Upload
pradana-adi-wibowo
View
295
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Teori Pemekaran Lempeng Samudera
Citation preview
TEORI PEMEKARAN LEMPENG SAMUDERA
Disusun oleh :
Pradana Adi W.
Farid Nurul Y.
Endah S.
Fitri Damayanti
Guna memenuhi tugas geodinamika
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
BAB IPENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Teori pemekaran lantai samudera (sea floor spreading) sangat berkaitan erat
dengan teori tektonik lempeng. Untuk itu dalam membahas teori pemekaran lantai
samudera, kita harus memiliki pengetahuan yang cukup pula mengenai teori tektonik
lempeng. Menurut teori Tektonik Lempeng, lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu
lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang
lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga sekarang.
Teori Tektonik Lempeng muncul sejak tahun 1960-an, dan hingga kini teori ini telah
berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan
meletusnya gunung berapi, juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan
samudera. Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun
kerak samudera (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi (earth’s
mantle).
Kerak benua dan kerak samudera, beserta lapisan teratas mantel ini dinamakan
litosfer. Kepadatan material pada kerak samudera lebih tinggi dibanding kepadatan pada
kerak benua. Demikian pula, elemen-elemen zat pada kerak samudera (mafik) lebih berat
dibanding elemen-elemen pada kerak benua (felsik). Di bawah litosfer terdapat lapisan
batuan cair yang dinamakan astenosfer. Karena suhu dan tekanan di lapisan astenosfer
ini sangat tinggi, batu-batuan di lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan (fluida).
Litosfer terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu
dengan lainnya.
2. RUMUSAN MASALAHA. Apa yang di maksud dengan oemekaran lempeng samudera ?B. Apa penyebab terjadinya pemekaran lempeng samudera ?C. Apa saja akibat yang ditimbulkan dari pemekaranlempeng samudera ?
3. TUJUANA. Mengetahui apa saja yang menyababkan terjadinya pemekaran lempeng samudera.B. Mengetahui akibat yang ditimbulkan daari penekaran lempeng samudera.
BAB IIISI
1. PEMBAHASAN
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 para ahli geologis mengasumsikan
bahwa komponen utama bumi telah berada dalam bentuk yang tetap, dan kebanyakan
fitur geologis seperti pegunungan merupakan hasil pergerakan vertikal seperti yang
dijelaskan dalam teori geosinklinal. Hipotesis pemekaran lantai samudera dikemukakan
pertama kalinya oleh Harry Hess (1960) dalam tulisannya yang berjudul “Essay in
Geopoetry Describing Evidence for Sea-loor Spreading”. Dalam tulisannya diuraikan
mengenai bukti-bukti adanya pemekaran lantai samudera yang terjadi di pematang
tengah samudera (Mid Oceanic Ridges), Guyots, serta umur kerak samudera yang lebih
muda dari 180 juta tahun.
MOR (Mid-Ocean Ridge) adalah rantai gugusan gunungapi di bawah laut yang
mengelilingi bumi dimana kerak bumi baru terbentuk dari leleran magma dan aktifitas
gunung berapi, panjangnya lebih dari 40.000 mil (60.000 km). MOR terbentuk oleh
aktivitas tektonik lempeng yang bergerak secara divergen, sehingga kekosongan pada
batas dua lempeng samudera yang terpisah terisi oleh lava/magma yang menghasilkan
sebuah kerak baru. Struktur yang paling menonjol di dasar samudera adalah punggungan
tengah samudera (Mid-Ocean Ridge). Punggungan ini berupa tinggian yang memanjang
di dasar samudera dengan puncak hingga ada yang mencapai 3.000 m di atas lantai
samudera. Di bagian tengah punggungan biasanya terdapat lembah yang aktif diisi oleh
lelehan magma secara terus-menerus.
