Terjemahan Dampak Impor Gula

7/26/2019 Terjemahan Dampak Impor Gula

1/50

DAMPAK IMPOR GULA KEBIJAKAN GULA PRODUKSI DI INDONESIA

Abstrak

Produksi gula konsumsi yang tidak terpenuhi dari masyarakat Indonesia.

Kurangnya konsumsi dan produksi telah dipenuhi oleh impor. Konsumsi nasional

asumsi 2,7 juta ton, Indonesia akan mengimpor gula pada tahun 2013 diperkirakan

sekitar 300.000 ton (Tempo.o, !gustus, 21, 2012".

Tujuan seara umum dari penelitian ini adalah untuk memahami dampak

dari ke#ijakan impor gula pada produksi gula. Terutama (1" untuk memahami

$aktor%$aktor yang mempengaruhi harga gula impor, (2" untuk memahami dampak

harga impor gula pada harga gula domestik dan (3" untuk memahami dampak dari

gula harga domestik pada produksi gula.

&odel analisis dari penelitian ini adalah Kesalahan 'imultan orretion

&odel. &odel ini dapat memperkirakan parameter struktural persis (#erisi

parameter" ()ujarati, 2010". Ke#ijakan yang di#uat pada penelitian ini dapat

#ertanggung ja*a#.

+asil penelitian ini menunjukkan #ah*a harga impor gula dipengaruhi oleh

harga gula dunia dan kuantitas gula impor dan tari$ tidak. +arga gula dalam negeri

terse#ut sangat dipengaruhi impor harga gula. an harga gula dalam negeri

memiliki mempengaruhi produksi gula.

Ke#ijakan impor gula untuk memenuhi kekurangan konsumsi dan produksi

akan mem#uat gula menurun harga domestik. Penurunan gula harga domestik akan#erdampak pada penurunan produksi gula. Ke#ijakan yang memiliki dilema pada

konsumsi dan produksi.


2/50

Kata kuni- gula impor, harga gula impor, harga gula dalam negeri, produksi gula

dan dilema ke#ijakan.

A. Latar Belakang Masalah

Industri gula Indonesia menghadapi #er#agai masalah yang saling terkait,

seperti penempatan gula se#agai salah satu ke#utuhan dasar. Konsekuensinya

distri#usi dan harga interensi oleh pemerintah/ produsen te#u se#agai #ahan #aku

dan pa#rik gula yang mengolah #ahan #aku menjadi gula dan distri#usinya adalah

se#uah organisasi yang terpisah. uga ine$isiensi #aik di peternakan dan pa#rik

masih #erlangsung, #ias ke#ijakan pemerintah, serta distorsi perdagangan yang

tinggi di pasar internasional. !ki#atnya, produktiitas dan hasil enderung

menurun, yang dalam jangka panjang akan anaman ke#eradaan industri gula di

Indonesia.

)ula merupakan salah satu produk pertanian dan komoditas dasar #ah*a

Indonesia perlu tidak dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Konsumsi gula di

Indonesia terus meningkat, dari 3,1 juta ton pada tahun 17 dan menapai ,30

juta ton pada tahun 2007 dan pada tahun 2010 menapai ,4 juta ton. ari sisi

produksi, sejak tahun 1, mengalami penurunan untuk melanjutkan terendah di

2.000%1,40 juta ton. Tahun #erikutnya, 2001, produksi mulai meningkat sehingga

menapai 1, juta ton pada tahun 2007. Pada tahun 2010 produksi gula 2,3 juta

ton. engan meningkatnya konsumsi tidak disertai dengan produksi, impor juga

meningkat.

'aham gula nasional saat ini ra*an (!)5I, 2012". &enurut laporan anuari

2012, posisi stok gula nasional pada 1 esem#er 2011 )ula ounil Indonesia

adalah 447.000 ton. engan konsumsi rata%rata 220.000 ton per #ulan, itu hanya

ukup persediaan untuk jangka *aktu 2, #ulan.


3/50

'eara $isik atatan hidup petani gula !)5I 6dari 30.000 ton (,4", pedagang

gula milik 378,000 ton (7", pa#rik gula milik 28 000 ton (38". Petani gula

laporan stok $isik #isa disimpulkan 6relati$ sudah terjual ha#is. i#andingkan

dengan produksi gula tahun 2011 menyadari #ah*a hanya 2,1 juta ton dari 2,7 juta

ton target untuk saham terse#ut aman, maka kondisi produksi gula Indonesia akan

mengalami kekurangan #esar dalam tahun%tahun mendatang.

Kurangnya konsumsi gula akan ditutupi dengan impor. 'ejak tahun 1 impor

gula terus meningkat/ meskipun pada tahun 200 impor sedikit menurun

di#andingkan dengan tahun se#elumnya (sekitar 1,3 juta ton menjadi 1,3 juta

ton". 'ejak tahun 200, impor terus meningkat, dan #ahkan pada tahun 2010 impor

menapai 2,37 juta ton, yang merupakan persen dari konsumsi. Kondisi

menunjukkan #ah*a pasar komoditas gula Indonesia menjadi sangat tergantung

pada pasar eksternal.

ari satu sisi, konsumsi gula meningkat, namun di sisi lain kinerja industri gula

Indonesia telah menurun. Kinerja #erkurang dari industri gula Indonesia

dise#a#kan oleh #er#agai masalah yang saling terkait. 'eara umum, masalah ini

adalah-

1. Penurunan daerah te#u irigasi dan meningkatkan lahan kering2. pertanian Ine$isiensi3. Ine$isiensi di tingkat pa#rik. Persaingan yang tidak sehat

a. Penurunan daerah te#u irigasi dan meningkatkan lahan kering

Pada dekade 10%an, Indonesia te#u areal menurun pada tingkat

%0.0 9 tahun, di mana daerah irigasi dari ladang te#u menurun dan lahan

kering tegalan. Kondisi ini se#agian karena persaingan yang le#ih tinggi dalam


4/50

penggunaan lahan, terutama dengan nasi. Pergerakan daerah untuk te#u untuk

menanam padi le#ih kuat se#agai aki#at #ias ke#ijakan pemerintah untuk #eras.

