39
Rekapitulasi Masa Jan-Des 2013 Nama: Burhan Jabatan: Direktur NPWP Jl. Anggrek Kecil 8 JKT Status: K/1 06.637.798.1-031.000 Gaji 144,000,000 Tunjangan Jabatan 15,600,000 Tunjangan Transport 24,000,000 Tunjangan Makan 18,000,000 Premi Asuransi Kematian 0.15% dari gaji pokok 216,000 Premi Asuransi Kecelakaaan Kerj 0.3 % dari gaji pokok 432,000 THR 12,000,000 Bonus 26,000,000 Penghasilan Bruto 240,248,000 Pengurangan: Biaya Jabatan 6,000,000 Iuran JHT 2,160,000 1,5% dari gaji pokok Iuran Pensiun 2,400,000 10,560,000 Penghasilan Netto 229,688,000 PTKP WP 24,300,000 Istri 2,025,000 Anak 1 2,025,000 28,350,000 Penghasilan Kena Pajak 1 tahun 201,338,000 Pembulatan 201,338,000 PPH 21 terutang setahun 5% 50,000,000 2,500,000 15% 151,338,000 22,700,700 PPH 21 terutang setahun 25,200,700 PPH 21 terutang sebulan 2,100,058

Test Pph 21 Stpi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Test Pph 21 Stpi

Rekapitulasi Masa Jan-Des 2013

Nama: Burhan Jabatan: Direktur NPWP Jl. Anggrek Kecil 8 JKT Status: K/1 06.637.798.1-031.000

Gaji 144,000,000 Tunjangan Jabatan 15,600,000 Tunjangan Transport 24,000,000 Tunjangan Makan 18,000,000 Premi Asuransi Kematian 0.15% dari gaji pokok 216,000 0.15%Premi Asuransi Kecelakaaan Kerja 0.3 % dari gaji pokok 432,000 0.30%THR 12,000,000

Bonus 26,000,000 Penghasilan Bruto 240,248,000

Pengurangan:Biaya Jabatan 6,000,000 5%Iuran JHT 2,160,000 1,5% dari gaji pokok 1.50%

Iuran Pensiun 2,400,000

10,560,000 Penghasilan Netto 229,688,000

PTKPWP 24,300,000 Istri 2,025,000

Anak 1 2,025,000 28,350,000

Penghasilan Kena Pajak 1 tahun 201,338,000 Pembulatan 201,338,000 PPH 21 terutang setahun 5% 50,000,000 2,500,000

15% 151,338,000 22,700,700

PPH 21 terutang setahun 25,200,700 PPH 21 terutang sebulan 2,100,058

Page 2: Test Pph 21 Stpi

Rekapitulasi Masa Jan-Des 2013

Nama: Hendra Jabatan: Supervisor NPWP Jl. Bugenvile 66 8 JKT Status: K/0 06.232.101.3..021.000

Gaji 54,000,000 Tunjangan Jabatan 3,900,000 Tunjangan Transport 9,000,000 Tunjangan Makan 7,200,000 Premi Asuransi Kematian 0.15% dari gaji pokok 81,000 0.15%Premi Asuransi Kecelakaaan Kerja 0.3 % dari gaji pokok 162,000 0.30%THR 7,000,000

Bonus - Penghasilan Bruto 81,343,000

Pengurangan:Biaya Jabatan 4,067,150 5%Iuran JHT 810,000 1,5% dari gaji pokok 1.50%

Iuran Pensiun 1,200,000

6,077,150 Penghasilan Netto 75,265,850

PTKPWP 24,300,000 Istri 2,025,000

26,325,000

Penghasilan Kena Pajak 1 tahun 48,940,850 Pembulatan 48,940,000 PPH 21 terutang setahun 5% 48,940,000 2,447,000

PPH 21 terutang setahun 2,447,000 PPH 21 terutang sebulan 203,917

Page 3: Test Pph 21 Stpi

Rekapitulasi Masa Jan-Des 2013

Nama: Rusdy Jabatan: Supervisor NPWP Jl. Mawar 28 JKT Status: TK/0 06,103,202,0,024,000

Gaji 42,000,000 Tunjangan Jabatan - Tunjangan Transport 7,800,000 Tunjangan Makan 7,200,000 Premi Asuransi Kematian 0.15% dari gaji pokok 63,000 0.15%Premi Asuransi Kecelakaaan Kerja 0.3 % dari gaji pokok 126,000 0.30%THR 3,500,000

Bonus 5,250,000 Penghasilan Bruto 65,939,000

Pengurangan:Biaya Jabatan 3,296,950 5%Iuran JHT 630,000 1,5% dari gaji pokok 1.50%

Iuran Pensiun 600,000

4,526,950 Penghasilan Netto 61,412,050

PTKPWP 24,300,000

24,300,000

Penghasilan Kena Pajak 1 tahun 37,112,050 Pembulatan 37,112,000 PPH 21 terutang setahun 5% 37,112,000 1,855,600

PPH 21 terutang setahun 1,855,600 PPH 21 terutang sebulan 154,633

2. Bukan Pegawai Tetap

Page 4: Test Pph 21 Stpi

a. Notaris Yudhi 30,000,000 5% 1,500,000 b. Radiat -Pembicara seminar 5,000,000 5% 250,000 c. Mr. Wu Hang 75,000,000 5% 3,750,000 d. Rosi TK/0 pegawai magang 5,400,000 5% 270,000

Cara menghitung PPh Pasal 21 atas bonus, terdiri dari 3 (tiga) tahap yaitu sebagai berikut :a. PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus (penghasilan setahun):

Rp33,000,000.00

Bonus

Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Rp4,000,000.00

12xRp 27.500,00

Premi Jaminan Kematian Rp330,000.00

12 x Rp 8.250,00

Rp99,000.00

Penghasilan bruto setahun Rp37,429,000.00

Pengurangan : Rp1,871,450.00 Rp3,131,450.00

1. Biaya Jabatan

5% x Rp 37.429.000,00=

2. Iuran pensiun setahun Rp600,000.00

12 x Rp 50.000,00=

Rp660,000.00

Penghasilan neto setahun Rp34,297,550.00

PTKP Rp15,840,000.00

- untuk WP sendiri

Penghasilan Kena Pajak Rp18,457,550.00

Dibulatkan Rp18,457,000.00

PPh Pasal 21 terutang Rp922,850.00

5% x Rp 18.457.000,00 =

b PPh Pasal 21 atas Gaji Setahun

Rp33,000,000.00

Premi Jaminan Kematian Rp330,000.00

12 x Rp 8.250,00 =

Rp99,000.00

Jumlah Rp33,429,000.00

Pengurangan : Rp1,671,450.00 Rp2,931,450.00

1. Biaya Jabatan

5% x Rp 33.429.000,00=

2. Iuran pensiun setahun Rp600,000.00

12 x Rp 50.000,00=

3. Iuran Jaminan Hari Tua

12 x Rp 55.000,00=

Rp660,000.00

Jumlah

Penghasilan neto setahun = Rp30,497,550.00

PTKP Rp15,840,000.00

- untuk WP sendiri

Gaji setahun (12 x Rp 2.750.000,00)

3. Iuran Jaminan Hari Tua 12 x Rp 55.000,00=

Gaji setahun (12xRp 2.750.000,00) =

Premi Jaminan Kecelakaan Kerja 12 x Rp 27.500,00 =

Karyawati Ken Prameswari (tidak kawin) bekerja pada PT Prabu Kedaton dengan memperoleh gaji sebesar Rp 2.750.000,00 sebulan. Perusahaan ikut dalam program jamsostek. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dan Iuran Jaminan Hari Tua dibayar oleh pemberi kerja setiap bulan masing-masing sebesar 1,00%, 0,30% dan 3,70% dari gaji. Prameswari membayar iuran Pensiun Rp 50.000,00 dan iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji untuk setiap bulan. Dalam tahun berjalan dia juga menerima bonus sebesar Rp 4.000.000,00

Page 5: Test Pph 21 Stpi

b

Penghasilan Kena Pajak Rp14,657,550.00

Pembulatan Rp14,657,000.00

PPh Pasal 21 terutang Rp732,850.00

5% x Rp 14.657.000,00=

c PPh Pasal 21 atas Bonus

PPh Pasal 21 atas Bonus adalah :

Rp 922.850,00 - Rp 732.850,00 = Rp 190.000,00

Apabila pada unsur penghasilan rutin (Penghasilan Gaji, Tunjangan-tunjangan, termasuk juga uang lembur) terjadi adanya fluktuasi besarnya penghasilan setiap bulan, perhitungan di atas tetap dilakukan dengan mengambil nilai real yang dibayarkan pada bulan ketika dibayarkan juga bonus.

