10
TEORI A. HCG (Human Chorionic Gonadotropin) Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah hormon yang disekresi oleh sel-sel trofoblas ke dalam cairan ibu segera setelah nidasi terjadi. Hormon ini hadir dalam darah dan dikeluarkan oleh sel plasenta/embrio/bakal janin, sebagai hasil pembuahan sel telur oleh sperma. Kira-kira sepuluh hari setelah sel telur dibuahi sel sperma di saluran Tuba fallopii, telur yang telah dibuahi itu bergerak menuju rahim dan melekat pada dindingnya. Sejak saat itulah plasenta mulai berkembang dan memproduksi HCG yang dapat ditemukan dalam darah serta air seni. Keberadaan hormon protein ini sudah dapat dideteksi dalam darah sejak hari pertama keterlambatan haid, yang kira-kira merupakan hari keenam sejak pelekatan janin pada dinding rahim. Salah satu fungsi hormon ini adalah membantu menjaga keadaan rahim agar sesuai untuk kehamilan, dengan antara lain merangsang pengeluaran hormon progesteron (Itulah kenapa, jika terjadi kehamilan, hormon progesteron akan meningkat sesuai dengan umur kehamilan). Kadar hormon ini terus bertambah hingga minggu ke 14-16 kehamilan, terhitung sejak hari terakhir menstruasi. Sebagian besar ibu hamil mengalami penambahan kadar hormon HCG sebanyak dua kali lipat setiap 3 hari. Peningkatan kadar hormon ini biasanya ditandai dengan mual dan pusing yang sering dirasakan para ibu hamil. Setelah itu kadarnya menurun terus secara perlahan, dan hampir mencapai kadar normal beberapa saat setelah persalinan. Tetapi adakalanya kadar hormon ini masih di atas normal sampai 4 minggu setelah persalinan atau keguguran. Kadar HCG yang lebih tinggi pada ibu hamil biasa ditemui pada kehamilan kembar dan kasus hamil anggur (mola). Sementara pada perempuan yang tidak hamil dan juga laki-laki, kadar HCG di atas normal bisa mengindikasikan adanya tumor pada alat reproduksi. Tak hanya itu, kadar HCG yang terlalu rendah pada ibu hamil pun patut diwaspadai, karena dapat berarti kehamilan terjadi di luar rahim (ektopik) atau kematian janin yang biasa disebut aborsi spontan.

Teori Uji Kehamilan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Teori Uji Kehamilan

TEORI

A. HCG (Human Chorionic Gonadotropin)

Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah hormon yang disekresi oleh sel-sel trofoblas ke dalam cairan ibu segera setelah nidasi terjadi. Hormon ini hadir dalam darah dan dikeluarkan oleh sel plasenta/embrio/bakal janin, sebagai hasil pembuahan sel telur oleh sperma. Kira-kira sepuluh hari setelah sel telur dibuahi sel sperma di saluran Tuba fallopii, telur yang telah dibuahi itu bergerak menuju rahim dan melekat pada dindingnya. Sejak saat itulah plasenta mulai berkembang dan memproduksi HCG yang dapat ditemukan dalam darah serta air seni. Keberadaan hormon protein ini sudah dapat dideteksi dalam darah sejak hari pertama keterlambatan haid, yang kira-kira merupakan hari keenam sejak pelekatan janin pada dinding rahim. Salah satu fungsi hormon ini adalah membantu menjaga keadaan rahim agar sesuai untuk kehamilan, dengan antara lain merangsang pengeluaran hormon progesteron (Itulah kenapa, jika terjadi kehamilan, hormon progesteron akan meningkat sesuai dengan umur kehamilan).

Kadar hormon ini terus bertambah hingga minggu ke 14-16 kehamilan, terhitung sejak hari terakhir menstruasi. Sebagian besar ibu hamil mengalami penambahan kadar hormon HCG sebanyak dua kali lipat setiap 3 hari. Peningkatan kadar hormon ini biasanya ditandai dengan mual dan pusing yang sering dirasakan para ibu hamil. Setelah itu kadarnya menurun terus secara perlahan, dan hampir mencapai kadar normal beberapa saat setelah persalinan. Tetapi adakalanya kadar hormon ini masih di atas normal sampai 4 minggu setelah persalinan atau keguguran.

