5

Click here to load reader

Teori Keputusan Dan Multi Criteria Decision Making

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Teori Keputusan Dan Multi Criteria Decision Making

Citation preview

Page 1: Teori Keputusan Dan Multi Criteria Decision Making

Teori Keputusan dan Multi Criteria Decision Making (MCDM)

Oleh :1 Andi Rizki Nur Qalbi_193108562 Nanggar Dwi Raharjo_19310901

Sarmag Teknik Sipil Universitas Gunadarma

A. Definisi Teori Keputusan

Teori keputusan adalah proses pembuatan keputusan dalam organisasi dapat didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi serta menyelesaikan masalah. Proses ini terdiri dari dua tahapan, yaitu:1. Tahap Identifikasi Masalah

Pada tahap ini memonitor informasi mengenai kondisi lingkungan serta organisasi untuk menentukan kinerja organisasi, apakah memuaskan atau tidak. Pada tahap ini apabila terjadi kemunduran kerja, maka akan dilakukan diagnosa penyebab terjadinya kekurangan pada organisasi.2. Tahap Penyelesaian Masalah

Pada tahap ini terjadi pertimbangan terhadap setiap alternatif keputusan. Satu alternatif akan dipilih sebagai alternatif yang akan dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah yang dialami organisasi.

B. Teori-teori Pengambilan Keputusan

Proses dalam pemilihan terkait dengan kebijaksanaan di mana kebijaksanaan sebagai tindakan yang mengarah pada tujuan tertentu yang dilakukan seseorang atau sejumlah orang berkenaan dengan suatu masalah atau persoalan tertentu. Secara tipikal, pembuatan kebijaksanaan ini adalah tindakan yang berpola, dilakukan sepanjang waktu, dan melibatkan banyak keputusan, diantaranya ada yang keputusan rutin dan yang tidak rutin. Berikut adalah tiga teori pengambilan keputusan yang dianggap paling sering dibicarakan:1. Teori Rasional Komprehensif

Teori ini merupakan teori yang paling dikenal dan mungkin paling banyak diterima oleh kalangan luas. Namun, teori ini banyak mendapatkan kritik, terutama dari ahli ekonomi dan matematika, Charles Lindblom. Lindblom menyatakan bahwa para pembuat keputusan sebenarnya tidak lebih berhadapan dengan masalah yang nyata dan terumuskan dengan jelas.2. Teori Inkremental

Teori ini mencerminkan pengambilan keputusan yang menghindari banyak masalah yang harus dipertimbangkan, dan pada saat yang sama merupakan teori yang lebih banyak menggambarkan cara yang ditempuh oleh pejabat pemerintah dalam mengambil keputusan sehari-hari.3. Teori Pengamatan Terpadu

Penganjur teori ini adalah ahli sosilogi organisasi Amitai Etzioni. Etzioni setuju terhadap kritik-kritik para teoritisi inkremental yang diarahkan pada teori rasional komprehensif, tetapi dia juga menunjukkan adanya beberapa kelemahan yang terdapat

Page 2: Teori Keputusan Dan Multi Criteria Decision Making

pada teori inkremental. Teori ini akan memperhitungkan tingkat kemampuan para pembuat keputusan yang berbeda-beda. Secara umum dapat dikatakan, bahwa semakin besar kemampuan apra pembuat keputusan untuk memobilisasikan kekuasaannya untuk mengimplementasikan keputusan mereka, semakin besar keperluannya untuk melakukan scanning dan semakin menyeluruh scanning itu, semakin efektif pengambilan keputusan tersebut.

C. Karakteristik Proses Pengambilan keputusan

Berikut adalah karakteristik proses pengambilan keputusan yang efektif:1. Fokus pada hal yang penting.2. Logis dan konsisten3. Mengakui pemikiran subyektif dan obyektif danmengombinasikan pemikiran analitis

dan intuitif.4. Membutuhkan sebanyak mungkin informasi dan analisis untuk menyelesaikan dilema

yang terjadi.5. Mendorong dan mengarahkan pengumpulan informasi yang relevan dan pendapaat

yang diinformasikan.6. Langsung, bisa diandalkan, mudah digunakan dan flexibel.

