85
THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING WITH THE INCIDENCE OF DIARRHEA IN INFANTS 0-6 MONTHS OLD IN BARA- BARAYA CLINICS MAKASSAR HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BARA-BARAYA KOTA MAKASSAR NADYA TENRIANY NAJIB NIM 10542 0304 11 Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING WITH THE

INCIDENCE OF DIARRHEA IN INFANTS 0-6 MONTHS OLD IN BARA-

BARAYA CLINICS MAKASSAR

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ANGKA KEJADIAN

DIARE PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BARA-BARAYA

KOTA MAKASSAR

NADYA TENRIANY NAJIB

NIM 10542 0304 11

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Kedokteran

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 2: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

FAKULTAS KEDOTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

TELAH DISETUJUI UNTUK DICETAK DAN DIPERBANYAK

Judul Skripsi :

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN

ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI

PUSKESMAS BARA-BARAYA KOTA MAKASSAR

MAKASSAR, MARET 2015

Pembimbing,

Dr.dr. Sri Ramadany, M.Kes

Page 3: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

PANITIA SIDANG UJIAN

FAKULTAS KEDOTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

Skripsi dengan judul “HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

DENGAN ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI

PUSKESMAS BARA-BARAYA KOTA MAKASSAR”. Telah diperiksa,

disetujui, serta dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Makassar pada :

Hari/Tanggal : Selasa, 17 Maret 2015

Waktu : 09.00-09.30 WITA

Tempat : Ruang Rapat FK Unismuh Gedung F

Lantai 2

Ketua Tim Penguji :

( Dr. dr. Sri Ramadany, M.Kes )

Anggota Tim Penguji :

Anggota I

Anggota II

(dr. St. Nurul Rezki W, M.kes)

(Dahlan Lamabawa, S.Ag.,M.Ag)

Page 4: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur, hormat dan kemuliaan hanya kepada Allah SWT. yang

telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Hubungan antara pemberian ASI

Eksklusif dengan angka kejadian Diare pada bayi usia 0-6 bulan di puskesmas

Bara-Baraya Makassar” untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

menyelesaikan program Pendidikan Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Makassar (FK Unismuh).

Dalam menyelesaikan skripsi ini, banyak sekali kendala yang dihadapi tapi

keterlibatan banyak pihak yang telah memberi dorongan, semangat dan masukan

sangat berarti bagi penulis. Untuk itu pada kesempatan ini dengan segala

kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih kepada Dr. dr. Sri

Ramadany, M.Kes selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu dan

perhatiannya dengan penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Disamping itu penulis juga mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Orang tua yang menjadi inspirasi penulis dalam menjalani hidup, terima

kasih atas semua dorongan, semangat, pengorbanan waktu serta doa yang

tulus yang telah kalian berikan selama penulis menjalani pendidikan.

Page 5: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

2. dr. St. Nurul Rezki Wahyuni, M.kes. dan Bapak Dahlan Lambawa

S.Ag.,M.Ag selaku penguji, terima kasih atas segala bimbingan, saran dan

masukan, semoga kedepannya penulis dapat lebih baik lagi.

3. Segenap dosen Fakultas Kedokteran Unismuh yang telah banyak

membekali ilmu pengetahuan yang tiada ternilai dan sangat berarti bagi

penulis. Semoga penulis bisa mengamalkan ilmu tersebut demi kemajuan

dunia kesehatan.

4. Seluruh teman sejawat khususnya teman-teman angkatan 2011, saya

mengucapkan terimakasih atas kerjasama, bimbingan yang baik serta

saling membantu dan memotivasi.

5. Terkhusus untuk teman-teman terdekat Amanda, Aswiny, Aan, Caca, Ushi

yang telah banyak membantu dan memberi semangat dan teman-teman

satu pembimbing Hajar, dan Asma.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan

skripsi ini dan penulis berharap adanya masukan yang membangun untuk

menghasilkan karya yang lebih baik lagi dikemudian hari. Semoga skripsi ini

dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi kita semua.

Makassar, 17 Maret 2015

Penulis,

( Nadya Tenriany Najib )

Page 6: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

FACULTY OF MEDICINE

MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF MAKASSAR

Skripsi, Maret 2015

NADYA TENRIANY

Sri Ramadany

"THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING

WITH THE INCIDENCE OF DIARRHEA IN INFANTS 0-6 MONTHS

OLD IN BARA-BARAYA CLINICS MAKASSAR" (xiv+ 62 pages + 5attachments )

ABSTRACT

BACKGROUND: The incidence and mortality due to diarrhea in children in

developing countries are developing are still high. Especially for children who

received formula milk, the number was significantly higher compared with

children who are breastfed. This is due to the high nutritional value of breast

milk, the presence of antibodies in breast milk, leukocyte cells, enzymes,

hormones, and others that protect the baby against various infections. It is

generally understood that the best nutrition for babies is breast milk (ASI).

Especially for infants younger than 6 month, exclusive breastfeeding is defenitely

recommended given.

OBJECTIVE: To determine the relationship between exclusive breastfeeding

with the incidence of diarrhea in infants aged 0-6 months old.

METHODS: The study used in this research is an analytic descriptive (all

variables measured / observed in a given moment, one moment does not mean that

all subjects were observed exactly at the same time but it means that the subject is

only observed one subject variables and measurement was made during the

examination) with cross sectional study design. This research assessed the

relationship between exclusive breastfeeding with an incidence of diarrhea in

infants aged 0-6 months. The research instrument used questionnaire. Data were

analyzed using Chi - square with p> 0.05 and processed by computerized using

SPSS.

RESULTS: The number of samples involved in this study were 74 samples. There were

more male samples than female sampels with total 39 infants (52.7%) and by age, the

sample was 2 months older was 21 infants (28.4%). Of the 30 infants (40.5%) were given

exclusive breastfeeding with diarrhea as much as four infants (13.3%) and who do not

have diarrhea as much as 26 infants (86.7%). While the non-breastfed infants were 44

Page 7: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

infants Exclusive (59.5%), ie with diarrhea as many as 23 infants (52.3%), and diarrhea

are not as many as 21 infants (47.7%)

CONCLUSION: From the calculation of the statistical test "chi-square" treated with the

Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 21 For Windows. Statistical analysis

showed that the value of P = <0.001 (p <0.05), then Ho is rejected and Ha accepted.

This means that there is a relationship between exclusive breastfeeding with the incidence

of diarrhea in infants aged 0-6 months

Keywords: exclusive breastfeeding, the incidence of diarrhea

Page 8: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Skripsi, Maret 2015

NADYA TENRIANY

Sri Ramadany

“HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ANGKA

KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS

BARA-BARAYYA KOTA MAKASSAR”

(xiv+ 62 halaman + 5 lampiran)

ABSTRAK

LATAR BELAKANG: Angka kejadian dan kematian akibat diare pada anak-

anak di negara-negara yang sedang berkembang masih tinggi. Lebih-lebih pada

anak yang mendapat susu formula, angka tersebut lebih tinggi secara bermakna

dibandingkan dengan anak-anak yang mendapat ASI. Hal ini disebabkan karena

nilai gizi ASI yang tinggi, adanya antibodi pada ASI, sel-sel leukosit, enzim,

hormon, dan lain-lain yang melindungi bayi terhadap berbagai infeksi. Secara

umum dipahami bahwa gizi terbaik untuk bayi adalah Air Susu Ibu (ASI). Khusus

bagi bayi yang berumur kurang dari 6 bulan dianjurkan diberi ASI Eksklusif.

TUJUAN: Untuk mengetahui adakah hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan

angka kejadian diare pada bayi umur 0-6 bulan.

METODE: Jenis penelitian yang dipakai adalah jenis penelitian deskriptif

analitik (semua variabel diukur/diamati dalam satu saat tertentu, satu saat bukan

berarti semua subjek diamati tepat pada satu saat yang sama tetapi artinya subjek

hanya diamati satu kali dan pengukuran variabel subjek dilakukan pada saat

pemeriksaan tersebut) dengan rancangan penelitian Cross Sectional.

Pada

penelitian ini akan dinilai hubungan antara variabel yang diamati, yaitu variabel

hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan variabel kejadian diare pada bayi usia

0-6 bulan. Instrumen penelitian menggunakan lembar wawancara. Analisis data

dengan Chi - square dengan p> 0,05 dan diolah secara komputerisasi

menggunakan SPSS.

HASIL: Jumlah sampel yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 74 sampel.

Sampel berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibanding berjenis kelamin

perempuan yaitu sejumlah 39 bayi (52,7%) dan berdasarkan usia, sampel berusia

2 bulan lebih banyak yaitu 21 bayi (28,4%). Dari 30 bayi (40,5%) yang diberi ASI

Eksklusif yang mengalami diare sebanyak 4 bayi (13.3%) dan yang tidak

mengalami diare sebanyak 26 bayi (86.7%). Sedangkan bayi dengan non ASI

Eksklusif sebanyak 44 bayi (59.5%), yakni yang mengalami diare sebanyak 23

bayi (52.3%), dan yang tidak diare sebanyak 21 bayi (47.7%).

Page 9: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

KESIMPULAN: Dari perhitungan dengan uji statistik “chi square” yang diolah

dengan Statistical Product and Service Solution (SPSS) 21 For Windows. Hasil uji

statistik menunjukkan bahwa nilai P = < 0,001 (p<0,05), berarti Ho di tolak dan

Ha diterima. Hal ini berarti terdapat hubungan antara pemberian ASI Eksklusif

dengan angka kejadian Diare pada bayi usia 0-6 bulan

Kata kunci: ASI eksklusif, kejadian diare.

Page 10: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................................... i

LEMBAR PANITIA SIDANG UJIAN ................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................................. v

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 6

A. Tinjauan umum tentang ASI Eksklusif .......................................................... 6

1. Definisi ASI ............................................................................................ 6

2. Macam-macam ASI ................................................................................ 8

3. Kandungan hebat dalam ASI ................................................................... 9

4. Pentingnya pemberian ASI Eksklusif ..................................................... 11

Page 11: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

5. Langkah-langkah menyusui yang benar ................................................. 11

6. Cara mencapai ASI Eksklusif ................................................................. 13

7. Keuntungan pemberian ASI Eksklusif ................................................... 13

B. Tinjauan umum tentang Diare ..................................................................... 15

1. Definisi Diare .......................................................................................... 15

2. Patogenesis Diare .................................................................................... 16

3. Patofisiologi ............................................................................................ 17

4. Gejala klinis Diare .................................................................................. 17

5. Penatalaksanaan Diare ............................................................................ 18

6. Komplikasi .............................................................................................. 18

7. Faktor Terjadinya Diare .......................................................................... 19

8. Jenis Dehidrasi ........................................................................................ 19

C. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Diare ......................... 19

D. Kerangka Teori............................................................................................... .. 21

BAB III KERANGKA KERJA PENELITIAN….................................................... 22

A. Kerangka Konsep ......................................................................................... 22

B. Hipotesis Penilitian ...................................................................................... 23

C. Definisi Operasional ................................................................................... 23

BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................................... 25

A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 25

B. Tempat dan waktu ...................................................................................... 25

C. Populasi dan Sampel ................................................................................... 25

D. Cara pengumpulan data .............................................................................. 28

E. Pengolahan dan penyajian data ................................................................. . 28

F. Analisis Data .......................................................... .................................... 28

G. Etika penelitian ........................................................................................... 29

Page 12: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

BAB V HASIL PENELITIAN .................................................................................. 31

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................................................. .. 31

1. Batas-batas Wilayah Kerja ...................................................................... .. 31

2. Wilayah Kerja......................................................................................... … 32

3. Visi dan Misi Puskesmas ........................................................................… 33

4. Pos Pelayanan Terpadu ........................................................................... .. 33

B. Gambaran Umum Pupolasi dan Sampel ......................................................…. 33

C. Deskripsi Karakteristik Subjek .....................................................................… 34

D. Analisis Variabel .............................................................................................. 35

1. Analisis Univariat .................................................................................... .. 35

2. Analisis Bivariat ...................................................................................... .. 37

BAB VI PEMBAHASAN ......................................................................................... 40

A. Hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Diare .......................... 40

B. Keterbatasan Penelitian ................................................................................. .. 44

BAB VII TINJAUAN KEISLAMAN ..................................................................... 45

A. Klasifikasi Ayat dan Hadist ............................................................................ 45

B. Asbabun Nuzul ................................................................................................ 51

C. Pandangan Ilmuwan Kontemporer .................................................................. 53

D. Analisis Pengembangan Penulis ..................................................................... 57

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 58

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 58

B. Saran............................................................................................................... . 58

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 60

RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

Page 13: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

DAFTAR TABEL

Tabel. 1 Batas-batas Wilayah Kerja Puskesmas Bara-Baraya

Tabel. 2 Jenis Kelamin

Tabel. 3 Usia Bayi

Tabel. 4 Riwayat Pemberian ASI

Tabel. 5 Kejadian Diare.

