19

The Language of Art - Senrup

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Language of Art - Seni Rupa

Citation preview

Page 1: The Language of Art - Senrup
Page 2: The Language of Art - Senrup

The Language of Art: Elements, Composition, and Content

Bahasa Seni: Elemen, Komposisi, dan Konten

Seniman menggunakan beragam media dalam menghasilkan karya seni; seperti contohnya melalui media gambar, lukisan, patung, arsitektur, fotografi, tekstil, dan keramik. Mereka kemudian menerapkan elemen visual dari seni – garis, bentuk, tekstur, shading, warna, dan sebagainya – untuk mengekspresikan diri mereka sendiri. Dari elemen seni tersebut, seniman dapat membuat komposisi yang memiliki makna atau isi tertentu.

Art as Language

Seni sebagai Bahasa

Elemen visual, komposisi, dan isi merupakan unsur-unsur yang membentuk ‘language of arts’ atau bahasa seni. Dalam bahasa seni, kita mengomunikasikan pikiran dan perasaan kita dengan bantuan dari media dan elemen-elemen visual seni. Elemen tersebut lalu diatur dan dibentuk menjadi suatu komposisi tertentu yang memperhatikan, seperti contohnya, prinsip-prinsip keseimbangan, keutuhan, dan irama. Komposisi tersebut kemudian dapat menjadi isi atau kandungan utama dari hasil karya sendiri itu sendiri, bahkan jika itu karya itu mengandung gambar yang abstrak sekalipun.

Elements of Art

Elemen Seni

Line (Garis)

Garis adalah tanda atau jejak yang dihasilkan oleh suatu titik yang bergerak. Garis bisa berbentuk lurus atau melengkung. Secara bidang geometri, garis hanya memliki panjang dan tidak mempunyai lebar. Tetapi didalam seni rupa, garis dapat dikatakan tipis atau tebal. Garis dapat mengindikasikan adanya aksi atau gerakan yang dinamis. Garis juga dapat menghasilkan batasan yang dapat mempertegas bentuk, mengindikasikan kepadatan benda, menciptakan bayangan, dan juga menghasilkan ilusi visual.

Gambar Elie Nadelman yang berjudul Head of A Woman (fig.1) menerapkan penggunaan garis yang minimal untuk menampilkan kontur atau garis bentuk dari kepala dan rambut.

Dalam karyanya yang berjudul Ocean Park (fig.2), Richard Diebenkorn memisahkan bidang warna biru dan hijau dengan menggunakan garis tebal berwarna putih yang saling berpotongan untuk membentuk pola utama dari lukisan tersebut. Efek yang

Fig.1 Head of A Woman

Fig.2 Ocean Park

Page 3: The Language of Art - Senrup

muncul menyerupai bentuk dari potongan-potongan kayu yang dipaku pada jendela yang terbuka atau bentuk dari tiang tiang penyangga bangunan.

Shape (Bentuk)

Berdasarkan penelitian yang dikembangkan oleh Gestalt, disebutkan bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk mengorganisasikan garis dan bentuk di dalam suatu hubungan yang erat antara bentuk itu sendiri dengan latar belakangnya. Selain itu manusia juga cenderung mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah menjadi satu bentuk utuh yang memiliki makna tersendiri, bahkan ketika adanya keterbatasan informasi yang diperoleh secara indrawi.

Dalam Red and White Plums in the Spring (fig.3), bentuk dari karya seni tersebut dikomunikasikan melalui garis-garis dominan yang melingkupi area dari layar atau bidang yang berwarna.

Black Hummingbird Pattern Quilt merupakan contoh yang menarik akan korelasi antara bentuk bangun dan latar belakangnya. Karya ini terdiri dari kain-kain berbentuk wajik dan oktagonal yang menggunakan warna hitam dan warna-warna primer. Viewers atau orang yang melihat karya seni

memfokuskan pandangannya secara bergantian antara bentuk oktagonal dan wajik karena kedua bentuk tersebut sama-sama dominan dan tidak bergantung akan satu sama lain.

