Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
176
SeBaSa
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/sbs
E-ISSN: 2621-0851
THE LANGUAGE STYLE IN THE LYRICS OF DARA AYU'S SONG AND ITS LEARNING IMPLICATIONS
1*Syamsul Anwar, 2 Afsun Aulia Nirmala
1,2 Universitas Pancasakti Tegal *Corresponds email: [email protected]
Article History Submitted : 21-6-2020 Reviewed : 04-11-2020 Published : 28-11-2020
Vol : 3 No : 2 November 2020 Page : 176-185
Abstract: Literature is an art form expressed by human thoughts and feelings with the beauty of language, the authenticity of ideas, and the depth of messages. instruction "or" guideline ", from the basic word śās- which means" instruction "or" teaching ". Language style in rhetoric is known as style. In subsequent developments, the word style then changed to the ability and expertise to write or use words The results of lyric research on Dara Ayu's songs can be concluded that there is a dominant language style that is asonance, and there are other styles of language, for example personification, repetition and parallelism. Keywords: language style, song lyrics, implications
PENDAHULUAN
Sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti "teks yang
mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi" atau "ajaran".
Teks Sastra juga tidak hanya teks yang berisikan tentang intruksi ajaran, lebih dari itu dalam bahasa
Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan
yang memiliki arti atau keindahan tertentu ( https://id.wikipedia.org/wiki/Sastra ).
Sastra adalah bentuk seni yang diungkapkan oleh pikiran dan perasaan manusia dengan
keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan (Najid, 2003:7). Sastra adalah institusi
sosial yang menggunakan medium bahasa (Wellek & Warren dalam Najid, 2003:9). Karya sastra
sebagai hasil kreasi pengarang (Aminuddin, 1995:49).
Jenis sastra dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sastra imajinatif dan nonimajinatif.
Dalam praktiknya sastra nonimajinatif terdiri atas karya-karya yang berbentuk esei, kritik, biografi,
otobiografi, dan sejarah. Yang termasuk sastra imajinatif ialah karya prosa fiksi (cerpen, novelet,
novel atau roman), puisi (puisi epik, puisi lirik, dan puisi dramatik), dan drama (drama komedi,
drama tragedi, melodrama, dan drama tragikomedi), (Najid, 2003:12).
Gaya Bahasa
Gaya bahasa dalam retorika dikenal dengan istilah style. Pada perkembangan berikutnya, kata
style lalu berubah menjadi kemampuan dan keahlian untuk menulis atau mempergunakan kata-kata
SeBaSa: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 2 November 2020
177
secara indah (Keraf, 1990: 112). Secara singkat (Guntur Tarigan, 2009: 4) mengemukakan bahwa
gaya bahasa merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis
untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak atau pembaca.
Majas sering dianggap sebagai sinonim dari gaya bahasa, namun sebenarnya majas termasuk
dalam gaya bahasa. Sebelum masuk pada pembahasan tentang majas, terlebih dahulu akan
dikemukakan pengertian tentang gaya bahasa. Gaya bahasa mempunyai cakupan yang sangat luas.
Menurut penjelasan Harimurti Kridalaksana (Kamus Linguistik (1982).
Penulis meneliti tentang gaya bahasa yang terkandung pada lirik lagu-lagu Dara Ayu dan
implikasinya. Alasan memilih lagu Dara Ayu dan Bajol Ndaru, karena mencuri perhatian pencinta
musik di Tanah Air. Seperti terlihat dari jumlah penonton yang mencapai jutaan setiap kali mereka
mengunggah video musik di platform YouTube.