'e#agai ontoh, rasio harga asli gula dan #eras sekitar 2,0, turun ke 1,84

(:usastra, et al, 2000/ 'udana, et al, 2000".

Ke#ijakan pemerintah dalam pem#erian kredit untuk usahatani te#u

sering terlam#at dan nomor yang tidak memadai juga telah mem#erikan

kontri#usi terhadap penurunan te#u areal (;oeryanto, 2000".


5/50

Pertama, pa#rik gula terutama di a*a se#agian #esar tua yang tidak dapat

menapai e$isiensi maksimum (+usodo, 2000/ &urdiyatmo, 2000/ ;oeryanto,

2000". usantara ?I, 2000".

5aktor kedua adalah ter#atasnya ketersediaan #ahan #aku sehingga

tanaman #eroperasi di #a*ah kapasitas optimal. Penurunan te#u areal telah

mengurangi ketersediaan #ahan #aku. Pa#rik gula seringkali sulit untuk

menapai kapasitas minimal. alam 10 tahun terakhir, dari pa#rik gula di

a*a, 17 pa#rik memiliki tanah jumlah hari di #a*ah standar nasional giling

10 hari 9 tahun. engan kriteria minimal kapasitas giling 2.000 ton te#u 9 hari,

28 juta tidak memenuhi standar terse#ut (!ri$in, 2000".

d. Persaingan Tidak 'ehat

'e#elum 23 'eptem#er 2002, ketika ke#ijakan sistem perdagangan impor

dilaksanakan, industri gula Indonesia menghadapi persaingan yang tidak sehat,

#aik dalam aspek produksi dan perdagangan. Industri gula dunia sangat

terdistorsi, industri gula sementara Indonesia hanya dilindungi oleh tari$ 2.

Produsen dan konsumen negara utama melakukan su#sidi dan melindungi.

Kondisi ini menjadi perdagangan gula dunia yang sangat menyimpang

(eadoss dan Krop$, 14/ >o#le, 17/ )room#ridge, 2001/ Kennedy, 2001".

:ata%rata harga gula dunia dalam dekade terakhir dari @' A 8,34 B 9 l# (1 l# C

0,8 kg" jauh di #a*ah #iaya produksi rata%rata @' A 17,4 B 9 l# )room#ridge

(2001" dan Kennedy (2001" menyatakan #ah*a industri gula industri dengan

tingkat tertinggi distorsi karena interensi yang kuat dari pemerintah untuk

melindungi industri gula masing%masing.


6/50

B. Masalah Penelitian

&asalah dalam penelitian ini dapat dilihat dari kondisi industri gula

dalam negeri dalam hal produksi, konsumsi dan hu#ungannya dengan pasar

gula dunia. ari sisi produksi, dalam kondisi%kondisi produksi yang tidak

e$isien dan mengurangi luas lahan akan mampu #ertahan di era glo#alisasiD

!pakah meningkatnya kesenjangan antara produksi dan konsumsi yang

menunjukkan ketergantungan konsumsi pada impor dapat dipertahankanD

&asalah yang #erkaitan dengan #e#erapa aspek dari industri gula, maka

penelitian ini le#ih menekankan pada produksi, konsumsi dan impor dari

ke#utuhan konsumen. 'tudi pemilu pada aspek produksi, konsumsi dan impor

se#agai ke#ijakan impor gula akan sangat mempengaruhi struktur dan produksi

gula nasional. engan ke#ijakan impor, produsen gula nasional akan

dihadapkan dengan persaingan dari kadar gula internasional. Produksi gula

dalam negeri memiliki daya saing yang le#ih tinggi di#andingkan dengan

negara%negara lain, itu akan meningkatkan produksi gula dan pasar gula akan

le#ih luas. >amun, se#aliknya akan terjadi jika daya saing industri gula nasional

le#ih rendah #ila di#andingkan dengan negara%negara lain, produksi akan

memiliki penyesuaian.

Kenaikan harga gula di pasar dipandang se#agai menandakan pena*aran

kurangnya di#andingkan dengan permintaan. 'ituasi diselesaikan dengan

mengimpor gula untuk memenuhi kekurangan pasokan. engan masuknya gula

impor akan mempengaruhi harga gula dalam negeri dan produksi.


7/50

sendiri, sehingga harga produk yang digunakan se#agai #ahan pertim#angan

dalam produksi.

Eleh karena itu, seara khusus isu utama yang diangkat dalam penelitian

ini adalah-

a. 5aktor yang mempengaruhi harga gula impor !paD#. !pa hu#ungan antara pasar gula dan gula dunia pasar domestik pada harga

gula dalam negeriD.