Gambar 1 Kerangka Pengambilan KeputusanSumber: Prentice Hall, Inc., 2005

D. Multi Criteria Decision Making (MCDM)

MCDM adalah suatu metode pengambilan keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif berdasarkan beberapa kriteria tertentu. Kriteria biasanya berupa ukuran-ukuran atau aturan-aturan atau standar yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Secara umum dapat dikatakan bahwa MCDM menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif. (Kusumadewi et al, 2006). Janko (2005) dalam Kusumadewi et al (2006) menyebutkan terdapat beberapa fitur umum yang digunakan dalam MCDM, yaitu:1. Alternatif, merupakan obyek-obyek berbeda dan memiliki kesempatan yang sama

untuk dipilih oleh pengambil keputusan.2. Atribut, sering juga disebut sebagai kriteria keputusan.3. Konflik antar kriteria, adanya konflik antara satu kriteria dengan yang lainnya.

Misalnya kriteria keuntungan akan berkonflik dengan kriteria biaya.4. Bobot keputusan, untuk menunjukkan kepentingan relatif dari setiap kriteria.

Page 3: Teori Keputusan Dan Multi Criteria Decision Making

5. Matriks keputusan, berisi elemen-elemen yang mempresentasikan rating dari alternatif.

Analytic Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada awal tahun 1970. Metode ini merupakan salah satu metode perbandingan berpasangan yang paling populer digunakan untuk pengambilan keputusan dalam permasalahan MCDM. Pendekatan AHP didesain untuk membantu pengambil keputusan untuk menggabungkan faktor kualitatif dan faktor kuantitatif dari suatu perasalahan yangn kompleks. Karena AHP dapat menghasilkan solusi dari berbagai faktor yang saling bertentangan, penggunaan AHP dalam berbagai bidang meningkat cukup signifikan.

Prinsip kerja AHP adalah membentuk suatu struktur permasalahan. Dalam menyelesaikan MCDM, AHP menyusun struktur hirarki masalah, mulai dari yang paling atas yang disebut goal, kemudian dibawahnya disebut varibel kriteria, dan selanjutnya diikuti oleh variabel alternatif. Kemudian pengambil keputusan akan memberikan penilaian numerik berdasarkan pertimbangan subjektifitas terhadap variabel yang ada untuk menentukan tingkatan prioritas masing-masing variabel. Berikut adalah pronsip-prinsip dasar dalam menyelesaikan MCDM dengan AHP menurut Mulyono (2004):1. Decomposition

Prinsip ini memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya. Jika ingin mendapat hasil yang akurat, pemecahan dilakukan sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan yang lebih lanjut sehingga didapat beberapa tingkatan dari persoalan yang ada. Berikut adalah bentuk struktur decompositon:

Gambar 2 Bentuk Struktur DecompositionSumber: Mulyono, 2004

2. Comparative JudgementPrinsip ini membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu

tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari metode AHP, karena akan mempengaruhi prioritas elemen. Hasilnya akan disajikan dalam bentuk matrik pairwise comparison, yaitu matriks perbandingan berpasangan yang memuat tingkat preferensi pengambil keputusan terhadap alternatif berdasarkan kriteria-kriteria yang ada. Skala yang digunakan adalah Skala Saaty.3. Synthesis of Priority

Setelah didapat matriks pairwise comparison, kemudian dicari eigen vektornya untuk mendapatkan local priority. Karena matriks ini terdapat pada setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priority, dapat dilakukan sintesa di antara local priority.4. Logical Consistency

Obyek-obyek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansinya, kemudian tingkat hubungan antara obeyek-obyek didasarkan pada kriteria tertentu.

Page 4: Teori Keputusan Dan Multi Criteria Decision Making

REFERENSI

Admin,2012. Pengambilan Keputusan.

http://icecube.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/07/13/pengambilan-keputusan/. [26 Juni

2013].

Ratni. 2012. Teori Pengambilan Keputusan . http://ratni_itp.staff.ipb.ac.id/2012/06/19/teori-

pengambilan-keputusan/. [26 Juni 2013].

Xu, Ling dan Yang, Jian Bo. 2001. Introduction to Multi-Criteria Decision Making and the

Evidential Reasoning Approach. Manchester School of Management. Manchester.

Wijaksono, Herlambang Putra. 2012. Teori Pengambilan Keputusan.

http://omkibomus.blogspot.com/2012/05/teori-pengambilan-keputusan.html [26 Juni

2013].

Montibeller, Gilberto. 2010. Multi-Criteria Decision Analysis for Strategic Decision Making.

London School of Ecsonomics. London