Guyots atau table mount merupakan gunung bawah laut yang terisolasi dengan
rata-rata tinggi lebih dari 200 m di bawah permukaan laut. Puncak guyot berbentuk datar
dan berdiameter 10 km. Guyot merupakan bekas gunung api.
Hipotesa pemekaran lantai samudera pada dasarnya adalah suatu hipotesa yang
menganggap bahwa bagian kulit bumi yang ada didasar samudera Atlantik tepatnya di
pematang tengah samudera mengalami pemekaran yang diakibatkan oleh gaya tarikan
(tensional force) yang digerakan oleh arus konveksi yang berada di bagian mantel bumi
(astenosfir). Akibat dari pemekaran yang terjadi disepanjang sumbu pematang tengah
samudera, maka magma yang berasal dari astenosfir kemudian naik dan membeku.
Magma ini terus keluar keatas di pematang tengah samudera dan menghasilkan aliran
magma yang mengalir kedua arah berbeda dan menghasilkan kekuatan yang mampu
membelah pematang tengah samudera. Pada saat lantai samudera tersebut terbelah,
retakan terjadi di tengah pematang dan magma yang meleleh mampu keluar dan
membentuk lantai samudera yang baru. Arus konveksi yang menggerakkan lantai
samudera (litosfir), pembentukan material baru di Pematang Tengah Samudera
(Midoceanic ridge) dan penyusupan lantai samudera kedalam interior bumi (astenosfir)
pada zona subduksi. Arus konveksi ini berfungsi sebagai penggerak dan litosfer sebagai
ban berjalan (conveyor belt).
Kemudian lantai samudera tersebut bergerak menjauh dari pematang tengah
samudera sampai dimana akhirnya bertemu dengan lempeng kontinen dan akan
menyusup ke dalam karena berat jenisnya yang umumnya berkomposisi lebih berat dari
berat jenis lempeng kontinen. Penyusupan lempeng samudera kedalam lempeng benua
inilah yang menghasilkan zona subduksi atau penunjaman dan akhirnya lithosphere akan
kembali menyusup ke bawah astenosphere dan terpanaskan lagi. Kejadian ini
berlangsung secara terus-menerus. Dengan adanya zona penunjaman ini maka akan
terbentuk palung pada sepanjang tepi paparan, dan juga akan terbentuk kepulauan
sepanjang paparan benua oleh karena proses pengangkatan. Kerak samudera yang
menunjam ke bawah ini akan kembali ke mantle atau jika bertemu dengan batuan benua
yang mempunyai densitas sama atau lebih besar maka akan terjadi mixing antara
material kerak samudera dengan benua membentuk larutan silikat pijar atau magma.
(Proses mixing terjadi pada kerak benua sampai 30 km di bawah permukaan bumi).
Karena sea floor spreading terus berlangsung maka jumlah magma hasil mixing yang
terbentuk akan semakin besar sehingga akan menerobos batuan-batuan di atasnya sampai
akhirnya muncul ke permukaan bumi membentuk deretan gunung api. Bagian lempeng
masuk ke zona subduksi, memiliki kemiringan sudut sekitar 45˚. Lempeng ini terus
tenggelam ke dalam astenosfer, yang karena proses waktu yang berjuta-juta tahun,
disertai pemanasan yang kuat dari dalam, bagian yang menekuk ini lama kelamaan akan
pecah, hancur-lebur, dan menjadi bagian dalam bumi kembali. Bagian-bagian litosfer
yang bergerak, retak, runtuh inilah yang merupakan wilayah paling labil, yang menjadi
salah satu penyebab terjadinya gempa, dan jalan yang lebih memungkinkan bagi magma
untuk naik mencapai permukaan bumi, membangun tubuhnya menjadi gunung api
Hipotesis pemekaran lantai samudra didukung juga oleh bukti-bukti dari
Frederick J. Vine dan D. H. Matthews. Vine dan Matthews berpendapat bahwa saat lava
meluap dan memadat di retakan tengah samudera, lava basal mendapatkan perkutuban
magnet sesuai dengan keadaan pada saat lava ini memadat. Penelitian tentang
kemagnetan mendukung teori pemekaran dasar samudera. Selain itu juga didukung
dengana adanya data-data hasil pengukuran kemagnetan purba (paleomagnetism) dan
penentuan umur batuan (rock-dating). Kemagnetan purba adalah studi tentang polaritas
arah magnet bumi yang terekam oleh mineral yang ada dalam batuan saat batuan tersebut
membeku. Sebagaimana diketahui bahwa mineral-mineral yang menyusun batuan,
seperti mineral magnetit akan merekam arah magnet-bumi saat mineral tersebut
terbentuk, yaitu pada temperatur lebih kurang 580o C (temperatur Currie).