Page 6: Test Pph 21 Stpi

SOAL II:

1. Tuan Kurdin :

Status : K/I

Kurdin 1/18/1965 Suami Karyawan SwastaDesi 1/18/1970 Isteri Pegawai Honorer BankDini 7/28/2001 Anak asuh Dibiayai Sekolah SDDani 5/28/2009 Anak Kandung BayiDian 7/6/1987 Adik Kurdin MahasiswiDede 8/21/1950 Ayah Kurdin Pensiunan Swasta

PTKP 2013 Penghasilan digabung dengan Penghasilan Isteri

Untuk WP Sendiri 24,300,000 Tambahan WP Kawin 2,025,000 Tambahan isteri yang penghasilannya digabung suami 24,300,000

Tanggungan Anak Kandung 2,025,000 52,650,000

2. Tuan Rino :

Status : K/2

Rino 2/22/1979 Suami Pegawai NegeriRini 2/22/1982 Isteri Karyawan SwastaRiki 5/16/2000 Anak Angkat Ada Surat AdopsiRina 5/16/2012 Anak Tiri BalitaJuminten 3/12/1988 PembantuKanjeng Doso 10/19/1951 Ibu Rino Pensiunan PNS menerima

pensiun setiap bulan

Ratno 7/10/1987 Supir

PTKP 2013 Penghasilan digabung dengan Penghasilan Isteri

Untuk WP Sendiri 24,300,000 Tambahan WP Kawin 2,025,000 Tambahan isteri yang penghasilannya digabung suami 24,300,000 Tanggungan Anak Angkat 2,025,000

Tanggungan Anak Tiri 2,025,000 54,675,000

3. Karyawan yang berhak menerima PTKP dan yang tidak.No. Nama PTKP Biaya Jabatana. Hasan Menerima Beasiswab. HANA Pemagang dan Calon Pegawaic. HILDA Tenaga Ahlid. HEDI Distributor Multilevel Marketinge. HERMAN Komisaris Tidak merangkap Pegawai tetap

Page 7: Test Pph 21 Stpi

f. HILMAN menjuarai turnamen Tenisg. HEBEN Mantan Pegawai

Mendalami PTKP 2013

Mulai bulan november ini akan saya rangkumkan artikel terkait PPh 21. Karena nanti menjelang Januari 2014 sudah muncul format baru terkait SPT Masa PPh 21. bahkan nanti akan diterapkan aplikasi khusus untuk PPh 21 bagi WP yang memenuhi syarat, jadi mirip-mirip dengan e-SPT PPN. Hingga hari ini masih belum dirilis aplikasi e-SPT PPh 21 untuk tahun 2014, segera akan saya infokan ke pembaca semua seandainya e-SPT PPh 21 tersebut sudah hadir, tentunya dengan panduan selangkah-demi selangkah. Oke. Materi awal adalah PTKP, sebenarnya pada postingan pertama blog ini sudah saya sampaikan tentang tarif PTKP baru yang berlaku sejak januari 2013, kali ini adalah informasi lain terkait penerapannya.PENENTUAN BESAR PTKPBesarnya PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada awal tahun pajak atau awal bagian tahun pajak. (Pasal 7 ayat 2 UU No.36 Tahun 2008)Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender. (Pasal 1 angka 8 UU KUP No. 28 Tahun 2007)Besarnya PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada awal tahun kalender. (Pasal 11 ayat (5) PER-31/PJ/2009 atau PER-31/PJ/2012)Dikecualikan dari ketentuan ini, besarnya PTKP untuk pegawai yang baru datang dan menetap di Indonesia dalam bagian tahun kalender ditentukan berdasarkan keadaan pada awal bulan dari bagian tahun kalender yang bersangkutan. (Pasal 11 ayat (6) PER-31/PJ/2009 atau PER-31/PJ/2012)Contoh: Pak Sugeng pada Januari status PTKP-nya adalah K/1 (Kawin dengan anak 1), kemudian pada Oktober 2013 istri Pak Sugeng melahirkan 2 anak lagi, sehingga per Oktober 2013 anak pak Sugeng 3. Berapa PTKP yang ditulis pak Sugeng pada SPT Tahunan PPh 2013 nanti? Tetap K/1, PTKP K/3 berlaku untuk pelaporan SPT Tahunan PPh 2014 dan pemotongan gaji sejak januari 2014 Tabel Nominal PTKP 2013 berdasarkan PMK No. 162/PMK.011/2012 berlaku sejak 1 januari 2013No Kondisi Nominal 1 Untuk Diri WP OP 24.300.000 2 Tambahan untuk WP kawin 2.025.000 3 Tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami 24.300.000 4 Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga. 2.025.000 Total PTKP Berdasarkan Status Dan Jumlah Tanggungan Status WP PTKP Setahun TK/0 24.300.000 TK/1 26.325.000 TK/2 28.350.000 TK/3 30.375.000 K/0 26.325.000 K/1 28.350.000 K/2 30.375.000 K/3 32.400.000 K/I/0 50.625.000 K/I/1 52.650.000 K/I/2 54.675.000 K/I/3 56.700.000 STATUS WP

TK… Tidak Kawin, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga; K… Kawin, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga; K/I… Kawin, tambahan untuk isteri (hanya seorang) yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga; PH Wajib pajak kawin yang secara tertulis melakukan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan. PTKP nya tetap seperti PTKP untuk WP kawin yang penghasilan suami istri digabungan (K/I/….) HB.. Wajib pajak kawin yang telah hidup berpisah ditambah banyaknya tanggungan anggota keluarga. PTKP bagi Wajib Pajak masing-masing suami isteri yang telah hidup berpisah untuk diri masing-masing Wajib Pajak diperlakukan seperti Wajib Pajak Tidak Kawin sedangkan tanggungan sesuai dengan kenyataan sebenarnya yang diperkenankan.(sesuai dengan Pasal 7 UU PPh) Warisan yang belum terbagi sebagai Wajib Pajak menggantikan yang berhak tidak memperoleh pengurangan PTKP (halaman 31 Lampiran II PER-34/PJ/2010 tentang petunjuk pengisian SPT)

PTKP BAGI KARYAWATI/ PEGAWAI WANITAPTKP bagi Karyawati adalah: (Pasal 10 ayat (5) dan (6) PMK 252/PMK.03/2008)Karyawati kawin: sebesar PTKP untuk dirinya sendiri;Karyawati tidak kawin: sebesar PTKP untuk dirinya sendiri + PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya.Karyawati kawin yang mempunyai surat keterangan tertulis dari Pemerintah Daerah setempat serendah-rendahnya kecamatan yang menyatakan suaminya tidak menerima/ memperoleh penghasilan: besanya PTKP adalah PTKP untuk dirinya sendiri + PTKP status kawin + PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya. (Pasal 10 ayat (6) PMK 252/PMK.03/2008) YANG DIMAKSUD DENGAN KELUARGA SEDARAH DAN SEMENDATambahan nilai PTKP sebesar Rp1.320.000,00 untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga (Pasal 7 ayat 1 huruf d UU No.36 Tahun 2008) (sejak 1 Januari 2013 tambahan nilai PTKP ini adalah sebesar Rp2.025.000,00)Yang dimaksud dengan “anggota keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya” adalah anggota keluarga yang tidak mempunyai penghasilan dan seluruh biaya hidupnya ditanggung oleh Wajib Pajak. (Penjelasan Pasal 7 ayat 1 UU No.36 Tahun 2008)Anak angkat termasuk penambah nilai PTKP. Pengertian anak angkat dalam perundang-undangan pajak adalah seseorang yang belum dewasa, bukan anggota keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus dan menjadi tanggungan sepenuhnya dari wajib pajak yang bersangkutan.Contoh Hubungan keluarga sedarah dan semenda :Sedarah lurus : Ayah, ibu, anak kandungSedarah ke samping : Saudara kandungSemenda lurus : Mertua, anak tiriSemenda ke samping : Saudara IparDengan demikian saudara kandung dan saudara ipar yang menjadi tanggungan wajib pajak tidak memperoleh tambahan pengurangan PTKP.Saudara dari bapak/ibu tidak termasuk dalam pengertian keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurusBEBERAPA ISTILAH DALAM PTKPPTKP Per tahunBesarnya PTKP per tahun adalah seperti pada tabel diatasPenggunaan PTKP per tahun ini adalah untuk pemotongan PPh pasal 21 selain yang menggunakan PTKP sehari dan PTKP per bulan.PTKP Per bulanPTKP per bulan adalah PTKP per tahun dibagi 12 (dua belas)Penggunaan PTKP per bulan digunakan oleh bukan pegawai yang memenuhi 3 syarat, yaitu : (Pasal 10 ayat (2), pasal 13 ayat (1) PER-31/PJ/2012)Untuk dapat memperoleh pengurangan berupa PTKP ini, penerima penghasilan Bukan Pegawai harus menyerahkan fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak, dan bagi wanita kawin harus menyerahkan fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak suami serta fotokopi surat nikah dan kartu keluarga (Pasal 13 ayat (2) PER-31/PJ/2012) Penerima penghasilan merupakan bukan pegawai yang menerima penghasilan yang bersifat berkesinambunganmempunyai NPWP danhanya memperoleh penghasilan dari satu pemberi kerja.PTKP sehariPTKP sehari sebagai dasar untuk menetapkan PTKP yang sebenarnya adalah sebesar PTKP per tahun dibagi 360 (tiga ratus enam puluh) hari. (Pasal 12 ayat (5) PER-31/PJ/2012)

Tentang PTKPPasal 7 UU PPh mengatur bahwa :

Anggota keluarga yang boleh menjadi tanggungan PTKP adalah anggota keluarga sedarah dan atau semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya. Keadaan yang menentukan PTKP adalah keadaan awal tahun.Dengan demikian tidak ada anggota keluarga yang dapat menjadi tanggungan.Adik (masih SMA) bukan anggotan keluarga sedarah dan atau semenda dalam garis keturunan lurus.Ibu kandung tidak ditanggung sepenuhnya karena mempunyai penghasilan pensiun.Anak asuh bukan anggota keluarga sedarah dan atau semenda dalam garis keturunan lurus, jadi bukan anak angkat

