The Fourth Proposal Edited

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 The Fourth Proposal Edited

    1/17

    1

    A. JUDUL

    Kondisi Terkini Departemen Tambang Untuk Menerapkan Sistem Manajemen

    Keselamatan Pertambangan (SMKP) Berdasarkan PERMEN ESDM No. 38 Tahun 2014

    di PT. Semen Padang

    B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL

    PT. Semen Padang adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam industri

    pengolahan semen, dimana untuk bahan baku batu gamping dan silika dihasilkan sendiri

    oleh PT. Semen Padang dari penambangan dengan sistem quarry di Bukit Karang Putih.

    Dalam proses penambangannya, PT. Semen Padang tentu tidak lepas dari bahaya yang

    mengancam disetiap waktu apabila penambangan tidak dilakukan menurut undang-

    undang yang berlaku.

    Kecelakaan yang terjadi di unit pertambangan PT. Semen Padang akan

    berpengaruh terhadap proses produksi di PT. Semen Padang. Dalam kenyataannya,

    proses produksi dan kesehatan serta keselamatan kerja karyawan adalah dua hal yang

    tidak bisa dipisahkan. Menurut Rijal Abdullah dalam Androl Subasri (2015: 2) “Dalam

    suatu ruang kerja, bila seorang karyawan mengalami kecelakaan, maka karyawan lain

    disekitarnya akan menghentikan aktivitasnya untuk melihat atau membantu temannya

    yang mengalami kecelakaan itu, hal ini akan menyebabkan menurunnya produksi yang

    dihasilkan perusahaan”. Oleh karena itu, maka sangat perlu mengatur proses manajemen

    yang baik agar kesehatan dan keselamatan kerja karyawan terjamin dan proses produksi

    bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh pihak perusahaan.

    Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di PT. Semen Padang sering

    terjadi kecelakaan kerja setiap tahunnya. Berikut tabel kecelakaan kerja pada tahun 2015

    di PT. Semen Padang:

  • 8/17/2019 The Fourth Proposal Edited

    2/17

    2

    NEARMISSKETERANGAN

    No NamaHarta /Benda Tanggal

    UnitKerja Area Deskripsi kejadian

    1 - DK-18 11-Jan-15 PBM 1

    Kaca spion depan kiritersenggol unit DK-17

    2 - EH-04 12-Jan-15 PBM 1

    Terkena longsoransilika di front silika pitlimit karang putih

    3 -

    Atapbangunan

    ABI 22-Jan-15 PAT 4

    Pecahan hydcoupling area RawMill Ind 23 meledak

    4 - GC-02 8-Apr-15 PBM 1Housing transmisipecah

    5 - DK-14 15-Apr-15 PBM 1

    Guard enginebengkok ke atas krnmenghindari batu

    6 - MS-02 17-Apr-15 PABT 1Rem tidak berfungsidi area pit limit

    7 - DK19 22-Apr-15 PBM 1 Amblas di hopper Mosher 2

    8 DK17 3-Mei-15 PBM 1Terperosok di jalanhauling

    9 - DK17 4-Mei-15 PBM 1

    Steering lose saatbermuatan padaturunan jalan ke LSC3B proses

    10 - DM03 7-Mei-15 PBM 1

    Dump Truck DC08mundur menabrak

    Alat Bor DM03

    11 - EK04 15-Mei-15 PBM 1

    Handrail depankanan bengkokkarena kejatuhanbatu saat operasi

    12 - DK19 20-Mei-15 PBM 1

    DK19 mundur melindas batu,suspensi RH depankeluar, hose T/Mbocor

    13 -Mobil air

    galon 22-Okt-15 PBM 1

    Mobil Strada mundur menabrak mobil air galon

    RINGAN

    1 SyafrinalRotor disc

    LSC-3B23-Feb-

    15 PAT 2

    Tumit kaki kananrobek karenamembantumendorong rotor disc

    2Benny

    Hadiasman

    Lemarimushola

    ABI 25-Jun-15 PAT 4

    Kepala luka olehpinggir pintu lemariyang terbuka saathendak berdiri

    3 Kunci bautroda 29-Okt-15 PPET 1

    Dahi luka olehlentingan kunci

    pembuka baut rodatrukSumber: Departemen Tambang PT. Semen Padang

  • 8/17/2019 The Fourth Proposal Edited

    3/17

    Dari tabel laporan

    batu kapur terlihat bah

    dikarenakan kondisi kerj

    masih perlu diperbaiki

    dilakukan penelitian ter

    evaluasi apakah sistem

    dengan Permen ESDM N

    Berdasarkan PER

    Penerapan Sistem Man

    banyak hal yang harus d

    bagi karyawan. SMKP

    manajemen perusahaan

    pertambangan yang terdi

    (K3 Pertambangan dan K

    kecelakaan kerja pada PT. Semen Padang d

    a kecelakaan kerja masih banyak terjadi.