Tabel. 6 Hubungan pemberia ASI Eksklusif dengan Kejadian Diare.

Page 14: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

DAFTAR GAMBAR

NO JUDUL HALAMAN

2.4 Kerangka Teori 21

3.1 Kerangka Konsep 22

Page 15: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat penelitian kepada kantor walikota Makassar

2. Surat penelitian kepada kanttor dinas kesehatan kota Makassar

3. Lembar kuisioner penelitian

4. Data master tabel Excel

5. Analisis data SPSS

Page 16: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum dipahami bahwa gizi terbaik untuk bayi adalah Air Susu Ibu

(ASI). Khusus bagi bayi yang berumur kurang dari 6 bulan dianjurkan diberi ASI

Eksklusif. Pemberian ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi tanpa

diberi makanan dan minuman lain sejak dari lahir sampai 6 bulan, kecuali obat dan

vitamin. ASI Eksklusif mendapat dilegitimasi dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Peraturan Pemerintah Nomor 33

Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif, Surat Keputusan Menteri Kesehatan

Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004 tentang Pemberian ASI secara Eksklusif, dan

Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 6 tahun 2010 tentang ASI

Eksklusif.1

ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI akan mencegah malnutrisi

karena ASI mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan bayi dengan tepat, mudah

digunakan secara efisien oleh tubuh bayi dan melindungi bayi terhadap infeksi.

Kira-kira selama setahun pertama kehidupannya, sistem kekebalan bayi belum

sepenuhnya berkembang dan tidak bisa melawan infeksi seperti halnya anak yang

lebih besar atau orang dewasa oleh sebab itu zat kekebalan yang terkandung

dalam ASI sangat berguna.2

Menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif baik bagi ibu

maupun bayinya. Bagi bayi, menyusui mempunyai peran penting untuk

menunjang pertumbuhan, kesehatan, dan kelangsungan hidup bayi karena ASI

Page 17: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

kaya dengan zat gizi dan antibodi. Sedangkan bagi ibu, menyusui dapat

mengurangi morbiditas dan mortalitas karena proses menyusui akan merangsang

kontraksi uterus sehingga mengurangi perdarahan pasca melahirkan

(postpartum).3

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, didapatkan

bahwa penyebab kematian bayi (usia 29 hari-11 bulan) yang terbanyak adalah

diare (31,4%) dan pneumonia (23,8%). Hasil Survei Morbiditas Diare dari tahun

2000 s.d. 2010 didapatkan angka kesakitan diare balita Tahun 2000-2010 tidak

menunjukkan pola kenaikan maupun pola penurunan (berfluktuasi). Pada tahun

2000 angka kesakitan balita 1.278 per 1000, sedikit menurun di tahun 2003 (1.100

per 1000), agak meningkat pada tahun 2006 (1.330 per 1000), dan di tahun 2010

angka morbiditas kembali menurun (1.310 per 1000). Dilihat dari distribusi umur

balita penderita diare di tahun 2010 didapatkan proporsi terbesar adalah kelompok

umur 6 – 11 bulan yaitu sebesar 21,65%, lalu kelompok umur 12-17 bulan sebesar

14,43%, kelompok umur 24-29 bulan sebesar 12,37%, sedangkan proporsi

terkecil pada kelompok umur 54 – 59 bulan yaitu 2,06%.1

Diare adalah suatu kondisi buang air besar dengan frekuensi sangat sering

dan biasanya terjadi lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Adapun tinja yang

dikeluarkan lebih lunak dari biasanya atau cair sama sekali (dapat berbentuk cair

saja).4

Frekuensi kejadian diare pada negara-negara berkembang termasuk

indonesia lebih banyak 2-3 kali dibandingkan negara maju. Kematian yang terjadi,

kebanyakan berhubungan dengan kejadian diare pada anak-anak atau usia lanjut

Page 18: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

usia, dimana kesehatan pada usia pasien tersebut rentan terhadap dehidrasi

sedang-berat.5

Angka kejadian dan kematian akibat diare pada anak-anak di negara-

negara yang sedang berkembang masih tinggi. Lebih-lebih pada anak yang

mendapat susu formula, angka tersebut lebih tinggi secara bermakna

dibandingkan dengan anak-anak yang mendapat ASI. Hal ini disebabkan karena

nilai gizi ASI yang tinggi, adanya antibodi pada ASI, sel-sel leukosit, enzim,

hormon, dan lain-lain yang melindungi bayi terhadap berbagai infeksi.6

Rendahnya pemberian ASI Eksklusif oleh ibu menyusui di Indonesia

disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi rendahnya

pengetahuan dan sikap ibu, dan faktor eksternal meliputi kurangnya dukungan

keluarga, masyarakat, petugas kesehatan maupun pemerintah, gencarnya promosi

susu formula, faktor sosial budaya serta kurangnya ketersediaan fasilitas

pelayanan kesehatan ibu dan anak. Para pemangku kepentingan bidang kesehatan

menyimpulkan bahwa sebab dasar rendahnya cakupan ASI Eksklusif adalah akses

bayi terhadap ASI Eksklusif yang rendah akses yang rendah tersebut sangat

dipengaruhi oleh potensi spesifik ibu sebagai figur utama, yaitu perilaku ibu.

Hasil kajian beberapa variabel dalam kaitannya dengan perilaku ibu

menyimpulkan bahwa pengetahuan, sikap, dan kepercayaan berpengaruh terhadap

keputusan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayinya.7

Meskipun ASI Ekslusif sudah diketahui manfaat dan dampaknya serta

menjadi amanat konstitusi, namun kecendrungan pada ibu untuk menyusui bayi

secara eksklusif masih rendah. Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2010

Page 19: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan ASI esklusif secara nasional sebesar

15,3% dan Sulawesi Selatan sebesar 30,1%.7

Dengan melihat hal tersebut di atas, penilitian ini dilakukan untuk

memberikan informasi lebih lanjut mengenai hubungan antara pemberian ASI

Eksklusif dengan angka kejadian Diare pada bayi umur 0-6 bulan.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah ada hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan angka kejadian

Diare pada bayi umur 0-6 bulan di puskesmas Bara-baraya Makassar pada tahun

2015 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui adakah hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan

angka kejadian diare pada bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas Bara-baraya

Makassar.

2. Tujuan Khusus

Diketahuinya angka kejadian diare pada bayi dengan ASI Ekslusif di

Puskesmas Bara-baraya Makassar.

Page 20: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk Puskesmas Bara-baraya Makassar

Memberikan informasi tentang hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan

angka kejadian Diare pada bayi usia 0-6 bulan, sehingga pihak puskesmas bisa

memberikan penyuluhan tentang pentingnya ASI Eksklusif.

2. Untuk masyarakat

Memberikan tambahan pengetahuan kepada ibu tentang manfaat dan

pentingnya pemberian ASI Eksklusif.

3. Untuk penulis

Sebagai wadah mengaplikasikan ilmu metodologi penelitian yang didapat di

bangku kuliah serta bermanfaat dalam menambah wawasan dan pengetahuan.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di puskesmas Bara-baraya Makassar pada

tahun 2015.

Page 21: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ASI Eksklusif

1. Definisi ASI

Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,

laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua kelenjar payudara

ibu, yang berguna sebagai makanan utama bagi bayi. Eksklusif adalah terpisah

dari yang lain atau disebut khusus. Menurut pengertian lainnya, ASI Eksklusif

adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk,

madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya,

bubur susu, biscuit dan nasi tim. Pemberian ASI dianjurkan dalam jangka waktu 6

bulan.8

ASI adalah susu yang diproduksi seorang ibu untuk konsumsi bayi dan

merupakan sumber gizi utama bayi yang belum bias mencerna makanan padat.

ASI diproduksi di dalam alveoli karena pengaruh hormone prolactin dan acytocin

setelah kelahiran bayi. ASI tersebut dapat mengalir masuk berkat kerja otot-otot

halus yang mengelilingi alveoli. Air susu kemudian mengalir ke saluran yang

lebih besar yang selanjutnya masuk ke dalam jaringan penyimpan air susu yang

terletak tepat dibawah areola. Jaringan ini berfungsi seperti bak penampung air

susu sementara, sampai saatnya tiba menghisapnya, melalui celah pada putting

susu.9

Page 22: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

Menyusui merupakan proses fisiologis untuk memberikan nutrisi kepada

bayi secara optimal. Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi ideal untuk menunjang

kesehatan, pertumbuhan, perkembangan bayi secara optimal. ASI mengandung

lemak, karbohidrat, protein, nutrien, mikro dan antibodi dalam jumlah yang tepat

untuk pencernaan, perkembangan, otak dan pertumbuhan bayi. Bayi yang

mendapat susu formula mungkin saja lebih gemuk dibandingkan bayi yang

mendapat ASI, tetapi belum tentu lebih sehat.8

ASI memang tidak ada

bandingannya dengan susu-susu botol. Zat-zat yang terkandung di dalam ASI

sangatlah bagus bila disbanding dengan susu botol. Di dalam ASI terdapat

beberapa zat yang sangat bermanfaat bagi bayi. Mengapa harus ASI dan tidak

susu botol?, karena :

a. ASI mempunyai suhu yang cocok untuk bayi

b. ASI mengandung segala gizi yang dibutuhkan oleh bayi

c. ASI tidak mengandung bakteri apapun

d. ASI keluar dari tempat yang baik

e. Kandungan ASI cocok dengan bayi sehingga tidak menyebabkan muntah

f. ASI tidak bersentuhan dengan udara sehingga ASI tidak mungkin basi jika

masih dalam tubuh ibu

g. Bersifat praktis karena ASI bersifat cair sehingga tidak perlu menyeduh, ASI

praktis dan estetis karena menyatu dengan tubuh ibu

h. Ekonomis, karena tidak perlu membeli. Bagi ibu yang kondisi ekonominya pas-

pasan tidak perlu pusing untuk memberikan susu bagi anaknya.9

Page 23: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

2. Macam-macam ASI

a. Kolostrum

Merupakan cairan yang pertama kali keluar, berwarna kekuning-kuningan.

Banyak mengandung protein dan antibody (kekebalan tubuh).

Komponen yang terdapat dalam kolostrum:

Komposisi Kepentingan

Kaya antibodi Perlindungan terhadap infeksi dan alergi.

Banyak lekosit Perlindungan terhadap infeksi.

Purgatif Pengeluaran mekonium (kotoran bayi) dan

membantu mencegah terjadinya ikterus

(penyakit kuning).

Membantu pematangan usus dan mencegah

alergi intoleransi

Kaya vitamin A Menurunkan keparahan infeksi dan

mencegah penyakit mata.

b. Air Susu Masa Peralihan

Merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur. Terjadi

pada hari 4-10, berisi karbohidrat dan lemak serta volume ASI meningkat.

c. Air Susu Matur

Merupakan cairan yang berwarna putih kekuningan, mengandung semua

nutrisi. Terjadi pada hari ke 10 sampai seterusnya.10

Page 24: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

3. Kandungan hebat dalam ASI

Beberapa kandungan hebat yang ada dalam ASI adalah :

a. LPUFAs

ASI mengandung banyak gizi diantaranya adalah LPUFAs (Long Chain

Poyunsaturated Fatty). LPUFAs sangat diperlukan oleh bayi karena

mengandung fungsi mental, penglihatan dan perkembangan psikomotorik bayi.