Page 8: Test Pph 21 Stpi

Mendalami PTKP 2013

Mulai bulan november ini akan saya rangkumkan artikel terkait PPh 21. Karena nanti menjelang Januari 2014 sudah muncul format baru terkait SPT Masa PPh 21. bahkan nanti akan diterapkan aplikasi khusus untuk PPh 21 bagi WP yang memenuhi syarat, jadi mirip-mirip dengan e-SPT PPN. Hingga hari ini masih belum dirilis aplikasi e-SPT PPh 21 untuk tahun 2014, segera akan saya infokan ke pembaca semua seandainya e-SPT PPh 21 tersebut sudah hadir, tentunya dengan panduan selangkah-demi selangkah. Oke. Materi awal adalah PTKP, sebenarnya pada postingan pertama blog ini sudah saya sampaikan tentang tarif PTKP baru yang berlaku sejak januari 2013, kali ini adalah informasi lain terkait penerapannya.PENENTUAN BESAR PTKPBesarnya PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada awal tahun pajak atau awal bagian tahun pajak. (Pasal 7 ayat 2 UU No.36 Tahun 2008)Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender. (Pasal 1 angka 8 UU KUP No. 28 Tahun 2007)Besarnya PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada awal tahun kalender. (Pasal 11 ayat (5) PER-31/PJ/2009 atau PER-31/PJ/2012)Dikecualikan dari ketentuan ini, besarnya PTKP untuk pegawai yang baru datang dan menetap di Indonesia dalam bagian tahun kalender ditentukan berdasarkan keadaan pada awal bulan dari bagian tahun kalender yang bersangkutan. (Pasal 11 ayat (6) PER-31/PJ/2009 atau PER-31/PJ/2012)Contoh: Pak Sugeng pada Januari status PTKP-nya adalah K/1 (Kawin dengan anak 1), kemudian pada Oktober 2013 istri Pak Sugeng melahirkan 2 anak lagi, sehingga per Oktober 2013 anak pak Sugeng 3. Berapa PTKP yang ditulis pak Sugeng pada SPT Tahunan PPh 2013 nanti? Tetap K/1, PTKP K/3 berlaku untuk pelaporan SPT Tahunan PPh 2014 dan pemotongan gaji sejak januari 2014 Tabel Nominal PTKP 2013 berdasarkan PMK No. 162/PMK.011/2012 berlaku sejak 1 januari 2013No Kondisi Nominal 1 Untuk Diri WP OP 24.300.000 2 Tambahan untuk WP kawin 2.025.000 3 Tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami 24.300.000 4 Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga. 2.025.000 Total PTKP Berdasarkan Status Dan Jumlah Tanggungan Status WP PTKP Setahun TK/0 24.300.000 TK/1 26.325.000 TK/2 28.350.000 TK/3 30.375.000 K/0 26.325.000 K/1 28.350.000 K/2 30.375.000 K/3 32.400.000 K/I/0 50.625.000 K/I/1 52.650.000 K/I/2 54.675.000 K/I/3 56.700.000 STATUS WP

TK… Tidak Kawin, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga; K… Kawin, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga; K/I… Kawin, tambahan untuk isteri (hanya seorang) yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga; PH Wajib pajak kawin yang secara tertulis melakukan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan. PTKP nya tetap seperti PTKP untuk WP kawin yang penghasilan suami istri digabungan (K/I/….) HB.. Wajib pajak kawin yang telah hidup berpisah ditambah banyaknya tanggungan anggota keluarga. PTKP bagi Wajib Pajak masing-masing suami isteri yang telah hidup berpisah untuk diri masing-masing Wajib Pajak diperlakukan seperti Wajib Pajak Tidak Kawin sedangkan tanggungan sesuai dengan kenyataan sebenarnya yang diperkenankan.(sesuai dengan Pasal 7 UU PPh) Warisan yang belum terbagi sebagai Wajib Pajak menggantikan yang berhak tidak memperoleh pengurangan PTKP (halaman 31 Lampiran II PER-34/PJ/2010 tentang petunjuk pengisian SPT)

PTKP BAGI KARYAWATI/ PEGAWAI WANITAPTKP bagi Karyawati adalah: (Pasal 10 ayat (5) dan (6) PMK 252/PMK.03/2008)Karyawati kawin: sebesar PTKP untuk dirinya sendiri;Karyawati tidak kawin: sebesar PTKP untuk dirinya sendiri + PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya.Karyawati kawin yang mempunyai surat keterangan tertulis dari Pemerintah Daerah setempat serendah-rendahnya kecamatan yang menyatakan suaminya tidak menerima/ memperoleh penghasilan: besanya PTKP adalah PTKP untuk dirinya sendiri + PTKP status kawin + PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya. (Pasal 10 ayat (6) PMK 252/PMK.03/2008) YANG DIMAKSUD DENGAN KELUARGA SEDARAH DAN SEMENDATambahan nilai PTKP sebesar Rp1.320.000,00 untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga (Pasal 7 ayat 1 huruf d UU No.36 Tahun 2008) (sejak 1 Januari 2013 tambahan nilai PTKP ini adalah sebesar Rp2.025.000,00)Yang dimaksud dengan “anggota keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya” adalah anggota keluarga yang tidak mempunyai penghasilan dan seluruh biaya hidupnya ditanggung oleh Wajib Pajak. (Penjelasan Pasal 7 ayat 1 UU No.36 Tahun 2008)Anak angkat termasuk penambah nilai PTKP. Pengertian anak angkat dalam perundang-undangan pajak adalah seseorang yang belum dewasa, bukan anggota keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus dan menjadi tanggungan sepenuhnya dari wajib pajak yang bersangkutan.Contoh Hubungan keluarga sedarah dan semenda :Sedarah lurus : Ayah, ibu, anak kandungSedarah ke samping : Saudara kandungSemenda lurus : Mertua, anak tiriSemenda ke samping : Saudara IparDengan demikian saudara kandung dan saudara ipar yang menjadi tanggungan wajib pajak tidak memperoleh tambahan pengurangan PTKP.Saudara dari bapak/ibu tidak termasuk dalam pengertian keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurusBEBERAPA ISTILAH DALAM PTKPPTKP Per tahunBesarnya PTKP per tahun adalah seperti pada tabel diatasPenggunaan PTKP per tahun ini adalah untuk pemotongan PPh pasal 21 selain yang menggunakan PTKP sehari dan PTKP per bulan.PTKP Per bulanPTKP per bulan adalah PTKP per tahun dibagi 12 (dua belas)Penggunaan PTKP per bulan digunakan oleh bukan pegawai yang memenuhi 3 syarat, yaitu : (Pasal 10 ayat (2), pasal 13 ayat (1) PER-31/PJ/2012)Untuk dapat memperoleh pengurangan berupa PTKP ini, penerima penghasilan Bukan Pegawai harus menyerahkan fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak, dan bagi wanita kawin harus menyerahkan fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak suami serta fotokopi surat nikah dan kartu keluarga (Pasal 13 ayat (2) PER-31/PJ/2012) Penerima penghasilan merupakan bukan pegawai yang menerima penghasilan yang bersifat berkesinambunganmempunyai NPWP danhanya memperoleh penghasilan dari satu pemberi kerja.PTKP sehariPTKP sehari sebagai dasar untuk menetapkan PTKP yang sebenarnya adalah sebesar PTKP per tahun dibagi 360 (tiga ratus enam puluh) hari. (Pasal 12 ayat (5) PER-31/PJ/2012)

Page 9: Test Pph 21 Stpi

CARA MENGHITUNG PTKP DAN CONTOH SOALNYA PTKP (PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK) adalah jumlah penghasilan tertentu yang tidak dikenakan pajak. PTKP yang ditetapkan dalam pasal 7 ayat 1 undang-undang nomor 36 tahun 2008 (mulai berlaku 1 januari 2009-sekarang).PTKP tersebut dengan kententuan:1. diri Wajib Pajak : Rp. 15.840.0002. Tambahan untuk WP yang sudah kawin : Rp. 1.320.0003. Tambahan utk seorang istri yang menerima penghasilan yg digabung dengan penghasilan si suami dikenakan Rp. 15.840.0004. Tambahan untuk Tanggungan maksimal 3 dikenakan Rp.1.320.000 per tanggungan

contoh soal:1. wajib pajak Olivia berstatus Nikah (suami mempunyai penghasilan) anak kandung 2, sehingga besarnya PTKP untuk Olivia sebesar Rp. 15.840.000, hal ini dikarenakan tanggungan anak dan status nikah ditanggung oleh si Suami

2. hitung ptkp apabila Tn.anton tinggal dengan seorang istri 2 anak kandung dan dua adik kandungjawab: WP: 15.840.000status: 1.320.000tanggungan (k/2): 2.640.000(+)jumlah 19.800.000

cat: mengapa adik kandung tidak di masukkan? karena adik kandung mempunyai hubungan Horizontal

3. hitung PTKP Ny.Ana yang tinggal bersama ibunya seorang pensiunan PNSjawab:WP:15.840.000cat: seorang ibu pensiunan PNS tidak dimasukkan karena pegawai negeri pensiunan masih menerima uang pensiun setiap bulannya

4. hitung PTKP Tn.nino dengan status duda dan dua anak angkatjawab:WP: 15.840.000tanggungan (k/2) 2.640.000(+)jumlah 18.480.000cat: status nikah tidak dimasukkan karena posisi tuan nino sudah menduda

5. hitung PTKP Ny.lia yang tinggal bersama keponakannya yang masih dibawah umumjawab:WP: 15.840.000cat: keponakan tidak dimasukkan karena hubungan kesamping (horizontal)