8/50

imana, F)G adalah produksi gula, :H> adalah rasio hasil dan

FT< adalah produksi te#u.

engan melihat $ungsi hanya se#agai pa#rik gula pa#rik te#u,

produksi gula sangat ditentukan oleh petani yang menanam te#u. Petani

se#agai pemilik lahan juga dihadapkan dengan penggunaan alternati$ lahan

untuk tanaman lainnya.

Petani dalam memilih jenis tanaman yang akan ditanam di samping

tergantung pada hasil yang diharapkan dari tanaman, juga memperhitungkan

#iaya kesempatan dari tanaman lainnya.

!R & %DGL ' PDGL (*)

T: adalah total pendapatan dan P)G adalah harga gula.

'e#agai penghasil te#u, dengan input, petani dihadapkan pada

produksi tanaman alternati$ yang akan ditanam dan diproduksi. engan

asumsi #ah*a #eras adalah produk yang #ersaing dengan te#u, $aktor%$aktor

produksi yang dimiliki oleh petani dapat menghasilkan dua jenis komoditas

alternati$. &enghu#ungkan dua digam#arkan dalam kura kemungkinan

produksi (ure Kemungkinan Produksi".

K@:!

)am#ar 1. Produksi ure Kemungkinan

engan sejumlah $aktor produksinya, petani dapat menghasilkanalternati$ produksi maksimum pada kura kemungkinan produksi. Kura

kemungkinan produksi dapat dirumuskan-

A+& , (%DGL- %GB) ()


9/50

dimana-

!0- 5aktor%$aktor produksi yang dimiliki oleh petani (dalam penelitian

ini adalah area"

F)G- umlah produksi gula dalam negeri

F)


10/50

% P?.? (+enderson dan Fuandt, 180". Keuntungan akan menapai

maksimum ketika turunan pertama dari $ungsi la#a sama dengan nol (0",

sehingga-

121/ & PGL.1%GL 3 1/ 4 P/ 1/ 3 1/ & + (5)

PDGL. MP/ & P/

Ini #erarti #ah*a produsen akan menapai ekuili#rium di mana nilai

produk marjinal input yang digunakan #ersama%sama setara dengan harga

input.

adi permintaan untuk $aktor%$aktor produksi 9 input (area" dapat

di*akili oleh harga output dan harga input dan dirumuskan se#agai #erikut-

DAGL & , (PDGL- PGB- PA) (6)

&elalui daerah respon, total produksi dapat dihitung dengan

mengalikan luas ditanami te#u produktiitas, T


11/50

'e#agai negara ini masih mengimpor gula, produksi gula dalam negeri

menghadapi persaingan dari gula impor. engan persaingan dari gula impor,

maka perilaku produsen gula dalam negeri akan dihadapkan dengan perilaku

produsen impor. Produksi gula dalam negeri, se#agian #esar oleh perusahaan

milik negara (PTP>" dan sisanya dilakukan oleh perusahaan s*asta. alam

produksi gula, peran PTP> se#agai prosesor te#u menjadi gula. 5enomena ini

menunjukkan #ah*a jumlah ter#atas produsen gula/ sehingga perilaku dapat

dilihat se#agai pasar oligopoli.

Pasar oligopoli menunjukkan #ah*a industri gula hanya #e#erapa

produsen yang produsen dalam negeri perusahaan s*asta, perusahaan dan

importir milik negara. Perilaku produsen (dalam hal ini produsen dalam negeri"

yang #ergerak di pasar oligopoli sangat dipengaruhi oleh perilaku produsen lain

(importir 9 produsen dari luar negeri".

Kom#inasi harga, kuantitas dan keuntungan dari produsen oligopoli

tergantung pada tindakan produsen lain (+enderson dan Fuandt, 180".

Produsen dapat mengontrol tingkat mereka sendiri output (atau harga jika

produk di#edakan", tetapi tidak dapat mengontrol aria#el lain yang

mempengaruhi keuntungan. Keuntungan yang diperoleh adalah hasil interaksi

antara aktor dalam keputusan pasar.

Tidak ada asumsi yang #erlaku umum untuk melihat perilaku produsen

yang terli#at dalam pasar oligopoli. engan asumsi produsen gula hanya dua

produsen dalam negeri dan luar negeri (impor", analisis teoritis dari pasar gula

dapat dilihat le#ih jelas.

Kedua pelaku dapat #erperilaku se#agai pesaing seperti dalam pasar

persaingan sempurna, tetapi juga dapat #erkolusi untuk menjadi monopoli. !da


12/50

#e#erapa solusi untuk menjelaskan perilaku produsen yang terli#at dalam pasar

oligopoli, antara lain (+enderson dan Fuandt, 180"-

Kompetisi &odel Fuasi

&isalkan di pasar hanya ada dua perusahaan yang memproduksi

#arang yang homogen. 5ungsi permintaan di mana harga adalah $ungsi dari

kuantitas agregat dijual-

P & : (; < ;*) (=)

L1 dan L2 adalah tingkat output duopolies. Total pendapatan dari

masing%masing duopoli tergantung pada tingkat output itu sendiri dan

pesaingnya-

R & ; ' : (; < ;*) & R (; < ;*) (+)

R* & ; ' : (; < ;*) & R* (; < ;*) ()

Tingkat pengem#alian 9 keuntungan dari setiap perusahaan yang sama

dengan #iaya total pendapatan dikurangi, yang tergantung hanya padatingkat output sendiri-

2 & R (; < ;*) 4 C (%) (*)

2* & R* (; < ;*) 4 C* (;*) ()

'olusi ditunjukkan dalam harga persaingan sempurna adalah sama

dengan


13/50

P & : (; < ;*) & C* >(; < ;*) (5)

untuk P, L1 dan L2.