Di dalam LPUFAs terdapat dua komponen, yaitu asam arakkhidonat, asam

dokosaheksanoat, merupakan komponen dasar kortek dan ARA (Arachidonic

Acid) yang berperan penting dalam proses tumbuh kembang otak. Menurut studi

selama 17 tahun anak yang mengkonsumsi ASI terdapat peningkatan IQ dan

keterampilan. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan kemampuan reflek

kognitif merupakan efek dari LPUFAs pada masa perkembangan saraf bayi.

b. Zat besi

Meskipun dalam ASI terdapat sedikit zat besi, namun bayi yang

menyusu ASI tidak akan kekurangan zat besi (anemia). Hal ini dikarenakan zat

besi yang terkandung dalam ASI mudah dicerna oleh bayi untuk memproduksi

hemoglobin, bagian dari sel-sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh

tubuh, zat besi pun esensiak untuk tumbuh kembang otak bayi.

c. Mineral

ASI memang mengandung mineral lebih sedikit disbanding dengan susu

sapi. Bahkan susu sapi mengandung empat kali lebih banyak daripada ASI.

Namun, jika bayi mengonsumsi susu sapi maka ginjal bayi akan semakin

bekerja keras.

Page 25: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

d. Sodium

Ternyata jumlah sodium pada ASI sangat cocok untuk bayi. Sodium

yang terdapat pada susu sapi lebih rendah daripada ASI setelah mendapatkan

proses modifikasi (proses perubahan susu segar ke dalam susu kaleng atau

bubuk).

e. Kalsium, Fosfor dan Magnesium

Kalsium, fosfor dan magnesium pada susu botol atau formula memang

lebih banyak disbanding yang terdapat pada ASI. Namun, setelah kalium, fosfor

dan magnesium menjadi susu formula maka akan menyusut atau berkurang.

Oleh karenanya, walaupun zat tersebut hanya sedikit yang terkandung dalam

ASI namun harus tetap diberikan kepada bayi secara eksklusif yaitu selama

enam bulan.

f. Taurin

Fungsi utama taurin adalah membantu perkembangan mata si kecil. Pada

mata, taurin banyak terdapat di retina, terutama terkonsentrasi di epitel pigmen

retina dan lapisan fotoreseptor. Asupan taurin yang adekuat dapat menjaga

penglihatan si kecil dari gangguan retina. Selain itu, ia juga berfungsi dalam

perkembangan otak dan sisitem saraf.

g. Lactobacillus

Lactobacillus dalam ASI berfungsi sebagai penghambat pertumbuhan

mikroorganisme seperti bakteri E.coli yang sering menyebabkan diare pada

bayi. Bayi yang lebih banyak mengonsumsi susu formula akan lebih sering

terkena diare karena dalam susu formula hanya sedikit lactobacillusnya.

Page 26: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

h. Mengandung Air

Sebagian besar ASI mengandung air. Untuk itu, jika ibu ingin ASI-nya

selalu produktif maka ia harus sering minum air putih.9

4. Pentingnya pemberian ASI Eksklusif

Berikut ini adalah beberapa alasan pentingnya pemberian ASI Eksklusif

selama 6 bulan pertama :

a. Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI Eksklusif selama 6

bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya

tahan hidup bayi, pertumbuhan dan perkembangannya.

b. ASI memberi semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan selama enam

bulan pertama hidupnya.

c. Pemberian ASI Eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan

berbagai penyakit yang umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang

paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan

kelahiran.11

5. Langkah-langkah Menyusui yang Benar

a. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting

dan disekitar kalang payudara. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan

dan menjaga kelembaban putting susu.

b. Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara.

Page 27: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

1) Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik

menggunakan kursi yang rendah dan punggung ibu bersandar pada

sandaran kursi

2) Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi

terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah dan

bokong bayi ditahan dengan telapak tangan)

3) Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang satu didepan.

4) Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara

(tidak membelokkan kepala bayi)

5) Telinga dan lengan bayi terletak satu garis lurus

6) Ibu menatap bayi dengan kasih saying.

c. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah,

jangan menekan putting susu atau kalang payudara saja.

d. Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflex) dengan cara:

1) Menyentuh pipi dengan putting susu, atau

2) Menyentuh sisi mulut bayi

e. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara

ibu dan puting serta kalang payudara dimasukkan ke mulut bayi:

1) Usahakan sebagian besar kalang payudara dapat masuk ke mulut bayi

sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan

menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah

kalang payudara. Posisi yang salah, yaitu apabila bayi hanya menghisap

Page 28: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

pada puting susu saja., akan mengakibatkan masukan ASI yang tidak

adekuat dan putting susu lecet.

2) Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu dipegang atau disangga

lagi.12

6. Cara Mencapai ASI Eksklusif

WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk

memulai dan mencapai ASI Eksklusif, antara lain :

a. Menyusui dalam satu jam setelah kelahiran.

b. Menyusui secara eksklusif : hanya ASI. Artinya, tidak ditambah makanan atau

minuman lain, bahkan air putih sekalipun.

c. Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang

dan malam.

d. Tidak menggunakan botol susu maupun empeng.

e. Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak

bersama anak.

f. Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.11

7. Keuntungan Pemberian ASI Eksklusif

Berikut ini adalah sepuluh keuntungan pemberian ASI Eksklusif pada

bayi, yaitu :

a. Enam hingga delapan kali lebih jarang menderita kanker anak (leukemia

limphositik, neuroblastoma, Lymphoma Maligna).

Page 29: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

b. Risiko dirawat dengan sakit saluran pernapasan 3 kali lebih jarang dari bayi

yang rutin konsumsi susu formula.

c. Sebanyak 47 persen lebih jarang diare.

d. Mengurangi resiko alami kekurangan gizi dan vitamin.

e. Mengurangi resiko kencing manis.

f. Lebih kebal terkena alergi.

g. Mengurangi resiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

h. Mengurangi penyakit menahun seperti usus besar.

i. Mengurangi kemungkinan terkena asma (penelitian yang dimuat dalam

European Respiratory Journal menyebutkan, anak-anak yang tidak pernah

disusui memiliki resiko asma dan penyakit gangguan pernapasan lain pada

empat tahun pertama kehidupannya disbanding dengan bayi yang mendapat ASI

selama 6 bulan atau lebih)

j. Mengurangi resiko terkena bakteri E sakazakii dari bubuk susu.11

Professional kesehatan sepakat bahwa ASI memberikan bentuk nutrisi

yang paling lengkap untuk bayi, termasuk bayi prematur dan bayi baru lahir

yang sakit. Akan tetapi, terdapat pengecualian yang jarang ketika ASI tidak

dianjurkan. Pada kondisi tertentu, dokter perlu melakukan pengkajian kasus

demi kasus untuk menentukan apakah pemajanan lingkungan wanita atau

kondisi medisnya sendiri mengharuskan ia memutus atau menghentikan

pemberian ASI.11

Menyusui tidak dianjurkan jika satu atau lebih dari kondisi

berikut terjadi: Bayi didiagnosis galaktosemia (gangguan metabolik genetik

yang jarang terjadi), Bayi yang memiliki ibu yang terinfeksi HIV, mengonsumsi

Page 30: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

obat antiretrovirus, mengidap tuberculosis aktif yang belum diobati, terinfeksi

virus limfotropik sel T tipe I atau tipe II, sedang menggunakan atau mengalami

ketergantungan obat terlarang, mengonsumsi agens kemoterapi kanker yang

diprogramkan (seperti antimetabolit, yang mengganggu replikasi DNA dan

pembelahan sel) dan sedang menjalani terapi radiasi tetapi, ibu hanya perlu

menghentikan sejenak pemberian ASI saat menjalani terapi tersebut.13

B. Diare

1. Definisi Diare

Diare adalah keluarnya tinja air dan elektrolit yang hebat. Pada bayi

volume tinja lebih dari 15 g/kg/24 jam disebut diare. Pada umur 3 tahun, yang

volume tinjanya sudah sama dengan volume orang dewasa, volume lebih dari

200g/24 jam disebut diare.14

Diare juga dapat diartikan sebagai buang air besar

yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi buang air besar

lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air

besar lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak

lebih dari 3 kali.15

Pengertian lainnya, diare merupakan peningkatan fluiditas atau volume

feses dan frekuensi defekasi. Faktor-faktor yang memengaruhi volume serta

konsistensi feses meliputi kandungan air di dalam kolon serta keberadaan

makanan yang tidak diserap, bahan yang tidak terserap, dan sekresi intestinal.

Diare dengan volume yang banyak biasanya terjadi karena terdaduanya dalam

jumlah yang berlebihanpat air, sekret atau keduanya dalam jumlah yang

Page 31: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

berlebihan didalam usus halus. Diare dengan volume yang sedikit biasanya

disebabkan oleh motilitas intestinal yang berlebihan. Diare dapat pula terjadi

karena stimulasi parasimpatis usus yang ditimbulkan oleh faktor-faktor psikologis

seperti rasa takut atau stress.16

Diare dapat disebabkan beberapa hal, seperti infeksi, termasuk didalamnya

virus, bakteri dan parasit. Penyebab lainnya adalah penyebab noninfeksi, seperti

intoleransi laktosa, alergi makanan, keracunan dan lain sebagainya.4

Diare dibedakan menjadi dua berdasarkan waktu serangan (onset), yaitu :

a. Diare akut ( < 2 minggu)

b. Diare kronik ( > 2 minggu).4

2. Patogenesis Diare

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah :

a. Gangguan osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi

pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang

berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul

diare.

b. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya oleh toksin) pada dinding usus

akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan

selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

Page 32: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

c. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus

untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltic

usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya

dapat menimbulkan diare pula.15

3. Patofisiologi

Sebagai akibat diare akut maupun kronis akan terjadi kehilangan air dan

elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan

asam-basa (asidosis metabolik, hipokalemia dan sebagainya), gangguan gizi

sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran bertambah),

hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.15

4. Gejala Klinis Diare

Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya

meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja

cair dan mungkin disertai lender atau darah. Warna tinja makin lama makin

berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur dengan empedu. Anus dan

daerah sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin

asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat, yang bearasal dari laktosa

yang tidak dapat diabsorbsi usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi

sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut

meradang akibat gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit. Bila penderita

Page 33: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai

tampak. Berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar

menjadi cekung, selaput lender bibir dan mulut serta kulit tampak kering.15

5. Penatalaksanaan Diare

Terapi harus diarahkan untuk mengobati kejadian awal, mengkoreksi

dehidrasi dan defisit cairan serta elektrolit yang sedang berlangsung, dan untuk

menangani komplikasi sekunder akibat jejas mukosa. Pengobatan defisit cairan

memerlukan perkiraan derajat dehidrasi dan penentuan setiap ketidakseimbangan

elektrolit, seperti hipernatremia, hiponatremia atau asidosis metabolik.17

6. Komplikasi

Menurut Hasan dan Alatas (1998), sebagai akibat kehilangan cairan dan

elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai macam komplikasi seperti

dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik), renjatan

hipovolemik, hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah,

bradikardia, perubahan pada elektrokardiogram), hipoglikemia, intoleransi laktosa

sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim lactase karena kerusakan vili mukosa

usus halus, kejang (terutama pada dehidrasi hipertonik) dan malnutrisi energy

protein (karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan).15

Dari komplikasi tersebut diatas yang sering terjadi adalah dehidrasi.