Mendalami PTKP 2013

Mulai bulan november ini akan saya rangkumkan artikel terkait PPh 21. Karena nanti menjelang Januari 2014 sudah muncul format baru terkait SPT Masa PPh 21. bahkan nanti akan diterapkan aplikasi khusus untuk PPh 21 bagi WP yang memenuhi syarat, jadi mirip-mirip dengan e-SPT PPN. Hingga hari ini masih belum dirilis aplikasi e-SPT PPh 21 untuk tahun 2014, segera akan saya infokan ke pembaca semua seandainya e-SPT PPh 21 tersebut sudah hadir, tentunya dengan panduan selangkah-demi selangkah. Oke. Materi awal adalah PTKP, sebenarnya pada postingan pertama blog ini sudah saya sampaikan tentang tarif PTKP baru yang berlaku sejak januari 2013, kali ini adalah informasi lain terkait penerapannya.PENENTUAN BESAR PTKPBesarnya PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada awal tahun pajak atau awal bagian tahun pajak. (Pasal 7 ayat 2 UU No.36 Tahun 2008)Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender. (Pasal 1 angka 8 UU KUP No. 28 Tahun 2007)Besarnya PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada awal tahun kalender. (Pasal 11 ayat (5) PER-31/PJ/2009 atau PER-31/PJ/2012)Dikecualikan dari ketentuan ini, besarnya PTKP untuk pegawai yang baru datang dan menetap di Indonesia dalam bagian tahun kalender ditentukan berdasarkan keadaan pada awal bulan dari bagian tahun kalender yang bersangkutan. (Pasal 11 ayat (6) PER-31/PJ/2009 atau PER-31/PJ/2012)Contoh: Pak Sugeng pada Januari status PTKP-nya adalah K/1 (Kawin dengan anak 1), kemudian pada Oktober 2013 istri Pak Sugeng melahirkan 2 anak lagi, sehingga per Oktober 2013 anak pak Sugeng 3. Berapa PTKP yang ditulis pak Sugeng pada SPT Tahunan PPh 2013 nanti? Tetap K/1, PTKP K/3 berlaku untuk pelaporan SPT Tahunan PPh 2014 dan pemotongan gaji sejak januari 2014 Tabel Nominal PTKP 2013 berdasarkan PMK No. 162/PMK.011/2012 berlaku sejak 1 januari 2013No Kondisi Nominal 1 Untuk Diri WP OP 24.300.000 2 Tambahan untuk WP kawin 2.025.000 3 Tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami 24.300.000 4 Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga. 2.025.000 Total PTKP Berdasarkan Status Dan Jumlah Tanggungan Status WP PTKP Setahun TK/0 24.300.000 TK/1 26.325.000 TK/2 28.350.000 TK/3 30.375.000 K/0 26.325.000 K/1 28.350.000 K/2 30.375.000 K/3 32.400.000 K/I/0 50.625.000 K/I/1 52.650.000 K/I/2 54.675.000 K/I/3 56.700.000 STATUS WP

TK… Tidak Kawin, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga; K… Kawin, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga; K/I… Kawin, tambahan untuk isteri (hanya seorang) yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga; PH Wajib pajak kawin yang secara tertulis melakukan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan. PTKP nya tetap seperti PTKP untuk WP kawin yang penghasilan suami istri digabungan (K/I/….) HB.. Wajib pajak kawin yang telah hidup berpisah ditambah banyaknya tanggungan anggota keluarga. PTKP bagi Wajib Pajak masing-masing suami isteri yang telah hidup berpisah untuk diri masing-masing Wajib Pajak diperlakukan seperti Wajib Pajak Tidak Kawin sedangkan tanggungan sesuai dengan kenyataan sebenarnya yang diperkenankan.(sesuai dengan Pasal 7 UU PPh) Warisan yang belum terbagi sebagai Wajib Pajak menggantikan yang berhak tidak memperoleh pengurangan PTKP (halaman 31 Lampiran II PER-34/PJ/2010 tentang petunjuk pengisian SPT)

PTKP BAGI KARYAWATI/ PEGAWAI WANITAPTKP bagi Karyawati adalah: (Pasal 10 ayat (5) dan (6) PMK 252/PMK.03/2008)Karyawati kawin: sebesar PTKP untuk dirinya sendiri;Karyawati tidak kawin: sebesar PTKP untuk dirinya sendiri + PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya.Karyawati kawin yang mempunyai surat keterangan tertulis dari Pemerintah Daerah setempat serendah-rendahnya kecamatan yang menyatakan suaminya tidak menerima/ memperoleh penghasilan: besanya PTKP adalah PTKP untuk dirinya sendiri + PTKP status kawin + PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya. (Pasal 10 ayat (6) PMK 252/PMK.03/2008) YANG DIMAKSUD DENGAN KELUARGA SEDARAH DAN SEMENDATambahan nilai PTKP sebesar Rp1.320.000,00 untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga (Pasal 7 ayat 1 huruf d UU No.36 Tahun 2008) (sejak 1 Januari 2013 tambahan nilai PTKP ini adalah sebesar Rp2.025.000,00)Yang dimaksud dengan “anggota keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya” adalah anggota keluarga yang tidak mempunyai penghasilan dan seluruh biaya hidupnya ditanggung oleh Wajib Pajak. (Penjelasan Pasal 7 ayat 1 UU No.36 Tahun 2008)Anak angkat termasuk penambah nilai PTKP. Pengertian anak angkat dalam perundang-undangan pajak adalah seseorang yang belum dewasa, bukan anggota keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus dan menjadi tanggungan sepenuhnya dari wajib pajak yang bersangkutan.Contoh Hubungan keluarga sedarah dan semenda :Sedarah lurus : Ayah, ibu, anak kandungSedarah ke samping : Saudara kandungSemenda lurus : Mertua, anak tiriSemenda ke samping : Saudara IparDengan demikian saudara kandung dan saudara ipar yang menjadi tanggungan wajib pajak tidak memperoleh tambahan pengurangan PTKP.Saudara dari bapak/ibu tidak termasuk dalam pengertian keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurusBEBERAPA ISTILAH DALAM PTKPPTKP Per tahunBesarnya PTKP per tahun adalah seperti pada tabel diatasPenggunaan PTKP per tahun ini adalah untuk pemotongan PPh pasal 21 selain yang menggunakan PTKP sehari dan PTKP per bulan.PTKP Per bulanPTKP per bulan adalah PTKP per tahun dibagi 12 (dua belas)Penggunaan PTKP per bulan digunakan oleh bukan pegawai yang memenuhi 3 syarat, yaitu : (Pasal 10 ayat (2), pasal 13 ayat (1) PER-31/PJ/2012)Untuk dapat memperoleh pengurangan berupa PTKP ini, penerima penghasilan Bukan Pegawai harus menyerahkan fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak, dan bagi wanita kawin harus menyerahkan fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak suami serta fotokopi surat nikah dan kartu keluarga (Pasal 13 ayat (2) PER-31/PJ/2012) Penerima penghasilan merupakan bukan pegawai yang menerima penghasilan yang bersifat berkesinambunganmempunyai NPWP danhanya memperoleh penghasilan dari satu pemberi kerja.PTKP sehariPTKP sehari sebagai dasar untuk menetapkan PTKP yang sebenarnya adalah sebesar PTKP per tahun dibagi 360 (tiga ratus enam puluh) hari. (Pasal 12 ayat (5) PER-31/PJ/2012)