Kadar HCG yang lebih tinggi pada ibu hamil biasa ditemui pada kehamilan kembar dan kasus hamil anggur (mola). Sementara pada perempuan yang tidak hamil dan juga laki-laki, kadar HCG di atas normal bisa mengindikasikan adanya tumor pada alat reproduksi. Tak hanya itu, kadar HCG yang terlalu rendah pada ibu hamil pun patut diwaspadai, karena dapat berarti kehamilan terjadi di luar rahim (ektopik) atau kematian janin yang biasa disebut aborsi spontan.

Penentuan kehamilan dengan menggunakan urine dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara biologik dan cara imunologik. Percobaan biologik dengan tiga cara yaitu cara Ascheim Zondek, cara Friedman dan cara Galli Mainini; masing-masing cara biologik ini menggunakan binatang percobaan yaitu tikus putih, kelinci dan katak jantan. Sedangkan pemeriksaan secara imunologik dapat dilakukan secara langsung dengan cara Direct Latex Agglutination (DLA) atau secara tidak langsung dengan cara Latex Agglutination Inhibition (LAI) serta cara Hemaglutination Inhibition (HAI).

Sejak tahuri 1960 cara imunologik telah mendapat tempat yang luas. Hal ini disebabkan karena cara ini lebih mudah, cepat dan lebih sensitif dari cara biologik; walaupun demikian cara Galli Mainini masih tetap digunakan sampai sekarang. Dewasa ini untuk pemeriksaan kehamilan di laboratorium-laboratorium yang paling banyak digunakan adalah cara imunologik dengan

Page 2: Teori Uji Kehamilan

cara Latex Agglutination Inhibition. Prinsip tes imunologik ini adalah berdasarkan terjadinya reaksi imunologis kimiawi antara HCG dalam urine dengan antibodi HCG (anti HCG).

http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/19/hormon-hcg-dan-uji-kehamilan/

Perkiraan Kadar hCG dalam Darah kehamilan trimester kedua

Perempuan yang tidak hamil dan laki-laki

Kurang dari 5 IU/l (international units per liter)

Ibu hamil:

24-28 hari setelah haid terakhir

5–100 IU/L

4-5 minggu (1 bulan) setelah haid terakhir

50–500 IU/L

5-6 minggu setelah haid terakhir

100–10.000 IU/L

14-16 minggu (4 bulan) setelah haid terakhir

12.000–270.000 IU/L

3.000-50.000 IU/L

kehamilan trimester ketiga

1.000-50.000 IU/L

Perempuan pasca menopause Kurang dari 10 IU/l

B. TES KEHAMILAN http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/08/tes-kehamilan.html Terdapat reaksi silang antara LH dengan β-subunit hCG pada tes kehamilan. HCG dihasilkan oleh sinstiotrofoblas sejak hari ke 8 pasca fertilisasi dan terdeteksi pada

hari ke 9. Puncak kadar hCG urine adalah pada sekitar hari ke 90 Waktu paruh hCG 1.5 hari. Kadar hCG serum dan urine pada situasi normal kembali ke nilai sebelum kehamilan

Page 3: Teori Uji Kehamilan

Penurunan kadar hCG setelah persalinan atas dasar waktu-paruh 1.5 jam

Tes Imunologi Tes imunologi dilakukan atas dasar sifat antigen dari polipeptida protein hCG. “Testing time” 2 menit sampai dengan 2 jam dan sensitivitas bervariasi antara 250 –

3500 mIU/ml tergantung pada pabrik pembuatan. Sebagian besar tes, menunjukkan hasil positif 4 – 7 hari pasca amenorea.

