahnya, terasa ketulusan terpancar dari mata
birunya. Sinar purnama yang terang masuk melalui celah ventilasi dan
jendela, tepat menyinari wajah tampannya. “tapi bgaimana bisa seekor
serigala kecil ku yang lucu berubah menjadi manusia? Atau begini saja,
aku akan menanyakan suatu hal kepadamu untuk membuktikan kalau
benar engkau adalah situmang!” “baiklah, apapun itu puteri” jawab pria
itu. “setiap hari senin, apa yang biasa kita lakukan?” Tanya sumbi. “setiap
senin setelah yang mulia ratu wafat, saat lepas fajar kita bersiap untuk
pergi ke makam beliau. Kita berdoa untuk baginda ratu dan memberi
tujuh tangkai bunga mawar merah kesukaan yang mulia ratu“. “bgaimana
dengan hari kamis?” Tanya sumbi lagi. “setiap kamis menjelang sore kita
pergi ke kebun memetik sayuran untuk dimasak esok hari. dan puteri
selalu memakai baju berwarna kuning cerah setiap kamis nya. Puteri…
aku bahkan masih mengingat senyum indah puteri setiap harinya”.
“tumang… benar kau kah itu?” sahut sumbi sambil menatap dalam mata
pria itu. Mungkin rupa bisa menipu, tapi tatapan mata itu tidak akan
berbohong. Perasaannya sama ketika dulu sumbi menatap mata si
tumang. Tangan sumbi yang tadi gemetaran kini tenang.
“dalam wujud binatang, akulah si tumang, tapi dalam wujud manusia,
puteri bisa memanggilku Astra jingga” “Astra… jingga…” kata sumbi yang
tertegun memandang wajah pria itu. Wajahnya memerah, terpesona
karena si tumang, serigala kecil sahabatnya adalah seorang pemuda yang
tampan. “Putri, jarum emas itu… tanpa sengaja puteri menjatuhkannya
dalam perjalanan pulang ke istana. Malam itu, meski kereta sedang
melaju dengan kencangnya puteri rela keluar menerjang hujan demi
mencari jarum emas tersebut. Aku tahu puteri, jarum itu tidak hanya
penting bagi puteri, tapi juga bagi Alamaya.” kata astra itu. “kita
melompat dan terjatuh, raja beserta pasukannya berhenti dan melihat
keadaan puteri. Saat itu aku tak percaya puteri masih sanggup berdiri dan
bergegas mencari jarum emas itu. Kita mencari bersama sama, namun
derasnya hujan dan dingin nya malam membuat puteri jatuh pingsan.”
Lanjutnya. “saat baginda raja menggendong puteri, saat itulah aku
menemukan jarum emas itu yang ternyata ada di rerumputan dimana
puteri pingsan. Aku mengambilnya dan menyimpannya agar saat puteri
terbangun aku bisa memberikan puteri kejutan. Tapi keesokan paginya
sebelum aku sempat memberikan jarum emas itu puteri mengadakan
sayembara. Aku bingung puteri… selama ini aku berharap hubungan kita
lebih dari sekedar teman. Mungkin inilah jawabannya, mungkin inilah
kesempatan yang ku cari selama ini. Aku mencintaimu puteri… Tekad ku
sudah bulat. Aku akan meminangmu dengan ini”. Sambil mengeluarkan
jarum emas dari sebuah gumpalan kain di tangannya.
“oh, astra… tentu aku sangat mencintaimu… tapi.. aku tidak mengerti…
kenapa… kenapa bisa kau berubah wujud seperti ini? Sejak kapan?”
Tanya sumbi sambil menangis terharu. “inilah keajaiban puteri…
keajaiban ada di sekitar kita, asalkan kita…”. “mempercayainya…”
sambung sumbi. “puteri, lihatlah keluar…” kata pria itu sambil membuka
jendela, seketika terang cahaya bulan menerpa mereka berdua. “lihatlah
indahnya cahaya purnama itu… ini bukan cahaya purnama biasa. Ini
adalah bulan purnama penuh bercincin pelangi. Saat purnama ini mucul,
aku berubah menjadi sosok manusia. Inilah saat yang aku tunggu sejak
lama. Tapi waktu ku tidak banyak… aku hanya dapat bertahan dalam
wujud ini dalam waktu lima hari saja.” “hanya lima hari? andai kata besok
hari pernikahan kita, lalu engkau menghilang begitu saja? Mungkin aku
bisa menerimanya karena aku tahu engkau adalah si tumang, tapi
bagaimana dengan baginda? Bagaimana dengan rakyat? Apa yang harus
kita katakan?” kata sumbi cemas.
