The Evolution of Performance Measurement Research (Resume)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

A resume about evoulution on performance measurement by Andy Neely. Resumed in Indonesian.

Citation preview

Journal Resume:The Evolution of Performance Measurement ResearchAndy NeelyCranfield School of Management, Centre for Business Resumed by Rama Panji Renspandy (2509100060)

AbstrakJurnal ini membahas tentang perjalanan penelitian di bidangmanajemen kinerja/performansi. Selain itu, jurnal ini mengidentifikasikan kata-kata kunci dari kutipan sumber-sumber yang membahas mengenai topik ini dan melakukan invetigasi empiris terhadapnya. Di dalamnya juga dijelaskan metode-metode populer, proses pengumpulan data, dan menganalisa implikasi penerapannya di lapangan. Tujuan akhir yang diharapkan adalah memberikan perbaikan di ranah penelitian manajemen kinerja. Kata Kunci: Performance measurement, performance management, balanced scorecard, accounting, operations management

IntroduksiManajemen kinerja mengalami beberapa perkembangan yang cukup signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Jurnal ilmiah pertama yang membahas mengenai hal ini baru muncul di tahun 1956, ditulis oleh Ridgway berjudul Dysfunctional Consequences of Measurement. Di samping itu, Peter Ducker di tahun 1954 pernah memberikan suatu set variabel pengukuran yang terdiri dari market standing, innovation, productivity, worker performance and attitude, and public responsibility. Menurut Hayes dan Abernathy (1980), sistem pengukuran kinerja yang tidak sesuai dan skema insentif yang buruk adalah penyebab utama menurunnya daya saing negara Amerika. Bahkan, Johnson dan Kaplan menambahkan sistem pengukuran kinerja yang banyak diterapkan di perusahaan menyediakan informasi ganda bagi manajer yang sering kali didasarkan pada asumsi berlebihan yang tidak selaras dengan perkembangan perusahaan. Maka dari itu, penelitian yang pertama kali muncul tahun 1954 mengenai pengukuran kinerja mulai berkembang kembali. Dalam rentang waktu tahun 1980an dan awal 1990an, beberapa penelitian di bidang ini mulai bermunculan seperti konsep the performance pyramid (Lynch and Cross, 1991), the performance measurement matrix (Keegan et al., 1989) dan balanced scorecard (Kaplan and Norton, 1992).

Citation AnalysisPerkembangan pengukuran kinerja kemudian dianalisis menggunakan citation analysis, yakni analisa berdasarkan kutipan yang tercantung di setiap publikasi ilmiah. Data untuk analisa diperoleh dari database ISI Web of Science. Setiap publikasi ilmiah yang mengandung atau memuat frase performance measurement di judul, keyword, atau abstraknya akan diunduh. Setelah data dikumpulkan, diperoleh sekitar 1.352 paper atau artikel yang terdapat pada 546 koleksi jurnal. Paper paling awal dipublikasikan pada tahun 1981 dan yang terbaru pada tahun 2005. Adapun jurnal diunduh menggunakan software Sitkis (Schildt, 2002). Lebih spesifik lagi, data kutipan dari jurnal-jurnal kemudian dicari frekuensi untuk tiap sumbernya. Ternyata dari hasil yang didapatkan, pola dari kutipan-kutipan ini tersebar cukup merata. Hanya 10 sumber yang dikutip lebih dari 30 kali oleh jurnal atau publikasi lainnya. Hal ini dikarenakan bidang pengukuran kinerja tergolong ilmu muda. Berikut adalah rekap 10 sumber yang paling populer;

1

Table 1 Jurnal yang paling sering dikutip

Tabel 1 di atas menunjukkan sepuluh jurnal yang paling sering dikutip atau dijadikan referensi. Kesepuluh jurnal dan publikasi ini dikutip lebih dari 514 kali antara tahun 1991 hingga 1995. Jurnal Kaplan mendominasi peringkat ini dengan 56,8% kutipan berasal dari karyanya bersama David Norton mengenai balanced scorecard. Akan tetapi fakta ini menimbulkan suatu permasalahan lain, yakni kutipan umum yang ada seringkali berkutat di bidang praktis. Jurnal ilmiah di atas lebih banyak dikutip oleh publikasi-publikasi yang ditujukan untuk para praktisi. Seharusnya, dengan angka pertumbuhan publikasi ilmiah yang semakin tinggi, akan berdampak pada mengerucutnya bidang penelitian di pengukuran kinerja.