Patung tembaga karya Jean Arp yang berjudul Growth menyerupai bentuk tulang yang terbalut kulit. Meskipun ini tergolong sebagai sesuatu yang natural dalam pengertian bahwa patung ini memiliki bentuk yang organik, pada kenyataannya bentuk ini tidak berasal dari alam melainkan dari fantasi sang seniman itu sendiri.

Pada intinya, bentuk tidak harus selalu mempunyai batasan yang jelas dan tidak selalu harus berasal dari bentuk yang organik atau mengikuti prinsip-prinsip geometri.

Light (Cahaya)

Cahaya adalah energi elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang yang bervariasi dan merupakan bagian dari spektrum yang menstimulasi mata dan menghasikan sensasi visual. Value atau kadar dari warna tergantung dari tingkap kecerahannya. Kadar ini ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang dipantulkan oleh permukaan; makin banyak cahaya yang dipantulkan, makin terang pula permukaannya.

Gambar yang menampilkan kontras yang kuat antara gelap dan terang seringkali menghasilkan perbedaan yang mencolok antara figur dan latar belakangnya, seperti misalnya pada bentuk-bentuk geometris dari Suprematist Composition: Aeroplane Flying dari Kasimir Malevich.

Fig.3 Red and White Plums in The Spring

Fig.4 Growth

Page 4: The Language of Art - Senrup

Dengan menggunakan gradasi dari berbagai value, objek yang ditampilkan di atas bidang yang flat dapat mendapat kesan bentuk tiga dimensi. Chiaroscuro merupakan metode yang digunakan untuk memperlihatkan perubahan dari terang ke gelap secara berangsur-angsur untuk menciptakan ilusi dari permukaan yang melengkung atau membulat.

Self-Portrait dari Edouard Vuillard menggunakan efek spotlight untuk menghasilkan kontras yang kuat antara cahaya dan bayangan, serta mengeliminasi gradasi yang biasanya digunakan dalam chiaroscuro.

Color (Warna)

Warna adalah elemen utama dari bahasa seni. Kita juga menghubungkan emosi dengan warna, seperti warna biru dengan kesedihan, merah dengan kemarahan, dan hijau dengan rasa iri. Warna-warna dalam karya seni dapat memicu respons emosional yang kuat bagi para pengamat. Dalam karya seni abstrak yang amorf, seperti Magic Carpet (fig.6), warna itu sendiri terlihat menjadi pesan yang ingin disampaikan oleh si seniman. Bentuk kuning terlihat menggelembung dan membengkak: shading yang lebih gelap didalamnya terlihat indah.

Kita sering melihat pelangi atau mengobservasi bagaimana cahaya terkadang terpisah menjadi beberapa warna saat cahaya melewati jendela. Sir Isaac Newton menemukan bahwa sinar matahari, atau sinar putih, dapat dipecah menjadi warna-warna yang berbeda oleh kaca segitiga padat disebut prisma. (fig. 7)

Dimensi psikologis warna: hue, value, dan saturasi.

Hue : panjang gelombang cahaya yang menetapkan suatu warna. Spektrum warna yang terlihat terdriri dari warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nia, dan ungu.

Fig.5 Suprematist Composition: Aeroplane Flying

Fig.6 Magic Carpet

Fig.7

Page 5: The Language of Art - Senrup

Value : tingkat terang dan gelap warna. Jika kita membungkus spektrum warna menjadi sebuah lingkaran, kita akan menciptakan roda warna seperti yang terlihat pada gambar 8. Kuning adalah warna yang paling terang dalam roda warna, dan ungu adalah warna tergelap. Bila kita melihat dari kuning ke ungu, kita akan menemukan warna yang makin gelap secara bertahap.

Saturasi: tingkat saturasi warna adalah kemurniannya. Hue yang murni memiliki intensitas terbesar, atau kecerahan. Saturasi, dan karena intensitas, berkurang saat hue lain atau hita, kelabu dan putih ditambahkan. Seniman menghasilkan shades dengan menambahkan hitam pada hue yang dimiliki, dan tints dengan menambahkan putih.