Channel youtube Bajol Ndanu Management, yang menyajikan konten musik bergenre ska reagge
dan akustikan itu, setidaknya telah melahirkan duet maut antara Dara Ayu dan Bajol Ndaru. Momen
ini disambut media musik ProAktif, sebuah label musik besar di Jakarta. Menurut Agi Sugiyanto,
owner ProAktif, mengatakan bahwa sebelumnya Bajol Ndaru sudah bekerjasama dengan ProAktif
untuk salah satu talent yang ngehits juga melalui YouTube. Kali ini, dia menggandeng talent muda
berbakat untuk duet bersamanya yakni Dara Ayu. "Dari duet Bajol dan Dara itulah perkembangan
chanel youtubenya di luar ekspetasi. Tiap upload video musik ditonton ribuan bahkan jutaan viewer,"
ungkap Agi. https://www.tabloidbintang.com/film-tv-musik/kabar/read/143333/sukses-di-
youtube-dara-ayu-bajol-ndaru-digaet-label-musik-proaktif.
METODE
Metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis lirik lagu-lagu Dara Ayu ialah metode
deskriptif analisis. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang
diselidiki dengan menggambarkan/ melukiskan keadaan subyek/ obyek penelitian (seseorang,
lembaga, masyarakat) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana
adanya (Nawawi, 2001:63). Metode deskriptif analitik dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-
fakta yang kemudian disusul dengan analisis (Ratna, 2004: 53).
Selanjutnya data pada penelitian ini ialah kata-kata atau lirik-lirik lagu Dara Ayu yang
mengandung gaya bahasa. Sumber penelitian ini ialah kumpulan lagu didapatkan dari situs website
https://www.musixmatch.com/lyrics/Dara-Ayu-1/Satu-Hati-Sampai-Mati-Bajol-Ndanu dan
https://liriklaguindonesia.net/dara-ayu-izinkan-feat-bajol-ndanu. htm dengan mengetik mencari
menggunakan kata kunci dari masing- masing judul lagu.
SeBaSa: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 2 November 2020
178
Selanjutnya pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif.
Pendekatan objektif merupakan pendekatan yang terpenting sebab pendekatan apapun yang
dilakukan pada dasarnya bertumpu atas karya sastra itu sendiri (Ratna, 2007: 73). Dalam pendekatan
obektif harus dicari dalam karya sastra seperti citra bahasa, stilistika, dan aspek-aspek lain yang
berfungsi untuk menimbulkan kualitas estetis (Ratna, 2007: 74).
Kajian sastra yang memusatkan perhatiannya pada unsur dan hubungan antarunsur dalam
work atau dalam karya sastra secara internal adalah kajian yang bertolak dari pendekatan obyektif
sedangkan pendekatan lainnya seperti pendekatan mimetik, pragmatik, dan ekspresif adalah kajian
secara ekstrinsik. Dihubungkan dengan terdapatnya pendekatan ekspresif, mimetik, obyektif, dan
pragmatik, kajian stilistik merupakan bentuk kajian yang menggunakan pendekatan obyektif. Jadi
pendekatan obyektif sesuai dalam penelitian ini karena merupakan kajian stilistik dan memusatkan
pada unsur internal (dalam hal ini adalah gaya bahasanya).
Dengan demikian pendekatan objektif memusatkan perhatian semata- mata pada unsur-
unsur yang dikenal dengan analisis intrinsik dan mengabaikan segala unsur ekstrinsik. Tahap
permulaan tertuju pada usaha mengemukakan gejala-gejala yang ditemukan berdasarkan fakta-fakta
untuk memberikan penafsiran dan analisis serta interpretasi tentang data itu.
Dari data yang telah terkumpul, langkah selanjutnya peneliti menganalisis data sehingga
memperoleh jawaban atas permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Analisis yang digunakan
dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis deskripsi yaitu cara menganalisis hubungannya
secara logis dan sistematis.