Dehidrasi dapat timbul jika diare berat dan asupan oral terbatas karena nausea dan

muntah, terutama pada anak kecil dan lanjut usia. Diare bermanifestasi sebagai

Page 34: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

rasa haus yang meningkat, berkurangnya jumlah buang air kecil dan warna urin

gelap, tidak mampu berkeringat dan perubahan ortostatik.5

7. Faktor Terjadinya Diare

Diare dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

a. Keadaan lingkungan

b. Pelayanan masyarakat

c. Pemberian ASI

d. Pendidikan

e. Keadaan sosial ekonomi.4

8. Jenis Dehidrasi

Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan:

a. Dehidrasi Ringan (hilang cairan 2-5% BB): gambaran klinisnya turgor kurang,

serak (vox cholerica), pasien belum jatuh dalam presyok.

b. Dehidrasi Sedang (hilang cairan 5-8% BB): turgor buruk, suara serak, pasien

jatuh dalam presyok atau syok, nadi cepat, napas cepat dan dalam.

c. Dehidrasi Berat (hilang cairan 8-10% BB): tanda dehidrasi sedang ditambah

kesadaran menurun (apatis sampai koma), otot-otot kaku, sianosis.5

C. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Diare

Air Susu Ibu (ASI) mempunyai nilai gizi tinggi dan berperan di bidang

imunologik melalui imunoglublin dan sel fagosit. Pemberian ASI Eksklusif pada

Page 35: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

bayi baru lahir mempunyai daya perlindungan 4 x lebih besar terhadap diare

daripada pemberian ASI yang disertai dengan susu botol. ASI juga bermanfaat

mengurangi diare berulang.18

Pada waktu lahir sampai beberapa bulan sesudahnya, bayi belum dapat

membentuk kekebalan sendiri secara sempurna. ASI memberikan zat-zat

kekebalan yang belum dapat dibuat oleh bayi tersebut, sehingga bayi yang minum

ASI lebih jarang sakit, terutama pada awal dari kehidupannya. Komponen zat anti

infeksi yang banyak dalam ASI akan melindungi bayi dari berbagai macam

infeksi, baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan antigen lainnya.1

Menurut Suradi, bayi yang mendapat ASI lebih jarang terkena diare

karena adanya zat protektif saluran cerna seperti Lactobacillus bifidus, laktoferin,

lisozim, SIgA, faktor alergi, serta limfosit T dan B. Zat protektif ini berfungsi

sebagai daya tahan tubuh imunologik terhadap zat asing yang masuk dalam tubuh.

Penelitian oleh Lamberti et al18 yang dilakukan di negara-negara berkembang

menunjukkan perbandingan risiko diare pada bayi yang tidak mendapat ASI

Eksklusif lebih tinggi dibanding yang mendapatkan ASI secara eksklusif.1

Komponen dalam ASI berperan dalam pencegahan dan penatalaksanaan

diare akut. Adanya komponen antiinfeksi, antiinflamatori, imunoglobin,

komponen seluler, enzim, hormon, serta zat-zat gizi yang terdapat pada ASI akan

melindungi saluran pencernaan anak terhadap infestasi pencernaan makanan.

Disamping itu dengan adanya faktor-faktor diatas, maka anak yang menderita

diare akut akan lebih cepat sembuh apabila ASI tetap diteruskan.6

Page 36: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

D. Kerangka Teori

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya diare pada bayi,

yakni diantaranya ialah keadaan lingkungan, pelayanan masyarakat, pemberian

ASI, pendidikan dan keadaan social. Namun dalam penelitian ini tidak semua

faktor yang dapat menyebabkan diare pada bayi akan diteliti, hal ini disebabkan

oleh keterbatasan waktu.

Keterangan

= Variabel independen tidak diteliti

= Variabel independen yang diteliti

= Variabel dependen

Keadaan Lingkungan

Pelayanan

Masyarakat

Pemberian ASI

Pendidikan

Keadaan Sosial

Ekonomi

Diare

Page 37: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

BAB III

KERANGKA KERJA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, untuk

mengetahui adanya kejadian diare pada bayi umur 0-6 bulan yang diberi ASI

Eksklusif di Puskesmas Bara-baraya Makassar. Adapun kerangka konsep

penelitian ini secara sistematis digambarkan sebagai berikut:

Ibu yang memiliki bayi usia

0-6 bulan.

ASI eksklusif

Tidak Diare Diare

HASIL

Analisis Data

Tidak Diare Diare

Non ASI Eksklusif

Page 38: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

B. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

Terdapat hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan angka kejadian diare

pada bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas Bara-baraya Makassar.

2. Hipotesis Null (Ho)

Tidak terdapat hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan angka kejadian

diare pada bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas Bara-baraya Makassar.

C. Definisi Operasional

1. Pemberian ASI Eksklusif

Definisi : Memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi sejak lahir sampai

dengan bayi berumur 6 (enam) bulan tanpa tambahan makanan dan minuman

lainnya.

Alat ukur : Lembar wawancara

Cara ukur : Wawancara

Hasil ukur : 1. Ya

2. Tidak

Skala ukur : Nominal

2. Diare pada bayi 0-6 bulan

Definisi : Buang air besar pada bayi yang tidak normal atau bentuk tinja yang

encer dengan frekuensi buang air besar lebih banyak dari biasanya.

Alat ukur : Lembar wawancara

Page 39: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

Cara ukur : Wawancara

Hasil ukur : 1. Ya

2. Tidak

Skala ukur : Nominal

Page 40: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, jenis penelitian yang dipakai adalah jenis penelitian

deskriptif analitik (semua variabel diukur/diamati dalam satu saat tertentu, satu

saat bukan berarti semua subjek diamati tepat pada satu saat yang sama tetapi

artinya subjek hanya diamati satu kali dan pengukuran variabel subjek dilakukan

pada saat pemeriksaan tersebut) dengan rancangan penelitian Cross Sectional.19

Pada penelitian ini akan dinilai hubungan antara variabel yang diamati, yaitu

variabel hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan variabel kejadian diare pada

bayi usia 0-6 bulan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Bara-baraya Makassar.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2015.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi di

Puskesmas Bara-baraya.

Page 41: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi yang

berusia 0-6 bulan di Puskesmas Bara-baraya.

3. Besar sampel dan Rumus Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus (buku

besar sampel dan cara pengambilan).

√ √

Keterangan :

Zα2

: Deviat baku alfa =1,282

Zb : Deviat baku beta = 0,842

P2 : Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya = 0,3

Q2 : 1- P2 = 1-0.3 = 0.7

P1 : Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement

peneliti = P2 + 0.2 = 0.5

Q1 : 1-P1 = 1- 0.5 = 0.5

P Proporsi total = P1+P2 = 0.7+0.5 = 0.6

2 2

Q 1-P = 1- 0.4 = 0.6

Maka :

Page 42: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

√ √

Jadi, terdapat 52 responden yang dijadikan sampel dalam melakukan

analisis. Metode pengumpulan sampel adalah Nonprobabilitiy Sampling dengan

menggunakan teknik consecutive sampling yaitu dengan cara pengambilan sampel

ini dilakukan dengan memilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian sampai

kurun waktu tertentu sehingga sampel terpenuhi.19.

Teknik pengambilan sampel

didasarkan pada kriteria inklusi dan ekslusi yang telah di tetapkan oleh peneliti

untuk menetukan dapat tidaknya sampel tersebut digunakan, tujuannya agar

sampel yang ada dapat mewakili keseluruhan popoulasi yg ada.

4. Kriteria Seleksi

a. Kriteria Inklusi

1) Ibu yang memiliki bayi berusia 0-6 bulan.

2) Responden masih kooperatif.

3) Responden bersedia menjadi sampel penelitian.

b. Kriteria Eksklusi

1) Tidak bersedia menjadi responden.

2) Ibu dengan gangguan psikologis.

Page 43: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

D. Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data Primer. Data

yang diperoleh dari pengamatan langsung di lokasi penelitian dengan cara

wawancara kepada ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas

Bara-baraya Makassar pada bulan januari 2015.

E. Pengolahan dan Penyajian Data

Pengolahan data dilakukan untuk menguji hubungan antara pemberian ASI

Eksklusif dengan angka kejadian diare pada bayi umur 0-6 bulan, dengan

menggunakan uji statistik Chi square dan akan diolah dengan Statistical Product

and Service Solution (SPSS) 21 for windows.

Pada penelitian ini tahap-tahap pengolahan data yang digunakan adalah sebagai

berikut :

1. Editing : memeriksa kembali data dan menyelesaikannya dengan rencana

semula seperti yang di inginkan, apakah tidak ada yang salah

2. Coding : pemberian nomor kode atau bobot pada jawaban yang bersifat kategori

3. Entry : memasukkan data ke program computer untuk kebutuhan analisis.

4. Cleaning : membersihkan data dengan melihat variabel yang digunakan apakah

datanya sudah benar atau belum.

F. Analisis Data

Data yang dikumpulkan akan dianalisis dengan bantuan computer.

Analisis data akan dilakukan dalam dua tahap, meliputi :

Page 44: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan

proporsi masing-masing variabel independen (bebas) dan variabel dependen

(terikat).

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat kemaknaan hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam penelitian ini akan dibandingkan

distribusi silang anatar kedua variabel yang berhubungan. Kemudian akan

dilakukan uji statistik untuk menyimpulkan hubungan antara kedua variabel

tersebut bermakna atau tidak.

Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-square (X2) dengan derajat

kemaknaan 95%. Bila nilai p < 0,05, berarti hasil perhitungan statistik bermakna

(signifikan) dan nilai p > 0,05, berarti hasil perhitungan statistik tidak bermakna.

Jika tidak memenuhi syarat maka akan dilakukan Fisher.

G. Etika Penelitian

1. Informed Consent

Sebelum melakukan penelitian maka akan diedarkan lembar persetujuan

untuk menjadi responden, dengan tujuan agar subjek mengerti maksud dan

tujuan penelitian serta mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia maka

responden harus menandatangani lembar persetujuan dan jika bersedia maka

peneliti harus menghormati hak pasien.

Page 45: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

2. Anonimity (tanpa nama)

Menjelaskan bentuk alat ukur dengan tidak perlu mencantumkan nama

pada lembar pengumpulan data.

3. Confidentially

Kerahasian informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil

riset.

Page 46: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar.

Puskesmas Bara-Baraya merupakan satu dari tiga puskesmas yang berada di

Kecamatan Makassar Kota Makassar. Letaknya tidak jauh dari pusat Kota

Makassar, yaitu di Kelurahan Bara-Baraya tepatnya di Jalan Abu Bakar Lambogo

No. 141 Makassar. Saat ini Puskesmas Bara-Baraya dipimpin oleh dr. Hj. Fauziah

Dachlan Saleh, M. Kes.

Secara geografis Puskesmas Bara-Baraya terletak di daerah bukan pantai

dengan ketinggian dari permukaan laut kurang dari 500 m, sehingga mudah

dijangkau dengan kendaraan mobil ataupun motor sampai ke wilayah kerja.

Puskesmas Bara-Baraya memiliki prasarana satu unit gedung untuk puskesmas

induk dan satu unit gedung untuk puskesmas pembantu (pustu). Luas bangunan

untuk puskesmas induk sebesar 120 m2

sedangkan luas tanah 875 m2, yang

mempunyai jarak tempuh sekitar 5 km dari Kantor Dinas Kesehatan Kota

Makassar.

1. Batas-Batas Wilayah Kerja

Wilayah kerja Puskesmas Bara-Baraya secara keseluruhan adalah 0,98

km2 atau sekitar 43,5% dari luas Kecamatan Makassar.

Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Bara-Baraya adalah sebagai

berikut.

Page 47: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

a. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Tamamaung.

b. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Maccini.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Rappocini

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Maradekaya dan Pisang

Utara.

2. Wilayah Kerja

Luas wilayah kerja Puskesmas Bara-Baraya di Kecamatan Makassar,

meliputi Kelurahan Bara-Baraya Induk, Bara-Baraya Timur, Bara-Baraya

Utara, Bara-Baraya Selatan, Lariangbangi, dan Barana; dengan jumlah RW,

RT, KK, dan luas wilayah masing-masing kelurahan sebagai berikut.

Tabel 5.1. Batas-batas Wilayah Kerja Puskesmas Bara-Baraya

Wilayah Kerja Jumlah RW Jumlah RT Jumlah KK Luas Wilayah

(km2)

Kel. Bara-Baraya Induk 5 32 1.058 0, 16

Kel. Bara-Baraya Timur 5 28 1.898 0,15

Kel. Bara-Baraya Utara 5 19 875 0,11

Kel. Bara-Baraya Selatan 4 26 1.678 0,14

Kel. Lariangbangi 4 29 1.009 0,20

Kel. Barana 4 32 1.298 0,22

Sumber : Profil Puskemas Bara-Baraya, 2014

Page 48: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

3. Visi dan Misi Puskesmas

Visi Puskesmas Bara-Baraya, yaitu menjadi puskesmas dengan pelayanan

terbaik di Sulawesi Selatan, Lima terbaik di Indonesia Timur, dan Sepuluh

terbaik di Indonesia.