Kolusi &odel

uopolies dapat mem#uat kerjasama (kolusi" untuk memaksimalkan

total keuntungan di industri. Kedua tingkat output dari kedua perusahaan

dapat dikendalikan dan diperlakukan se#agai satu output di pasar monopoli.

emikian,

R (; < ;*) & R (; < ;*) < R* (; < ;*) & (; < ;*) ' : (; < ;*)(6)

Keuntungan agregat adalah,

2 & 2 < 2* & R (; < ;*) 4 C (%) 4 C* (;*) (8)

imana, duopolies $ungsi keuntungan se#agai $ungsi keuntungan

monopolis dari kedua perusahaan. engan kata lain, perusahaan adalah

=satu= monopoli, sehingga kondisi urutan pertama ditampilkan di & sama

dengan &: untuk output seara keseluruhan.

ournot &odel

'olusi klasik untuk masalah mengangkat duopoli a*al ekonom

Peranis !ugustin ournot pada a#ad kesem#ilan #elas. 'eperti se#elumnya,

diasumsikan #ah*a dua perusahaan memproduksi #arang yang homogen.!sumsi utama dalam solusi duopolies ournot setiap perusahaan akan

keuntungan dimaksimalkan dengan mengasumsikan #ah*a jumlah produksi

pesaingnya tergantung pada kuantitas yang dihasilkan. uopolies Pertama

memaksimalkan M1, yang tergantung pada L1 L2 untuk se#agai parameter


14/50

dipertim#angkan, #aik duopolies akan dimaksimalkan M2, yang tergantung

pada L2 #erkaitan L1 se#agai parameter.

engan mengam#il turunan parsial dari persamaan (17" dan menyamakan

nol,

12 3 1; & 1R 3 1; 4 1C 3 1; & + 1R 3 1; & 1C 3 1; (9)

12* 3 1;* & 1R* 3 1;* 4 1C* 3 1;* & + 1R* 3 1;* & 1C* 3 1;* (=)

Proses maksimalisasi untuk solusi ournot tidak sama untuk dua

kasus oligopoli, di mana dua pelaku akan selalu mengontrol tingkat output

keduanya. i sini, masing%masing pelaku akan aria#el memaksimalkan

la#a yang hanya #isa dikontrol. Ini #erarti #ah*a &: (penerimaan marjinal"

dari keduanya tidak sama.


15/50

5ungsi reaksi hu#ungan antara L1 dan L2 sehu#ungan dengan nilai Li

untuk memaksimalkan man$aat lainnya. 5ungsi reaksi dari dua persamaan,

dapat ditemukan solusi output untuk masing%masing produsen yang

menyediakan man$aat yang maksimal #agi kedua.

'takel#erg &odel

'eara umum, keuntungan dari setiap duopoli adalah $ungsi dari kedua

tingkat output-

2 & h (;- ;*) (*)

2* & h* (;- ;*) (*0)

'etiap perusahaan akan mem#uat asumsi tentang reaksi pesaing.

&aksimalisasi keuntungan dari keduanya adalah-

1 2 3 1 % & 1 h 3 1 % < 1 h 3 1 ;*. 1;* 3 1; & + (*5)

1 2* 3 1 %* & 1 h* 3 1 ;* < 1 h* 3 1 %. 1h 3 1;* & + (*6)

alam solusi 'takel#erg, dua duopolies di#agi menjadi dua kategori

satunya pemimpin dan satu $ollo*er. Eleh karena itu #erperilaku se#agai

duopolies akan pemimpin #erkomentar keuntungan yang optimal tanpa

perilaku memperhatikan pengikutnya, sedangkan perilaku pengikut akan

didasarkan pada perilaku pemimpinnya, dengan demikian,

2* & h* @;*- (;*) (*8)

&odel


16/50

untuk memaksimalkan keuntungan dengan asumsi pesaing tidak akan

mengu#ah harga.alam kura reaksi &odel


17/50

gula di Indonesia. !#idin (2000" menganalisis #e#erapa ke#ijakan, tetapi

ke#ijakan #elum dianalisis periode 2002%2003 sangat #er#eda dengan ke#ijakan

se#elumnya. 'udana, et al (2000" adalah studi le#ih $okus dari realokasi sum#er

daya se#agai aki#at dari li#eralisasi perdagangan gula. engan se#agian

melihat, dan >uryanti +adi (200" melihat e$ek dari non%tari$ dan tari$

ke#ijakan terhadap kinerja industri gula dari kedua aspek makro dan mikro

pertanian.'usila (200" melihat e$ek perlindungan industri gula, 'usila dan 'inaga

(200" mengga#ungkan pem#atasan perdagangan ke#ijakan dalam #entuk kuota

tingkat tari$ juga mengga#ungkan dengan ke#ijakan domestik dalam #entuk

su#sidi input untuk industri gula di Indonesia. ;idyatmini (2004" melihat e$ek

dari tari$ impor gula, nilai tukar olume impor gula. H$ek dari kuota tingkat tari$

di !merika 'erikat yang dilakukan oleh +aley, erardo dan Kelh (2004" dan

@'! (2008". 'uryantoro (2010" mempelajari tentang e$ek dari li#eralisasi

perdagangan gula pada produksi, konsumsi dan kesejahteraan.

