Upload
mauluddin-sebandar
View
423
Download
67
Embed Size (px)
Citation preview
Irigasi tetes (trickle irrigation atau drip irrigation) sistem irigasi yang menggunakan pipa-pipa dan pada tempat tertentu diberi perlengkapan untuk jalan keluarnya air menetes pada tanahAtau Hillel (1982) mendefinisikan irigasi tetes : sebagai pengaliran air secara perlahan dalam bentuk tetesan yang berlainan.
Sistem irigasi ini menggunakan air sedikit sekali yang langsung mengalirkan air ke tanaman-tanaman secara terus menerus sesuai kebutuhan.
Teknologi ini sangat cocok diterapkan pada kondisi lahan kering berpasir, air yang sangat terbatas, iklim yang kering dan komoditas yang diusahakan mempunyai nilai ekonomis tinggi (Buck et al., 1982)
SISTEM IRIGASI TETES
irigasi tetes cocok untuk sistem pertanian berjajar, untuk buah-buahan, juga sistem irigasi di dalam greenhouse ( mis. Stroberi, paprika dll).
1. Pendahuluan
Prinsip dasar irigasi tetes adalah :
-memompa air dan mengalirkannya ke tanaman dengan perantaraan pipa-pipa yang dibocorkan tiap 15 cm (tergantung jarak antartanaman). -Penyiraman dengan sistem ini biasanya dilakukan dua kali sehari pagi dan petang selama 10 menit. -Sistem tekanan air rendah ini menyampaikan air secara lambat dan akurat pada akar-akar tanaman, tetes demi tetes.
Dalam hal sistem jaringan irigasi tetes dibedakan menjadi :1.Jaringan utama berfungsi untuk menyalurkan air dari sumber air sampai dengan ke jaringan lateral, biasanya terbuat dari pipa galvanis.2.Jaringan lateral berfungsi untuk menyalurkan air dari pipa utama ke pipa distributor lalu ke tanaman atau ke alat pengeluaran.
Tanah kering
Tanah keringTanah kering
Tanah basah
Pipa utama
Pipa cabang
Pengatur tetesan
Pengatur tetesan
Skema pemberian air irigasi dengan cara tetesan
Gambar 1. Instalasi sistem irigasi tetes
Gambar 2. Sistem irigasi tetes sederhana
2. Keuntungan dan Kerugian sistem irigasi tetes
Keuntungan :1. Kehilangan air karena perkolasi dan runoff dihindari (efisiensi penggunaan air yang tersedia).2. Meningkatkan ratio hasil per ha dari penggunaan per unit air, bila dibandingkan dengan irigasi curah dan permukaan.3. Manajemen pemberian air lebih mudah4. Pekerjaan lebih ringan dan singkat5. Dapat mengontrol dalam penggunaan air dan pupuk6. Membatasi pertumbuhan gulma7. Mengurangi pekerjaan operasional8. Sangat cocok/sesuai untuk tanah yang mengandung garam ( menekan kandungan alkalin di tanah) dan struktur tanah jelek9. Evaporasi tanah rendah karena permukaan tanah dipertahankan tetap basah tetapi dihindari adanya infiltrasi/perkolasi
Kerugian1.Biaya investasi tinggi2.Lebih mudah terjadi kerusakan terutama penyumbatan-2 di emitter (pemancar)3.Terjadi akumulasi pada daerah dry soil surface4.Tidak cocok untuk tanaman yang berakar dalam5.Membutuhkan perwatan yang sulit
3. Komponen-kompenen Irigasi Tetes
Komponen yang diperlukan pada sistem irigasi tetes umumnya lebih beragam daripada sistem irigasi lain.
Komponen-komponen yang diperlukan untuk irigasi tetes meliputi :
1.Pompa (pump)- berguna untuk mengambil air dari sumber (reservoir, kanal,
danau, kanal, sumur)- pemberi tekanan pada sistem jaringan
2.Pencegah aliran balik (Back Floe Preventer)- aliran balik dapat disebabkan karena pompa, pipa atau katup
yang rusak- alat pencegah aliran balik dipasang pada bagian downstream- berguna untuk mencegah kontaminasi pada sumber air
3.Alat penginjeksi Zat Kimia ( Chemical Injector)- untuk mencegah terjadinya penyumbatan (clogging) terutama
pada emitter- dapat dipakai sebagai pengendali bakteri, pH dan pemupukan
4. Sistem Penurunan Tekanan - Prinsipnya untuk membuat perbedaan tekanan antara outlet pada tangki zat kimia.
- Perbedaan ini mengakibatkan aliran zat kimia dari tangki ke suluruh sistem irigasi
5. Pipa Primer – Sekunder ( Main line – Sub line)a.Pipa primer
- umumnya terbuat dari PVC tetapi digunakan juga asbes- pada pipa utama terdapat pompa untuk menginjeksi zat kimia
dari pemberian nutrisi ke dalam sistem disamping untuk memompa air.- bagian terkahir dari pipa primer adalah katup pengatur dan
flowmeter.
b. Pipa sekunder- Pada pipa sekunder terdapat pengatur tekanan (pressure
regulator) untuk menjaga agar tekanan pada sistem seimbang.- Katup aliran yang terdapat pada akhir pipa sekunder
digunakan untuk mengontrol tekanan.
c. Pipa Lateral- Trickle lateral dapat terbuat dari polyethylene atau PVC
diamter 10 – 20 mm.- Trickle lateral dibuat dengan debit yang sama untuk sepanjang
kedalaman- Perbedaan tekanan akibat gesekan pipa, kehilangan energi
dan perubahan elevasi permukaan tanah merupakan faktor penting yang mempengaruhi besarnya debit.
6. Penyaring (filter) - untuk mencegah terjadinya penyumbatan pada emitter
7. Emitter (pemancar) - adalah perlengkapan untuk mengeluarkan air dari sistem distribusi ke dalam tanah - biasanya dikategorikan oleh bentuknya pada pengoperasiannya.
Gambar. Emitor untuk tanaman stroberi
Bentuk-bentuk emitter1.Laminar (Long-Path Emitter)
Emitter yang paling sederhana , tetapi sebagian besar sulit digunakan pada irigasi tetes
In line long-path single-exit emitter
In line long-path multiple-exit emitter
2. Short-Path Emitter
Hampir serupa dengan jalan panjang emitter (long-path emitter) tetapi lebih pendek dan jalur air lebih kecil.Merupakan emitter yang cukup baik untuk sistem dengan tekanan yang sangat rendah
3. Turbulen Emitter - modikasi long-path emitter dengan lintasan yang pendek dan berlekuk-lekuk seperti lintasan aliran. - dengan memasukkan penutup elastomeric yang mana meningkatkan diamter lintasan aliran dibawah naikknya tekanan. - Emitter jenis ini sering disebut labyrinth atau totous long-path emitter
4. Orifice Emitter - Umumnya bentuk orifife emitter adalah berbentuk orifice sederhana, orifice vortex (emitter pusaran), orifice multiple.
Orifice emitter
Vortex emitter
5. Jenis emitter yang lain
Diafragma emitter
Ajustable emitter
Porous tubing lateral
Single-tube emitter lateral
Dripline pabrikasi dengan emitor