Sedangkan Misi Puskesmas Bara-Baraya, yaitu sebagai berikut.

a. Meningkatkan Sarana & Prasarana

b. Meningkatkan Profesionalisme Sumber Daya

c. Mengembangkan Jenis Layanan & Mutu Pelayanan Kesehatan

d. Meningkatkan System Informasi & Manajemen Puskesmas

e. Mengembangkan Kemitraan

f. Meningkatkan Upaya Kemandirian Masyarakat

4. Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU)

Terdapat 47 buah posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bara-baraya Kota

Makassar dengan distribusi posyandu di tiap-tiap kelurahan, yaitu di Kel.

Bara-baraya Induk sebanyak 7 Posyandu, di Kel. Bara-baraya Timur sebanyak

9 Posyandu, di Kel. Bara-baraya Utara sebanyak 9 Posyandu, di Kel. Bara-

Baraya Selatan sebanyak 9 Posyandu, di Kel. Lariangbangi sebanyak 6

Posyandu, dan di Kel. Barana sebanyak 8 Posyandu.

B. GAMBARAN UMUM POPULASI DAN SAMPEL

Penelitian ini berlangsung selama 10 hari terhitung mulai tanggal 18 Januari

2015 hingga 28 Januari 2015 tentang hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan

angka kejadian Diare pada bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas Bara-baraya Kota

Page 49: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

Makassar. Responden yang dipilih sebagai sampel merupakan ibu yang memiliki

bayi nusia 0-6 bulan. Jumlah responden ibu menjadi 74 orang karena hanya 74

orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dimana hal tersebut telah

memenuhi standar sampel minimal. Berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya

diperoleh jumlah sampel minimal adalah sebanyak 52 sampel.

Subjek dalam penelitian ini adalah bayi berusia 0-6 bulan serta memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi sebagai sampel yang secara acak diperoleh peneliti.

Data dalam penelitian merupakan data primer dengan menggunakan teknik

wawancara langsung kepada responden.

Data diperoleh berdasarkan jawaban yang diberikan oleh responden. Setelah

data terkumpul, selanjutnya data tersebut disusun dalam tabel induk (Master

Table) dengan menggunakan program komputerisasi yaitu Microsoft Excel. Dari

tabel Dari tabel induk tersebutlah kemudian data dipindahkan dan diolah

menggunakan program SPSS 21 dan kemudian disajikan dalam bentuk tabel

frekuensi maupun tabel silang (cross table).

C. DESKRIPSI KARAKTERISTIK SUBJEK

Karakteristik subjek mencakup jenis kelamin dan usia bayi.

Adapun hasil penelitian disajikan dalam tabel yang disertai narasi sebagai

penjelasan tabel sebagai berikut.

Page 50: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Dan Presentase (%) Subjek Berdasarkan

Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)

Laki-laki 39 52.7

Perempuan 35 47.3

Total 74 100.0

Sumber : Data Primer, 2015

Dari tabel 5.2. menunjukkan distribusi subjek berdasarkan jenis kelamin,

dimana terlihat bahwa persentase tertinggi subjek adalah berjenis kelamin

laki-laki sebesar 52.7% (39 subjek) dan persentase terendah subjek adalah

berjenis kelamin perempuan sebesar 47.3% (35 subjek).

Tabel 5.3. Distribusi frekuensi dan presentase (%) subjek berdasarkan umur

Umur Bayi (bulan) Frekuensi (n) Persentase (%)

1 12 16.2

2 21 28.4

3 9 12.2

4 11 14.9

5 9 12.2

6 12 16.2

Total 74 100

Sumber : Data Primer, 2015

Page 51: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

Dari tabel 5.3. menunjukkan distribusi subjek berdasarkan umur, dimana

terlihat bahwa persentase tertinggi subjek adalah berusia 2 bulan, yaitu sebesar

28.4% (21subjek) dan persentase terendah subjek adalah berusia 3 dan 5

bulan, yaitu sebesar 12.2% (9 subjek).

D. ANALISIS VARIABEL

Analisis hasil penelitian terdiri atas analisis univariat dan analisis bivariat.

1. Analisis Univariat

Tahap pertama dari analisis data adalah analisis univariat. Analisis

univariat dilakukan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi dari

masing-masing variabel yang diteliti yaitu variabel pola pemberian ASI dan

kejadian diare.

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Dan Presentase (%) Subjek Berdasarkan

Riwayat Pemberian ASI.

Riwayat ASI Frekuensi (n) Persentase (%)

ASI Eksklusif 30 40.5

Non-ASI Eksklusif 44 59.5

Total 74 100.0

Sumber : Data Primer, 2015

Tabel 5.4. menunjukkan distribusi sampel berdasarkan riwayat pemberian

ASI, dimana terlihat bahwa persentase tertinggi subjek adalah Non-ASI

Eksklusif, yaitu sebesar 59.5% (44 subjek) dan persentase terendah subjek

adalah ASI Eksklusif, yaitu sebesar 40.5% (30 subjek).

Page 52: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Dan Presentase (%) Subjek Berdasarkan

kejadian diare.

Diare Frekuensi (n) Persentase (%)

Iya 27 36.5

Tidak 47 63.5

Total 74 100.0

Sumber : Data Primer, 2015

Tabel 5.5. menunjukkan distribusi sampel berdasarkan kejadian diare,

dimana terlihat bahwa persentase tertinggi subjek adalah tidak diare, yaitu

sebesar 63.5% (47 subjek) dan persentase terendah subjek adalah diare, yaitu

sebesar 36.5% (27 subjek).

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen. Pengujian hipotesis penelitian ini

menggunakan uji Chi Square. Pengujian data penelitian menggunakan

bantuan program SPSS versi 21.00 for Windows berikut langkah-langkah

penentuan uji hipotesis.

Adapun hasil analisis bivariat mengenai hubungan antara pola pemberian

ASI terhadap kejadian diare disajikan pada tabel berikut ini.

Page 53: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

Tabel 5.6. Distribusi Bayi yang mengalami Diare pada Bayi dengan ASI

Eksklusif dan pada Bayi non-ASI Eksklusif di Puskesmas Bara-Baraya

Makassar Tanggal 18 – 28 Januari 2015.

ASI Eksklusif

DIARE

P OR

95% CI

Iya Tidak Total

N % N % N % upper lower

Iya 4 13.3 26 86.7 30 100

0.001 0.140 0.470 0.042

Tidak 23 52.3 21 47.7 44 100

Total 27 36.5 47 63.5 74 100

Sumber : Data Primer, 2015

Dari Tabel 5.6. dapat dilihat bahwa pada bayi yang diberi ASI Eksklusif

terdapat 30 bayi (40.5 %), yakni yang mengalami diare sebanyak 4 bayi (13.3%)

dan yang tidak mengalami diare sebanyak 26 bayi (86.7%). Sedangkan bayi

dengan non ASI Eksklusif sebanyak 44 bayi (59.5%), yakni yang mengalami

diare sebanyak 23 bayi (52.3%), dan yang tidak diare sebanyak 21 bayi (47.7%).

Dari perhitungan dengan uji statistik “chi square” yang diolah dengan

Statistical Product and Service Solution (SPSS) 21 For Windows. Hasil uji

statistik menunjukkan bahwa nilai P = < 0,001 (p<0,05), berarti Ho di tolak dan

Ha diterima. Hal ini berarti terdapat hubungan antara pemberian ASI Eksklusif

dengan angka kejadian Diare pada bayi usia 0-6 bulan.

Page 54: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

Untuk mengetahui tingginya kejadian diare pada bayi dengan non-ASI

Eksklusif maka dapat dilihat nilai OR= 0.140 (95% CI= 0.470-0.042). Hal ini

berarti bahwa bayi dengan non-ASI Eksklusif 0.14 kali lebih mudah mengalami

diare dibandingkan dengan bayi dengan ASI Eksklusif.

Page 55: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Diare

Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan pemberian ASI Eksklusif

dengan kejadian Diare pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bara-

baraya Kota Makassar Tahun 2015.

Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel 5.6, bahwa

semakin lama pemberian ASI kepada bayi maka semakin rendah pula prevalensi

terjadinya diare pada sampel yang diteliti. Dan semakin singkat pemberian ASI

maka akan meningkatkan prevalensi terjadinya diare pada bayi. Berdasarkan hasil

tersebut, dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara

riwayat pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan.

Hal ini sesuai dengan teori Tumbelaka pada tahun 2008 yang menyebutkan

bahwa pemberian ASI saja sampai bayi mencapai usia 6 bulan, akan memberikan

kekebalan kepada bayi terhadap berbagai macam penyakit karena ASI adalah

cairan yang mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari

berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, jamur dan parasit. Oleh karena itu,

dengan adanya zat anti infeksi dari ASI, maka bayi dengan ASI Eksklusif akan

terlindungi dari berbagai macam infeksi.20

Menurut Purwanti (2005), kekebalan tubuh pada bayi umur 0-6 bulan belum

sempurna. Peran ASI belum mampu digantikan oleh susu formula seperti peran

Page 56: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

bakteriostatik, anti alergi ataupun peran psikososial. Pemberian ASI pada bayi

tersebut dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi. ASI mengandung

sIgA, limfosit T, limfosit B dan laktoferin yang dapat merangsang peningkatan

status imun pada bayi.21

Dari teori yang dikemukakan Hegar yang dikutip oleh Eka dan Gustina

(2013) menyebutkan bahwa salah satu kandungan unik ASI adalah oligosakarida

yang akan menciptakan suasana asam dalam saluran cerna. Suasana asam ini

berfungsi sebagai sinyal untuk pertahanan saluran cerna, yaitu SigA (Secretory

Imunonnoglobulin A) yang juga terdapat dalam ASI itu sendiri. SigA dapat

mengikat mikroba patogen, mencegah perlekatannya pada sel enterosit di usus

dan mencegah reaksi imun yang bersifat inflamasi sehingga diare tidak terjadi.

Hal ini sesuai dengan penelitian Lely yang mencari peran ASI Eksklusif

yang mengandung SigA terhadap resiko diare akut. Yang dimana pada penelitian

tersebut menggambarkan kejadian Diare akut pada bayi dengan ASI Eksklusif

34,8%. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan kejadian diare akut pada bayi

tanpa ASI Eksklusif, yaitu 65,2 %.1

Dari data penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar dari sampel yang

diteliti mengatakan bahwa memberikan susu formula (non-ASI Eksklusif) kepada

bayinya sebelum usianya hingga 6 bulan. Setelah dilakukan wawancara, ibu dari

bayi tersebut mengatakan bahwa mereka memberi ASI dan susu formula pada

bayinya sebelum bayinya berusia 6 bulan dengan alasan merasa bahwa ASI yang

di milikinya kurang cukup untuk sang bayi dan sebagian ibu yang lain juga

mengaku kurangnya pengetahuan mengenai manfaat ASI itu sendiri. Sedangkan

Page 57: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

Ibu yang memberikan ASI saja dari lahir hingga usia 6 bulan, mengaku bahwa

memberikan ASI lebih praktis dan ekonomis sehingga tidak terbebani oleh biaya.

Dalam hal ini ekonomi keluarga juga memberikan pengaruh terhadap lama

pemberian ASI kepada bayi. Keluarga dengan ekonomi rendah, cenderung akan

memberikan ASI kepada bayinya, sedangkan keluarga dengan ekonomi

menengah-tinggi cenderung lebih memilih untuk memberikan susu formula tapi

ditunjang juga dengan pengetahuan dan kesadaran ibu itu sendiri tentang

pentingnya pemberian ASI Eksklusif kepada bayinya.