Complementer VS. Analogus

Warna yang berhadap-hadapan dalam roda warna disebut sebagai complementary. Warna biru dan kuning merupakan pasangan warna komplementer utama, jika mencampur warna komplementer maka akan menghasilkan warna abu-abu. Mungkin itu terlihat tidak mungkin, karena campuran warna biru dan kuning akan menjadi hijau bukan abu-abu. Itu benar, tetapi yang dibicarakan di sini adalah pencampuran cahaya, pigmen memantulkan dan menyerap cahaya secara selektif. Pencampuran cahaya adalah proses additive, dimana pencampuran pigmen disebut subtraktif. Hitam, putih dan pencampuran warna abu-abu adalah achromatic, atau netral, “warna”, juga mengacu hanya sebagai netral.

Warna merah, biru, dan kuning adalah warna primer, karena warna utama tidak dapat dihasilkan dari mencampur warna-warna lain. Warna sekunder diciptakan dari pencampuran warna-warna primer, yaitu jingga (campuran dari merah dan kuning), hijau (campuran dari biru dan kuning), dan ungu (campuran dari biru dan merah). Warna tersier diciptakan dengan mencampur pigmen warna primer dan warna sekunder yang berdampingan.

Kemudian warna-warna yang berdampingan satu dengan yang lainnya dalam roda warna disebut analogous color. Mereka membentuk keluarga warna yang seperti kuning dengan jingga, jingga dengan merah, dan hijau dengan biru.

Page 6: The Language of Art - Senrup

Warna Lokal VS. Warna Optikal

Warna lokal didefinisikan sebagai hue dari objek seperti yang telah diciptakan oleh warna dan permukaannya dibawah kondisi pencahayaan normal.

Warna optikal didefinisikan oleh persepsi kita akan warna, yang dapat sangat nyata dengan kondisi pencahayaan.

Texture (Tekstur)

Kata tekstur berasal dari bahasa Latin yang berarti “menenun”. Kata itu digunakan untuk menjelaskan karakter permukaan dari kain tenun dan material lain yang terutama dirasakan oleh indera peraba.

Seniman menggunakan elemen-elemen seni seperti garis, warna, dan lain-lain untuk menciptakan ilusi tekstur dalam bentuk gambar dan lukisan dua dimensi. Ketika tekstur dari objek digambarkan pada media seperti kertas atau kanvas mereka dikatakan sebagai tekstur tersirat. Padahal sesunggunya pemahat dan arsitek bekerja dengan tekstur sesungguhnya sepertis media batu, kayu, dan bahan lainnya.

Tekstur dapat membuat kita tertarik atau justru membuat kita merasa tidak nyaman. Object dari Meret Oppenheim merupakan komposisi yang terdiri dair cangkir, piring, dan sendok yang berlapiskan bulu. Biasanya bentuk dan tekstur cangkir yang halus memicu asosiasi pada masyarakat yang beradab. Akan tetapi, bulu-bulu yang kasar justru menstimulasi asosiasi yang tidak biasa dan menimbulkan perasaan seolah-olah untuk minum dari cangkir ini adalah sesuatu yang menjijikan.

Mass (Massa)

Dalam seni rupa, massa dapat diartikan sebagai berat atau ukuran dari sebuah benda, baik itu secara tersirat maupun tersurat.

Crouching Figure dari Henri Gaudier-Brzeska adalah suatu patung kecil dari marmer yang memiliki masa baik secara tersurat maupun tersirat. Marmer adalah material yang padat sehingga patung ini tidak mudah untuk diangkat

meskipun tingginya hanya 8 inci. Bentuk dari patung ini juga meningkatkan kesan akan kepadatan

material dan juga menambah kesan besar dari patung tersebut.

Massa yang sebenarnya dari karya Henry Moore yang berjudul Reclining Mother and Child sebetulnya jauh lebih berat bila dibandingkan dengan patung Crouching Figure. Patung dari Moore ini terbuat dari tembaga dan memiliki tinggi 1 meter dan panjang 2 meter. Akan tetapi karena bentuknya yang liris, patung ini seolah memberikan kesan ringan yang justru berlawanan dengan massa dan ukurannya yang masif.