Page 10: Test Pph 21 Stpi

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Untuk menentukan besarnya penghasilan kena pajak bagi wajib pajak orang pribadi, penghasilan neto dikurangi dengan penghasilan tidak kena pajak (PTKP).Penyesuaian terhadap Penghasilan Tidak Kena Pajak yang berlaku efektif per 1 Januari 2009 adalah sebagai berikut (UU PPh Nomor 36 TAHUN 2008) :a. Rp 15.840.000,00 = Untuk wajib pajak orang pribadi yang bersangkutan; b. Rp 1.320.000,00 = Tambahan untuk wajib pajak yang kawin; c. Rp 15.840.000,00 = Tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami d. Rp 1.320.000,00 = Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga. Penyesuaian terhadap Penghasilan Tidak Kena Pajak yang berlaku efektif per 1 januari 2006 adalah sebagai berikut (137/PMK.03/2005) :a. Rp 13.200.000,00 = Untuk wajib pajak orang pribadi yang bersangkutan; b. Rp 1.200.000,00 = Tambahan untuk wajib pajak yang kawin; c. Rp 13.200.000,00 = Tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami d. Rp 1.200.000,00 = Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga. Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak sejak (PTKP) tahun pajak 2005 ( berlaku dari 1 Januari 2005 sampai 31 Desember 2005 )adalah sebagai berikut (564/KMK.03/2004) :a. Rp 12.000.000,00 = Untuk wajib pajak orang pribadi yang bersangkutan; b. Rp 1.200.000,00 = Tambahan untuk wajib pajak yang kawin; c. Rp 12.000.000,00 = Tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami d. Rp 1.200.000,00 = Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga. Besarnya penghasilan tidak kena pajak sebelum tahun pajak 2005 ( Berlaku sampai 31 Desember 2004 ) adalah sebagai berikut :a. Rp 2.880.000,00 = Untuk wajib pajak orang pribadi yang bersangkutan; b. Rp 1.440.000,00 = Tambahan untuk wajib pajak yang kawin; c. Rp 2.880.000,00 = Tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami d. Rp 1.440.000,00 = Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga. Hubungan keluarga sedarah dan semendaa. Sedarah lurus satu derajat : Ayah, ibu, anak kandung b. Sedarah ke samping satu derajat : Saudara kandung c. Semenda lurus satu derajat : Mertua, anak tiri d. Semenda ke samping satu derajat : Saudara Ipar Dengan demikian saudara kandung dan saudara ipar yang menjadi tanggungan wajib pajak tidak memperoleh tambahan pengurangan PTKP.Saudara dari bapak/ibu tidak termasuk dalam pengertian keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus.Pengertian anak angkat dalam perundang-undangan pajak adalah seseorang yang belum dewasa, bukan anggota keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus dan menjadi tanggungan sepenuhnya dari wajib pajak yang bersangkutan.Yang menjadi tanggungan sepenuhnya menurut undang-undang Pajak Penghasilan adalah anggota keluarga yang tinggal bersama wajib pajak, tidak dibantu oleh orang tua atau keluarga lainnya dan tidak memiliki penghasilan.Apabila wajib pajak hanya sekedar menyumbang atau membantu saja, maka tidak termasuk pengertian tanggungan sepenuhnya.Status Wajib Pajak terdiri dari :TK/... Tidak Kawin, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga; K/... Kawin, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga; K/I/... Kawin, tambahan untuk isteri (hanya seorang) yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga; PH Wajib pajak kawin yang secara tertulis melakukan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan; HB/... Wajib pajak kawin yang telah hidup berpisah ditambah banyaknya tanggungan anggota keluarga. Bagi karyawati kawin yang dapat menunjukkan keterangan tertulis dari Pemda setempat (serendah-rendahnya kecamatan) bahwa suaminya tidak menerima atau memperoleh penghasilan dapat diberikan tambahan PTKP sebesar Rp 1.200.000,00 ( berlaku mulai 1 Januari 2006 ) dan ditambah PTKP untuk keluarganya.Bagi karyawan atau karyawati yang belum kawin dapat memperoleh tambahan pengurangan PTKP untuk dirinya dan tanggungannya sepanjang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Besarnya PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada awal tahun takwim.Bagi pegawai yang baru datang dan menetap di Indonesia dalam bagian tahun takwim, besarnya PTKP tersebut berdasarkan keadaan pada awal bulan dari bagian tahun takwim yang bersangkutan.Misalnya, pada tanggal 1 Januari 2006 wajib pajak A berstatus kawin dengan tanggungan 1 orang anak. Apabila pada tanggal 1 Mei 2006 lahir anak yang kedua, besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak yang diberikan kepada wajib pajak A untuk tahun 2006 tetap dihitung berdasarkan status K/1 = Rp 13.200.000,00 + Rp 1.200.000,00 + Rp 1.200.000,00 = Rp 14.600.000,00

Page 11: Test Pph 21 Stpi

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Untuk menentukan besarnya penghasilan kena pajak bagi wajib pajak orang pribadi, penghasilan neto dikurangi dengan penghasilan tidak kena pajak (PTKP).Penyesuaian terhadap Penghasilan Tidak Kena Pajak yang berlaku efektif per 1 Januari 2009 adalah sebagai berikut (UU PPh Nomor 36 TAHUN 2008) :a. Rp 15.840.000,00 = Untuk wajib pajak orang pribadi yang bersangkutan; b. Rp 1.320.000,00 = Tambahan untuk wajib pajak yang kawin; c. Rp 15.840.000,00 = Tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami d. Rp 1.320.000,00 = Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga. Penyesuaian terhadap Penghasilan Tidak Kena Pajak yang berlaku efektif per 1 januari 2006 adalah sebagai berikut (137/PMK.03/2005) :a. Rp 13.200.000,00 = Untuk wajib pajak orang pribadi yang bersangkutan; b. Rp 1.200.000,00 = Tambahan untuk wajib pajak yang kawin; c. Rp 13.200.000,00 = Tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami d. Rp 1.200.000,00 = Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga. Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak sejak (PTKP) tahun pajak 2005 ( berlaku dari 1 Januari 2005 sampai 31 Desember 2005 )adalah sebagai berikut (564/KMK.03/2004) :a. Rp 12.000.000,00 = Untuk wajib pajak orang pribadi yang bersangkutan; b. Rp 1.200.000,00 = Tambahan untuk wajib pajak yang kawin; c. Rp 12.000.000,00 = Tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami d. Rp 1.200.000,00 = Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga. Besarnya penghasilan tidak kena pajak sebelum tahun pajak 2005 ( Berlaku sampai 31 Desember 2004 ) adalah sebagai berikut :a. Rp 2.880.000,00 = Untuk wajib pajak orang pribadi yang bersangkutan; b. Rp 1.440.000,00 = Tambahan untuk wajib pajak yang kawin; c. Rp 2.880.000,00 = Tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami d. Rp 1.440.000,00 = Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga. Hubungan keluarga sedarah dan semendaa. Sedarah lurus satu derajat : Ayah, ibu, anak kandung b. Sedarah ke samping satu derajat : Saudara kandung c. Semenda lurus satu derajat : Mertua, anak tiri d. Semenda ke samping satu derajat : Saudara Ipar Dengan demikian saudara kandung dan saudara ipar yang menjadi tanggungan wajib pajak tidak memperoleh tambahan pengurangan PTKP.Saudara dari bapak/ibu tidak termasuk dalam pengertian keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus.Pengertian anak angkat dalam perundang-undangan pajak adalah seseorang yang belum dewasa, bukan anggota keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus dan menjadi tanggungan sepenuhnya dari wajib pajak yang bersangkutan.Yang menjadi tanggungan sepenuhnya menurut undang-undang Pajak Penghasilan adalah anggota keluarga yang tinggal bersama wajib pajak, tidak dibantu oleh orang tua atau keluarga lainnya dan tidak memiliki penghasilan.Apabila wajib pajak hanya sekedar menyumbang atau membantu saja, maka tidak termasuk pengertian tanggungan sepenuhnya.Status Wajib Pajak terdiri dari :TK/... Tidak Kawin, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga; K/... Kawin, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga; K/I/... Kawin, tambahan untuk isteri (hanya seorang) yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga; PH Wajib pajak kawin yang secara tertulis melakukan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan; HB/... Wajib pajak kawin yang telah hidup berpisah ditambah banyaknya tanggungan anggota keluarga. Bagi karyawati kawin yang dapat menunjukkan keterangan tertulis dari Pemda setempat (serendah-rendahnya kecamatan) bahwa suaminya tidak menerima atau memperoleh penghasilan dapat diberikan tambahan PTKP sebesar Rp 1.200.000,00 ( berlaku mulai 1 Januari 2006 ) dan ditambah PTKP untuk keluarganya.Bagi karyawan atau karyawati yang belum kawin dapat memperoleh tambahan pengurangan PTKP untuk dirinya dan tanggungannya sepanjang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Besarnya PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada awal tahun takwim.Bagi pegawai yang baru datang dan menetap di Indonesia dalam bagian tahun takwim, besarnya PTKP tersebut berdasarkan keadaan pada awal bulan dari bagian tahun takwim yang bersangkutan.Misalnya, pada tanggal 1 Januari 2006 wajib pajak A berstatus kawin dengan tanggungan 1 orang anak. Apabila pada tanggal 1 Mei 2006 lahir anak yang kedua, besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak yang diberikan kepada wajib pajak A untuk tahun 2006 tetap dihitung berdasarkan status K/1 = Rp 13.200.000,00 + Rp 1.200.000,00 + Rp 1.200.000,00 = Rp 14.600.000,00

Page 12: Test Pph 21 Stpi

SOAL I:

A. Tuan Ali mempunyai penghasilan ;

1. Main sinetron sebagai figuran-Tidak Final, Obyek PPh, Dasar Hukum:Tarif:Tarif Pasal 17 dikalikan Penghasilan yang diperoleh

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif PajakSampai dengan Rp 50.000.000,- 5%

15%

25%di atas Rp 500.000.000,- 30%

2. Sebagai Model Iklan di Majalah-Tidak Final, Obyek PPh, Dasar Hukum:Tarif:Tarif Pasal 17 dikalikan Penghasilan yang diperoleh

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif PajakSampai dengan Rp 50.000.000,- 5%

15%

25%di atas Rp 500.000.000,- 30%

3. Menerima Hadiah Undian Motor- Bersifat Final, Obyek PPh, Dasar Hukum:

4. Mendapat Pesangon dari PT. ABC- Bersifat Final, Obyek PPh, Dasar Hukum: Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun2009, Tarif:Jumlah Pembayaran Tarif s.dRp 50.000.000,- 0%Rp 50.000.000,-s.d. Rp 100.000.000,- 5%Rp 100.000.000,-s.d. Rp 500.000.000,- 15%Diatas Rp 500.000.000,- 25%

di atas Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp 250.000.000,-

di atas Rp 250.000.000,- sampai dengan Rp 500.000.000,-

di atas Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp 250.000.000,-

di atas Rp 250.000.000,- sampai dengan Rp 500.000.000,-

-Peraturan Pemerintah Nomor 132 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan (PPh) Atas Hadiah Undian. Tarif : 25% (dua puluh lima persen) dari nilai hadiah.