    a tidak aman, tindakan tidak aman, siste

    atau mungkin karena sebab lainnya. Ole

    adap penyebab kecelakaan kerja tersebut

    anajemen pertambangan pada PT. Semen P

    o. 38 Tahun 2014.

    EN ESDM No. 38 Tahun 2014 yang

    jemen dan Keselamatan Pertambangan (

    ipatuhi agar terciptanya kondisi kerja yang

    erupakan sistem manajemen yang menjadi

    dalam rangka un/tuk mengendalikan r

    i dari k3 pertambangan dan keselamatan op

    O Pertambangan).

    3

    alam penambangan

    Hal ini mungkin

    manajemen yang

    karena itu perlu

    kemudian perlu di

    adang sudah sesuai

    mengatur tentang

    MKP) maka ada

    aman dan nyaman

    bagian dari sistem

    siko keselamatan

    rasi pertambangan

  • 8/17/2019 The Fourth Proposal Edited

    4/17

    Sistem Manajeme

    perusahaan yang berg

    pertambangan dan perus

    yang wajib menerapkan

    Khusus Untuk Pengolaha

    Dalam pelaksanaan

    1 (satu) tahun sekali, dan

    audit eksternal dari bada

    eksternal harus dilaporka

    Elemen-elemen ya

    elemen tersebut adalah:

    evaluasi dan tindak lanjut

    Perusahaan yang

    sanksi tersebut dapat ber

    atau seluruh kegiatan ope

    Keselamatan Pertambangan wajib diter

    rak di bidang pertambangan yang m

    ahaan jasa pertambangan. Adapun perusa

    SMKP adalah pemegang IUP, IUPK, IU

    n dan atau pemurnian, KK dan PKP2B.

    SMKP ini, perusahaan wajib melakukan au

    apabila diperlukan maka KAIT dapat memi

    n yang telah terakreditasi. Laporan hasil au

    n ke KAIT palng lambat 14 hari kerja sejak a

    g terdapat dalam SMKP ada 7 (tujuh) eleme

    ebijakan, perencanaan, organisasi dan pers

    , dokumentasi, dan tinjauan manajemen.

    idak melaksanakan SMKP akan dikenak

    upa sanksi peringatan tertulis, penghentian

    rasional dan pencabutan izin usaha.

    4

    pkan oleh semua

    liputi perusahaan

    aan pertambangan

    Operasi Produksi

    it internal minimal

    ta untuk dilakukan

    it internal maupun

    udit selesai.

    n. Adapun elemen-

    nel, implementasi,

    n sanksi. Adapun

    ementara sebagian

  • 8/17/2019 The Fourth Proposal Edited

    5/17

    5

    Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis tertarik mengambil topik “Kondisi

    Terkini Departemen Tambang Untuk Menerapkan Sistem Manajemen

    Keselamatan Pertambangan (SMKP) Berdasarkan PERMEN ESDM No. 38 Tahun

    2014 di PT. Semen Padang” .

    C. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi beberapa masalah

    sebagai berikut:

    1. Kejadian kecelakaan kerja pada PT. Semen Padang cukup sering terjadi

    2. Kecelakaan kerja dapat menimbulkan akibat yang merugikan baik bagi pekerja

    maupun bagi perusahaan pertambangan

    3. Perlunya melakukan evaluasi penerapan Permen ESDM No. 38 Tahun 2014 yang

    mengatur tentang Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP) di PT.

    Semen Padang.

    D. Batasan Masalah

    Agar pembahasan terhadap masalah yang ada sesuai dengan tujuan penulisan skripsi ini,

    maka masalah pokok yang akan dibahas adalah sejauh mana penerapan Permen ESDM

    No. 38 Tahun 2014 pada departemen penambangan di PT. Semen Padang.

    E. Perumusan Masalah

    1. Bagaimanakah tingkat resiko kecelakaan kerja pada departemen tambang di PT.

    Semen Padang dengan menghitung angka kekerapan kecelakaan dan tingkat

    keparahan kecelakaan?