Page 7: The Language of Art - Senrup

Space (Ruang)

Semua objek ada dalam bidang tiga dimensi. Bahkan seniman yang bekerja dengan seni dua dimensi juga pasti berurusan dengan bentuk tiga dimensi.

Di bagian ini akan dijelaskan berbagai macam cara yang dilakukan seniman membuat ilusi tiga dimensi pada bidang dua dimensi.

1. Overlapping (Tumpang tindih)

Kita tahu bahwa ketika benda yang dekat diposisikan di depan benda yang lebih jauh maka sebagian atau seluruh bagian dari benda yang jauh tidak akan terlihat. Kemampuan perseptual kita memungkinkan para senian untuk menciptakan ilusi kedalaman dengan cara tumpang tindih atau terlihat meletakkan satu objek di depan yang lainnya.

2. Relative size and linear perspective (Ukuran relatif dan perspektif linear)

Makin jauh posisi objek dari kita, maka objek tersebut akan makin terlihat kecil. Untuk menghasilkan fenomena visual ini dan untuk menciptakan ilusi tiga dimensi pada permukaan dua dimensi, seniman menggunakan teknik seperti ukuran relatif dan perspektif linear.

3. Atmospheric perspective (atmosfer perspektif)

Ilusi kedalaman diciptakan oleh beberapa teknik yang berbeda seperti tekstur gradien, kecerahan gradien, saturasi warna, dan manipulasi warna hangat dan dingin.

Efek dari tekstur gradien mengandalkan pada fakta bahwa objek yang lebih dekat dipersepsikan memiliki permukaan yang lebih kasar atau lebih detil. Dalam karya Albrecht Dürer, The Adoration of the Magi (fig.8), urat-urat kayu pada tiang dan balok pada bagian depan lebih detil daripada tiang dan balok kayu pada bagian belakang, meningkatkan persepsi kedalaman. Efek kecerahan gradien terjadi karena kurangnya intensitas dari objek yang jauh.

Fig.8. The Adoration of the Magi

Waktu dan Gerakan

Objek dan gambar hadir dan bergerak tidak hanya dalam ruang, tetapi juga dalam dimensi waktu.

Seniman telah berusaha untuk tidak hanya menyajikan ruang tiga dimensi dalam bentuk karya dua

dimensi, tetapi juga untuk menunjukkan perubahan waktu. Baru-baru ini bentuk seni dikembangkan

Page 8: The Language of Art - Senrup

yang melibatkan waktu aktual dan pergerakan aktual. Pada bagian ini, pembicaraan dibatasi pada

cara-cara bagaimana seniman menunjukkan waktu dan gerak dalam media tradisional seperti

lukisan, patung, arsitektur, dan fotografi. Melalui cara berekspresi ini, seniman menciptakan waktu

tersirat dan gerak tersirat.

Fig.9. The Tribute Money

Seniman Renaissance Itali, Masaccio, menceritakan tiga bagian kisah dalam lukisannya The Tribute Money (fig.9). Dalam kelompok tengah, Jesus menyarankan St. Peter bahwa dia harus mencari koin untuk membayar kolektor pajak di mulut ikan. Pada komposisi sebelah kiri, St. Peter sedang mengambil koin dari mulut ikan. Di sebelah kanan, dia menunjukkan kepatuhan dengan memberikan koin kepada kolektor pajak. Pelihat harus mengetahui ceritanya untuk menerjemahkan lukisan ini, karena latar belakangnya berlanjut, menyiratkan bahwa kejadian yang dilukiskan terjadi secara bersamaan.

Page 9: The Language of Art - Senrup

Composition (Komposisi)

Komposisi adalah suatu proses—mengkomposisikan atau mengatur elemen-elemen penting dalam

seni. Komposisi dapat muncul secara acak. Tapi komposisi yang artistik mengambil tempat

berdasarkan prinsip-prinsip estetika seperti proporsi dan skala, kesatuan, keseimbangan, dan ritme.