D. E?iris M"$el

&odel empiris yang digunakan untuk melihat perilaku aria#el ekonomi

dalam penelitian ini. alam penelitian ini, model yang digunakan untuk

menentukan ara kerja dari pasar gula di Indonesia terintegrasi dengan pasar

gula dunia, pengaruh $aktor eksternal (seperti peru#ahan yang terjadi di luar

kontrol pemerintah yang dihasilkan dari peru#ahan ekonomi dunia", dan

peru#ahan internal yang dihasilkan dari peru#ahan dalam ekonomi domestik

atau karena peru#ahan ke#ijakan gula terhadap Indonesia.Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis hu#ungan antara

aria#el seperti pendekatan teori ekonomi, teori statistik dan teori

ekonometrik. Penelitian ini akan menggunakan Hrror orretion &odel

untuk menganalisis pengaruh antara aria#el dependen dan independen. !lat


18/50

analisis yang le#ih relean jika data dianalisis stasioner, karena salah satu

syarat untuk menerapkan time series regresi adalah pemenuhan data yang

stasioner ()ujarati, 2003".&enurut Insukindro (1- 2" H& memiliki kemampuan untuk

menganalisis $enomena ekonomi jangka pendek dan jangka panjang dan

menilai apakah model terse#ut sesuai dengan teori ekonomi empiris, serta

dalam menari solusi untuk masalah aria#el time series tidak stasioner dan

regresi palsu (korelasi palsu" dalam analisis ekonometrik. 'elain itu, H&

juga dapat digunakan untuk menangani ketidakseim#angan (diseLuili#rium"

dimana pelaku ekonomi yang diinginkan tidak sama dengan kenyataan yang

terjadi, oleh karena itu perlu disesuaikan. engan menggunakan H&, juga

dapat dianalisis seara empiris apakah model yang dihasilkan sesuai dengan

teori atau tidak.

E. Ui Stati"nar

&odel menggunakan data time series (time series" akan menye#a#kan

masalah jika data tidak stasioner. &engapa diam #egitu penting dalam data

time seriesD ika data tidak stasioner, maka perilaku aria#el ekonomi hanya

ditutupi periode *aktu tertentu. 'etiap kelompok data hanya me*akili

periode o#serasi. 'e#agai aki#atnya, tidak mungkin untuk

menggeneralisasi ke periode lainnya, sehingga untuk tujuan peramalan

kehandalan diragukan. Pada analisis ekonomi, peramalan merupakan #agian

penting, terutama untuk pem#uatan ke#ijakan ekonomi.aria#el ekonomi dalam penelitian ini adalah data time series yang

perlu dilihat stasioner atau tidak. Tes pada data time series yang diperlukan

untuk memeriksa data yang stasioner atau tidak. +al ini dilakukan untuk

menegah terjadinya regresi palsu (regresi palsu" di mana hu#ungan antara

satu aria#el dengan satu atau le#ih aria#el lainnya #enar%#enar


19/50

menunjukkan tidak ada hu#ungan, tapi indikator yang digunakan uji statistik

seakan ada hu#ungan ()ujarati, 2003- 72 ". 'alah satu indikasi regresi palsu

adalah #ah*a hal itu mengandung relati$ tinggi :2 dan ur#in%;atson

statistik rendah menunjukkan gejala autokorelasi kuat. )ranger dan

>e*#old mem#erikan petunjuk sederhana regresi palsu dengan

mem#andingkan nilai :2 dan d%statistik. ika nilai :2Q d%statistik, kami

menduga terjadinya regresi palsu.. 'atuan !kar @ji

Tes ini dapat dilihat se#agai ujian stasioner, karena pada prinsipnya,

memeriksa untuk melihat apakah koe$isien tertentu dari model yang

diperkirakan memiliki satu atau tidak ada nilai. 'ehingga data time series

harus di#edakan #e#erapa kali untuk mendapatkan data stasioner. >amun,

karena distri#usi model standar #ukan uji statistik standar seperti uji t dan uji

5 tidak ukup tepat untuk menggunakan model untuk menguji hipotesis

yang #ersangkutan/ Eleh karena itu, model akan menggunakan tes yang

dikem#angkan oleh ikey dan 5uller ()ujarati, 2010" dengan

autoregressie model penilaian se#agai #erikut-

7t & t4 < #t #t F (N- *) (*=)

mana ut adalah aria#el random dengan mean nol dan arians

konstan. Pengujian hipotesis adalah untuk menguji apakah nilai a1 C 1. ika

nilai R C 1, maka nilai arians dari random t C t ut 2.

engan memanipulasi persamaan (21", maka persamaan diperoleh-

7t 4 7t4 & t4 < 7t4 < #t & (H 4 ) 7t4 < #t (+)

dan dapat ditulis,

7t4 & 1 7t4 < #t ()


20/50

dimana O C (R % 1" dan S adalah peru#ahan tingkat pertama (operator

Per#edaan pertama". alam prakteknya diuji apakah nilai O C 0. ika O C 0,

maka R C 1, yang #erarti ada masalah akar unit, yang #erarti #ah*a data time

series yang non%stasioner.

2. Tingkat Pengujian Integrasi

'eiring dengan pengujian di atas, tes juga #isa dilakukan derajat

integrasi. @ji derajat integrasi dilakukan ketika tes unit root diamati ata

tidak stasioner. Tes ini dimaksudkan untuk menentukan tingkat atau urutan

di$erensiasi diamati data yang stasioner. @ji derajat integrasi merupakan

perluasan dari uji unit root. e$inisi resmi- data time series ? dikatakan

untuk mengintegrasikan derajat d atau I (d" jika data perlu kali di#edakan

#anyak data menjadi stasioner atau I (0", pengujian akan dilakukan dengan

model estimasi autoregressie #erikut ( Insukindro, 13- 30"-

D*/t & e+ < e P/! 4 D*/t (*)

D*/t & g+ < g t < g* P/!4 < BiD*/t ()

imana imana 2?t C P?T % P?T%1, t C aria#el trend *aktu dan

?t diamati aria#el pada periode t.