Agar penelitian ini dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain perlu adanya tahap penyajian
hasil analisis data. Hasil tersebut diperlukan untuk melaporkan hasil kerja analisis. Penyajian hasil
analisis ini menggunakan metode formal, metode ini menyajikan secara deskriptif, yaitu dengan kata-
kata biasa dapat berupa lambang-lambang atau simbol.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian pada lirik lagu-lagu Dara Ayu dilakukan melalui pendekatan objektif dengan
menganalisis gaya bahasanya sebagai berikut :
A. Lirik lagu “ Satu Hati Sampai Mati”
Walau menangis pilu hati ini
Sayangku akan tetap abadi
Sampai akhir masa kau ku nanti
Hanya kau yang aku sayangi (4)
SeBaSa: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 2 November 2020
179
Sumpah mati bukan maksud di hati
Tuk meninggalkan dirimu oo kasih
Ku melangkah pergi karena janji
Usah kasih engkau bersedih
Cintaku...suci hanya satu untuk dirimu
Ku percaya padamu
Kasih...ku akan menunggumu (11)
Demi cinta mu ku rela berpisah, meski sekian lama kita tak kan bersua
Pergilah kasih. Usah risau kan ku yang menanti
Sungguh berat hatiku meninggalkan
Dirimu kekasih air mata berlinang
Ku kan kembali...kepada dirimu
Setiamu takkan kuduakan (17)
Hanyalah dirimu kasih satu yang ku sayang
Takkan tergantikan
Semoga kau dan aku satu hati sampai mati
Setia tak terganti
Analisis gaya bahasa lirik lagu “Satu Hati Sampai Mati”
Pada baris 1 sampai 4 terdapat gaya bahasa asonansi dengan ditandai “i” karena ada
pengulangan bunyi vokal yang sama pada akhir tiap baris. Kemudian pada baris 5 sampai 8 ada
pengulangan bunyi “i” dan “h”. Begitu pula pada baris 9 sampai 11, juga ada pengulangan bunyi
“u”.
Pada baris 1 dan 2 terdapat gaya bahasa paradoks, karena menyandingkan suatu keadaan
satu dengan keadaan yang berlawanan, yaitu menangis dengan abadi. Begitu pula pada baris 15 dan
17, terdapat gaya bahasa paradoks, yaitu meninggalkan dengan kembali.
Pada baris 12 terdapat gaya bahasa antitesis karena memadukan sepasang kata yang
memiliki arti yang bertentangan. cinta dengan berpisah. Biasanya cinta identik bersama, namun
pada lirik tersebut malah berpisah.
SeBaSa: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 2 November 2020
180
Pada baris 13 terdapat gaya bahasa eksklamasi karena menggunakan kata atau tanda seru di
dalamnya agar menimbulkan makna tegas. Pergilah kasih, memiliki arti tegas menyuruh kekasihnya
untuk segera pergi.
Pada baris 18 sampai 21 terdapat gaya bahasa repetisi karena mengulang kata, frasa atau
klausa yang masih terdapat hubungan keterkaitan satu sama lain yaitu takkan tergantingan dengan
setia tak terganti.
B. Lirik lagu “Aku Rindu Kamu”
Kelap kelip di tengah laut
Lampu perayu nelayan
Sembilan ribu bintang sempurna bentuk bulan
Perhiasan malam (4)
Batang-batang pohon kelapa
Kerang-kerang di pasir putih
Diantara mereka kita duduk berdua
Menyanyikan lagu cinta (8)
Ya ow ow asyiknya menikmati malam
Indah pantai indah laut suasana sunyi
Ya ow ow asyiknya menghabiskan malam
Rindu aku rindu kamu jadi satu... (12)
Ketika tiba-tiba ombak di laut pasang
Cinta kita berdua juga pasang
Ketika tiba-tiba ombak di laut surut
Cinta kita berdua tetap pasang... (16)
Ketika tiba-tiba ombak di laut pasang
Cinta kita berdua juga pasang
Ketika tiba-tiba ombak di laut surut
Cinta kita berdua tetap pasang...
Analisis gaya bahasa lirik lagu “Aku Rindu Kamu”
Pada baris 1 dan 2, terdapat gaya bahasa personifikasi, karena menganggap benda mati
seperti manusia. Yaitu kelap kelip lampu perahu nelayan.