Pemberian ASI non-Eksklusif menyebabkan anak rentan mengalami diare di

masa kini ataupun di masa yang akan datang.

Hal tersebut di dukung oleh hasil penelitian Winda pada tahun 2010 yang

menegaskan tentang manfaat pemberian ASI Eksklusif serta dampak negatif

pemberian cairan tambahan tanpa nilai gizi terhadap timbulnya diare. Seorang

bayi yang diberi air putih atau minuman herbal lainnya beresiko terkena diare 2-3

kali lebih banyak dibandingkan bayi yang diberi ASI Eksklusif. 22

ASI memegang peranan penting untuk pencegahan dan penatalaksanaan

diare karena didalam ASI terdapat berbagai komponen yang penting baik dalam

pencegahan maupun dalam terapi diare akut. ASI juga dapat memberikan zat-zat

kekebalan yang belum dibuat oleh bayi.

Seperti molekul pertahanan lainnya, sel-sel imun pada ASI juga

mengandung sel-sel darah putih atau leukosit yang dapat melawan agen infeksius.

Kandungan sel darah putih ini paling banyak terdapat pada kolustrum. Tipe yang

Page 58: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

paling banyak ditemukan adalah neutrofil yang bersirkulasi dalam aliran darah.

Tipe lainnya yang juga ditemukan dalam ASI adalah makrofag.23

Berdasarkan penelitian oleh Lamberti pada tahun 2011 yang dilakukan di

negara-negara berkembang menunjukkan perbandingan risiko diare pada bayi

yang tidak mendapat ASI eksklusif lebih tinggi (2,65) dibanding dengan bayi

yang mendapatkan ASI secara eksklusif (1,26).24

Namun hal berbeda terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Lisa pada

tahun 2013 dimana hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa tidak

terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare di

wilayah kerja Puskesmas Peukan Blang Bintang Kecamatan Blang Bintang

Kabupaten Aceh Besar. Yang mana pada penelitian tersebut didapatkan hasil

bahwa dari 21 responden yang memberikan ASI eksklusif ternyata 66,7% pernah

menderita diare, sedangkan dari 46 responden yang bayinya tidak diberikan ASI

eksklusif ternyata 52,2% juga pernah mengalami diare.25

Berdasarkan hasil penelitian atau dapat kita lihat pada tabel 5.6, dimana

dari 44 bayi yang non ASI Eksklusif didapatkan bahwa bayi yang mengalami

diare sebanyak 23 bayi (52,3%) dan bayi yang tidak mengalami diare sebanyak 21

bayi (47,7%), dimana perbedaan antara bayi yang mengalami diare dan tidak itu

hanya sedikit. Tingginya persentasi bayi yang tidak mengalami kejadian diare ini

dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang mendukung yaitu

karena bayi yang dijadikan sampel dalam penelitian ini semuanya berstatus gizi

Page 59: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

baik. Dalam keadaan yang demikian tubuh mempunyai cukup kemampuan untuk

mempertahankan diri terhadap penyakit infeksi (diare).

Hal ini sesuai dengan teori dari Sitorus (2008) yang mengatakan bahwa anak

yang tidak kurang gizi akan tahan terhadap serangan penyakit, sedangkan yang

kurang gizi akan mudah sakit. Gizi dan infeksi diare sangat erat kaitannya. Anak

yang mengalami diare dapat menjadi kurang gizi sehingga mudah terkena infeksi.

Infeksi dapat pula menyebabkan diare. Hubungan ini membentuk siklus yang

berbentuk lingkaran karena saling berhubungan dan masing-masing memberi

pengaruh negatif.26

Hasil penelitian diatas juga menunjukkan bayi yang mendapatkan ASI

Eksklusif dari 30 bayi hanya 4 bayi yang mengalami diare, ini dikarenakan

komposisi yang terkandung dalam ASI yaitu salah satunya Lactobacillus yang

berfungsi menghambat pertumbuhan mikroorganisame seperti bakteri E.Coli yang

dapat menyebabkan diare pada bayi. Bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif

namun tetap mengalami diare, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yakni

bayi mengalami infeksi dari luar misalnya ibu kurang menjaga personal hygiene

pada payudara salah satunya dengan tidak mencuci tangan saat menyusui,

sehingga hal ini dapat berpengaruh pada bayi dan atau kesehatan ibu sedang

terganggu saat proses menyusui.

Page 60: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

Kejadian Diare pada bayi dapat disebabkan karena kesalahan dalam

pemberian makan, dimana bayi sudah diberi makan selain ASI sebelum berusia 6

bulan. Perilaku tersebut sangat beresiko bagi bayi untuk terkena diare.

Pengganti ASI diantaranya berbagai produk formula, untuk adaptasi maupun

formula komplit komposisinya mendekati ASI, kecuali dalam hal komposisi

mineral dan immunoglobulin. Jika keseimbangan gizi dan cairan tidak terpenuhi

maka pertumbuhan mekanisme perlindungan alami terganggu, potensi tumbuh

kembangpun tidak optimal.

Dikutip dari penelitian Tuti dkk (2013) menyatakan bahwa penelitian di

Bangladesh, Vietnam, Brazil, maupun negara-negara Eropa melaporkan

prevalensi tertinggi diare rotavirus pada kelompok usia 6-23 bulan, kemudian

menurun dengan bertambahnya umur. Angka kesakitan pada bayi dan anak

berhubungan dengan daya tahan tubuhnya sehingga anak dan terutama bayi

memiliki resiko yang lebih besar untuk menderita diare, diduga berhubungan

dengan antibodi ibu yang disalurkan melalui air susu ibu, sedangkan anak lebih

dari 23 bulan kemungkinan telah memiliki kekebalan alamiah yang mampu

memberikan perlindungan pada infeksi berikutnya.27

Menurut hasil penelitian sebelumnya memang terdapat hubungan yang

signifikan antara pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian diare namun masih

ada faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan diare pada bayi usia 0-6 bulan

selain pemberian ASI Eksklusif, misalnya faktor kebersihan payudara ibu saat

Page 61: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

menyusui, pemberian makanan tambahan selain ASI sebelum waktunya dan

faktor lingkungan.28

Hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang dikemukakan pada bab

sebelumnya, yaitu ada hubungan yang signifikan antara pemberian ASI Eksklusif

dengan angka kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Bara-baraya

Kota Makassar Tahun 2015.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yang murni dari peneliti maupun dari

metode yang digunakan, serta keadaan diluar kemampuan peneliti.

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, yaitu penelitian yang

dilakukan saat ini dengan pengambilan data dependen dan independen dalam

waktu yang bersamaan. Penelitian ini juga dibatasi oleh waktu dan sumber daya

manusia sehingga pada penelitian ini dilaksanakan hanya sebagian kecil populasi

yang dapat dijadikan sampel. Sementara untuk penelitian analitis, semakin banyak

sampel penelitian maka akan semakin valid pula penelitian tersebut. Selain itu,

karena keterbatasan waktu juga sehingga semua variabel berupa faktor-faktor lain

yang mempengaruhi terjadinya diare pada bayi tidak dapat diteliti. Sementara

diare itu tidak berdiri sendiri atau multifaktorial. Tidak bisa hanya ditentukan dari

variabel yang diteliti yakni konsumsi ASI Eksklusif. Tapi, setidaknya ini

menandakan bahwa terdapat keterkaitan ASI dengan peluang untuk terjadinya

diare pada bayi.

Page 62: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

BAB VII

TINJAUAN KEISLAMAN

A. Klasifikasi Ayat dan Hadits

1. ASI menurut pandangan Islam

ASI adalah makanan terbaik dan yang paling sesuai, yang mana Sang Khalik

Yang Maha Penyayang telah mempersiapkan makanan alami dan bermanfaat ini

dalam payudara ibu, bagi anak yang lahir sebelum kelahirannya. Nabi Muhammad

saw. bersabda, “ Tiada yang lebih baik dan utama bagi bayi daripada susu ibu”.

Jadi untuk menjamin kesehatan jiwa dan raga, keseimbangan anggota-anggota

badan , kecerdasan dan potensi pertumbuhan yang baik serta kekuatan anak, baik

sekali bila selama waktu tertentu anak tidak diberikan makanan apapun selain

susu ibu. Sebab makanan-makanan yang lain, selain tidak akan menjamin

kebutuhan gizi jasmani dan rohani anak, statusnya juga diragukan dari segi

kesehatan dan kesucian, juga makanan selain ASI dapat menyebabkan anak

mengalami kekurangan gizi.29

ASI diberikan kepada bayi dengan anjuran lama pemberian 6 bulan secara

eksklusif dan diteruskan hingga 2 tahun. Allah SWT. berfirman:

Page 63: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang

tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-

tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada

dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu“ [QS Luqman: 14]

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu

bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya

dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga

puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat

puluh tahun ia berdoa: “Wahai Robb-ku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat

Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan

supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan

kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku

bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang

berserah diri”.” [QS al-Ahqof: 15]

Bahwa lama kehamilan minimal adalah 6 bulan, dan ini adalah istimbath

yang kuat dan shohih. Dan „Utsman dan sekelompok shohabat menyepakati

pendapatnya tersebut, radhiyAllahu anhum. –selesai nukilan dari Ibnu Katsir-

Page 64: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

Dan al-Hafidz Ibnu Katsir juga membawakan tafsir ayat ini dari Ibnu

„Abbas rodhiy Allahu anhuma dari riwayat Ibnu Abi Hatim. Beliau berkata:

Berkata Ibnu Abi Hatim:

Haddatsana Ayahku (Abu Hatim, pent), Haddatsana Farwah bin Abil

Maghro‟, haddatsana Ali bin Mishar, dari Dawud bin Abi hind, dari Ikrimah, dari

Ibnu Abbas, ia berkata : “Jika seorang wanita melahirkan pada usia kehamilan 9

bulan, maka cukup bagi anaknya menyusu selama 21 bulan. Jika ia melahirkan

pada usia kehamilan 7 bulan, maka cukup bagi anaknya menyusu selama 23

bulan. Dan jika ia melahirkan pada usia kehamilan 6 bulan, maka 2 tahun penuh.

Karena Allah ta‟alaberfirman:

“Dan mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan.” [QS. Al-

Ahqof: 15]

ASI Menumbuhkan Tulang Dan Daging

Ibnu Mas‟ud rodhiyAllahu anhu berkata:

ظم م لا ع لا

“Tidaklah dikatakan persusuan kecuali apa-apa yang menguatkan tulang

dan menumbuhkan daging.” [HR. Abu Dawud, dishohihkan al-Albani (yakni

Page 65: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

secara mauquf dengan syawahid-nya pada riwayat Ahmad, ad-Daruquthni dan al-

Baihaqi)]

ASI dan keutamaannya sebagai salah satu “Imunisasi Nabawi“

Alloh „azza wa jalla berfirman :

م لا م

“Alloh mewasiatkan kepada kalian tentang anak-anak kalian” [QS. an-Nisa‟ : 11]

Di antara tanggung jawab pertama orang tua ketika si buah hati lahir

adalah memberinya nafkah yang mencukupi kebutuhannya, mulai dari pakaian

sampai makanan. Dan al-Hamdulillah, di antara tanda kesempurnaan ciptaan

Alloh ta‟ala adalah diciptakannya ASI bagi para wanita (bahkan hewan mamalia

betina) yang telah melahirkan sebagai makanan bagi anaknya. Dan menurut

penelitian para Dokter sekarang ini bahwa ASI adalah makanan terbaik bagi bayi,

bahkan bagi bayi yang lahir premature.

2. Konsep Islam Dalam Pencegahan Diare

Al-quran dan sunnah telah menjelaskan beberapa cara untuk mencegah diare

disertai beberapa konsep spiritual yang bersifat preventif. Diare dapat dicegah

melalui penegakkan tuntunan Al-quran dan sunnah seperti dengan peningkatan

imunitas populasi, perbaikan sanitasi, prilaku hidup bersih, dan lain hal. Islam

memiliki beberapa konsep dalam mencegah penyakit diare akibat infeksi.

