14
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt pencipta alam semesta, dengan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat maktu. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada nabi besar Muhammad SAW. Adapun makalah ini kami susun dengan mengambil judul Pemberian Terapi Oral, Parenteral dan Enteral Pada Anak. Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi kami. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini banyak terdapat kakurangan untuk itu kami juga mengharapkan saran dan kritik sebagai bahan perbaikan kami di masa depan.

TERAPI CAIRAN ANAK

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TERAPI CAIRAN ANAK

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt pencipta alam

semesta, dengan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan

tepat maktu. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada nabi besar Muhammad

SAW.

Adapun makalah ini kami susun dengan mengambil judul Pemberian

Terapi Oral, Parenteral dan Enteral Pada Anak.

Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu kami dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca

umumnya dan khususnya bagi kami. Kami menyadari dalam pembuatan makalah

ini banyak terdapat kakurangan untuk itu kami juga mengharapkan saran dan

kritik sebagai bahan perbaikan kami di masa depan.

Page 2: TERAPI CAIRAN ANAK

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan....................................................................................1

1.3 Metode Penulisan...................................................................................2

1.4 Sistematika Penulisan............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian..............................................................................................3

2.2 Tujuan....................................................................................................

2.3 Indikasi...................................................................................................

2.4 Kontra Indikasi......................................................................................

2.5 Penatalaksanaan.....................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................

3.2 Saran......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: TERAPI CAIRAN ANAK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemampuan dari seluruh organisme untuk berfungsi normal tergantung

pada terpeliharanya suatu lingkungan interna yang stabil. Ini merujuk pada

kandungan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Agar setiap individu sehat, tubuh

harus mengandung konsentrasi cairan dan elektrolit yang semestinya.

Anak mempunyai kerentanan khusus terhadap keseimbangan cairan,

terutama BBLR, neonatus, obesitas, atau dalam keadaan sakit. Pertukaran cairan

pada bayi hamper mencapai 25% dari seluruh cairan tubuh, sedangkan pada orang

dewasa hanya sekitar 6%. Dengan begitu pengaruh penyakit yang mengurangi

masukan cairan misalnya : muntah atau penyakit yang meningkatkan pengeluaran

cairan misalnya : panas dan diare, lebih cepat timbul pada bayi dibandingkan

dengan orang dewasa.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :

a. memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak

b. mengetahui pengertian dari pemberian terapi cairan oral, parenteral, dan

enteral pada anak

c. mengetahui bagaimana indikasi, kontra indikasi dan pelaksanaan dalam

pemberian terapi cairan oral, parenteral dan enteral pada anak.

1.3 Metode Penulisan

Makalah ini disusun berdasarkan study kepustakaan dan membaca buku

sumber yang berhubungan dengan materi tersebut.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari :

BAB I : PENDAHULUAN

Page 4: TERAPI CAIRAN ANAK

BAB II

PEMBAHASAN

Cairan tubuh total tergantung pada umur, jenis kelamin dan jumlah jaringan

adipose yang ditemukan. Neonatus secara relatif mempunyai kandungan air yang

terbesar dan lebih gemuk seseorang, maka akan semakin kurang presentasi air

dalam tubuhnya.

Cairan tubuh total setara dengan sekitar 75% dari berat badan bayi saat lahir

dan 65% pada masa neonatus.

GANGGUAN KESEIMBANGAN AIR

Kehilangan Air

Hal ini merupakan keadaan dimana kandungan air tubuh mengalami

penurunan secara relatif dibandingkan dengan kandungan garamnya. Konsentrasi

garam dalam tubuh akan cenderung tinggi. Penyebabnya :

1. Masukan air yang tidak cukup. Kesukaran dalam menelan, misalnya akibat

beberapa sumbatan dalam esophagus, keadaan tidak sadar.

2. Kehilangan air secara berlebihan. Keadaan ini dapat terjadi pada anak-anak

dengan diabetes insipidus atau dalam kondisi dimana kemempuan ginjal

untuk melakukan konsentrasi menurun. Keringat yang berlebihan, muntah dan

diare juga merupakan sebab umum dari kehilangan air yang berlebihan.