“iya, puteri benar… aku belum memikirkannya sejauh ini” kata Astra.
“puteri, baginda sudah tua. Yang ia pikirkan adalah penerus tahta
kerajaan. Jika kita menikah, engkau akan melahirkan seorang anak. Anak
itulah yang akan menjadi penerus tahta kerajaan.” “kau tak mengerti…
Ayah akan sedih dan cemas melihat ku di tinggal sendirian… anak kita
tidak akan lahir dalam waktu tiga hari… jika waktu sudah mendesak,
maka ayah akan menikahkanku dengan pria lain…” “sebelum hal itu
terjadi, terpaksa baginda harus ku bunuh”
“bunuh?” gumam salah seorang penjaga pintu bilik sumbi dengan cemas.
“tuan puteri, saya mendengar sesuatu di dalam. Apakah ada masalah
tuan puteri?” Tanya penjaga itu penuh curiga. “oh, tidak ada… aku hanya
sedang tidak bisa tidur…” jawab sumbi. “maaf puteri, tapi sepertinya kami
mendengar ada yang tidak beres di dalam, kami takut ada penyusup yang
mengincar tuan puteri. Mohon izinkan kami masuk demi keamanan tuan
puteri.” Sumbi terkejut mendengarnya, ia bingung dan tak tahu harus
berbuat apa. Sumbi takut terjadi apa apa jka ada yang tahu ada lelaki di
kamarnya tengah malam. “Astra, apa yang harus kita lakukan?” bisik
sumbi cemas, namun astra hanya terdiam.
“puteri?!” Tanya pengawal semakin cemas. Puteri yang ketakutan tanpa
sadar menjatuhkan vas bunga di sebelahnya. “Puteri…!” teriak kedua
pengawal yang lansung membuka pintu saat mendengar suara vas pecah.
“Hey! Siapa kau ?! puteri, berlindunglah !” kata salah seorang pengawal
yang dengan sigap nya menarik tangan sumbi. Astra yang tanpa
perlawanan akhirnya di tangkap dan di seret ke hadapan raja.
Sumbi hanya bisa ketakutan di dalam kamar. Ia tak habis piker akan apa
yang akan dikatakan baginda. Ia khawatir baginda mengira astra
melakukan hal yang tidak tidak kepadanya. Namun hal yang paling di
takutkannya adalah jika perkataan astra benar, maka dalam keaadan
terdesak baginda raja akan terbunuh. “aku tidak bisa tinggal diam. Aku
harus pergi menjelaskannya kepada raja sebelum terlambat”. Pikirnya
dalam hati. Sumbi pun mencari ide bagaimana bisa keluar mengelabuhi
pengawalnya demi menemui baginda raja.
“aaa… tikus…! Pengawal ! bagaimana bisa ada tikus di kamarku ! cepat
temukan dan buang… cari di bawah tempat tidurku, tadi aku melihatnya
masuk ke dalam”. Sementara para pegawal sibuk mencari tikus bohongan
tersebut, sumbi perlahan berjalan menuju pintu kamar. Sumbi dengan
akal cerdiknya menutup pintu dan menguncinya dari luar sehingga para
pengawal terkurung di dalam kamar. Sumbi pun berlari menuju
singgasana raja. Singgasana raja berada di ujung sebuah lorong yang
sedang di laluinya. Saat tiba di depan pintu, sumbi terkejut ketika tiba tiba
pintu terbuka dan ternyata yang keluar adalah astra. Sumbi semakin was
was ketika melihat raut wajah astra yang terlihat bahagia dan tersenyum
kecil. “jika astra dapat keluar dengan wajah tersenyum, maka berarti…”
kata sumbi dalam hati seraya bergegas masuk kedalam dan astra
mengikutinya.
“Ayah…!” teriak sumbi melihat baginda raja terbaring lemas di atas kursi
rajanya. “Astra, apa yang telah engkau lakukan ? aku memang sangat
mencintaimu, tapi todak berarti aku tega mngotori tanganku sendiri
dengan darah.” Kata sumbi “sumbi… kau belum tidur nak?” “ayah..?” kata
sumbi yang terkejut melihat ayahnya yang tiba tiba terbangun. “lho, ada
gerangan apa sumbi, kenapa kamu menangis?” Tanya baginda raja.