Al-quran dan sunnah sebagai dua pusaka yang ditinggalkan Rasulullah untuk

ummatnya telah menjabarkan berbagai cara untuk menghindari penyakit diare. Al-

Page 66: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

quran dan sunnah sudah mengatur kehidupan manusia secara detail agar terhindar

dari infeksi patogen diare bahkan jauh sebelum pola distribusi, penyebab utama,

dan ilmu pengetahuan tentang diare hadir.

B. Asbabun Nuzul

Allah berfirman dalam Al-quran Surat Al-baqarah ayat 233:

لد على الم ضاعة ليه كامليه لمه أراد أن يتم الر لده ح الدات يرضعه أ ال ل

ل م لدا الدة ب سعا ل تضار ته بالمعرف ل تكلف وفس إل كس لد ل رزقه

ر فل جىاح علي تشا ارث مثل ذلك فإن أرادا فصالا عه تراض مىما على ال لدي ما ب

لدكم فل جىاح عليكم إذا سلمتم ما آتيتم با إن أردتم أن تسترضعا أ اتقا الل لمعرف

بما تعملن بصير اعلما أن الل

Artinya :“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun

penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah

memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma‟ruf. Seseorang

tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu

menderita kesengsaraannya karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya,

dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih

(sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka

tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang

lain, maka tidak ada dosa bagimu bila kamu memberikan pembayaran menurut

yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha

melihat apa yang kamu kerjakan.”(Q.S Al Baqarah:233).

Page 67: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

Ayat ini turun (asbabunnuzul) sebagai petunjuk atas beberapa peristiwa yang

dianggap melecehkan posisi bayi pada zaman jahiliyyah. Sehingga dibutuhkan

penegasan (petunjuk) atas perilaku kasih sayang kepada seorang anak lewat

penyusuan.Setiap ibu (meskipun janda) berkewajiban menyusui anaknya sampai

anak itu mencapai usia dua tahun. Kalau dikurangi dari masa tersebut apabila

kedua ibu-bapak memandang ada masalahnya.

Allah mewajibkan kepada ibu untuk menyusui bayinya, guna membuktikan

bahwa air susu ibu mempunyai pengaruh yang besar kepada si anak. Di samping

ibu dengan fitrah kejadiannya memiliki rasa kasih sayang yang mendalam

sehingga penyusuan langsung dari ibu ini berhubungan erat dengan

perkembangan jiwa dan mental anak. Dengan demikian kurang tepat tindakan

sementara para ibu yang tidak mau menyusui anaknya secara langsung hanya

kepentingan pribadinya, umpama; untuk memelihara kecantikan. Padahal ini

bertentangan dengan fitrahnya sendiri dan secara tidak langsung ia tidak

membina dasar hubungan keibuan dengan anaknya sendiri dalam bidang mental

dan kepribadian.30

Sejak kelahiran hingga dua tahun penuh, para ibu diperintahkan untuk

menyusukan anak-anaknya. Dua tahun adalah batas maksimal dari kesempurnaan

penyusuan. Di sisi lain, bilangan itu juga mengisyaratkan bahwa yang menyusu

setelah usia tersebut bukanlah penyusuan yang mempunyai dampak hukum yang

mengakibatkan anak yang disusui berstatus sama dalam sejumlah hal dengan anak

kandung yang menyusunya. Penyusuan yang selama dua tahun itu, walaupun

diperintahkan, tetapi bukanlah kewajiban. Ini dipahami dari penggalan ayat yang

Page 68: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

mengatakan, bagi yang ingin menyumpurnakan penyusuan. Namun demikian, ia

adalah anjuran yang sangat ditekankah, seakan-akan ia adalah perintah wajib. Jika

ibu bapak sepakat untuk mengurangi masa tersebut, maka tidak apa-apa. Tetapi,

hendaknya jangan berlebih dari dua tahun, karena dua tahun telah dinilai

sempurna oleh Allah. Di sisi lain, penetapan waktu dua tahun itu, adalah untuk

menjadi tolok ukur bila terjadi perbedaan pendapat misalnya ibu atau bapak ingin

memperpanjang masa penyusuan.

C. Pandangan Ilmuwan Kontemporer

Para ilmuwan dibidang kesehatan awal Abad 20 sepakat bahwa makanan

sempurna untuk bayi adalah air susu ibu. Riset selama setengah abad, para

ilmuwan menemukan manfaat baru dari susu ibu bahwa ASI memberikan

kekebalan tubuh terhadap berbagai bakteri dan virus. Para ilmuwan menemukan

bahwa jumlah bakteri dalam usus bayi yang diberi susu sapi adalah sepuluh kali

lipat lebih banyak daripada yang ada dalam usus bayi yang diberi susu ibu.

Rekomendasi para ilmuwan tersebut kemudian diadopsi oleh Organisasi

Kesehatan Dunia (WHO). Bagi masyarakat Islam, anjuran penggunaan air susu

ibu sudah diperintahkan Al-Qur‟an empat belas abad yang lalu.

Sejak zaman dahulu, seluruh bangsa di dunia ini telah sepakat dengan ilmu

kedokteran modern juga menguatkan kesepakatan ini bahwa tidak ada makanan

yang lebih baik dari ASI bagi seorang bayi. ASI mengiringi pertumbuhan bayi

dengan detail, seperti yang terjadi saat pertumbuhannya di dalam rahim.

Page 69: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

Kandungan ASI sangat sesuai untuk bayi pada hari-hari pertamanya. Dengan

pertumbuhan bayi, kandungan air susu ibu bertambah dengan materi-materi baru,

disamping materi-materi lama yang makin bertambah banyak. Dan Kolostrum

(ASI yang keluar di awal-awal setelah melahirkan, berwarna kekuning-kuningan)

menurut beberapa literatur merupakan “imunisasi alami” bagi bayi atau sebagai

obat yang mengandung zat kekebalan yang sangat berguna bagi bayi, karena dapat

melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi dan alergi.30

Muhammad Nasib Ar-Rifa‟i dalam tafsir Ibnu Katsir berpendapat bahwa

anjuran Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 233 merupakan bimbingan bagi para

ibu, hendaknya mereka menyusui anak-anaknya secara sempurna, yaitu selama

dua tahun. Setelah itu tiada lagi penyusuan. Oleh karena itu, Allah berfirman,

“Bagi orang yang hendak menyempurnakan penyusuan.” Mayoritas imam

mengatakan bahwa tidak dilarang penyusuan kecuali yang kurang dari dua tahun.

Jadi, apabila bayi yang berusia lebih dari dua tahun menyusu, maka tidak dilarang

(tidak diharamkan).29

Menurut Dr. Abdul Hakim Al-Sayyid Abdullah bahwasanya fiirman

Allah diatas menunjukkan perintah yang wajib dilaksanakan oleh sebagian ibu,

namun sunah bagi sebagian ibu yang lain. Artinya, bagi para ibu yang tidak ada

hambatan atau halangan dalam menyusukan anaknya, maka wajib ibu tersebut

menyusui. Sebaliknya ibu-ibu yang apabila menyusui bayinya justru

mengakibatkan bahaya baik bagi bayi maupun ibunya, maka sunah hukumnya.

Bahaya itu bisa disebabkan ASI kering, ASI terkena bibit penyakit, dan alasan

Page 70: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

lain yang sah untuk tidak menyusui bayinya dengan ASI. Hal ini untuk menjaga

agar kondisi fisik anak tetap terawat dan tidak terjangkit suatu penyakit yang

membahayakan anak.

Pemberian ASI selama dua tahun sebenarnya telah memenuhi standard

gizi yang cukup memadahi bagi si bayi, tidak boleh lebih atau kurang. Karenanya,

ASI merupakan hak bayi yang harus dipenuhi oleh orang tua. Sebab ini langkah

proporsional. Karena masa bayi adalah masa yang peka dalam kehidupan

manusia, maka kegiatan menyusui oleh seorang ibu amatlah penting dan besar

artinya bagi perkembangan dan pertumbuhan anak selanjutnya.

Menurut dr. Hendrawan Nadesul, pilihan ibu tidak memberi bayinya ASI

mengurangi hak anak. Hak untuk memperoleh makanan terbaiknya. Pada saat

anak belum mampu memilih. Pada saat anak tidak mampu menolak. Padahal masa

itu tak mungkin diputar balik. Masa yang menentukan itu akan berlalu.

Air susu ibu (ASI), makanan terbaik bagi bayi, makanan utama dan satu-

satunya pilihan terunggul untuk bayi. Sampai sekarang belum ada susu sebaik

ASI. ASI memiliki kandungan zat-zat yang sangat berguna bagi kesehatan bayi. F.

Savage King menyebutkan kandungan ASI sebagai berikut :

1. ASI mengandung protein dan lemak yang paling cocok untuk bayi dalam

jumlah tepat.

2. ASI mengandung lebih banyak laktosa (gula susu) daripada susu lainnya

dan laktosa merupakan zat yang diperlukan bagi bayi.

3. ASI mengandung vitamin yang cukup bagi bayi. Bayi selama 6 bulan

pertama tidak memerlukan vitamin tambahan.

Page 71: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

4. ASI mengandung zat besi yang cukup untuk bayi. Tidak terlalu banyak zat

yang dikandung, tetapi zat ini diserap usus bayi dengan baik. Bayi yang

disusui tidak akan menderita anemia kekuarangan zat besi.

5. ASI mengandung cukup air bagi bayi bahkan pada iklim yang panas.

6. ASI mengandung garam, kalsium, dan dan fosfat dalam jumlah yang

tepat.32

Kaitannya dengan kolostrum, terdapat fakta yang menarik bahwa dalam

fiqh dikenal hukum wajib bagi seorang ibu untuk memberikan kolostrum (al

laba‟) kepada bayinya. Karena kolostrum adalah bekal hidup yang paling utama

bagi bayi. Hal itu secara gamblang tertulis di dalam kitab I‟anatut Thalibin Juz IV

Hal. 113:

“Wajib bagi ibu untuk memberikan allaba‟ (kolostrum), karena biasanya anak

tidak akan mampu hidup dan tidak bisa berkembang dengan baik tanpa

kolostrum.”

Kewajiban yang dimaksud dalam teks tersebut adalah kewajiban secara

moral dan hanya berlaku dalam pemberian kolostrum. Karena kolostrum ini

sangat dibutuhkan anak untuk bertahan hidup.33

Oleh karena itu jelaslah ASI mempunyai beberapa kelebihan dibanding

susu buatan atau yang lainnya. Bayi yang disusui ibunya umumnya lebih

terlindung dari serangan infeksi terutama diare dan mempunyai peluang yang

lebih besar untuk hidup daripada bayi yang diberi susu botol.

Page 72: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

D. Analisis Pengembangan Penulis

Al-quran dan sunnah sudah mengatur kehidupan manusia secara detail

agar terhindar dari berbagai penyakit seperti salah satunya penyakit infeksi

(diare). Hal ini sejalan dengan pemikiran dan hasil dari penelitian penulis yang

dimana didapatkan bahwa untuk menghindari terjadinya diare pencegahan yang

pertama dapat dilakukan adalah dengan pemberian ASI. ASI merupakan salah

satu keajaiban ciptaan Allah dengan segudang manfaat yang dapat ditemukan

dalam kandungannya. ASI berguna untuk meningkatkan imunitas anak dan

mengikatkan hubungan batin yang kuat antara ibu dengan sang anak. Manfaat

akan sangat terasa dan menjadi berkah bila dilakukan sesuai tuntunan dalam

firman Allah. Firman Allah dalam beberapa surat tersebut diatas sangat jelas

mewajibkan setiap ibu agar memberikan ASI kepada anak-anaknya selama dua

tahun bagi yang ingin menyempurnakan masa susuannya.

Perintah Allah itu bukan tanpa tujuan. Lebih dari 1,5 juta anak-anak di

dunia meninggal karena diare pada tahun 2004 dimana 80% diantaranya adalah

usia dibawah dua tahun. Kejadian tersebut berhubungan dengan imunitas anak

yang buruk, sehingga perlu adanya perbaikan imunitas melalui pemberian ASI

agar tidak mudah terinfeksi.