Saat kita menggunakan prinsip-prinsip pengatuan ini, karya indah diciptakan oleh beberapa seniman

terbatas. Ini tidak mengatakan bahwa semua seniman mencoba untuk mengaplikasikan prinsip-

prinsip ini. Beberapa seniman menciptakan karya yang menstimulasi dengan sengaja melanggarnya.

1. Proporsi dan Skala

Proporsi adalah hubungan perbandingan dari satu bagian komposisi sesamanya dan keseluruhan.

Large Reclining Nude (fig.10) karya Henri Matisse memainkan proporsi tubuh. Saat dilihat secara

terpisah, setiap bagian terlihat menarik, bahkan sensual; tetapi jika digabung, proporsi, atau bahkan

keseluruhannya sangat tidak real: kepalanya

terlalu kecil, torso terlalu panjang, bahu dan

tangan terlalu besar. Pelanggaran Matisse dari

proporsi realistik ini disengaja.

Fig.10. Large Reclining Nude

Skala adalah ukuran relatif dari suatu objek yang dibandingkan dengan sesamanya, settingnya, atau

dimensi manusia. Piramida Giza dan pencakar langit di New York terlihat dipaksakan karena besar

skalanya sibandingkan dengan bangunan-bangunan lain di sekitarnya. Namun keseluruhan

ukurannya penting untuk dampaknya.

2. Kesatuan

Kesatuan adalah keseluruhan. Karya seni mencapai kesatuan saat bagian-bagiannya terlihat penting

untuk komposisi. Seniman sering menggerakkan ketertarikan pelihat dengan menciptakan

keragaman dalam kesatuan, seperti yang ditemukan dalam karya Indiana, The Demuth American

Dream (fig.11) yang merupakan sebuah penghormatan untuk Charles Demuth dan lukisannya I Saw

Page 10: The Language of Art - Senrup

the Figure 5 in Gold. Indiana memperbanyak karya

seniman-seniman lama ke dalam lima panel disatukan

oleh nomor 5 dan keseluruhan bentuk salib. Ukiran dan

warna dari panel bervariasi, memperluas pencitraan

impor simbolik.

Fig.11 The Demuth American Dream

3. Keseimbangan

Karya seni memiliki keseimbangan saat massa visual atau aktualnya didistribusikan dalam berbagai

cara untuk mencapai harmoni. Tubuh manusia, beberapa katedral, dan gedung kantor kontemporer

mencapai keseimbangan melalui bilateral simetri, yang pada bagian kiri hampir seluruhnya

dicerminkan oleh bagian kanan. Keseimbangan asimetrikal dicapai saat benda tak setara dalam

bentuk, massa, atau elemen lainnya seimbang satu sama lain. Dalam The Birth of the World (fig. 12)

karya Joan Miró, perhatikan bagaimana bentuk lingkaran merah dan putih seimbang satu sama

lainnya. Jika lingkaran putih ditutup, komposisinya

terlihat timpang ke kanan; jika lingkaran merah yang

ditutup akan terlihat timpang ke kiri. Walaupun Miró

menyatakan ia meletakkan bentuk-bentuknya di

sembarang tempat, tetapi rasa komposisinya yang

kuat terlihat jelas.

Fig.12 The Birth of the World

4. Ritme

Page 11: The Language of Art - Senrup

Ritme natural, atau perkembangan yang tertib, mengatur kejadian-kejadian dari orbit planet sampai

ke susunan genetik dalam darah dan daging. Ritme Galloping Horse (fig.13) karya Muybridge

mengangkat seri fotograf dari studi prinsip mekanik ke dalam dunia seni.

Fig.13. Galloping Horse

Ritme juga ditemukan dalam arsitektur, atap mesjid di Córdoba, Spanyol (Fig 14) disokong oleh deret

ritmik lengkungan-lengkungan yang merentangkan jarak-jarak antar kolom. Banyak gedung-gedung

modern diberikan ritme komposisi oleh pengulangan elemen dalam kerangka baja.