A. Pengertian

Terapi cairan oral adalah pemberian cairan yang diberikan melalui mulut

Terapi cairan parenteral adalah pemberian cairan ke dalam tubuh yang

diberikan melalui selang infuse yang dimasukan melalui vena.

Terapi cairan enteral adalah pemberian cairan melalui Naso Gastro Tube.

Page 5: TERAPI CAIRAN ANAK

B. Tujuan

1. Sebagai tindakan pengobatan

2. Untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan & elektrolit.

3. Sebagai pengganti cairan yang hilang

4. Untuk pemeliharaan cairan

C. Indikasi

* Indikasi pemberian terapi cairan oral

- Bagi pasien dalam keadaan sadar

- Tidak terdapat kelainan atau sumbatan pada esophagus

* Indikasi pemberian cairan parenteral

- Pasien sebelum transfuse darah

- Pasien pra dan pasca bedah

- Pasien yang tidak bisa makan & minum melalui mulut

- Pasien yang memerlukan pengobatan yang pemberiannya harus dengan cara

infuse

- Pasien dengan diare berat

D. Kontra indikasi

# untuk pemberian terapi cairan oral :

- Bagi pasien yang mengalami kesukaran dalam menelan, misalnya : karena

terjadi sumbatan pada esophagus

- Bagi pasien dalam keadaan tidak sadar

# untuk pemberian terapi cairan parenteral :

- Resiko terjadinya flebitis sehingga terjadi oedema

- Bila factor tetesan terlalu banyak atau tidak sesuai dengan kebutuhan akan

menyebabkan bayi atau anak menggigil.

- Bayi atau anak merasa tidak nyaman dan pergerakannya terbatas karena

terpasang infuse sehingga bayi atau anak menjadi rewel.

Page 6: TERAPI CAIRAN ANAK

E. Penatalaksanaan

* Cara pemberian terapi cairan oral :

Persiapan alat : gelas dan sendok / sedotan

* Cara pemberian terapi cairan parenteral :

Persiapan alat :

- Baki beralas

- Bak instrument

- Spuit, jarum & kain kassa steril, hand scoon

- Seperangkat infuse set steril

- Betadin

- Plester

- Gunting perban

- Kapas alcohol

- Cairan infuse yang diberikan

- Bengkok

- Standar infuse

- Spalk yang sudah siap pakai

- Perlak kecil + alas

- Turniket atau alat pembendung

- Korentang set

Pelaksanaan :

1. Pasien diberi penjelasan mengenai hal yang akan dilakukan, libatkan ibu

klien dalam pelaksaan tindakan untuk lebih memudahkan tindakan yang akan

dilakukan.

2. Simpan peralatan didekat pasien.

3. Cuci tangan

4. Perlak dan alasnya disimpan dibawah anggota tubuh yang akan dipasang

infuse.

5. Botol cairan digantungkan pada standar infuse.

6. Tutup botol cairan didesinfeksi dengan kapas alcohol, lalu masukan selang.

7. Lengan pasien dibendung dengan turniket, lalu pakai hand scoon.

Page 7: TERAPI CAIRAN ANAK

8. Daerah permukaan kulit yang akan ditusuk didesinfeksi lalu jarum

ditusukkan ke vena dengan lubang jarum menghadap ke atas.

9. Bila berhasil darah akan keluar ( dapat terlihat pada selang ) maka

pembendung dilepaskan, penjepit dilonggarkan untuk melihat kelancaran

cairan atau tetesan.

10. Bila tetesan lancer, pangkal jarum derekatkan pada kulit dengan plester

kemudian tetesan diatur sesuai dengan yang ditentukan.

11. Jarum dan tempat tusukan ditutup dengan kain kassa yang telah diberi

betadine dan di plester.

12. Anggota tubuh yang dipasang infuse, posisinya diatur agar jarum infuse tidak

bergerak atau berubah letaknya dan gunakan spalk

13. Setelah pemasangan infuse selesai, pasien dirapikan dan posisinya diatur

senyaman mungkin.