Hasil studi kemagnetan purba yang dilakukan terhadap sampel batuan yang
diambil di bagian Pematang Tengah Samudra hingga ke bagian tepi benua menunjukkan
terjadinya polaritas arah magnet bumi yang berubah rubah (normal dan reverse) dalam
selang waktu setiap 400.000 tahun sekali. Polaritas arah magnet bumi yang terekam pada
batuan punggung tengah samudra dapat dipakai untuk merekontruksi posisi dan proses
pemisahan antara benua Amerika dan Afrika yang semula berimpit dan data ini didukung
oleh hasil penentuan umur batuan yang menunjukkan umur yang semakin muda ke arah
pematang tengah samudra. Hal lain yang perlu diketahui dari hipotesis pemekaran lantai
samudra adalah bahwa ternyata volume bumi tetap dan tidak semakin besar dengan
bertambah luasnya lantai samudera dan hal ini berarti bahwa harus ada di bagian lain dari
kulit bumi dimana kerak samudera mengalami penyusupan kembali ke dalam perut bumi.
BAB IIIPENUTUP
1. KESIMPULAN
A. Penyebab Pemekaran Lantai Samudera
Pemekaran lantai samudera terjadi ketika adanya arus konveksi yang mengakibatkan
pematang tengah samudera mengalami pemekaran. Prinsip yang paling penting pada teori
konveksi adalah bahwa material yang dingin dan lebih padat bergerak ke bawah,
sementara material yang lebih ringan dan lebih panas naik ke atas. Arah arus ini tidak
teratur, seperti pergerakan udara/awan atau pergerakan dari air yang direbus. Dalam
kondisi tertentu dua arah arus yang saling bertemu bisa menghasilkan arus interferensi
yang arahnya ke atas. Arus interferensi ini akan menembus kulit bumi yang berada di
atasnya. Magma yang menembus ke atas karena adanya arus konveksi ini akan
membentuk gugusan pegunungan yang sangat panjang dan bercabang-cabang di bawah
permukaan laut yang dapat diikuti sepanjang samudera-samudera yang saling
berhubungan di muka bumi. Lajur pegunungan yang berbentuk linear ini disebut dengan
MOR (Mid Oceanic Ridge atau Pematang Tengah Samudera) dan merupakan tempat
keluarnya material dari mantel ke dasar samudera. Kerak (kulit) samudera yang baru,
terbentuk di pematang-pematang ini karena aliran material dari mantel. Batuan dasar
samudera yang baru terbentuk itu lalu menyebar ke arah kedua sisi dari MOR karena
desakan dari magma mantel yang terus-menerus dan juga tarikan dari gaya gesek arus
mantel yang horisontal terhadap material di atasnya. Lambat laun kerak samudera yang
terbentuk di pematang itu akan bergerak terus menjauh dari daerah poros pematang dan
‘mengarungi’ samudera. Gejala ini disebut dengan Pemekaran Lantai Samudera (Sea
Floor Spreading).
B. Akibat dari Pemekaran Lantai Samudera
Pegunungan tengah laut (Mid Ocean Ridges)
Aliran panas tinggi (dari magma)
Kegempaan dangkal (<70 km dibawah MOR)
Terjadinya parit samudera