Page 73: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

BAB VIII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 74

responden di puskesmas bara-baraya kota makassar maka peneliti dapat

mengambil kesimpulan :

1. Ibu yang memberikan ASI Eksklusif di wilayah kerja

Puskesmas Bara-Baraya lebih sedikit dibandingkan dengan ibu

yang non ASI Eksklusif.

2. Kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Bara-Baraya pada

bayi usia 0-6 bulan, bayi yang tidak menderita Diare sebanyak

47 bayi dan yang menderita Diare sebanyak 27 bayi.

3. Terdapat hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan

angka kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan. Pada bayi yang

diberi ASI Eksklusif presentase bayi yang tidak mengalami

diare lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang mengalami

diare.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian diatas, maka saran-saran

yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

Page 74: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

1. Bagi ibu-ibu yang memiliki bayi di wilayah kerja Puskesmas Bara-

baraya Makassar harus berusaha memberikan ASI Eksklusif sampai

bayi berusia 6 bulan.

2. Bagi Puskesmas diharapkan dapat memberikan penyuluhan-

penyuluhan, pembinaan dan konseling secara merata baik di

Puskesmas maupun di wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan

kader Posyandu. Dengan cara membagikan pamflet atau brosur yang

menarik agar ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan akan lebih

tertarik untuk meningkatkan pengetahuannya tentang manfaat ASI,

keunggulan dan kandungan ASI yang salah satunya berperan dalam

penatalaksanaan Diare, sehingga paranibu dapat memberikan ASI

Eksklusif.

Page 75: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

DAFTAR PUSTAKA

1. Eka putri, dkk. “Hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan Angka Kejadian

Diare Akut pada Bayi Usia 0-1 tahun di puskesmas Kuranji kota Padang”.

Sumber : http://jurnal.fk.unand.ac.id/articles/vol_2no_2/62-66.pdf (Diakses

tanggal 16 oktober 2014).

2. IDAI. 2010. Indonesia Menyusui. Badan Penerbit IDAI: Jakarta.

3. Kementrian Kesehatan RI. Laporan Riset Kesehatan Dasar. 2013. Jakarta.

Sumber:

http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202

013.pdf (Diakses tanggal 16 oktober 2014).

4. Widoyono. 2011. Penyakit Tropis. Erlangga: Jakarta

5. Sudoyono AW, dkk. 2009. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Interna Publishing:

Jakarta. Hal 548

6. Soetjiningsih. 2012. ASI. EGC: Jakarta

7. Yuliana nana, dkk. Hubungan antara pengetahuan, sikap dan kepercayaan ibu

dengan pemberian ASI Eksklusif. Sumber :

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5560/JURNAL.pdf?se

quence=1. (Diakses tanggal 16 Oktober 2014)

8. Schwartz W. 2005. PEDIATRI. EGC: Jakarta

9. Nirwana AB. 2014. ASI dan Susu Formula. Nuha Medika: Yogyakarta.

10. Haryono R. dkk. 2014. Manfaat ASI Untuk Buah Hati Anda. Gosyen

Publishing:Yogyakarta

Page 76: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

11. Maryunani A. Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi.

2012. Jakarta : TIM

12. Damayanti RS, dkk. 2011. Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik. IDI:

Jakarta

13. Cadwell K, Cindy TM. 2012. Manajemen Laktasi. EGC: Jakarta

14. Behrman R, dkk. 2012. Ilmu Kesehatan Anak. EGC: Jakarta

15. Hasan R, Husein A. 2007. Ilmu Kesehatan Anak. FK UI: Jakarta

16. Kowalak, dkk. 2011. PATOFISIOLOGI. EGC: Jakarta

17. Behrman R, Robert MK. 2010. Esensi Pediatri. EGC: Jakarta

18. Permatasari DP. 2012. Perbedaan Durasi Penyembuhan Diare Dehidrasi

Ringan-sedang Balita yang Diberikan ASI dan Seng. Semarang. Sumber :

http://eprints.undip.ac.id/37465/1/Devina_putri,G2A008051,LAP.pdf (Diakses

tanggal 4 November 2014).

19. Sastroasmoro S.2011. Dasar Dasar Metodelogi Penelitian Klinis. Sagung

Seto:Jakarta.

20. Tumbelaka A.R. 2008. Air Susu Ibu dan Pengendalian Infeksi. In : IDAI. Bedah

ASI : kajian dari Berbagai Sudut Pandang Ilmiah. Jakarta: Balai Penerbit FKUI,

83-97.

21. Purwati S.H. 2005. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta.

22. Wijayanti. W. 2010. Hubungan Antara Pemberian Asi Eksklusif Dengan Angka

Kejadian Diare Pada Bayi Umur 0-6 Bulan. Surakarta: Universitas sebelas

maret.

Page 77: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

23. Newman. 2007. how breastmilk protects Newborns.

http://www.breastfeedingonline.com (14 februari 2015)

24. Lamberti, Laura M et al. breastfeeding and the risk for diarrhea morbidity and

mortality. 2011. http://www.biomedcentral.com/1471-2458/11/S3/S15.

25. Risnanda. L. 2013. Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Angka Kejadian

Diare Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Bintang.

Aceh Besar: STIKES U‟Budiyah.

26. Sitorus RH. Pedoman Perawatan Kesehatan Anak. Bandung: YramaWidya,

2008; 84-9

27. Tuti, dkk. 2013. Hubungan riwayat pemberian asi eksklusif dengan angka

kejadian diare akut pada anak. Manado: Universitas Sam Ratulangi.

28. Endah.S.N. 2009. Hubungan pemberian asi eksklusif dengan angka kejadian

diare pada bayi usia 0-6 bulan. Jurnal kesehatan kartika, 26-33.

29. Lahij, Rod. Dalam Buaian Nabi Merajut Kebahagiaan Si Kecil.anggota IKAPI.

Jakarta: 2005

30. Izzuddin, Taufiq Muhammad. 2006. Dalil Anfus Al-Qura‟an dan Embriologi.

Anggota IKAPI. Solo: PT.Tigaserangkai.

31. Departemen Agama RI. 1990. Al-Qur‟aan dan Tafsirnya, jilid 1-2-3: hal 393.

32. F. Savage King. 1991. Menolong Ibu Menyusui. Terj. Sukwan Handali. Jakarta

Gramedia: hal 23.

33. Departemen Agama. 1991. Buku Pedoman Peningkatan Kesejahteraan Ibu dan

Penggunaan Air Susu Ibu (ASI) dalam Ajaran Islam. Depag RI. Jakarta. hal

103-105.

Page 78: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Diare pada Bayi Usia

0-6 bulan di Puskesmas Bara-baraya Makassar

No. Responden :

Tanggal :

__________________________________________________________________

A. Identitas Responden

Yang bertanda tangan dibawah ini bersedia menjadi responden dalam

penelitian ini.

I. Identitas ibu

Nama Ibu : …………………………….

Umur : …………………………….

Pekerjaan : …………………………….

Alamat : …………………………….

Pendidikan terakhir : …………………….

II. Identitas Bayi

Nama : …………………………….

Umur : …………………………….

Jenis kelamin : …………………………….

B. Pertanyaan

I. Wawancara ASI

1. Apakah bayi ibu diberi ASI ?

Jawab: (YA / TIDAK)

2. Apakah bayi ibu diberi ASI sejak lahir (usia 0 hari) ?

Jawab: (YA / TIDAK)

3. Apakah bayi ibu diberi ASI sampai saat ini/sampai usia 6 bulan ?

Jawab: (YA / TIDAK)

Page 79: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

4. Apakah pada saat bayi ibu diberikan ASI, diberikan secara terus-menerus

setiap hari ?

Jawab: (YA / TIDAK)

5. Apakah bayi ibu diberi makanan/minuman tambahan sebelum usia 6 bulan

?

Jawab: (YA / TIDAK)

II. Wawancara Diare

1. Apakah bayi ibu pernah diare ?

Jawab: (YA / TIDAK)

2. Sampai hari ini, berapakali bayi ibu mengalami diare ?

Jawab: …………………………

3. Apakah bayi juga muntah saat mengalami diare ?

Jawab: (YA / TIDAK)

Page 80: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

AsiEkslusif * Diare 74 100.0% 0 0.0% 74 100.0%

AsiEkslusif * Diare Crosstabulation

Diare Total

iya tidak

AsiEkslusif

iya

Count 4 26 30

Expected Count 10.9 19.1 30.0

% within AsiEkslusif 13.3% 86.7% 100.0%

% of Total 5.4% 35.1% 40.5%

tidak

Count 23 21 44

Expected Count 16.1 27.9 44.0

% within AsiEkslusif 52.3% 47.7% 100.0%

% of Total 31.1% 28.4% 59.5%

Total

Count 27 47 74

Expected Count 27.0 47.0 74.0

% within AsiEkslusif 36.5% 63.5% 100.0%

% of Total 36.5% 63.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 11.671a 1 .001

Continuity Correctionb 10.052 1 .002

Likelihood Ratio 12.646 1 .000

Fisher's Exact Test .001 .001

Linear-by-Linear Association 11.514 1 .001

N of Valid Cases 74

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.95.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 81: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

Directional Measures

Value Asymp. Std.

Errora

Approx. Tb Approx. Sig.

Nominal by Nominal

Lambda

Symmetric .123 .194 .608 .543

AsiEkslusif Dependent .167 .209 .732 .464

Diare Dependent .074 .236 .302 .763

Goodman and Kruskal tau AsiEkslusif Dependent .158 .076 .001

c

Diare Dependent .158 .076 .001c

Uncertainty Coefficient

Symmetric .128 .066 1.932 .000d

AsiEkslusif Dependent .127 .065 1.932 .000d

Diare Dependent .130 .067 1.932 .000d

Ordinal by Ordinal Somers' d

Symmetric -.397 .097 -3.928 .000

AsiEkslusif Dependent -.405 .100 -3.928 .000

Diare Dependent -.389 .098 -3.928 .000

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on chi-square approximation

d. Likelihood ratio chi-square probability.

Symmetric Measures

Value Asymp. Std.

Errora

Approx. Tb Approx. Sig.

Nominal by Nominal

Phi -.397 .001

Cramer's V .397 .001

Contingency Coefficient .369 .001

Ordinal by Ordinal

Kendall's tau-b -.397 .097 -3.928 .000

Kendall's tau-c -.375 .096 -3.928 .000

Gamma -.754 .133 -3.928 .000

Spearman Correlation -.397 .097 -3.672 .000c

Interval by Interval Pearson's R -.397 .097 -3.672 .000c

N of Valid Cases 74

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Page 82: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for AsiEkslusif (iya

/ tidak)

.140 .042 .470

For cohort Diare = iya .255 .098 .663

For cohort Diare = tidak 1.816 1.293 2.550

N of Valid Cases 74

Frequency Table

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1 12 16.2 16.2 16.2

2 21 28.4 28.4 44.6

3 9 12.2 12.2 56.8

4 11 14.9 14.9 71.6

5 9 12.2 12.2 83.8

6 12 16.2 16.2 100.0

Total 74 100.0 100.0

Jeniskelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

laki-laki 39 52.7 52.7 52.7

perempuan 35 47.3 47.3 100.0

Total 74 100.0 100.0

Page 83: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …
Page 84: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …
Page 85: THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING …

RIWAYAT HIDUP

Nama : Nadya Tenriany Najib

Stambuk : 10542 0304 11

Tempat/ Tanggal Lahir : Makassar, 29 Mei 1992

Agama : Islam

Alamat : Jalan Rusa No. 23 Makassar

NamaOrang Tua

Ayah : Dr. H. Muh. Najib Kasim, SE., Msi

Ibu : Hj. Nuraeni Nonci, SE., MM

Riwayat Pendidikan

1998-2003 : SDN 1 MAMUJU

2004-2007 : SMPN 3 PALOPO

2007-2010 : SMAN 1 PALOPO

2011- Sekarang : FAKULTAS KEDOKTERAN UNISMUH

MAKASSAR

Riwayat Organisasi

- Anggota Tim Bantuan Medis (TBM) Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Makassar periode 2012-sekarang

- Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Makassar periode 2012-2013

- Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Makassar periode 2013-2014