* Cara pemberian terapi cairan enteral :

Persiapan alat :

- Makanan cair / cairan pada suhu ruang dan air dalam wadah penuang

- Selang pemberian makan

- Plester 1,5 cm

- Air

- Spuit

- Stetoskop

Penatalaksanaan :

1. Persiapan alat

2. Cuci tangan anda dengan sabun dan air, sambil mencuci hitung sampai 10

kemudian bilas dan air jernih dan keringkan dan tisu atau handuk bersih

3. Potong seutas plester

4. Beri tahu anak dan orang tua apa yang akan anda lakukan

5. Tempatkan anak diatas pangkuan anda, miring kanan atau berbaring pada

kursi bayi

6. Ukur jarak selang yang tepat. Pegang ujung selang pada lambung anak dan

tarik sampai ke hidung kemudian ke daun telinga, kemudian tandai selang

dengan plester

Page 8: TERAPI CAIRAN ANAK

7. Benamkan ujung selang untuk melembabkannya

8. Masukan ujung selang kedalam satu lubang hidung kearah belakang

tenggorok anak

9. Bila anak dapat membantu minta ia menelan selang untuk memudahkan

masuknya selang

10. Masukan selang dengan cepat sampai pada tanda plester bila terjadi batuk

atau mengalami masalah lain, lepas selang sekaligus

11. Plester selang pada bagian bibir atas dan pipi anak

12. Periksa letak selang :

- Tempatkan 5 cc udara dalam spuit hubungkan spuit dengan selang

- Tempatkan stetoskop di atas area lambung anak

- Injeksikan udara kedalam selang sambil mendengarkan gemuruh yang

terjadi melalui stetoskop

- Buang udara dengan spuit ditarik kembali perlahan-perlahan bila isi

lambung tampak dalam selang maka selang berada dalam posisi yang

benar, bila tidak tampak isi lambung tempatkan anak pada posisi miring

kiri atau masukan sedikit lagi selang tersebut tarik kembali untuk melihat

apakah isi lambung terlihat atau tidak

- Bila sudah masuk lambung buka spuit dari selang lepaskan penghisap

spuit (plunger) dari spuit

- Sambungkan kembali spuit ke selang

- Isi spuit dengan jumlah cairan yang tepat bila perlu dorong cairan dengan

perlahan

- Lepaskan plunger dan biarkan makan atau cairan mengalir dengan

sendirinya

- Bagian dasar spuit dipegang sejajar dengan dagu anak 15 cm diatas

lambung anak

- Pasang klem pada selang bila klem akan dibiarkan terpasang antara

pemberian cairan

- Tuliskan waktu dan jumlah pemberian cairan

Page 9: TERAPI CAIRAN ANAK

Perhitungan Kebutuhan Cairan

Jenis Dehidrasi Dosis Luas

Permukaan

Dosis Dewasa

Dehidrasi ringan

Dehidrasi sedang

Dehidrasi berat

Syok dan dehidrasi

850 ml/m2

1100 ml/m2

1400 ml/m2

1500 ml/m2/ibh

1500 ml

2000 ml

2500 ml

3250 ml

Contoh :

Seorang bayi BB : 8,5 kg LPT : 0,44 m2 dehidrasi parah dan syok. Perhitungan

penggantian cairan pada kekurangan ini :

Bila bayi kehilangan 10 % dari BB

Rumus I : 10 % ∙ BB

: 10 % ∙ 8,5 kg

: 0,85 kg → 0,85 liter

: 850

Rumus II : 1900 ml x 0,44

: 836 ml

Rumus III : 25 % dari 3250 ml

: 812

Page 10: TERAPI CAIRAN ANAK

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan, jadi kalau terjadi

ketidakseimbangan cairan dan elektrolit maka tubuh akan mengalami gangguan

secara fisiologis beberapa organ misalnya : ginjal, jantung dan lain-lain. Oleh

sebab itu keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh perlu dipertahankan agar tidak

terjadi dehidrasi sehingga akan mengakibatkan komplikasi.

Kasus dehidrasi akan lebih sering terjadi pada bayi karena kecepatan

metabolismenya dan luas permukaan tubuhnya yang relatif besar sehingga perlu

penanganan yang lebih intensif untuk perawatan cairan dan elektrolitnya.

3.2. SARAN