Page 13: Test Pph 21 Stpi

5. Menerima Honor Ceramah di Bandung

-Tidak Final, Obyek PPh, Dasar Hukum:Tarif:Tarif Pasal 17 dikalikan Penghasilan yang diperoleh

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif PajakSampai dengan Rp 50.000.000,- 5%

15%

25%di atas Rp 500.000.000,- 30%

6. Menerima Uang Pensiun

7. Mendapat Undian SMS Sepak Bola- Bersifat Final, Obyek PPh, Dasar Hukum:

8. Mendapat Klaim Asuransi KesehatanBukan Obyek Pemotongan PPh Pasal 21 ( KEP - 545/PJ./2000 )

9. Tunjangan Hari Raya-Tidak Final, Obyek PPh, Dasar Hukum:

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif PajakSampai dengan Rp 50.000.000,- 5%

15%

di atas Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp 250.000.000,-

di atas Rp 250.000.000,- sampai dengan Rp 500.000.000,-

-Peraturan Pemerintah Nomor 132 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan (PPh) Atas Hadiah Undian. Tarif : 25% (dua puluh lima persen) dari nilai hadiah.

di atas Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp 250.000.000,-

BersifatFinal, Obyek PPH, Dasar HUkum: .........................................Penghasilanyangditerimaberupapesangon,uangmanfaatpensiun,tunjanganharituayangdibayarkansekaligus(dianggapsekaligusapabilasebagianatauseluruhpembayarandilakukandalamjangkawaktupalinglama2tahun)

Atas penghasilan berupa uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tuaJumlah Pembayaran Tarifs.dRp 50.000.000,- 0%Diatas Rp 50.000.000,- 5%

Dasar hukum pemotongan PPh Pasal 21 atas THR ini adalah Pasal 21 Undang-undang Pajak Penghasilan dan petunjuk pemotongan PPh Pasal 21 yang diatur dalam Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-545/PJ/2000 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-15/PJ/2006.

Page 14: Test Pph 21 Stpi

25%di atas Rp 500.000.000,- 30%

10. Penghasilan Neto dari Gaji di Bank BCA-Tidak Final, Obyek PPh, Dasar Hukum:

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif PajakSampai dengan Rp 50.000.000,- 5%

15%

25%di atas Rp 500.000.000,- 30%

11. Tunjangan PPh-Bersifat tidak final, Obyek PPh, Dasar hukum:

B. Tarif uang pesangon yang diterima sekaligus:

di atas Rp 250.000.000,- sampai dengan Rp 500.000.000,-

di atas Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp 250.000.000,-

di atas Rp 250.000.000,- sampai dengan Rp 500.000.000,-

Per–57/PJ/2009tentangPerubahanatasPeraturanDirektoratJenderalPajakNomorPer–31/PJ/2009TentangPedomanteknisTataCaraPemotongan,PenyetorandanPelaporanPajakPenghasilanPasal21dan/atauPajakPenghasilanPasal26sehubungandenganpekerjaan,jasadankegiatanorangpribadiPeraturanPemerintahNomor68Tahun2009tentangTarifPajakPenghasilanPasal21AtasPenghasilanBerupaUangPesangon,UangManfaatPensiun,TunjanganHariTuadanJaminanHariTuayangdibayarkanSekaligusPeraturanMenteriKeuanganNomor16/PMK.03/2010tentangTataCaraPemotonganPajakPenghasilanPasal21AtasPenghasilanBerupaUangPesangon,UangManfaatPensiun,TunjanganHariTuadanJaminanHariTuayangdibayarkanSekaligus

Dasar Pengenaan dan Tarif PemotonganPemotongan bersifat FinalAtas penghasilan berupa uang PesangonJumlah PembayaranTarif s.dRp 50.000.000,- 0%Rp 50.000.000,-s.d. Rp 100.000.000,- 5%Rp 100.000.000,-s.d. Rp 500.000.000,- 15%Diatas Rp 500.000.000,- 25%

Per–57/PJ/2009tentangPerubahanatasPeraturanDirektoratJenderalPajakNomorPer–31/PJ/2009TentangPedomanteknisTataCaraPemotongan,PenyetorandanPelaporanPajakPenghasilanPasal21dan/atauPajakPenghasilanPasal26sehubungandenganpekerjaan,jasadankegiatanorangpribadiPeraturanPemerintahNomor68Tahun2009tentangTarifPajakPenghasilanPasal21AtasPenghasilanBerupaUangPesangon,UangManfaatPensiun,TunjanganHariTuadanJaminanHariTuayangdibayarkanSekaligusPeraturanMenteriKeuanganNomor16/PMK.03/2010tentangTataCaraPemotonganPajakPenghasilanPasal21AtasPenghasilanBerupaUangPesangon,UangManfaatPensiun,TunjanganHariTuadanJaminanHariTuayangdibayarkanSekaligus

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.03/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan Pajak atas Penghasilan Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-03/PJ.23/1984 tentang pengertian kenikmatan dalam bantuk natura (seri PPh pasal 21-02)

Page 15: Test Pph 21 Stpi

C. Tarif PPh Pasal 21 uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua Yang dibayarkan sekaligus.

D. Batas waktu tanggal pembayaran/penyetoran pajak PPh Pasal 21 dan pelaporan SPT Masa PPH Pasal 21.

Dasar hukum atas batas waktu penyetoran pajak kurang bayar dan pelaporan SPT adalah UU KUP Nomor 28 Tahun 2007 dan PMK No.80/PMK.03/2010.

No. Jenis SPT Masa

1. PPh pasal 21 yang dipotong oleh pemotong

Dasar Hukum

Batas Waktu Pembayaran/Penyetoran

Batas Waktu Penyampaian/Pelaporan SPT

tanggal 10 (sepuluh) bulan

berikutnyapaling lama 20 (dua puluh) hari setelah

Masa Pajak berakhir

Dasar Pengenaan dan Tarif PemotonganPemotongan bersifat FinalAtas penghasilan berupa uang PesangonJumlah PembayaranTarif s.dRp 50.000.000,- 0%Rp 50.000.000,-s.d. Rp 100.000.000,- 5%Rp 100.000.000,-s.d. Rp 500.000.000,- 15%Diatas Rp 500.000.000,- 25%

Atas penghasilan berupa uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tuaJumlah Pembayaran Tarifs.dRp 50.000.000,- 0%Diatas Rp 50.000.000,- 5%

BersifatFinalPenghasilanyangditerimaberupapesangon,uangmanfaatpensiun,tunjanganharituayangdibayarkansekaligus(dianggapsekaligusapabilasebagianatauseluruhpembayarandilakukandalamjangkawaktupalinglama2tahun)

Page 16: Test Pph 21 Stpi

- Bersifat Final, Obyek PPh, Dasar Hukum:

- Bersifat Final, Obyek PPh, Dasar Hukum: Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun2009, Tarif:

-Peraturan Pemerintah Nomor 132 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan (PPh) Atas Hadiah Undian.

Page 17: Test Pph 21 Stpi

- Bersifat Final, Obyek PPh, Dasar Hukum:

-Peraturan Pemerintah Nomor 132 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan (PPh) Atas Hadiah Undian.

Page 18: Test Pph 21 Stpi

Jenis Pembayaran

Daftar Obyek Pemotongan PPh Pasal 21

A. PPh Pasal 21 yang dipotong tidak Final :

1.     Pegawai Tetap

2.     Mantan Pegawai yang menerima Jasa Produksi, Tantiem, Gratifikasi dan Bonus 3.     Pensiunan dan Penerima Pembayaran berkala lainnya

4.     Pegawai harian / Mingguan

a. upah/uang saku harian adalah upah yang terutang atau dibayarkan atas dasar jumlah hari kerja; b. upah mingguan adalah upah yang terutang atau dibayarkan secara mingguan;

 

5.     Pegawai Satuan

upah satuan adalah upah yang terutang atau dibayarkan atas dasar banyaknya satuan yang dihasilkan;

6.     Pegawai Borongan

upah borongan adalah upah yang terutang atau dibayarkan atas dasar penyelesaian pekerjaan tertentu.

7.     Pegawai Honorer,Pegawai Tidak Tetap,Magang

8.     Penerima Honorarium

Page 19: Test Pph 21 Stpi

2. Uang Pesangon ;

8.     Penerima Honorarium

9. Penghasilan yg diterima atau diperoleh sehubungan dengan kegiatan Multilevel Marketing

10.  Pegawai dengan status Wajib Pajak Luar Negeri 11.  Penerima Imbalan Jasa (Orang Pribadi)

 

B. PPh Pasal 21 yang dipotong Final :

1. Uang tebusan pensiun yang dibayar oleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan Tunjangan Hari Tua atau Tabungan Hari Tua yang dibayarkan sekaligus oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tanaga Kerja ;

2. Penerima Hadiah atau Penghargaan Perlombaan 3. Petugas Dinas Luar Asuransi dan Petugas Penjaja Barang yang menerima komisi 4. Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota ABRI, dan Pensiunan yang menerima Honorarium dan Imbalan lain yang dibebankan kepada Keuangan Negara/Daerah Sumber:  

- Pasal 21 UU10/94

Page 20: Test Pph 21 Stpi

Tarif dan Cara Perhitungan

Tarif yang digunakan sama dengan tarif untuk pegawai tetap dikalikan dengan penghasilan bruto.

a. Penghasilan Kena Pajak dihitung dari penghasilan bruto dikurangi dengan biaya pensiun dan PTKP

c. PTKP sama dengan PTKP untuk pegawai tetap.

d. Tarif yang digunakan sama dengan tarif untuk pegawai tetap.

a. Penghasilan Kena Pajak dihitung dari penghasilan bruto dikurangi dengan PTKP.

b. PTKP sama dengan PTKP untuk pegawai tetap.

c. Tarif yang digunakan sama dengan tarif untuk pegawai tetap dikalikan dengan penghasilan bruto.