SeBaSa: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 2 November 2020
181
Pada baris 10 terdapat gaya bahasa repetisi, karena mengulang kata, frasa atau klausa yang
masih terdapat hubungan keterkaitan satu sama lain. Pengulangan kata indah pantai dan indah laut.
Begitu juga baris 12, terdapat gaya bahasa repetisi karena mengulang kata rindu.
Pada baris 9 dan 11 terdapat gaya bahasa paralelisme, karena mengulang kata atau kalimat
dengan definisi atau makna yang berbeda. Mengulang menikmati dan menghabiskan malam.
Begitu pula pada baris 13 sampai 20 terdapat gaya bahasa paralelisme, karena mengulang kata atau
kalimat dengan definisi atau makna yang berbeda. Mengulang cinta, ombak dan pasang.
C. Lirik lagu “Izinkan”
Sampai bila diriku ini harus menanti
Satu kata ya darimu oh pujaan hati
Bersabarlah ku harap dirimu dapat mengerti
Ku tak ingin terluka untuk yang kedua kali (4)
Cukup sekali ku dikhianati
Cinta membuat hatiku perih
Izinkan aku untuk membuktikan
Kesungguhan cintaku padamu (8)
Ku rasakan perhatianmu
Karena ku benar benar sayang padamu
Aku takut terluka lagi
Ku cinta kamu sepenuh hati (12)
Berikan waktu untuk diriku
Ku akan sabar dan selalu mengharap cintamu
Ku mau cinta dan kesetiaan
Semua akan ku berikan
Analisis gaya bahasa lirik lagu “Izinkan”
Pada baris 1 sampai 4 terdapat gaya bahasa asonansi dengan ditandai “i” karena ada
pengulangan bunyi vokal yang sama pada akhir tiap baris. Kemudian pada baris 9 sampai 12 ada
pengulangan bunyi “u” dan “i”. Begitu pula pada baris 13 sampai 16, juga ada pengulangan bunyi
“u”.
Pada baris 13 sampai 16 terdapat gaya bahasa repetisi. Yaitu mengulang kata tertentu
beberapa kali dengan tujuan untuk menegaskan waktu untuk diriku, ku akan sabar, ku mau cinta
dan ku berikan.
SeBaSa: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 2 November 2020
182
Asonansi Lirik Lagu Dara Ayu
Dalam lirik lagu Dara Ayu yang berjudul Satu Hati Sampai Mati adalah Satu Hati Sampai
Mati ada 12 asonansi yang terdapat dalam akhir kata setiap lirik yaitu ti, ni, di, ti, ngi, ti, sih, ji, dih,
mu, mu, dan mu. Kemudian dalam lirik lagu Aku Rindu Kamu tidak ada asonansi yang ditemukan
dalam lagu tersebut. Sedangkan lirik lagu ketiga yang berjudul “Izinkan” ada 13 asonansi yaitu ti, ti,
ti, li , ti, rih, mu, mu, an, an, ku, mu, an.
Menurut Keraf (2009:113) gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran lewat bahasa
yang secara khas menunjukan jiwa dan kepribaduan penulis. Sedangkan menurut Siswantoro
(2010:115) gaya bahasa (figures of speech) adalah suatu gerak membelok dari bentuk ekspresi sehari-hari
atau aliran ide-ide yang biasa utnuk menghasilkan suatu efek yang luar biasa. Maksud efek di sini
adalah dapat menghasilkan perubahan kata-kata yang menarik.
Majas (figure of speech) adalah pilihan kata tertentu sesuai dengan maksud penulis atau
pembicara dalam rangka memperoleh aspek keindahan. Pada umumnya majas dibedakan menjadi
empat macam. Yaitu, a) majas perbandingan, b) pertautan, c) pertentangan dan d) perulangan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa majas adalah bahasa indah yang digunakan
dalam mempercantik efek tertentu bagi pembaca dan pendengarnya. Efek yang dimaksud pembaca
atau pendengar akan menikmati kata-kata yang terdapat pada karya sastra.