Fig .14. Interior Mesjid di Córdoba, Spanyol

Page 12: The Language of Art - Senrup

5. Pola

Pola dari suatu karya seni adalah susunan bentuk-bentuk di dalamnya, desain bagian tertentu atau

elemennya. Diatas semua itu, pola biasanya mengacu pada dekorasi dan pengulangan motif. Pola

bunga yang berani dan rumit dari wallpaper, karpet dan berbagai fitur lain dalam karya Matisse,

Decorative Figure Against Ornamental Background (fig.15), menarik perhatian. Karena

ketumpangtindihan (dan logika), kita melihat figur

terduduk di antara pelihat dan wallpaper. Namun saat

kita lihat dalam bentuk besar, pola bunga yang penuh

warna, adanya pembalikan figur-latar, dan bunga-bunga

yang jatuh ke bagian depan, sehingga meratakan

permukaan.

Gambar 15. Decorative Figure Against

Ornamental Background

Content (Konten)

Suatu konten karya seni adalah keseluruhan yang berada di dalamnnya. Konten karya seni tidak

hanya mengacu pada garis atau bentuknya, tetapi juga isi dan arti atau tema tersiratnya.

1. Tingkatan Konten

Kita mungkin berpikir bahwa karya seni terdiri dari tiga tingkatan konten: (1) elemen dan komposisi,

(2) isi, dan (3) arti atau tema tersirat. Dalam hal elemen dan komposisi, konten Decorative Figure

Against Ornamental Background (Gambar 21) karya Matisse terdiri dari keseimbangan, bentuk yang

sangat bermotif diciptakan dari cat di kanvas. Isinya terdiri dari wanita yang terduduk, sebuah

mangkuk buah, dan tanaman dalam pot, semua dalam ruangan yang kaya dekorasi. Arti atau tema

tersirat dari karya seni ini pasti memiliki sesuatu berhubungan dengan kesuburan.

2. Ikonografi

Ikonografi adalah studi tentang tema dan simbol dan seni visual—figur dan gambar yang

memberikan karyanya suatu arti tersirat. Dalam beberapa kasus, seniman menyampaikan gambar

yang jelas dan familiar, dan seringkali mereka bermaksud untuk menjelaskan tema tersirat tertentu.

Dalam Magic Carpet karya Helen Frankenthaler, sebagai contoh, kita mungkin menafsirkan massa

kuning-jingga yang mengombak sebagai simbol emosi yang dibangun di dalam diri kita dan

Page 13: The Language of Art - Senrup

mengancam ketenangan kita. Apakah seniman bermaksud menyimbolkan ini, atau apakah ini adalah

penemuan kita sendiri? Banyak dari kita menyukai puzzle dan senang untuk menghabiskan waktu

banyak untuk mencoba menguraikan kemungkinan arti ikonografi dari karya seni.

3. Konten dari Benda Non-Objektif

Dalam kasus lain, definisi lain dari isi suatu karya seni adalah penemuan dari para pelihat. Apakah isi

dan maksud tersirat dari lukisan non-objektif milik Piet Mondrian, seperti Composition with Red,

Blue, and Yellow (fig.16)? Dalam seni non-objektif itu mungkin

keseluruhan dari konten adalah elemen dan komposisi. Konten

yang lainnya mungkin dibentuk dari para pelihat, bukan dari

seniman. Tetap, mungkin banyak dari keindahan seni non-objektif,

seperti dalam banyaknya seni objektif, diperoleh dari tampilannya

yang kaya untuk imajinasi pelihat.

Fig.16. Composition with Red, Blue, and Yellow

Bahasa seni kadang membuka garis komunikasi secara langsung dengan sistem simbolik dari

pengamat. Karena ide dan simbol yang digunakan untuk menciptakan arti dari dunia tidak dapat

dicocokkan secara sempurna, seni mungkin dapat memicu asosiasi berbeda pada diri masing-masing.