Performance Measurement Theory?Ada beberapa penjelasan mengenai perkembangan pengukuran kinerja di bidang profesional/praktisi dibandingkan akademis. Salah satunya adalah pengukuran kinerja tidak dapat menjadi suatu bidang ilmu yang khusus karena keragamannya yang sangat tinggi. Pengukuran kinerja digunakan oleh peneliti diberbagai bidang mulai dari akuntansi, sistem informasi, manajemen operasi, dan sebagainya. Akan menjadi tantangan tersendiri bagi peneliti yang menggeluti bidang ini untuk bersama-sama mengintegrasikan pengetahuan mereka kedalam suatu kerangka berpikir yang baru. Selanjutnya dilakukan analisa untuk menelusuri pola kutipan yang diperoleh masing-masing sumber berdasarkan analisis jaringan sosial. Pada intinya, di tahap ini akan digambarkan hubungan antar kesepuluh jurnal tersebut, dan dianalisa latar belakang bidang yang menggunakannya. Berikut adalah ilustrasi dari jaringan sosial tersebut.

2

Gambar 1 Social Network Analysis

Gambar 1 menunjukkan ada tiga besar grup penulis. Grup pertama terdiri dari penulis yang fokus pada pengukuran kinerja yakni Dixon, Eccles, Johnson, Kaplan, Lynch, Maskell, dan Neely. Beberapa karya penulis tersebut terkait pula dengan pekerjaan Hayes dan Porter di bidang manufaktur dan strategi bisnis. Dua grup penulis yang lainnya lebih independen, dengan Charles dan Banker di bidang analisis data, dan Palmer di penelitian medis. Dapat pula disimpulkan meskipun penulis-penulis ini bekerja pada bidang yang berbeda, akan tetapi tetap mengutamakan untuk memastikan pengukuran kinerja berhubungan dengan strategi organisasi.

Gambar 2 Analisis Kata Kunci

Untuk memperkuat bukti pada bagian sebelumnya, dilakukan juga pemetaan terhadap kata kunci yang penting pada 10 jurnal tersebut. Adapun kata kunci dan hubungannya dapat dilihat pada gamber 2 di atas. Pada gambar terlihat penyebaran kata kunci yang cukup luas dari berbagai bidang kerja. 3

Sehingga, hipotesa mengenai gagalnya perkembangan di bidang akademisi karena keragaman bidang yang menggelutinya adalah salah. Alasan lebih tepat adalah dikarenakan bidang ini masih terbilang cukup muda, dan belum menemukan kematangan penelitian. Masih ada perkembangan yang cukup pesat di masa yang akan datang. Future Research Adapun siklus penelitian di bidang pengukuran kinerja dapat dibagi menjadi lima fase besar, yakni fase identifikasi masalah seperti jurnal-jurnal yang muncul di tahun 1980an yang berfokus pada dampak pengukuran kinerja ke daya saing perusahaan. Fase selanjutnya adalah proposed frameworks, yang ditunjukkan dengan munculnya karya Kaplan dengan balance scorecard-nya. Fase ketiga adalah methods of application, yakni penerapan metode di organisasi/perusahaan. Fase keempat adalah empirical investigation, yakni pembahasan atau evaluasi framework yang telah lama digunakan. Dan fase yang terakhir adalah theoritical verification, yakni fase saat timbul pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai konsep keseluruhan, dan pertanyaan seperti mengapa harus menggunakan metode ini?, hingga siklusnya berulang kembali dari awal.

Gambar 3 Siklus Penelitian Pengukuran Kinerja

Setelah diketahui siklus dari penelitian di bidang ini, kemudian muncul suatu fakta lain, bahwa implementasi pengukuran kinerja sering kali memakan waktu yang panjang antara 18 hingga 24 bulan (Bourne et al., 2000). Hak ini menjadi kontradiktif dengan realita yang ada. Dewasa ini perusahaan sangan dinamis dan pengukuran kinerja yang statis tidak mampu untuk mengakomodasi perubahan ini. Jika perusahaan memaksakan menggunakan pengukuran kinerja yang tradisional, kemungkinan untuk mendapatkan hasil yang kurang representatif akan sangat tinggi. Oleh karena itu, kini sedang dikembangkan pengukuran kinerja yang lebih fleksibel oleh Kennerley dan Neely (2003).

Gambar 4 Grafik Publikasi Per Tahun

4

Kesimpulan Dominasi beberapa konsep besar mengenai pengukuran kinerja memang bisa berdampak buruk ke depannya. Apabila peneliti hanya mengandalkan beberapa framework umum saja, maka akan muncul pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai konsep tersebut (fase empat dan lima). Pengaruh framework balanced scorecard tidak dapat diragukan lagi. Penerapannya di bidang akademik dan profesional telah banyak dilakukan. Perbaikan dan perkembangan mengenai framework ini menjadi tantangan tersendiri bagi peniliti untuk dapatmemberikan solusi yang lebih aktual dan tidak terpaku pada konsep lama. Reference Neely, A.D. (2006), The Evolution of Performance Measurement Research, International Journal of Operation & Production Management, Vol. 25 No. 12, Cranfield, UK.

5