Majas perbandingan, yaitu gaya bahasa yang menggunakan suatu perbandingan alam
melukiskan sesuatu, Keraf (2009:136). Yang termasuk gaya bahasa perbandingan adalah sebagai
berikut: Alegori, Alusio, Antitesis, Metafora, Simile, Personifikasi, Pleonasme, Asosiasi,
Depersonifikasi.
Majas Pertautan, yaitu gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan cara mempertautkan
sesuatu dengan yang lainnya, Keraf (2009:142). Yang termasuk majas pertautan adalah sebagai
berikut: Eufisme, Metonimia, dan Sinekdok.
Majas Pertentangan, yaitu gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan cara
mempertentangkannya dengan sesuatu yang lain, Keraf (2009:143). Yang termasuk majas
pertentangan adalah sebagai berikut: Ironi, Hiperbola, Litotes, Paralipsis, Paranomesia, Oksimoron,
Sarkasme dan Sinisme.
Majas Perulangan, yaitu gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan cara mengulangi kata,
kelompok kata, frase atau kalimat dengan maksud memberikan penegasan atau penekanan pada
sesuatu yang dimaksud, Keraf (2009:127). Yang termasuk majas perulangan adalah sebagai berikut:
Anaphora, Repetisi, Efipora dan Tautologi.
SeBaSa: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 2 November 2020
183
Implikasi Pembelajarannya
Temuan hasil penelitian tentang gaya bahasa pada lagu-lagu Dara Ayu dapat diterapkan
sebagai alternatif materi atau bahan ajar untuk pembelajaran sastra di sekolah. Misalnya diterapkan
di SMA kelas XII dengan standar kompetensi (SK) memahami dan teks pidato, serta kompetensi
dasar (KD) Menemukan permasalahan dalam majas melalui kegiatan membaca intensif . Siswa
diharapkan mampu membahas ide pokok dan rangkuman isi majas yang telah dibuat dan materi
ajar artikel, ide pokok, masalah dan rangkuman majas (Kasmadi : 2012). Hasil penelitian gaya
bahasa pada lagu bisa dijadikan contoh langsung bagi guru untuk mengajari siswa. Misalnya Pada
baris 1 dan 2 pada lirik lagu satu hati sampai mati, terdapat gaya bahasa paradoks. Mengapa?
karena menyandingkan suatu keadaan satu dengan keadaan yang berlawanan yaitu menangis
dengan abadi.
PEMBAHASAN
Menurut Keraf (2009:113) gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran lewat bahasa
yang secara khas menunjukan jiwa dan kepribaduan penulis. Sedangkan menurut Siswantoro
(2010:115) gaya bahasa (figures of speech) adalah suatu gerak membelok dari bentuk ekspresi sehari-hari
atau aliran ide-ide yang biasa utnuk menghasilkan suatu efek yang luar biasa. Maksud efek di sini
adalah dapat menghasilkan perubahan kata-kata yang menarik.
Majas (figure of speech) adalah pilihan kata tertentu sesuai dengan maksud penulis atau
pembicara dalam rangka memperoleh aspek keindahan. Pada umumnya majas dibedakan menjadi
empat macam. Yaitu, a) majas perbandingan, b) pertautan, c) pertentangan dan d) perulangan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa majas adalah bahasa indah yang digunakan
dalam mempercantik efek tertentu bagi pembaca dan pendengarnya. Efek yang dimaksud pembaca
atau pendengar akan menikmati kata-kata yang terdapat pada karya sastra.
Majas perbandingan, yaitu gaya bahasa yang menggunakan suatu perbandingan alam
melukiskan sesuatu, Keraf (2009:136). Yang termasuk gaya bahasa perbandingan adalah sebagai
berikut: Alegori, Alusio, Antitesis, Metafora, Simile, Personifikasi, Pleonasme, Asosiasi,
Depersonifikasi.