'etelah langkah di atas, langkah selanjutnya adalah untuk menguji

nilai 5 dan !5 statistik dapat ditentukan dengan melihat nilai statistik t

dalam regresi koe$isien P?T%1. ika e1 dan g2 sama dengan satu, maka

aria#el ?t dikatakan stasioner pada di$erensiasi pertama atau integrasi pada

tingkat satu atau I (1". 'e#aliknya, jika e1 dan g2 sama dengan nol, maka

aria#el ? #elum stasioner pada di$erensiasi pertama, sehingga tingkat uji

integrasi harus dilanjutkan sampai kondisi stasioner.


21/50

3. o%integrasi @ji@ji o%integrasi merupakan kelanjutan dari akar unit test dan uji

derajat integrasi. @ntuk dapat melakukan tes o%integrasi pertama harus

peraya #ah*a aria#el yang terli#at dalam pendekatan ini memiliki derajat

yang sama integrasi atau tidak. 'eara umum, se#agian #esar pem#ahasan

isu%isu yang #erkaitan dengan itu telah di$okuskan pada aria#el integrasi

nol I (0" atau I (1" (Insukindro, 13- 132". ika dua atau le#ih aria#el yang

terkait memiliki derajat yang #er#eda dari integrasi, aria#el tidak #isa o%

terintegrasi.

@ntuk mendapatkan ide dari pendekatan o%integrasi, dianggap

aria#el set ? dikatakan o%terintegrasi time series pada tingkat d, # atau I

(d, #" jika setiap elemen integrasi ? pada tingkat d atau I (d " dan ada ektor

k tidak sama dengan nol sehingga * C k 6? I (d#" dengan dQ 0 dan k

adalah ektor kointegrasi (Hngel dan )ranger, 187- 24%270/ Insukindro,

13 - 132".

Implikasi penting dari ilustrasi dan de$inisi di atas adalah #ah*a jika

dua atau le#ih aria#el memiliki tingkat yang #er#eda integrasi, mengatakan

? C I (1" dan C I (2" dua aria#el tidak dapat o%terpadu (Insukindro,

13- 132". :; (o%integrasi :egresi ur#in%;atson" tes, 5 (ikey%

5uller" dan !5 (!ugmented ikey%5uller" adalah uji statistik dari

pendekatan ini. @ntuk menghitung :;, 5 dan !5 regresi o%integrasi

diperkirakan mengikuti metode kuadrat terkeil #iasa (EG'"-

7t & + < < * /t /*t < et (5)

dimana,

t- aria#el dependen


22/50

?1t, ?2t- aria#el independen

et- aria#el stokastik

alam hal ini dianggap #ah*a , ?1 dan ?2 memiliki derajat yang

sama integrasi, seperti saya (1".

Kemudian regresi #erikut diperkirakan oleh EG'-

et & ?et4 < t (6)

>ilai statistik :; ditunjukkan dengan nilai persamaan ;

statistik (3" dan 5 dan statistik !5 ditunjukkan oleh nilai koe$isien t et%1

dalam persamaan (34". Tujuan utama adalah untuk menguji o%integrasi

menguji apakah residual regresi kointegrasi stasioner atau tidak. Pengujian

ini sangat penting ketika model dinamis dikem#angkan.

. Pendekatan o%integrasi dan Hrror orretion &odel (H&"

Tujuan menggunakan uji o%integrasi adalah untuk menilai apakah

residual regresi kointegrasi stasioner atau tidak dan untuk melihat hu#ungan

keseim#angan jangka panjang antara aria#el%aria#el yang diamati.

Pengujian ini sangat penting jika !nda ingin mengem#angkan model

dinamis, terutama koreksi kesalahan model atau H&, yang meliputi

aria#el kuni yang #erhu#ungan dengan regresi o%integrasi. engan

demikian, dapat dikatakan #ah*a model koreksi kesalahan konsisten dengan

konsep yang dikenal se#agai o%integrasi atau )ranger Per*akilan Teorema

()ujarati, 2010".

)ranger Per*akilan Teorema menekankan #ah*a jika dua aria#el o

terintegrasi, hu#ungan antara dua aria#el dapat di*ujudkan dalam model


23/50

koreksi kesalahan. 'e#agai gam#aran tentang hu#ungan antara pendekatan

o%integrasi kesalahan model koreksi, perlu diteliti lagi persamaan-

D7! & r+ < r P/! < r* (/ 4 7) t4 (8)

&engikuti teori yang dikem#angkan oleh Hngel dan )ranger (187",

ketika%et 1 C I (0". Galu%et 1 dapat menggantikan aria#el t%1, ?1t%1, dan

?2t%1 di sisi kanan persamaan (37" untuk mendapatkan persamaan-

D7! & s+ < sD/t < s* et4 (9)

dimana-

t- aria#el dependen

?t- aria#el #e#as

et%1 U- perkiraan nilai integrasi o sisa dalam periode se#elumnya

ari persamaan (38" dapat dilihat #ah*a semua aria#el yang

digunakan dalam model adalah stasioner atau I (0". +al ini dikenal se#agai

Hngel%)ranger H& ()ujarati, 2010".

engan memperhatikan H& estimasi (3,2", dapat dilihat apakah

nilai aria#el independen t signi$ikan, karena signi$ikansi ini akan dapat

digunakan untuk menggam#arkan arah jangka pendek. Perlu diketahui juga

signi$ikansi koe$isien HT. >ilai t signi$ikan akan dapat digunakan untuk

memperkirakan jangka panjang.