“maafkan aku ayah, ku kira tadi ayah telah dibunuh oleh astra” jawab
sumbi yang tengah malu. “hahaha… kamu salah sangka nak, ayah hanya
tertiur karena malam telah larut. Kamu jangan khawatir. Ayah telah
mengetahui semuanya. Bahkan siapa tumang sebenarnya, ayah sudah
lebih dulu mengetahuinya dibandingkan kamu putriku… hahaha”
“tuan puteri, apakah tuan puteri ingat dongeng yang selalu yang mulia
ratu ceritakan? Semua itu benar.” Kata astra yang sedari tadi terseunyum
melihat sikap sumbi. “maksudmu, peri dan bunga ajaibnya itu benar
benar ada?” Tanya sumbi yang wajahnya kini telah berubah menjadi
ceria. “semua benar puteri, kecuali satu hal. Peri penjaga hutan yang
selalu di ceritakan itu… telah tiada.”. “telah tiada?! Apa yang terjadi
dengan peri hutan itu ?”.
“Engkau masih ingat kan tuan puteri, kisah saat baginda raja batang
garang dengan pasukannya yang gagah berani menumpas siluman
pemuja emas itu? Saat itu baginda melakukan kesalahan. Baginda tidak
menyadari ada satu siluman yang berhasil kabur dan meloloskan diri.
Siluman itu dengan liciknya menyamar menjadi tabib istana hingga
akhirnya berhasil membunuh baginda raja. Setiap dendam tidak akan
mudah hilang sirna begitu saja. Hatinya tidak pernah tenang. Sepertinya
ia menyadari yang harus ia jatuhkan bukanlah raja, melainkan Alamaya.
Ia sangat pintar. Mengelabuhi penerus tahta dengan meracuni ratu agar
tidak bisa hamil. Namun di sisi lain ia memberitahukan obat yang dapat
memberikan baginda seorang keturunan. Obat itu adalah air rebusan satu
kelopak bunga ajaib. Baginda yang terdesak pergi mencari bunga itu dan
dengan kebersihan hatinya beliau menemukannya. Namun ternyata itulah
rencana siluman itu yang sebenarnya. Ia tahu dengan bunga itu ia dapat
menghancurkan Alamaya. Hanya berhati bersih yang dapat menemukan
bunga itu, jadi si siluman ini mengikuti raja dari belakang. Setelah bunga
ajaib itu di temukan, siluman itu langsung menyerang untuk merebut
8/10/15 3:16 PM
palung terdalam di dunia
dum mencintai
peri sengaja menjebak seorang raja untuk membunuh hyung karena
kaumnya dan pasukan serigalanya tidak bisa membunuhnya.
Ada ramalan bahwa hyung akan menghancurkan alamaya.
Hyung dan peri bersaing untuk mendapatkan dum. saling mencintai,
namun peri yang tahu akan ramalan itu memberiku satu permintaan,
membuat istana emas.
Dahulu, ada sebuah bangsa dimana segala kehidupan dan aturan, di atur
hanya oleh satu orang. Setiap orang patuh dan tunduk pada setiap
perkataannya yang mereka sebut dengan takdir. Semua terasa benar
hingga ada seorang gadis yang mengetahui, bahwa takdir bisa di beli.
Kisah cintanya kandas karena kekasihnya dijodohkan dengan wanita lain.
Gadis itu pergi dan mengasingkan diri. Tanpa sadar ia berjalan
menemukan goa berisi lautan emas. gadis itu dengan kekuatannya
selama berbulan bulan membentuk istana emas dan pasukan emas
berharap ia akan kembali dan membeli takdir demi cintanya. Namun tak
ia sangka, seluruh perjuangannya dihancurkan oleh sekelompok pasukan
kerajaan dengan raja yang tergila gila dengan harta karun. Nak, setiap
manusia memiliki tujuan, dan tujuan itu hanyalah harta dan tahta. Mereka
tidak akan melihat orang terbuang seperti kita.
Sumbi berjalan tanpa sadar semakin jauh dari pengawalnya. Diantara
pepohonan dan semak yang tinggi keluarlah sesosok raksasa dengan
tinggi 4 meter, badannya berbulu dengan corak putih abu abu,
mengenakan pakaian seperti seorang kesatria dan wajahnya bukanlah
wajah manusia, melainkan wajah serigala. Gigi dengan taring yang tajam
dan cakarnya yang kuat membuat sumbi ketakutan. Manusia serigala
besar itu bergerak mendekat perlahan semakin memperlihatkan
wujudnya. Tiba tiba melesatlah dua buah anak panah