  • 8/17/2019 The Fourth Proposal Edited

    6/17

    6

    2. Apasajakah faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja di Departemen

    Tambang PT. Semen Padang?

    3. Bagaimanakah persentase penerapan Permen ESDM No. 38 Tahun 2014 di

    Departemen Tambang PT. Semen Padang?

    F. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk:

    1. Mengetahui tingkat resiko kecelakaan kerja pada departemen tambang di PT. Semen

    Padang dengan menghitung angka kekerapan kecelakaan dan tingkat keparahan

    kecelakaan.

    2. Mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja di Departemen

    Tambang PT. Semen Padang.

    3. Mengetahui persentase penerapan Permen ESDM No. 38 Tahun 2014 di Departemen

    Tambang PT. Semen Padang?

    G. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Sebagai sumbangan terhadap bidang ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang

    Sistem Manajemen Keselamatan Kerja Pertambangan sesuai Permen ESDM No. 38

    Tahun 2014.

    2. Menambah wawasan bagi Mahasiswa Teknik Pertambangan mengenai

    pertambangan.

  • 8/17/2019 The Fourth Proposal Edited

    7/17

    7

    H. DASAR TEORI

    Dunia Tambang saat ini telah memiliki Peraturan mengenai Sistem Manajemen

    Keselamatan Pertambangan (SMKP) sesuai dengan Permen ESDM Nomor 38 Tahun

    2014. Sesuai dengan Permen ESDM Nomor 38 tahun 2014 (Permen 38), SMKP

    (selanjutnya disebut SMKP Minerba) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan

    secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko keselamatan pertambangan yang

    terdiri atas keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan dan keselamatan operasi

    pertambangan. Salah satu pertimbangan terbitnya Permen 38 ini adalah dalam rangka

    menjamin pekerja tambang yang selamat dan sehat serta operasional tambang yang

    aman, efisien dan produktif dalam pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan. Didalam

    peraturan ini dijelaskan mengenai apa itu Keselamatan Pertambangan, Keselamatan dan

    Kesehatan Kerja Pertambangan (K3 Pertambangan) dan Keselamatan Operasi

    Pertambanganan (KO Pertambangan).

    Menurut Permen ESDM No. 38: Keselamatan Pertambangan adalah segala

    kegiatan yang meliputi pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan dan

    keselamatan operasional pertambangan K3 Pertambangan adalah segala kegiatan untuk

    menjamin dan melindungi pekerja tambang agar selamat dan sehat melalui upaya

    pengelolaan keselamatan kerja, kesehatan kerja, lingkungan kerja dan sistem manajemen

    keselamatan dan kesehatan kerja.

    Keselamatan Operasional Pertambangan adalah segala kegiatan untuk menjamin

    dan melindungi operasional tambang yang aman, efisien dan produktif melalui upaya,

    antara lain pengelolaan sistem dan pelaksanaan pemeliharaan/perawatan sarana,

    prasarana, instalasi, kelayakan sarana, prasarana instalasi, dan peralatan pertambangan,

    kompetensi tenaga teknik, dan evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan.

  • 8/17/2019 The Fourth Proposal Edited

    8/17

    Penerapan SMKP

    Pertambangan yang teren

    tujuan penerapan SMKP

    1. Mencegah kecelakaa

    2. Menciptakan kegiata

    3. Menciptakan temp

    meningkatkan produ

    Keselamatan dan K

    aspek penting dalam k

    terjadinya kecelakaan ke

    dapat dicegah dengan

    pertambangan yang efe

    peraturan tentang K3 t

    Sumber Daya Mineral

    Pertambangan atau d

    menerapkannya.

    inerba bertujuan untuk: Meningkatkan efek

    cana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi. A

    Minerba adalah:

    n tambang, penyakit akibat kerja, dan kejadi

    n operasional tambang yang aman, efisien, d

    t kerja yang aman, sehat, nyaman, d

    tivitas

    esehatan Kerja khususnya di bidang pert

    egiatan usaha pertambangan karena me

    rja serta penyakit akibat kerja. Namun per

    melakukan penerapan sistem manaje

    ktif dan efisien. Berbagai peraturan tel

    ambang yang terbaru adalah Peraturan

    o. 38 Tahun 2014 tentang Sistem Manaj

    isebut SMKP Minerba yang mewaji

    8

    tifitas Keselamatan

    dapun secara rinci,

    n berbahaya.