Ketepatan berubah oleh karena : Proteinuria yang menyebabkan inaktivasi agglutinasi anti-hCG. Penyakit imunologi yang menyebabkan reaksi positif palsu akibat adanya interaksi an-

tara IgM dengan reagen. Kadar LH tinggi ( rangsangan pada hipofise anterior atau penggunaan obat penenang)

menyebabkan reaksi positif palsu. Pasca ooforectomi, menopause, hipotiroidisme atau gagal ginjal dapat menunjukkan

hasil positif palsu.

Tabel Pemeriksaan kehamilan secara imunologisMetode Bahan Hasil Pemeriksaan

Koagulasi langsung Partikel latex yang dilapisi oleh anti hCG ditambahkan serum atau urine

Koagulasi bila terdapat hCG (kehamilan +)

Inhibisi koagulasi Anti hCG + serum atau urineditambahEritrosit yang sudah di sensitisasi atauPartikel latex yang dilapisi hCG

Koagulasi bila tidak terdapat hCG ( kehamilan - ) ; inhibisi terjadi bila terdapat hCG ( kehamilan + )

Pemeriksaan radioimmunoassay hCG Radio-immunoassay untuk hCG merupakan tes spesifik dan sensitif. Tidak terdapat reaksi silang dengan LH. Secara laboratoris, tes ini dapat mendeteksi

kadar serum antara 2 – 4 mIU/ml

“Home pregnancy test” (TEST PACK)Sebuah metoda tes kehamilan yang mudah, murah, praktis dan dapat dipakai di rumah (home pregnancy test, HPT) yang biasa dikenal dengan test pack merupakan alat praktis yang cukup akurat untuk mendeteksi kehamilan pada tahap awal. Test pack yang bisa dibeli di hampir setiap apotek ini di dalamnya memiliki zat yang bereaksi dengan hormon kehamilan, human Chorionic Gonadotropin (HCG), dan berubah warna jika HCG ini terdeteksi dalam air seni.

Alat uji kehamilan untuk cara penggunaannya relatif mudah, yaitu mencelupkan ujung

Page 4: Teori Uji Kehamilan

alat ke dalam air seni yang ditampung atau menyentuhkan pada aliran air seni ketika buang air kecil. Biasanya dianjurkan penggunaan air seni pertama setelah bangun pagi, karena konsentrasi hormon HCG yang tinggi pada saat itu.

Mekanisme kerja tes kehamilan melalui air seni adalah dengan menggunakan prinsip adanya ikatan antibodi antigen. Sebagai antigennya adalah adanya protein hormon beta HCG (hormon yang dihasilkan trofoblas/bagian plasenta) dan sebagai antibodi adalah antibodi yang dihasilkan binatang kuda yang disuntik hormon beta HCG. Antibodi yang berupa protein ini dikloning pada bakteri E coli. Kemudian antibodi dalam jumlah tertentu ini, setelah direaksikan dengan zat tertentu yang akan berubah warna bila bereaksi dengan antigen, ditempelkan pada alat uji kehamilan.

Alat uji kehamilan semacam ini biasanya memiliki dua buah “jendela” atau garis. Garis yang pertama mengisyaratkan bahwa tes dilakukan dengan benar, yang biasa disebut dengan garis kontrol. Garis kontrol akan tampak bila test pack mendapatkan cukup air seni untuk diuji. Sementara garis kedua menunjukkan hasil tes, yang merupakan bagian alat yang memiliki “antibodi” yang bereaksi dengan HCG dan dapat

berubah warna bila hormon ini terdeteksi. Setipis apapun garis ini, kemunculannya tetap menunjukkan adanya kehamilan.