5. Penurunan H& di Indonesia Industri )ula

&odel pena*aran dan permintaan gula adalah agregasi dari pelaku

indiidu. Perilaku produsen dan konsumen se#agai kelompok menerminkan

perilaku #erdasarkan asumsi tentang perilaku produsen dan konsumen seara


24/50

indiidual. 'etiap produsen dalam produksi #arang selalu didasarkan pada

pertim#angan ekonomi #erariasi dari satu produsen ke produsen lain.

emikian pula, dalam analisis permintaan konsumen, permintaan konsumen

untuk produk adalah agregasi dari perilaku permintaan indiidu.

Produsen diasumsikan untuk menghasilkan #arang dan harga input

#ersama%sama untuk menapai keuntungan maksimum (#iaya minimum"

('ugiyanto, 12- 1". Konsumen juga diasumsikan #ertujuan memperoleh

utilitas maksimum.

Produksi gula optimum adalah $ungsi dari harga gula dalam negeri

(P)G", harga ga#ah (P)


25/50

1 (F)Gt % F)Gt V"- #iaya ketidakseim#angan

2 X(1 %


26/50

Z C (1%"

Z C % (1%"

Z4 C % (1%"

Z7 C % (1%"

t- aria#el stokastik

Persamaan (3" adalah persamaan yang le#ih umum dari persamaan

model penyesuaian parsial (&odel penyesuaian parsial 9 P!&" oleh

pem#atasan Z C Z4 C Z7 C 0 persamaan (03-3" dapat ditulis se#agai model

koreksi kesalahan (H&" untuk mendapatkan elastisitas jangka pendek

produksi gula dan untuk menghindari regresi palsu ('ugiyanto, 12- 3",

%t & + < PDGLt < * PGBt < PPPKt < 0 (%DGLt4

4 a+ 4 A PDGLt4 < a* PGBt4 < a4PPPKt ) < t (00)


27/50

PMGLt & + < MGLt < * PGLt < !R:t- < 0

RA!Et < T5 PMGLt4 < 6 (PMGLt4 4 + 4 MGLt4 4 * PGLt4

4 C !R:t4 4 0 ratet4) (06)

ari persamaan (" dan (4" diperoleh respon jangka pendek dan

respon jangka panjang untuk peru#ahan dalam aria#el yang mempengaruhi

#erikut-

1. aria#el respon jangka pendek yang mempengaruhi peru#ahan nilai

terermin dalam koe$isien Zi, \i, ]i, Oi, ^i untuk setiap aria#el dalam

setiap persamaan.

2. respon jangka panjang terermin dalam koe$isien ai, #i, i, di, ei untuk

setiap aria#el.

). &etode Hstimasi

Persamaan diperkirakan di atas dilakukan oleh ua Tahap Geast

'Luare (T'Gs" estimasi dilakukan untuk model persamaan simultan, di mana

aria#el endogen terjadi seara #ersamaan hu#ungan.

Perkiraan persamaan struktural dengan dua tahap pertama, tahap

regresi aria#el endogen dengan semua aria#el eksogen dalam model.

Persamaan ini dise#ut persamaan #entuk tereduksi.


28/50

LPGLt4 4 a0 !R:t4 4 a5 LRA!Et 4 4 a64 LPOPt 4 a8 LGDPt4 4 a9

Rt 4 A= LPOU!t4) (08)

LPDGLt & + < LPGBt < * LPPPKt < LPGLt ilai tukar memiliki peran yang sangat #esar dalam perekonomian

suatu negara dengan sistem ter#uka di mana olume lalu lintas

perdagangan 9 ekspor dan impor #arang dan jasa asing memiliki porsi yang

ukup #esar dari produk domestik dalam #auran produk. 'elain itu, arus

modal juga sangat dipengaruhi oleh nilai tukar mata uang asing terhadap

mata uang lokal.

Peru#ahan nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang dari

negara%negara lain, terutama untuk mata uang kuat dunia, akan

mempengaruhi komposisi dan kuantitas impor dan ekspor suatu negara.

Peru#ahan nilai tukar mata uang akan langsung mempengaruhi harga

komoditi di dunia selain juga akan mempengaruhi daya #eli masyarakat di

negara dengan perekonomian ter#uka di mana ketergantungan pada sektor

asing.


36/50

negara di !sia Tenggara dan !sia Timur pada pertengahan dan akhir tahun

18 juga dise#a#kan oleh turunnya nilai mata uang domestik, di samping

struktur ekonomi yang tidak sehat (


37/50

maka perilaku produsen gula dalam negeri akan dihadapkan dengan perilaku

produsen impor. engan kata lain, perilaku industri gula di Indonesia dapat

dilihat se#agai pasar duopoli.