    n produktif.

    an efisien untuk

    mbangan menjadi

    iliki risiko tinggi

    masalahan tersebut

    men keselamatan

    h dibuat, adapun

    enteri Energi dan

    emen Keselamatan

    bkan perusahaan

  • 8/17/2019 The Fourth Proposal Edited

    9/17

    Penelitian ini be

    manajemen keselamatan

    kasus dilaksanakan di

    lapangan, wawancara, d

    Semen Padang serta pel

    Minerba. Pada penera

    (tujuh) elemen yaitu:

    1. Kebijakan

    2. Perencanaan

    3. Organisasi dan Perso

    4. Implementasi

    5. Evaluasi dan Tindak

    6. Dokumentasi

    7. Tinjauan Manajemen

    rtujuan mengkaji tingkat keberhasilan

    pertambangan yang telah diterapkan oleh

    PT. Semen Padang. Metode penelitian

    n pembagian kuesioner kepada pekerja

    aksanaan audit yang mengacu pada PerM

    an Sistem Manajemen Keselamatan Perta

    nel

    Lanjut

    9

    penerapan sistem

    perusahaan. Studi

    eliputi penelitian

    i tiap divisi PT.

    en tentang SMKP

    bangan meliputi 7

  • 8/17/2019 The Fourth Proposal Edited

    10/17

    10

    Setiap elemen terdapat subelemen dan sub-subelemen kriteria penilaian. Pada

    pembagian kuesioner pada pekerja di tiap divisi diambil pertanyaan dari elemen dan

    subelemen pada SMKP Minerba.

    Selain elemen-elemen di atas, Permen 38 ini juga telah memberikan tata cara

    pelaksanaan audit, dimana formulir audit dapat dilihat pada lampiran. Hal ini sangat

    bernilai bagi perusahaan untuk mengetahui Sistem Manajemen yang digunakan apakah

    sudah sesuai dengan Permen 38 atau belum.

    Korelasi Sistem Manajemen K3 dan SMKP Minerba. Jika diteliti lebih dalam

    ternyata Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Sistem Manajemen K3)

    telah tercakup ke dalam K3 Pertambangan. Hal ini sangat menarik karena seperti yang

    ada bahwasanya Sistem Manajemen K3 berdiri sendiri atau telah diatur di dalam

    Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen

    Keselamatan dan Kesehatan Kerja sehingga dapat diartikan bahwasanya SMKP Minerba

    merupakan Sistem Manajemen yang telah mengintegrasikan Sistem Manajemen K3

    kedalam Sistem Manajemen khususnya di dunia pertambangan.

    Permen 38 ini terdiri dari 111 halaman, terdiri dari Isi dan Lampiran I hingga

    Lampiran III. Isi SMKP ini terdiri dari 8 (Delapan) Bab dan 24 (Dua Puluh Empat)

    Pasal, yang mengatur tentang:

    1. Ketentuan Umum

    2. Penerapan SMKP Mineral dan Babtubara

    3. Elemen SMKP Minerba

    4. Pedoman Penerapan dan Audit SMKP Minerba

    5. Pembinaan dan Pengawasan

    6. Sanksi Administratif

    7. Ketentuan PeralihanKetentuan Penutup

  • 8/17/2019 The Fourth Proposal Edited

    11/17

    11

    Secara umum penerapan SMKP Minerba mengatur tentang kewajiban perusahaan

    untuk menerapkan SMKP Minerba di perusahaannya baik itu bagi perusahaan

    pertambangan dan perusahaan jasa pertambangan. Dalam menerapkan SMKP Minerba

    ini perusahaan pertambangan wajib memiliki Kepala Teknik Tambang (KTT) dan

    perusahaan jasa pertambangan wajib memiliki Penanggung Jawab Operasi (PJO).

    Sesuai dengan pasal 22, Perusahaan wajib menerapkan SMKP Minerba dalam

    jangka waktu paling lambat 1 (satu) tahun sejak berlakunya Permen 38. Permen 38

    sendiri ditetapkan di Jakarta oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada tanggal

    30 Desember 2014 dan diundangkan pada tanggal yang sama oleh Menteri Hukum dan

    Hak Asasi Manusia.

    Dengan terbitnya SMKP Minerba tentunya akan membuat tata kelola atau sistem

    manajemen perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan termasuk jasa

    pertambangan dapat menjadi lebih baik lagi.