Sebagian besar merk test pack yang beredar di pasaran sudah dapat mendeteksi HCG dengan kadar 25 IU/L-50 IU/L, sehingga cukup akurat untuk menentukan ada atau tidaknya kehamilan). Biasanya dibutuhkan 3-4 minggu sejak hari pertama menstruasi terakhir (biasanya dokter menyebutnya HPHT; Hari Pertama Haid Terakhir) agar jumlah HCG dapat dideteksi oleh uji kehamilan. Ini adalah waktu yang dianjurkan. Tapi jika anda tidak dapat menunggu selama itu, waktu paling cepat saat uji dapat dilakukan adalah 10-14 hari sejak berhubungan intim (yang diduga menyebabkan kehamilan). Jika dilakukan lebih awal, hasil uji dapat memberikan hasil negatif palsu. Artinya, alat uji menyatakan anda tidak hamil walaupun sebenarnya anda memang hamil.

Uji kehamilan yang lebih akurat tentunya adalah tes kuantitatif hormon HCG dalam darah. Biasanya yang diukur adalah jumlah subunit beta hormon HCG (ß- HCG). Pemeriksanaannya menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Tes melalui darah ini lebih cepat dibandingkan dengan urine, karena sebenarnya kadar HCG sudah ada dalam darah sejak implantasi terjadi, atau sejak terjadi pembuahan pada hari ke 8 sudah terdapat beta HCG sehingga bisa terdeteksi lewat darah. Hanya saja pemeriksaan lewat darah masih sangat jarang karena harganya relatif mahal. Uji ini memerlukan waktu dengan kisaran beberapa jam sampai beberapa hari untuk mendapatkan hasil. Uji ini juga dapat digunakan untuk mengamati tingkat HCG selama kehamilan. Apabila HCG tidak mengalami peningkatan, maka ini dapat menjadi indikasi adanya masalah pada kehamilan. Sedangkan jumlah HCG yang sangat tinggi dapat berarti seorang perempuan mengandung anak kembar.

Kurang akuratnya test pack dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan:

1. Uji dilakukan terlalu diniJika anda melakukan uji terlalu awal, kurang dari 8-10 hari setelah pembuahan, HCG

Page 5: Teori Uji Kehamilan

mungkin belum berada pada jumlah yang cukup untuk memberikan hasil positif.

2. Sensitifitas alat uji terlalu rendah

3. Sampel urin terlalu encerUrin dapat menjadi encer akibat seringnya berkemih atau tingginya volume cairan yang diminum.

4. Hamil, secara kimiaIni berarti embrio memang telah tertanam pada rahim dan HCG diproduksi pada selang waktu yang singkat, namun diikuti dengan keguguran sebelum tanda (fisik) kehamilan dapat teramati.Banyak kasus kehamilan yang tidak diketahui mengalami keguguran yang disangka haid. Padahal angkanya cukup tinggi. Saat di test positif sebelum terlambat haid, ternyata saat tiba jadwal haid keluar seperti biasa jumlahnya dan kehamilan juga keluar bersama haid.

5. Waktu pemeriksaan kehamilanTest kehamilan dilakukan diluar standar yang ditentukan oleh pembuat test, misalnya terlalu lama. Yang akan membuat hasil alat tes kehamilan menjadi positif.

6. Pengaruh obat dan bahan kimia bagi kehamilanObat-obat tertentu dapat membuat alat test kehamilan ini memunculkan hasil positif. Diantaranya adalah penggunaan HCG untuk terapi kesuburan dan diet, obat diuretik dan obat anti parkinson jg bisa memunculkan hasil positif pada alat tes kehamilan. Bahan kimia atau sabun yang terkontaminasi pada urin juga bisa membuat alat test kehamilan memunculkan hasil positf. Vitamin C dosis tinggi juga dikatakan bisa mempengaruhi hasil test kehamilan.

7. Tumor dalam Tubuh

Adanya tumor dalam tubuh yang menghasilkan HCG seperti tumor jaringan plasenta (trofoblastik), tumor indung telur yang menghasilkan HCG dll.

http://www.membuatblog.web.id/2010/06/kapan-waktu-yang-tepat-untuk-tes-

kehamilan.html

PEMBAHASAN

Hormon HCG yaitu hormone yang dihasilkan oleh plasenta segera setelah terjadi

konsepsi yang kemudian dilanjutkan oleh sel sinsitiotrofoblast (bagian dari plasenta).