Pasar duopoli menunjukkan #ah*a industri gula hanya ada dua

produsen produsen dalam negeri dan impor. Perilaku produsen (dalam hal ini

produsen dalam negeri" yang terli#at dalam pasar duopoli sangat

dipengaruhi oleh perilaku produsen lain (importir 9 produsen dari luar

negeri". Kom#inasi harga, kuantitas dan keuntungan dari duopolies produser

tergantung pada tindakan produsen lain (+enderson dan Fuandt, 171". ia

dapat mengontrol tingkat mereka sendiri output (atau harga jika produk

di#edakan", tetapi tidak dapat mengontrol aria#el lain yang mempengaruhi

keuntungan. Keuntungan yang diperoleh adalah hasil interaksi antara aktor

dalam keputusan pasar.

+arga gula dalam negeri akan adalah interaksi antara harga gula

domestik dan harga impor gula pengganti, sehingga harga gula dalam negeri

(P)G" adalah $ungsi dari harga impor (pemanggil". engan kata lain,

harga gula impor akan mempengaruhi harga gula dalam negeri (iholson, 18/ Koutsoyiannis, 17".

+asil estimasi persamaan struktural untuk persamaan regresi

kointegrasi jangka panjang persamaan harga gula domestik ditunjukkan pada

persamaan (4" dan persamaan jangka pendek harga gula domestik

kesalahan orretion model dalam persamaan (7" di #a*ah ini.

LPDGLt & 4+-+8+0+5 < +-+906+ LPMGLt 4 ++9

EC!LPDGLt4 (56)

(0.7388" (%2,18788"


38/50

:2 C 0,01878

:2 !dj C 0,03100

5%statistik C 0.0887

'tat %; C 1.42428

("- T statistik

VV"- 'igni$ikan P!! Z C 1

LPDGLt & 5-8*9+ < -+8066 LPMGLt (58)

(4.1"

:2 C 0,32874

:2 !dj C 0,320477

5%statistik C 1,4

'tat %; C 0.38720

("- T statistik


Persamaan (4" adalah hasil dari perkiraan jangka panjang. Persamaan

estimasi untuk menguji persamaan regresi residual o%integrasi o%integrasi-

Wit & 4 +.586+ Wt4 (59)

>ilai T (a#solut" le#ih #esar dari nilai !5 ( signi$ikansi" C

%1,37. Ini #erarti #ah*a residual dari persamaan regresi kointegrasi


39/50

stasioner pada 0 derajat, atau saya (0". +asil ini menunjukkan #ah*a

persamaan regresi o%integrasi tidak palsu meskipun aria#el indiidu tidak

stasioner, sehingga dapat dikatakan #ah*a persamaan regresi o%integrasi

adalah persamaan jangka panjang dan parameter yang diperoleh parameter

jangka panjang ()ujarati, 2003 - 82".

Hstimasi model adalah memiliki nilai jangka panjang dari koe$isien

determinasi :2 C 0,32874. +al ini menunjukkan #ah*a ariasi dalam

peru#ahan harga gula dalam negeri (P)G" dapat dijelaskan oleh ariasi

aria#el harga gula impor 32,84, sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh

aria#el di luar model.

>ilai statistik 5 dari 1,44 dan signi$ikan pada Z C

menunjukkan #ah*a #ersama%sama aria#el%aria#el ini mempengaruhi

aria#el dependen harga gula dalam negeri.

@ntuk menguji indiidu t%statistik #ah*a harga gula impor

#erpengaruh positi$ terhadap harga gula dalam negeri dengan tingkat

signi$ikansi .

ari persamaan estimasi jangka pendek harga gula dalam negeri

terlihat #ah*a koe$isien elastisitas harga jangka pendek impor gula tidak

signi$ikan pada tingkat signi$ikansi dan jangka panjang % 1,07443 0 dan

signi$ikan pada Z C . +al ini menunjukkan #ah*a jika ada penurunan

harga impor (yang #erarti le#ih rendah dari harga domestik" 10 tidak akan

mengaki#atkan harga domestik le#ih rendah dan e$ek jangka panjang dari

10,7. &eskipun elastisitas keil (inelastis", tapi tampaknya #ah*a

penyesuaian harga domestik untuk mengimpor harga dalam jangka panjang

#egitu #esar terlihat dari koe$isien penyesuaian %,00182. +al ini


40/50

menunjukkan #ah*a ke#ijakan impor gula untuk mem#a*a harga yang

rendah akan segera pasar merespon dengan epat untuk segera menurunkan

harga domestik.

. omestik )ula +arga H$ek pada Produksi )ula+asil estimasi persamaan struktural untuk produksi gula, dua

perkiraan produksi gula yang jangka panjang dan jangka pendek. Perkiraan

produksi persamaan jangka panjang dilakukan dengan memperkirakan o%

integrasi model persamaan regresi (o%integrasi :egresi Persamaan 9 :H"

dan kesalahan model persamaan koreksi jangka pendek (Hrror orretion

&odel 9 H&". Persamaan struktural o%integrasi regresi diperkirakan

jangka panjang produksi dapat dilihat pada persamaan (dan hasil perkiraan

jangka pendek dari kesalahan persamaan model koreksi struktural untuk

produksi gula dapat dilihat pada persamaan di #a*ah ini.

L%DGLt & +-+566 < +-=585 LPDGLt 4 +-*=95 '') LPGBt 4

(0.73217" (%3,38817"

4 +-58*5 '') LPPPKt < +-+++95 EC!LD%GLt4 (5=)

(%,141" (%,141"

:2 C 0,27721

:2 !dj C 0,27721

5%statistik C 8.3442

'tat %; C 8.3442

("- T statistik



41/50

L%DGLt & *-=+6=* < -+++0 LPDGLt 4+-+98+ LPGBt

Documents

Terjemahan Dampak Impor Gula