Daftar Obyek Pemotongan PPh Pasal 21

 

Penghasilan Kena Pajak dihitung dari penghasilan bruto dikurangi dengan biaya jabatan, iuran pensiun termasuk iuran Tabungan Hari Tua/Tunjangan Hari Tua (THT) (kecuali iuran Tabungan Hari Tua/THT pegawai negeri sipil/anggota ABRI/pejabat negara), dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).   Lihat Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 361/KMK.04/1998, untuk melihat besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).

Lihat Keputusan Dirjen Pajak Nomor : KEP-172/PJ/1999, untuk melihat besarnya Biaya Jabatan dan Iuran Pensiun.

b. Lihat Keputusan Dirjen Pajak Nomor : KEP-172/PJ/1999, untuk melihat besarnya Iuran Pensiun.

Tarif sebesar 10% diterapkan atas upah harian, upah mingguan, dan uang saku harian yang jumlahnya melebihi Rp 14.400,00 tetapi tidak melebihi Rp 144.000,00 dalam satu bulan takwim dan atau tidak dibayarkan secara bulanan.

Bila dalam satu bulan takwim jumlahnya melebihi Rp 144.000,00 maka besarnya PTKP yang dapat dikurangkan untuk satu hari adalah sesuai dengan jumlah PTKP yang sebenarnya dari penerima penghasilan yang bersangkutan dibagi dengan 360.  

Tarif sebesar 10% diterapkan atas upah satuan yang jumlahnya melebihi Rp 14.400,00 tetapi tidak melebihi Rp 144.000,00 dalam satu bulan takwim dan atau tidak dibayarkan secara bulanan.

Bila dalam satu bulan takwim jumlahnya melebihi Rp 144.000,00 maka besarnya PTKP yang dapat dikurangkan untuk satu hari adalah sesuai dengan jumlah PTKP yang sebenarnya dari penerima penghasilan yang bersangkutan dibagi dengan 360.  

Tarif sebesar 10% diterapkan upah borongan yang jumlahnya melebihi Rp 14.400,00 tetapi tidak melebihi Rp 144.000,00 dalam satu bulan takwim dan atau tidak dibayarkan secara bulanan.

Bila dalam satu bulan takwim jumlahnya melebihi Rp 144.000,00 maka besarnya PTKP yang dapat dikurangkan untuk satu hari adalah sesuai dengan jumlah PTKP yang sebenarnya dari penerima penghasilan yang bersangkutan dibagi dengan 360.  

c. Tarif yang digunakan sama dengan tarif untuk pegawai tetap.  

a. honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, komisi, bea siswa, dan pembayaran lain dengan nama apapun sebagai imbalan atas jasa atau kegiatan yang jumlahnya dihitung tidak atas dasar banyaknya hari yang diperlukan untuk menyelesaikan jasa atau kegiatan yang diberikan; b. honorarium yang diterima atau diperoleh anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang sama;

Page 21: Test Pph 21 Stpi

a. Penghasilan kena pajak yaitu penghasilan bruto dikurangi PTKP

b. Tarif yang digunakan sama dengan tarif untuk pegawai tetap dikalikan dengan Penghasilan Kena Pajak

a. Tarif yang digunakan adalah sebesar 15% dari perkiraan penghasilan neto yang dibayarkan atau terutang.

Dipotong Pajak Penghasilan sebesar 15 % (lima belas persen) dari jumlah bruto

Lihat Keputusan Dirjen Pajak Nomor : KEP-235/PJ/1999,

c. Lihat Keputusan Dirjen Pajak Nomor : KEP-235/PJ/1999,

  20 % x Jumlah Bruto (pasal 21/26)

b. Perkiraan penghasilan neto adalah sebesar 40 % dari penghasilan bruto berupa honorarium atau imbalan lain dengan nama apapun. 

Lihat Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 462/KMK.04/1998 mengenai pemotongan pasal 21 yg bersifat Final. Apabila penghasilan bruto tidak lebih dari Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) sebesar 10 % (sepuluh persen) dari Jumlah bruto ;

Apabila penghasilan bruto lebih dari Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) sebesar 15 % (lima belas persen) dari jumlah bruto.

Dikecualikan dari pemotongan Pajak Penghasilan apabila penghasilan bruto  jumlahnya Rp. 8.640.000,- (delapan juta enam ratus empat puluh ribu rupiah) atau kurang.

 

Apabila penghasilan bruto tidak lebih dari Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) sebesar 10 % (sepuluh persen) dari jumlah bruto ;Apabila penghasilan bruto lebih dari Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) sebesar 15 % (lima belas persen) dari jumlah bruto.Dikecualikan dari pemotongan Pajak Penghasilan  apabila penghasilan bruto  jumlahnya Rp. 17.280.000,- (tujuh belas juta dua ratus delapan puluh ribu rupiah).

Atas komisi yang diterima diterapkan tarif sebesar 10%  dengan syarat petugas tersebut bukan pegawai tetap.

  -

Page 22: Test Pph 21 Stpi

Contoh Perhitungan PPh 21 Jasa Tenaga Ahli Seperti telah dijelaskan pada posting sebelumnya tentang PPh Pasal Bukan Pegawai bahwa ada 2 (dua) cara untuk menghitung PPh Pasal 21 Bukan Pegawai, yaitu Penghasilan Bruto dikurangi dengan PTKP dan Penghasilan Bruto tanpa dikurangi PTKP. Baca kembali ketentuannya.

Berikut diberikan contoh perhitungan masing-masing.

Contoh 1 : Tanpa dikurangi PTKP

Mr. X adalah seorang tenaga ahli yang dipekerjakan oleh pada PT. ABC pada bulan Januari 2011. Mr. X menerima penghasilan lain dari PT. XYZ. Penghasilan Mr. X dihitung berdasarkan jumlah hari kerja. Gaji yang diberikan per hari adalah sebesar Rp.5.000.000,00.Bulan Januari 2011 Mr. X bekerja selama 4 hari. Berapa PPh 21 yang dipotong ?

Jawab :Penghasilan Bruto Januari 2011: Rp.5.000.000,00 x 4 hari = Rp.20.000.000,00

DPP = Rp.20.000.000,00 x 50%PKP = Rp.10.000.000,00PPh 21 = Rp.10.000.000,00 x 5% = Rp.500.000,00

Dalam hal Mr.X tidak memiliki NPWP, PPh 21 yang dipotong adalah :Rp.500.000,00 x 120% = Rp.600.000,00 (20% lebih tinggi).

Contoh 2 : Dikurangi PTKP

Berdasarkan contoh 1, Mr. X Menikah tanpa ada tanggungan. Mr.X hanya menerima penghasilan dari PT. ABC. Bulan januari bekerja selama 4 hari, bulan Februari bekerja selama 10 hari, dan bulan Maret bekerja selama 15 hari. Berapa PPh 21 yang dipotong pada bulan Januari, Februari, dan Maret ?

Jawab :Januari :Penghasilan Bruto = Rp.5.000.000,00 x 4 hari = Rp.20.000.000,00DPP = Rp.20.000.000,00 x 50% = Rp.10.000.000,00DPP Kumulatif = Rp.10.000.000,00PKP = Rp.10.000.000,00 - Rp.1.430.000,00 (1.320.000 + 110.000) = Rp.8.570.000.00PPh 21 = Rp.8.570.000,00 x 5% = Rp.428.500,00

Februari :Penghasilan Bruto = Rp.5.000.000,00 x 10 hari = Rp.50.000.000,00DPP = Rp.50.000.000,00 x 50% = Rp.25.000.000,00DPP Kumulatif = Rp.10.000.000,00 + Rp.25.000.000,00 = Rp.35.000.000,00PKP = Rp.25.000.000,00 - Rp.1.430.000,00 (1.320.000 + 110.000) =Rp.23.570.000,00PPh 21 = Rp.23.750.000,00 x 5% = Rp.1.187.500,00

Maret :Penghasilan Bruto = Rp.5.000.000,00 x 15 hari = Rp.75.000.000,00DPP = Rp.75.000.000,00 x 50% = Rp.37.500.000,00DPP Kumulatif 1 = Rp.35.000.000,00 + Rp.15.000.000,00 = Rp.50.000,000,00(seharusnya Rp.35.000.000,00 + Rp.37.500.000,00 tetapi harus disesuaikan sampai batas maksimum tarif PPh Pasal 17 untuk lapisan pertama 5% sebesar Rp.50.000.000,00)

Perhitungan :DPP 1 = Rp.30.000.000,00 x 50% = Rp.15.000.000,00DPP Kumulatif = Rp.35.000.000,00 + Rp.15.000.000,00 = Rp.50.000.000,00PKP = Rp.15.000.0000 - Rp.1.430.000,00 (1.320.000 + 110.000) = Rp.13.570.000,00PPh 21 = Rp.13.570.000,00 x 5% = Rp.678.500,00

DPP 2 = (Rp.75.000.000,00 - Rp.30.000.000,00) x 50% = Rp.22.500.000,00DPP Kumulatif = Rp.50.000.000,00 + Rp.22.500.000,00 = Rp.77.500.000,00PKP = Rp.22.500.000,00 - Rp.1.430.000,00 (1.320.000 + 110.000) = Rp.21.070.000,00 PPh 21 = Rp.21.070.000,00 x 15% = Rp.3.160.500,00

PPh 21 Bulan Maret = Rp.678.500,00 + Rp.3.160.500,00 = Rp.3.839.000,00

Page 23: Test Pph 21 Stpi

Contoh Perhitungan PPh 21 Jasa Tenaga Ahli Seperti telah dijelaskan pada posting sebelumnya tentang PPh Pasal Bukan Pegawai bahwa ada 2 (dua) cara untuk menghitung PPh Pasal 21 Bukan Pegawai, yaitu Penghasilan Bruto dikurangi dengan PTKP dan Penghasilan Bruto tanpa dikurangi PTKP. Baca kembali ketentuannya.