    Elemen SMKP terdiri dari: kebijakan, perencanaan, organisasi dan personel,

    implementasi, evaluasi dan tindak lanjut, dokumentasi, dan tinjauan manajemen.

    1. Elemen kebijakan meliputi: penyusunan, isi, penetapan, komunikasi dan tujuan.

    2. Elemen perencanaan meliputi: penelahaan awal, manajemen risiko, identifikasi dan

    kepatuhan terhadap perpu, penetapan TSP, dan rencana kerja serta anggaran.

    3. Elemen organisasi dan personel meliputi: penyusunan dan penetapan STO, tugas,

    tanggung jawab dan wewenang, penunjukan KTT, PJO, bagian K3 dan KO,

    pengawas operasional & teknik, tenaga teknik khusus, komite keselamatan, Tim

    ERT, seleksi & penempatan, diklat & kompetensi, penyusunan & penetapan

    komunikasi keselamatan, kelola admin, pendokumentasian partisipasi, konsultasi,

    motivasi & kesadaran penerapan SMKP.

  • 8/17/2019 The Fourth Proposal Edited

    12/17

    12

    4. Elemen implementasi meliputi: pengeolaan operasional, lingker, kesja, KO, peledak

    & peledakan, sistem perancangan & rekayasa, pembelian, pemantauan &

    pengelolaan kontraktor, ERT, P3K dan off the job safety.

    5. Elemen evaluasi & tindaklanjut meliputi: pemantauan & pengukuran kinerja,

    inspeksi, evaluasi kepatuhan perpu, penyelidikan insiden, kejadian berbahaya dan

    PAK, evaluasi admin, audit internal SMKP dan tindak lanjut kesesuaian.

    6. Elemen dokumentasi meliputi: penyusunan manual SMKP, pengendalian dok,

    pengendalian rekaman, penetapan jenis dok & rek.

    7. Elemen tinjauan manajemen meliputi: keputusan & tindakan dalam rangka

    meningkatkan efektifitas penerapan SMKP serta kinerja keselamatan pertambangan.

    Adapun Pedoman Penerapan dan Audit SMKP Minerba terdiri dari:

    1. Wajib audit internal minimal 1x pertahun.

    2. KAIT dapat melakukan audit eksternal yang dilakukan oleh lembaga audit

    independen yang terakreditasi & telah mendapat persetujuan dari KAIT.

    3. Pelaksanaan audit mengacu pada pedoman penilaian penerapan SMKP (lampiran II)

    4. Hasil audit disampaikan paling lambat 14 hari.

    5. KAIT menetapkan tingkat pencapaian penerapan SMKP Minerba & memberikan

    rekomendasi dari hasil audit.

    Untuk Pembinaan dan Pengawasan dilakukan oleh inspektur tambang (IT). Dalam

    bab vi dijelaskan sanksi yang mungkin akan diterima oleh perusahaan pertambangan

    yang tidak menerapkan SMKP Minerba. Adapun sanksi tersebut dapat berupa peringatan

    tertulis, penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan/

    kegiatan usaha jasa pertambangan dan/atau mencabut IUP, IUPK, IUP operasi produksi,

    IUJP atau SKT.

    1. Sanksi diberikan oleh Dirjen a.n Menteri & Gubernur

  • 8/17/2019 The Fourth Proposal Edited

    13/17

    13

    2. Diberikan jangka waktu 30 hari kalender.

    3. Lebih dari 30 hari akan diberikan sanksi ke-2 yaitu penghentian sementara sebagian

    atau seluruh kegiatan pertambangan dengan batas waktu 90 hari kalender.

    4. Jika tidak melaksanakan kewajiban sampai dengan berakhirnya batas waktu 90 hari

    kalender, maka diberikan sanksi pencabutan izin.

    Dalam bab vii dijelaskan tentang ketentuan peralihan dimana dalam Perusahaan

    wajib menerapkan SMKP paling lambat 1 tahun sejak berlakunya permen ini. Gubernur

    melakukan pembinaan & pengawasan penerapan SMKP Minerba juga memeberikan

    sanksi administratif terhadap perusahaan yang izinnya diterbitkan oleh bupati/ walikota

    sebelum berlakunya UU No. 23 thn 2014 ttg PemDa sesuai dengan ketentuan dalam

    PerMen ini.