Keberadaan hormon protein ini sudah dapat dideteksi dalam darah sejak hari pertama

Page 6: Teori Uji Kehamilan

keterlambatan haid, yang kira-kira merupakan hari keenam sejak pelekatan janin pada dinding

rahim.

Pada praktikum uji kehamilan ini bertujuan untuk memperlihatkan bahwa hanya pada

wanita hamil yang mengandung hCG dan tidak terdapat pada wanita tidak hamil. Oleh karena

itu, sampel yang digunakan adalah urin ibu hamil usia kandungan sekitar 2 bulan; control

negative; urin mahasiswa perempuan & laki-laki.

Penentuan kehamilan dengan menggunakan urine dapat dilakukan dengan dua cara

yaitu cara biologik dan cara imunologik. Percobaan biologik dengan tiga cara yaitu cara Ascheim

Zondek, cara Friedman dan cara Galli Mainini; masing-masing cara biologik ini menggunakan

binatang percobaan yaitu tikus putih, kelinci dan katak jantan. Sedangkan pemeriksaan secara

imunologik dapat dilakukan secara langsung dengan cara Direct Latex Agglutination (DLA) atau

secara tidak langsung dengan cara Latex Agglutination Inhibition (LAI) serta cara

Hemaglutination Inhibition (HAI). Untuk pemeriksaan kehamilan di laboratorium-laboratorium

yang paling banyak digunakan adalah cara imunologik dengan cara Latex Agglutination

Inhibition. Prinsip tes imunologik ini adalah berdasarkan terjadinya reaksi imunologis kimiawi

antara HCG dalam urine dengan antibodi HCG (anti HCG). Hal ini disebabkan karena cara ini

lebih mudah, cepat dan lebih sensitif dari cara biologic.

Pada praktikum uji kehamilan ini dilakukan dengan cara imunologik dengan metode

koagulasi langsung atau Direct Latex Agglutination (DLA) dimana urin sampel ditambahakn

dengan partikel latex yang dilapisi oleh anti hCG, terjadinya koagulasi menunjukkan adanya hCG

(kehamilan +). Pada keempat sampel hanya pada urin ibu hamil usia kandungan sekitar 2 bulan

yang menunjukkan hasil positif (+) mengandung hCG karena terjadi koagulasi setelah urin

bereaksi dengan partikel lateks yang mengandung anti hCG.

Percobaan ini juga didukung dengan penggunaan alat test pack. Cara penggunaannya

relatif mudah, yaitu mencelupkan ujung alat ke dalam air seni yang ditampung. Mekanisme

Page 7: Teori Uji Kehamilan

kerja alat ini adalah dengan menggunakan prinsip adanya ikatan antibodi antigen. Sebagai

antigennya adalah adanya protein hormon beta HCG (hormon yang dihasilkan trofoblas/bagian

plasenta) dan sebagai antibodi adalah antibodi yang dihasilkan binatang kuda yang disuntik

hormon beta HCG. Antibodi yang berupa protein ini dikloning pada bakteri E coli. Kemudian

antibodi dalam jumlah tertentu ini, setelah direaksikan dengan zat tertentu yang akan berubah

warna bila bereaksi dengan antigen, ditempelkan pada alat uji kehamilan. Alat uji kehamilan ini

memiliki dua buah “jendela” atau garis. Garis yang pertama mengisyaratkan bahwa tes

dilakukan dengan benar, yang biasa disebut dengan garis kontrol. Garis kontrol akan tampak

bila test pack mendapatkan cukup air seni untuk diuji. Sementara garis kedua menunjukkan

hasil tes, yang merupakan bagian alat yang memiliki “antibodi” yang bereaksi dengan HCG dan

dapat berubah warna bila hormon ini terdeteksi.

Pada saat test pack dicelupkan ke dalam urin ibu hamil usia kandungan sekitar 2 bulan

sekitar 2 menit timbul dua garis pada alat tersebut. Hal ini memperlihatkan bahwa hanya pada

urin wanita hamil yang mengandung hCG.