Berikut diberikan contoh perhitungan masing-masing.

Contoh 1 : Tanpa dikurangi PTKP

Mr. X adalah seorang tenaga ahli yang dipekerjakan oleh pada PT. ABC pada bulan Januari 2011. Mr. X menerima penghasilan lain dari PT. XYZ. Penghasilan Mr. X dihitung berdasarkan jumlah hari kerja. Gaji yang diberikan per hari adalah sebesar Rp.5.000.000,00.Bulan Januari 2011 Mr. X bekerja selama 4 hari. Berapa PPh 21 yang dipotong ?

Jawab :Penghasilan Bruto Januari 2011: Rp.5.000.000,00 x 4 hari = Rp.20.000.000,00

DPP = Rp.20.000.000,00 x 50%PKP = Rp.10.000.000,00PPh 21 = Rp.10.000.000,00 x 5% = Rp.500.000,00

Dalam hal Mr.X tidak memiliki NPWP, PPh 21 yang dipotong adalah :Rp.500.000,00 x 120% = Rp.600.000,00 (20% lebih tinggi).

Contoh 2 : Dikurangi PTKP

Berdasarkan contoh 1, Mr. X Menikah tanpa ada tanggungan. Mr.X hanya menerima penghasilan dari PT. ABC. Bulan januari bekerja selama 4 hari, bulan Februari bekerja selama 10 hari, dan bulan Maret bekerja selama 15 hari. Berapa PPh 21 yang dipotong pada bulan Januari, Februari, dan Maret ?

Jawab :Januari :Penghasilan Bruto = Rp.5.000.000,00 x 4 hari = Rp.20.000.000,00DPP = Rp.20.000.000,00 x 50% = Rp.10.000.000,00DPP Kumulatif = Rp.10.000.000,00PKP = Rp.10.000.000,00 - Rp.1.430.000,00 (1.320.000 + 110.000) = Rp.8.570.000.00PPh 21 = Rp.8.570.000,00 x 5% = Rp.428.500,00

Februari :Penghasilan Bruto = Rp.5.000.000,00 x 10 hari = Rp.50.000.000,00DPP = Rp.50.000.000,00 x 50% = Rp.25.000.000,00DPP Kumulatif = Rp.10.000.000,00 + Rp.25.000.000,00 = Rp.35.000.000,00PKP = Rp.25.000.000,00 - Rp.1.430.000,00 (1.320.000 + 110.000) =Rp.23.570.000,00PPh 21 = Rp.23.750.000,00 x 5% = Rp.1.187.500,00

Maret :Penghasilan Bruto = Rp.5.000.000,00 x 15 hari = Rp.75.000.000,00DPP = Rp.75.000.000,00 x 50% = Rp.37.500.000,00DPP Kumulatif 1 = Rp.35.000.000,00 + Rp.15.000.000,00 = Rp.50.000,000,00(seharusnya Rp.35.000.000,00 + Rp.37.500.000,00 tetapi harus disesuaikan sampai batas maksimum tarif PPh Pasal 17 untuk lapisan pertama 5% sebesar Rp.50.000.000,00)

Perhitungan :DPP 1 = Rp.30.000.000,00 x 50% = Rp.15.000.000,00DPP Kumulatif = Rp.35.000.000,00 + Rp.15.000.000,00 = Rp.50.000.000,00PKP = Rp.15.000.0000 - Rp.1.430.000,00 (1.320.000 + 110.000) = Rp.13.570.000,00PPh 21 = Rp.13.570.000,00 x 5% = Rp.678.500,00

DPP 2 = (Rp.75.000.000,00 - Rp.30.000.000,00) x 50% = Rp.22.500.000,00DPP Kumulatif = Rp.50.000.000,00 + Rp.22.500.000,00 = Rp.77.500.000,00PKP = Rp.22.500.000,00 - Rp.1.430.000,00 (1.320.000 + 110.000) = Rp.21.070.000,00 PPh 21 = Rp.21.070.000,00 x 15% = Rp.3.160.500,00

PPh 21 Bulan Maret = Rp.678.500,00 + Rp.3.160.500,00 = Rp.3.839.000,00

Page 24: Test Pph 21 Stpi

PPh Pasal 21 Bukan Pegawai Perlu dipahami bahwa perhitungan PPh Pasal 21 Bukan Pegawai berbeda dengan perhitungan PPh Pasal 21 Pegawai / Karyawan. Sebelum membahas perhitungannya perlu diketahui terlebih dahulu apa saja yang termasuk kategori bukan pegawai.

Termasuk dalam kategori bukan pegawai adalah :Tenaga AhliPemain MusikPembawa AcaraPenyanyiPelawakBintang FilmBintang SinetronBintang IklanSutradaraKru FilmFoto ModelPeragawan / PeragawatiPemain DramaPenariPemahatPelukis & Seniman LainnyaOlahragawanPenasehatPengajarPelatihPenceramahPenyuluhModeratorPengarangPenelitiPenerjemahAgen IklanPemberi Jasa dalam segala bidang termasuk Teknik, Komputer dan Sistem Aplikasinya, Telekomunikasi, Elektronika, Fotografi, Ekonomi dan Sosial, serta pemberian jasa kepada suatu panitiaPengawasPengelola ProyekPembawa PesananPenemu Langganan atau yang menjadi perantaraPenjaja Barang DaganganPetugas Dinas Luar AsuransiDistributor Perusahaan Multi Level Marketing (MLM) atau Direct Selling & Kegiatan Sejenis lainnya.

Perhitungan PPh Pasal 21 Bukan Pegawai adalah :

Syarat-syarat :1. Imbalan / Penghasilan berkesinambungan2. Memiliki NPWP3. Hanya menerima penghasilan dari 1 (Satu) Pemotong yang bersangkutanPENGHASILAN BRUTO X 50 % XXXXXPTKP (XXXXX)PKP XXXXX

PKP x PPh Pasal 17 = PPh Pasal 21 Jasa Tenaga Ahli yang terutang

Belum tahu tarif PPh Pasal 17 ? BACA DISINI

Syarat-syarat :1. Imbalan / Penghasilan tidak berkesinambungan2. Tidak Memiliki NPWP, atau3. Menerima penghasilan selain dari Pemotong yang bersangkutan

PENGHASILAN BRUTO X 50%= XXXXXPKP = XXXXX PKP x PPh Pasal 17 = PPh Pasal 21 Jasa Tenaga Ahli yang terutang

20% lebih tinggi bagi Wajib Pajak yang tidak memiliki NPWP

Page 25: Test Pph 21 Stpi

PPh Pasal 21 Bukan Pegawai Perlu dipahami bahwa perhitungan PPh Pasal 21 Bukan Pegawai berbeda dengan perhitungan PPh Pasal 21 Pegawai / Karyawan. Sebelum membahas perhitungannya perlu diketahui terlebih dahulu apa saja yang termasuk kategori bukan pegawai.

Termasuk dalam kategori bukan pegawai adalah :Tenaga AhliPemain MusikPembawa AcaraPenyanyiPelawakBintang FilmBintang SinetronBintang IklanSutradaraKru FilmFoto ModelPeragawan / PeragawatiPemain DramaPenariPemahatPelukis & Seniman LainnyaOlahragawanPenasehatPengajarPelatihPenceramahPenyuluhModeratorPengarangPenelitiPenerjemahAgen IklanPemberi Jasa dalam segala bidang termasuk Teknik, Komputer dan Sistem Aplikasinya, Telekomunikasi, Elektronika, Fotografi, Ekonomi dan Sosial, serta pemberian jasa kepada suatu panitiaPengawasPengelola ProyekPembawa PesananPenemu Langganan atau yang menjadi perantaraPenjaja Barang DaganganPetugas Dinas Luar AsuransiDistributor Perusahaan Multi Level Marketing (MLM) atau Direct Selling & Kegiatan Sejenis lainnya.

Perhitungan PPh Pasal 21 Bukan Pegawai adalah :

Syarat-syarat :1. Imbalan / Penghasilan berkesinambungan2. Memiliki NPWP3. Hanya menerima penghasilan dari 1 (Satu) Pemotong yang bersangkutanPENGHASILAN BRUTO X 50 % XXXXXPTKP (XXXXX)PKP XXXXX

PKP x PPh Pasal 17 = PPh Pasal 21 Jasa Tenaga Ahli yang terutang

Belum tahu tarif PPh Pasal 17 ? BACA DISINI

Syarat-syarat :1. Imbalan / Penghasilan tidak berkesinambungan2. Tidak Memiliki NPWP, atau3. Menerima penghasilan selain dari Pemotong yang bersangkutan

PENGHASILAN BRUTO X 50%= XXXXXPKP = XXXXX PKP x PPh Pasal 17 = PPh Pasal 21 Jasa Tenaga Ahli yang terutang

20% lebih tinggi bagi Wajib Pajak yang tidak memiliki NPWP