    I. METODOLOGI PENELITIAN

    1. Jenis Penelitian

    Berdasarkan permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini, maka

    penelitian ini tergolong penelitian deskriptif. Menurut Lufri dalam Androl Subasri

    (2015: 45), penelitian deskriptif adalah penelitian yang mendeskripsikan suatu

    gejala, fakta, peristiwa, atau kejadian yang akan atau telah terjadi. Penelitian ini

    bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapan Sistem Manajemen

    Keselamatan Pertambangan (SMKP) berdasarkan Permen ESDM No. 38 Tahun

    2014 untuk mengurangi kecelakaan kerja pada karyawan. Selain itu penelitian ini

    juga dilakukan untuk mengetahui kondisi-kondisi dilapangan dan sejauh mana

    manajemen berperan dalam meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.

  • 8/17/2019 The Fourth Proposal Edited

    14/17

    14

    2. Variabel Penelitian

    Menurut Sugiono dalam Vikri Helmi (2015: 61), Variabel penelitian

    merupakan suatu atribut atau sifat dari atau nilai dari orang, objek atau kegiatan

    yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

    kemudian ditarik kesimpulannya.

    Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah karyawan PT. Semen Padang

    pada Departemen Tambang dalam menerapkan SMKP untuk mengurangi terjadinya

    kecelakaan kerja.

    3. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah pengamatan secara

    langsung kelapangan dikaitkan dengan Permen ESDM No. 38 Tahun 2014 untuk

    kemudian dibandingkan sejauh mana peraturan-peraturan yang ada didalamnya

    diterapkan di Departemen Tambang PT. Semen Padang. Adapun urutan pekerjaan

    penelitian adalah sebagai berikut:

    a. Studi literatur

    Studi literatur yang dilakukan adalah pembelajaran terhadap data-data dari

    perusahaan, perpustakaan dan laporan penelitian terlebih dahulu yang menunjang

    atau berkaitan dengan topik penelitian.

    b. Pengambilan data primer

    Data primer yaitu data yang dikumpulkan dengan melakukan pengamatan,

    dan pengukuran langsung dilapangan. Pengamatan dan pengukuran dilakukan

    dengan cara:

    1) Pengamatan langsung dilapangan

  • 8/17/2019 The Fourth Proposal Edited

    15/17

    15

    2) Melakukan wawancara dengan karyawan Departemen Tambang di PT.

    Semen Padang

    c. Pengambilan data sekunder

    Data sekunder adalah data yang dikumpulkan berdasarkan literature dari

    berbagai referensi seperti:

    1) Laporan kejadian kecelakaan kerja

    2) Laporan tahunan PT. Semen Padang

    d. Keakuratan akuisisi data

    Akuisisi data ini bertujuan untuk:

    1) Mengumpulkan dan mengelompokkan data untuk memudahkan analisis

    nantinya.

    2) Mengolah nilai karakteristik data-data yang mewakili subjek pengamatan

    4. Teknik Analisis Data

    Teknik yang dilakukan dalam analisa data yaitu dengan menggabungkan

    antara teori dengan data-data lapangan, baik itu data primer maupun data sekunder.

    Sehingga dari keduanya didapat penyelesaian masalah. Dari hasil pengumpulan data

    dari hasil survey di lokasi penambangan didapat data yang disusun secara sistematis

    dan bisa digunakan sebagai bahan analisis.

    J. TEMPAT PENELITIAN

    Tempat penelitian tugas akhir adalah di PT. Semen Padang, Kelurahan Indarung,

    Kecamatan Lubuk Kilangan , Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.

  • 8/17/2019 The Fourth Proposal Edited

    16/17

    16

    K. WAKTU PELAKSANAAN

    Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2016 sampai 3 Juni 2016.

    Tabel 4. Jadwal Kegiatan Penelitian

    No KegiatanMinggu ke-

    1 2 3 4 5 6 7 8

    1 Orientasi Lapangan

    2 Pengumpulan Data

    3 Pengolahan Data

    4 Penyusunan Laporan dan Presentasi

  • 8/17/2019 The Fourth Proposal Edited

    17/17

    17

    L. DIAGRAM ALIR PENELITIAN

    Gambar 5. Diagram Alir Penelitian

    MULAI

    ORIENTASI LAPANGAN

    PENGUMPULAN DATA

    DATA SKUNDER

    1. Kebijakan manajemen K32. Data kecelakaan kerja

    Departemen Tambang

    DATA PRIMER

    1. Pengamatan2. Wawancara

    PEMBAHASAN

    Analisis Data

    Kesimpulan dan Saran

    STUDI LITERATUR