Majas Pertautan, yaitu gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan cara mempertautkan
sesuatu dengan yang lainnya, Keraf (2009:142). Yang termasuk majas pertautan adalah sebagai
berikut: Eufisme, Metonimia, dan Sinekdok.
Majas Pertentangan, yaitu gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan cara
mempertentangkannya dengan sesuatu yang lain, Keraf (2009:143). Yang termasuk majas
SeBaSa: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 2 November 2020
184
pertentangan adalah sebagai berikut: Ironi, Hiperbola, Litotes, Paralipsis, Paranomesia, Oksimoron,
Sarkasme dan Sinisme.
Majas Perulangan, yaitu gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan cara mengulangi kata,
kelompok kata, frase atau kalimat dengan maksud memberikan penegasan atau penekanan pada
sesuatu yang dimaksud, Keraf (2009:127). Yang termasuk majas perulangan adalah sebagai berikut:
Anaphora, Repetisi, Efipora dan Tautologi.
SIMPULAN
Hasil penelitian lirik pada lagu-lagu Dara Ayu dapat disimpulkan bahwa terdapat gaya
bahasa yang mendominasi yaitu asonansi. Selain itu terdapat gaya bahasa yang lain juga, misalnya
personifikasi, repetisi, dan paralelisme.
Hasil penelitian gaya bahasa pada lirik lagu-lagu Dara Ayu dapat diimplikasikan untuk
pembelajaran sastra di sekolah. Disesuaikan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
yang sesuai dengan gaya bahasa atau majas.
Hasil penelitian ini hendaknya dapat mengembangkan ilmu pengetahuan pada bidang sastra
khususnya gaya bahasa pada lirik lagu. Untuk peliti lain disarankan menghasilkan penelitian yang
lebih baik dengan objek atau sumber yang lain.
REFERENSI
Aminudin. 1995. Stilistika Pengantar Memahami Bahasa dalam Karya Sastra. Semarang : IKIP Semarang
Press.
Aryanto, Thomas. https://www.musixmatch.com/lyrics/Dara-Ayu-1/Satu-Hati-Sampai-Mati-Bajol-
Ndanu. Diunduh 1 Juni 2020.
Ayu, Dara. https://liriklaguindonesia.net/dara-ayu-izinkan-feat-bajol-ndanu.htm . Diunduh 1 Juni
2020.
Kasmadi, Jhon. 2012. Bahan Ajar dari http://jhonkasmadi.blogspot.com/2012/06/majas.html .
Diunduh 3 Juni 2020.
Keraf, Gorys. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia, Anggota IKAPI.
.Mordaunt, Owen G, Anthony Naprstek, and Matthew McGuire. 2019.The Communicative Method as a
Model for Language Teaching. International Journal Languange adn Literature. Vol 7 . Issue 1
Najid, Moh. 2003. Mengenal Apresiasi Prosa Fiksi. Surabaya : University Press dengan Kreasi Media
Promo.
SeBaSa: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 2 November 2020
185
Nindri, Rani Fujiati. 2015. Majas Dalam Kumpulan Puisi Setiap Baris Hujan Karya Isbedy Stiawan ZS.
Skripsi : STKIP PGRI SUMBAR.
Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Siswantoro, 2010. Metode Penelitian Sastra Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanti, Winda dan Eva Nurmayani. 2020. Kritik Sosial dan Kemanusiaan dalam Lirik Lagu Karya Iwan
Fals. Jurnal SeBaSa Vol 3 No 1.
Umami, Imam Mahdil. 2009. Analisis Wacana Penggunaan Gaya Bahasa dalam Lirik Lagu-Lagu Ungu: Kajian
Stilistika Dinamika Bahasa & Budaya Vol.3, No. 2, Juli 2009:201-217.
Wijaya, Herman dan Laila Sufi Wartini. 2019. Relasi Makna dalam Lirik Lagu Perjuangan Nahdatul Wathan
Karya TGKH. M. Zainuddin Abdul Majid (Kajian Semantik). Jurnal SeBaSa Vol 2 No 1